Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PRE

OPERASI BEDAH JANTUNG

Nama Anggota:
1. Adiningtyas Prihandini (S16129)
2. Ahmad Effendri (S16130)
3. Ambar Nurhudayanti (S16131)
4. Andre Nugrahanto (S16132)
5. Annisa’ Istiqomah (S16133)
6. Arvian Putra Riyadi (S16134)
7. Asri Wulandari (S16135)
8. Bagas Pandhu Pramana (S16136)
9. Berliana Sukmawati (S16137)
definisi
Bedah jantung adalah usaha atau operasi yang
dikerjakan untuk melakukan koreksi kelainan
anatomi atau fungsi jantung.
Klasifikasi bedah jantung
1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang
dijalankan dengan membuka rongga jantung
dengan memakai bantuan mesin jantung
paru (mesin extra corporal).
2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi
yang dijalankan tanpa membuka rongga
jantung misalnya ligasi PDA, Shunting
aortopulmonal.
Tujuan bedah jantung
Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-
macam antara lain :
1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya
penutupan ASD, dan Koreksi Tetralogi Fallot.
2. Bypass koroner yaitu operasi yang dikerjakan untuk
mengatasi stenosis/sumbatan arteri koroner.
3. Pemasangan inplant seperti kawat ‘pace maker’
permanen pada anak-anak dengan blok total
atrioventrikel.
4. Transplantasi jantung yaitu mengganti jantung yang
sudah tidak berfungsi, dll
indikasi
Pasien dengan penyakit jantung bawaan
a. Patten ductus arterious (cacat perkembangan jantung)
b. Stenosis katup paru dan aorta
c. Atrium septal defect
d. Tetralogi of fallot

Pasien dengan penyakit jantung dapatan


a. Endokarditis
b. Arteriosklerosis
c. Aneurisma
d. perikarditis
Pemeriksaan diagnostik sebelum
bedah jantung
1. EKG, untuk mengetahui irama jantung
2. Chest X-Ray, untuk melihat anatomi paru dan
jantung
3. Kateterisasi, untuk melihat adakah sumbatan
atau kelainan jantung
4. Echocardiografi, untuk melihat ukuran
jantung, curah jantung, gerakan jantung
5. Pemeriksaan lab, drah lengkap, koagulasi,
elektrolit, urium, kreatinin, BUN, Hb
Asuhan Keperawatan Pre Operasi
Bedah Jantung
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu (demam rhematoid, perikarditis,
arteriosklerosis)
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Observasi dan pemeriksaan fisik B1-B6 (breath, blood,
brain, bladder, bowel, bone)
6. Pengkajian psikososian (personal hygene dll)
7. Pemeriksaan penunjang
8. Terapi
9. Data tambahan (tindakan operasi dll)
Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
Bedah Jantung
1. Ansietas b.d kurang pengetahuan
2. Penurunan cardiac output (curah jantung)
b.d penurunan kontraktilitas miokard.
3. Intoleransi aktifitas b.d adanya
ketidakseimbangan antara suplay oksigen
Intervensi Keperawatan
1. Ansietas b.d kurang pengetahuan
Tujuan: setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam tingkat kecemasan
pasien berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
a. Pasien menyatakan kecemasannya berkurang.
b. Pasien mampu mengenali perasaan ansietasnya.
c. Pasien dapat mengidentifikasikan penyebab atau faktor yang memengaruhi
ansietasnya.
Intervensi:
a. Jelaskan tentang prosedur pembedahan sesuai jenis operasi.
b. Beri dukungan pra bedah
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya
Rasional:
a. Pasien yang teradapatasi dengan prosedur pembedahan yang akan dilaluinya akan
merasa lebih nyaman
b. Untuk membuat pasien lebih tenang

c. Dapat menghilangkan keteganganketegangan terhadap kehawatiran yang tidak


diekpresikan
2. Penurunan cardiac output (curah jantung) b.d penurunan kontraktilitas miokard.
Tujuan: setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
keseimbangan heart rate dan frekuensi jantung dapat terjaga dengan kriteria hasil:
a. Pasien bisa menunjukkan bagaimana cara untuk menjaga kardiac output tetap
stabil
b. Tidak ada bunyi jantung tambahan S3 (gallop) dan S4 (murmur)
c. Tidak ada edema
Intervensi:
a. Observasi TTV
b. Auskultrasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung
ekstra, dan penurunan nadi.
c. Catat warna kulit, adanya kuwalitas pulse
Rasional:
a. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
b. Untuk mengetahui adanya disritmia khusus
c. Sirkulasi perifer turun ketika cardiac output menurun, membuat kulit pucat atau
abu-abu (tergantung dari derajat hipoksia) dan penurunan kekuatan dari denyut
periferal.
3. Intoleransi aktifitas b.d adanya ketidakseimbangan antara suplay oksigen
Tujuan: setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan pasien
dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak mudah lelah dengan kriteria hasil:
a. Pasien mengetahui penyebab dari gangguan intoleransi aktivitas
b. Pasien mampu mengatasi gangguan intoleransi aktivitas
c. Suara navas vesikuler
Intervensi:
a. Observasi TTV
b. Catat respon kardio pulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea, berkeringat, pucat.
c. Anjurkan untuk menarik nafas dalam, batuk efektif, berpindah posisi, memakai
spirometer dan mematuhi terapi nafas.
Rasional:
a. Mengetahui keadaan umum pasien
b. Mengetahui penurunan/ ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan
volume sekuncup selama aktivitas, dengan menyebabkan peningkatan segera
pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga oeningkatan kelelahan dan
kelemahan.
c. Membantu menjaga jalan nafas tetap paten, mencegah atelectasis dan
memungkinkan pengembangan paru.

Anda mungkin juga menyukai