Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PRAKTIKUM MANAJEMEN KEPERAWATAN

ISBAR

Disusun Oleh:

Kelompok 3 PSIK 7 C3

1. Dina Luvidayani (1710201186)

2. Melathi Sangria Brasti (1710201187)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2020
A. Latar Belakang

SBAR direkomendasi sebagai sarana untuk menghindari komunikasi yang tidak

jelas antara professional perawatan kesehatan demi meningkatkan keselamatan pasien.

Ada perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan model SBAR. Secara kualitatif

didapatkan empat tema yaitu struktur SBAR, waktu pelaporan, aspek keselamatan dan

pribadi pasien. Sehingga model SBAR dianggap sebagai struktur yang baik dalam

melakukan komunikasi yang efektif sehingga dapat meningkatkan keselematan pasien

(Blom et al., 2015).

Proses komunikasi efektif dengan metode SBAR mampu menunjang komunikasi

antar interprofesional dalam membangun interaksi yang efesien, terstruktur dan

menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada serta mampu menaikkan indikator

keselamatan pasien. Melalui pelatihan komunikasi SBAR yang diberikan kepada tenaga

kesehatan diharapkan mampu menciptakan informasi yang akurat dan efektif yang dapat

diinformasikan kepada orang yang akan menerima informasi dan diaplikasikan di setiap

tempat pelayanan kesehatan (Istanti, 2015).

B. Tujuan Makalah

Bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan komunikasi efektif

dalam menyampaikan kondisi pasien yang kritis dan perlu tindakan segera.

C. Teori Dasar Tentang ISBAR

Komunikasi ISBAR merupakan Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di

rumah sakit meliputi Introduction, Situation, Background, Assessment dan

Recommendation. Metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan

handover ke pasien. Komunikasi efektif menggunakan komunikasi ISBAR adalah


kerangka yang mudah di ingat, mekanisme nyata yang digunakan untuk menyampaikan

kondisi pasien yang kritis atau perlu perhatian dan tindakan segera. Komunikasi ISBAR

adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam

menyampaikan kondisi pasien yang efektif merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien berdasarkan standar keselamatan pasien di rumah sakit. Komunikasi

yang tidak efektif adalah hal yang paling sering disebutkan sebagai penyebab dalam

beberapa kasus yang ada di rumah sakit. Komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat,

komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh penerima.

a. ISBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting

yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi

yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. ISBAR juga dapat digunakan

secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di

daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan

untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan

rekomendasi. ISBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim

kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

b. Langkah melakukan ISBAR (Introduction, Situation, Background, Assesment,

Recommendation) dan konfirmasi ulang.

1. Introduction, berisi:

 Salam

 Perkenalan dengan menyebutkan identitas perawat da nasal ruang perawatan

2. Situation, berisi:

 Identitas pasien

 Alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif

3. Background, berisi:
 Latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS),

 Alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap),

 Pengelolaan pasien yang sudah berjalan

 Terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan)

 Sudah dilakukan tindakan …. pengobatan …..”

4. Asessment

 Sebutkan penilaian kondisi pasien menurut pelapor (bila ada) Dengan kata-

kata, ”Menurut saya kondisi pasien mengarah ke ….”

5. Recommendation

Sebutkan rekomendasi untuk pasien menurut pelapor (bila ada)

 Dengan kata-kata, ”Apa yang perlu dilakukan? Mohon dokter segera

datang”

 Dengan kata-kata, ”Pasien dengan diagnosis …. perawatan hari ke ….

6. Konfirmasi ulang.

 Catat hasil pembicaraan pada secarik kertas

 Sebutkan ulang kepada pihak yang dilapori,

 Bila benar, pihak yang dilapori menyatakan setuju dengan hasil tersebut.

 Pembicaraan selesai.

c. Khusus untuk konsultasi perawat dengan dokter:

1. Salin hasil pembicaraan di status pasien dengan urutan SBAR.

2. Bubuhkan stempel untuk tempat tanda tangan dokter.

3. Dalam waktu 1×24 jam, dokter yang dikonsuli harus membubuhkan tanda

tangan sebagai bentuk pengesahan instruksi tersebut.


d. Sistem komunikasi ISBAR digunakan untuk mengkomunikasikan pasien dan

pengelolaannya, terutama komunikasi verbal baik langsung maupun melalui

sambungan telepon antar tenaga kesehatan yaitu antara:

1. Perawat dengan dokter

2. Konsultasi antardokter

3. Antar bagian layanan kesehatan

4. Pergantian petugas jaga (shift)

e. Unit Terkait :

1. Keperawatan

2. Dokter

3. Instalasi Rehabilitasi Medik

4. Laboratorium

5. Radiologi

6. Instalasi Gizi

7. Instalasi Gawat Darurat

D. Skenario ISBAR

Perawat : Assalamualaikum, selamat pagi dok. mohon maaf menganggu waktunya.

Apakah benar ini dengan dokter ….. ?

Dokter : Waalaikumsalam, iya benar.

Perawat : Saya perawat ….. dari ruang Mawar RS Pelita Harapan ingin melaporkan

keadaan pasien yang bernama Tn. S umur 45 tahun, dalam perawatan di

ruang Mawar nomor 12b dengan diagnosa medis vertigo. Saat ini kondisi

pasien tidak baik, pasien terlihat lemas dan berbaring diatas tempat tidur.

Pasien terpasang infuse RL 20 tetes/menit, kesadaran composmentis. TD


120/80 mmHg, RR 20x/menit, nadi 100x/menit dan suhu 36◦C. Pasien saat

ini mengeluh nyeri kepala dibagian tengah seperti berputar-putar dan

merasa mual ketika makan. Tindakan yang sudah dilakukan yaitu

menganjurkan pasien latihan tarik nafas untuk mengurangi rasa nyerinya

dan juga sudah memberikan analgesik. Jadi bagaimana dok apakah ada

rekomendasi pengobatan yang di perlukan untuk pasien dok?

Dokter : Baik sus, lanjutkan latihan tarik nafas dalam untuk mengurangi rasa

nyerinya. Berikan juga obat betahistine 3x sehari untuk meredakan

keluhan vertigo pada bapak tersebut. Lakukan monitor tanda-tanda

vitalnya juga.

Perawat : Baik dok, saya ulangi rekomendasi dari dokter. Lanjutkan untuk latihan

tarik nafas, berikan obat betahistine 3x sehari untuk meredakan keluhan

vertigonya dan lakukan monitor pada tanda-tanda vital pasien. Apakah

sudah benar dok?

Dokter : Ya sus, benar

Perawat : Baik dokter terimakasih atas waktunya. Assalamualaikum.

Dokter : Sama-sama. Waalaikumsalam.


DAFTAR PUSTAKA

https://snars.web.id/rs/sbar-komunikasi-efektif-di-rumah-sakit/

Pratiwi, I. aprilia. (2019). Penggunaan Komunikasi SBAR Menuju Keselamatan Pasien.

https://doi.org/10.31227/osf.io/tkwe8

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/download/34577/75676582412

Anda mungkin juga menyukai