Anda di halaman 1dari 35

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu

mempunyaiperan masing-masing yang merupakan bagian dari

keluarga. Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu

merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan

tanpa hambatan yang berarti (Friedman, 2010)

Keluarga menurut Burges (1963) dalam Friedman (2010) adalah

sekumpulan yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan ikatan

adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama lain dalam

peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki,

saudara perempuan, saudara dan saudari.

Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih

individu yang diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota

keluarga saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain

yang masing-masing mempunyai peran sosial untuk mencapai tujuan

hidup yang sama.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9

2. Fungsi Keluarga

Friedman, (2010) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi afektif

berhubungan fungsi internal keluarga diantaranya perlindungan

psikososial dan dukungan terhadap anggotanya. Sejumlah

penelitian penting dilakukan untuk memastikan pengaruh positif

kepribadian yang sehat dan ikatan keluarga pada kesehatan serta

kesejahteraan individu.

b. Fungsi sosialisasi dan status sosial

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan

anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta

memberikan status pada anggota keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa

generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi sandang, papan, pangan maka keluarga

memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dijalankan pada

keluarga dibawah garis kemiskinan. Perawat bertanggung jawab

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10

mencari sumber-sumber masyarakat yang dapat digunakan untuk

meningkatkan status kesehatan klien.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Yaitu menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat

tinggal, perawatan kesehatan. Fungsi keperawatan kesehatan

bukan hanya fungsi esensial dan dasar keluarga namun fungsi

yang mengemban fokus sentral dalam keluarga yang berfungsi

dengan baik dan sehat. Akan tetapi, memenuhi fungsi perawatan

kesehatan bagi semua anggota keluarga dapat sulit akibat

tantangan eksternal dan internal. Pratt (1976, 1982) menunjukan

bahwa alasan keluarga mengalami kesulitan memberikan

perawatan keluarga bagi anggota mereka terletak pada (a)

struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan kesehatan. Pratt

meneukan bahwa saat keluarga memiliki asosiasi yang luas

dengan organisasi, terlibat dalam aktivitas umum, dan

menggunakan sumber komunitas, mereka memanfaatkan

pelayanan perawatan kesehatan dengan lebih cepat. Selain itu

praktik kesehatan personal meningkat saat suami secara aktif

terlibat dalam urusan internal keluarga , termasuk masalah yang

berkenaan dengan sistem pelayanan kesehatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga menurut Friedman (2010) adalah

Berikut ini akan disampaikan berbagai tipe keluarga :

a. Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,

istri, anak (kandung atau angkat). Dua bentuk variasi yang sedang

berkembang dalam keluarga-keluarga inti adalah keduanya

pekerja/berkarier dan keluarga tanpa anak. Keluarga adoptif

merupakan satu tipe lain dari keluarga inti yang tercatat dalam

literatur karena memliki keadaan dan kebutuhan yang khusus.

2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

yang lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,

nenek, keponakan, paman, bibi. Tipe keluarga ini lebih sering

terdapat di kalangan kelas pekerja dan keluarga imigran. Karena

manusia hidup lebih lama, perceraian , hamil dikalangan remaja,

lahir diluar perkawinan semakin meningkat pula ,dan rumah

menjadi tempat tinggal bagi beberapa generasi, biasanya hanya

bersifat sementara.

3) Keluarga “Dyad” yaitu satu rumah tangga yang terdiri dari

suami,istri dan tanpa anak.

4) “Single parent” yaitu suatu rumah tagga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung /angkat ). Kondisi ini

dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12

b. Tipe keluarga non tradisonal

Tipe keluarga nontradisional menurut Friedman (2010) antara lain

keluarga dengan orang tua yang tidak pernah menikah dan anak

biasanya ibu dan anak, keluarga pasangan yang tidak menikah

dengan anak, pasangan heteroseksual cohabiting (kumpul kebo),

keluarga homoseksual, agugmented family, keluarga komuni,

keluarga asuh.

4. Tahap dan Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (2010) Perkembangan keluarga terbagi

menjadi beberapa tahap dan perkembangan diantaranya yaitu

a. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (berginning family).

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu

suami dan istri yang membentuk keluarga melalui perkawinan

yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing

family).

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak

pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).

c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with

preschool).

Dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13

d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with

schoolchildren).

Dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia

6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak

meninggalkan rumah orang tuanya.

f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

(launching centerfamilies).

Yaitu dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah..

g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).

Dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas Perkembangan : menyediakan lingkungan ya ng

meningkatkan kesehatan, memepertahankan hubungan antara

orang tua, lansia dan anak-anak yang memuaskan, dan umtuk

memperkuat hubungan pernikahan.

Menurut Friedman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah

kesehatan yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan

yaitu :Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup,

kegiatan waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak

baik, program olahraga yang tidak teratur, masalah-masalah

hubungan perkawinan, Komunikasi dan hubungan dengan anak-

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14

anak dan orang tua yang berusian lanjut,masalah yang

berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua

yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

Peran perawat dalam menghadapi masalah kesehatan

:memotivasi orang tua usia pertengahan untuk mengatur pola

makan,istirahat dan olahraga, menganjurkan mengatasi masalah

keluarga dengan cara berembug dengan anak-anaknya,

memotivasi keluarga untuk membantu perawatan orang tua yang

lanjut usia.

h. Tahap VIII keluarga usia lanjut.

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah

satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal,

sampai keduanya meninggal.

5. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

b. Pola interaksi keluarga yang berfungsi: bersifat terbuka dan

jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif.

c. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi social yang diberikan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15

d. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk

merubah perilaku orang lain kearah positif.

6. Struktur Peran Keluarga

Peran-peran keluarga sangat penting, dan merupakan peran

sentral yang setiap orang harus dipelajari agar dapat dimainkan

secara sukses, sedangkan untuk berfungsinya individu secara sukses

melainkan juga keberhasilan fungsi keluarga.

a. Peran formal

Yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogeny

keluarga membagi peran secara mereka kepada anggota

keluarga seperti cara masyarakat membagi peran-perannya.

Peran formal yang biasa dalam keluarga yaitu peran sebagai

peran pencari nafkah, ibu rumah tangga pengasuh dan lain-lain.

b. Peran informal

Peran informal mempunyai tuntuan yang berbeda tidak terlalu

didasarkan pada atribut-atribut /kepribadian anggoata keluarga

ondividual. Dengan demikian, seorang anggota keluarga

mungkin menjadi penengah, berupaya mencari penyelesaian

apabila ada anggota keluarga yang konflik.

c. Nilai dan norma

Nilai adalah keyakinan abadi yang berfungsi sebagai pedoman

umum bagi perilaku dan dalam keluarga nialiu-nilai tersebut

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16

membimbing perkembangan aturan-aturan dan nilai-nilai

keluarga yang lebih spesifik daripada norma-norma keluarga.

Norma adalah rasa perilaku yang dianggap menjadi tahu dari

masyarakat tertentu dan pola-pola perilaku semacam ini

didasarkan pada nilai-nilai keluarga dan itu merupakan modal

perilaku.

7. Proses dan Strategi Koping Keluarga

a. Proses dan strategi koping keluarga

Strategi koping perilaku, kognitif, dan emosional keluarga serta

individu diartikan sebagai masalah atau situasi khusus.

Perbedaan situasi dan masalah membutuhkan pemecahan yang

berbeda: yaitu, respon koping yang berbeda perlu diterapkan..

b. Strategi koping keluarga internal

Dalam strategi ini , tiga jenis strategi koping intra-keluarga yang

umum dibahas yaitu strategi hubungan keluarga, kognitif, dan

komunikasi.

Strategi hubungan : Mengandalkan kelompok keluarga,

kebersamaan yang lebih besar, fleksibilitas peran.

Strategi kognitif : Normalisasi, pengendalian makna masalah

dengan pembingkaian ulang dan penilaian pasif, pemecahan

masalah bersama, mendapatkan informasi dan pengetahuan.

Strategi komunikasi : Terbuka dan jujur, menggunakan humor

dan tawa.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17

c. Strategi koping keluarga eksternal

Strategi koping keluarga eksternal dalam memelihara jalinan

komunitas yang aktif dan menggunakan sistem dukungan sosial

serta strategi spiritual.

8. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Hal-hal terpenting untuk dicermati bahwa dalam kaitanya dengan

perawatan kesehatan adalah sejauh mana keluarga secara mandiri

mampu melakukan tugas kesehatannya. Pada dasarnya menurut

Friedman (2010) ada 5 yang terkait dengan pelaksanaan asuhan

keprawatan jika diterapka pada keluarga Diabtes mellitus yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena

penyakit diabetes mellitus yaitu untuk mengetahui kemampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan,mengkaji sejauhmana

keluarga mengenal tanda dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, tanda gejala, dan penyebab.

b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat

bagi anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus

meliputi cara mengatasi masalah kesehatan.

c. Memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang menderita

diabetes mellitus yang meliputi cara perawatan kepada anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat

kesehatan untuk penderita diabetes mellitus meliputi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18

memelihara lingkungan yang menguntungkan bagi anggota

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

e. Menggunakan fasilitas kesehatan

Yaitu untuk mengetaui sejauh mana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan masyarakat

meliputi cek kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

9. Peran Dalam Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga

Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam

menyelesaikan masalah atau melakukan perawatankesehatan

keluarga,diantaranya sebagai berkut :

a. Pendidik

Dengan diberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan

diharapkan keluarga mampu mengatasi dan bertanggung jawab

terhadap masalah kesehatannya.

b. Kordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar

pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.

c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dalam

rumah,klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam

memberikan perawatan langsung.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawasan kesehatan perawat harus melakukan home

visit atau kunjungan rumah teratur untuk mengidentifikasi atau

melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada

perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina

dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat

dipercaya.

f. Kolaborasi

Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan

pelayanan rumah sakit,puskesmas,dan anggota tim kesehatan

yang lain untuk mencapai tahap kesehatan.

g. Fasilitator

Peran perawat komunitas disini aadlah membantu keluarga

dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat

kesehatan yang optimal.Kendala yang sering dialami keluarga

adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan

kesehatan,masalah ekonomi,dan sosial budaya.

h. Penemu kasus

Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah

mengidentifikasi kesehatan secara dini,sehingga tidak terjadi

ledakan atau kejadian luar biasa (KLB).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20

i. Modifikasi lingkungan

Perawat momunitas juga harus dapat memodifikasi

lingkungan,baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan

lingkungan sekitarnya gar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

B. Konsep Keperawatan keluarga dan model konseptual keluarga

Keperawatan keluarga merupakan kekhususan spesialisasi yang

terdiri dari ketrampilan berbagai bidang keperawatan. Praktek

keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan

menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-

anggotanya dlam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan

keluarga adalah berorientasi pada kesehatan,bersifat holistik,,dan

interaksional, kekuatan keluarga.

Tingkatan keperawatan keluarga:

Ada empat tingkatan keperawatan keluarga yaitu

1. Level 1

Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan

fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang

akan dikaji dan diintervensi.

2. Level 2

Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah

kesehatan/ keperawatan yang sama dari masing-masing anggota

akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai

unit yang terpisah.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21

3. Level 3

Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah su-sistem

dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit

yang berinteraksi, fokus intervensi : hubungan ibu dengan

anak:hubungan perkawinan,dll.

4. Level 4

Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama

dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu

sebagai latar belakang. Keluarga dipandang sebagai interaksional

system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga;struktur dan

fungsi keluarga; hubungan sub-system keluarga dengan lingkungan

luar.

Model Konseptual Keperawatan Keluarga

Konsep model “self care” Dorothea E. Orem (1971) dikutip

dalam Friedman (2010)beranggapan bahwa asuhan keperawatan

dibutuhkan jika seorang dewasa tidak mampu melaksanakan perawatan

diri secara memadai untuk mempertahankan kehidupan, memelihara

kesehatan, pulih dari penyakit atau cedera, atau mengatasi efek penyakit

atau cedera. Model Orem juga mengakomodasi keadaan saat asuhan

keperawatan mungkin ditujukan untuk orang tua atau wali yang merawat

anak yang sedang sakit. Sebagai contoh asuhan keperawatan dapat

ditujukan untuk orang tua atau wali yang merawat anak yang sedang

sakit. Enam konsep utama dalam konsep Orem adalah perawatan diri,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22

agensi perawatan diri, kebutuhan keperawatan diri secara terapeutik,

deficit perawatan diri, institusi dan sistem keperawatan. Sebuah konsep

sekunder, tetapi penting adalah konsep faktor pengondisian landasan

yang membahas beragam karakteristik personal dan keadaan klien.

Gray (1996) dalam Friedman (2010) menyatakan bahwa steiap

individu anggota keluarga dapat dipandang sebagai agena perawtan diri

yang memberi konstribusi pribadi berkelanjutan bagi kesehatannya

sendiri. Anggota keluarga baik secara individu atau kelompok, dapat

melakukan atau menjalankan keharusan perawatan diri yang meliputi

sikap mengebai kesehatan mereka dan kemampuan mereka untuk

melaksanakan perilaku perawatan diri. Perawatan diri dapat digunakan

untuk membantu perkembangan promosi kesehatan dalam keluarga dan

untuk mengenali serta mengevaluasi beberapa area yang mungkin

mengalami penurunan kesehatan.

C. Diabetes Melitus

1. Pengertian

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara

genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa

toleransi karbohidrat (Price dan Wilson, 2005).

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolime karbohidrat,lemak,dan protein yang disebabkan oleh

penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23

keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular,makrovaskular,dan neuropati (Yuliana elin, 2009)

dikutip dalam (Amin Hardhi, 2013).

Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan suatu penyakit

menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah )

melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau

lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa sama atau diatas

126 mg/dl (Misnadiarly, 2006) dikutip dalam (Amin Hardhi, 2013).

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan Diabetes mellitus

adalah keadaan tubuh seseorang dimana terjadi ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan insulin yang mengakibatkan kenaikan

kadar glukosa (gula darah).

2. Anatomi dan Fisiologi

Gambar I.1 Anatomi Pankreas

Sumber: (Evelyn C pearce, 2009)

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24

Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat

mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas

sentimeter, mulai dari duodenum sampai limpa, dan dilukiskan

sebagai terdiri atas tiga bagian.

Kepala pankreas yang paling lebar, terletak di sebelah kanan

rongga abdomen, didalam lekukan duodenum, dan yang paling

praktis melingkarinya.

Badan pancreas merupakan bagian uatama pada organ itu,

letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis

pertama.

Ekor pankreas adalah bagian yang runcing di sebelah kiri, yang

sebenarnya menyentuh limpa.

Jaringan pankreas terdiri atas lobula daripada sel sekretori yang

tersusun mengitari saluran-saluran halus.Saluran-saluran ini mulai

dari persambungan saluran-saluran kecil dari lobula yang terletak di

dalam ekor pankreas dan berjalan melalui badannya dari kiri ke

kanan.

Saluran-saluran kecil itu menerima saluran dari lobula lain dan

kemudian bersatu membentuk saluran utama, yaitu duktus Wirsungi.

Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas

terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang

membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :

a. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25

b. Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya

keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke

darah.

Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis

dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3

% dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid

dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans

yang terkecil adalah 50 μ, sedangkan yang terbesar 300 μ, terbanyak

adalah yang besarnya 100 – 225 μ. Jumlah semua pulau langerhans

di pancreas

diperkirakan antara 1 – 2 juta. Pulau langerhans manusia,

mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

1) Sel – sel A ( alpha), jumlahnya sekitar 20 – 40 % :

memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik,

suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity” .

2) Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat

insulin.

3) Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat

somatostatin.

Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan

berdasarkan struktur dan sifatpewarnaan.Di bawah

mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna dan

banyak mengandung pembuluh darah kapiler.Pada penderita

DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26

normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan

untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.Insulin

merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk

insulin manusia.

Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang

tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini

dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri

dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai

B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 –

7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat

berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang

besar di dalam membrana sel. Insulin di sintesis sel beta

pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran

berselaput yang berasal dari kompleks Golgi.

Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik

kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah

meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin

meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah,

produksi insulin akan menurun.

3. Etiologi

Amin, Hardi (2013) menyebutkan penyebab dari DM tipe I dan DM

tipe II sebagai berikut :

a. DM tipe I

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan

penghancuran sel-sel beta pankreas yang disebabkan diantaranya

oleh faktor penderita tidak diwarisi diabetes itu sendiri,tetapi

mewarisi suatu presdiposisi atau kencenderungan genetic kearah

terjadinya tipe diabetes tipe I, faktor imunologi. Faktor

lingkungan yaitu virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbulkan estruksi sI beta.

b. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi

insulin. Faktor yang berhubungan dengan proses terjadinya

diabetes tipe II yaitu usia, obesitas, riwayat dan keluarga.

Ada bukti yang menunjukan bahwa etiologi diabetes

mellitus bermacam-macam. Meskipun berbagai lesi dengan jenis

yang berbeda akhirnya akan mengarah pada insufiensi insulin,

tetapi determinan genetic biasanya memegang peranan penting

pada mayoritas diabetes melitus. Diabetes melitus tipe 1 adalah

penyakit autoimun yang ditentukan secara genetic dengan gejala-

gejala yang pada akhirnya menuju proses bertahap perusakan

imunologi sel-sel yang memproduksi insulin. Individu yang peka

secara genetic tampaknya memberikan respon terhadap kejadian-

kejadian pemicu yang diduga berupa infeksi virus,dengan

memproduksi autoantiboi terhadap sel-sel beta,yang akan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28

mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin yang dirangsang

oleh glukosa.

Pada pasien-pasien dengan diabetes mellitus tipe 2,

penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat.Indeks untuk

diabetes tipe 2 pada kembar monozigot hampir 100%. Risiko

berkembangnya diabetes mellitus tipe 2 pada saudara kandung

mendekati 40% dan 33% untuk anak cucunya. Transmisi genetic

adalah paling kuat dan contoh terbaik terdapat dalam awitan

dewasa muda (MODY), yaitu subtype penyakit diabetes yang

diturunkan sebagai pola autosomal dominan. Jika orang tua

menderita diabetes tipe 2, rasio diabetes dan nondiabetes adalah

1:1, dan sekitar 90% pasti membawa (carrier) diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 ditandai dengan kelainan sekresi insulin, serta

kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-

sel sasaran terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula mengikat

dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,

kemudian terjadi reaksi intraseluler yang menyebabkabn

mobilisasi pembawa GLUT 4 glukosa dan meningkatkan

transport glukosa menembus membrane sel.

4. Patofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapt dikaitkan dengan satu

dari tiga efek utama kekurangam insulin sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29

a. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh,dengan

akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah sehingga 300

sampai 1200 mg/hari/100ml.

b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan

lemak,menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun

pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang mengakibatkan

asterosklerosis.

c. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh

Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada

diabetes mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke

dalam urine klien diabetes mellitus.Bila jumlah glukosa yang

masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira

diatas 225 mg/dl glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang

ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk

tiap menit tetap,maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa

meningkat melebihi 180 mg%.

Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolism karbohidrat

ke metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan

hampir semua energinya pada lemak, kadar asam aseto-asetat

dan asma Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat

dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30

5. Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda-tanda Diabetes Melitus dapat digolongkan

menjadigejala akut dan gejala kronik (Amin, Hardhi,2013) :

a. Gejala Akut Penyakit Diabetes Melitus

Gejala penyakit Diabetes Melitus dari satu penderita ke penderita

lain bervariasi, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala

apapun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang ditunjukkan

meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi),

banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing (poliuri). Keadaan

tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala

banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai

berkurang/berat badan turun dengan cepat (turun 5 – 10 kg dalam

waktu 2 – 4 minggu), mudah lelah, dan bila tidak lekas diobati,

akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang

disebut dengan koma diabetik.

b. Gejala Kronik Diabetes Melitus

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes

Melitus diantaranya adalah kesemutan diakibatkan oleh

gangguan pada pembuluh darah kapiler yang kecil dan rusaknya

pembuluh darah tepi. Hal ini menyebabkan volume darah yang

mengalir di ujung saraf berkurang. Jika mengalami hal ini

penderita akan mengalami kesemutan terus-menerus di ujung jari

dan diikuti oleh rasa sakit lain seperti nyeri di ujung telapak kaki,

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31

serta telapak kaki terasa menebal dan panas. Keadaan ini

biasanya dirasakan pada malam hari; kulit terasa panas, atau

seperti tertusuk jarum; rasa tebal di kulit; kram; capai; mudah

mengantuk, mata kabur, biasanya sering ganti kacamata; gatal di

sekitar kemaluan terutama wanita; gigi mudah goyah dan mudah

lepas kemampuan seksual menurun, bahkan impotensi dan para

ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin

dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg

(Soegondo dkk, 2004).

6. Penatalaksanaan Umum

a. Penatalaksanaan medis

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan

therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra)

yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga

secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes melitus tipe 2, penatalaksanaan

pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan

aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah

menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi

berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32

diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan

bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan

saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang

cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak

mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat

berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik

oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum

berbuka lebih besar daripada dosis sahur.

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba

menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam

upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.

Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai

kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam

penatalaksanaan diabetes : Diet, latihan fisik (senam kaki) :

Penelitian terkait yang dilakukan oleh Karnirius Harefa (2011),

yaitu Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sirkulasi Darah Kaki Pada

Pasien Diabetes Melitus Di Ruang Penyakit Dalam RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2011 yang menunjukan hasil

penelitian Setelah dilakukan senam kaki didapatkan rata-rata

sirkulasi darah kaki responden 1,16 yang berarti bahwa sirkulasi

darah responden normal. Hal ini dapat terjadi karena senam kaki

dapat memperbaiki peredaran darah yang terganggu dan

memperkuat otot-otot kecil kaki pada pasien diabetes melitus.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33

Senam kaki yang dilakukan peneliti di RSU Dr. Pirngadi Medan

tahun 2011 sebanyak 29 responden, didapatkan 27 responden

(80%) yang mengalami peningkatan sirkulasi darah dengan mean

Pre Test dan Post Test adalah -0,240. Pemantauan, terapi (jika

diperlukan), dan pendidikan.

b. Penatalaksanaan keperawatan

Diagnosa keperawatan

Resiko tinggi infeksi pada keluarga Bpk.S terutama Ibu.K

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan Diabetes mellitus.

Fokus intervensi

Diagnose I : Resiko tinggi infeksi pada Keluarga Bpk.S terutama

Ibu. K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan Diabetes mellitus

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selama 3 hari pertemuan

bisa menurunkan diabetes mellitus

Intervensi :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kekesehatan

diabetes mellitus

a) Diskusikan dengan keluarga pengertian, penyebab dan

tanda gejala dengan menggunakan lefleat dan lembar

balik

b) Evaluasi penjelasan yang telah diberikan

c) Berikan reinforcement positif atas jawaban yang benar

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
34

2) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan diabetes mellitus.

a) Diskuskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan

Diabetes mellitus dengan menggunakan lefleat dan

lembar balik.

b) Berikan reinforcement positif atas jawaban yang benar

c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
35

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
36

D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes

Melitus

1. Pengkajian

Pada bagian pengkajian ini berhubungan dengan informasi dasar

tentang keluarga, pendekatan-pendekatan utama yang digunakan

untuk menganalisa keluarga, dan tujuan-tujuan utama serta peran-

peran yang berkenaan dengan perawat keluarga. Proses pemberian

keperawatan kesehatan keluarga dan aspek-aspek perkembangan

keluarga juga digali. Kerangka yang digunkan untuk membentuk

alat pengkajian dan proses keperawatan keluarga adalah teori

structural-fungsional, yang dimodifikasi untuk memenuhi

kebutuhan khusus bagi perawatan kesehatan keluarga ; teori

perkembangan keluarga‟ dan teori sistem-sistem. Ada lima bidang

yang termasuk dalam pendekatan komprehensif ini : (1)

mengidentifikasi data, (2) data lingkungan, (3) dimensi structural

keluarga, dan (4) fungsi keluarga, (5) strategi dan proses koping

keluarga (Friedman, 2010).

2. Diagnosa

Menurut Aplikasi NANDA (2013) diagnosa yang mungkin muncul

pada klien dengan Diabetes diantaranya Resiko infeksi, nyeri akut,

intoleransi aktivitas.

3. Perencanaan

Pengkajian dan diagnosa membimbing para professional dalam

bidang kesehatan dalam merencanakan dan implementasi strategi-

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
37

strategi. Transisi peran dan masalah-masalah peran dapat

menciptakan ketimpangan substansial dan stress dalam seluruh

sistem keluarga,meskipun dari luar hanya satu atau orang yang

terpengaruh. Oleh sebab itu, strategi-strategi mengajar dan

konseling dan strategi rujukan yang sering digunakan untuk

memperbaiki transisi peran dan masalah-masalah peran (Friedman,

2010).

Fokus Intervensi yang dilakukan pada Diabetes melitus

a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota dengan diabetes mellitus

1) Tujuan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari resiko

infeksi tinggi tidak terjadi

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
38

2) Tujuan khusus

a) Setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit keluarga

dapat mengenal masalah diabetes mellitus antara lain :

pengertian diabetes mellitus, menyebutkan penyebab

diabetes mellitus, menyebutkan tanda gejala diabetes

mellitus

Intervensi : dengan menggunakan lembar balik jelaskan

arti diabetes mellitus, diskusikan dengan keluarga

penyebab diabetes mellitus, kaji pengetahuan keluarga dan

diskusikan tentang tanda dan gejala diabetes mellitus

b) Mengambil keputusan anggota keluarga untuk mencegah

masalah diabetes mellitus

Intervensi : sebutkan cara pencegahan diabetes mellitus

pada ibu K,beri pujian positif pada keluarga atas

usahanya

c) Merawat anggota keluarga yang sakit dengan

menyebutkan komplikasi diabetes mellitus

Intervensi : sebutkan komplikasi diabetes mellitus,

sebutkan alternative pengobatan diabetes mellitus, beri

pujian positif pada keluarga atas usahanya

d) Dapat memodifikasi lingkungan dengan baik dengan cara

menjelaskan lingkungan yang baik bagi penderita.

Intervensi : sebutkan syarat mengontrol makanan, beri

pujian positif pada keluarga atas usahanya.

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
39

e) Dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan

cara atur jadwal rutin ke puskesmas

Intervensi : diskusikan manfaat kunjungan ke fasilitas

pelayanan kesehatan, beri pujian pada keluarga atas

usahanya.

b. Nyeri akut pada Ibu.K berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Diabetes

mellitus)

Intervensi :

1) Tujuan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari nyeri

pada keluarga Bp.S terutama Ibu.K tidak terjadi.

2) Tujuan khusus

a) Setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit keluarga

dapat mengenal masalah Diabetes mellitus antara lain :

pengertian diabetes mellitus, menyebutkan penyebab

diabetes mellitus

Intervensi : dengan menggunakan lembar balik jelaskan

pengertian diabetes mellitus, diskusikan dengan keluarga

penyebab diabetes mellitus

b) Memutuskan merawat anggota keluarga dengan masalah

diabetes mellitus.

Intervensi : dengan lembar balik jelaskan cara

pencegahan diabetes mellitus, gali pendapat keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
40

bagaimana cara pencegahan diabetes mellitus pada Ibu.K,

beri pujian positif pada keluarga atas usahanya.

c) Mengetahui cara mengatasi diabetes mellitus pada

nggota keluarga yang sakit dengan diabetes mellitus

Intervensi : menyebutkan cara mengatasi diabetes

mellitus, beri pujian positif pada keluarga atas ushahanya.

d) Dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi

Diabetes mellitus

Intervensi : disuksikan manfaat kunjungan ke fasilitas

pelayanan kesehatan, beri pujian positif pada keluarga

atas usahanya.

c. Intoleransi aktivitas pada keluarga Bp.S terutama Ibu K

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang memiliki intoleransi aktivitas.

1) Tujuan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari

intoleransi aktifitas pada keluarga Bpk.S terutama Ibu K

tidak terjadi.

2) Tujuan khusus

a) Setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit keluarga

dapat mengenal masalah kesehatan antara lain : Sebutkan

tanda dan gejala kelelahan, dengan menggunakan lembar

balik jelaskan tanda dan gejala keleahan, mengambil

keputusan anggota keluarga dengan masalah kelelahan

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
41

Intervensi : Dengan lembar balik jelaskan cara pencegahan

keleahan ,gali pendapat keluarga bagaimana cara pencegahan

kelelahan

b) Dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Intervensi : Diskusikan manfaat kunjungan ke fasilitas

pelayanan kesehatan, sebutkan fasilitas pelayanan

kesehatan, beri pujian pada keluarga atas usahnya.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994,

dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang

diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan,

tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-

keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang

muncul dikemudian hari.

5. Evaluasi

Komponen ke lima dari proses keperawatan adalah evaluasi.

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-

intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang

lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga

dan hasil (bagaimana keluarga memberikan respon), bukan

intervensi-intervensi yang diimplementasikan (Friedman, 2010).

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
42

Asuhan Keperawatan Keluarga..., TRIOGI BELITASARI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Anda mungkin juga menyukai