Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER URETER

OLEH :
ZAIDIL FARODLI
NIM. 1410088

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ARTHA BODHI ISWARA
SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal.
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian
tubuh. Pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan
manusia yang menjadi hospesnya.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan masalah ca ureter.
1.3 Manfaat
Dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa agar dapat mengetahui penyebab ca
ureter dan pencegahannya agar terhindar dari ca ureter baik untuk dirinya sendiri maupun
keluarga dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu menjaga
kesehatannya, serta bisa menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan bahayanya penyakit ca
ureter yang dapat menyebabkan kematian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR TEORI

Definisi
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal. Kanker dapat terjadi pada
sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter.
Kanker pada sel-sel yang melapisi pelvis renalisdisebut karsinoma sel transisional. Pelvis
renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang mengalirkan air kemih ke ureter.
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior
di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.
Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-
ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini
sering terbentuk batu/kalkulus.

Etiologi
Kemungkinan besar perkembangan kanker adalah terkait dengan masalah kromosom
yang menyebabkan penampilan dan pertumbuhan sel-sel ganas. Hal ini bisa disebabkan sebagai
akibat dari paparan karsinogenik tertentu, rangsangan agen atau zat yang dapat menyebabkan
kanker.

Manifestasi Klinis
1. Hematuria
Hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat dinyatakan
sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker kandung kemih
akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan bangkai bangkai busuk.
2. Iritasi kandung kemih
Tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup patologi meluas atau saat terjadi infeksi
dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang
air kecil dan urgen.
3. Gejala obstruktif saluran kemih
Adanya tumor yang lebih besar, tumor pada ureter dan penyumbatan gumpalan darah akan
menyebabkan buang air bahkan sampai retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran
kemih dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang,
hidronefrosis dan fungsi ginjal terganggu.
4. Gejala metastase
Invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih sekitarnya, organ lain atau
metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan menyebabkan nyeri di daerah kandung kemih,
uretra fistula vagina, dan edema ekstremitas bawah, metastasis sampai organ yang lebih jauh,
nyeri tulang dan cachexia.

Patofisiologi
Kenaikan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang ditandai difirasi glomelurus,
fungsi tubular, dan aliran darah ginjal, tingkat perubahan secara fungsional secara langsung
berkaitan dengan durasi dalam sistem pengumpulan intrarenal, derajat diladasi oleh parenkem
ginjal.

Klasifikasi
1. Stadium (0)
Dikenal sebagai karsinoma in situ, di dalam ureter organisme bagian tepi timbul tumor.
2. Stadium (I)
Sel kanker telah menyebar ke lapisan dalam dan luar ureter.
3. Stadium (II)
Sel kanker telah menyebar ke lapisanan otot dinding ureter.
4. Stadium (III)
Sel kanker telah menyebar sampai jaringan adipose pada sekitar ureter , kemungkinan
menyebar sampai ke alat kelamin.
5. Stadium (IV)
Sel kanker telah menyebar dari ureter sampai ke peritoneum atau ke panggul. Sel kanker
mungkin telah mempengaruhi sampai ke kelanjar getah bening atau sampai ke organ lain
dalam tubuh.
6. Kekambuhan
Setelah dilakukan pengobatan kanker ureter, ureter atau bagian lain dalam tubuh bisa
mengalami kekambuhan.

Komplikasi
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal.

Pemeriksaan Diagnostic
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi intravena atau urografi
retrograd.
2. CT scan dapat membantu membedakan tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan
menunjukkan pertumbuhan kanker.
3. Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.
4. Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan untuk mengamati atau kadang untuk mengobati
tumor yang kecil.
Penatalaksanaan
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal dan ureter
(nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik atau jika penderita hanya
memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung
kepada dialisa. Jika kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi. Pengobatan untuk kanker
uretra bisa dilakukan dengan cara:
1. Pembedahan
2. Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya untuk
membunuh sel-sel kanker.
3. Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker ureter terdiri dari:
a. Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker. Tumor dan daerah di
sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
b. Terapi laser.

B. KONSEP DASAR ASKEP

Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa,


sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut.
a. Anamnesis
Keluhan utama yang sering menjadi alasan kien untuk meminta pertolongan kesehatan
kepada tenaga kesehatan atau tanaga menis.
b. Riwayat penyakit saat ini
Faktor riwayat penyakit sangat penting di ketahui karena untuk mengetahui predisposisi
penyebab Ca ureter. Disini harus di tanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti
kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk. Keluhan Ca ureter perlu mendapat
perhatian untuk di lakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya Ca
ureter, stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri pada ureter, dan tindakan apa yang telah
di berikan dalam upaya menurunkan keluhan nyeri tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah di alami klien yang memungkinkan adanya hubungan atau
menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernah kah klien mengalami Ca ureter
sebelumnya.
d. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang di gunakan klien juga penting untuk menilai respon
emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga
dan mesyarakat serrta respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari hari baik dalam
keluarga atau masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul
ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas
secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh). Karena
klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini memberi dampak pada ststus
ekonomi klien, karena biaya perawatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak
sedikit.

Pengkajian diagnostik pada Ca ureter

1. Pemeriksaan sedimen urine menunjukan adanya: leukosituria, hematuria, dan dijumpai


kristal-kristal berbentuk kanker.
2. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukan adanya pertumbuhan kumanpemecah urea.
3. Pemeriksaan fungsi ureter untuk memonitor penurunan fungsi.
4. Pemeriksaan elektrolit untuk ketrlibatan peningkatan kalsium dalam darah.
5. Pemeriksaan foto polos abdomen, PIV, urogram, USG untuk menilai posisi, besar, dan
bentuk batu dalam saluran kemih.

Diagnosis Keperawatan

Analisa Data

Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan mentabulasi,


menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan kesenjangan informasi, melihat
pola data, membandingakan dengan standar, menginterpretasi dan akhirnya membuat
kesimpulan. Hasil analisa data adalah pernyataan masalah keperawatan atau yang disebut
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti
tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau diubah melalui
tindakan keperawatan.
Diagnosa yang muncul pada kasus Ca ureter :
1. Gangguan Nyaman Nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, peregangan dari

terminal syaraf sekunder dari adanya nyeri pasca bedah.


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat

keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.

3. Ansietas b/d prognosis pembedahan, tindakan invasif diagnostik.

Rencana Keperawatan

1. Gangguan nyaman nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, pergangan
dari terminal syaraf sekunder dari adanya nyeri pasca bedah.
Tunjuan :
Nyeri berkurang/hilang/teradaptasi.
Kriteria hasil:
a. Nyeri berkurang atau dapat beradaptasi dengan sekala nyeri 0-1
b. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

c. Ekspresi klien rileks

Intervensi dan Rasional :

Intervensi Rasional

1. kaji derajat ketidaknyamanan melalui


1. Tindakan dan reaksi nyeri adalah

isyarat verba dan nonverbal, perhatikan individual dan berdasarkan pengalaman

pengaruh budaya terhadap pengaruh nyeri. masa lalu, serta memahami perubahan

fsiologis dan latar belakang budaya.

2. Bantu klien agar dapat beristirahat. 2. Dapat menurunkan kebutuhan oksigen

jaringan ferifer sehingga akan

meningkatkan suplai darah ke jaringan.

3. Lingkungan yang nyaman dapat

3. berikan lingkungan yang nyaman dan menurunkan stimulasi nyeri eksternal dan

batasi pengunjung. klien dapat beristirahat dengan nyaman..

4. Vasodilatasi dapat menurunkan spasme


otot dan kontraksiotot pinggangsehingga

menurunkan stimulasi nyeri.

4. Beri kompres hangat pada pinggang. 5. dapat memblok imfuls nyeri dalam

korteks serebri.

6. analgentik dapat mengurangi rasa nyeri

5. Bantu dalam penggunaan tehnik

pernapasan yang tepat

6. kolaborasi dalam pemberian analgetik

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik
akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
Tunjuan:
Nutrisi dapat tercukupi.
Kriteria hasil :
a. dapat mempertahankan BB
b. Bebas dari tanda mal nutrisi
c. Secara subjektif melaporkan kekurangan nutrisi tercukupi.
d. Eksfresi klien rileks
Intervensi dan Rasional

Intervensi rasional
1. kaji penyebab kurangnya nutrisi 1. mengetahui penyebab dapat menentukan
tindakan selanjutnya
2. Berikan makanan sedikit tetapi sering 2. makan yang sedikit tapi sering dapat
meningkatkan nutrisi pada klien
3. Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
3. Dorong klien untuk meningkatkan asupan diperlukan untuk mengimbangi status
nutrisi (tinggi kalori tinggi protein) dan hipermetabolik pada klien dengan
asupan cairan yang adekuat. keganasan.

4. Kebutuhan nutrisi perlu diprogramkan


4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
secara individual dengan melibatkan klien
menetapkan program diet pemulihan bagi
dan tim gizi bila diperlukan.
klien.

5. Anti emetik diberikan bila klien


5. Berikan obat anti emetik dan roborans mengalami mual dan roborans mungkin
diperlukan untuk meningkatkan napsu
sesuai program terapi.
makan dan membantu proses
metabolisme.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.
Tujuan :
Resiko tinggi infeksi dapat teratasi
Kriteria Hasil :

a. Tidak di temukan tanda-tanda infeksi

b. kadar Hb dalam batas normal (11-14 gr %)

c. pasien tidak demam atau menggigil suhu dalam batas normal 37o C

Intervensi dan Rasional :

Intervensi Rasional

1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dapat


menentukan tindakan selanjutnya
2. Agar tidak terjadi penyebaran infeksi atau
2. Berikan perawatan aseptik dan antiseptik, dapat menghindari terjadinya infeksi
lakukan cuci tangan yang baik sebelum nosokomial.
melakukan tindakan keperawatan. 3. Deteksi dini perkembangan infeksi
3. Kaji daerah kulit yang mengalami memungkinkan untuk melakukan tindakan
kerusakan, daerah yang terpasang alat dengan segera dan pencegahan terhadap
invasi, catat karakteristik dari drainase dan komplikasi selanjutnya.
adanya inflamasi. 4. Dapat mengindikasikan perkembangan
4. Pantau suhu tubuh secara teratur, catat sepsis yang selanjutnya memerlukan
adanya demam, menggigil, diaforesis dan evaluasi atau tindakan dengan segera.
perubahan fungsi mental (penurunan
kesadaran). 5. Peningkatan mobilisasi dan pembersihan
5. Anjurkan untuk melakukan napas dalam, sekresi paru untuk menurunkan resiko
latihan pengeluaran sekret paru secara terjadinya pneumonia, atelektasis.
terus menerus. Observasi karakteristik
sputum. 6. analgentik dapat mengurangi rasa
6. Kolaborasi dengan ahli medis dalam nyeripada klien.
pemberian antibiotik sesuai dengan
indikasi.

Implementasi

Pada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari
apa yang telah direncanakana atau intervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien
dapat mencakup peredaan nyeri, kebutuhan nutrisi tercukupi pengurangan kecemasan.

Evaluasi

Hasil yang di harapkan setelah mendapatkan intervensi adalah sebagai berikut:

1. Gangguan nyaman nyeri b/d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, pergangan dari
terminal syaraf sekunder dari adanya batu pada ginjal, nyeri pasca bedah.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat
keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
3. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kanker istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian
tubuh. Pertumbuhan inJi tidak bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan
manusia yang menjadi hospesnya.
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter
yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.

Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mengetahui penyebab dan pencegahannya agar dapat terhindar dari
Ca ureter baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga .
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar mampu menjaga kesehatannya terutama jika ada kelainan
pada uterus maupun tubuh lainnya, segera konsultasikan ke dokter.
3. Bagi Institusi
Diharapkan agar makalah ini menjadi refrensi untuk mendapat pengetahuan tentang
bahayanya penyakit Ca ureter yang dapat menyebabkan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

 Surharyanto. toto Toto dan Abdul Madjid, 2010 . Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
gangguan system perkemihan, Jakarta : TIM
 Dr. Nursalam, M.Nurs. ( Hons ), 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan, Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai