0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
258 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, stadium, dan diagnosa keperawatan kanker ovarium. Kanker ovarium dipengaruhi oleh faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, dan hormon. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga karena ovulasi berulang dan androgen. Kanker ovarium dapat menyebar ke bagian
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, stadium, dan diagnosa keperawatan kanker ovarium. Kanker ovarium dipengaruhi oleh faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, dan hormon. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga karena ovulasi berulang dan androgen. Kanker ovarium dapat menyebar ke bagian
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, stadium, dan diagnosa keperawatan kanker ovarium. Kanker ovarium dipengaruhi oleh faktor risiko seperti usia, riwayat keluarga, dan hormon. Penyebabnya belum diketahui pasti tetapi diduga karena ovulasi berulang dan androgen. Kanker ovarium dapat menyebar ke bagian
1. Nuliparitas (tidak pernah melahirkan) NIRM: G3A018019 CA OVARIUM 2. Menarche awal (haid pertama di usia terlalu muda) 3. Menopause terlambat (berhenti haid di usia terlalu tua) ETIOLOGI 4. Peningkatan usia DEFINISI 5. Riwayat keluarga: Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan Ca Ovarium (kangker ovarium) adalah kangker tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker adanya riwayat keluarga yang menderita yang berkembang disel- sel yang menunjang ovarium, diantaranya: kanker ovarium dan ovarium, termasuk sel epitel permukaan, sel 1.Hipotesis incessant ovulation kanker payudara akan meningkatkan risiko germinal, dan sel setroma. Sel- sel yang Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel terkena bermetastasis dari organ lain menuju ovarium, tidak ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. kanker ovarium sebanyak 3 kali lipat, dikatakan sebagai kangker ovarium. (Syafrudin, 2. Hipotesis androgen diturunkan secara Hamidah, 2009) Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker genetik berhubungan dengan mutasi dari tumor ganas pada indung telur yang paling sering ovarium. gen.( Schorge, 2008) ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun,dapat menyebar ke bagian panggul dan perut melalui sistem getah bening,dapat menyebar ke hati dan KLASIFIKASI 1. Tumor epithelial MANIFESTASI KLINIS Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium. Pada umumnya jenis tumor yang berasal dari Gejala umum bervariasi yang biasanya PEMERIKSAAN PENUNJANG muncul pada kanker ovarium adalah : epitelial adalah jinak PP 2. Tumor germinal a) Dispepsia 1. Pemeriksaan Laboratorium. umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa b) Menoragia - darah lengkap menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama c) Menopause lebih dini - kimia darah adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. d) Rasa tidak nyaman pada abdomen. - CA 125: protein yang ditemukan pada 3. Tumor stromal e) Nyeri tekan pada pelvis Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong f) Lingkar abdomen yang terus permukaan sel kanker ovarium, abnormal tinggi meningkat ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan 2. USG Abdomen g) Sering berkemih progesteron, 3. CT Scan atau MRI perut 4. Biopsi: mengangkat contoh jaringan untuk Pengkajian pengujian PATHWAY Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan Terlampir sistematis akan membantu pemantauan status PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI kesehatan dan pola pertahanan pasien, a. pengobatan mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan a. Torsi diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006) b. Operasi b. Rupture kista c. Radioterapi 1. Dasar data pengkajian c. Perdarahan d. Kemoterapi a. Aktivitas/istirahat d. keganasan b. Sirkulasi c. Integritas ego d. Eliminasi STADIUM CA OVARIUM e. Makanan/cairan f. Neurosensori Stadium I : Tumor terbatas pada ovarium. g. Kenyamanan h. Keamanan Stadium Ia : Pertumbuhan terbatas pada 1 ovarium i. Seksualitas interaksi sosial Stadium Ib : Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium; 2. Pemeriksaan fisik Stadium Ic : Tumor dengan stadium la atau Ib dengan pertumbuhan tumor di permukaan luar 3. Pemeriksaan laboratorium satu atau kedua ovarium; atau dengan kapsul pecah; atau dengan asites berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif Diagnosa Keperawatan Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke panggul 1. Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis Stadium IIa : Perluasan dan atau metastasis ke uterus dan/ atau tuba jaringan pada ovarium akibat penyakit kanker Stadium IIb : Perluasan ke jaringan pelvis lainnya ovarium Stadium IIc : Tumor stadium Ila atau llb tetapi dengan tumor pada permukaan satu atau kedua 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan ovarium, kapsul pecah; atau dengan asites yang mengandung sel ganas atau berhubungan dengan perubahan fungsi gastrointestinal dengan bilasan peritoneum positif. 3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan Stadium III : Tumor mengenai satu atau kedua tumor dengan implan di peritoneum, di luar penekanan pada vesika urinaria pelvis dan/atau KGB retroperitoneal atau inguinal positif. Metastasis permukaan hati masuk stadium III. Tumor terbatas dalam pelvis kecil, tetapi secara histologik INTERVENSI terbukti meluas ke usus besar atau omentum. 1, Nyeri kronis berhubungan dengan nekrosis jaringan pada Stadium IIIa : Tumor terbatas di pelvis kecil dengan KGB negatif tetapi secara histologik dan ovarium akibat penyakit kanker ovarium dikonfirmasi secara mikroskopik adanya penumbuhan (seeding) di permukaan peritoneum abdominal Rencana Tindak lanjut : Stadium IIIb : Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implan di permukaan Setelah diberikan asuhan keperawatan nyeri yang dialami pasien berkurang atau hilang. peritoneum dan terbukti secara mikroskopik, diameter tidak melebihi 2 cm, dan Kriteria Hasil KGB negatif 1) Pasien menyatakan nyeri berkurang Stadium IIIc : Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm dan / atau KGB retroperitoneal atau 2) Pasien tampak rileks inguinal positif. 3) Skala nyeri 0 dari 0 – 10 Stadium IV : Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Disertai Rencana Tindakan efusi pleura dengan hasil sitologi positif dimasukkan dalam stadum IV. Begitu - Kaji nyeri dengan teknik PQRST. juga metastasis ke parenkim hati. - Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal - Anjurkan untuk istirahat dengan tenang 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan perubahan fungsi - Pertahankan istirahat dengan dengan posisi semi gastrointestinal fowler - dorong pengungkapan perasaan pasien Rencana tindak lanjut : - Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam Setelah diberikan asuhan keperawatan pasien dapatmendemonstrasikan berat badan Kriteria Hasil: 1. Berat badan pasien stabil. 2. Pasien bebas dari tanda – tanda malnutrisi. 3. TTV pasien dalam batas normal Rencana Tindakan 1. Pantau intake makanan setiap hari 2. Identifikasi klien yang mengalami mual atau muntah yang diantisipasi 3. Dorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan intake cairan yang adekuat. 4. kolaborasi pada ahli atau tim pendukung nutrisi DAFTAR PUSTAKA 3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria Rencana tindak lanjut : Bruner & Suddarth, (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8 Volume Setelah diberikan asuhan keperawatan pasien diharapkan pola eliminasi urine pasien 2. EGC: Jakarta. kembali normal (adekuat) Kriteria Hasil: Depkes RI.(2001). Statistik Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta: Depkes RI a. Tidak terjadi hematuria Mocthar (2006). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC b. Tidak terjadi inkontinensia urine c. Tidak terjadi disuria Manuaba, I.G.B. (2004). Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC d. Jumlah output urine dalam batas normal (± 0,5 - 1 cc / kgBB / jam) Rencana Tindakan NANDA. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 - 2006 Definisi dan 1. Catat keluaran urine, selidiki penurunan atau penghentian aliran urine tiba-tiba Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika 2. Observasi dan catat warna urine. Perhatikan ada atau tidaknya hematuria 3. Dorong peningkatan cairan dan pertahankan pemasukan akurat Sarwono, P. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP 4. Awasi tanda vital. Price. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC.