Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AXILLA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/1/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer melalui
axilla
1
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI ORAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/2/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang
dimasukkan ke mulut
2
MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI RECTAL
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/03/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Mengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang
PENGERTIAN
dimasukkan ke rectun
TUJUAN 1) Mencegah dan menghentikan efek samping racun dengan
dekontaminasi ( mata ,kulit,saluran cerna)
2) Mencegah kematian dengan pengobatan penunjang(terapi
support),dan eliminasi cepat
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
3
13. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
ditampilkan pada termometer digital atau kolom raksa
pada termometer raksa
14. Bersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan tissu
15. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk
termometer raksa atau atur termometer digital agar
kembali ke kondisi awaal, kemudain simpan pada
tempatnya
16. Lepasakan sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan dalam catatan perawatan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap/Jalan
3. ICU
4. VK
4
R.S. Santa Elisabeth MENGHITUNG DENYUT NADI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/04/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Loncatan aliran darah yang dapat diraba pada titik tubuh,
melalui perabaan pada nadi:
1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
TUJUAN 1. Mengidentifikasi frekuensi denyut nadi dalam satu menit
2. Mengidentifikasi keadaan umum pasien
3. Mengidentifikasi integritas sistem kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi riwayat penyakit
5
kalikan dua
8. Jika anda baru pertama kali mengkaji denyut nadi klien atau
memliki denyut yang tidak teratur, lakukan penghitungan
selama 1 menit penuh
9. Kaji kekuatan, irma dan kesamaan denyut
10. Bantu pklien kembali ke posisi yang nyaman
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pada catatan perawatan
6
R.S. Santa Elisabeth MENGUKUR TEKANAN DARAH
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/05/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pengukuran tekanan darah, hasil dari curah jantung
dan tahanan pembuluh perifer, menggunakan sfigmomanometer
7
titik ketika denyut tidak terdengar lagi
18. Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas
19. Jika prosedur diulang, tunggu hingga 30 detik
20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik
21. Tutup lengan atas dan bantu klien memperoleh posisi yang
diinginkan
22. Bersihkan bagian telinga dan diafragma stetoskop dengan
kapas alkohol
23. Informasikan hasil kepada pasien
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
8
R.S. Santa Elisabeth MENGHITUNG PERNAFASAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/06/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung frekuensi pernafasan, inspirasi yang diikuti
ekspirasi, dalam waktu satu menit.
9
R.S. Santa Elisabeth MENGUKUR TINGGI BADAN DEWASA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/07/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Cara untuk mengetahui tinggi badan
10
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENIMBANG BERAT BADAN PADA KLIEN DEWASA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/08/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan berat
badan.
11
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENIMBANG BERAT BADAN PADA BAYI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/09/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur berat badan bayi dengan mengunakan alat
timbangan
12
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR TINGGI BADAN PADA BAYI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/10/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Untuk mengetahui tinggi badan
PENGERTIAN
13
pengukur menahan agar lutut bayi lurus
14. Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan
lembut
15. Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau
menggerakkan bagian kaki atau foot board sehingga
menempel dengan tumit bayi
16. Posisi kaki bayi adalah jari kaki menuju ke atas
17. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat.
Pengukuran dapat dilakukan pada satu atau dua kaki bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Jangan menekan lutut terlalu keras terutama bayi kecil
2. Jika bayi diukur telanjang, alasi papan pengukur dengan
menggunakan kain kering untuk menghindari cedera
3. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin maka
selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu
pengukuran
Pengukuran menggunakan pita (meteran)
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan
lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki
lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera
4. Memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus
rata/datar) berupa garis atau titik pada puncak kepala
dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak anatara kedua
tanda tersebut dnegan pita pengukur
14
R.S. Santa Elisabeth KEBERSIHAN TANGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/11/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses pembersihan kotoran dan mikroorganisme pada tangan
yang di dapat melalui kontak dengan klien, petugas kesehatan
lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasisi alkohol
1. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik
( Handrub)
Mencuci tangan dengan menggunakan cairan anetiseptik
yang berbahan dasar alkohol gel di seluruh permukaan
tangan untuk meminimalkan pertumbuhan
mikroorganisme tanpa menggunakan air dan handuk
(pada tangan yang bersih)
2. Pembersih Tangan dengan Sabun
Antiseptik/Cairan/Larutan dan Air Mengalir
(Handwash)
Mencuci tangan dengan air mengalir dengan
menggunakan sabun/cairan antiseptik yang bertujuan
membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di
tangan (pada tangan yang kotor)
3. Pembersih Tangan Bedah (Surgical Handwash) pada
tindakan operasi
a. Proses menghilangkan atau menghancurkan
mikroorganisme transien dan mikroorganisme yang
tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di
dalam folikel rambut yang tidak dapat di hiolangkan
seluruhnya (flora residen)
b. Membersihkan tangan dengan menggunkan sikat dan
sabun dibawah air mengalir dengan menggunakan
prosedur tertentu agar tangan dan lengan bagian
bawah bebas dari mikroorganisme
TUJUAN 1. Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme
pada tangan dan mencegah kontaminasi
2. Mencegah transmisi mikroorganisme dari petugas ke
pasien dari pasien ke petugas, dari pasien ke pasien serta
lingkungan sekitar pasien
15
3. Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi
KEBIJAKAN Sesuai Kebijakan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam
No:001PER/DIR-RSE/BTM/SK/II/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Pencegahan pengendalian Infeks Pembersihan
Tangan dengan Antiseptik Harus di Lakukan Oleh Semua
Petugas Kesehatan, Keluarga, Pengungjung Yang
Berhubungan Langsung dengan Pasien atau Lingkungan pasien
PROSEDUR 1. Pembersihan dengan sabun dan air (Handwash):
1) Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan
2) Tuangkan sabun ke telapak tangan 3-5cc
3) Di ratakan diseluruh telapak tangan
4) Gosok punggung dan sela-sela jari-jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
5) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6) Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
saling digosokkan
7) Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam
gemgaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8) Gosok ibu jari dengan gerakan berputar dalam
gemgaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10) Keringkan kedua tangan dengan tissu sekali pakai
11) Gunakan bekas tissu tersebut untuk menutup kram air
12) Prosedur dilakukan 40-60 detik
13) Setiap langkah dilakukan sebanyak 6 kali ( contoh:
point 3 diratakan diseluruh telapak tangan sebanyak 6
kali dst )
16
1) Perhiasan pada tangan dilepaskan, lengan baju digulung
sampai diatas siku
2) Basahi tangan dengan air mengalir
3) Gunakan cairan antiseptik
4) Cuci tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dan
bilas dengan air mengalir
5) Gunakan sekali lagi cairan antiseptik, sebarkan ke
seluruh permukaan tangan dan lengan bawah
6) Mulai dengan tangan, gunkan pembersih kuku untuk
membersihkan daerah bawah kuku kedua tangan
7) Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari,
sela-sela jari, telapk tangan dan punggung tangan
8) Cuci tiap jari seakan-akan mempunyai empat sisi
9) Kemudian scrub daerah pergelangan tangan pada tiap
tangan
10) Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub,
bagian lengan bawah juga di scrub, pastikan gerakan
dari bawah lengan menuju siku
11) Keringkan dengan hadnuk steril
12) Prosedur dilakukan 2-5 menit
UNIT TERKAIT 1. Seluruh Unit Kerja
2. Unit Rawat Inap/Rawat Jalan
3. OK
4. IGD
17
R.S. Santa Elisabeth MENOLONG KLIEN BUANG AIR KECIL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 DI TEMPAT TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/12/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien yang hendak Buang Air Kecil (BAK) di atas
tempat tidur
18
13. Catat:
1. Jumlah dan karakteristik urine
2. Kemampuan pasien untuk bereliminasi urine
3. Kendala-kendala yang dihadapi pasien saat bereliminasi
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap
2. VK
3. IGD
19
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/13/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan memasukkan slang karet secara sementara melalui
uretra ke dalam kandung kemih
20
atau pada pasien yang mengalami kontraktur berat dengan
kaki bagian atas plexi)
Pria;
Supine
16. Gunkan sarung tang bersih
17. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
18. Buka sarung dan simpan nierbekan atau buang ke kantong
plastik yang telah disediakan
19. Buka bungkusan luar set kateter dan urine bag dan
kemudian simpan di alas steril
20. Jika pemasang keteter dilakukan sendiri, maka siapkan KY
jelly di dalam bentuk streril.Jangan menyentuh area steril
21. Gunakan sarung tangan steril
22. Buka sebagian bungkusan dalam kateter,pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan
atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan
tehnik steril
Pada laki-laki
Posisikan penis tegak lurus 90° dengan tubuh pasien
1. Tangan kiri memegang penis, lalu tarik prepusium sedikit
ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat/savlon
2. Kateter diberi jelly pada ujungnya 5cm,lalu masukkan
pelan-pelan samppai urine keluar,setelah itu masukkan
sekitar 1,25 cm
3. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan.
4. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan
berhanti sejenak kemudian dicoba lagi
5. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan
6. Pastikan nierbeken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah
7. Setelah urine mengalir,ambil specimen urin bila diperlukan
8. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
9. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/Nacl streil
sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter
yang dipakai
10. Tarik kateter keluar secra perlahan untuk memastikan
balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika
urinaria
11. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
12. Fiksasi kateter
13. Pada laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
14. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha
15. Menempatkan urine bag ditempat tidur pada posisi yang
lebih rendah dari kandung kemih
16. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Rapihkan kembali pasien
21
Pada wanita
Buka labio minora menggunkan ibu jari dan telunjuk atau
telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan
1. Dengan menggunakan pinset atau tangan
dominan,masukkan kateter perlahan-lahan hingga ujung
kateter
2. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan.
3. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan
berhanti sejenak kemudian dicoba lagi
4. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan
5. Pastikan nierbeken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah
6. Setelah urine mengalir,ambil specimen urin bila diperlukan
7. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
8. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/Nacl streil
sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter
yang dipakai
9. Tarik kateter keluar secra perlahan untuk memastikan
balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika
urinaria
10. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
11. Fiksasi kateter
12. Pada laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
13. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha
14. Menempatkan urine bag ditempat tidur pada posisi yang
lebih rendah dari kandung kemih
15. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
16. Lepaskan sarung tangan
17. Rapihkan kembali pasien
18. Menginformasikan hasil tersebut kepda klien dan evaluasi
tujuan
19. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam
terminasi
20. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (
ruang penyimpanan)
21. Mencuci tangan
22. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter
23. Mengevaluasi produksi urine
24. Mecatat prosedur dan respon klien selama prosedur
25. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal,jam)
26. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda
tangan
1. Unit Rawat Jalan/Inap
2. OK
UNIT TERKAIT 3. VK
4. IGD
22
MEMASANG KATETER EKSTERNUS (KONDOM
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II KATETER)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/14/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk menampung urine pada klien pria
yang mengalami inkotinensia urine tanpa menimbulkan resiko
infeksi saluran perkemihan
23
13. Berikan pasien posisi yang nyaman, berikan fiksasi yang
baik pada selang urine bag
14. Bereskan alat-alat dan buka sarung
15. Perawat mencuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan
17. Evaluasi kondisi integritas kulit penis dan sekitarnya dan
tanda- tanda vital sesudah tindakan
24
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/15/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan daerah meatus uretra pada klien yang
menggunakan kateter , untuk mencegah infeksi saluran
perkemihan
25
23. Membereskan dan kembalikan alat
24. Mencuci tangan
25. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawat
26
R.S. Santa Elisabeth MELEPAS KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/16/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melepaskan kateter tetap pada pasien setelah tujuan dari
pemasangan kateter tercapai berdasarkan intruksi dokter
TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi eliminasi urine secara normal
2. Meningkatkan fungsi kandug kemih yang normal
3. Mencegah terjadinya trauma pada uretra
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Letakkan peralatan dekat pasien
4. Sejak 10 jam sebelum kateter dilepas dilakukan blader
training yaitu:
a. Klem kateter selama 3 jam, lalu lepaskan dan alirkan
urine ke dalam urine bag selama 5 menit
b. Ulangi klem kateter urine selama 3 jam, lalu lepaskan
dan alirkan urine ke dalam urine bag selama 5 menit,
lakukan hal tersebut selama 3 kali
5. Perawat mencuci tangan
6. Kosongkan urine bag dan ukur jumlah urine yang ada
7. Pasang perlak dibagian bawah bokong pasien
8. Berikan pasien untuk posisi:
Wanita: Dorssal recumbent
Pria: Supine
9. Bersihkan sekitar perineum dengan menggunakan kertas
toilet
10. Kaji daerah meatus uretra dan jaringan sekitar perineum
(perih, radang, pembengkakan dan discharge)
11. Lepaskan plester pada kulit pasien dan bersihkan bekas-
bekas plester
12. Aspirasi isi balon dengan menggunakan spuit sampai habis
(ujung selang kateter sampai mengempis)
13. Tarik kateter secara pelan-pelan dan gerakan memutar
14. Masukkan bekas keteter ke dalam plastik
27
15. Berikan perawatan perineum dengan menggunakan air
hangat+ sabun+ waslap dan keringkan dengan handuk
bawah (bila pasien mampu, lakukan secara mandiri)
16. Buka sarung tangan dan cuci tangan
17. Bersihkan alat-alat dan buka sarung tangan
18. Dokumentasikan prosedur yang sudah dilakukan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap
28
R.S. Santa Elisabeth PENGAMBILAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/17/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pengambilan sample sejumlah urine untuk pemeriksaan
laboratorium
TUJUAN 1. Mengambil urine yang tidak terkontaminasi untuk
menganalisa urine rutin atau test diagnostik yang meliputi
test kultur dan sensitivitas
2. Mengetahui adanya bakteri atau mikroorganisme lain
didalam urine
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Lakukan pengambilan bahan pemeriksaan urine
a. melalui kateter
klem selang urine bag selama ± 30 menit
letakkan perlak atau pengalas dibawah tempat
pengambilan urine
lakukan pengambilan urine
kateter dengan port
- desinfeksi lokasi penusukan dengan kapas
alcohol 70%
- tusukkan jarum dengan sudut 900 pada
port
- aspirasi urine ± 3-5 cc untuk urine kultur
atau ± 10 – 2- cc untuk urine lengkap
- pindahkan urine dari spuit ke dalam bokal
steril
kateter tanpa port.
- Buka tutup bokal urine dan letakkan di
atas perlak atau pengalas
- Desinfeksi tempat sambungan kateter
dengan selang urine beg dengan antiseptic
(alkohol 70%)
- Buka sambungan tersebut dengan hati-hati
, pegang selang diatas sambungan ± 1,5 –
2 inci (± 5 cc), jaga jangan tidak
terkontaminasi.
29
- Masukkan urine ke dalam bokal ( jangan
sampai ujung kateter bersentuhan
- Desinfektan selang kateter dengan kapas
alcohol kemudian sambungkan kembali
selang urine bag dengan kateter.
Buka penjepit klem dan alirkan urine ke dalam
urine bag
b. Secara Mid stream
Letakkan perlak atau pengalas dibawah bokong
klien, lepaskan pakaian bawah klien dan berikan
posisi yang sama seperti saat membersihkan
perineum ( bila klien dibantu)
Bersihkan daerah perineum dan alat genetalia
dengan menggunakan air hangat + sabun + waslap
dan keringkan dengan handuk.
Lakukan pembersihan daerah meatus uretra dengan
kapas betadine dan pinset steril
Anjurkan klien untuk mengeluarkan urine dan
tampung urine yang keluar selanjutnya ke dalam
bokal sampai ± 10 – 20 cc dan biarkan klien
menyelesaikan berkemih ke dalam pasusurungan /
urinal.
4. Tutup bokal bokal urin
5. Berikan etiket pada bokal urine dan buatkan formulirnya.
6. Bawa ke laboratorium bersama dengan formulir
pemeriksaan
7. Lepaskan
8. Dokumentasi prosedur yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Unit Rawat Inap
30
R.S. Santa Elisabeth MENOLONG KLIEN BUANG AIR BESAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 DI TEMPAT TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/18/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB (Buang
Air Besar) diatas tempat tidur dengan pispot
TUJUAN 1. Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
2. Memberi rasa nyaman
3. Mengobservasi out put
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
ROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Letakkan peralatan dekat pasien
4. Perawat mencuci tangan
5. Pasang pagar tempat tidur pada sisi berlawanan dengan
perawat
6. Pasang selimut atau kain penutup bagian bawah tubuh
pasien
7. Membantu membuka pakaian dalam bagian bawah
pasien,lalu ditutup dengan selimut
8. Anjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong
9. Pasang perlak dan pispotnya
10. Beri penjelasan pada pasien untuk mulai BAB dan bila
sudah selesai dapat memberitahu perawat dengan menekan
bel yang sudah didekatkan sebelumnya pada pasien atau
jika tidak tersedia bel anjurkan keluarga pasien untuk
memanggil perawat.
11. Bila pasien sudah selesai BAB perawat memakai
handschoen,bilas genetalia pasien dengan air bersih bila
perlu bilas menggunakan sabun dan bersihkan vulva
menggunakan kapas cebok dengan sekali hapus dari atas
sampai ke anus,lalu angkat pispot
12. Anjurkan pasien untuk miring
13. Bersihkan daerah anus dan bokong dengan menggunakan
tissu
31
14. Angkat perlak
15. Kenakan pakaian bagian bawah, rapikan tempat tidur
16. Pispot dibawa ke WC, perhatikan konsistensi feces,warna
bau,lendir dan darah lalu bersihkan pispot
17. Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
Respon pasien
Tindakan yang dilakukan
Kedaan umum pasien
Hasil observasi output feces
1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
32
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG CANUL RECTAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/19/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu mengeluarkan flatus
TUJUAN 1. Membantu mengeluarkan feses atau gas dari dalam
abodemen
2. Menghilangkan distensi dank ram abodemen
3. Meningkatkan rasa nyaman
33
inch) dan anak-anak sepanjang ± 5 – 10 cm ( 2 – 4 inch) .
anjurkan klien untuk tarik nafas dalam
19. Berikan plester pada kanul dan tempelkan pada bokong
tidak lebih dari 20 menit, pada klien anak-anak harus
dipegang secara manual
20. Letakkan ujung kanul dalam pipa piala ginjal berisi air/
sambungkan kanul dengan kantong plastic
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cek nadi klien
23. Lepaskan kanul dan bungkus di dalam plastic
24. Bersihkan daerah sekitar bokong dan rectal klien dengan
tissue , kalau perlu menggunakan air hanget + sabun +
waslpa dan keringkan dengan handuk
25. Kenakan pakaian bawah klien dan berikan posisi yang
nyaman
26. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
27. Mencuci tangan
28. Evaluasi;
Kenyamanan pasien, adanya distensi abdomen
Keluhan dispnea , flatus berkurang
Feses terkumpul, kulit dan luka tidak terkontaminasi
29. Dokumentasi:
Catat tanggal dan waktu pemasangan kanul
Catat jumlah, warna dan konsistensi cairan yang keluar
Gambarkan keadaan abdomen klien (keras distensi /
lunak dan perkusi
Catat bisisng usus sebelum dan sesudah tindakan.
1. IGD
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
34
R.S. Santa Elisabeth MENGELUARKAN FESES SECARA MANUAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/20/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan mengeluarkan feses yang keras (fecal impaksi) dalam
jumlah yang besar berada di dalam calon
35
16. Beri posisi klien miring kiri dan posisi kaku flexi
17. Olesi ujung jari perawat dengan menggunakan
jelly/Vaseline
18. Buka bokong klien dengan menggunakan tangan non
dominan dan masukkan jari ke dalam anus sambil anjurkan
klien untuk menarik nafas dalam.
19. Buatlah gerakan sirkulasi dan pelan-pelan pecahkan feses
yang keras dan berada dalam rectum. Keluarkan feses
tersebut satu persatu dan masukkan feses ke dalam
pasusurungan yang telah disediakan sampai feses dapat di
keluarkan semua.
20. Observasi klien, perubahan HR, nadi dan adanya
pendarahan
21. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun, kemudian
keringkan
22. Kenakan kembali pakaian bawah klien
23. Berikan posisi yang nyaman
24. Bereskan alat-alat
25. Buka sarung tangan
26. Cuci tangan
27. Evaluasi:
Impaksi fekal teratasi
Klien mampu mengeluarkan feses dengan pola yang
konsisten
Bebas nyeri, flatus dan ketidaknyamanan
28. Dokumentasikan:
Catat tanggal, jam, waktu pelaksanaan prosedur
Catat respon klien
Catat warna, konsistensi, jumlah dan bau feses
1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
36
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMANDIKAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/21/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan tubuh klien dengan menggunakan air bersih dan
sabun diatas tempat tidur yang tidak mampu melakukan
sendiri.
TUJUAN 1. Membersihkan kulit
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Membersihkan sekresi keringat
5. Memberi aktivitas ringan
6. Memelihara mobilitas persendian,kondisi kulit,kekuatan
otot
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat dengan benar
4. Memberi salam sebagai pendekatan theraupetic
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
6. Menanyakan keseiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
7. Menjaga privasi
8. Mencuci tangan
9. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
10. Melepaskan pakaian atas klien
1) MEMBASUH MUKA
Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil
dibawah kepala
Menewarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab
lalu dikeringkan
Menggulung perlak dan handuk
2) MEMBASUH LENGAN
Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
Memasang handuk besar diatas dada pasien secara
melintang dan kedua tangan klien diletakkan diatas
handuk
37
Membasahi tangan klien dengan waslap air
bersih,disabun, kemudian dibilas dengan air hangat
(lakukan mulai dari ekstremita terjauh klien)
3) MEMBASUH DADA DAN PERUT
Melepaskan pakaian bawah klien dan menurunkan
selimut hingga perut bagian bawah,kedua tangan
diletakkan diatas bagian kepala,mebentangkan
handuk pada sisi klien
Mebasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap
basah, disabun,kemudian dibilas dengan air hangat
dan dikeringkan,kemudian menutup dengan handuk
4) MEMBASUH PUNGGUNG
Memiringkan pasien kearah perawat
Membentangkan handuk di belakang punggung
hingga bokonh
Membasahi punggung hingga bokong dengan
waslap,disabun,kemudian dibilas dengan air hangat
dan dikeringkan
Memberi bedak pada punggung
Mengembalikan ke posisi terlentang,kemudian
membantu pasien mengenakan pakaian
5) MEMBASUH KAKI
Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi
dengan benar
Membentangkan handuk di bawah kaki tersebut,
menekuk lutut
Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai
pangkal paha,disabun,dibilas dengan air
bersih,kemudian dikeringkan
Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang
lain
6) MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN
GENITAL
Membentangkan handuk di bawah
bokong,kemudian selimut mandi sebagian bawah
dibuka
Cuci bagian genitalia dengan wash lap bawah
Wanita : Buka daerah labia, bersihkan dengan
arah orifisium uretra ke arah anus
Pria : Buka prepusium dan bersihkan dengan
arah melingkar dari ujung ke pangkal
Anjurkan pasien untuk miring atau
tengkurap,kemudian cuci bagian bokong, terakhir
cuci bagian anus dengan arah dari perineum ke anus
dengan menggunakan wash
38
lap bawah
Mengangkat handuk,membantu mengenakan
pakaian bawah klien
Merapikan klien,ganti selimut mandi dengan
selimut tidur
Bantu klien untuk menyisir rambut dan rapikan
tempat tidur
Beri posisi yang nyaman dan menyenangkan
untuk klien
Beritahukan kepada pasien/keluarga bahwa
tindakan sudah selesai dikerjakan, dan tanyakan
respon klien/keluarga terhadap tindakan yang
sudah dilakukan
11. Mengevaluasi hasil tindakan
12. Berpamitan dengan klien
13. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
14. Mencuci tangan
15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
39
MEMBERSIHKAN MULUT PADA KLIEN TIDAK
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II SADAR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/22/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memenuhi kebutuhan kebersihan rongga mulut dan
gigi pada pasien tidak sadar.
40
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN MULUT PADA KLIEN SADAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/23/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan rongga mulut dan gigi dari kotoran atau sisa
makanan degan menggunakan sikat gigi, dan dilakukan pada
pasien yang tidak dapat melakukannya sendiri
41
17. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
18. Mencuci tangan
19. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
42
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT GIGI PALSU
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/24/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien membersihkan rongga mulut dan gigi palsu
43
gusi,langit-langit dan lidah dengan lembut
15. Minta pasien untuk berkumur dengan teliti
16. Masukkan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan
atau biarkan pasien melakukan sendiri
17. Mulai dengan lembut memasukkan gigi palsu sebelah atas
yang lembab
18. Minta pasien untuk menggunakan jari untuk menekan gigi
palsu melekat pada tempatnya dan kemudian masukkan
gigi palsu sebelah bawah yang lembab
19. Lepaskan sarung tangan
20. Bersihkan dan simpan alat-alat pada tempat semula
21. Cuci tangan
22. Tanyakan pasien jika gigi terasa nyaman
23. Catat prosedur pada flowsheet atau catatan perawat
44
MENCUCI RAMBUT KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/25/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan
shampo
TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran
2. Menghilangkan bau dan Memberi rasa nyaman
3. Merangsang sirkulasi darah dibawah kulit kepala
4. Membasmi kutu dan ketombe
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Melakukan pengecekan program terapi
4. Mencuci tangan
5. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar
6. Memberi salam dan menyapa nama pasien
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
8. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
9. Menjaga privasi
10. Mengenakan sarung tangan dan celemek
11. Mengganti selimut kecil dengan selimut mandi
12. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir
tempat tidur dekat dengan ember penampungan dan kaki
ke sisi menjauhi perawat
13. Alasi bantal dengan perlak dan posisikan bantal dibawah
bahu sehingga kepala mendongak ke belakang
14. Pasang penahan tempat tidur dan pastikan berada dibawah
bahu pasien
15. Memesang handuk dibawah kepala dan meletakkannya di
dada pasien
16. Angkat kepala dan posisikan talang karet sehingga aliran
air melewati tempat tidur langsung ke ember kosong yang
sudah sebelumnya dialasi kain pel
17. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
18. Menyisir rambut
19. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan
waslap
45
20. Menyiram rambut dan mengoleskan peditok sampai rata
keseluruh rambut kemudian tutup dengan sower cup
selama 10-15 menit
21. Bilas dengan air hangat, untuk membersihkan sisa
pediotik. Dan mengoleskan shampoo sambil menggosok
(memijit-mijit)kulit kepala dan rambut
22. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih dari
ujung rambut
23. Ulangi prosedur diatas untuk kedua kalinya
24. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa
penutup mata
25. Menyisir rambut
26. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk
kering
27. Merapikan pasien,ganti selimut mandi dengan selimut
tidur
28. Mengevaluasi tindakan
29. Berpamitan dengan pasien
30. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
31. Mencuci tangan
32. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
46
R.S. Santa Elisabeth MENYISIR RAMBUT
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/26/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mempertahankan kebersihan dan kerapian rambut, yang
meliputi menyisir dan mencuci rambut serta memasang kap
kutu
47
16. Evaluasi tindakan
17. Catat tindakan pada catatan perawatan
48
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN HUKNAH RENDAH/TINGGI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/27/04/16 01 1/3
Ditetapkan Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO
01 April 2016
Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan larutan ke dalam rektum dan colon
49
sekitar tempat tidur dan pintu masuk kamar klien
15. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
16. Perawat mencuci tangan
17. Pakai sarung tangan
18. Persiapkan cairan enema
a. Suhu 1050 -1090 F atau 40,5-430 C ( untuk dewasa ) 370 C
untuk (anak-anak)
b. Jumlah cairan infant 150-250 ml, toddler 250-350 ml,
school age 300-500ml, adolescent 500-750ml, adult 750-
1000ml
c. Jenis cairan sesuai dengan indikasi
19. Pasang perlak dibawah bokong klien
20. Siapkan pasusurungan pada daerah yang mudah terjangkau
oleh perawat
21. Beri posisi yang tepat pada klien : huknah rendah posisi
miring kiri, huknah tinggi miring kanan, tengah kemudian
kanan bila memungkinkan.
22. Sambungkan kanul dengan selang irrigator
23. Beri jelly atau Vaseline pada ujung kanul ± 3 – 4 ich/7,5 – 10
cm
24. Bebaskan selang irrigator dan kanul dari udara dengan cara
mengalirkan cairan kemudian selang di klem
25. Buka bokong klien sampai rectum terlihat jelas sambil
instruksikan klien untuk rileks dengan cara menarik nafas
panjang melalui mulut
26. Masukkan kanul kedalam rectum dengan ujung kanul
mengarah ke umbilicus secara hati-hati sepanjang : Infant 2,5
– 4 cm , anak-anak 5 – 6,5 cm, dewasa 7,5 – 10 cm
27. Atur ketinggian irrigator untuk huknah tinggi : 30 – 45 cm,
huknah rendah 30 cm dari anus
28. Buka klem dan alirkan cairan enema ke dalam colon dengan
kecepatan 75 – 100 / menit, sambil anjurkan klien untuk
menahan cairan sampai seluruh cairan masuk
29. Bila ada kram abdomen atau cairan keluar dari rectal kanul
rendahkan ketinggian irrigator
30. Klem irrigator setelah semua cairan masuk kedalam colon
31. Letakkan kertas tissue pada rectal kanul kemudian cabut rectal
kanul secara perlahan-lahan kemudian masukkan ke dalam
plastic sampah.
32. Anjurkan klien untuk menahan cairan selama 5 – 10 menit
sambil klien berbaring diatas tempat tidur
33. Jelaskan kepada klien bahwa rasa tidak nyaman adalah normal
34. Bila klien ada keinginan untuk defekasi anjurkan klien untuk
buang air besar di kamar mandi, bila tidak memungkinkan
bantu klien untuk BAB diatas tempat tidur
35. Observasi karakteristik, jumlah,warna feses dan cairan yang
keluar
36. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun , kemudian
keringkan
37. Kenakan kembali pakaian bawah klien
50
38. Berikan posisi yang nyaman
39. Bereskan alat-alat
40. Buka sarung tangan
41. Evaluasi:
Klien menyatakan rasa nyaman dan bebas dari distensi
abdomen
Impaksi fekal teratasi dan feses menjadi lunak
Cairan yang keluar menjadi bening juka untuk persiapan
pemeriksaan diagnostic atau persiapan pembedahan
42. Dokumentasi:
Catat waktu dan tanggal pemberian enema
Catat tipe dan jumlah cairan
Catat karakteristik, jumlah , warna cairan dan feses yang
keluar
Catat adanya komplikasi yang terjadi selama dan sesudah
pemberian enema
Toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan.
51
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN GLYCERIN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/28/04/16 01 1/2
Ditetapkan Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO
01 April 2016
Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan memasukkan cairan obat / oil untuk membersihkan
colon
TUJUAN 1. Mengurangi destinasi abdomen dan rasa tidak nyaman kepada
klien
2. Merangsang peristaltic usus kembali normal
3. Mengembalikan pola eliminasi normal
4. Membersihkan dan mengosongkan isi colon untuk
pemeriksaan diagnostic atau persiapan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat kembali pesanan medik untuk prosedur tindakan hukna
2. Kaji status kesehatan klien
3. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang tujuan
pemberian enema
4. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit sekitarnya
(luka,lecet,haemorrhoid dan fistula)
5. Kaji kemampuan klien untuk mengontrol sphincter external
rectal atau ani
6. Kaji adanya indicator konstipasi (nyeri, rasa keras pada
abdomen bagian bawah, lubang anus, yang menyempit.
7. Kaji keadaan abdomen
8. Kaji tanda-tanda vital sebelum dilakukan tindakan tersebut
9. Kaji terakhir kali klien defekasi dan pola defekasi klien
10. Kaji adanya riwayat kontraindikasi atau komplikasi
pemberian enema ( seperti ; gangguan jantung).
11. Kaji riwayat diet klien (mis : intake cairan atau cereal,dll),
perubahan aktivitas , pola dan frekuensi penggunaan alxantia
atau enema
12. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang obat-
obatan yang dapat menurunkan peristaltic usus, seperti :
golongan obat narkotika
13. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
14. Memberikan lingkungan privacy dengan menutup lingkungan
sekitar tempat tidur dan pintu masuk kamar klien
15. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
16. Perawat mencuci tangan
52
17. Pakai sarung tangan
18. Persiapkan cairan glyserine di dalam spuit glycerine dengan
perbandingan : 1 antara glycerine dengan minyak oli (
dewasa 15-20 CC, anak-anak 10 CC), sesuaikan dengan
kebijakan instruksi
19. Melepaskan pakaian bawah klien dengan tutup handuk
bawah
20. Letakkan perlak / alas karet dibawah bokong klien
21. Beri posisi klien murung kiri dan posisi kaku flexi
22. Keluarkan sedikit cairan dalam spuit glycerine untuk
membasahi ujung kanul atau olesi ujung spuit glycerine
dengan jelly atau Vaseline
23. Buka bokong klien dengan menggunakan tangan non
dominan, kemudian masukkan ujung spuit glycerin ke dalam
rectum mengarah ke umbilicus dan anjurkan klien untuk
relaks dengan cara menarik nafas panjang
24. Semprotkan cairan secara perlahan-lahan ke dalam rectum
dan anjurkan klien untuk menahan cairan
25. Letakkan kertas tissue diantara anus dan kanul kemudian
pelan-pelan keluarkan spuit glycerine sambil menekan
bokong
26. Kembalikan klien pada posisi semula
27. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun, kemudian
keringkan.
28. Kenakan kembali pakaian klien
29. Berikan posisi yang nyaman
30. Bereskan alat-alat
31. Mencuci tangan
32. Evaluasi
33. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
53
R.S. Santa Elisabeth PEMERIKSAAN FISIK
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/29/04/16 01 1/5
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kajian kesehatan klien (kumpulan informasi/data fisik) yang
menyeluruh secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
TUJUAN 1. Menentukan status kesehatan klien
2. Memperoleh data
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR AREA KEPALA-LEHER
1. Kaji riwayat sakit flu atau infeksi , nyeri leher, pembesaran
kelenjar, trauma hidung , alergi, infeksi mata dan telinga
2. Jelaskan kepada klien
3. Beri posisi yang nyaman
4. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
Inspeksi dan palpasi
1) Rambut, kulit kepala
2) Finger print
3) Mata(visus,palpebrae, TIO, sclera, konjungtiva, pupil)
4) Hidung ( septum, mukosa, rongga hidung dan sinus)
5) Telinga (pinna, kanal, membrane tympani
6) Mulut (bibir, gigi, kebersihan mulut, bau mulut, lidah,
mukosa, ovula,)
7) Leher
5. Evaluasi:
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data
seharusnya
6. Dokumentasi:
Catat setiap data sesuai pemeriksaan hindari kata tidak ada
kelainan, normal
54
6. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
Inspeksi
Paru-paru
Bentuk dada, pergerakn dada, pola nafas (frekuensi,
irama dan kedalaman )
Mukosa bibir, kuku
Jantung
Inspeksi pulsasi apcial
Payudara
Anjurkan klien dalam posisi baring dengan tangan
keatas disanggah oleh bantakan
Inspeksi ukuran , bentuk, simetris
Inspeksi kulit (warna, lesi , vaskularisasi dan edema)
Inspeksi aerola, putting (retraksi, sekresi, ulkus)
Inspeksi axilla dan klavikula(pembengkakan dan
kemerahan)
Palpasi
Paru-paru
Keadaan kulit, nyeri tekan , massa peradangan ,
kesimetrisan ekspansi, taktil/vocal fremitus
Jantung
Palpasi secara sistematis dari aorta, pulmonal,
trikuspidalis apical dan epigastrik
Payudara
Palpasi sekitar putting, axilla dan klavikula
Palpasi payudara secara bimanual dengan gerakan
sirkulasi / memutar dari tepi aerola searah jarum jam
Perkusi
Paru-paru
Perkusi paru-paru anterior dan posterior di setiap
spasium interkostalis
Jantung
Perkuasi semua area jantung ( batas atas, kanan dan kiri
jantung)
Auskultasi
Paru-paru
Auskultasi bunyi napas di semua lapang paru
Jantung
Auskultasi pada lima area utama yaitu katup aorta,
pulmonalis , tricuspid, apical dan epigastrik.
Kaji ritme dan kecepatan jantung
7. Evaluasi:
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
55
8. Dokumentasikan
Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya
ABDOMEN
1. Kaji riwayat kesehatan, factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system pencernaan
Inspeksi
Bentuk, kontur permukaan perut, retraksi, skar, distensi,
penonjolan dan adanya bayangan vena
Auskultasi
Letakkan diafragma stetoskop disetiap 4 kuadran dan
dengarkan selama 1 menit
Letakkan bell stetoskop di atas aorta, arteri renal dan
illiaka dan dengarkan suara arteri/bruit
Perkusi
Perkusi mulai kuadran kanan atas kemudian searah
jarum jam
Perkusi pada area timpani dan redup
Perkusi pada area sudut kostovertebra
Palpasi
Lakukan palpasi rigan dan perhatikan ekspresi wajah
klien
Lakukan palpasi dalam disemua area empat kuadran
dan area yang sensitive/ nyeri dilakukan terakhir
Lakukan palpasi hepar, lien, ginjal dan kandung kemih
2. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
3. Dokumentasikan
Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya
MUSCULOSKLETAL
1. Kaji riwayat kesehatan, factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system muskulosketal
Inspeksi , palpasi dan perkusi
Inspeksi cara berdiri , postur
Amati ukuran otot, dan palpasi nyeri otot
Amati area persendian , dan palpasi nyeri tulang
Amati struktur tulang dan palpasi nyeri tulang
Uji kekuatan otot
Uju rentang gerak persendian (ROM)
2. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
3. Dokumentasikan
56
Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya
NEUROLOGI
1. Kaji riwayat kesehatan , factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system neurologic (cidera kepala,
pembedahan, persarafan, pingsan dan stroke)
2. Kaji riwayat perubahan sesuai pendengaran, penglihatan,
penghiduan, pengecapan dan perabaan
3. Kaji riwayat penyimpangan status mental
4. Kaji kesadaran secara kualitatif dan kuantitatif(
menggunakan Glasgow coma scale)
5. Kaji mentasi (perhatian/atensi, kemampuan mengingat,
perasaan/afektif, kemampuan berbahasa, kemampuan
berpikir dan presepsi spasial)
6. Kaji fungsi saraf cranial ( I-XII)
7. Kaji reflex fisiologi dan patologis
8. 8. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
9. Dokumentasikan
Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang seharusnya
Cari semua perubahan tingkat kesadaran, perilaku lebih
detail
Lapor semua perubahan status mental ke dokter
Pria
Anjurkan BAK
57
Beri posisi supine
Amati rambut pubis (distribusi dan jumlah
Amati penis (kulit, ukuran, lubang uretra dan gland
penis)
Amati skrotum (kemerahan, bengkak, ulkus, dan
nodul)
Palpasi penis, skrotum dan testis
Amati area rectal dan anjurkan pasien mengedan
5. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
6. Dokumentasikan
Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang seharusnya
58
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGGUNTING KUKU
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/30/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merapikan dan memotong bagian kuku pasien yang panjang
dan tidak rapi umumnya dilakukan oleh perawat terhadap
pasien yang total care atau apabila pasien tidak dapat
melakukannya sendiri
59
18. Rapihkan dan kembalikan alat
19. Buka APD dan cuci tangan
20. Evaluasi respon klien
21. Catat tindakan yang telah dilakukan,tanggal dan jam
pelaksanaan
60
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGAJARKAN LATIHAN NAFAS DALAM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/31/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Metode latihan nafas yang diajarkan pada klien sebelum
tindakan operasi untuk mencegah komplikasi post operasi dan
mengurangi nyeri
TUJUAN 1. Membantu ekspansi paru
2. Mengurangi nyeri
3. Menurunkan resiko pneumonia, atelektasis dan emboli paru
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Identifikasi jenis pembedahan yang akan dilakukan pada
klien
2. Kaji tipe anestesi yang akan diberikan kepada klien
3. Kaji kebutuhan klien akan proses pembelajaran
4. Tentukan metode pembelajaran dengan tepat
5. Kaji kemauan dan kemampuan klien untuk belajar
6. Mencuci tangan
7. Anjurkan klien untuk duduk di tepi tempat tidur
8. Perawat berdiri di hadapan klien untuk menyilangkan
kedua lengankan di depan dada dan jari-jari terbuka
menempel pada dingding thorax
9. Klien mengambil nafas dalam perlahan-lahan melalui
hidung, tahan 1-2 detik dengan hitungan 1-2-3 , lalu buang
melalui mulut
10. Anjurkan klien untuk melakukan latihan nafas 10 kali
setiap 2 jam setelah operasi
11. Mencuci tangan
12. Evaluasi
Klien secara psikologis dan fisik siap dalam
menghadapi pembedahan
Klien mampu melakukan teknik nafas dalam
13. Dokumentasikan
Jam pelaksanaan tindakan
Kemampuan klien untuk melakukan latihan nafas dalam
Reaksi klien terhadap tindakan yang diberikan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD
61
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGAJARKAN LATIHAN BATUK EFEKTIF
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/32/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan
mengganggu dari dari saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUAN 1. Membebasakan jalan nafas dari akumilasi secret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
4. Memberi salam dan sapa nama klien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien
7. Menjaga privasi klien
8. Mempersiapkan klien
9. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada satu tangan
di abdomen
10. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas
dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
11. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen
(cegah lengkung pada punggung)
12. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
13. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir sepeerti meniup)
14. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari otot
15. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien
bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
16. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang
ke -3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
17. Menampung lender dalam sputum pot
18. Merapikan pasien
19. Melakukan evaluasi tindakan
62
20. Berpamitan dengan pasien
21. Mencuci tangan
22. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD
63
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENCUKUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/33/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan persiapan klien sebelum operasi untuk
membersihkan daerah yang akan dioperasi
64
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMASANG GURITA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/34/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan untuk mengimobilisasi daerah bekas operasi dengan
menggunakan alat bantu gurita
TUJUAN 1. Mengimobilisasi daerah bekas operasi
2. Mencegah komplikasi post operasi (evecerasi,dehiscence)
3. Mengurangi nyeri saat klien mobilisasi
65
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGGANTI BALUTAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/35/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan untuk
mencegah infeksi dengan mengganti balutan yang kotor
dengan balutan yang bersih
66
16. Bersihkan luka dengan menggunakan alcohol swab
a. bersihkan dari arah atas ke bawah di setiap sisi luka
dengan arah keluar menjauh dari luka ( 1 alkohol
swab untuk 1 x usapan)
b. bersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah
diikuti sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauh
dari luka ( 1 alkohol swab untuk 1 x usapan)
17. Olesi luka dengan bethadine mulai dari tengah luka/dari
daerah kotor ke bersih
18. Tutup luka dengan kassa steril
19. Beri plester pada pinggiran kassa pembalut
20. Tuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan dengan
plester dan tempelkan pada balutan
21. Bereskan alat-alat yang telah digunakan beserta
lingkungannya
22. Beri klien posisi yang nyaman
23. Cuci tangan
24. Evaluasi :
a. Kebutuhan frekuensi ganti balut
b. Efek plester pada kulit
c. Tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka
25. Dokumentasi :
a. Lokasi jenis luka dan keadaan luka / incise
b. Keadaan balutan sebelumnya
c. Cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka
d. Pendidikan yang telah diberikan untuk klien
e. Toleransi klien terhadap prosedur
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
67
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT LUKA DENGAN TERPASANG DRAIN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/36/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merawat luka pada klien dengan luka yang menggunakan drain
yang berfungsi untuk mengeluarkan sekresi luka
68
20. Pakai sarung tangan steril
21. Bersihkan sekitar luka drain menggunakan alcohol swab
dengan arah memutar kearah luar
22. Beri bethadine di daerah luka dan drain , dari daerah bersik
ke kotor
23. Lipat kassa dengan arah memanjang dan letakkan
mengelilingi drain hingga terbungkus
24. Tutup luka dengan kassa atau bantalan
25. Pasang plester
26. Bereskan alat-alat dan lingkungan
27. Buka sarung tangan
28. Cuci tangan
29. Beri klien posisi yang nyaman
30. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat penyembuhan
luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
31. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur
69
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGANGKAT JAHITAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/37/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membuka jahitan luka klien saat luka sudah mulai menutup
dan terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan instruksi
medik
70
17. Pakai sarung tangan steril
18. Bersihkan luka dengan menggunakan kassa steril beri
bethadine 10% pada luka, dengan arah dari daerah bersih
kotor
19. Pegang pinset anatomis dengan tangan nondominan dan
gunting pada tangan dominan
20. Angkat simpul benang jahitan dengan pinset dan
masukkan ujung gunting di sela-sela antara benang dengan
kulit
21. Gunting benang jahitan dan tarik secara perlahan-lahan
22. Gunting sisa benang yang ada dengan prosedur yang sama
satu persatu, sambul di obervasi adanya luka jahitan yang
masih belum menutup
23. Bersihkan darah yang mongering pada daerah bekas
jahitan dengan cairan antiseptic/bethadine
24. Tutup luka dengan kassa steril
25. Beri plester
26. Bereskan alat-alat dan lingkungan
27. Buka sarung tangan
28. Cuci tangan
29. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat penyembuhan
luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
30. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur
71
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT DEKUBITUS
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/38/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merawat luka tekan klien, untuk membantu penyembuhan luka
72
1. Buka set steril
2. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian
tangan yang satu memegang pinset anatomi
3. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang
telah diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari dalam keluar
(pergerakan melingkar) sambil memencet luka untuk
mengeluarkan eksudat
4. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
5. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan
cairan eksudat keluar
6. Buang handscoon bersih
7. Pakai handscoon steril
8. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak
mengandung eksudat
9. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka
masih basah atau banyak mengeluarkan cairan maka
balut luka dengan kasa sampai 7 lapisan. Dan jika luka
sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
10. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
11. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
12. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
13. Ankat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan
dan dan handscoon kotor
14. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik
15. Cuci tangan
16. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat
penyembuhan luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
31. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur
73
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 MEMASANG RESTRAINS
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/39/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk membatasi pergerakan secara fisik
untuk seluruh tubuh ataupun bagian tertentu dari tubuh
74
Pasang restrain jangan terlalu kencang dengan cara
masukkan 2 jari di bawah restrain
11. Cuci tangan
12. Evaluasi :
Observasi keefektifan penggunaan restraint untuk
mencegah cedera pada klien
Obervasi sirkulasi pada lokasi pemasangan restraint (
nadi, temperature, warna, dan sensasi setiap 15 – 30
menit )
Pastikan terapi yang sudah di resepkan diberikan tanpa
ada interupsi
13. Dokumentasi:
Tingkah laku klien setelah pemasangan
Tingkat orientasi
Pendidikan untuk klien dan keluarga
Tipe dan ukuran resistraint yang digunakan
Kaji oksigenasi, sirkulasi dan integritas kulit klien
Latihan ROM, perpindahan posisi yang diberikan
Waktu restraint dilepas dan respon klien
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
75
R.S. Santa Elisabeth PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/40/04/16 01 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan sebagai tehnik pencegahan
mikroorganisme pathogen dari seseorang ke orang lain yang
disebut “carier” Barier yang umum digunakan masker,
kacamata pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup
kepala, pelindung kaki
TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan
lingkungan dari kemungkinan trransmisi material infeksius
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
B. Masker Biasa
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala
dan leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung
76
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker
Melepaskan
1. Jangan di sentuh bagian depan masker karena telah
terkontaminasi
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau
karet bagian atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius
Melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkan di wadah yang telah di sediakan untuk dip
roses ulang atau dalam tempat limbah infeksi
Melepaskan :
1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
2. Lepas tali
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam gaun pelindung saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di
wadah yang telah di sediakan untuk diproses ulang atau
buang di tempat limbah infeksius
77
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka
lipatan sarung tangan bagian atas dan masukkan
tangan non dominan dengan posisi telentang,
masukkan jari secara pelan – pelan.
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan
empat jari tangan dominan, masukkan dalam lipatan
sarung tangan ( bagian luar ), segera masukkan tangan
non dominan secara perlahan - lahan
Melepaskan:
1. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah
terkontaminasi
2. Pegang sarung tangan yang telah di lepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung
tangan
3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai
sarung tangan di bawah sarung tangan yang belum di
lepas di pergelangan tangan
4. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan
pertama
5. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
6. Cuci tangan sesuai prosedur.
78
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/jalan
2. OK
3. IGD
4. NICU
5. GIZI
6. Petugas Medis
7. Seluruh Karyan yang menggunakan sarung tangan
yang berkerja dibagian mesin/diesel dan bengkel
79
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN BERGESER KE SISI ATAS
Jl. Anggrek Blok II TEMPAT TIDUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/41/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memindahkan posisi klien ke salah satu tepi tempat tidur
Satu orang )
1. Identifikasi klien dan adanya batasan posisi, jelaskan
prosedur dan rasionalnya pada klien
2. Turunkan kepala tempat tidur pada posisi datar dan
tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman
3. Cuci tangan
4. Singkirkansemua bantal dari atas tempat tidur.
Tempatkan 1 bantal diatas kepala tempat tidur
80
5. Instruksikan klien untuk menekuk lutut dan telapak kaki
diatas tempat tidur
6. Bila terdapat trapeze bantu klien untuk memegang.
Letakkan satu tangan dibawah paha dan tangan lain di
bahu klien
7. Bila tidak terdapat trapeze letakkan satu tangan dekat
kepala dibawah bahu klien dan letakkan tangan lain di
bawah punggung atas. Dengan mendorong dengan kaki
pada hitungan ke tiga
8. Instruksikan klien untuk menekuk leher, hingga dagu
menyentuh dada.
9. Letakkan kaki dengan dasar tumpuan yang lebar, satu
kaki berada di depan yang lain. Buat fleksi pada lutut
dan paha
10. Instruksikan klien untuk mendorong / mengangkat
tubuh dengan bantuan kaki pada hitungan ketiga pada
saat ekspirasi
11. Pada hitungan ketiga ayunkan dan pindahkan berat
badan dari kaki depan ke kaki belakang. ( pada saat
yang bersamaan klien mengangkat tubuh dengan
mendorong kaki)
12. Berikan posisi sesuai dengan kebutuhan klien dan kaji
tingkat kenyamanan klien
13. Cuci tangan
81
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERI POSISI FOWLER’S
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/42/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi tempat tidur dengan bagian kepala di tinggikan 45-90
derajat dan bagian lutut dapat difleksikan
TUJUAN 1. Memperbaiki cardiac output, meningkatkan ventilasi paru
2. Membantu/ mempermudah komunikasi / sosialisasi ,
makan, menontob TV, eliminasi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
82
17. Evaluasi
a. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
b. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
c. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Alat bantu yang digunakan
d. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
83
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI SUPINE
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/43/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Keadaan tidur terlentang dengan posisi anatomi
84
19. Evaluasi
d. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
e. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
f. Observasi body alignment dan posisi klien
20. Dokumentasi
e. Posisi yang diberikan kepada klien
f. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
g. Alat bantu yang digunakan
h. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
85
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI LATERAL (SIDE LYING)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/44/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi berbaring pada satu sisi tubuh ( kanan / kiri)
86
atas disokong bantal sejajar dengan bahu
14. Letakkan bantal/guling di punggung klien
15. Letakkan bantal dibawah kaki yang semufleksi mulai dari
pangkal paha sampai kaki
16. Letakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan telapak
kaku
17. Evaluasi
g. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
h. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
i. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
i. Posisi yang diberikan kepada klien
j. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
k. Alat bantu yang digunakan
87
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II LOG ROLLING KLIEN (MEMINDAHKAN KLIEN)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/45/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Teknik yang digunakan untuk memindahkan / menggeser klien
dalam satu waktu dengan mempertahankan posisi tubuh tetap
lurus
TUJUAN Teknik yang digunakan untuk posisi miring pada klien yang
harus mempertahankan body alignmentnya.
Contoh pada klien dengan spinal injuru.Prosedur ini dulakukan
tiga atau lebih perawat. Pada klien yang mengalami injuri
cervical satu perawat harus mempertahankan posisi kepala dan
leher klien
88
dan kaki, pada hitungan ketiga gulingkan klien secara
bersamaan pada posisi lateral
12. Support klien dengan bantalan seperti pada posisi “ side
lying” . klien yang dicurigai atau yang mengalami spinal
injuri harus menggunakan collar cervical
13. Evaluasi
j. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
k. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
l. Observasi body alignment dan posisi klien
14. Dokumentasi
l. Posisi yang diberikan kepada klien
m. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
n. Alat bantu yang digunakan
89
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II POSISI PRONE (TENGKURAP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/46/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi tengkurap yang bertumpu pada bagian perut dan kepala
miring ke salah satu sisi ( kanan/ kiri)
90
dan bahu klien. Tarik / gulingkan klien kearah perawat
sokong lengan dalam posisi sejajar bahu
14. Sokong kaki bagian bawah dengan bantal jari-jari
terangkat
15. Evaluasi
m. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
n. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
o. Observasi body alignment dan posisi klien
16. Dokumentasi
o. Posisi yang diberikan kepada klien
p. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
q. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
91
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERI POSISI SIMS (SEMI PRONE)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/47/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi setengah miring dan setengah tengkurap yang bertumpu
pada salah satu sisi anterior dada
TUJUAN 1. Biasanya digunakan untuk klien tidak sadar dimana dapat
memfasilitasi grainage dari mulut dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan di sacrum dan trichanter/panggul
3. Sering digunakan untuk klien yang mengalami prosedur
enema
4. Pemeriksaan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
92
17. Evaluasi
a. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
b. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
c. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
93
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI DORSAL RECUMBENT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/48/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian posisi pada klien dengan posisi kedua kaki
menekuk, telapak kaki menapak di tempat tidur degan posisi
kaki terbuka
94
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI TRENDELENBERG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/49/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian posisi kepada klien dengan bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi dari pada bagian kaki
95
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBANTU KLIEN UNTUK DUDUK DI TEMPAT
Batam 29441 TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/50/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi duduk di salah satu tepi tempat tidur
96
13. Dokumentasikan
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
d. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
97
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE
Batam 29441 KURSI/KURSI RODA
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/51/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
98
16. Gunakan penyangga lengan bila legan flaccid
17. Ulangi langkah-langkah prosedur dan cara yang akan
digunakan untuk berpindah
18. Sokong klien lewat aksila dan letakkan tangan discapula
klien atau pegang sabuk pengaman . klien dapat meletakkan
tangan dibahu perawat ( bukan disekitar leher perawat)
19. Instruksikan klien untuk berdiri tegak pada hitungan ketiga.
Bila perlu stabilkan klien dengan meletakkan lutut didepan
lutut klien
20. Arahkan klien ke kursi roda, anjurkan untuk memegang sisi
kursi / kursi roda
21. Fleksikan panggul dan lutut ketika menurunkan klien ke
kursi
22. Letakkan kaki klien pada alas kaki di kursi roda
23. Evaluasi
a. Obervasi kemampuan klien untuk berpindah
b. Jumlah orang yang membantu saat berpindah posisi
c. Respon klien saat berpindah atau setelah
24. Dokumentasi
a. Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat
yang membantu
b. Respon subyektif klien terhadap prosedur yang
dilakukan
c. Tujuan transportasi
99
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMINDAHKAN KLIEN KE KERETA DORONG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/52/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta
dorong
TUJUAN Memindahkan klien tanpa perlukan pada perawat atau klien
100
Memindahkan dengan mengangkat klien (tiga perawat )
Posisikan kereta dorong 90 derajat dari tempat tidur
Ketiga perawat berdiri sejajar disisi tempat tidur dengan
posisi klien disisi tempat tidur
Setiap perawat bertanggung jawab untuk satu area
tubuh : kepala dan bahu / punggung, panggul dan paha
dan lutut
Lebarkan dasar tumpuan fleksikan kaki, dekatkan satu
kaku di decant tempat tidur
Letakkan lengan dibawah kepala dan bahu, panggul dan
paha dan kaki. Jari-jari menyangga sisi tubuh klien
sejauh mungkin
Dekatkan klien ke dada perawat
Pada hitungan ke tiga perawat berdiri serempak. Secara
bersamaan bergerak ke sisi kereta dorong
Letakkan klien diatas kereta dorong dengan menekuk
lutut perawat hingga siku sejajar dengan kereta dorong
Tutup sisi kereta dorong dan pindahkan kereta dorong
menjauh dari tempat tidur
Letakkan selimut menutupi klien. Gunakan sabuk
pengaman menyilang di dada kliendan panggul klien
Cuci tangan
16. Evaluasi
a. Rasa nyaman dan aman
b. Kemampuan klien untuk mengontrol saat pindah
17. Dokumentasi
a. Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat
yang membantu
b. Respon subyektif klien terhadap prosedur yang
dilakukan
c. Tujuan transportasi
101
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBANTU KLIEN AMBULASI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/53/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien untuk berjalan atau turun dari tempat tidur
PROSEDUR 1. Kaji lama tirah baring dan bangun dari tempat tidur
sebelumnya
2. Kaji tanda-tanda vital
3. Kaji ROM (lutut, pergelangan kaku dan panggul)
4. Kaji kekuatan otot ekstremitas bawah
5. Kaji apakah perlu alat bantu ambulasi walker, tongkat dll)
6. Kaji obat-obat yang didapat adanya inflamasi sendi, fraktur,
kelemahan otot atau kondisi lain yang mempengaruhi
mobilitas fisik
7. Kaji rasa nyaman
8. Identifikasi klien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan tujuan ambulasi
klien
10. Putuskan bersama seberapa jauh dan kemana akan berjalan
11. Turunkan ketinggian tempat tidur
12. Bantu klien pada posisi duduk di sisi tempat tidur, kaji
adanya pusing, kaji tanda vital
13. Bantu klien menggunakan alas kaki
14. Satu perawat
15. Kenakan transfer belt sekitar pinggang klien bila klien tidak
stabil
16. Kaji klien untuk berdiri, kaji keseimbangan klien kembali
klien keposisi semula bila lelah. Pastikan tidak memegang
leher perwat.
17. Posisikan perawat disamping klien (pada posisi kaki yang
lebih lemah), bila menggunakan sabuk maka pegang sabuk
102
dibagian pinggang dan tangan lain di bawah siku pada
lengan yang difleksikan.
18. Bila klien menggunakan infuse letakkan tiang infuse sejajar
dengan lokasi penusukan infuse instruksikan klien untuk
memegang tiang infuse.
19. Bila klien menggunakan kateter anjurkan klien untuk
membawa kateter lebih rendah dan selang tidak tertarik.
20. Coba beberapa langkah, kaji kekuatan dan keseimbangan
klien, anjurkan klien untuk melihat kedepan.
21. Bila klien kelelahan/ pusing kembali ketempat tidur atau
bantu klien untuk duduk.
22. Evaluasi
Pastikan rencana ambulasi selanjutnya berdasarkan
kemampuan klien yang diharapkan/normalnya.
23. Dokumentasi
Respon klien
Perubahan tanda vital
Alat bantu yang digunakan.
Jumlah penolong
Jarak yang ditempuh
103
MEMBANTU KLIEN DALAM LATIHAN OTOT
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II (RANGE OF MOTION)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/54/04/16 01 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Segenap gerakan yang dalam keadan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan
TUJUAN 1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi
3. Untuk merangsang sirkulasi darah
4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas)
Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
A. Fleksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien,
kemudian tangan kanan memegang tangan pasien
2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh
3. Gerakan tangan perlahan- lahan, lemah lembut ke
arah kepala sejauh mungkin
4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk
mencegah dorong fleksi, tekuk tangan dan siku
5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi
semula
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali
104
3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke
atas kepala sejauh mungkin
4. Kembalikan pada posisi semula
5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali
105
4. Gerakan ibu jari pasien memutar/ sirkulasi pada
suatu lingkaran
106
J. Ekstensi dan Fleksi jari-jari Kaki
1. Mulai dengan menarik ujung jari kaki keatas
2. Ujun-ujung jari kaki di doraong ke bawah
3. Ulang latihan lebih kurang 3 kali
7. Rapikan pasien ke posisi semula
8. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
9. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dae melepaskan
sarung tangan
10. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
11. Kaji respon pasien (subjektif dan objektif)
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan nam tindakan/ tanggal/jam tindakan, hasil
yang diperoleh. Respon pasien selama tindakan, nama dan
paraf perawat pelaksana
107
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN OBAT ORAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/55/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan obat kepada pasien melalui mulut
TUJUAN 1. Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik
melalui saluran cerna
2. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan
3. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan
nyeri
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Kaji kemampuan klien untuk minum obat per oral, meliputi
kemampuan menelan,adanya mual dan muntah, program
puasa, rencana klien akaan menjalani pengisapan lambung,
atau bising usus klien tidak terdengar
5. Siapkan jumlah dan dosis obat yang akan diberikan tanpa
mengontaminasi obat. Gunakan tehnik aseptik untuk
mencegah kontaminasi
6. Lakukan konfirmasi ddengan kembali membaca intruksi
pengobatan sebelum memberikannya kepada klien
Tablet atau Kapsul
a. Tuang tablet atau kapsul dalam jumlah dan dosisi yang
benar ke dalam mangkuk sekali pakai tanpa menyentuh
obat
b. Jika perlu, gunakan alat pemotong tablet untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Buang tablet
yang tidak digunakan sesuai kebijakan institusi
c. Jika klien mengalami keseulitan untuk menelan, gerus
obat menjadi bubuk menggunakan lumpang penggerus.
Setelah itu, campur dengan air atau masukkan ke dalam
makanan. Sebelum menggerus ibat, lakukan konfirmasi
dengan bagian farmasi
Obat Cair
a. Kocok obat agar tercmpur secara merata sebelum
dituang. Jangan gunkan obat jika berubah warna atau
menjadi lebih keruh
b. Buka penutup botol dan letakkan di meja, dengan bagian
108
dalam menghadap ke atas
c. Pegang botol obat sedemikian rupa sehingga label obat
mengahadap telapak tangan anda, kemudian tuang obat
menjauh dari label
d. Tuang obat ke dalam sendok ao9bat atau gelas ukur
sesuai kebutuhan
e. Sebelum menutup botol, usap bibir botol dengan kertas
tissu
f. Jika volume obat yang diberikan kurang dari 5ml,
gunkan spuit steril tanpa jarum untuk mengambil obat
dari botol
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar;
d. Identifikasi identitas klien dengan tepat
e. Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang
dapat dipahami oleh klien
Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian
obat yang membutuhkan pengkajian
Beri klien air yang cukup untuk menelan obat. Jika klien
sulit menelan obat, anjurkan untuk meletakkan obat di
lidah bagian belakang, kemudian anjurkan untuk minum
Mencuci tangan
8. Dokumentasikan obat yang telah diberikan, ,meliputi nama
dan dosis obat, keluhan klien dan tanda tangan anda
9. Lakukan evaluasi efek obat sekitar 30 menit setelah
pemberian obat
109
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN OBAT BUKAL DAN SUBLINGUAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/56/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Meletakkan obat di bawah lidah hingga obat habis diabsorpsi
ke dalam pembuluh darah
110
R.S. Santa Elisabeth MENYIAPKAN INJEKSI DARI AMPUL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/57/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu kegiatan pelayanan keperawatan dalam menyiapkan injeksi
untuk pengobatan/therapy bagi pasien yang sedang dirawat
111
keluarkan jarum dari dalam ampul.Pegang spuit dengan
jarum mengarah ke atas. Ketuk sisi spuit untuk
membuat gelembung udara naik menuju jarum. Tarik
kembali pengisap sedikit dan dorong penghisap kearah
atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan
cairan
i. Apabila cairan dalam spuit berlebihan. buang ke dalam
bak cuci. Pegang spuit dalam posisi vertical dengan
ujung jarum diatas dan miringkan dengan tenang kebak
cuci keluarkan kelebihan cairan ke bak cuci secara
perlahan-lahan. Priksa kembali penunjukkan cairan
pada sdspuit dengan memegang spuit secara vertikal
j. Pasang tutup jarum. Ganti jarum pada spuit. Pastikan
jarum terpasang aman pada spuit
k. Buang bahan yang kotor ke dalam tempat sampah.
Letakkan ampul yang pecah di wadah khusus untuk
bahan gelas
Vial
a. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas
vial,sehingga penutup karet terlihat
b. Usap permukaan karet dengan kapas alkohol
c. Ambil spuit, pastikan jarum terpasang kuat pada spuit.
Lepas tutup jarum. Tarik penghisap untuk mengalirkan
sejumlah udara ke dalam spuit untuk dimasukkan ke
dalam vial obat yang sam dengan volume obat yang
akan diaspirasi dari vial
d. Masukkan ujung jarum dengan level mengarah ke atas
menembus bagian tengah penutup karet. Beri tekanan
rinagan pada ujung jarum selama insersi
e. Masukkan udara ke dalam vial dengan memegang
penghisap agar udara tidak kembali ke spuit
f. Blik vial sementara spuit dan penghisap dipegang
dengan kuat. Pegang vial dengan tangan yang tidak
dominan, diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang
bagian ujung spuit dan penghisap dengan ibu jari di
bawah permukaan cairan
g. Pertahankan ujung jarum tetap di bawah permukaan
cairan
h. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara
bertahap. Tarik penghisap sedikit, jika diperlukan
i. Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya
gelembung udara lepas. Keluarkan udara sisa bagian
atas spuit ke dalam vial
j. Setelah volume obat yang benar diperoleh pindahkan
112
jarum dari vial dengan menarik badan spuit
k. Baung udara sisa dari spuit dengan memegang spuit
dan jarum tetap tegak.ketuk badan spuit untuk
menanggalkan gelembung udara. Tarik penghisap
sedikit kemudian dorong penghisap ke atas untuk
mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan
l. Ganti jaruam dan tutup
m. Untuk vial multi dosis, buat label yang memuat tanggal
pencampuran, konsentrasi obat permililiter
n. Buang bahan yang kotor di tempat yang benar
6. Periksa jumlah cairan dalam spuit dan bandingkan dengan
dosis yang diinginkan
7. Beri etiket nama pasien dan nama obat pada spuit dan
masukkan ke tempat injeksi
8. Bersihkan area kerja
9. Mencuci tangan
113
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRA CUTAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/58/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis atau
dibawah epidermis atau permukaan kulit
TUJUAN 1. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap
obat-obatan tertentu
2. Pemberian vaksinasi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar
obat,dosis,pasien,cara pemberian dan waktu)
4. Memberitahukan tindakan yang dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin
6. Letakkan perlak dan pengalas dibwah daerah yang akan di
injeksi
7. Pilih area penyuntikan
8. Pakai sarung tangan
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan
gerakan sirkuler
10. Pegang kapas alkohol pada jari tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tempatkan ujung jarum menghadap keatas dan dengan
tangan dominan masukkan jarum tepat dibawah kulit
dengan sudut 15°
13. Masukkan obat perlahan-lahan,perhatikan samapai adanya
bula
14. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
15. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol,jangan
ditekan
16. Buat lingkaran pada bula dengan menggunakan
pulpen/spidol.Dengan Diameter ± 5 cm
17. Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau
reaksi sistemik (10-15 menit)
18. Kembalikan posisi pasien
114
19. Bereskan alat
20. Lepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
22. Evalusi respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
23. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan,respon klien,hasil tindakan,nam dan dosis
obat,perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan
115
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN INJEKSI SUB CUTAN (SC)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/59/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
116
16. Bila ada persarahan, tekan lokasi itu bersama
memanfaatkan kas steril hingga perdarahan berhenti
17. Kembalikan posisi klien
18. Buang alat yang telah tidak dipakai
19. Buka sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Catat respon pasien
24. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan,respon klien,hasil tindakan,nam dan dosis
obat,perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan
117
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG INFUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/60/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan intravena cateter ke dalam vena
untuk jalur terapi parenteral.
TUJUAN 1. Mempertahankan/mengganti cairan tubuh yang
mengandung air,eletrolit,vitamin.protein.lemak dan kalori
yang tidak dapat mempertahankan melalui oral
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan eletrolit
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa
4. Memberi transfusi darah
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
6. Membantu pemberian nutrisi parentral
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tanda vital sebagai data dasar
2. Turgor kulit
3. Adanya alergi terhadap plester atau betadin
4. Kecenderungan perdarahan
5. Adanya penyakit atau perlukan pada ekstremitas
6. Kondisi vena tempat penusukan
7. Berapa lama akan diinfus jenis infuse, obat yang akan
diberikan, untuk menentukan pemilihan vena.
8. Jelaskan prosedur pada klien, tujuan pemberian therapy
intravena hal-hal yang perlu dilaporkan selama
menggunakan infuse
9. Cuci tangan
Siapkan cairan infuse dan selang IV
Perhatikan teknik asepsis saat membuka set infuse steril
dan cairan IV
Klem selang, buka tutup penusuk dan tusukan kebagian
botol atau container cairan intravena
Tekan chamber drip dan isi hingga separuhnya meng-
observasi tetesan.
Buka klem pengatur tetesan dan alirkan cairan melalui
selang sehingga gelembung udara hilang.. tutup
pengatur tetesan dan pasang penutup ujung selang,
pertahankan sterilitas
Jika alat elektronik digunakan, ikuti manual prosedur
yang ada dan atur kecepatan tetesan infuse
Beri label obat yang ditambahkan kekontainer. (gunakan)
118
ballpoint, tuliskan nama obat, dna dosis)
Pasang label waktu pada container I
10. Berikan posisi supine pada klien. Letakkan alas dibawah
lengan klien
11. Pilih lokasi yang memungkinkan dana vena yang teraba:
Gunakan vena dibagian distal terlebih dahulu pada
lengan yang tidak dominan
Hindari area yang nyeri saat dipalpasi, area luka,
jaringan skar, edema, infeksi.
Pilih vena yang sesuai dengan ukuran IV cateter
Hindari vena dikaki kecuali lokasi lain tidak dapat
diakses
Hindari vena daerah pembedahan contoh post op
mastektomi, adanya shunt dialysis.
Hindari lokasi pada daerah penonjolan tulang, area
fleksi
Sesuaikan dengan jenis cairan yang diberikan : cairan
hipertonis, obat iritatif, pemberian cairan kecepatan
tinggi harus diberikan melalui vena yang besar.
12. Bila lokasi penusukan berambut/ berbulu sebaiknya
digunting sekitar 5cm dari lokasi tusukan
13. Pasang tourniquet 12-15 cm diatas lokasi punksi vena
untuk menghambat aliran darah. Pasang tourniquet tidak
terlalu kencang dan tidak lebih dari 2 menit
14. Anjurkan klien untuk membuka dan menutup
genggamannya. Observasi dan palpasi vena yang
memungkinkan untuk pungksi. Jika vena tidak teraba
cobalah beberapa teknik dibawah ini :
Lepaskan tourniquet dan anjurkan klien untuk
merendahkan lengannya dibawah posisi jantung.
Pasang kembali tourniquet dengan lembut.
Lepaskan tourniquet dan beri kompres hangat diatas
vena yang diinginkan selama 10-15 menit.
15. Gunakan sarung tangan
16. Berikan area punksi dengan cairan antiseptic (alcohol
swab). Kemudian cairan microbialn (povidone-iodine)
sesuai dengan policy institusi, dengan gerakan sirkular
muali dari tengah kearah luar daerah punksi
17. Gunakan tangan non dominan untuk menahan kulit sekitar
2-5 cm dibawah lokasi vena yang akan dipunksi.
18. Tusukan IV cateter perlahan dengan memegang hub kateter
ditangan dominant, bevel menghadap keatas dan sudut 10-
30 derajat. Kateter dapat ditusukan tepat diatas vena atau
dari sisi vena. Masukkan sesuai arah vena.
19. Jika Nampak darah keluar melalui lumen jarum atau
chamber kateter, masukkanlah plastic kateter lebih jauh
lagi kevena. Masukkan plastic kateter hingga hub mencapai
lokasi tusukan.
20. Lepaskan penutup selang IV segera dan hubungkan selang
119
dengan kateter atau stabilkan atau tahan kateter dengan
tangan nondominan dan lepaskan tourniquet dengan
tangan yang lain
21. Mulailah teteskan cairan dengan mengatur klem amati
kulit sekitar tusukan untuk melihat tanda-tanda infiltrasi
bila perlu fiksasi keteter dengan kassa diletakkan dibawah
beri plester, secara chevron, H atau U
22. Cairan antiseptic dapat diberikan diatas lokasi tusukan jika
menggunakan kassa.
23. Pasang kassa steril diatas lokasi tusukan (dapat juga
menggunakan transparent dressing). Beri plester pada
selang diatas kasa kemudian rapikan.
24. Beri label, tanggal, jam lokasi punksi vena dan ukuran
kateter yang digunakan pada plester diselang, kalau perlu
fiksasi lengan pada papan penyangga /spalk
25. Atur tetesan infuse sesuai jumlah yang dianjurka
26. Rapikan semua alat dan buang ditempat yang telah
ditentukan, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
27. Evaluasi
Monitor intake dan output setiap hari, turgor kulit
mukosa membrane, tanda vital
Inspeksi lokasi tusukan infuse dan ekstremitas setiap
2-4jam dari adanya tanda-tanda nyeri, pembengkakan,
panas, kemerahan, perubahan kecepatan tetesan infuse,
terhentinya aliran infuse selama pemasangan infuse.
28. Dokumentasikan
Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan meliputi :
waktu, lokasi penusukan, cateter yang digunakan, jenis
cairan dan jumlah cairan, catat respon klien.
1. Unit IGD
UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat jalan/Inap
120
R.S. Santa Elisabeth MEMONITOR TETESAN INFUS DAN INFUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/61/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengatur tetesan aliran infuse yang mengalir
masuk kedalam vena melalui IV caeter sesuai dengan skema
infus yang ditentukan.
121
R.S. Santa Elisabeth MELEPASKAN INFUS CATHETER
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/62/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan melepaas IV catheter yang berada didalam vena
TUJUAN 1. Menghentikan terapi
2. Ketika tempat penusukan infus perlu diganti (terjadi
plebitis, infiltrasi,aliran infus berhenti karena ada sumbatan)
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Hentikan aliran infus dengan menggunakan pengatur
tetesan
3. Gunakan sarung tangan
4. Lepaskan plester, balutan yang melekat pada lokasi
penusukan dan tangan yang lain memegang hubungan IV
cateter
5. Setelah semua plester terlepas, lepaskan IV kateter keluar
dari vena dan lakukan penekanan dengan menggunakan
kassa /alkohol selama 1-2 menit
6. Bila selang infus akan digunakan kembali pada pemasangan
infus yang berikutnya maka tutup ujung selang dengan
jarum steril
7. Tinggikan lengan pasien bila terjadi perdarahan
8. Tutup lokasi tusukan dengan kas steril
9. Lepaskan sarung tangan dan perawat mencuci tangan
10. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan:
Jumlah cairan yang masuk dan yang dibuang,
waktu pelaksanan melepas infus,
kondisi sekitar lokasi tusukan
respon pasien
tuliskan nama dengan jelas
122
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/63/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat dengan memasukkan obat kedalam jaringan
otot menggunakan spuit, Lokasi penyuntikan intramuskular,
meliputi area vastus latralis,ventogluteal,dorsogluteal, deltoid,
dan area rektus femoris
123
detik per CC
17. Tunggu 10 detik lalu cabut cepat
18. Tekan hati hati dengan kapas massage k/p
19. Buang spuit dan jarum tanpa ditutup
20. Bantu klien keposisi nyaman, anjurkan klien menggerakkan
kaki k/p
21. Buka sarung tangan, cuci tangan
22. Catat pemberian obat
23. Evaluasi
a. Evaluasi respon klien terhadap obat dalam waktu yang
tepat.
b. Kaji lokasi penyuntikan setelah 2-4 jam
24. Dokumentasi
a. Catat pemberian obat, dosis, waktu, waktu cara
pemberian, dan lokasi penusukan
b. Catat toleransi klien terhadap injeksi dan efek samping
obat
Unit Rawat Jalan/Inap
UNIT TERKAIT
124
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRAVENA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/64/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menyuntikkan larutan obat ke dalam vena klien menggunakan
spuit. Ada empat lokasi penyuntikan, yaitu lengan (vena
basilika dan vena sefalika), tungkai (vena safena), leher (vena
jugularis), dan kepala (vena frontalis dan vena temporalis
TUJUAN 1. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan
dengan meyode pemberian obat lainnya
2. Menghindari kerusakan jaringan
3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dan lakukan pemeriksaan dengan menggunakan
prinsip ”12 benar”
3. Identifikasi klien
4. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan
5. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dan pastikan
vena mudah diakses
6. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas dari lesi, kekakuan,
peradangan, atau rasa gatal
7. Minta klien untuk membuka pakaian hanya pada area yang
akan disuntik
8. Pasang perlak alas di bawah lokasi penyuntikan
9. Pasang torniket sekitar 15 cm diatas lokasi penyuntikan
10. Kenakan sarung tangan
11. Bersihkan lokasi penyuntikan menggunakan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam ke luar hingga
diameter sekitar 5 cm. Tunggu hingga mengering
12. Buka tutup jarum spuit
13. Tekan kulit klien,dengan tangan non-dominan, menjauh
lokasi penyuntikan sekitar 2,5 cm diarea penusukan
14. Pegang jarum pada posisi 30° sejajar vena yang akan
ditusuk, kemudian lakukan penusukan secara perlahan dan
pasti
15. Rendahkan posisi jarum hingga sejajar kulit dan dorong
jarum masuk ke dalam vena
16. Lakukan aspirasi ,dengan tangan non-dominan menahan
tabung spuit dan tangan dominan menarik plunger
17. Observasi adanya darah di dalam spuit
125
18. Keluarkan jarum dari vena dengan sudut yang sama ketika
jarum dimasukkan. Lakukan penekanan p-ada lokasi
penyuntikan menggunakan kapas alkohol yang dipegang di
tangan non –dominan
19. Tutup lokasi penyuntikan menggunakan kasa steril yang
diberi betadine
20. Bantu klien kembali memperoleh posisi yang nyaman
21. Buang peralatan sekali pakai ke dalam wadah medis khusus
22. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
126
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/65/04/16 01 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat-obat atau cairan tertentu melalui vagina yang
dapat dilakukan dengan cara mengumbah (irigasi),
mengoleskan dan suppositorium.
TUJUAN 1. Memberikan anti septik untuk mengurangi pertumbuhan
bakteri
2. Menghilangkan bau atau ekskresi yang berlebihan
3. Untuk induksi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Buka pakaian hanya bagian yang diperlukan
4. Posisi pasien dorsal recumbent dengan lutut ditekuk dan
kedua kaki terbuka
5. Buka labia, bersihkan dengan kapas yang dibsahi dengan
air hangat dari arah depan ke belakang ( sesuai dengan
prosedur)
6. Buka sarung tangan dan cuci tangan
7. Catat respon pasien terhadap tindakan yang dulakukan dan
rasa tidak nyaman akibat obat yang diberikan seperti gatal
rasa terbakar dll
127
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL MATA
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/66/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topical mata dilakukan dengan mengoleskan salep
atau gel, atau meneteskan cairan obat langsung ke mata
TUJUAN 1. Menangani gangguan mata
2. Melebarkan pupil untuk pemeriksaan struktur internal mata
3. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Mencehag kekeringan pada mata
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Konfirmasi intruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja dan lokasi pemberian obat
2. Cuci tangan
3. Idenfitikasi klien dengan tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Bantu klien memperoleh posisi telentang atau duduk dengan
leher hiperekstensi
6. Kenakan sarung tangan steril
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari arah
dalam ke luar
8. Minta klien untuk melihat ke atas
9. Teteskan obat ke mata:
a. Dengan tangan dominan Anda di dahi klien, pegang obat
tetes mata sekitar 1-2 cm diatas sakus konjungtiva,
kemudian tarik kelopak mata ke bawah menggunakan
tangan non dominan
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkam ke dalam sakus
konjungtiva
c. Ulangi prosedur jika klien berkedip, menutup mata, atau
jika tetesan ke luar dari kelopak mata
d. Setelah meneteskan obat, minta klien untuk menutup mata
secara perlahan
e. Beri tekananmlembut pada duktus nasolakrimal klien
selama 30-60 detik
10. Oleskan salep mata:
a. Posisikan aplikator salep di pinggir kelopak mata bawah.
Tekan tube salep hingga memberi olesan tipis di
sepanjang pinggiran dalam kelopak mata bawah
b. Minta klien untuk melihat kebawah
c. Buka kelopak mata atas
d. Berikan olesan tipis di sepanjang pinggiran dalam kelopak
mata atas
e. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak
128
mata secar perlahan dengan gerakan sirkuler
menggunakan bola kapas
11. Jika terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, usap secara
perlahan dari bagian dalam ke liar kantus
12. Jika ada, pasang penutup mata yang bersih pada mata klien
yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan
aman tanpa memberi penekanan pada mata
13. Lepaskan sarung tangan
14. Cuci tangan dan buang peralatan sekali pakai ke dalam tempat
sampah medis khusus
15. Dokumentasikan nama obat, konsentrasi, jumlah tetesan,
waktu pemberian dan mata yang diobati
129
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN OBAT TOPIKAL TELINGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/67/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topikal telinga dilakukan dengan meneteskan
obat cair pada telinga melalui kanal eksternal
130
10. Kaji karakteristik dan jumlah pengeluaran jika ada dan
adanya ketidaknyamanan. Lakukan segera setelah obat
dimasukkan dan ulangi kembali pada saat obat telah
bekerja
11. Rapikan peralatan dan buang peralatan sekali pakai ke
tempat sampah
12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
131
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMBERIAN OBAT TOPIKAL HIDUNG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/68/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topikal hidung dilakukan dengan meneteskan
obat secara langsung ke dalam hidung
TUJUAN 1. Mengencerkan sekesi hidung
2. Memfasilitasi drainase dari hidung
3. Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Komfirmasi intruksi dokter untuk memastikan nam
obat,daya kerja, dosis, waktu dan lokasi pemberian obat
2. Siapkan klien
a. Identifikasi klien dengan tepat dan konfirmasi nam
klien
b. Minta bantuan jika perlu
c. Bantu klien untuk tidur telantang dengan kapala
hiperekstensi di atas bantal (untuk pnegobatan sinus
etmoid dan sfenoid) atau berbaraing telentang dengan
kepala hiperekstensi dan miring ke samping (untuk
pengobatan sinus maksilar dan frontal)
d. Bersihkan lubang hidung
e. Gunakan sarung tangan jika diduga terdapat infeksi
3. Masukkan sejumlah tetes obat dengan dosis yang tepat di
bagian tengah konka seuperior tulang etmoidalis
4. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1
menit
5. Kaji respons klien
6. Kaji karakteristik dan jumlah drainase jika ada atau adanya
ketidaknyamanan. Lakukan segera setelah obat dimasukkan.
Ulangi pengkajian pada saat obat telah bekerja
7. Rapikan peralatan
8. Buang peralatan sekali pakai ke dalam tempat sampah
medis khusus
9. Catat tindakan pada catatan keperawatan meliputi: waktu
pemberian, jumlah tetesan yang diberikan, serta bagian
hidung yang mendapat medikasi, serta catat adanya efek
samping
132
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGHITUNG PERNAFASAN BAYI/ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/69/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Respirasi merupakan salah satu fungsi dasar tubuh dimana
terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida antara
paru anak dengan lingkungannya.
133
jika memungkinkan. Anak mungkin akan suka jika mencoba
mendengarkan pernafasan atau orang tua atau biarkan ia
mempraktekan pada boneka.
7. Atur posisi anak sehingga mudah mengobservasi irama
pernafasan.
8. Observasi dan dengarkan pernafasan secara lengkap selama
1 menit.
9. Sementara menghitung, perhatikan kedalaman dan observasi
pergerakan dinding dada. Secara objektif kaji kedalaman
dengan palpasi persimpangan dinding dada setelah
kecepatan dijumlahkan.
10. Catat irama siklus pernapasan.
11. Bantu klien merapikan pakaiannya.
12. Puji anak untuk kerja samanya
13. Evaluasi
a. Bandingkan pernafasan dengan baseline atau
kecepatan pernafasan yang normal pada kelompok
usia klien.
b. Laporkan kepada perawat atau dokter yang
bertanggung jawab, bila ada penyimpangan
14. dokumentasi
a. Catat kecepatan dan karakteristik pernafasan pada
Flow Seet tanda-tanda vital atau pada catatan
perawatan.
b. Nama dan paraf perawat
134
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGHITUNG NADI BAYI/ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/70/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Loncatan aliran darah yang dapat diraba pada titik tubuh,
melalui perabaan pada nadi:
8. Arteri radialis pada pergelangan tangan
9. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
10. Arteri carotis pada leher
11. Arteri temporalis pada pelipis
12. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
13. Arteri dorsalis pedis pada kaki
Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
AKTIVITAS TIDUR
135
pola tidur, panas, kecemadan, menangis, stress, kondisi
penyakit, kegemukan, volume darah, status okxigenasi,
keseimbangan elektrolit dan perubahan posisi.
3. Kaji adanya tanda-tanda gangguan kardiovaskuler
4. Kaji kembali factor-faktor yang dapat menggangu posisi
melakukan pengukuran nadi seperti adanya gips, infuse,
luka, draine atau arterial line
5. Jelaskan tujuan pengukuran denyut nadi.
6. Rencanakan waktu untuk mengukur nadi saat anak sedang
tenang atau ketika sedang beraktivitas, jika mungkin. Jila
anak mendapat pengobatan khusus hal ini dapat
berpengaruh terhadap irama nadi (ex.Digoxin). lakukan
pemeriksaan sebelum obat diberikan.
7. Berikan posisi yang nyaman untuk anak
8. Tentukan tempat untuk mengukur nadi
9. Rencanakan aktivitas pengalihan perhatian seperti melihat
boneka/ mobil yang bergerak atau meminta orang tua
bercerita.
10. Biarkan anak menyentuh dan bermain dengan peralatan, jika
diinginkan.
11. Beri posisi yang nyaman untuk anak agar memudahkan
memilih lokasi nadi.
12. Setelah lokasi didapatkan, letakkan ujung jari tengah 2-3 jari
tengah sejajar dengan ujung jari di pergelangan tangan
13. Hitung nadi satu menit penuh, kaji frekuensi , irama,
volume dan elastisitas pembuluh darah
14. Jika pengukuran telah selesai berikan kembali posisi yang
nyaman untuk anak
15. Beri pujian untuk kerjasamanya.
16. Evaluasi
a. Dapatkan hasil pengukuran denyut nadi yang akurat
b. Identifikasi adanya denyut nadi yang abnormal dalam
irama, frekuensi atau karakteristiknya
17. Dokumentasi
a. Catat waktu , frekuensi, irama dan karakteristik denyut
nadi
b. Tuliskan perilaku klien, keadaan emosi, dan factor lain
yang mempengaruhi sebelum dan selama pengukuran
nadi (termasuk rangsangan verbal)
c. Nama dan paraf perawat
136
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMASANG PIPA LAMBUNG PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/71/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Selang yang dimasukkan ke dalam lambung dapat melalui
hidungatau mulut.
137
e. Fraktur tulang basal
f. Septum miring
g. Endotracheal tube
6. Jelaskan tujuan pemasangan NGT
7. Jelaskan tiap tahap prosedur pada klien dan keluarga
8. Jelaskan partisipasi kllien selama pemasangan NGT a.l:
a. Posisi kepala
b. Tarik nafas dalam bila ingin muntah
c. Melakukan gerakan menelan untuk membantu pipa
masuk ke dalam esophagus
d. Bila merasa tidak nyaman, beri kode dengan
menunjukkan jari.
9. Perhatikan keamanan IMPLEMENTASI prosedur (lihat di
prosedur keamanan) k/p siapkan asisten.
10. Tutup tabir di lingkungan klien
11. Atur posisi tidur klien (supine/semifowler).
12. Mencuci tangan
13. Menggunakan sarung tangan bersih.
14. Meletakkan handuk/popok melintang di atas dada klien
15. Dekatkan piala ginjal dan Tissue
16. Anjurkan klien untuk rileks, lalu periksa nostril dan
tentukan nostril yang paling tepat
17. K/p menganjurkan klien menghembuskan napas melalui
nostril secara bergantian.
18. Mengukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan:
a. Bayi : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
pertengahan prosessus Xypoideus dan umbilicus
b. Anak : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
prosessus Xypoideus
c. Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus
dimasukkan.
19. Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat.
20. Pegang kepala dengan cara :
a. Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari lain
dilebarkan (tanpa hiperekstensi)
b. Anak : minta untuk hiperflexi leher, bernafas malalui
mulut.
21. Memasukkan pipa lambung melalui mulut atau nostril.
a. Pipa langsung masuk menuju belakang tenggorokan.
b. Posisikan kepala hiperflexi/hidung mengarah ke atas
(NB : klien dianjurkan nafas dalam)
c. Bila ada tahanan berhenti sejenak dan menganjurkan
anak tarik nafas. Lanjtkan setelah anak rileks.
d. K/p sejalan dengan masukknya pipa anjurkan klien
menelan atau beri minum air dengan sendok/sedotan
e. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
anjurkan posisi kepala fleksi
22. Perhatikan respon klien (adanya reflex vagal rasa sakit/ ada
tahanan, sianosis)
23. Bila klien batuk-batuk, tarik sedikit pipa dan hentikan
sejenak memasukkan pipa lambung serta klien dianjurkan
nafas dalam.
138
24. Gunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa lambung.
25. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung.
a. Pasang spuit 10 cc tarik plunger dan rasakan tarikan
negative. Aspirasi caitan lambung. k/p lakukan tes pH.
b. Jika ada cairan lambung yang normal masukkan kembali
isi lambung
c. Memasukkan udara 1-5 cc dan auskultasi dengan
stethoscope pada Quadran atas/ regio epigastrik
26. Menambatkan NGT dengan plester di atas bibir dan pipa.
27. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan
dengan kantong penampung
28. Melepaskan sarung tangan
29. Merapikan klien, dan memberikan posisi nyaman serta
pujian
a. Bayi : digendong atau dielus kepalanya
b. Anak : peluk atau diusap-usap.
c. Membereskan/ mengembalikan alat-alat dan mencuci
tangan.
30. Evaluasi
Respon klien pemasangan NGT
18. Dokumentasi
a. Tanggal , waktu, da respon klien selama pemasangan
NGT serta cara yang telah dilakukan untuk memastikan
posisi NGT tepat.
b. K/p ukur catat panjang pipa lambung yang tersisa ( dari
mulut atau hidung sampai ujung distal)
c. Catat adanya perdarahan hidung atau mulut
d. Catat kerjasama yang dilakukan klien dan keluarga.
e. Nama dan paraf perawat
139
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG/
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 NASO GASTRIC TUBE (NGT) PADA BAYI/ANAK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/72/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi/anak (sebagai
kebutuhan dasar yang penting) yang diberikan melalui pipa
lambung (sonde) karena bayi/anak memiliki masalah dalam
saluran pencernaan terutama proses absorbsi dan masalah
dalam mencukupi intake makanan
140
dibawah kepala da bahu
141
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN TERAPI
Batam 29441 NEBULIZER PADA ANAK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/73/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan salah satu tindakan pemeliharaan pada system
pernafasan dalam upaya hygiene bronchial dengan pembersihan
secret, pelembaban udara, inspirasi dan pemberian terapi
142
6. Jika anak menggunakan nebulizer di rumah, pastikan bahwa
keluarga menggunakannya dengan baik.
7. Cek kembali pesanan dokter untuk menentukan dosis dan
kombinasi pengobatan
8. Kaji kembali identitas anak sesuai dengan kardex
9. Informasikan pada anak dan keluarga kapan obat akan
diberikan, gunakan waktu ini untk memberikan informasi
yang diperlukan atau menjawab bila ada pertanyaan dari
keluarga.
a. Diskusikan pemakaian alat
b. Diskusikan side efek pengobatan.
c. Kaji pengalaman anak terhadap rasa tidak nyaman.
d. Jelaskan dan demonstrasikan cara membersihkan dan
merawat alat nebulizer.
10. Sebelum tindakan lakukan tindakan keperawatan yang
kemungkinan berhubungan dengan terapi. Misalnya : nadi
dan tekanan darah.
11. Siapkan pengobatan:
a. Mencuci tangan
b. Yakinkan power pada posisi off
c. Masukkan obat dalam nebulizer
d. Sambung nebulizer dengan listrik
e. Menghidupkan nebulizer dan cek out flow apakah timbul
uap (embun)
f. Pasang masker di atas mulut hidung
g. Anjurkan anak duduk dan menghisap dalam dan lambat,
kemudian menghembuskannya dalam hitungan 10 detik.
h. Anak dapat bernafas dengan menggunakan masker.
12. Matikan compressor dan cabut dari aliran listrik.
13. Anjurkan klien untuk batuk efektif
14. Bereskan peralatan dan rapikan klien.
15. Beri reinforcement positif pada anak.
16. Evaluasi
a. Kondisi anak setelah pemberian terapi nebulizer
b. Auskultasi suara nafas
c. Anak dan keluarga dapat mendemonstrasikan pemakaian
nebulizer dengan benar.
17. Dokumentasi
Catat dan observasi adanya distress pernafasan,
kemampuan anak dan keluarga menggunakan nebulizer,
respon anak terhadap pengobatan
143
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN CATETER URINE PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/74/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemasangan cateter urine yaitu pemasangan selang (berupa
latex silastic atau po-lyethylene) melalui urethra kedalam
kandung kemih. Pemasanga cateter pada klien pediatrik
memerlukan perhatian khusus secara anatomik dan
perkembangan kognifif anak.
144
11. Memberi posisi anak :
a. Anak wanita : berbaring supine dan asistant dapat
memegang kaki anak dalam posisi fleksi pada paha dan
lutut.
b. Anak pria : posisi berbaring supine
12. Bersihkan daerah perineal dengan sabun dan bilas dengan
air bersih dan keringkan
13. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur anak, bukan
pada pagar tempat tidur
14. Berikan pencahayaan yang cukup selama prosedur
15. Buka set cateter dan jaga area sekitarnya steril
16. Gunakan sarung tangan steril dan susun alat-alat. Bila perlu
tes balon pada cateter tetap, denga memasukkan aquades
dengan jumlah yang diperlukan (tertulis dalam selang
cateter). Lalu tarik kembali cairan dalam balon tersebut.
17. Tempatkan kain diatas perlak, selipkan dibawah bokong
supaya tidak mengkontaminasi sarung tanggan. Tempatkan
kain berlubang diatas perineum dengan celah tepat dilabia
atau diatas penis.
18. Siapkan meatus uretra :
a. Perempuan : buka labia dengan tanggan yang tidak
dominan sampai meatus terlihat, pertahankan posisi
tersebut sampai cateter masuk. Dengan kapas dan
sabun antiseptik bilas labia dengan cara menekan
kebawah (dari atas ke bawah-dari uretra ke vagina)
dari tepi kiri kemudian kanan dan tengah dengan sekali
usap untuk tiap-tiap kapas.
b. Laki-laki : dengan tangan yang tidak dominan, pegang
penis hanya bagian bawah glans (tarik preputiumnya
apabia anak belum disunat), pertahankan posisi tersebut
sampai cateter masuk. Hati-hati kesterilan tetap dijaga.
Dengan kapas dan sabun anti septik bersihkan meatus
dari tengah keperifer dengan garis memutar dan sekali
usap untuk setiap kapas.
19. Pegang kateter dengan tangan yang dominan, 2-3 cm dari
ujung dan beri xylocain jelly. Tempatkan bagian bawah
kateter dipiala ginjal steril.
20. Masukkan kateter :
a. Perempuan : arahkan sedikat kearah dinding uretra,
masukkan ujung kateter melalui meatus 1-2 cm atau
sampai urine keluar, masukkan sedikit lagi 1/2 -1 cm
b. Laki-laki : pegang penis dengan sudut 90º dan
masukkan kateter 2-3 cm atau sampai urine keluar
21. Tampung urine dalam piala ginjal kemudian beri
kesempatan untuk mengosongkan vesika urinaria
22. Masukkan aquadest sejumlah yang dibutuhkan, hati-hati
jangan terlalu keras memompa dan observasi adanya nyeri
saat dipompa. Jika ada nyeri, kepiskan balon, sedikit
masukkan kateter dan kembali pompa
23. Tarik perlahan kateter sementara tersebut, rasakan tahanan
pada lumen atau pompa balon dari selang kateter
145
24. Hubungkan kateter dengan urine bag, yakinkan urine bag
berada dibawah vesika urinaria dan selang urine bag tidak
kaku
25. Fiksasi selang kateter dipaha dalam atau abdomen (laki-
laki)dengan plester, ikat cukup kencang untuk mencegah
tekanan pada kateter dengan posisi kaki extensi
a. Jepit dengan teliti selang urine bag di bagian bawah
tempat tidur
b. k/p restrain tangan anak untuk melindungi trauma uretra
akibat tarikan pada kateter
c. Beri pujian pada anak atas kerjasamanya
26. Evaluasi
a. Apakah tampak adanya distensi v.u atau retensi urine
b. Tidak terjadi obstruksi aliran urine
c. Tidak terjadi UTI akibat kateterisasi
27. Dokumentasi
a. Prosedur IMPLEMENTASI, kondisi perineum dan
meatus uretra
Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau dan jumlah
urine
b. Reaksi anak pada saat pemasangan urine kateter
146
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMBERIAN HUKNAH/LAVAMENT PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/75/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu prosedur memasukan cairan melalui kanul rektal dari
rektum ke kolon sigmoid
147
a. Bayi/toddler memberikan posisi terlentang
b. Anak yang lebih besar memberikan posisi sim;s dengan
kedua lutut flexi/dorsal recumbent
14. Melakukan hukna sesuai pesanan medik
15. Menghubungkan hukna irrigator dengan selang
penyambung dan kanul rektal
16. Mendekatkan piala ginjal di ujung kanul rectal
17. Mengolesi ujung kanul dengan pelumas
18. Menutup/menjepit selang dan menuangkan cairan isotonic
dalam tabung irigator
19. Mengeluarkan udara dalam selang dengan meninggikan
irigator
20. Memasukkan kanul ke dalam rektum secara perlahan
a. Bayi 2,5 cm
b. Toddler 5,0 cm
c. Pra-sekolah 5,0 cm
d. Sekolah 7,5 cm
e. Pertahankan kedalaman kanul rektal
21. Mengalirkan cairan secara perlahan (100cc/menit) dan
pertahankan kecepatan aliran
22. Mengatur posisi tabugn 30-46 cm diatas anus
23. Menutup aliran/ menjepit selang penyambung bila cairan
bersisa sedikit
24. Menarik kanul secra perlahan dan membersihkan anus
25. Menganjurkan anak tetap ditempat tidur dan berupaya
menahan cairan agar tidak segera keluar
26. menganjurkan anak buang air diatas pasusurungan/ duduk
dikloset kamar mandi sampai bab selesai
27. Pada anak besar
a. Menganjurkan anak supaya membersihkan daerah
bokong dengan air sabun
b. Bila anak tidak mampu dengan memakai sarung tangan
bantu dengan membersihkan daerah bokong
28. Merapikan bayi/anak dan peralatan yang digunakan
29. Memberikan pujian pada bayi/anak atas kerjasamanya
30. Evaluasi
a. Karakteristik feses yang keluar dan jumlahnya (sesuai
dengan alasan hukna)
b. Tanda-tanda vital : HR, pernafasan dan (k/p)tekanan
darah, tonus otot,berat badan dan jumlah urine serta
tingkat kesadaran bayi/anak.
c. Ketidaknyamanan anak selama prosedur berlangsung
31. Dokumentasi
a. Jenis dan volumr cairan
b. Suhu cairan
c. Ukuran kanul
d. Respon anak terhadap prosedur
e. Karakteristik feses yang keluar
Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
148
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN OKSIGEN PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/76/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Oksigen adalah suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak terlihat, mempunyai berat lebih rendah
dibandingkan udara. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen
pada klien untuk mengatasi hipoksia.
149
b. Mengatur aliran oksigen sesuai yang diinginkan
c. Memasang masker pada wajah anak, tempatkan diatas
dagu, mulut dan hidung.
d. Pastikan bahwa posisi klien nyaman
14. Mengkaji respon klien setelah 15-30 menit pemberian
oksigen.
15. Memonitor peralatan setiap 2-4 jam.
16. K/p lakukan suction.
17. Evaluasi
a. Kebutuhan oksigenasi anak terpenhi.
b. Tidak terjadinya hypoxia dan hyperoxia.
c. Kecemasan anak akan pemberian terapi oksigen dapat
diminimalkan.
d. Anak toleransi terhadap prosedur
18. Dokumentasi
Catat:
a. Kapan pemberian oksigen dimulai, berapa
konsentrasinya.
b. Perubahan kondisi yang muncul pada anak selama terapi
dan setelah terapi.
c. Respon anak selama prosedur berlangsung.
d. Nama dan paraf perawat.
1. Unit Rawat Jalan/ Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD
150
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGHISAP LENDIR PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/77/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu teknik untuk mempertahankan keutuhan jalan nafas
dengan cara memasukkan kateter kecil ke dalam saluran nafas
atas dengan tekanan negatif untuk mengeluarkan lendir.
151
e. Jika anak sulit membuka mulut:
1) Bayi: dekap msndibula dan tekan kedua pipi
ketengah sambil mendemontrasikan mulut yang
terbuka.
2) Anak: minta anak untuk mengatakan “aaaa….”
Sambil perintahkan untuk membuka mulut.
g. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan
menarik serta memasukkan kateter dengan arah diputar.
Ulangi tindakan tersebut pada lubang hidung yang
lainnya dengan memperhatikan waktu 30”-60”diantara
suction.
h. Membilas kateter dengan air putih/NaCl 0,9% sampai
bersih.
i. Mengulangi prosedur diatas sampai jalan nafas bebas
dari lendir atau sampai nafas tidak berbunyi.
13. Prosedur dilakukan tidak lebih dari 3x berturut-turut.
14. Hentikan prosedur bila klien menolak atau menjadi
cyanosis.
15. Mematikan mesin dan melepas kateter dari alat penghisap,
kemudian memasukkan ke dalam kom berisi savlon.
16. Melepas sarung tangan
17. Beri rasa nyaman pada klien:
a. Bersihkan wajah dan hidung pasien dengan tisu atau
waslap.
b. Beri perawatan oral bila klien muntah
c. Beri posisi yang nyaman/menyenangkan.
d. Membereskan alat-alat.
e. Mencuci tangan.
18. Evaluasi
a. Kebersiahan nafas anak disertai oksigenasi yang
adekuat.
b. Tidak terjadi trauma pada mukosa jalan nafas.
19. Dokumentasi
a. Jumlah, warna, bau, serta konsistensi secret
b. Perubahan kondisi pernafasan anak.
c. Respon anak selama prosedur berlangsung
d. Nama dan paraf perawat.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD
152
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN TEST RUMPLE LEED
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/78/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan penunjang untuk klien dengan DHF ( dengue
Hemoragic fever) dengan cara menetapkan tekanan darah klien
sebelumnya
TUJUAN 1. Membantu memberikan pedoman untuk diagnosis DHF
secara dini.
2. Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang sering terjadi
seperti : petekie.
153
16. Dokumentasi
Catat :
a. Tanggal dan waktu test dilakukan
b. Hasil tes ( positif atau negative).
154
MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II CT SCAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/79/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Meneliti tengkorak atau medulla spinalis lapis demi lapis
dengan menggunakan x-rays; computer menggunakan
informasi yang diperoleh untuk menyusun gambar dari struktur
internal otak; kadang-kadang pemeriksaan ini menggunakan
medium contrast.
155
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN DENGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
LUMBAL PUNKSI
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/80/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan spinal needle pada sub arachnoid space diantara
vertebra lumbalis 3 dan 4 atau lumbal 4 dan 5 atau pada
systerna magna (jarang dilakukan ) untuk mengambil
cerebrospinal fluid (CSF)
156
9. Anjurkan klien mengosongkan kandung kemih (b.a.k) dan
b.a.b sebelum dimulainya prosedur.
10. Pasang tabir disekitar tempat tidur klien
11. Atur fetal posisi
12. Mencuci tangan
13. Meletakkan perlak kecil dibawah bagian yang akan
dipunksi
14. Mendekatkan piala ginjal
15. Membuka set punksi lumbal dengan menggunakan
korentang steril
16. Mengunjukkan sarung tangan steril.
17. Membantu desinfeksi dengan mengunjukkan tuffer/kapas
lidi beserta betadin dan alcohol.
18. Membantu dalam lokasi anestesi :
a. Mengunjukkan spuit 3 – 5 cc
b. Menggunjukkan obat anestesi local (dokter memasang
duk/kain steril untuk melindungi area punksi).
19. Mengunjukkan spinal needle.
20. Menampung 1-2 tetes LCS kedalam tabung none dan
pandy
21. Membantu menegakkan manometer
22. Membantuk melakukan queckenstedt test
23. Menampung 2-3 tetes LCS dalam 2 botol steri
24. Menutup bekas punksi dengan band air atau kasa yang
telah diberikan betadin
b. 25. Segera mencuci tangan, khususnya bila anda membantu
klien istirahat prosedur.
c. 26. Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontra indikasi.
d. 27. Membereskan alat-alat.
e. 28. Memberi etiket pada masing-masing botol steril.
f. 29. Mengirim bahan dan formulir kelaboratorium
g. 30. Evaluasi
a. Kaji keluhan klien.
b. Kaji cairan yang keluar melalui bekas punksi.
c. Kaji perubahan tingkat kesadaran, tanda-tanda vital dan
status pernafasan, reaksi pupil.
31. Evaluasi
a. Prosedur dilakukan tanggal, jam, dokter yang
melakukan dan toleransi klien terhadap prosedur.
b. Warna LCS dan pemeriksaan yang dilakukan.
c. Tanda-tanda vital sesudah pemeriksaan, kesadaran,
istirahat tempat tidur yang dianjurkan dan adakah
rembesan cairan pada bekas punksi.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD
157
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT KLIEN DENGAN WATER SEAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
DRAINAGE (WSD)
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/81/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan satu/lebih selang kedalam rongga dada/ thoraks,
difiksasi dengan jahitan pada dinding dada dan dihubungkan
dengan suatu unit drainage tertutup dengan atau tanpa suction.
158
b. Memfiksasi selang dada pada alat tenun tempat tidur
dengan klem.
c. Mempertahankan level air pada waterseal sesuai
program masing-masing sisitem.
d. Memeriksa kebocoran udara dengan memonitor
gelembung-gelembung udara diruang water seal.
e. Memelihara/menjaga agar posisi selang dada/ system
drainage selalu lebih rendah daripada dada.
f. Mengangkat selang dada sesering mungkin untuk
mendrainage cairan ke dalam botol.
g. Memijat dan mengurut selang setiap 30 menit jika
cairan drain adalah darah.
h. Mengobservasi adanya bekuan darah pada selang darah,
bila ada segera diatasi
i. Mengobservasi adanya fluktuasi/undulasi dalam water
seal setiap kali klien bernafas Normal fluktuasi 2-4
detik(5 – 10cm).
j. Mengontrol lubang pipa udara apakah berfungsi baik.
k. Memasukkan bahwa 2 buah klem selalu tersedia
disamping tempat tidur klien.
13. Memantau cairan drainage.
Mengobservasi warna, konsistensi dan jumlah cairan drain,
setiap 1 jam sesudah operasi (24jam)/bila jumlah cairan
drain banyak. Beri tanda pada botol untuk setiap shift.
14. Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam secara
periodic.
15. Mengenjurkan klien untuk memberitahukan segera bila ada
kesulitan bernafas.
16. Melakukan kolaborasi medic bila kondisi klien menurun
(sianosis, pernafasan cepat dan sesak, empisema subkutan,
nyeri dada, perdarahan hebat.
Catatan :
1) System 1 botol :
a. Botol berfungsi sebagai water seal.
b. Pipa dalam botol terendam 2cm dibawah
permukaan air.
2) System 2 botol tanpa suction control :
a. Botol 1 sebagai penampung cairan drain.
b. Botol 2 sebagai water seal dengan pipa terendam
2cm dibawah permukaan air.
3) System 2 botol dengan suction control :
a. Botol 1 sebagai penampung dan water seal.
b. Botol 2 sebagai suction control, pipa udara
terendam sedalam 10 – 20 cm air.
4) System 3 botol :
a. Botol 1 sebagai penampung, botol 2 sebagai
water seal, botol 3 dihubungkan dengan suction
control.
b. Ukuran air dalam botol = sama dengan diatas.
c. Disposable water seal system = system 3 botol.
159
17. Melakukan asisten pencabutan selang WSD. Pencabutan
dilakukan oleh dokter, tindakan dilakukan secara steril.
a. Memberikan obat analgesic-30 menit sebelumnya(bila
diprogramkan)
b. Menganjurkan klien untuk duduk ditepi tempat tidur/
berbaring miring pada sisi yang sehat
c. Membuka set angkat jahitan
d. Dokter menklem selang WSD, balutan dibuka.
e. Dokter menganjurkan klien mengambil napas dalam
dan menahan nafas, sementara selang dicabut dan
segera ditutup dengan kassa vaselin/bethadine steril.
f. Memberi balutan tekan diatasnya
g. Kadang-kadang dokter menggunakan aagrave/jahitan
sebelum melakukan penekanan.
18. Merapikan klien dan peralatan.
19. Kaji pernafasan klien untuk melihat tanda distress
pernapasan dan nyeri dada.
20. Auskultasi paru klien dan observasi ekspansi paru.
21. Monitor tanda vital, hematokrit dan hemoglobin
22. Evaluasi
1) Evaluasi kemampuan klien menggunakan teknik latihan
napas dalam sambil terus mempertahankan kenyamanan
klien.
2) Monitor keberlangsungan (kelancaran) system yang
ditandai dengan pengurangan jumlah drainage, tidak
adanya kebocoran udara dan re-ekspansi
(pengembangan) total paru-paru.
3) Monitor saturasi oksigen klien
23. Dokumentasi
Deskripsikan :
a. Hasil pengkajian-observasi pada klien dan system
drainage.
b. Respon klien
c. Masalah dan intervensinya
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD
160
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
BNO-IVP
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/82/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN BNO-IVP (Blass Nier Oversicht-Intavenous Pyelography)
BNO sering pula disebut Kidney Ureter Bladder (KUB).BNO-
IVP merupakan suatu pemeriksaan diagnostik dengan
menggunakan X-Ray dan diinjeksikan medium kontras secara
intravena untuk memvisualisasikan seluruh saluran urinari
mulai dari ginjal, ureter, dan kandung kemih.
TUJUAN 1. Melihat ukuran, strutur dan fungsi ginjal, ureter dan kandung
kemih dan mengidentifikasi adanya kelainan pada bentuk,
ukuran, dan fungsi ginjal.
2. Melihat lokasi batu, tumor, kiste, hidroneprosis,
pyelonephritis, renovascular hipertensi.
161
12. Jelaskan pada klien tentang tujuan prosedur yang akan
dilakukan yaitu untuk melihat organ ginjal, ureter dan
kandung kemih.
13. Jelaskan pada klien bahwa kemerahan atau rasa terbakar
dan rasa asin atau logam akan terjadi selama atau setelah
zat kontras disuntikkan per IV.
14. Anjurkan pada klien untuk bertanya dan mengekspresikan
perasaannya.
15. Bawa klien ke unit radiologi dan beri posisi supine.
16. Anjurkan klien sebelum pemeriksaan ia harus
mengosongkan kandung kemih.
17. Klien baring terlentang di meja sinar x.dilakukan 3,5,10,15
dan 20 menit sesudah kontras disuntikkan.
18. Setelah diinjeksi, kaji tanda-tanda vital dan gejala
anaphylaxis seperti kegagalan nafas, shock dan TD turun.
Obat-obat dan alat-alat emergency disiapkan.
19. Setelah prosedur, kaji adanya keluhan kelemahan. Anjurkan
untuk bedrest dan ambulasi
20. Evaluasi
Kaji tanda-tanda vital.
21. Dokumentasi
Cacat prosedur pemeriksaan, tanggal, waktu dan respon
klien.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
162
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYIAPKAN KLIEN USG KANDUNG KEMIH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/83/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan diagnostik non invasif untuk
memvisualisasikan struktur jaringan kandung kemih dengan
menggunakan gelombang Doppler.
TUJUAN 3. Mendeteksi adanya kelainan pada organ kandung kemih
seperti massa, kiste, batu atau edema.
4. Mengukur jumlah urine dalam kandung kemih, mengukur
urine residu setelah berkemih
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pengetahuan klien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Cek program medik dan rencana keperawatan klien.
3. Jelaskan prosedur
4. Membuat perjanjian dengan petugas bagian USG.
5. Jelaskan pada klien 2 jam sebelum pemeriksaan diberi
banyak minum dan diminta menahan BAK sampai
pemeriksaan selesai.
6. Membawa klien ke tempat pemeriksaan dengan kursi roda
atau kereta dorong sesuai kondisi klien.
7. Jelaskan pada klien posisi selama pemeriksaan adalah
supine.
8. Buka area suprapubik klien dan berikan gel ultrasonik
pada area yang akan diperiksa dan jelaskan pada klien
bahwa akan terasa dingin pada area abdomen.
9. Setelah selesai pemeriksaan bersihkan gel ultrasonik
dengan kapas alkohol.Kemudian antar kembali klien ke
ruangan
10. Evaluasi
a. Respon klien terhadap pelaksanaan prosedur.
b. Evaluasi pengetahuan klien tentang prosedur yang
dijalani
11. Dokumentasi
a. Tanggal,waktu pelaksanaan.
b. Respon klien.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD
163
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
FOTO COLON
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/84/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Colon foto adalah serangkaian pemeriksaan x-ray dengan
menggunakan zat kontras seperti barium sulfat untuk
memvisualisasikan keadaan usus besar (colon). Pemeriksaan
ini seringkali disebut barium enema.
164
kedalam colon dan jelaskan pada klien bahwa akan
mengalami rasa tidak nyaman dan kedang-kadang kram
pada abdomen. Siapkan foto-foto x-ray terdahulu, status
dan kartu opname klien.
15. Antar klien keruang radiology untuk pemeriksaan dan
jelaskan pada klien lamanya pemeriksaan antara 1 – 2jam
16. Anjurkan klien menarik nafas dalam dan menahan sphincter
anus selama pemeriksaan.
17. Antar klien kembali keruangan
18. Berikan laxantia atau enema setelah pemeriksaan selesai.
19. Anjurkan klien minum air putih banyak kecuali bila ada
kontra indikasi.
20. Observasi tanda-tanda vital dan keluhan klien.
22. Evaluasi
a. Kaji keluhan klien selama dan sesudah pemeriksaan
colon foto
b. Kaji kemampuan defekasi klien
23. Dokumentasi
a. Tanda-tanda vital klien
b. Keluhan klien terhadap adanya rasa nyeri atau tidak
nyaman dank ram abdomen
c. Keadaan faeces : warna, konsistensi jumlah setelah
pemeriksaan.
165
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
GASTROSCOPY
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/85/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Gastroscopy adalah pemeriksaan terhadap, esophagus,
esophagus lambung dan duodenum dengan menggunakan alat
endoscope feberoptik yang fleksibel. Melalui endoskop dapat
juga dimasukkan forcep biopsy atau brush cytology untuk
pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan gastroscopy memerlukan
anestesi local dan dilakukan diruangan endoscopy.
166
9. Jelaskan pada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin
akan dingin dan gelap serta klien tidak dapat berbicara
selama pemeriksaan gastroscopy.
10. Antar klien keruang endoscopy.
11. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan
1) selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar.
2) Pemberian anastesi local spray pada pharing posterior.
3) Pemberian sedative, opiat atau tranquilezer.
4) Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent
kekiri.
5) Endoskop akan masuk melalui esophagus keduodenum.
6) Selama pemeriksaan akan dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan pulse
oksimetri.
7) Jika diperlukan akan ada pemeriksaan bahan
laboratorium.
12. Anjurkan klien untuk menarik nafas panjang selama pemeri
Antar klien kembali keruangan
13. Monitor tanda-tanda vital klien.
14. Monitor tanda-tanda adanya perdarahan atau perforasi.
15. Setelah pemeriksaan anjurkan klien tidur pada posisi sims
sampai sedasi dan local anestesi berkurangi
16. Puasakan klien 1-2 jam setelah pemeriksaan atau sampai
gag reflex kembali normal.
17. Evaluasi
1) Monitor apakah gag reflek sudah kembali dengan
menilai reflex menelan.
2) Kaji keluhan klien selama dan sesudah tindakan
gastroscopy.
3) Kaji apakah ada perdarahan selama dan sesudah
gastroscopy.
4) Kaji tanda-tanda vital klien.
5) Kaji gag reflek klien.
18. Dokumentasi
Catat :
1) Keluhan klien apakah ada nyeri dan perdarahan
2) Tanda-tanda vital klien.
3) Kemampuan menelan atau gag reflek klien.
167
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN UNTUK
Telp.0778-457357 PEMERIKSAAN COLONOSCOPY
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/86/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan colon dengan menggunakan alat endoscope
fiberoptik yang fleksibel.
TUJUAN Menilai adanya lesi pada usus besar seperti tumor, massa,
polip dan inflamasi jaringan serta mendeteksi adanya
perdarahan pada usus bagian bawah, diverticulitis, dan
diare
Dapat digunakan sebagai pengobatan perdarahan usus atau
striktura.
Mendapatkan bahan pemeriksaan biopsy jaringan atau
polip sebagai screening dan tindakan lanjut pada klien
dengan resiko tinggi Ca colon.
Mengangkat polip.
168
a. Alat akan dimasukkan kedalam rectum
b. Klien akan mengalami rasa tidak nyaman ketika udara
dimasukkan kedalam anus untuk membuka colon.
12. Jika diperlukan akan dilakukan pengambilan jaringan
Berikan sedative/tranquilizer atau sesuai pesan medic
sebelum pemeriksaan.
13. Berikan posisi tidur miring kekiri dengan lutut ditekuk
selama endoscope masuk melalui usus.
14. Anjurkan klien menarik nafas panjang dan dalam selama
colonoscope dimasukkan.
15. Antar klien kekembali keruangan.
16. Anjurkan klien untuk istirahat tirah baring selama 2 – 6 jam
setelah pemeriksaan.
19. Evaluasi
Kaji :
a. Adanya tanda-tanda perforasi usus (malaise,
perdarahan rectal, nyeri abdomen, distensi, demam dan
cairan yang mukopurulen).
b. Tanda-tanda vital klien
c. Kecemasan klien.
20. Dokumentasi
Catat :
a. Keluhan klien selama dan sesudah pemeriksaan.
b. Adanya tanda-tanda perforasi usus
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
169
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG PIPA LAMBUNG
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 (NASO GASTRIC TUBE= NGT)
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/87/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukan pipa melalui hidung
170
1. Posisi kepala extensi lalu flexi
2. Napas dalam bila ingin muntah
3. Menelan untuk membantu pipa masuk kedalam esophagus
4. Bila merasa tidak nyaman beri kode dengan menunjukkan
jari
10. Menutup tabir dilingkungan klien
11. Mengatur posisi tidur ( posisi fowler tinggi)
12. Mencuci tangan
13. Gunakan sarung tangan bersih
14. Letakkan handuk melintang diatas dada
15. Dekatkan piala ginjal dan tissue pada klien
16. Siapkan plester perekat untuk fiksasi
17. Mengukur panjang pipa lambung yang akan dimasukan (
dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke prosesus
xifoideus)
18. Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus
dimasukkan.
19. Melumasi pipa lambung sepanjang 7.5-10cm
20. Instruksikan posisi kepala ekstensi, bila pipa sudah masuk
sampai dengan oropharynx anjurkan posisi kepala fleksi.
21. Kaji kedudukan NGT di mulut dan tenggorokan dengan
menggunakan senter dan spatel.
22. Lanjutkan memasukkan pipa lambung dengan
menganjurkan minuman dengan sedotan( bila tidak ada
kontraindikasi) sempai batas yang telah ditentukan.
23. Bila klien batuk-batuk, hentikan pemasangan dan anjurkan
napas dalam. Setelah klien relaks, lanjutkan memasukkan
pipa lambung.
24. Fiksasi sementara dengan plester
25. Lakukan tes dengan cara:
a. Menghisap cairan lambung
b. K/p periksa dengan kertas pH untuk menentukan
keasaman isi lambung
c. Memasukan udara 5-10 cc dan diauskultasi pada perut
sebelah kiri kuadran atas. pada perut sebelah kiri
kuadran atas
* Memasukan ujung pipa lambung kedalam gelas berisi
yang air TIDAK DIANJURKAN karena dapat
menyebabkan aspirasi.Adanya gelembung udara pada
permukaan air tidak menjamin bahwa posisi NGT
tepat.
26. Kaji warna cairan lambung yang keluar melalui NGT
27. Fiksasi pipa lambung pada hidung dengan plseter
28. Tutup pipa lambung dengan spuit atau kantong penampung
29. Lepaskan sarung tangan, rapikan klien dan bereskan serta
kembalikan alat-alat ketempat semula
30. Cuci tangan
21. Evaluasi
Kaji : Respon klien terhadap pemasangan NGT :
a. Reflex muntah yang terus-menerus (persistent gagging)
171
b. Mendadak mengalami batuk-batuk (paroxysmal Of
Coughing)
c. Kaji karakteristik cairan lambung (warna, jumlah)
22. Dokumentasi
a. Jenis dan ukuran NGT
b. Panjang NGT yang dimasukkan
c. Lubang hidung mana yang digunakan
d. Respon dan toleransi klien selama prosedur
e. Tes kepatenan posisi pipa lambung yang dilakukan
f. Nama dan paraf perawatan
g. Tinggal dan waktu melakukan
172
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMBERI MAKANAN CAIR MELAUI NASO
Batam 29441 GASTRIC TUBE (NGT)
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/88/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses memberikan makanan melalui saluran cerna dengan
menggunakan selang NGT kearah lambung
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutirsi klien
2. Mempertahankan fungsi usus
3. Mempertahankan intefirtas saluran cerna
4. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam
saluran pencernaan
5. Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa
saluran cerna
173
11. Tutup ujung selang
12. Biarkan klien pada semifowler selama 30 menit setelah
pemberian makanan
13. Merapikan klien
14. Melakukan evaluasi tindakan
15. Berpamitan dengan klien
16. Membereskan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
174
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MELAKUKAN BILAS LABUNG (LAVAGE)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/89/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengirigasi atau membilas lambung
175
a. Kaji kedudukan pipa lambung bila NGT masih
digunakan
b. Kaji keluhan klien akan rasa tidak nyaman atau nausea
c. Inspeksi warna, volume dan karakteristik cairan NGT
d. Kaji tanda-tanda vital klien tiap 15menit dan tingkat
kesadaran klien
15. Dokumentasi
a. Volume cairan yang masuk dan keluar
b. Karakteristik cairan yang keluar
c. Respon pasien selama prosedur
d. Tanggal, waktu, nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap
2. IGD
176
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR MELALUI
Batam 29441 MULUT, HIDUNG DAN TRACHEOSTOMY
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/90/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu teknik untuk mempertahankan keutuhan jalan nafas
dengan cara memasukkan kateter kecil kedalam saluran nafas
atas dengan tekanan negative untuk mengeluarkan lender.
177
19. Bila klien menggunakan O2, lepaskan O2 dengan tangan
yang tidak dominan lalu segera masukkan kateter
penghisap dengan tangan dominan dalam keadaan mesin
penghisap tidak berfungsi.
20. Lakukan intermittent penghisapan dengan gerakan rotasi
sambil menarik kateter keluar.
21. Lama penghisapan 10 – 15 detik.
22. Anjurkan nafas dalam, kalau perlu beri O2 1-2 menit.
23. Bilas kateter dengan Normal Saline.
24. Prosedur dapat diulang sampai jalan nafas bersih. Beri
cukup waktu diantara penghisapan untuk ventilasi.
25. Kaji status kardiopulmonal diantara waktu penghisapan.
26. Matikan mesin, lepas sarung tangan dan kateter. Masukkan
dalam kantong plastic.
27. Tutup pipa penyambung dengan kasa steril
28. Angkat handuk, tempatkan dikom untuk dicuci.
29. Atur posisi klien, k/p anjurkan untuk kumur-kumur.
30. Kosongkan botol penghisapan tiap shift/bila cairan
didalam botol penghisapan sudah menunjukkan pada batas
tertuntu.
31. Merapihkan alat-alat, biarkan mesin penghisap dekat
tempat tidur klien bila masih dibutuhkan.
32. Cuci tangan
33. Evaluasi
a. Auskultasi suara nafas, bandingkan kondisi saluran
pernafasan sebelum dan sesudah penghisapan.
b. Identifikasi dampak fisiologik prosedur penghisapan
terhadap klien.
34. Dokumentasi
a. Catat hasil pengkajian saluran nafas sebelum dan
sesudah penghisapan, ukuran kateter yang digunakan,
lama penghisapan, rute penghisapan, toleransi klien,
tekanan negative yang digunakan bau, jumlah, warna
dan konsistensi lender.
b. Catat respon klien
178
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MELAKUKAN PPD TEST
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/91/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendeteksi/mengidentifikasi adanya infeksi oleh Bacillus
Tuberkulosis. PPD test kepanjangan dari Purified Protein
Derivative.
179
10. Cabut jarum sambil memberi kapas alcohol/ alcoholswab
pada area penyuntikan.
11. Jangan melakukan penekanan/pemijatan ada area
penyuntikan.
12. Member tanda pada lokasi suntik
13. Memperhatikan waktu penyuntikan
14. Bereskan alat-alat
15. Evaluasi
a. Respon klien setelah prosedur dilakukan
b. Baca hasil tes setelah 48-72 jam setelah penyuntikan
dilakukan.
c. Ukur diameter pelebaran maksimal dari indurasi(bukan
eritema) dalam millimeter dengan menggunakan
penggaris
16. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan keperawatan: nama klien,
kamar/nomer bed, tanggal membaca hasil, jam , lokasi.
180
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
Batam 29441 NASAL KANUL,NASAL KATETER, MASKER
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/92/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan
tidak terlihat, mempunyai berat jenis lebih rendah dibandingkan
komponen udara lainnya
TUJUAN Untuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat didalam
darah arteri pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah
serta peningkatan fungsi metabolik
Kateter Nasal
Aliran : 1-6 liter, konsentrasi 23 -44% jarang digunakan
dibandingkan dengan nasal kanul
Nasal Kanul
Aliran : 1-6 liter, konsentrasi 23-44%
Simple face mask
Aliran : 6-8 liter/mnt konsentrasi 40-60%
Partial rebreather mask
Aliran : 8-12 liter/mnt konsentrasi 60-80%
Non rebreather mask
Aliran: 12-15 liter/mnt Konsentrasi 80-100%
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medik.
2. Kaji pengetahuan klien kecepatan prosedur yang akan
dilakukan.
3. Kaji pola nafas klien; kecepatan, kedalam dan ritme
4. Kaji warna kulit (pucat dan sianosis) dan membrane
mukosa
5. Monitor hasil AGD dan saturasi oksigen.
6. Auskultasi
7. Kaji area belakangan telinga, pipi atau tempat lain dimana
kontak kulit dan alat terapi oksigen
8. Monitor status hemodinamik: TD, Nadi.
9. Monitor perubahan perilaku : tingkat kesadaran klien,
8
181
kecemasan , penurunan konsentrasi, kelelahan dan
dizzines
10. Mencuci tangan
11. Mengontrol flow meter dan humidifer *).
12. Mengontrol apakah peralatan berfungsi *).
13. Mengikuti intruksi yang tertulis pada alat tersebut *)
14. Perawat mencuci tangan.
Cara Pemberian Nasal Kateter :
a. Mengukur jarak dari lubang hidung-telinga dan
diberi tanda*).
b. Melumasi kateter dengan jelly/vaselin*).
c. Memasukan kateter kedalam lubang hidung sampai
batas tanda.
d. Pindahkan keteter kelubang hidung lain maksimal
setiap 8 jam atau lebih sering
Cara Pemberian Nasal Kanule :
a. Pasang kanul secara tepat pada hidung
b. Kencangkan tali fiksasi dibelakang telinga dan dagu
c. Cek lubang hidung setiap 8 jam k/p beri jelly/vaselin
steril
Cara pemberian oksigen melalui Masker :
a. Pasang masker pada wajah klien, pastikan alat metal
pada masker terpasang dengan tepat.
b. Kaji kulit sekitar area pemasangan masker, k/p beri
kasa pada sekitar area pemasangan masker
c. Pada klien yang menggunakan rebrafher mask,
pastikan kantung penampung (reservoir) berfungsi
(berisi udara) dan tidak terlipat
15. Evaluasi
a. Kaji respon klien
b. Kaji status repirasi klien selama dan setelah prosedur
dilakukan.
c. Monitor hasil AGD dan saturasi oksigen.
d. Auskultasi suara nafas klien
16. Dokumentasi
Catat:
a. Jumlah lIter oksigen yang digunakan, tanggal dan
waktu pemberian terapi oksigen.
b. Jenis alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen
c. Tanda-tanda vital, warna kulit, suara nafas.
d. Respon klien sebelum dan sesudah terapi diberi
182
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 MENYIAPKAN KLIEN UNTUK BIOPSI PLEURA/PARU
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/93/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pleural Biopsi :Merupakan tindakan insisi kecil pada dinding
thorax atau sekaligus dilakukan pada thoracotomy
thoracentesis dengan menggunakan jarum biopsy. Jarum
tersebut mengambil sebagian kecil dari bagian pleura parietal,
sebagian bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
microscopic cellular dan cultur.Jika untuk pemeriksaan
bacteriologic sebaiknya diambil sebelum klien mendapatkan
kemoterapi.
183
a. Klien dalam posisi duduk dan pertahankan posisi
tersebut selama tindakan. Perpindahan posisi oleh klien
dapat menyebabkan kerusakan oleh jarum punksi.klien
sampai dengan obat habis.
b. Dilakukan desinfektans pada area yang
telahditentukan(paru) untuk membersihkan daerah
punksi dari kuman-kuman/ mencegah infeksi.
c. Klien dianjurkan mengikuti semua kinstruksi dokter
selama tindakan untuk mempermudah tindakan.
d. Dilakukan punksi dengan jarum biopsy mengambil
jaringan untuk diperiksa laboratorium.
e. Setelah selesai, luka punksi akan ditutup secara steril.
f. Lamanya tindakan kira-kira 30menit
10. Evaluasi
a. Klien sudah dipersiapkan secara fisik untuk prosedur.
b. Klien sudah dipersiapkan secara psikologis untuk
prosedur.
c. Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang
prosedur (tujuan dan langkah)
11. Dokumentasi
Catat :
a. Persiapan klien sebelum prosedur.
b. Kondisi klien sebelum prosedur : TTV, suara nafas,
warna kulit, observasi distress pernafasan( merupakan
indikasi pneumo thorax), warna sputum
respon(bercampur darah/tidak).
184
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II POSTURAL DRAINAGE FISIOTHERAPI DADA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/94/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan.
Tindakan postural merupakan tindakan dengan menempatkan
pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di
saluran pernafasan. Tindakan drainage postural diikuti dengan
tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi.
185
miring ke samping kanan, apabila yang akan di
drainage bronkus medial.
8) Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajat atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 – 50 cm,
miring ke samping kiri, apabila yang akan di
drainage bronkus lateral.
9) Posisi trendelenberg condong sudut 45 derajat
dengan bantal di bawah panggul, apabila yang
akan di drainage brokus posterior.
4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit,
kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 – 30
menit.
5. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
6. Setelah pelaksanaan drainage lakukan clapping, vibrasi,
dan pengisapan lendir (suction).
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
186
dan vibrasi dapat dilakukan tindakan pengisapan lendir
(lihat tindakan penghisapan lendir/suction).
7. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan
tindakan drainage postural, clapping dan vibrasi.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9. Evaluasi
a. Setalah dilakukan 3-4 kali vibrasi klien dianjurkan
untuk batuk, lender ditampung dalam sputum pot.
b. Perhatikan reaksi klien.
c. Tindakan clapping dan vibrasi dihentikan bila ada
keluhan nyeri dan sesak nafas meningkat.
10. Dokumentasi
Catat:
a. Tanggal dan waktu fisioterapi dada.
b. Segmen dada yang dilakukan perkusi atau vibrasi.
c. Warna, jumlah dan kekentalannya produksi (ada
darah dan tidak).
187
MEMBERIKAN NEBULIZER PADA KLIEN
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II DEWASA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/95/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Satu tindakan pemeliharaan pada system pernafasan dalam
upaya hygiene bronchial dengan pembersihan secret,
pelembaban udara, inspirasi dan pemberian terapi
TUJUAN 1. Merelaksasi jalan nafas
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi secret
3. Menurunkan edema mukosa
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan
untuk pengobatan penyakit, seperti; bronkospasme akut,
produksi secret yang berlebihan dan batuk yang disertai
dengan sesak nafas
188
samping obat
13. Mengauskultasi suara nafas
14. Mengobservasi sputum/secret yang dikeluarkan pasien
15. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan
16. Mencatat hasil pemgkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur
17. Mencatat hasil observasi pasien selama dan setelah
tindakan
18. Mencatat sputum/secret dan karakteristiknya (jumlah,
konsistem dan warnanya)
189
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT COLOSTOMY
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/96/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan operasi membuka dinding abdomen untuk tujuan
mengeluarkan feses. Colostomy mulai berfungsi 3-6 hari
setelah operasi
TUJUAN 1. Melindungi kulit dari drainase
2. Mengobservasi kondisi stoma
3. Mengganti pembalut insisi/ colostomy bag sesuai dengan
kebutuhan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medic
2. Kaji kondisi kantong colostomy dan kaji keluhan tidak
nyaman pada stoma dan sekitarnya.
3. Auskultasi peristaltic usus
4. Kaji pemahaman klien mengenai stoma
5. Jelaskan prosedur
6. Berikan privacy untuk clien
7. Atur posisi tidur klien k/p semi fowler
190
6) Ganti sarung tangan dengan yang bersih/steril
7) Bersihkan colostomy dan kulit sekitarnya dengan
kapas basah/ NaCI
8) Bersihkan bekas Zink Olie dengan Olie
9) Keringkan kulit sekitar stoma
10) Lakukan observasi kulit sekitar, stoma dan jahitan
11) Olesi kulit sekitar stoma dengan zink olie tipis-tipis
12) Pasang kain berlubang sesuai dengan ukuran stoma,
cicin tumit dan bantalan kapas
13) Rekatkan bantalan kapas dengan plester
14) Rapihkan klien
15) Bereskan alat-alat dan membuang balutan kotor
16) Cuci tangan
17) Motivasi klien untuk melakukan observasi setiap hari
18) Evaluasi
a. Respon klien terhadap stoma/ ostomy bag
b. Integritas kulit sekitar stoma, stoma damsutures
c. Karakteristik cairan yang keluar melalui stoma:
jumlah, konsistem dan warna
19) Dokumentasi
a. Type bag dan skin barrier yang digunakan
b. Wktu pemasangan dan pengosongan bag
c. Jumlah, warna dan konsistensi dari faeces/cairan
d. Kondisi kulit sekitar stoma, stoma dan sutures
e. Partisipasi dan toleransi klien terhadap pemasangan
ostomy bag
f. Penyuluhan keperawatan yang sudah diberikan
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
191
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/97/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien
yang memerlukan darah dan atau produk darah dengan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
tranfusi.
TUJUAN 1. Meningkatkan volumen darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia
berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi
sulih (misalnya, faktor pembekuan untuk membantu
mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
192
8 Cara tranfusi darah dengan selang Y:
a. Tusuk kantong NaCl 0,9 %
b. Isi selang dengan NaCl 0,9 %
c. Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke
kantong NaCl 0,9 %.
d. Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
e. Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
(biarkan ruang filter terisi sebagian).
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang
terisi NaCl 0,9 %.
g. Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1 – 2 kali
agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong
darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah.
9 Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:
10 Tusuk kantong darah
11 Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian).
12 Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.
8. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka
klem pengataur bawah.
9. Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit
selama 15 menit pertama, dan setiap 15 menit selama 1
jam berikutnya.
10. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus dengan
NaCl 0,9 %.
11. Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang diberikan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
193
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI MATA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/98/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan membersihkan/ mengeluarkan cairan, secret, bahan
kimia dan benda asing yang masuk kedalam mata/ ada didalam
mata.Irigasi dilakukan selama 15 menit secara kontiniu.
194
12. Dengan kapas bulat yang sudah dibasahi dengan cairan Na
CI, bersihkan dengan lembut batas kelompak mata dan
bulu mata dari kantus dalam kekantus luar
13. Isi spuit 10cc dengan cairan irigasi.
14. Tangan yang tidak dominan menarik dengan lembut
kelopak mata bawah untuk memaparkan kantung
konjungtiva. Untuk mempertahankan agar kelopak mata
tetap terbuka, berikan tekanan pada tulang orbital dan
tulang prominens dibawah alis, jangan menekan mata.
15. Tangan dominan mengalirkan cairan irigasi dengan
tekanan rendah kekantung konjungtiva bawah dari
16. kanthus dalam kearah kantus luar. Tinggi irrigator 2,5
inch. Hindari tersentuhnya struktur mata dengan alat
irigasi.
17. Tinggi irigator 2,5 inch.
18. Hindari tersentuhnya struktur mata dengan alat irigasi.
19. Anjurkan klien untuk melihat keatas
20. Anjurkan klien untuk menutup mata secara periodic.
21. Lakukan irigasi sampai bersih (jumlah cairan yang
dituntukan habis/untuk irigasi zat kimia perlu 15menit).
22. Keringkan kelopak mata dan daerah wajah dengan kapas
bulat. Lepaskan kapas penutup telinga. Lepaskan dan
buang sarung tangan lalu mencuci tangan.
23. Evaluasi
a. Kaji tingkat kenyamanan klien setelah irigasi
dilakukan.
b. Observasi adanya tanda verbal dan nonverbal
kecemasan saat diirigasi.
c. Kaji apakah terjadi penglihatan kabur selama irigasi.
d. Observasi reaksi pupil dan pergerakan ekstraokuler.
24. Dokumentasi
Catat :
a. Waktu melakukan irigasi, jenis, jumlah cairan yang
digunakan untuk irigasi irigasi dan lama irigasi
b. Keluhan klien akan adanya nyeri dan status
penglihatan.
195
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI TELINGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/99/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan membersihkan daerah meatus auditory eksternal
denga menggunakan cairan normal salin/H202/ minyak sesuai
tujuan irigasi.
196
16. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang( pada orang
dewasa) atau tarik daun telinga kebawah dan belakang (
pada anak kecil) dengan tangan yang tidak dominan.
Tangan yang dominan memegang spuit dan letakkan
dipangkal kanal.
17. Alirkan secara perlahan menuju dinding kanal posterior dan
pertahankan posisi telinga.
18. Pertahan aliran irigasi, amati drainage cairan apakah terdapt
serumen atau benda asing.
19. Secara periodic kaji apakah klien merasa nyeri, vertigo atau
nausea.
20. Ulangi irigasi selama diperlukan, sediakan waktu istirahat
diantara irigasi.
21. Keringkan daun telinga dan liang telinga dengan
kapas/tuffer / lidi kapas.
22. Taruh tuffer pada liang telinga, anjurkan klien miring
kearah telinga yang sudah diirigasi selam 5 – 10 menit.
23. Evaluas
a. Observasi secara reaksi verbal dan non verbal adanya
kecemasan klien selama di irigasi.
b. Kaji tingkat kenyamanan klien setelah irigasi dilakukan.
c. Kaji kondisi meatus eksternal dan liang telinga klien.
d. Kaji kemampuan mendengar pada telinga yang
diirigasi.
24. Dokumentasi
Catat
a. Waktu melakukan irigasi, jenis, dan jumlah cairan yang
digunakan untuk irigasi.
b. Kondisi telinga sebelum dan susudah diirigasi.
c. Hasil drainage irigasi.
d. Semua keluhan klien selama dilakukan irigasi.
197
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN KLIEN DENGAN GIPS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/100/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu kerangka yang keras yang terbuat dari plester, fiberglas,
atau materi plastik yang digunakan untuk mengimobilasikan
bagian tubuh yang mengalami fraktur
198
a. Jika gips masih basah, ubah posisi klien tiap jam
b. Jika gips sudah kering, ubah posisi tiap 2 jam saja
sudah cukup kecuali klien merasa tidak nyaman.
c. Beri bantuan pada klien sehingga dapat mencegah
injuri
13. Minta klien untuk tidak menggunakan pisau, pulpen atau
benda-benda keras lainnya untuk menggaruk kulit dibawah
permukaan gips.
14. Cium / membaui tepi gips yang terbuka untuk mengkaji
adanya infeksi dibawah gips.
15. Evaluasi
Evaluasi gips dengan memeriksa apakah ada retak atau
remuk, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini :
apakah ada rasa tidak nyaman dibawah gips ?
Apakah gips menggesek kulit ?apakah tepi gips lembut ?
apakah gips kering
16. Dokumentasi
Catat temuan-temuan dari pengkajian dan intervensi dalam
catatan perawat
199
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN MENGGUNAKAN
Jl. Anggrek Blok II TONGKAT/KRUK DAN PENYANGGA TUBUH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/101/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat bantu yang digunakan untuk menyokong tubuh klien yang
membutuhkan bantuan dalam perjalanan karena adanya
penyakit, injuri atau catat bawaan.Kruk digunakan oleh klien
yang harus memindahkan beban tubuh ketangan.
200
15. Pilih kruk yang sesuai:
a. Four-point gait
a. Mulai dalam posisi tripod. Kruk ditempatkan
15cm didepan & 15 cm disamping tiap kaki.
b. Gerakan kruk sebelah kanan 10 – 15 cm
c. Gerakan kaki kiri kedepan sejajar dengan kruk
sebelah kiri.
d. Gerakan kruk kiri kedepan sejauh 10-15cm
e. Gerakan kaki kanan ke dapan sejauh kruk sebelah
kanan
f. Ulangi gerakan
b. Three-point gait:
a. Mulai dengan posisi tripod
b. Majukan kedua kruk & kaki yang lumpuh
c. Gerakan kaki yang kuat kearah depan
d. Ulangi gerakan
c. Two-point gait :
a. Mulai dalam posisi tripod
b. Gerakkan kruk kiri & kaki kanan kedepan
c. Gerakkan kruk kanan & kaki kiri kedepan
d. Ulangi gerakan
16. Menaikan tangga dengan kruk :
a. Mulai dalam posisi tripod
b. Klien memindahkan beban tubuh kekruk.
c. Kaki yang sehat bergerak maju
d. Sejajarkan kedua kruk dengan kaki yang sehat.
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai bagian atas
tangga.
17. Menuruni tangga dengan kruk
a. Mulai dengan posisi tripod
b. Pindahkan beban tubuh ke kaki yang sehat
c. Pindahkan kruk keanak tangga dibawahnya, &
intruksikan klien untuk memindahkan beban tubuh
kekruk & pindahkan kaki yang sakit kedepan
d. Pindahkan kaki yang sehat menuruni tangga & letakkan
sejajar dengan kedua kruk.
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai anak tangga
terakhir
17. Evaluasi
a. Observasi klien saat menggunakan alat bantu kruk
b. Periksa tangan & aksila, lihat adanya kemerahan,
bengkak, atau iritasi kulit yang disebabkan karena
penggunaan alat bantu
c. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan klien
setelah melakukan latihan
d. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan HR,
TD, RR, atau sesak setelah ambulasi
201
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN MENGGUNAKAN WALKER
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/102/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat bantu ambulasi yang sangat ringan, dan dapat dibawa
kemana-mana, tingginya kira-kira setinggi pinggang, terbuat
dari metal disertai adanya pegangan, punya empat kaki dan
terdapat satu bagian sisi yang terbuka
TUJUAN 1. Menyokong tubuh klien dengan stabilitas & keamanan
lebih besar dibandingkan alat bantu lainnya.
2. Dipilih untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pada
ekstremitas atas & bawah, biasanya digunakan pada orang
tua yang memiliki arthritis, atau penyakit neuromuscular
202
Lalu kaji kekuatan & keseimbangan.
9. Evaluasi
a. Observasi klien saat menggunakan alat bantu walker
b. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan klien
setelah melakukan latihan
c. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan
HR,TD,RR atau sesak setelah ambulasi
10. Dokumentasi
a. Catat tipe walker yang digunakan
b. Catat derajat bantuan perawatan yang diperlukan klien
c. Catat tingkat toleransi klien terdapat ambulasi
203
R.S. Santa Elisabeth MENYIAPKAN KLIEN DAN BAHAN UNTUK
Jl. Anggrek Blok II PEMERIKSAAN NUCHTER POST PRANDIAL (NPP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/103/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Serangkaian tindakan untuk proses pemeriksaan gula darah
klien dalam keadaan puasa dan 2 jam sesudah makan.
204
9. Catat jumlah urine yang diproduksi klien saat pengambilan
bahan di etiket bokal urine
10. Bahan pemeriksaan dan formulir selanjutnya dikirim ke
laboratorium
11. Evaluasi
a. Klien dapat menjelaskan tujuan tes sebelum dilakukan
pemeriksaan.
b. Klien menjelaskan prosedur secara singkat.
c. Klien mengatakan tidak takut untuk dilakukan tes.
d. Evaluasi tingkah laku non verbal tentang kecemasan
sebelum, selama dan sesudah dilakukan prosedur.
e. Tanyakan klien apakah ada yang belum jelas.
f. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan tes secara
mandiri.
12. Dokumentasi
a. Prosedur yang telah dilakukan dan respon klien.
b. Tanggal waktu pengambilan bahan dan jumlah urine
yang diproduksi klien.
205
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INSULIN
Jl. Anggrek Blok II (INSULIN PEN)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/104/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Insulin : adalah hormon yang digunakan untuk
mengobati Diabetes Mellitus.
Actrapid Novolet : pulpen khusus yang diisi dengan 3 cc
insulin “short-acting” (ex : Actrapid)
TUJUAN Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan Diabetes
Mellitus.
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat pesanan dokter dalam daftar obat .cek nama pasien,
jenis insulin, dosis insulin, waktu dan rute pemberian.
2. Kaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, rute
pemberian yang tepat, waktu kerja dan masa efek puncak
insulin, efek samping yang mungkin timbul.
3. Kaji tanggal kadaluwarsa insulin.
4. Kaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human insulin.
5. Kaji riwayat medik klien, riwayat alergi.
6. Kaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
7. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pengobatan yang
akan diberikan (pemberian insulin).
8. Observasi respon verbal dan non verbal klien sebelum
dilakukan injeksi insulin.
9. Jelaskan tujuan pemberian insulin pada pasien
10. Tutup tirai
11. Cuci tangan
12. Ambil vial insulin dan hisap sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat pasien).
13. Pilih lokasi penusukan. Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, edema.
14. Rotasi tempat/ lokasi penyuntikaninsulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
206
15. Desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol/
alkoholswab, dimulai dari bagian tengah area penusukan
danbergerak ke arah luar secara sirkular ± 5 cm.
16. Cubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang
tidak dominan.
17. Dengan tangan yang dominan suntik insulin dengan pelan
dan lembut.
18. Cabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimasase, hanya
dilakukan penekanan pada area penyuntikan denhan kapas
alkohol.
19. Buang spuit ke tempat yang ditentukan dalam keadaan
jarum sudah ditutup edngan capnya.
20. Cuci tangan
207
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH PADA
Jl. Anggrek Blok II KLIEN POST OPERASI BPH (TURP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/105/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengirigasi kandung kemih dengan
menggunakan kateter yang umumnya dilakukan pada pasien
pasca operasi TURP (Transuretral Retoperitoneal
Prostatektomy).
TUJUAN 1. Membantu mencegah obstruksi pada saluran urinary
dengan cara membilas adanya bekuan darah yang terbentuk
setelahpembedahan prostat atau kandung kemih.
2. Mengobati iritasi, inflamasi atau infeksi kandung kemih
KEBIJAKA Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tanda-tanda vital klien
2. Kaji program medik terhadap rencana irigasi.
3. Kaji adanya perdarahan aktif.
4. Kaji tingkat kesadaran dan kemampuan klien untuk
kooperatif.
5. Palpasi kandung kemih terhadap adanya distensi dan
tegang.
6. Catat jumlah urine yang keluar dari kandung kemih.
7. Tanyakan klien tentang adanya nyeri kandung kemih atau
rasa tidak nyaman dan mungkin membutuhkan lumen
kateter irigasi yang lebih besar.
8. Observasi warna urine , jumlah, konsistensi dan adanya
mucus, darah dan sedimen.
9. Bandingkan jumlah cairan irigasi infus dengan urine
output.
10. Kaji intake dan output
11. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang tujuan irigasi
kateter.
12. Kaji tanggal kadaluwarsa cairan irigasi.
13. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada
klien dan keluarga
14. Cuci tangan dan beri privacy
15. Tempatkan klien pada posisi yang nyaman.
16. Lihat kembali standar prosedur sesuai protocol rs
17. Letakkan label cairan irigasi yang digunakan : tanggal,
waktu, type, caian
208
18. Letakkan label cairan irigasi yang digunakan : tanggal,
waktu, type, caian
19. Siapkan cairan (harus steril). Isi slang infus dengan cairan,
keluarkan udara dalam slang.
20. Lumen kateter 3 cabang, bagian irigasi didesinfeksi dengan
cairan anti septik dan hubungkan dengan slang infus.
21. Lepaskan sarung tangan
22. Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter/ sesuai protocol.
23. Bila urine tampak merah/ ada bekuan darah, tingkatkan
irigasi tetesan sampai dengan bersih.
24. Ganti cairan irigasi bila dibutuhkan, jangan biarkan botol
cairan irigasi kosong
25. Gunakan sarung tangan, kosongkan urine bag bila
dibutuhkan. Perhatikan prinsip steril.
26. Bandingkan urine output dengan cairan irigasi yang
diberikan tiap 1 – 2 jam.
27. Cuci tangan
28. Evaluasi
a. Observasi klien terhadap adanya bekuan darah pada
urine dan sedimen.
b. Tanyakan klien adanya keluhan nyeri dan adanya
demam.
c. Bandingkan urine output dengan cairan irigasi total.
d. Kaji kelancaran tetesan infus cairan irigasi, lapor medik
bila terjadi obstruksi irigasi.
29. Dokumentasi
a. Prosedur yang dilakukan.
b. Respon klien
c. Jumlah cairan irigasi dan hitung intake output cairan
d. Karakteristik dan penampilan urine yang keluar.
e. Tanggal, waktu pemberian
209
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MERAWAT KLIEN DENGAN CYSTOSTOMY
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/106/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tehnik pengeluaran urine dari kandung kemih dengan
dimasukkan suatu alat kateter sekitar 5 cm diatas shympisis
pubis, dan selang cystostomy dihubungkan dengan kateter.
TUJUAN 1. Memastikan pengeluaran urine secara adekuat dari kandung
kemih
2. Untuk mengurangi terjadinya UTI atau gagal ginjal
3. Digunakan setelah prosedur pembedahan ginekologi
tertentu
4. Pembedahan kandung kemih, prostaktektomi, pada striktura
berat atau injury traumatik
210
tidak dominan untuk mengangkat kateter saat dibersihkan
18. Ulangi langkah no.5 setiap saat bila dibutuhkan untuk
membersihkan lokasi
19. Ambil satu kasa basah dengan cairan antiseptic dan
bersihkan kateter dari proksimal kebagian distal
20. Dengan tangan yang dominan ambil kasa steril, lingkari
kateter bila perlu tambahan kasa kering diatasnya kemudian
diplester
21. Fiksasi kateter ke arah abdomen
22. Atur posisi urine bag dan kateter
Tanyakan klien apakah ada pertanyaan tentang perawatan
kateter
23. Cuci tangan
24. Evaluasi
a. Observasi urine`terhadap sediment
b. Cek kembali laboratorium kultur urine dan sensitivity
untuk mengetahui adanya bakteri
c. Monitor temperature tubuh dan peningkatan lekosit
d. Observasi lokasi pemasangan kateter
e. Monitor urine yang keluar melalui kateter suprapubik
f. Tanyakan dan kaji adanya tanda dan gejala uti dan
infeksi di lokasi insersi
g. Tanyakan klien adanya rasa tidak nyaman (range 0 –
10)
25. Dokumentasi
Catat :
a. Perawatan meliputi pengkajian luka dan toleransi klien
untuk perawatan luka
b. Warna dan jumlah serta karakteristik cairan drainage
yang keluar
c. Kondisi klien
211
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 PERTAMA
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/107/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan klien hamil pada kunjungan pertama,
di Poli Antenatal
212
18. Evaluasi
Respon verbal dan non verbal
Kehamilan fisiologis / patologis
Kondisi janin
19. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pengkajian dan tindakan
keperawatan kedalam format dan kartu register
Catat respon klien
UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik
213
MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
R.S. Santa Elisabeth TRIMESTER II
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/108/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan klien hamil pada kunjungan pada
trimester II
214
d. Mesurasi: BB, TB, Jarak symphisis ke FU
e. Perkusi: Reflek patela
17. Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan tentang
kehamilannya dan mendiskusikan masalah seksual.
18. Identifikasi tanda bahaya kehamilan dan hal yang
membahayakan janin
19. Kaji pembesaran uterus dan tinggi fundus uteri, serta
memperhatikan aktivitas / gerakan janin.
20. Menjadwalkan tanggal kembali berkunjung
21. Evaluasi
- Respon verbal dan non verbal
- Kehamilan fisiologis / patologis
22. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pengkajian dan tindakan keperawatan
kedalam format dan kartu register
215
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II AUSKULTASI BUNYI JANTUNG JANIN DENGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 DOPPLER
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/109/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan periksa dengar detak jantung janin dgn
mempergunakan doppler
216
23. Evaluasi
a. Kaji respon klien verbal dan non verbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
b. DJJ dan gerakan janin
c. Kaji kenyamanan klien
24. Dokumentasi
a. Catat hasil auskultasi dalam status
b. Catat respon klien
217
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/110/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung perkiraan berat badan janin dengan menggunakan
rumus Johnson Tausak
218
21. Dokumentasi
Catat hasil auskultasdalam status dan respon klien
219
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DALAM BULAN
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/111/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan rumus Me.
Donald
220
R.S. Santa Elisabeth PALPASI ABDOMEN MENURUT LEOPOLD I,II,III,IV
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/112/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan bimanual dengan cara meraba abdomen, menurut
Leopold
LEOPOLD II
1. Langkah 1-10 sama seperti leopold I
2. Letakan kedua belah tangan pada sisi kiri dan kanan
abdomen klien
3. Salah satu tangan menahan, tangan yang lain meraba &
membandingkan apa yang diraba pada sisi tersebut.
4. Bila palpasi tidak//kurang jelas, tanyakan kepada klien
dibagian mana klien merasa pergerakan janin
menendang/bergerak
221
LEOPOLD III
1. Langkah 1-14 sama seperti leopold II
2. Tekan tangan kanan secara perlahan ke bawah dan dim
disekitar bagian presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas
3. Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi
LEOPOLD IV
1. Langkah 1-9 sama seperti leopold I
2. Perawat berdiri di sebelah kanan klien, dengan posisi
membelakangi klien/menghadap ke kaki klien
3. Kedua tangan diletakan di bagian kiri dan kanan pada
segmen bawah uterus
4. Perlahan - lahan kedua tangan meraba berpa bagian
terendah janin yang teraba diatas pintu atas panggul
5. Tentukan presentasi janin dan berapa bagian yang masuk
kedalam pintu atas panggul
Evaluasi:
a. Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
b. Djj dan gerakan janin
c. Kaji kenyamanan klien
Dokumentasi: Catat hasil palpasi dalam status DAN Catat
respon klien
222
R.S. Santa Elisabeth MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PERTAMA DI RUANG BERSALIN
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/113/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menerima klien yang datang ke ruang bersalin karena waktu
melahirkan telah tiba
223
20. Evaluasi:
d. Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
e. Djj dan gerakan janin
f. Kaji kenyamanan klien
21. Dokumentasi: Catat hasil palpasi dalam status dan Catat
respon klien
224
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA I
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/114/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mendampingi klien sejak fase laten sampai pembukaan
lengkap
225
perdarahan vagina dan dilatasi serviks.
10. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan
perasaan,masalah dan rasa takut
11. Mendemonstrasikan metode persalinan dan relaksasi,
memberikan tindakan kenyamanan
12. Menjaga privacy
13. Mengkaji kebutuhan klien terhadap pemberi asuhan
14. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan disekitar ruang
bersalin
15. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan
persalinan
16. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan.
17. Menganjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih
sedikitnya 2 jam sekali.
18. Memantau tanda vital setiap 4 jam sekali atau sesuai
indikasi. Memantau djj setiap jam sekali.
19. Memantau karakter cairan amnion
20. Melakukan persiapan perineal bila diindikasikan
21. Memberikan enema pembersih bila perlu
22. Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posisi
janin, punggung dan presentasi.
23. Memantau djj dengan sering, perhatikan variasi djj
24. Mengkaji sifat dan jumlah tampilan vagina,dilatasi
serviks, penonjolan, lokasi janin dan penurunan janin
25. Menganjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau
meniup bila ia merasakan dorongan untuk mengejan
26. Periksa djj dengan segera bila pecah ketuban dan 5 menit
kemudian. Observasi perineum klien terhadap prolapsus
tali pusat. Bila bagian presentasi belum masuk pelvis
anjurkan klien untuk tirah baring.
27. Evaluasi
a. Kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
b. Respon verbal dan non verbal
28. Dokumentasi
a. Catat waktu dan hasil pemeriksaan dan keistimewaan
yang ditemukan.
b. Catat respon klien
226
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA II
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/115/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan asuhan keperawatan klien mulai dilatasi serviks
penuh dan berakhir dengan lahirnya janin
227
dengan kemajuan persalinan
10. Menganjurkan klien untuk mengatur upaya mengejan
dengan spontan, mendorong selama kontraksi.
Tekankan pentingnya menggunakan otot abdomen
dan merelaksasikan otot dasar pelvik
11. Memantau penonjolan perineal dan rektal, pembukaan
muara vagina
12. Membantu klien untuk memilih posisi meneran yang
mengoptimalkan sirkulasi seperti posisi rekumben
lateral, Fowler, berdiri saat mendorongatau jongkok
13. Menjelaskan pada klien kapan waktu yang tepat untuk
meneran, anjurkan untuk relaksasi diantara
kontraksi.pantau tekanan darah, nadi klien dan djj
14. Mengkaji kepenuhan kandung kemih kalau perlu
kateterisasi diantara kontraksi
15. Memberi cairanperoral
16. Memantau upaya mendorong saat kepala keluar.
Instruksikan klien untuk napas pendek dan cepat
selama proses.
17. Membantu / menolong pada saat kelahiran bayi:
a. Menilai APGAR bayi baru lahir
b. Menghisap lendir (k/p)
c. Mengeringkan tubuh bayi
d. Melakukan resusitasi bila diperlukan.
e. Membantu pasien memposisikan bayi diatas dada ibu
f. Memfasilitasi Kontak dan inisiasi dini
g. Memotong dan merawat tali pusat
18. Melahirkan plasenta
19. Evaluasi
a. Respon klien dan keluarga verbal dan nonverbal.
b. Persalinan normal
c. Resiko HPP : kontraksi uterus, TFU, Jumlah
perdarahan.
d. Kondisi bayi
20. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pertolongan persalinan pada status
klien.
228
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA III
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/116/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mendampingi klien mulai kelahiran bayi dan berakhir dengan
pelepasan dan pengeluaran plasenta (l-30menit)
229
plasenta maternal dan janin. Perhatikan ukuran,
insersi tali pusat, keutuhan dan kalsifikasi)
13. Fasilitasi interaksi antara klien/pasangan dan bayi baru lahir
sesegera mungkin setelah melahirkan
14. Berikan klien dan ayah kesempatan
menggendong bayi dengan segera setelah kelahiran bila
kondisi memungkinkan
15. Bersihkan badan ibu, ganti pakaian dan linen basah
16. Evaluasi
a. Keadaan klien dan bayi baru lahir
b. Respons verbal non verbal klien dan pasangan
17. Dokumentasi
Catat semua hasil temuan kedalam format
230
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA IV
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/117/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan asuhan keperawatan klien mulai pengeluaran
plasenta sampai dengan 4 jam setelah kelahiran
231
18. Evaluasi
a. Keadaan klien dan bayi baru lahir
b. Respons verbal non verbal klien dan pasangan
19. Dokumentasi
Catat semua hasil temuan kedalam format
232
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
CARA PENGISIAN PARTOGRAF
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/118/04/16 01 1/5
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Instrumen untuk memantau kemajuan persalinan
233
Penurunan bagian terbawah janin
Garis waspada dan garis bertindak
6. Jam dan waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan
Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
7. Kontraksi uterus
Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
Lama kontraksi
8. Obat- obatan dan cairan yang diberikan
Oksitosin
Obat-obatan lainya dan cairan IV yang diberikan
9. Kondisi ibu
Nadi, TD dan Temp
Urin (volume, aseton atau protein)
234
Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi
serviks dalam satuan Cm dan menempati lajur dan
kotak sendiri.
Perubahan nilai atau perpindahan satu lajur satu kelajur
yang lain menunjukan penambahan dilatasi serviks
sebesar 1 cm
Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian
terbawah janin tercantum angka 1 – 5 yang sesuai denga
Setiap kotak segi empat menunjukan waktu 30 menit
untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi
uterus dan frekuensi nadi ibu
Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Tanda
“X” harus di cantumkan digaris waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
PERHATIKAN :
Pilih angka tepi kiri luar kolom pembukaan serviks
yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks
pada fase aktif persalinan hasil dari periksa dalam.
Pembukaan serviks pada pemeriksaan pertama fase
aktif hasil periksa dalam harus dicantumkan pada
garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan
bukaan serviks dan cantumkan tanda “X” pada titik
silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan
dengan garis utuh (tidak terputus)
1. Penurunan bagian terbawah janin
Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala
(hodge) yang menunjukan bagian terbawah janin
memasuki rongga panggul.
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus
dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks
Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu
yang sesuai. Ex : jika hasil pemeriksaan palpasi
kepala diatas simfisis pubis adalah 4/5 maka
dituliskan tanda “O” digaris angka 4. Hubungkan
tanda “O” dari setiap pemeriksaan dengan garis
tidak terputus.
2. Garis waspada dan bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
dan berakhir pada titik pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1cm per jam. Pencatatan
selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris
waspada.
Jika pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan
garis waspada (pembukaan <1 cm per jam) maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit.
235
Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampui dan berada disebelah kanan
garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
236
a. Nadi, TD dan Suhu
Catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda (*) pada kolom waktu yang
sesuai
Catat tekanan darah ibu setiap 4jam selama fase
aktif persalinan. Beri tanda panah pada patograf
pada kolom waktu yang sesuai.
Catat temp ibu setiap 2 jam pada kotak yang sesuai.
b. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu setiap 2 jam.
UNIT TERKAIT 1. Unit VK
2. Unit Rawat Inap Nifas
237
R.S. Santa Elisabeth PEMERIKSAAN DALAM (VAGINAL TOUCHE)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 P/IV/119/04/16 01 1/1
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Suatu tindakan pemeriksaan dalam yang dilakukan terhadap
PENGERTIAN klien untuk menegakkan penyakit/238iagnose tertentu
238
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMERIKSAAN IBU POST NATAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/120/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya organ
reproduksi (eksternal dan internal). Masa ini membutuhkan
waktu kurang lebih 6 minggu akan tetapi akan pulih sempurna
PENGERTIAN dalam waktu 3 bulan.
- Immediate post partum 24 jam
- Early partum Minggu I
- Late post partum Minggu ke 2 minggu ke 6
1. Untuk memandirikan ibu-ibu dalam melakukan perawatan
diri setelah melahirkan karena ibu-ibu yang baru bersalin
spontan maupu sectio caesar tidak mau melakukan
perawatan diri
2. Memulihkan kesehatan fisik dan mental ibu
TUJUAN
3. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan ASI
5. Ibu dapat melaksanakan perawatan masa nifas
6. Ibu dapat merawat bayinya dengan baik
239
reaksi opupil terhadap cahaya ukuran pupil dan
kesimetrisan pupil, gerakan mata, lapang pengelihatan
(visual)
7. Hidung, bentuk hidung, keadaan kulit, kesimterisan
hidung, posisi septum, suping hidung, kebersihan
8. Telinga, inspeksi: bentuk,warna, massa,ukuran lesi dan
massa di spina, adanya peradangan, kebersihan, dinding
lubang telinga, membrane timpani (warna) bentuk dan
adanya peradangan
9. Mulut dan faring, inspeksi:bibir, gigi, (karien dan sisa
makanan) dan gusi, bau mulut/kebersihan mulut dan lidah
selaput lendir mulut dan faring, lesi, warna, kelembapan
mukosa mulut uvula
Leher, inpeksi:bentuk kulit 9 wrna, pembengkakan,
jaringan parut, massa)tiroid, palpasi kelenjar getah bening,
kelenjar tiroid,kaku kuduk, mobilitas leher, vena jugulasris
dan ROM
10. Payudara , inpeksi: keadaan puting susu (datar/menonjol)
hiperpigmentasi pada puting dan areola, kebersihan laktasi
diberikan dan melakukan stimulasi produksi ASI. Palpasi,
adanya pembengkakan , benjolan, rabas dari puting
susu(apakahn keluar pus atau darah). Konsistensi,
lembek/tegang (adanya bendungan ASI). Aerola, urut
dengan lembut kearah atas (apakah ada ASI/tidak) teraba
hangat.
11. Abdomen dan fundus, iinspeksi : abdomen tampak longgar
atau tidak tegang, striae palpasi
- Tonus otot
- Tinggi fundus, sebelum melakukan pemeriksaan
pastikan blader kosong, posisi pasien terlentang kaki
diluruskan, tengankanan menekan fundus, bagian
bawah diatas sympisis dan tangan kiri melakukan
palpasi mengitari uterus secara perlahan
- Diastasi otot rektus abdominalis, posisi pasien
terlentang , kaki diluruskan dan bantu pasien
mengangkat kepala dengan melihat kearah perut
mengenccangkan otot perut dengan menggunsksn jari
tangan kanan telusuri bagian bawah prosesus xypoideus
terus menelusuri kebawah sampai tidak teraba sambil
jari tangan mengukur lebarnya serta ukur beberapa
panjangnay (menggunakan meteran)
12. Kandung kemih, tanyakan apakah ibu mengalami kesulitan
dalam berkemih?
13. Defekasi, tanyakann apakah ibu sudah bisa BAB
240
14. Ekstremitas bagian bawah
- Lihat apakah ada varises dan odema
-Lakukan pemeriksaan homan’s sign ;luruskan tungkai
bawah lutut untuk membantu lutu fleksi. Bila didapat
nyeri pada kaki atau pergelangan kaki maka dikatakan
tanda homans positif
- Refleksi patela: lakukan pemeriksaan refleks patella
pada kedua lutut pasien
15. Lokea, sebelum memeriksa lokhea dan perineum lakukan
vulva hygiene
Perhatikan :
- Jumlah frekuensi penggantian pembalut/duk dengan
melihat darah yang menodai pembalut/duk, dapat juga
dengan cara ditimbang
- Sifat pengeluaran
- Warna dan bau
16. Perineum dan Anus(posisi pasien sim kearah jahitan)
- Perhatikan perineum( menggunkan penerangan yang
cukup/senter/lampu sorot) terhadap sumber perdarahan
(misal,epysiotomy/robekan)
- Observasi tanda-tanda REEDA jika dilakukan heacting,
baik karena epysiotomy ataupun robekan (redness,
edema, echymocic, discharge, approximation)
- Kaji adanya hemoroid 9ukuran, nyeri,perdarahan)
- Varises
- Oedema
241
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN PERINEUM DAN VULVA HYGIENE
Jl. Anggrek Blok II POST PARTUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/121/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah vulva dan
PENGERTIAN perineum ibu setelah persalinan,
242
MERAWAT PAYUDARA PADA MASA NIFAS
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/122/04/16 01 1/2
243
15. Evaluasi
a. Keadaan buah dada
b. ASI (pengeluaran danjumlah asi)
c. Perhatikan ketepatan pengurutan mammae yang
dilakukan klien
16. Dokumentasi
a. Catat keadaan buah dada, jumlah asi
b. Catat kemampuan ibu melaksanakan pengurutan buah
dada.
c. Catat respon klien
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Nifas
244
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PERAWATAN PADA KLIEN POSTPARTUM LANJUT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/123/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien pospartum lanjut
(setelah 4 jam melahirkan)
245
16. Mengobservasi keadaan luka episiotomi dengan skala
REEDA
17. Memperhatikan keluhan nyeri/afterpain
18. Menganjurkan klien untuk menyusui bayi sesuai
kebutuhan
19. Mengajarkan cara merawat vulva dan perineum
20. Mengajarkan cara perawatan payudara
21. Mengajarkan latihan peregangan otot (latihan Kegel)
22. Memberikan makanan dengan menu seimbang,
vitamin dan mineral.
23. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang memandikan
bayi, memberi makan bayi.
24. Evaluasi
a. Proses laktasi (pengeluaran danjumlah asi)
b. Proses involusi
c. Respon klien verbal dan nonverbal
25. Dokumentasi
a. Catat keadaan buah dada, kualitas asi
b. Catat hasil temuan.
c. Catat respon klien
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Ruang Rawat Nifas
246
R.S. Santa Elisabeth MENGHISAP LENDIR BAYI BARU LAHIR DENGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PENGHISAP DEE I
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/124/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penghisapan lendir pada daerah mulut atau hidung dimana
terdapat sekret berlebihan mengganggu kebersihan jalan nafas
247
18. Evaluasi
Respon bayi.
Kaji pernapasan bayi
19. Dokumentasi
Catat kondisi bayi pada status bayi
Catat respon bayi
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Ruang Rawat Bayi
248
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 SINAR/PHOTOTHERAPY
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/125/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Sinar flourescent yang digunakan untuk memecah bilirubin
agar dapat masuk ke dal; subcutaneous (kulit) sehingga dapat
diekskresikan ke dalam urine dan feaces
249
R.S. Santa Elisabeth MEMBEDONG BAYI / SWADDLE / MUMMY
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 RESTRAINT
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman
P/IV/126/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Salah satu jenis restraining dan therapeutic hugging, dimana
bayi dalam pos yang sangat dekat dengan ibu / perawat dalam
kurun waktu tertentu
250
11. Dokumentasi
a. Catat alasan bayi dibedong
b. Catat respon bayi
251
R.S. Santa Elisabeth MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/127/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan kulit bayi dari darah ibu dan vervix caseosa
252
21. Membersihkan feaces dengan kapas basah
22. Membersihkan muka bayi tanpa sabun dengan
kantung pencuci.
23. Menyabuni bayi dengan urutan :
Kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak,
punggung, bokong, kaki, dan terakhir alat kelamin.
24. Mengangkat bayi dengan prasat garpu
25. Memasukkan bayi ke dalam ember untuk dibersihkan
(perhatikan telinga)
26. Membalikkan bayi
27. Mengangkat bayi dengan prasat garpu dan baringkan diatas
handuk untuk dikeringkan.
28. (Tidak diberi lotion dan bedak).
29. Memperhatikan Keadaaan umum dan kelainan pada
bayi
30. Memelihara talipusat
31. Membasahi kassa dengan alcohol 70%
32. Memberikan minyak telon pada daerah dada, perut, dan
punggung.
33. Menimbang berat badan bayi
34. Mengenakan baju bayi dan popok kemudian memasang
peniti.
35. Menyisir rambut
36. Meletakkan bayi diatas alas dan dibedong
37. Evaluasi
Respon bayi selama proses memandikan
38. Dokumentasi
a. Berat badan dan Waktu memandikan
b. Keadaan tali pusat
c. Suhu dan menilai keadaan bayi
253
R.S. Santa Elisabeth MENGGANTI POPOK BAYI (BAB/ BAK)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/128/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menjaga keutuhan kulit/integritas kulit
254
10. Dokumentasi
a. Catat hasil kajian bab/bak dan ruam popok dalam status
bayi.
b. Catat respon bayi.
255
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYUSUKAN BAYI PADA KLIEN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/129/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan antara ibu dan bayi dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayinya dimana kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kualitas hubungan antara ibu dan anak
256
22. Evaluasi
a. Kaji keadaan umum bayi setelah minum: tampak tidur
dengan tenang
b. Jumlah asi yang diminum
c. Defekasi dan miksi
23. Dokumentasi
a. Catat j am minum dan jumlah minum
b. Catat keistimewaan yang ada
c. Catat respon bayi. sebelum dan sesudah menyusui
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi
257
R.S. Santa Elisabeth MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 SENDOK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/130/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemenuhan nutrisi pada bayi khususnya yang mengalami
gangguan pada reflek menelan, pernafasan cepat, schizis, dll
258
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN DOT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/131/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan nutrisi kepada bayi melalui botol susu
259
23. Dokumentasi
a. Catatjumlah intake yang telah masuk.
b. Catat respon bayi.
c. Catat jumlah dan jenis susu
d. Defekasi/miksi
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi
260
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PADA BAYI/NEONATUS
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/132/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan Pipa lambung ke dalam lambung atau jejunum
pada bayi dimana melalui mulut
261
16. 16. Posisikan kepala hiperflexi / hidung mengarah ke atas
17. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
posisi kepala fleksi.
18. Memperhatikan respon klien (adanya reflek vagal, rasa
sakit/ ada tahanan, sianosis).
19. Bila klien batuk-batuk , tarik sedikit pipa dan hentikan
sejenak
20. Menggunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa
lambung
21. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung : a. L Celupkan ujung pipa NGT pada air di dalam
gelas
22. Memasukkan udara 0,5- 1CC dengan cepat dan auskultasi
dengan stetoscope pada quadran atas / regio epi-gastrik
23. Kemudian diaspirasi lagi udara yang telah dimasukkan
24. Memfiksasi NGT dengan plester di atas bibir dan pipi
25. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan
dengan kantong penampung
26. Melepaskan sarung tangan
27. Merapihkan pasien
28. Membereskan / mengembalikan alat-alat
29. Evaluasi
a. Respon klien terhadap pemasangan NGT
b. Persistent gagging Paroxysmal Of Coughing
30. Dokumentasi
a. Tanggal, waktu, respon klien selama pemasangan
NGT dan cara yang telah dilakukan untuk
memastikan posisi NGT tepat
b. K/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa
(dari mulut atau hidung sampai ujung distal)
c. Nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi
262
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/133/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan tali pusat dengan air bersih dan dibiarkan
terpapar dengar terbuka
263
R.S. Santa Elisabeth RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/134/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas ( respiratory
arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersbut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua
fungsi tersebut bekerja kembali
264
2. Aktifkan system layanan gawat darurat dengan memanggil
teman sejawat atau mengaktifkan kode blue
3. Kompresi jantung
Sebelum melakukan kompresi dada periksa nadi karotis
maksimal 10 detik. Jika nadi tidak teraba:
a. Tentukan titik kompresi: bagian tengah sternum
b. Lakukan kompresi dengan irama teratur dan
kecepatan minimal 100x/mnt, dilanjutkan
ventilasi dengan perbandingan 30:2
c. Berikan kompresi dada dengan kedalaman
minimal 2 inchi (5cm), minimalkan interupsi
dan ikuti recoil dada secara komplet
4. Cek nadi setelah 5 siklus
5. Pasang monitor/defibrilator bila ada
6. Bila irama Ventrikel Trachicardi tanpa nadi/ Ventrikel
Fibrilasi, lakukan defibrilasi sesuai standar operasional
prosedur, kemudian segera lanjutkan RJP selama 5
siklus/2menit, kemudian lakukan evaluasi irma dan cek
nadi
7. Bila irama asystole/PEA, lakukan RJP selama 5 siklus/2
menit,lakukan pemasagan iv line bila belum terpasang,
berikan vasopressor epineprin 1mg iv, ulangi setiap 3-5
menit atau atropine sulfat 1mg iv dan dapat diulangi setiap
3-5 menit (sampai 3 dosis)
8. Jika irama Sinus Rytme dan nadi sudah ada, hentikan
kompresi cari dan tangani faktor penyebab, lakukan
pemeriksaan lebih lanjut
9. Hal Yang Harus Diperhatikan:
Apabila keluarga menolak resusitasi, maka harus
menandatangai blangko penolakan tindakan medis
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap
265
DC SHOCK
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/135/04/16 01 1/1
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung
melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator
266
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN BAYI DALAM INCUBATOR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/136/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang berfungsi untuk merwat bayi prematur atau
mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara
memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan kebutuhan
oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu
267
5. Bila diperluksan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi a/
terapi sinar, lepas semua pakaian bayi & segera diberikan
pakaian kembali stlh selesai
6. Tutup indikator secepat mungkin, jaga lubang selalu
tertutup agar inkubator tetap hangat
7. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi
268
R.S. Santa Elisabeth PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA KLL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/137/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat
dan tepat
269
R.S. Santa Elisabeth HEACTING
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/138/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penjahitan luka terbuka
270
10. Bila keadaan luka banyak jaringan nekrosis dilakukan
eksisi ± 3 mm tepi luka.
11. Desinfeksi kembali area luka dengan bethadine dan
alkohol 70% untuk persiapan menjahit.
12. Lepaskan sarung tangan disposibel
13. Buka set jahit dengan korentang steril
14. Gunakan sarung tangan steril
15. Persiapkan benang sesuai kebutuhan
16. Pasang duk berlubang dan klem dengan penjepit kain
17. Tangan kanan membawa pembawa jarum sambil menjepit
jarum 1/3 luar dam memasukkan benang.
18. Tangan kiri memegang pinset lalu mengambil kulit dan
jaringan yang akan dijahit
19. Menjahit luka dengan jarak ½ cm dari tepi luka dan jarak
antar jahitan 1 cm, buat simpul 2 kali dengan arah yang
berbeda dan sisa benang ½ cm dari simpul.
20. k/p bersihkan darah yang mengalir dengan kassa
21. Olesi bethadine dengan menggunakan lidi kapas atau
sofratule di atas luka yang telah dijahit
22. Tutup luka dengan kassa dan fiksasi
23. Bereskan alat-alat\
24. Evaluasi
a. Kesiapan klien dan pemahaman
b. Klien tentang prosedur
c. Adanya perdarahan dari area luka
d. Kaji ATS/TT
25. Dokumentasi
a. Respon klien selama dan sesudah prosedur
b. Kondisi luka dan adanya perdarahan
c. Jumlah jahitan
d. Cairan pencuci luka yang digunakan
e. Jenis dan jumlah obat anastesi yang diberikan
UNIT TERKAIT IGD
271
R.S. Santa Elisabeth MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI IGD
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/139/04/16 01 1/2
272
g) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali
secara periodik
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir
jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan
pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien
dan tanda-tanda vital,ekspresi wajah,perkembangan
pasien
UNIT TERKAIT IGD
273
R.S. Santa Elisabeth OBSERVASI KLIEN GAWAT
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/140/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat
274
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II ALUR KEGAWAT DARURATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/141/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar
dari UGD
275
Breathing
a. Nafas buatan
b. Pasang oksigen jika perlu
Circulation
a. Tensi dan nadi turun, pasang infuse
b. Monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu.
7. Pasein/ keluarga melengkapi administrasisemua
pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan lengkap
pada status pasien
UNIT TERKAIT IGD
276
R.S. Santa Elisabeth POSISI KLIEN DALAM MEMBEBASKAN JALAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 NAFAS
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/142/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari
sumbatan
277
b. Chin-lift manuever :
chin lift dilakukan dengan cara jari jemari salah satu
tangan diletakan dibawah rahang, kemudian secara hati-
hati diangkat keatas arah depan. Ibu jari tangan yang
sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk
membuka mulut. Ibu jari dapat juga diletakan dibelakang
gigi seri bawah dan secara bersamaan mengangkat dagu
dengan hati-hati.
8. Evaluasi
1. Pernapasan spontan/tidak ada obstruksi.
2. Inspeksi pergerakan dada, dengarkan suara napas.
9. Dokumentasi
Catat tanggal dan waktu prosedur, respon klien sebelum
dan setelah prosedur
278
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGELUARKAN BENDA ASING
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/143/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari
sumbatan
279
18. Jika klien tidak menjawab dan tidak mampu batuk atau
klien menjadi tidak sadar, berteriak minta tolong dan
aktifkan sistem PPGD.Klien pada posisi terlentang
dengan muka ke atas. Penolong berlutut dengan posisi
mengangkang pada paha klien. Lakukan abdominal
thrust.Dengan cara pangkal telapak tangan satu
diletakkan diantara pusat dan prucesus xipoideus dan
tangan kedua diatas tangan pertama. Penolong menekan
ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas
sebanyak 5X atau sampai dengan benda asing keluar.
19. Lakukan jaw/chin thrust untuk membuka mulut dan bila
bendaasing dapat di lihat lakukan Finger Sweep : Buka
mulut klien dengan menekan lidah dan rahang bawah
bersama-sama. Memakai satu tangan. Masukkan jari
telunjuk dengan posis mengait ke dalam mulut dari sudut
bibir menyusuri pipi masuk ke dalam mungkin ke
belakang kerongkongan dan dan keluar disisi yang
berdekatan. Jangan memasukkan jari lurus ke dalam
bagian pusat faring. Prosedur ini tidak dilakukan pada
anak-anak dan bayi.
20. Apabila memungkinkan periksa mulut secara langsung
dari laryngoscope.
280
21. Evaluasi
a. Keberhasilan benda asing keluar.
b. Komplikasi yang mungkin timbul : nyeri abdomen,
achymosis, mual, muntah, fraktur iga dan injury organ
dalam abdomen dan dada.
22. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu kejadian, tindakan yang
dilakukan, kondisi klien sebelum dilakukan tindakan,
selama prosedur dan setelah tindakan.
b. Catat benda asing yang keluar dan besarnya.
c. Catat adanya keluhan klien : mual, muntah nyeri
abdomen atau dada.
281
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN OROPHARYNGEAL AIRWAY/OPA
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/144/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan
nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien yang tidak
sadar atau untuk membantu ventilasi
282
15. Evaluasi
a. Auskultasi paru untuk meyakinkan ventilasi adekuat.
b. Observasi ketat tingkat kesadaran klien, bila klien sadar
OPA dilepaskan.
c. Observasi komplikasi yang mungkin timbul :
Trauma pada bibir, lidah, gigi dan mukosa mulut.
Muntah dan aspirasi.
Hypoxia akibat aspirasi/penempatan yang tidak
tepat.
Obstruksi jalan napas meningkat.
16. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemasangan, ukuran OPA.
b. Bersihan jalan napas, kodisi membran mukosa, suction
bila dilakukan reaksi dan toleransi klien terhadap
prosedur.
283
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap
284
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN CERVICAL COLLAR
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/145/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)
285
10. Dokumentasi
a. Catat tipe dan ukuran cervical collar dan waktu dan
tanggal pemasangan.
b. Catat hasil ASSESSMENT status neuromaskuler
sebelum dan sesudah pemasangan.
c. Catat ketidaknyamanan klien dan respon klien
286
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK INTUBASI ORAL ETT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/146/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)
287
6. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan
dan tujuan prosedur yang akan dilakukan
7. Preoksigen dengan oksigen 100% dengan menggunakan
nonrebriting mask atau bag-valve mask sesuai indikasi
8. Beri sedative, agen paralitik / anastesi topikal kalau perlu
9. Restrain klien sesuai indikasi
10. Klien diberi posisi tidur terlentang lurus
11. Yakinkan seluruh alat laringoscope berfungsi dengan baik
12. Memberiskan jalan napas terhadap sekret dan darah
13. Kembangkan balon pipa endotrakeal untuk
14. memastikan bahwa balon tidak bocor, kemudian
kempiskan balon.
15. Sambungkan daun laryngoskop pada pemegangnya, dan
periksa terangnya lampu.
16. Anastesi mukosa nasal dengan topikal lidokain dan topikal
vasokontriktor
17. Lakukan pra-oksigenasi dengan ventilasi masker (100%
oksigen) selama 2-5’
18. Memberi posisi oksiput 10 cm di bawah skapula dan leher
dalam posisi netral bila tidak ada kontraindikasi
19. Membantu dokter memakai sarung tangan
20. Memberikan laringoscope kepada dokter
21. Membuka packing ETT. Masukkan udara ke balon ETT
untuk test udara dan kempeskan setelah test dengan spuit
10 cc
22. Mengolesi jelly pada ujung ETT dan instoducer ETT
23. Mengisi cuff ETT dengan udara
24. K/p memasang OPA
25. Memfiksasi ETT dengan plaster
26. Evaluasi
1) Inspeksi dan auskultasi kedua lapang paru
2) Observasi kemungkinan kompli-kasi yang mungkin
timbul :
a. Distensi gaster : muntah dan penurunan tidal volume
b. Dislokasi tube : selalu cek posisi tube terutama
setelah klien bergerak
c. Kerusakan gigi, mukosa posterior paring dan laring
3) Observasi kedalam ETT:bervariasi sesuai usia
4) Dewasa wanita : 17-23 cm dan pria 19-25
5) Lakukan pemeriksaan foto thoraks
27. Dokumentasi
1) Catat tanggal dan waktu per jam pemasangan.
2) Catat no. ETT yang dipasang, batas ETT di bibir
3) Respon klien selama dan sesudah prosedur.
288
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap
289
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II VENTILATOR MEKANIK
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/147/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk membantu sebagian/seluruh fungsi
pernafasan pasien yang mengalami gangguan
290
9. Konsulkan ke ahli terapi; pernafasan bila akan
memberikan tekanan pada jalan nafas. Jika tidak
memungkinkan, PEEP harus dimulai di angka 5cm H2O
atau kurang, dan tekanan maksimum adalah 6-10 cm H2O
10. Untuk mengevaluasi kondisi klinis pasien, AGDA harus
diperiksa 15-30 menit setelah pasien dihubungkan ke
ventilator. Set ventilator harus disesuaikan sesuai indikasi.
11. Evaluasi
1) Periksa adekuasi ventilasi pasien melalui tanda
subyektif maupun obyektif
2) Periksa tanda-tanda komplikasi penggunaan ventil;ator
mekanik:barotrauma,peningkatan tekanan
intratorakal,”fighting:dan selang yang bergeser
12. Dokumentasi
Catatan penggunaan ventilator mekanik:waktu
mulai,setting mesin dan respon pasien serta tanda-tanda
komplikasi.
291
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN UNTUK EKSTUBASI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 ENDOTRACHEAL TUBE/ETT
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/148/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses pelepasan pipa endotracheal
292
UNIT TERKAIT 1. ICU
2. OK
293
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENGUKURAN CVP DENGAN MANOMETER
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/149/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur tekanan vena central yang mengambarkan fungsi
bagian kanan jantung dan tekanan darah vena di vena cava.
294
UNIT TERKAIT ICU
295
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II EKG MONITOR
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/150/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang dihubungkan dengan listrik untuk merekam aktifitas
listrik jantung melalui elektrode yang ditempelkan ke dada dan
monitor perubahan gambarannya pada monitor rekaman
296
13. Dokumentasi
1) Catat gambaran yang didapatkan pada rekaman
EKG monitor dan laporkan adanya temuan yang
tidak normal.
2) Catat respon pasien selama rekaman
297
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II INFUSE PUMP
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/151/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian cairan
kepada klien
298
Letakkan roler klem dibawah pump, lalu tutup pintu
11. Atur level oklusi sesuai yang diinginkan
12. Atur kecepatan tetesan (D-RATE) sesuai order dengan
menekan tombol “RATE/LIMIT”. Display
terbaca D.Rate ml/h
13. Atur batasan cairan?delivery limit (max 9.999 ml),
dengan menekan tombol “RATE/LIMIT”. Display
terbaca D.Limit ml/h
14. Buka roler klem dari IV set (hubungkan IV set dengan IV
cateter), lalu tekan tombol“START”. Bila jumlah cairan
yang diinginkan sudah tercapai, maka
lampu“COMPLETION” akan menyala. Pada situasi ini,
mesin masih berjalan dengan kecepatan minimum (1
ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter didalam
vena.
15. Untuk melihat waktu pemberian infus, tekan simbol
sigma (2x), pada display kecil akan terbaca Left : ...
Jam...menit
16. Untuk mengakhiri tekan tombol “OFF”
299
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. IGD
300
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II SYRINGE PUMP
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/152/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian medikasi
intravena pada klien
301
UNIT TERKAIT Ruang Rawat inap
302
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN KLIEN KERACUNAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/153/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pertolongan yang diberikan pada klien keracunan baik yang
disebabkan karena sengaja maupun yang tidak sengaja
303
1. Mekanik : rangsang dinding faring dengan jari
2. Obat-obatan air garam dan sirup pekat
c) Lakukan bilas lambung dengan cara :
1. Penderita telungkup dengan kepala dan bahu
lebih rendah
2. Masukkan universal antidotum
3. Bilas dengan cairan pembilas yang hangat
sekitar 250 cc setiap kali, sampai kurang lebih
20 kali dengan bilasan terahir ditinggalkan
dilambung.
4. Bila perlu bilas usus besar dengan pencahar atau
klisma dengan sabun / gliserin / rectal.
d) Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zat
korosif ( asam/basa kuat) keracunan senyawa
hidrokarbon ) minyak tanah, bensin. Adanya
penurunan kesadaran atau kejang.
Bila racun melalui kulit atau mata :
a) Pakaian yang terkontaminasi dilepaskan
b) Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan
sabun atau jika terkontaminasi asam kuat dapat
dibilas dengan larutan Na-bikarbonat dan jika
terkena basa kuat dapat dilbilas dengan asam cuka
encer.
Bila racun mengenai inhalasi :
a) Pindahkan penderita ke tempat yang aman
b) Lakukan pernafasan buatan untuk mengeluarkan
racun yang terhisap, jangan lakukan dari mulut ke
mulut.
Bila racun mengenai suntikan :
a) Pasang torniquet pada bagian proksimal tempat
suntikan, jaga agar denyut nadi bagian distal masih
teraba. Lepaskan selama 1 menit tiap 15 menit
sekali.
304
b) Beri kompres dingin es ditempat suntikan.
c) Beri epinefrin 1/1000 dengan dosis 0,3 – 0,4 mg /
sc / im
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Unit Rawat Inap
305
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN INFARK MIOKARD AKUT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/154/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penyakit jantung koroner yang ditandai dengan nyeri dada
khas, keringat dingin diperkuat dengan adanya gambaran EKG
ST elevasi dan atau kelainan enzim jantung
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat
diselamatkan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri’
2. Baringkan dengan posisi semi fowler
3. Berikan oksigen 4 lt/menit
4. Pasang EKG monitor
5. Pasang infuse
6. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan enzim jantung
7. Berikan acetosal 160-325 mg/oral
8. Berikan cedocard 5 mg sub lingual
9. Berikan morphin sesuai indikasi
10. Berikan nitrogliserida 5 gamma titrasi
11. Kolaborasi dengan tim medis
12. Siapkan ICU
306
R.S. Santa Elisabeth PENANGANAN SYOK HAEMORAGIK
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/155/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu keadaan dimana tejadi gangguan perfusi yang
disebabkan adanya perdarahan
TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan
2. Me Memulihkan perfusi pada jaringan
3. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Mencegah kematian mulihkan keseimbangan cairan dalam
tubuh
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas memakai alt pelindung diri (kaca mata
safety,masker, handsoen,scort)
2. Airway dan Circulation dipastikan aman
3. Breathing dipastikan aman, berikan oksigen
4. Circulation
5. Infus 2 line dengan jarum no.14-16 RL ±1.000-2.000 ml
sesuai yang dibutuhkan atau kelasnya syok
6. Periksa laboratorium darah: golongan darah,Hb/Ht,AGD
7. Transfusi spesifik jenis atau golongan
8. Stop sumber perdarahan
9. Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi untuk dapat
menghentikan suatu perdarahan
10. Pasang monitor EKG
11. Pasang gastric tube
12. Pasang kateter dan nilai produksi urin
307
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN FLAIL CHEST
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/156/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontiniuitas
dengan dinding dada sisanya (ada bagian yang melayang).
Terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur lebih dari
satu pada satu iga
TUJUAN 1. Mengurangi rasa sakit
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri
3. Bersihkan jaln nafas, hisap cairan/darah dan kontrol
cirkulasi
4. Pasang intubasi
5. Berikan oksigen yang adakuat
6. Jamin breathing-ventilasi dengan baik
7. Infus Rl, 2 jalur dengan jarumbesar
8. Monitoring dengan pulse oximentry
9. Hal yang perlu diperhatikan
a. Hipoksia sebab kontusio paru
b. Nyeri pada pergerakan dada
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. ICU
308
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI BCG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/157/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 0,05cc vaksin BGC ke dalam jaringan
intradermal
309
18. Bereskan alat
19. Rapikan bayi
20. Evaluasi tindakan ,respon bayi
21. Dokumentasikan: Waktu pelaksanaan dan respon bayi
310
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI HEPATITIS B
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/158/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Imunisasi hepatitis B merupakan tindakan memasukan 0,5cc
vaksin Hepatitis B kedalam jaringan otot (pangkal lengan, paha
bagian luar)
TUJUAN Memberi kekebalan pasif terhadap penyakit Hepatitis B
311
20. Rapikan bayi
21. Buka sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Lakukan evaluasi
24. Ldokumentasi; waktu pelaksanaan dan respon bayi
25. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah dalam spuit
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik
2. Ruang Bayi
312
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
IMUNISASI DPT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/159/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
Dipteri Pertusis secra Intramuscular dengan dosis 0,5cc
TUJUAN Memberi kekebalan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
313
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI POLIO
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/160/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 2 tetes vaksin polio ke dalam mulut
klien,terutama sublinguan jika memungkinkan
314
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI CAMPAK
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/161/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 0,5 CC vaksin campak ke dalam jaringan
sebkutan
315
16. Keluarkan jarum
17. Tekan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
18. Buang spuit kedalam bengkok/safety box
19. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
20. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
316
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENDELEGASIAN TUGAS DAN WEWENANG
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/162/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pelimpahan tugas dan wewenang kepada seorang
bawahan/pengganti untuk menjalankan tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab pimpinannya untuk sementara
317
R.S. Santa Elisabeth MUTASI ATAU ROTASI TENAGA KEPERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/163/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan pemindahan tenaga keperawatan dalam rangka tugas
atau dinas dari instalasi satu ke instalasi yang lain atau dari
ruangan lain dalam bidang keperawatan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi
318
R.S. Santa Elisabeth ORIENTASI TENAGA PERAWAT BARU
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/164/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan orientasi tenaga baru di ruang perawatan RS Santa
Elisabeth
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi,Perawat baru
319
R.S. Santa Elisabeth ORIENTASI PERAWAT BARU DI RUANG
Jl. Anggrek Blok II PERAWATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/165/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan orientasi tenaga baru di ruang perawatan RS Santa
Elisabeth
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi,Perawat baru
320
R.S. Santa Elisabeth DINAS TENAGA KEPERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/166/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan tukar giliran/jaga antar tenaga keperawatan
321
R.S. Santa Elisabeth PENERIMAAN KLIEN DI INSTALASI RAWAT INAP
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/167/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menerima pasien baru di ruang instalasi rawat inap yang
berasal dari IGD maupun poli untuk dirawat sesuai kondisi
klien. Klien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan
322
R.S. Santa Elisabeth LAPORAN PERAWAT JAGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/168/04/16 01 1/1
323
R.S. Santa Elisabeth OPERAN JAGA DI RUANGAN PERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/169/04/16 01 1/1
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat,Perawat Pelaksana
324
PELAPORAN KONDISI KLIEN MENGGUNAKAN
R.S. Santa Elisabeth METODE SBAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
(SITUATION,BACKGROUND,ASSESSMENT,
Telp.0778-457357 REKOMENDASI)
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/170/04/16 01 1/3
325
4. Perawat/bidan menyiapkan Rekam Medis klien dan
lembar komunikasi SBAR yang telah diisi didekat
pesawat telepon lengkap dengan data-data yang akan
dilaporkan
5. Sebelum melaporkan, perawat/bidan menyampaikan
salam singkat, sperti” selamat pagi/siang/sore/malam
dokter
6. Laporkan kondisi klien dnegan menggunakan prinsip
komunikasi SBAR
Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/unit tempat
perawat bertugas, dan sebutkan nama lengkap klien,
umur, kamar/ruangan, serta masalah utama klien saat
ini (misalnya, sesak nafas, nyeri dada, demam)
Background
Sebutkan diagnosa dan data klinis klien sesuai
kebutuhan:
1) Status kardovasculer (nyeri dada, tekanan darah,
EKG,dsb)
2) Status respirasi (frekuensi pernafasan, SPO2,
Analisa Gas Darah,dsb)
3) Status neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb)
4) Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya
Assesment
Sebutkan problem klien tersebut
1) Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna, dsb)
2) Problem gastro-intestinal (perdarahan masif dan
syok, dsb)
Recommendation
Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan)
326
9. Dokumentasikan secara lengkap intruksi dokter
dalam formulir lembar komunikasi SBAR/ lembar
intruksi dokter/catatan terintegrasi dan berikan paraf
serta nama jels perawat/bidan yang melapor, dan
nam dokter yang memebrikan pesan/intruksi
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat dan
memberikan paraf, nam jelas, tanggal dan jam
verifikasi pada kolom yang tersedia di lembar
komunikasi SBAR/lembar intruksi dokter/ catatan
terintegrasi pada saat
a. Untuk dokter jaga: pada saat pergantian shif
atau selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam
b. Untuk dokter DPJP: pada saat visite pertama
kali atau selamba-lambatnya dalam waktu 1x24
jam
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat
Darurat,Perawat Pelaksana
327
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
CITO OPERASI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/171/04/16 01 1/1
328
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENERIMAAN KLIEN ICU DARI IGD/RUANGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/172/04/16 01 1/1
PENGERTIAN Menerima klien baru yang akan dirawat di ruang ICu yang
berasal dari IGD/Ruang Perawatan
329
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMINDAHAN KLIEN ICU KE RUANG PERAWATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/173/04/16 01 1/1
330
R.S. Santa Elisabeth PEMINDAHAN KLIEN PASCAOPERASI DARI KAMAR
Jl. Anggrek Blok II OPERASI KE ICU
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/174/04/16 01 1/1
331
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENGIRIMAN SAMPEL KE LABORATORIUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/175/04/16 01 1/1
332
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENGAMBILAN HASIL LABORATORIUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/176/04/16 01 1/1
333
R.S. Santa Elisabeth PENGIRIMAN KLIEN KE RUANG INSTALASI
Jl. Anggrek Blok II RADIOLOGI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/177/04/16 01 1/1
334
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENATALAKSANAAN KEJANG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/178/04/16 01 1/1
335
16. Mencuci tangan
17. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
336
R.S. Santa Elisabeth PERSIAPAN KLIEN YANG AKAN MENINGGAL
Jl. Anggrek Blok II DUNIA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/179/04/16 01 1/1
337
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGURANGI ANSIETAS
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/180/04/16 01 1/2
338
13. Upayakan agar klien mendapat kinjungan dari klien lain
yang mempunyai pengalaman yang sama
14. Tunjukkan kompetensi, pemahaman dan sikap empati
Anda ketika membantu klien mengurangi ansietas
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap
339
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PERAWATAN JENAZAH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/181/04/16 01 1/2
340
untuk menutup setiap lubang dan lekatkan dengan plester
untuk mencegah lebih lanjut
15. Rapikan rambut jenazah dengan menyisirnya
16. Ganti balutan jika ada
17. Kenakan pakaian bersih pada jenazah untuk diperlihatkan
pada keluarga. Letakkan klien dalam posisi telentang
dengan mata tertutup dan lengan menyilang diatas
abdomen. Rapikan tempat tidur jenazah
18. Pindahkan jenazah ke kamar jenazah.Tutupi jenazah
dengan kain
19. Ikat jenazah dengan pengikat brankar pada bagian dada
dan lutut.Pastikan pengikatan tidak terlalu ketat
20. Rapikan peralatan dan bersihkan ruangan
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
catatan keperawatan. Dokumentasikan waktu dan tanggal
jenzah diantar ke kamar jenazah. Lakukan dokumentasi
mengenai disposisi barang berharga milih jenazah
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,IGD,Kamar Jenazah,Jenazah
341