Anda di halaman 1dari 341

R.S.

Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI AXILLA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/1/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer melalui
axilla

TUJUAN Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan


keperawatan dan membantu menegakkan diagnosis

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan

1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien


2. Beritahu klien tentang prosedur yang akan dilakukan dan
tujuannya
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Pasang tirai atau tutup pintu ruangan
5. Bantu pasien untuk duduk atau berbaring dalam posisi
telentang .Buka lengan pakain klien
6. Letakkan termometer ke tengah ketiak, kemudian turunkan
PROSEDUR
lengan melintasi tubuh hingga lengan bawah menyentuh
lengan lainnya
7. Pertahankan posisi termometer raksa selama 5-10 menit dan
termometer digital selama 5-10 menit. Ambil termometer
dan bersihkan menggunakan tisu dengan gerakan memutar
dari pangkal ke ujung termometer,kemudian buang tissue
8. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
ditampilkan pada termometer digital atau kolom raksa pada
termometer raksa
9. Bersihkan termometer
10. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk
termometer digital agar kembali ke kondisi awal, kemudian
simpan pada tempatnya
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan dalam catatan perawatan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/Inap
2. ICU
3. IGD
4. VK

1
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI ORAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/2/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang
dimasukkan ke mulut

TUJUAN Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan


keperawatan dan membantu menegakkan diagnosis

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan

1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien


2. Beritahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan
tujuannya
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Pasang tirai atau tutup pintu ruangan
5. Minta klien membuka mulut
6. Letakkan termometer di bawah lidah klien dalam kantung
sublingual lateral ke tengah rahang bawah.
PROSEDUR
7. Minta klien untuk menahan termometer dengan mengatupkan
bibir dan hindari menggigit termometer. Jika klien tidak dapat
menahan termometer dalam mulut, pegang termometer.
8. Biarkan termometer dari dalam mulut selama 2-3 menit untuk
termometer raksa atau hingga terdengar alarm dan angka
terbaca pada termometer digital
9. Keluarkan termometer dengan hati-hati
10. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
ditampilkan pada termometer digital atau kolom raksa pada
termometer raksa
11. Bersihkan termometer
12. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk
termometer digital agar kembali ke kondisi awal, kemudian
simpan pada tempatnya
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan dalam catatan perawatan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. UGD

2
MENGUKUR SUHU TUBUH MELALUI RECTAL
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/03/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Mengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang
PENGERTIAN
dimasukkan ke rectun
TUJUAN 1) Mencegah dan menghentikan efek samping racun dengan
dekontaminasi ( mata ,kulit,saluran cerna)
2) Mencegah kematian dengan pengobatan penunjang(terapi
support),dan eliminasi cepat
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien


2. Beritahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan
tujuannya
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Pasang tirai atau tutup pintu ruangan
5. Buka pakaian yang menutup bokong klien
PROSEDUR 6. Atur posisi klien:
1. Dewasa : Sims atau miring dan kaki sebelah atas
ditekuk ke arah perut
2. Bayi atau anak : telungkup atau telentang
7. Beri pelumas pada ujung termometer dengan
menggunakan tissue2,5 cm pada klien dewasa dan 1,2 cm
pada anak-anak
8. Buka anus dengan mengangkatkan bokong atas
menggunakan tangan kiri (untuk orang deawasa). Jika bayi
telungkup di tempat tidur, buka kedua bokong dengan jari.
9. Minta klien menarik napas dalam dan masukkan
termometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5 cm
pada orang dewasa dan 1,2 -3,5 cm pada bayi/anak
10. Pertahankan posisi termometer selam 2-3 menit (orang
dewasa) dan 5 menit (anak-anak)
11. Keluarkan termometer dengan hati-hati
12. Bersihkan termometer menggunakan tissu dengan gerakan
Memutar dari pangkal ke ujung, kemudian buang tissu

3
13. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang
ditampilkan pada termometer digital atau kolom raksa
pada termometer raksa
14. Bersihkan anus dari pelumas dan kotoran dengan tissu
15. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk
termometer raksa atau atur termometer digital agar
kembali ke kondisi awaal, kemudain simpan pada
tempatnya
16. Lepasakan sarung tangan dan cuci tangan
17. Dokumentasikan dalam catatan perawatan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap/Jalan
3. ICU
4. VK

4
R.S. Santa Elisabeth MENGHITUNG DENYUT NADI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/04/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Loncatan aliran darah yang dapat diraba pada titik tubuh,
melalui perabaan pada nadi:
1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
TUJUAN 1. Mengidentifikasi frekuensi denyut nadi dalam satu menit
2. Mengidentifikasi keadaan umum pasien
3. Mengidentifikasi integritas sistem kardiovaskuler
4. Mengidentifikasi riwayat penyakit

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya


2. Cuci tangan
3. Bantu klien ke posisi telentang atau duduk
a. Jika telentang, letakkan tangan klien menyilang dada
dengan tangan menelungkup
b. Jika duduk, tekuk siku klien membentuk sudut 90° dan
sangga lengan bawah dengan kursi atau tangan
pemeriksa, Julurkan pergelangan tangan dengan telapak
tangan menghadap ke bawah
4. Letakkan dua atau tiga jari tangan anda diatas lekukan
radialis, searh ibu jari, di sisi dalam pergelangan tangan
pasien
5. Berikan tekanan ringan di atas radius. Abaikan denyutan
awal, kemudian kurangi tekanan sehingga denyutan mudah
diraba
6. Hitung frekuensi denyut menggunkian jam tanagn dengan
jarum penunjuk detik atau jam digital setelah denyutan
teratur
7. Lakukan penghitungan denyut selama 30 detik, kemudian

5
kalikan dua
8. Jika anda baru pertama kali mengkaji denyut nadi klien atau
memliki denyut yang tidak teratur, lakukan penghitungan
selama 1 menit penuh
9. Kaji kekuatan, irma dan kesamaan denyut
10. Bantu pklien kembali ke posisi yang nyaman
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap/Jalan
3. OK
4. VK

6
R.S. Santa Elisabeth MENGUKUR TEKANAN DARAH
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/05/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pengukuran tekanan darah, hasil dari curah jantung
dan tahanan pembuluh perifer, menggunakan sfigmomanometer

TUJUAN 1. Mengkaji hemodinamik dan keadaan umum klien


2. Memonitor respon hemodinamik akibat pengobatan atau
kondisi penyakit
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan

PROSEDUR 1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien


2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Cuci tangan
4. Atur posisi klien, baik duduk atau berbaring dengan
nyaman, dan sangga lengan klien setinggi jantung dengan
telapak tangan menghadap ke atas
5. Buka pakaian pasien yang menutup lengan atas
6. Palpasi arteri brakialis dan pasang manset 2,5 cm diatas
denyut arteri brakialis
7. Pasang sfigmomanometer aneroid pada manset, sejajar
dengan arteri brakialis dan pastikan lilitan manset rapi dan
tidak ketat
8. Pastikan sfigmomanometer raksa sejajar dengan mata dan
anda berdiri kurang dari satu meter dari sfigmomanometer
9. Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset hingga
30mmHg di atas titik artei brakialis tidak teraba lagi,
kemudian perlahan buka katup pada manset. Perhatikan
titik ketika denyut kembali teraba
10. Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu 30 detik
11. Pasang stetoskop di telinga anda
12. Palpasi kembali arteri brakialis dan letakkan diafragma
stetoskop diatasnya
13. Tutup katup pada manset searah jarum jam hingga rapat
14. Pompa manset hingga mencapai 30 mmHg diatas titik
sistolik palpasi pasien
15. Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan
raksa turunrata-rata 2-3 mmHh per detik
16. Perhatikan titik pada sfigmomanometer ketika denyut
terdengar pertama kali
17. Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan

7
titik ketika denyut tidak terdengar lagi
18. Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas
19. Jika prosedur diulang, tunggu hingga 30 detik
20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik
21. Tutup lengan atas dan bantu klien memperoleh posisi yang
diinginkan
22. Bersihkan bagian telinga dan diafragma stetoskop dengan
kapas alkohol
23. Informasikan hasil kepada pasien
24. Cuci tangan
25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap/Jalan
3. OK
4. VK

8
R.S. Santa Elisabeth MENGHITUNG PERNAFASAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/06/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung frekuensi pernafasan, inspirasi yang diikuti
ekspirasi, dalam waktu satu menit.

TUJUAN 1. Mengkaji keadaan umum klien


2. Mengidentifikasi frekuensi dan karakteristik pernafasan
dalam waktu satu menit
3. Mengidentifikasi riwayat penyakit
4. Membantu menegakkan diagnosa
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan

PROSEDUR 1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien


2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuaanya
3. Cuci tangan
4. Letakkan lengan klien pada posisi relaks menyilang
abdomen atau dada bawah, atau letakkan tangan Anda
langsung pada abdomen atas klien
5. Observasi siklus pernafasan lengkap,yaitu sekali inspirasi
dan sekali ekspirasi
6. Perhatikan jarum penunjuk detik pada jam tangan dan
mulai perhitungan frekuensi pernafasan setelah siklus
terobservasi
7. Jika irama teratur, hitung frekuensi pernafasan selama 30
detik dan kalikan dua
8. Jika pernafasan tidak teratur, hitung selama satu menit
penuh
9. Saat menghitung, perhatikan kedalaman pernafasan
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan pada catatan perawatan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap/Jalan
3. ICU
4. VK

9
R.S. Santa Elisabeth MENGUKUR TINGGI BADAN DEWASA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/07/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Cara untuk mengetahui tinggi badan

TUJUAN Sebagai pedoman petugas dalam mengukur tinggi badan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan


2. Menganjurkan pasein melepaskan alas kaki
3. Mempersilahkan pasein berdiri tegakdi tempat pengkuran,
menghadap petugas
4. Menarik alat pengukur TB tepat pada kepala klien
5. Melihat skala yang ada pada pengukur TB
6. Pengukuran selesai, klien dipersilahkan memakai alas kaki
kembali
7. Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis
a. Perawat mencuci tangan
b. Pada klien yang dapat berdiri: memakai alat pengukur
khusus
c. Pada pasien yang tidak dapat berdiri: dengan centimeter
dan segitiga siku-siku
d. Mencatat tinggi badan
e. Membereskan alat-alat
f. Perawat mencuci tangan
g. Mencatat hasil pengukuran pada status klien.

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat jalan

10
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENIMBANG BERAT BADAN PADA KLIEN DEWASA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/08/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan berat
badan.

TUJUAN 1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan


klien.
2. Membantu menentukan program pengobatan (dosis)
3. Menentukan status nutrisi klien
4. Sebagai data dasar terhadap keseimbangan cairan tubuh

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Beritahu pasien untuk berdiri dengantegak dan tenang


2. Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan
melepas sandal (sepatu)
3. Bantu pasien naik ketimbangan
4. Atur ratio berat
5. Membaca berat badan
6. Bantu pasien turun dari timbangan
7. Kembalikan timbangan diposisi semula
8. Catat hasilnya
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan/ Inap

11
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENIMBANG BERAT BADAN PADA BAYI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/09/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur berat badan bayi dengan mengunakan alat
timbangan

TUJUAN Untuk mendapatkan data obkjektif mnganai berat badan bayi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Melakukan verifikasi data


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar
4. Memberi salam kepada pasien/keluarga
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Timbangan diberi kain pengalas
7. Timbangan disetel dengan penunjuk angka pada angka nol
8. Buka pakaian bayi diatas timbangan
9. Membaca berat badan
10. Pakaikan kembali pakaian bayi
11. Bayi diangkat kembali ketempat tidur
12. Dokumentasikan hasil penimbangan berat badan bayi yang
di dapat
13. Bereskan peralatan
14. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan


2. IGD
3. VK

12
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGUKUR TINGGI BADAN PADA BAYI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/10/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Untuk mengetahui tinggi badan
PENGERTIAN

1. Untuk menilai status perbaikan gizi


TUJUAN 2. Untuk menilai tumbuh kembang bayi

Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
KEBIJAKAN tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

Pengkuran menggunkan Infantometer

1. Melakukan verifikasi data


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar
4. Memberi salam kepada pasien/keluarga
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih dan nyaman
misalnya selembar selimut tipis atau kertas tissu yang lebar
7. Sebelum mengukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala
bayi misalnya topi,hiasan rambut, dan kaos kaki
PROSEDUR 8. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya
sisi yang paling dekat dengan skal pengukur
9. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala
atau head board
10. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut
atas liang telinga berasda pada garis yang tegak lurusn
dengan bidang infanmometer
11. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi
12. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan infannometer
13. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan

13
pengukur menahan agar lutut bayi lurus
14. Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan
lembut
15. Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau
menggerakkan bagian kaki atau foot board sehingga
menempel dengan tumit bayi
16. Posisi kaki bayi adalah jari kaki menuju ke atas
17. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat.
Pengukuran dapat dilakukan pada satu atau dua kaki bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Jangan menekan lutut terlalu keras terutama bayi kecil
2. Jika bayi diukur telanjang, alasi papan pengukur dengan
menggunakan kain kering untuk menghindari cedera
3. Jika ruang tempat pengukuran dalam keadaan dingin maka
selimuti anak agar tetap hangat sambil menunggu
pengukuran
Pengukuran menggunakan pita (meteran)
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan
lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki
lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera
4. Memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus
rata/datar) berupa garis atau titik pada puncak kepala
dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak anatara kedua
tanda tersebut dnegan pita pengukur

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik


2. VK

14
R.S. Santa Elisabeth KEBERSIHAN TANGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/11/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses pembersihan kotoran dan mikroorganisme pada tangan
yang di dapat melalui kontak dengan klien, petugas kesehatan
lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasisi alkohol
1. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik
( Handrub)
Mencuci tangan dengan menggunakan cairan anetiseptik
yang berbahan dasar alkohol gel di seluruh permukaan
tangan untuk meminimalkan pertumbuhan
mikroorganisme tanpa menggunakan air dan handuk
(pada tangan yang bersih)
2. Pembersih Tangan dengan Sabun
Antiseptik/Cairan/Larutan dan Air Mengalir
(Handwash)
Mencuci tangan dengan air mengalir dengan
menggunakan sabun/cairan antiseptik yang bertujuan
membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di
tangan (pada tangan yang kotor)
3. Pembersih Tangan Bedah (Surgical Handwash) pada
tindakan operasi
a. Proses menghilangkan atau menghancurkan
mikroorganisme transien dan mikroorganisme yang
tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di
dalam folikel rambut yang tidak dapat di hiolangkan
seluruhnya (flora residen)
b. Membersihkan tangan dengan menggunkan sikat dan
sabun dibawah air mengalir dengan menggunakan
prosedur tertentu agar tangan dan lengan bagian
bawah bebas dari mikroorganisme
TUJUAN 1. Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme
pada tangan dan mencegah kontaminasi
2. Mencegah transmisi mikroorganisme dari petugas ke
pasien dari pasien ke petugas, dari pasien ke pasien serta
lingkungan sekitar pasien

15
3. Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi
KEBIJAKAN Sesuai Kebijakan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Batam
No:001PER/DIR-RSE/BTM/SK/II/2016 tentang Kebijakan
Pelayanan Pencegahan pengendalian Infeks Pembersihan
Tangan dengan Antiseptik Harus di Lakukan Oleh Semua
Petugas Kesehatan, Keluarga, Pengungjung Yang
Berhubungan Langsung dengan Pasien atau Lingkungan pasien
PROSEDUR 1. Pembersihan dengan sabun dan air (Handwash):
1) Lepaskan semua perhiasan yang ada di tangan
2) Tuangkan sabun ke telapak tangan 3-5cc
3) Di ratakan diseluruh telapak tangan
4) Gosok punggung dan sela-sela jari-jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
5) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
6) Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
saling digosokkan
7) Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam
gemgaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8) Gosok ibu jari dengan gerakan berputar dalam
gemgaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10) Keringkan kedua tangan dengan tissu sekali pakai
11) Gunakan bekas tissu tersebut untuk menutup kram air
12) Prosedur dilakukan 40-60 detik
13) Setiap langkah dilakukan sebanyak 6 kali ( contoh:
point 3 diratakan diseluruh telapak tangan sebanyak 6
kali dst )

2. Pembersihan tangan dengan cairan Antiseptik


(Handscrub)
1) Tuangkan larutan antiseptik berbasisi alkohol ke
talapak tangan sebanyak 3-5 cc
2) Gosokkan kedua telapak tangan hingga merata
3) Gosok punggung dan sela-sela jari-jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
4) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5) Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan
saling digosokkan
6) Gosok ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam
gemgaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
7) Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari –
jari kanan dan sebaliknya
8) Prosedur dilakukan 20-30 detik
9) Setiap langkah dilakukan sebanyak 4 kali (contoh:
Gosokkan kedua telapak tangan hingga merata
sebanyak 4 kali dst)

3. Pembersihan tangan dengan tangan bedah (Surgical


Handwash)

16
1) Perhiasan pada tangan dilepaskan, lengan baju digulung
sampai diatas siku
2) Basahi tangan dengan air mengalir
3) Gunakan cairan antiseptik
4) Cuci tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dan
bilas dengan air mengalir
5) Gunakan sekali lagi cairan antiseptik, sebarkan ke
seluruh permukaan tangan dan lengan bawah
6) Mulai dengan tangan, gunkan pembersih kuku untuk
membersihkan daerah bawah kuku kedua tangan
7) Bersihkan kuku secara menyeluruh, kemudian jari-jari,
sela-sela jari, telapk tangan dan punggung tangan
8) Cuci tiap jari seakan-akan mempunyai empat sisi
9) Kemudian scrub daerah pergelangan tangan pada tiap
tangan
10) Setelah seluruh pergelangan tangan telah di scrub,
bagian lengan bawah juga di scrub, pastikan gerakan
dari bawah lengan menuju siku
11) Keringkan dengan hadnuk steril
12) Prosedur dilakukan 2-5 menit
UNIT TERKAIT 1. Seluruh Unit Kerja
2. Unit Rawat Inap/Rawat Jalan
3. OK
4. IGD

17
R.S. Santa Elisabeth MENOLONG KLIEN BUANG AIR KECIL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 DI TEMPAT TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/12/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien yang hendak Buang Air Kecil (BAK) di atas
tempat tidur

TUJUAN 1. Meningkatkan kemampuan pasien untuk buang air kecil


1. Memonitor karakteristik urine normal
2. Mencegah terjadinya kerusakan kulit akibat adanya
inkontinensia

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Pakai sarung tangan
3. Atur posisi klien yang nyaman
4. Pakaian klien bagian bawah ditanggalkan dan bagian
badan yang terbuka ditutup dengan selimut/handuk bawah
5. Letakkan perlak atau pengalas dibawah bokong pasien
6. Bantu klien untuk BAK
7. Untuk klien pria:
Masukkan ujung penis klien ke dalam urinal dan anjurkan
klien memegang urinal (bila mampu) perawat memegang
urinal (bila pasien tidak mampu) dengan dialasi handuk.
8. Untuk pasien wanita
Berikan pasusurungan, letakkan tepat dibawah bokong
klien.
9. Bila klie sudah selesai buang air kecil keluarkan penis dari
urinal (pria), keluarkan pasusurungan dari bokong
(wanita).
10. Bersihkan dengan kertas toilet , bila perlu bersihkan
dengan air hangat + sabun+ waslap dan keringkan dengan
handuk bawah.
11. Bersihkan pasusurungan atau urinal.
12. Membuka sarung tangan dan perawat mencuci tangan.

18
13. Catat:
1. Jumlah dan karakteristik urine
2. Kemampuan pasien untuk bereliminasi urine
3. Kendala-kendala yang dihadapi pasien saat bereliminasi
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat inap
2. VK
3. IGD

19
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/13/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan memasukkan slang karet secara sementara melalui
uretra ke dalam kandung kemih

TUJUAN 1. Memonitor fungsi saluran perkemihan, mencegah atau


mengurangi ketegangan/distensi kandung kemih.
2. Memelihara aliran atau drainase dari kandung kemih secara
terus menerus
3. Mengambil bahan urine yang steril
4. Irigasi kandung kemih dengan cairan atau obat
5. Memelihara keutuhan sistem perkemihan
6. Mengukur jumlah residu urine yang ada dalam kandung
kemih
7. Mengukur fungsi kandung kemih secara akurat
8. Monitor output pasien
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
5. Membuat kontrak (waktu,tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
6. Validasi data: nama klien dan data lain terkait
7. Meminta persetujuan tindakan
8. Pakai sarung tangan
9. Memberikan sampiran dan menjaga privasi
10. Mengatur posisi pasien ( wanita: posisi dorsal
recumbent,pria: posisi supine )
11. Membuka pakaian bawah pasien dan tutup dengan handuk
bawah atau selimut
12. Pasang perlak dibawah bokong pasien
13. Meletakkan nierbeken diantara pahak pasien
14. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
15. Atur posisi pasien
Wanita:
Dorsal rekumbent, Alternatif posisi sim’s (pada pasien tua

20
atau pada pasien yang mengalami kontraktur berat dengan
kaki bagian atas plexi)
Pria;
Supine
16. Gunkan sarung tang bersih
17. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
18. Buka sarung dan simpan nierbekan atau buang ke kantong
plastik yang telah disediakan
19. Buka bungkusan luar set kateter dan urine bag dan
kemudian simpan di alas steril
20. Jika pemasang keteter dilakukan sendiri, maka siapkan KY
jelly di dalam bentuk streril.Jangan menyentuh area steril
21. Gunakan sarung tangan steril
22. Buka sebagian bungkusan dalam kateter,pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan
atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan
tehnik steril
Pada laki-laki
Posisikan penis tegak lurus 90° dengan tubuh pasien
1. Tangan kiri memegang penis, lalu tarik prepusium sedikit
ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat/savlon
2. Kateter diberi jelly pada ujungnya 5cm,lalu masukkan
pelan-pelan samppai urine keluar,setelah itu masukkan
sekitar 1,25 cm
3. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan.
4. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan
berhanti sejenak kemudian dicoba lagi
5. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan
6. Pastikan nierbeken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah
7. Setelah urine mengalir,ambil specimen urin bila diperlukan
8. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
9. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/Nacl streil
sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter
yang dipakai
10. Tarik kateter keluar secra perlahan untuk memastikan
balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika
urinaria
11. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
12. Fiksasi kateter
13. Pada laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
14. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha
15. Menempatkan urine bag ditempat tidur pada posisi yang
lebih rendah dari kandung kemih
16. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Rapihkan kembali pasien
21
Pada wanita
Buka labio minora menggunkan ibu jari dan telunjuk atau
telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan
1. Dengan menggunakan pinset atau tangan
dominan,masukkan kateter perlahan-lahan hingga ujung
kateter
2. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan.
3. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan
berhanti sejenak kemudian dicoba lagi
4. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan
5. Pastikan nierbeken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah
6. Setelah urine mengalir,ambil specimen urin bila diperlukan
7. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
8. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/Nacl streil
sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter
yang dipakai
9. Tarik kateter keluar secra perlahan untuk memastikan
balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika
urinaria
10. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
11. Fiksasi kateter
12. Pada laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
13. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha
14. Menempatkan urine bag ditempat tidur pada posisi yang
lebih rendah dari kandung kemih
15. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
16. Lepaskan sarung tangan
17. Rapihkan kembali pasien
18. Menginformasikan hasil tersebut kepda klien dan evaluasi
tujuan
19. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam
terminasi
20. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (
ruang penyimpanan)
21. Mencuci tangan
22. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
pemasangan kateter
23. Mengevaluasi produksi urine
24. Mecatat prosedur dan respon klien selama prosedur
25. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal,jam)
26. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda
tangan
1. Unit Rawat Jalan/Inap
2. OK
UNIT TERKAIT 3. VK
4. IGD

22
MEMASANG KATETER EKSTERNUS (KONDOM
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II KATETER)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/14/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk menampung urine pada klien pria
yang mengalami inkotinensia urine tanpa menimbulkan resiko
infeksi saluran perkemihan

TUJUAN 1. Mengumpulkan urine pada pasien inkontinensia tanpa


menimbulkan resiko terhadap infeksi
2. Mencegah kerusakan integritas kulit akibat adanya
inkontinensia
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
5. Membuat kontrak (waktu,tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
6. Pakai sarung tangan
7. Bantu pasien untuk supine
8. Buka pakain bawah pasien, tutupi dengan handuk bawah
9. Letakkan perlak dibawah bokong pasien
10. Bersihkan daerah genitalia dengan air hangat+ sabun dan
keringkan dengan handuk bawah. Kalau perlu gunting
rambut yang ada disekitar genitalia
11. Memasang kondom kateter:
a. Sambungkan ujung selang urine bag dengan ujung
kondom kateter
b. Tempelkan plastik tipis sebagai pelindung kulit pada
penis (ada dalam set kondom kateter), tunggu kering
selama ± 30 detik
c. Dengan tangan yang tidak dominan pegang penis dan
letakkan kondom kateter di gland penis, dengan tangan
yang dominan membuka gulungan kondom kateter
sepanjang penis dan berakhir pada batas perekat
d. Tempelkan plester dengan cara melingkar membentuk
spiral di penis. Pastikan plester tidak terlalu kencang
12. Gantung urine bag di tempat yang aman dan posisi yang
baik, cegah selang urine bag menggulung atau terjepit

23
13. Berikan pasien posisi yang nyaman, berikan fiksasi yang
baik pada selang urine bag
14. Bereskan alat-alat dan buka sarung
15. Perawat mencuci tangan
16. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan
17. Evaluasi kondisi integritas kulit penis dan sekitarnya dan
tanda- tanda vital sesudah tindakan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/Inap


2. OK
3. VK
4. IGD

24
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/15/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan daerah meatus uretra pada klien yang
menggunakan kateter , untuk mencegah infeksi saluran
perkemihan

TUJUAN 1. Mengurangi resiko terjadinya infeksi pada saluran


perkemihan
2. Mengkaji pengaliran/drainage atau adanya encrustasi pada
daerah genetalia

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Menegecek program terapi


2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
4. Memberi salam pada pasien dan sapa nama
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Memasang sampiran/menjaga privasi
7. Kosongkan urine bag dan ukur jumlah urine yang ada
8. Membuka pakaian bawah klien dan tutup dengan handuk
bawah atau selimut
9. Memasang perlak, pengalas dibawah bokong pasien
10. Menyiapkan pasien dengan posisi
11. Pria: supine
12. Wanita : dorsal recumbent
13. Memakai sarung tangan
14. Membersihkan genetalia dengan air hangat/kapas sublimat
15. Kaji daerah meatus uretra dan jaringan sekitar perineum
(perih,pembengkakan dan discharge)
16. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar
(menarik dengan hati-hati, kateter tetap bertahan)
17. Memberi desinfektan pada:
18. Pria; dengan lidi kapas pada ujung penis
19. Wanita: dengan kapas pada daerah vulva
20. Melepaskan pengalas dan sarung tangan
21. Merapikan pasien
22. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan

25
23. Membereskan dan kembalikan alat
24. Mencuci tangan
25. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawat

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

26
R.S. Santa Elisabeth MELEPAS KATETER INTERNUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/16/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melepaskan kateter tetap pada pasien setelah tujuan dari
pemasangan kateter tercapai berdasarkan intruksi dokter
TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi eliminasi urine secara normal
2. Meningkatkan fungsi kandug kemih yang normal
3. Mencegah terjadinya trauma pada uretra
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Letakkan peralatan dekat pasien
4. Sejak 10 jam sebelum kateter dilepas dilakukan blader
training yaitu:
a. Klem kateter selama 3 jam, lalu lepaskan dan alirkan
urine ke dalam urine bag selama 5 menit
b. Ulangi klem kateter urine selama 3 jam, lalu lepaskan
dan alirkan urine ke dalam urine bag selama 5 menit,
lakukan hal tersebut selama 3 kali
5. Perawat mencuci tangan
6. Kosongkan urine bag dan ukur jumlah urine yang ada
7. Pasang perlak dibagian bawah bokong pasien
8. Berikan pasien untuk posisi:
Wanita: Dorssal recumbent
Pria: Supine
9. Bersihkan sekitar perineum dengan menggunakan kertas
toilet
10. Kaji daerah meatus uretra dan jaringan sekitar perineum
(perih, radang, pembengkakan dan discharge)
11. Lepaskan plester pada kulit pasien dan bersihkan bekas-
bekas plester
12. Aspirasi isi balon dengan menggunakan spuit sampai habis
(ujung selang kateter sampai mengempis)
13. Tarik kateter secara pelan-pelan dan gerakan memutar
14. Masukkan bekas keteter ke dalam plastik

27
15. Berikan perawatan perineum dengan menggunakan air
hangat+ sabun+ waslap dan keringkan dengan handuk
bawah (bila pasien mampu, lakukan secara mandiri)
16. Buka sarung tangan dan cuci tangan
17. Bersihkan alat-alat dan buka sarung tangan
18. Dokumentasikan prosedur yang sudah dilakukan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap

28
R.S. Santa Elisabeth PENGAMBILAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/17/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pengambilan sample sejumlah urine untuk pemeriksaan
laboratorium
TUJUAN 1. Mengambil urine yang tidak terkontaminasi untuk
menganalisa urine rutin atau test diagnostik yang meliputi
test kultur dan sensitivitas
2. Mengetahui adanya bakteri atau mikroorganisme lain
didalam urine
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Lakukan pengambilan bahan pemeriksaan urine
a. melalui kateter
 klem selang urine bag selama ± 30 menit
 letakkan perlak atau pengalas dibawah tempat
pengambilan urine
 lakukan pengambilan urine
 kateter dengan port
- desinfeksi lokasi penusukan dengan kapas
alcohol 70%
- tusukkan jarum dengan sudut 900 pada
port
- aspirasi urine ± 3-5 cc untuk urine kultur
atau ± 10 – 2- cc untuk urine lengkap
- pindahkan urine dari spuit ke dalam bokal
steril
 kateter tanpa port.
- Buka tutup bokal urine dan letakkan di
atas perlak atau pengalas
- Desinfeksi tempat sambungan kateter
dengan selang urine beg dengan antiseptic
(alkohol 70%)
- Buka sambungan tersebut dengan hati-hati
, pegang selang diatas sambungan ± 1,5 –
2 inci (± 5 cc), jaga jangan tidak
terkontaminasi.

29
- Masukkan urine ke dalam bokal ( jangan
sampai ujung kateter bersentuhan
- Desinfektan selang kateter dengan kapas
alcohol kemudian sambungkan kembali
selang urine bag dengan kateter.
 Buka penjepit klem dan alirkan urine ke dalam
urine bag
b. Secara Mid stream
 Letakkan perlak atau pengalas dibawah bokong
klien, lepaskan pakaian bawah klien dan berikan
posisi yang sama seperti saat membersihkan
perineum ( bila klien dibantu)
 Bersihkan daerah perineum dan alat genetalia
dengan menggunakan air hangat + sabun + waslap
dan keringkan dengan handuk.
 Lakukan pembersihan daerah meatus uretra dengan
kapas betadine dan pinset steril
 Anjurkan klien untuk mengeluarkan urine dan
tampung urine yang keluar selanjutnya ke dalam
bokal sampai ± 10 – 20 cc dan biarkan klien
menyelesaikan berkemih ke dalam pasusurungan /
urinal.
4. Tutup bokal bokal urin
5. Berikan etiket pada bokal urine dan buatkan formulirnya.
6. Bawa ke laboratorium bersama dengan formulir
pemeriksaan
7. Lepaskan
8. Dokumentasi prosedur yang telah dilakukan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Unit Rawat Inap

30
R.S. Santa Elisabeth MENOLONG KLIEN BUANG AIR BESAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 DI TEMPAT TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/18/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB (Buang
Air Besar) diatas tempat tidur dengan pispot
TUJUAN 1. Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
2. Memberi rasa nyaman
3. Mengobservasi out put
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
ROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Letakkan peralatan dekat pasien
4. Perawat mencuci tangan
5. Pasang pagar tempat tidur pada sisi berlawanan dengan
perawat
6. Pasang selimut atau kain penutup bagian bawah tubuh
pasien
7. Membantu membuka pakaian dalam bagian bawah
pasien,lalu ditutup dengan selimut
8. Anjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong
9. Pasang perlak dan pispotnya
10. Beri penjelasan pada pasien untuk mulai BAB dan bila
sudah selesai dapat memberitahu perawat dengan menekan
bel yang sudah didekatkan sebelumnya pada pasien atau
jika tidak tersedia bel anjurkan keluarga pasien untuk
memanggil perawat.
11. Bila pasien sudah selesai BAB perawat memakai
handschoen,bilas genetalia pasien dengan air bersih bila
perlu bilas menggunakan sabun dan bersihkan vulva
menggunakan kapas cebok dengan sekali hapus dari atas
sampai ke anus,lalu angkat pispot
12. Anjurkan pasien untuk miring
13. Bersihkan daerah anus dan bokong dengan menggunakan
tissu

31
14. Angkat perlak
15. Kenakan pakaian bagian bawah, rapikan tempat tidur
16. Pispot dibawa ke WC, perhatikan konsistensi feces,warna
bau,lendir dan darah lalu bersihkan pispot
17. Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
 Respon pasien
 Tindakan yang dilakukan
 Kedaan umum pasien
 Hasil observasi output feces

1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap

32
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG CANUL RECTAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/19/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu mengeluarkan flatus
TUJUAN 1. Membantu mengeluarkan feses atau gas dari dalam
abodemen
2. Menghilangkan distensi dank ram abodemen
3. Meningkatkan rasa nyaman

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji keadaan umum klien,
2. Kaji adanya distensi abdomen, perkusi bising usus
3. Kaji kondisi-kondisi patologis yang berhubungan dengan
masalah instestinal ( seperti : haemorrid , dll)
4. K/P ukur lingkar perut
5. Kaji tanda-tanda vital
6. Kaji kulit sekitar perianal
7. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
8. Mempersiapkan lingkungan privacy klien dengan menutup
tabir disekeliling tempat tidur
9. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat
10. Siapkan alat-alat didekat klien dan mudah dijangkau oleh
perawat
11. Perawat mencuci tangan
12. Pakai sarung tangan

13. Membuka pakaian bawah klien dan menutup dengan


handuk bawah dan selimut
14. Memberikan posisi miring kiri, tutupi bagian bawah tubuh
klien dengan handuk kecuali bagian bokong
15. Letakkan perlak/ alas karet dibawah bokong klien
16. Lumasi bagian ujung kanul rectal dengan jelly atau
Vaseline sepanjang ± 5 – 15 cm (2 – 6 inch)
17. Buka bokong klien dengan tangan nondominan, sehingga
anus terlihat jelas.
18. Masukkan kanul dengan hati-hati dengan ujung kanul
mengarah ke umbiculus. Dewasa sepanjang ± 15 cm (6

33
inch) dan anak-anak sepanjang ± 5 – 10 cm ( 2 – 4 inch) .
anjurkan klien untuk tarik nafas dalam
19. Berikan plester pada kanul dan tempelkan pada bokong
tidak lebih dari 20 menit, pada klien anak-anak harus
dipegang secara manual
20. Letakkan ujung kanul dalam pipa piala ginjal berisi air/
sambungkan kanul dengan kantong plastic
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cek nadi klien
23. Lepaskan kanul dan bungkus di dalam plastic
24. Bersihkan daerah sekitar bokong dan rectal klien dengan
tissue , kalau perlu menggunakan air hanget + sabun +
waslpa dan keringkan dengan handuk
25. Kenakan pakaian bawah klien dan berikan posisi yang
nyaman
26. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
27. Mencuci tangan
28. Evaluasi;
 Kenyamanan pasien, adanya distensi abdomen
 Keluhan dispnea , flatus berkurang
 Feses terkumpul, kulit dan luka tidak terkontaminasi
29. Dokumentasi:
 Catat tanggal dan waktu pemasangan kanul
 Catat jumlah, warna dan konsistensi cairan yang keluar
 Gambarkan keadaan abdomen klien (keras distensi /
lunak dan perkusi
 Catat bisisng usus sebelum dan sesudah tindakan.
1. IGD
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT

34
R.S. Santa Elisabeth MENGELUARKAN FESES SECARA MANUAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/20/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan mengeluarkan feses yang keras (fecal impaksi) dalam
jumlah yang besar berada di dalam calon

TUJUAN 1.Untuk mengeluarkan fecal impaksi


2.Bebas dari rasa nyeri dan tidak nyaman
3.Pola defekasi kenbali normal dan peristaltic usus kembali
normal
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Baca kembali instruksi medic
2. Obs. Daerah sekitar anus, bokong , adanya luka,
haemorrhoid , kulit lecet atau mengelupas
3. Obs. Status kesehatan klien dalam catatan keperawatan
4. Kaji adanya distensi abdomen
5. Kaji tanda – tanda vital( khusus : nadi , pernafasan) klien
sebelum tindakan dilakukan
6. Kaji indikasi dan komplikasi pada saat tindakan ini
dilakukan, seperti ; gangguan , jantung, trauma tulang
belakang, dll
7. Kaji riwayat diet ( mis : makanan gandum, cereal, dll)
perubahan aktivitas sehari-hari, frekuensi penggunaan
laxantia atau enema
8. Kaji pengetahuan klien dan keluarga akan obat-obatan yang
dapat menurunkan peristaltic usus , seperti : obat golongan
narkotika
9. 9. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
10. Memberikan lingkungan privacy dengan menutup
lingkungan sekitar tempat tidur dan pintu masuk kamar
klien
11. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
12. Perawat mencuci tangan
13. Pakai sarung tangan
14. Melepaskan pakaian bawah klien dan tutup dengan tutup
dengan handuk bawah
15. Letakkan perlak/ alas karet di bawah bokong klien

35
16. Beri posisi klien miring kiri dan posisi kaku flexi
17. Olesi ujung jari perawat dengan menggunakan
jelly/Vaseline
18. Buka bokong klien dengan menggunakan tangan non
dominan dan masukkan jari ke dalam anus sambil anjurkan
klien untuk menarik nafas dalam.
19. Buatlah gerakan sirkulasi dan pelan-pelan pecahkan feses
yang keras dan berada dalam rectum. Keluarkan feses
tersebut satu persatu dan masukkan feses ke dalam
pasusurungan yang telah disediakan sampai feses dapat di
keluarkan semua.
20. Observasi klien, perubahan HR, nadi dan adanya
pendarahan
21. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun, kemudian
keringkan
22. Kenakan kembali pakaian bawah klien
23. Berikan posisi yang nyaman
24. Bereskan alat-alat
25. Buka sarung tangan
26. Cuci tangan
27. Evaluasi:
 Impaksi fekal teratasi
 Klien mampu mengeluarkan feses dengan pola yang
konsisten
 Bebas nyeri, flatus dan ketidaknyamanan
28. Dokumentasikan:
 Catat tanggal, jam, waktu pelaksanaan prosedur
 Catat respon klien
 Catat warna, konsistensi, jumlah dan bau feses
1. IGD
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Inap

36
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMANDIKAN KLIEN DI TEMPAT TIDUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/21/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan tubuh klien dengan menggunakan air bersih dan
sabun diatas tempat tidur yang tidak mampu melakukan
sendiri.
TUJUAN 1. Membersihkan kulit
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Membersihkan sekresi keringat
5. Memberi aktivitas ringan
6. Memelihara mobilitas persendian,kondisi kulit,kekuatan
otot
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat dengan benar
4. Memberi salam sebagai pendekatan theraupetic
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
6. Menanyakan keseiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
7. Menjaga privasi
8. Mencuci tangan
9. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
10. Melepaskan pakaian atas klien
1) MEMBASUH MUKA
 Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil
dibawah kepala
 Menewarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
 Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab
lalu dikeringkan
 Menggulung perlak dan handuk
2) MEMBASUH LENGAN
 Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
 Memasang handuk besar diatas dada pasien secara
melintang dan kedua tangan klien diletakkan diatas
handuk

37
 Membasahi tangan klien dengan waslap air
bersih,disabun, kemudian dibilas dengan air hangat
(lakukan mulai dari ekstremita terjauh klien)
3) MEMBASUH DADA DAN PERUT
 Melepaskan pakaian bawah klien dan menurunkan
selimut hingga perut bagian bawah,kedua tangan
diletakkan diatas bagian kepala,mebentangkan
handuk pada sisi klien
 Mebasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap
basah, disabun,kemudian dibilas dengan air hangat
dan dikeringkan,kemudian menutup dengan handuk
4) MEMBASUH PUNGGUNG
 Memiringkan pasien kearah perawat
 Membentangkan handuk di belakang punggung
hingga bokonh
 Membasahi punggung hingga bokong dengan
waslap,disabun,kemudian dibilas dengan air hangat
dan dikeringkan
 Memberi bedak pada punggung
 Mengembalikan ke posisi terlentang,kemudian
membantu pasien mengenakan pakaian
5) MEMBASUH KAKI
 Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi
dengan benar
 Membentangkan handuk di bawah kaki tersebut,
menekuk lutut
 Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai
pangkal paha,disabun,dibilas dengan air
bersih,kemudian dikeringkan
 Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang
lain
6) MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN
GENITAL
 Membentangkan handuk di bawah
bokong,kemudian selimut mandi sebagian bawah
dibuka
 Cuci bagian genitalia dengan wash lap bawah
Wanita : Buka daerah labia, bersihkan dengan
arah orifisium uretra ke arah anus
Pria : Buka prepusium dan bersihkan dengan
arah melingkar dari ujung ke pangkal
 Anjurkan pasien untuk miring atau
tengkurap,kemudian cuci bagian bokong, terakhir
cuci bagian anus dengan arah dari perineum ke anus
dengan menggunakan wash

38
 lap bawah
 Mengangkat handuk,membantu mengenakan
pakaian bawah klien
 Merapikan klien,ganti selimut mandi dengan
selimut tidur
 Bantu klien untuk menyisir rambut dan rapikan
tempat tidur
 Beri posisi yang nyaman dan menyenangkan
untuk klien
 Beritahukan kepada pasien/keluarga bahwa
tindakan sudah selesai dikerjakan, dan tanyakan
respon klien/keluarga terhadap tindakan yang
sudah dilakukan
11. Mengevaluasi hasil tindakan
12. Berpamitan dengan klien
13. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
14. Mencuci tangan
15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

39
MEMBERSIHKAN MULUT PADA KLIEN TIDAK
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II SADAR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/22/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memenuhi kebutuhan kebersihan rongga mulut dan
gigi pada pasien tidak sadar.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya masalah – masalah pada rongga mulut


2. Mengurangi bau mulut
3. Memberi perasaan nyaman pada klien
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Cuci tangan
4. Atur posisi klien dengan posisi tidur miring ki/kanan
5. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
6. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi
air hangat/masak
7. Gunakan tong spatel (sulip lidah) untuk membuka mulut
pada saat membersihkan gigi/mulut
8. Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga
mulut,gusi, gigi dan lidah
9. Keringkan dengan kassa steril yang kering
10. Setelah bersih,oleskan borax gliserin
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
12. Evaluasi tindakan
13. Catat tindakan dicatatan perawatan

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

40
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN MULUT PADA KLIEN SADAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/23/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan rongga mulut dan gigi dari kotoran atau sisa
makanan degan menggunakan sikat gigi, dan dilakukan pada
pasien yang tidak dapat melakukannya sendiri

TUJUAN 1. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap


sehat dan tidak berbau
2. Mencegah terjadinya infeksi baik setempat maupun
penularan melalui mulut
3. Memberi perasaan nyaman pada klien dan meningkatkan
kepercayaan diri klien
4. Melaksanakan kebersihan perorangan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Melakukan pengecekan program terapi


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien
4. Memberi salam dan menyapa nama klien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
7. Menjaga privasi
8. Memasang perlak dan alasnya/handuk dibawah dagu klien
9. Memakai sarung tangan
10. Membantu pasien sambil berkumur sambil menyiapkan
bengkok
11. Membantu menyiapkan sikat gigi dan pastanya
12. Membantu pasien menyikat gigi bagian depan,samping dan
dalam
13. Mengeringkan bibir menggunakan tissue
14. Merapikan klien dan memberikan posisi senyaman
mungkin
15. Mengevaluasi hasil tindakan
16. Berpamitan dengan klien

41
17. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
18. Mencuci tangan
19. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

42
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT GIGI PALSU
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/24/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien membersihkan rongga mulut dan gigi palsu

TUJUAN 1. Mencegah timbulnya masalah- masalah pada rongga mulut


2. Memberi rasa nyaman pada klien
3. Mengurangi bau mulut
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Atur bahan di meja tempat tidur atau dekat wastapel
3. Isi mangkok piala ginjal setengah penuh dan letakkan gigi
pada mangkok piala ginjal
4. Jika pasien tidak mampu melepaskan gigi palsu,pegang
piringan bagian atas di depan ibu jari dan jari telunjuk yang
dibungkus dengan kassa
5. Gunakan tarikan yang mantap dan kearah bawah
6. Secara lembut angkat gigi palsu sebelah bawah dari agu
dan rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk mengeluarkan
dari mulut
7. Letakkan gigi palsu pada mangkok
8. Gunakan pasta gigi palsu dan sikat secara horizontal dan
gunakan gerakan kebelakang dan kedepan untuk untuk
membersihkan permukaan penggigit
9. Pegang sikat secra horizontal dan gunakan gosokan pendek
dari atas gigi palsu pada permukaan penggigit untuk
membersihkan permukaan gigi sebelah luar
10. Pegang sikat secra horizontal dan gunakan gerakan
kebelakang dan kedepan untuk membersihkan permukaan
bawah gigi palsu
11. Bilas gigi palsu dengan teliti dalam air biasa
12. Kembalikan gigi palsu kepada pasien dan simpan dalam air
biasa didalam cangkir plastik
13. Kosongkan mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin
yang segar
14. Berikan pasta gigi pada sikat gigi lembut dan sikat

43
gusi,langit-langit dan lidah dengan lembut
15. Minta pasien untuk berkumur dengan teliti
16. Masukkan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan
atau biarkan pasien melakukan sendiri
17. Mulai dengan lembut memasukkan gigi palsu sebelah atas
yang lembab
18. Minta pasien untuk menggunakan jari untuk menekan gigi
palsu melekat pada tempatnya dan kemudian masukkan
gigi palsu sebelah bawah yang lembab
19. Lepaskan sarung tangan
20. Bersihkan dan simpan alat-alat pada tempat semula
21. Cuci tangan
22. Tanyakan pasien jika gigi terasa nyaman
23. Catat prosedur pada flowsheet atau catatan perawat

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

44
MENCUCI RAMBUT KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/25/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mencuci rambut dan kulit kepala dengan menggunakan
shampo
TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran
2. Menghilangkan bau dan Memberi rasa nyaman
3. Merangsang sirkulasi darah dibawah kulit kepala
4. Membasmi kutu dan ketombe
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Melakukan pengecekan program terapi
4. Mencuci tangan
5. Menempatkan alat dekat pasien dengan benar
6. Memberi salam dan menyapa nama pasien
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
8. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
9. Menjaga privasi
10. Mengenakan sarung tangan dan celemek
11. Mengganti selimut kecil dengan selimut mandi
12. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir
tempat tidur dekat dengan ember penampungan dan kaki
ke sisi menjauhi perawat
13. Alasi bantal dengan perlak dan posisikan bantal dibawah
bahu sehingga kepala mendongak ke belakang
14. Pasang penahan tempat tidur dan pastikan berada dibawah
bahu pasien
15. Memesang handuk dibawah kepala dan meletakkannya di
dada pasien
16. Angkat kepala dan posisikan talang karet sehingga aliran
air melewati tempat tidur langsung ke ember kosong yang
sudah sebelumnya dialasi kain pel
17. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
18. Menyisir rambut
19. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan
waslap

45
20. Menyiram rambut dan mengoleskan peditok sampai rata
keseluruh rambut kemudian tutup dengan sower cup
selama 10-15 menit
21. Bilas dengan air hangat, untuk membersihkan sisa
pediotik. Dan mengoleskan shampoo sambil menggosok
(memijit-mijit)kulit kepala dan rambut
22. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih dari
ujung rambut
23. Ulangi prosedur diatas untuk kedua kalinya
24. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa
penutup mata
25. Menyisir rambut
26. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk
kering
27. Merapikan pasien,ganti selimut mandi dengan selimut
tidur
28. Mengevaluasi tindakan
29. Berpamitan dengan pasien
30. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
31. Mencuci tangan
32. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

46
R.S. Santa Elisabeth MENYISIR RAMBUT
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/26/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mempertahankan kebersihan dan kerapian rambut, yang
meliputi menyisir dan mencuci rambut serta memasang kap
kutu

TUJUAN 1. Mempertahankan rasa nyaman dan meningkatkan


kepercayaan diri dalam diri pasien
2. Memelihara rambut agar tetap rapi
3. Merangsang kulit kepala
4. Mencegah adanya kutu kapala dan kotoran lain
5. Mengaetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur
yang akan dilakukan
2. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup tabir
tempat tidur , tutup pintu dan jendela, dan persilakan tamu
dan keluarga keluar ruangan
3. Bawa alat kedekat pasein
4. Beri tahu pasien dan jelaskan prosedur
5. Cuci tangan
6. Bentangkan handuk di bawah kepala pasien kemudian
miringkan
7. Kaji kulit kepala pasien
8. Bagi rambut menjadi 2 bagian
9. Sisir rambut mulai dari ujung,makin lama makin ke atas
sampai pada pangkal rambut
10. Kumpulkan rambut yang rontok dan bungkus dengan
kertas kemudian buang kedalam bengkok kosong
11. Ikat ujung rambut yang panjang ( membuat
jalinan),demikian juda bagian lainnya, jika perlu
12. Setelah menyisir rambut pasien,bersihkan sisir dengan
kertas tissue kemudian masukkan ke dalam bengkok berisi
larutan lisol dan buang kertas tissue ke dalam bengkok
kosong
13. Ambil handuk di bawah kepla klien dan rapikan
14. Bereskan alat,bersihkan kemudian kembalikan (simpan) ke
tempat semula
15. Cuci tangan

47
16. Evaluasi tindakan
17. Catat tindakan pada catatan perawatan

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

48
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN HUKNAH RENDAH/TINGGI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/27/04/16 01 1/3
Ditetapkan Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO
01 April 2016
Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan larutan ke dalam rektum dan colon

TUJUAN 1. Mengurangi destinasi abdomen dan rasa tidak nyaman kepada


klien
2. Merangsang peristaltic usus kembali normal
3. Mengembalikan pola eliminasi normal
4. Membersihkan dan mengosongkan isi colon untuk
pemeriksaan diagnostic atau persiapan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat kembali pesanan medik untuk prosedur tindakan hukna
2. Kaji status kesehatan klien
3. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang tujuan
pemberian enema
4. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit sekitarnya
(luka,lecet,haemorrhoid dan fistula)
5. Kaji kemampuan klien untuk mengontrol sphincter external
rectal atau ani
6. Kaji adanya indicator konstipasi (nyeri, rasa keras pada
abdomen bagian bawah, lubang anus, yang menyempit.
7. Kaji keadaan abdomen
8. Kaji tanda-tanda vital sebelum dilakukan tindakan tersebut
9. Kaji terakhir kali klien defekasi dan pola defekasi klien
10. Kaji adanya riwayat kontraindikasi atau komplikasi
pemberian enema ( seperti ; gangguan jantung).
11. Kaji riwayat diet klien (mis : intake cairan atau cereal,dll),
perubahan aktivitas , pola dan frekuensi penggunaan alxantia
atau enema
12. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang obat-
obatan yang dapat menurunkan peristaltic usus, seperti :
golongan obat narkotika
13. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
14. Memberikan lingkungan privacy dengan menutup lingkungan

49
sekitar tempat tidur dan pintu masuk kamar klien
15. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
16. Perawat mencuci tangan
17. Pakai sarung tangan
18. Persiapkan cairan enema
a. Suhu 1050 -1090 F atau 40,5-430 C ( untuk dewasa ) 370 C
untuk (anak-anak)
b. Jumlah cairan infant 150-250 ml, toddler 250-350 ml,
school age 300-500ml, adolescent 500-750ml, adult 750-
1000ml
c. Jenis cairan sesuai dengan indikasi
19. Pasang perlak dibawah bokong klien
20. Siapkan pasusurungan pada daerah yang mudah terjangkau
oleh perawat
21. Beri posisi yang tepat pada klien : huknah rendah posisi
miring kiri, huknah tinggi miring kanan, tengah kemudian
kanan bila memungkinkan.
22. Sambungkan kanul dengan selang irrigator
23. Beri jelly atau Vaseline pada ujung kanul ± 3 – 4 ich/7,5 – 10
cm
24. Bebaskan selang irrigator dan kanul dari udara dengan cara
mengalirkan cairan kemudian selang di klem
25. Buka bokong klien sampai rectum terlihat jelas sambil
instruksikan klien untuk rileks dengan cara menarik nafas
panjang melalui mulut
26. Masukkan kanul kedalam rectum dengan ujung kanul
mengarah ke umbilicus secara hati-hati sepanjang : Infant 2,5
– 4 cm , anak-anak 5 – 6,5 cm, dewasa 7,5 – 10 cm
27. Atur ketinggian irrigator untuk huknah tinggi : 30 – 45 cm,
huknah rendah 30 cm dari anus
28. Buka klem dan alirkan cairan enema ke dalam colon dengan
kecepatan 75 – 100 / menit, sambil anjurkan klien untuk
menahan cairan sampai seluruh cairan masuk
29. Bila ada kram abdomen atau cairan keluar dari rectal kanul
rendahkan ketinggian irrigator
30. Klem irrigator setelah semua cairan masuk kedalam colon
31. Letakkan kertas tissue pada rectal kanul kemudian cabut rectal
kanul secara perlahan-lahan kemudian masukkan ke dalam
plastic sampah.
32. Anjurkan klien untuk menahan cairan selama 5 – 10 menit
sambil klien berbaring diatas tempat tidur
33. Jelaskan kepada klien bahwa rasa tidak nyaman adalah normal
34. Bila klien ada keinginan untuk defekasi anjurkan klien untuk
buang air besar di kamar mandi, bila tidak memungkinkan
bantu klien untuk BAB diatas tempat tidur
35. Observasi karakteristik, jumlah,warna feses dan cairan yang
keluar
36. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun , kemudian
keringkan
37. Kenakan kembali pakaian bawah klien

50
38. Berikan posisi yang nyaman
39. Bereskan alat-alat
40. Buka sarung tangan
41. Evaluasi:
 Klien menyatakan rasa nyaman dan bebas dari distensi
abdomen
 Impaksi fekal teratasi dan feses menjadi lunak
 Cairan yang keluar menjadi bening juka untuk persiapan
pemeriksaan diagnostic atau persiapan pembedahan
42. Dokumentasi:
 Catat waktu dan tanggal pemberian enema
 Catat tipe dan jumlah cairan
 Catat karakteristik, jumlah , warna cairan dan feses yang
keluar
 Catat adanya komplikasi yang terjadi selama dan sesudah
pemberian enema
 Toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan.

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

51
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN GLYCERIN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/28/04/16 01 1/2
Ditetapkan Direktur
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO
01 April 2016
Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan memasukkan cairan obat / oil untuk membersihkan
colon
TUJUAN 1. Mengurangi destinasi abdomen dan rasa tidak nyaman kepada
klien
2. Merangsang peristaltic usus kembali normal
3. Mengembalikan pola eliminasi normal
4. Membersihkan dan mengosongkan isi colon untuk
pemeriksaan diagnostic atau persiapan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat kembali pesanan medik untuk prosedur tindakan hukna
2. Kaji status kesehatan klien
3. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang tujuan
pemberian enema
4. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit sekitarnya
(luka,lecet,haemorrhoid dan fistula)
5. Kaji kemampuan klien untuk mengontrol sphincter external
rectal atau ani
6. Kaji adanya indicator konstipasi (nyeri, rasa keras pada
abdomen bagian bawah, lubang anus, yang menyempit.
7. Kaji keadaan abdomen
8. Kaji tanda-tanda vital sebelum dilakukan tindakan tersebut
9. Kaji terakhir kali klien defekasi dan pola defekasi klien
10. Kaji adanya riwayat kontraindikasi atau komplikasi
pemberian enema ( seperti ; gangguan jantung).
11. Kaji riwayat diet klien (mis : intake cairan atau cereal,dll),
perubahan aktivitas , pola dan frekuensi penggunaan alxantia
atau enema
12. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang obat-
obatan yang dapat menurunkan peristaltic usus, seperti :
golongan obat narkotika
13. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur yang
akan dilakukan
14. Memberikan lingkungan privacy dengan menutup lingkungan
sekitar tempat tidur dan pintu masuk kamar klien
15. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah kerja
perawat.
16. Perawat mencuci tangan

52
17. Pakai sarung tangan
18. Persiapkan cairan glyserine di dalam spuit glycerine dengan
perbandingan : 1 antara glycerine dengan minyak oli (
dewasa 15-20 CC, anak-anak 10 CC), sesuaikan dengan
kebijakan instruksi
19. Melepaskan pakaian bawah klien dengan tutup handuk
bawah
20. Letakkan perlak / alas karet dibawah bokong klien
21. Beri posisi klien murung kiri dan posisi kaku flexi
22. Keluarkan sedikit cairan dalam spuit glycerine untuk
membasahi ujung kanul atau olesi ujung spuit glycerine
dengan jelly atau Vaseline
23. Buka bokong klien dengan menggunakan tangan non
dominan, kemudian masukkan ujung spuit glycerin ke dalam
rectum mengarah ke umbilicus dan anjurkan klien untuk
relaks dengan cara menarik nafas panjang
24. Semprotkan cairan secara perlahan-lahan ke dalam rectum
dan anjurkan klien untuk menahan cairan
25. Letakkan kertas tissue diantara anus dan kanul kemudian
pelan-pelan keluarkan spuit glycerine sambil menekan
bokong
26. Kembalikan klien pada posisi semula
27. Bersihkan daerah anus dan bokong klien dengan
menggunakan tissue dan waslap + sabun, kemudian
keringkan.
28. Kenakan kembali pakaian klien
29. Berikan posisi yang nyaman
30. Bereskan alat-alat
31. Mencuci tangan
32. Evaluasi
33. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

53
R.S. Santa Elisabeth PEMERIKSAAN FISIK
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/29/04/16 01 1/5
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kajian kesehatan klien (kumpulan informasi/data fisik) yang
menyeluruh secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
TUJUAN 1. Menentukan status kesehatan klien
2. Memperoleh data
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR AREA KEPALA-LEHER
1. Kaji riwayat sakit flu atau infeksi , nyeri leher, pembesaran
kelenjar, trauma hidung , alergi, infeksi mata dan telinga
2. Jelaskan kepada klien
3. Beri posisi yang nyaman
4. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
Inspeksi dan palpasi
1) Rambut, kulit kepala
2) Finger print
3) Mata(visus,palpebrae, TIO, sclera, konjungtiva, pupil)
4) Hidung ( septum, mukosa, rongga hidung dan sinus)
5) Telinga (pinna, kanal, membrane tympani
6) Mulut (bibir, gigi, kebersihan mulut, bau mulut, lidah,
mukosa, ovula,)
7) Leher
5. Evaluasi:
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data
seharusnya
6. Dokumentasi:
Catat setiap data sesuai pemeriksaan hindari kata tidak ada
kelainan, normal

AREA DADA (PARU-JANTUNG-PAYUDARA)


1. Kaji riwayat kesehatan keluarga (kanker, TBC, alergi,
asthma, COPD, diabetes, hipertensi, jantung)
2. Kaji sakit infeksi pernafasan , batuk, nyeri dada,
hemoptisis
3. kaji factor risiko penyakit paru, jantung dan kanker
payudara
4. Jelaskan prosedur yang dilakukan kepada klien
5. Beri posisi yang nyaman

54
6. Siapkan lingkungan dan perhatikan privacy klien
Inspeksi
Paru-paru
 Bentuk dada, pergerakn dada, pola nafas (frekuensi,
irama dan kedalaman )
 Mukosa bibir, kuku

Jantung
 Inspeksi pulsasi apcial

Payudara
 Anjurkan klien dalam posisi baring dengan tangan
keatas disanggah oleh bantakan
 Inspeksi ukuran , bentuk, simetris
 Inspeksi kulit (warna, lesi , vaskularisasi dan edema)
 Inspeksi aerola, putting (retraksi, sekresi, ulkus)
 Inspeksi axilla dan klavikula(pembengkakan dan
kemerahan)

Palpasi
Paru-paru
 Keadaan kulit, nyeri tekan , massa peradangan ,
kesimetrisan ekspansi, taktil/vocal fremitus

Jantung
 Palpasi secara sistematis dari aorta, pulmonal,
trikuspidalis apical dan epigastrik

Payudara
 Palpasi sekitar putting, axilla dan klavikula
 Palpasi payudara secara bimanual dengan gerakan
sirkulasi / memutar dari tepi aerola searah jarum jam

Perkusi
Paru-paru
 Perkusi paru-paru anterior dan posterior di setiap
spasium interkostalis
Jantung
 Perkuasi semua area jantung ( batas atas, kanan dan kiri
jantung)

Auskultasi
Paru-paru
 Auskultasi bunyi napas di semua lapang paru
Jantung
 Auskultasi pada lima area utama yaitu katup aorta,
pulmonalis , tricuspid, apical dan epigastrik.
 Kaji ritme dan kecepatan jantung
7. Evaluasi:
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya

55
8. Dokumentasikan
 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya

ABDOMEN
1. Kaji riwayat kesehatan, factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system pencernaan
Inspeksi
Bentuk, kontur permukaan perut, retraksi, skar, distensi,
penonjolan dan adanya bayangan vena
Auskultasi
 Letakkan diafragma stetoskop disetiap 4 kuadran dan
dengarkan selama 1 menit
 Letakkan bell stetoskop di atas aorta, arteri renal dan
illiaka dan dengarkan suara arteri/bruit
Perkusi
 Perkusi mulai kuadran kanan atas kemudian searah
jarum jam
 Perkusi pada area timpani dan redup
 Perkusi pada area sudut kostovertebra
Palpasi
 Lakukan palpasi rigan dan perhatikan ekspresi wajah
klien
 Lakukan palpasi dalam disemua area empat kuadran
dan area yang sensitive/ nyeri dilakukan terakhir
 Lakukan palpasi hepar, lien, ginjal dan kandung kemih
2. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
3. Dokumentasikan
 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya

MUSCULOSKLETAL
1. Kaji riwayat kesehatan, factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system muskulosketal
Inspeksi , palpasi dan perkusi
 Inspeksi cara berdiri , postur
 Amati ukuran otot, dan palpasi nyeri otot
 Amati area persendian , dan palpasi nyeri tulang
 Amati struktur tulang dan palpasi nyeri tulang
 Uji kekuatan otot
 Uju rentang gerak persendian (ROM)
2. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
3. Dokumentasikan

56
 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang sebenarnya

NEUROLOGI
1. Kaji riwayat kesehatan , factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system neurologic (cidera kepala,
pembedahan, persarafan, pingsan dan stroke)
2. Kaji riwayat perubahan sesuai pendengaran, penglihatan,
penghiduan, pengecapan dan perabaan
3. Kaji riwayat penyimpangan status mental
4. Kaji kesadaran secara kualitatif dan kuantitatif(
menggunakan Glasgow coma scale)
5. Kaji mentasi (perhatian/atensi, kemampuan mengingat,
perasaan/afektif, kemampuan berbahasa, kemampuan
berpikir dan presepsi spasial)
6. Kaji fungsi saraf cranial ( I-XII)
7. Kaji reflex fisiologi dan patologis
8. 8. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
9. Dokumentasikan
 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang seharusnya
 Cari semua perubahan tingkat kesadaran, perilaku lebih
detail
 Lapor semua perubahan status mental ke dokter

GENITALIA DAN RECTUM


1. Kaji riwayat kesehatan , factor risiko dan setiap tanda
gejala penyakit system reproduksi
2. Kaji riwayat dan perilaku seksualitas
3. Kaji riwayat reproduksi
4. Kaji masalah eliminasi (hemorrhoid, melena, nyeri pada
rectal
Wanita
 Anjurkan BAK
 Beri posisi lototomi/dorsal recumbent
 Amati rambut pubis (distribusi dan jumlah)
 Amati kulit dan area pubis (lesi, eritema, fissure,
eksoriasi)
 Buka labia mayora, minora , klistoris dan meatus
uretra
 Amati area inguinal
 Amati area rectal dan anjurkan klien mengedan

Pria
 Anjurkan BAK

57
 Beri posisi supine
 Amati rambut pubis (distribusi dan jumlah
 Amati penis (kulit, ukuran, lubang uretra dan gland
penis)
 Amati skrotum (kemerahan, bengkak, ulkus, dan
nodul)
 Palpasi penis, skrotum dan testis
 Amati area rectal dan anjurkan pasien mengedan
5. Evaluasi
Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang
seharusnya
6. Dokumentasikan
 Catat setiap data hasil pemeriksaan dan hindari kata
tidak ada kelainan, normal
 Perjelas setiap data yang ditemukan menyimpang dari
data yang seharusnya

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/Inap


2. IGD

58
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGGUNTING KUKU
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/30/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merapikan dan memotong bagian kuku pasien yang panjang
dan tidak rapi umumnya dilakukan oleh perawat terhadap
pasien yang total care atau apabila pasien tidak dapat
melakukannya sendiri

TUJUAN 1. Mencegah infeksi nosokomial dan tidak menimbulkan


luka/goresan
2. Menjaga kebersihan kuku
3. Menjaga kerapian
4. Menambah kenyamanan klien yang terganggu karena kuku
yang panjang

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Pastikan identitas klien


2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan
yang dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Atur posisi klien
6. Berikan salam,panggil klien
7. Perkenalkan nama
8. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga
9. Letakkan alat ke dekat pasien
10. Cuci tangan
11. Pakai sarung tangan
12. Pasang pengalas di bawah tangan
13. Rendam kuku dengan air hangat,jika kuku kotor di sikat
14. Keringkan dengan handuk
15. Letakkan tangan diatas bengkok yang berisi lisol
16. Potong kuku,setelah selesai letakkan gunting kuku diatas
bengkok kikir kuku agar rata
17. Lepaskan sarung tangan dan letakkan di dalam bengkok

59
18. Rapihkan dan kembalikan alat
19. Buka APD dan cuci tangan
20. Evaluasi respon klien
21. Catat tindakan yang telah dilakukan,tanggal dan jam
pelaksanaan

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

60
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGAJARKAN LATIHAN NAFAS DALAM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/31/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Metode latihan nafas yang diajarkan pada klien sebelum
tindakan operasi untuk mencegah komplikasi post operasi dan
mengurangi nyeri
TUJUAN 1. Membantu ekspansi paru
2. Mengurangi nyeri
3. Menurunkan resiko pneumonia, atelektasis dan emboli paru
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Identifikasi jenis pembedahan yang akan dilakukan pada
klien
2. Kaji tipe anestesi yang akan diberikan kepada klien
3. Kaji kebutuhan klien akan proses pembelajaran
4. Tentukan metode pembelajaran dengan tepat
5. Kaji kemauan dan kemampuan klien untuk belajar
6. Mencuci tangan
7. Anjurkan klien untuk duduk di tepi tempat tidur
8. Perawat berdiri di hadapan klien untuk menyilangkan
kedua lengankan di depan dada dan jari-jari terbuka
menempel pada dingding thorax
9. Klien mengambil nafas dalam perlahan-lahan melalui
hidung, tahan 1-2 detik dengan hitungan 1-2-3 , lalu buang
melalui mulut
10. Anjurkan klien untuk melakukan latihan nafas 10 kali
setiap 2 jam setelah operasi
11. Mencuci tangan
12. Evaluasi
 Klien secara psikologis dan fisik siap dalam
menghadapi pembedahan
 Klien mampu melakukan teknik nafas dalam
13. Dokumentasikan
 Jam pelaksanaan tindakan
 Kemampuan klien untuk melakukan latihan nafas dalam
 Reaksi klien terhadap tindakan yang diberikan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

61
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGAJARKAN LATIHAN BATUK EFEKTIF
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/32/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan
mengganggu dari dari saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUAN 1. Membebasakan jalan nafas dari akumilasi secret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
4. Memberi salam dan sapa nama klien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
6. Menanyakan persetujuan/kesiapan klien
7. Menjaga privasi klien
8. Mempersiapkan klien
9. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada satu tangan
di abdomen
10. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas
dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
11. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen
(cegah lengkung pada punggung)
12. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
13. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir sepeerti meniup)
14. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari otot
15. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien
bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
16. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang
ke -3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
17. Menampung lender dalam sputum pot
18. Merapikan pasien
19. Melakukan evaluasi tindakan

62
20. Berpamitan dengan pasien
21. Mencuci tangan
22. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

63
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENCUKUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/33/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan persiapan klien sebelum operasi untuk
membersihkan daerah yang akan dioperasi

TUJUAN Membersihkan area yang akan dioperasi dari rambut sehingga


mengurangi mikroorganisme
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji jenis pembedahan
2. Inspeksi kondisi umum kulit
3. Kaji lokasi pembedahan untuk menentukan daerah
pencukuran
4. Mencuci tangan
5. Pasien diberi posisi yang nyaman pada daerah yang akan
dipoerasi
6. Letakkan handuk di bawahnya
7. Gunakan bedak/basahi kulit dengan sabun
8. Rengangkan kulit yang halus dengan tangan kiri dan cukur
searah dengan tumbuhnya rambut
9. Menghilangkan sabun dan keringkan, observasi kembali
daerah cukuran
10. Membereskan alat
11. Mencuci tangan
12. Evaluasi
 Lokasi pembedahan disiapkan dengan benar
 Bila terjadi penyimpanan baik secara fisik maupun
emosional dapat terindentifikasi lebih dini sebelum
operasi
13. Dokumentasi
 Catat tanggal dan waktu , persiapan area operasi
 Kondisi kulit sebelum dan sesudah pencukuran
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

64
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMASANG GURITA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/34/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan untuk mengimobilisasi daerah bekas operasi dengan
menggunakan alat bantu gurita
TUJUAN 1. Mengimobilisasi daerah bekas operasi
2. Mencegah komplikasi post operasi (evecerasi,dehiscence)
3. Mengurangi nyeri saat klien mobilisasi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji lokasi luka klien
2. Mencuci tangan
3. Membantu klien dalam posisi tidur terlentang
4. Membebaskan pakaian di daerah yang akan dipasang gurita
5. Meletakkan gurita di bawah badan klien sesuai dengan
kebutuhan
6. Mengikat tali gurita dengan cukup kuat dan rapi, perhatikan
posisi tali gurita , jangan diikat tepat diatas luka
7. Merapikan klien dan lingkungan
8. Mencuci tangan
9. Evaluasi
 Rasa nyaman klien
 Respon klien terhadap prosedur keadaan integritas kulit
klien terhadap pemasangan gurita
10. Dokumentasi
 Respon klien terhadap prosedur
 Tingkat rasa nyaman klien
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

65
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGGANTI BALUTAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/35/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan keperawatan untuk mengganti balutan untuk
mencegah infeksi dengan mengganti balutan yang kotor
dengan balutan yang bersih

TUJUAN 1. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati


pada luka dan incise
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada
luka/incise
3. Membantu penyembuhan luka
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pesanan dokter termasuk jenis balutan, prosedur
rawat luka dan frekuensi ganti balut
2. Kaji jenis dan lokasi luka/incise
3. Kaji tingkat nyeri klien dan kapan terakhir mendapatkan
obat penghilang nyeri
4. Kaji riwayat alergi terhadap obat atau plester
5. Pada geriatric imunosupresi dan resistensi, perlu tindakan
asepsi yang ketat untuk mengurangi paparan
mikroorganisme
6. Mencuci tangan
7. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan dekatkan meja
dorong ke tempat tidur klien
a. buka set ganti balut
b. k/p tambahkan kassa steril dan lidi kapas steril
secukupnya ke dalam set ganti balut
8. Pakai sarung tangan tidak steril
9. Letakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien
yang terbuka
10. Letakkan perlak di bawah luka
11. Beri klien posisi yang nyaman dan tepat untuk perawat
luka
12. Buka plester serah tumbuhnya rambut dan buka balutan
secara hati-hati mudah dibersihkan
13. Masukkan balutan kotor ke dalam plastik
14. Buka sarung tangan non steril
15. Pakai sarung tangan steril

66
16. Bersihkan luka dengan menggunakan alcohol swab
a. bersihkan dari arah atas ke bawah di setiap sisi luka
dengan arah keluar menjauh dari luka ( 1 alkohol
swab untuk 1 x usapan)
b. bersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah
diikuti sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauh
dari luka ( 1 alkohol swab untuk 1 x usapan)
17. Olesi luka dengan bethadine mulai dari tengah luka/dari
daerah kotor ke bersih
18. Tutup luka dengan kassa steril
19. Beri plester pada pinggiran kassa pembalut
20. Tuliskan tanggal dan waktu mengganti balutan dengan
plester dan tempelkan pada balutan
21. Bereskan alat-alat yang telah digunakan beserta
lingkungannya
22. Beri klien posisi yang nyaman
23. Cuci tangan
24. Evaluasi :
a. Kebutuhan frekuensi ganti balut
b. Efek plester pada kulit
c. Tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka
25. Dokumentasi :
a. Lokasi jenis luka dan keadaan luka / incise
b. Keadaan balutan sebelumnya
c. Cairan atau obat yang digunakan untuk merawat luka
d. Pendidikan yang telah diberikan untuk klien
e. Toleransi klien terhadap prosedur
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

67
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT LUKA DENGAN TERPASANG DRAIN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/36/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merawat luka pada klien dengan luka yang menggunakan drain
yang berfungsi untuk mengeluarkan sekresi luka

TUJUAN 1. Mengangkat penumpukan sekresi dan jaringan mati dari


luka atau inci
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka atau
daerah incise
3. Membantu proses penyembuhan luka
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji jenis drain yang digunakan klien
2. Kaji pesanan dokter untuk tindakan perawatan drain dan
frekuensi ganti balut
3. Kaji jenis, penampilan dan lokasi luka atau incise
4. Kaji waktu pemberian obat anti nyeri terakhir
5. Kaji riwayat alergi klien terhadap bethadine atau plester
6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
7. Siapkan lingkungan privacy klien dengan menutup tabir
tempat tidur , k/p tutup pintu dan jendela
8. Atur ketinggian tempat tidur klien untuk memudahkan
kerja perawat
9. Cuci tangan
10. Letakkan handuk menutupi daerah privacy klien dan
perlak di bawah luka klien
11. Siapkan peralatan diatas meja dorong
12. Buka set angkat jahitan dan atur posisi alat dengan
korentang steril
13. K/p tambahkan kassa dan tuffer kassa secukupnya ke
dalam set
14. Siapkan plastuk dan piala ginjal ke dekat luka
15. Beri klien posisi yang tepat untuk perawatan drain
16. Pakai sarung tangan non steril
17. Buka plester searah tumbuhnya rambut dan buka balutan
luka dengan hati-hati
18. Masukkan bekas balutan ke dalam kantong plastic
19. Buka sarung tangan non steril

68
20. Pakai sarung tangan steril
21. Bersihkan sekitar luka drain menggunakan alcohol swab
dengan arah memutar kearah luar
22. Beri bethadine di daerah luka dan drain , dari daerah bersik
ke kotor
23. Lipat kassa dengan arah memanjang dan letakkan
mengelilingi drain hingga terbungkus
24. Tutup luka dengan kassa atau bantalan
25. Pasang plester
26. Bereskan alat-alat dan lingkungan
27. Buka sarung tangan
28. Cuci tangan
29. Beri klien posisi yang nyaman
30. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat penyembuhan
luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
31. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

69
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGANGKAT JAHITAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/37/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membuka jahitan luka klien saat luka sudah mulai menutup
dan terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan instruksi
medik

TUJUAN 1. Membuka jahitan pada saat luka sudah menutup dan


jaringan konektif terbentuk
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
infeksi
3. Membantu proses penyembuhan luka
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pesanan dokter untuk prosedur pengangkatan jahitan
2. Kaji jenis jahitan atau benang yang dipakai
3. Kaji lokasi luka
4. Kaji tingkat toleransi klien terhadap nyeri dan waktu
pemberian obat anti nyeri terakhir
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
6. Siapkan lingkungan privacy klien dengan menutup tabir
tempat tidur, k/p tutup pintu dan jendela
7. Atur kegiatan tempat tidur klien untuk memudahkan kerja
perawat
8. Mencuci tangan
9. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan didekat klien
a. Buka set ganti balut
b. K/p tambahkan kassa steril secukupnya ke dalam set,
kemudian set di tutup kembali
10. Pakai sarung tangan tidak steril
11. Letakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yang
terbuka
12. Letakkan perlak dibawah luka
13. Beri klien posisi yang nyaman dan tepat untuk perawatan
luka
14. Buka plester searah tumbuhnya rambut dan balutan secara
hati-hati
15. Masukkan balutan kotor ke dalam plastic
16. Buka sarung tangan non steril

70
17. Pakai sarung tangan steril
18. Bersihkan luka dengan menggunakan kassa steril beri
bethadine 10% pada luka, dengan arah dari daerah bersih
kotor
19. Pegang pinset anatomis dengan tangan nondominan dan
gunting pada tangan dominan
20. Angkat simpul benang jahitan dengan pinset dan
masukkan ujung gunting di sela-sela antara benang dengan
kulit
21. Gunting benang jahitan dan tarik secara perlahan-lahan
22. Gunting sisa benang yang ada dengan prosedur yang sama
satu persatu, sambul di obervasi adanya luka jahitan yang
masih belum menutup
23. Bersihkan darah yang mongering pada daerah bekas
jahitan dengan cairan antiseptic/bethadine
24. Tutup luka dengan kassa steril
25. Beri plester
26. Bereskan alat-alat dan lingkungan
27. Buka sarung tangan
28. Cuci tangan
29. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat penyembuhan
luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
30. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan


2. IGD

71
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT DEKUBITUS
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/38/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merawat luka tekan klien, untuk membantu penyembuhan luka

TUJUAN 1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme kedalam


kulit membrane mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
5. Mencegah penyebaran luka
6. Mencegah perdarahan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek pesanan dokter mengenai jenis balutan, prosedur,
frekuensi ganti balut dan cairan yang digunakan untuk
irigasi
2. Kaji jenis dan lokasi dekubitus
3. Kaji faktor-faktor dari klien yang mempengaruhi timbulnya
timbulnya dekubitus
4. Kaji tingkat nyeri klien dan waktu pemberian obat nyeri
terakhir
5. Riwayat alergi terhadap bethadine atau plester
6. Kaji penggunaan bantal pelindung yang ada
7. Kemampuan klien beraktivitas
8. Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi timbulnya dekubitus
9. Jelaskan prosedur pada klien
10. Tutup ruangan atau pasang sampiran
11. Cuci tangan
12. Pakai handscoon bersih
13. Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan
buang pada tempat sampah atau kantong plastic yang telah
disediakan
14. Observasi luka, ukur panjang, lebar dan kedalaman luka
dengan menggunakan Penggaris millimeter disposable.
Kemudian lihat juga keadaan luka, warna luka, warna
sekitar tepi luka, derajat luka dan ada cairan atau tidak. 15.

72
1. Buka set steril
2. Kasa digulungkan keujung pinset chirurgi kemudian
tangan yang satu memegang pinset anatomi
3. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang
telah diberi NaCl 0,9 % dengan cara dari dalam keluar
(pergerakan melingkar) sambil memencet luka untuk
mengeluarkan eksudat
4. Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi
5. Ulangi pembersihan sampai semua luka bersih dan
cairan eksudat keluar
6. Buang handscoon bersih
7. Pakai handscoon steril
8. Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak
mengandung eksudat
9. Balut luka dengan menggunakan kasa steril. Jika luka
masih basah atau banyak mengeluarkan cairan maka
balut luka dengan kasa sampai 7 lapisan. Dan jika luka
sudah mulai kering maka 3 lapis kasa saja.
10. Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix
11. Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan
12. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman
13. Ankat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan
dan dan handscoon kotor
14. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik
15. Cuci tangan
16. Evaluasi
a. Adanya tanda-tanda infeksi dan tingkat
penyembuhan luka
b. toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
31. Dokumentasi
a. Lokasi dan jenis luka atau incise
b. Status balutan sebelumnya
c. Status luka dan jenis drainage (jumlah , warna,
konsistensi , bau)
d. Obat dan cairan yang digunakan untuk merawat luka
e. Toleransi klien terhadap prosedur

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan


2. IGD

73
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 MEMASANG RESTRAINS
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/39/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk membatasi pergerakan secara fisik
untuk seluruh tubuh ataupun bagian tertentu dari tubuh

TUJUAN 1. Untuk mencegah mempertahankan mobilisasi sendi


2. Mencegah terjadinya kontraktur
3. Mencegah klien jatuh, dan klien mencabut alat medic yang
digunakan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kebutuhan klien akan penggunaan restrain sesuaikan
tipe dan ukuran yang digunakan
2. Inspeksi area pemasangan
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Pasang tirai di sekeliling tempat tidur
5. Inform consent K/ P, sesuai dengan SOP RS menganai
kondisi kulit dan sirkulasi yang adekuat
6. Cuci tangan
7. Tempatkan klien dalam posisi tubuh yang sesuai dengan
pemasangan restraint
8. Alasi bagian tubuh klien yang akan dipasang restrain
9. Pasang restrain ( ikatan harus mudah dibuka)
Jaket restrain :
 Rompi restraint diletakkan di atas pakaian klien
 Tempatkan klien diatas tempat tidur / kursi roda
 Agar pemasangan restrain tidak terbalik, baca instruksi
dari bahan yang digunakan
10. Bila klien menggunakan kursi roda, restraint diikat di
belakang kursi
Belt restrain :
 Mengamankan klien di tempat tidur/kursi roda
 Letajjab restrain di pinggang klien, buka di bagian dada
dan hindari pemasangan yang terlalu kencang
Extermitas restrain :
 Bantu klien dalam posisi lateral
 K/p gunakan alas di bawah restrain

74
 Pasang restrain jangan terlalu kencang dengan cara
masukkan 2 jari di bawah restrain
11. Cuci tangan
12. Evaluasi :
 Observasi keefektifan penggunaan restraint untuk
mencegah cedera pada klien
 Obervasi sirkulasi pada lokasi pemasangan restraint (
nadi, temperature, warna, dan sensasi setiap 15 – 30
menit )
 Pastikan terapi yang sudah di resepkan diberikan tanpa
ada interupsi
13. Dokumentasi:
 Tingkah laku klien setelah pemasangan
 Tingkat orientasi
 Pendidikan untuk klien dan keluarga
 Tipe dan ukuran resistraint yang digunakan
 Kaji oksigenasi, sirkulasi dan integritas kulit klien
 Latihan ROM, perpindahan posisi yang diberikan
 Waktu restraint dilepas dan respon klien
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

75
R.S. Santa Elisabeth PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/40/04/16 01 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan sebagai tehnik pencegahan
mikroorganisme pathogen dari seseorang ke orang lain yang
disebut “carier” Barier yang umum digunakan masker,
kacamata pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup
kepala, pelindung kaki
TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan
lingkungan dari kemungkinan trransmisi material infeksius
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

PROSEDUR A. Masker N95


1. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi
depan bagian hidung pada ujung jari – jari, biarkan tali
pengikat menjuntai bebas di bawah tangan anda
2. Posisikan respirator di bawah dagu dan sisi untuk
hidung berada di atas
3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi di belakang kepala di atas
telinga.Tarik tali pengikat respirator yang bawah dan
posisikan tali di bawah telinga.
4. Letakkan jari – jari kedua tangan anda di atas bagian
hidung yang terbuat dari logam.Tekan sisi logam
tersebut ( gunakan dua jari dari masing – masing tangan
) mengikuti bentuk hidung. Jangan menekan respirator
dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif
5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan
hati – hati agar posisi respirator tidak berubah

B. Masker Biasa
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala
dan leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung

76
3. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker

Melepaskan
1. Jangan di sentuh bagian depan masker karena telah
terkontaminasi
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau
karet bagian atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius

C. Pemakaian Kaca Mata Pelindung.


1. Siapkan kaca mata pelindung
2. Cuci tangan sesuai dengan prosedur mencuci tangan
3. Kenakan kaca mata pelindung hingga menutupi kedua
mata
4. Pastikan telah terpasang dengan baik

Melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkan di wadah yang telah di sediakan untuk dip
roses ulang atau dalam tempat limbah infeksi

D. Pemakaian Gaun / Apron


1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut,
lengan hingga bagian pergelangan tangan dan
selubungkan ke belakang punggung
2. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang

Melepaskan :
1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
2. Lepas tali
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam gaun pelindung saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di
wadah yang telah di sediakan untuk diproses ulang atau
buang di tempat limbah infeksius

E. Pemakaian Sarung Tangan


1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati – hati,
pilih yang sesuai ukuran
2. Jika harus mempertahankan prinsip – prinsip steril
hindarkan sarung tangan terkontaminasi obyek tidak
steril

77
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka
lipatan sarung tangan bagian atas dan masukkan
tangan non dominan dengan posisi telentang,
masukkan jari secara pelan – pelan.
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan
empat jari tangan dominan, masukkan dalam lipatan
sarung tangan ( bagian luar ), segera masukkan tangan
non dominan secara perlahan - lahan

Melepaskan:
1. Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah
terkontaminasi
2. Pegang sarung tangan yang telah di lepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung
tangan
3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai
sarung tangan di bawah sarung tangan yang belum di
lepas di pergelangan tangan
4. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan
pertama
5. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius
6. Cuci tangan sesuai prosedur.

F. Pemakaian penutup kepala


1. Siapkan tutup kepala yang sesuai dengan fungsinya
2. Rapikan rambut kemudian pakai tutup kepla
3. Rapikan tali pengikatnya
4. Buanglah tutup kepala pada tempat yang telah
disediakan (untuk yang sekali pakai), atau taruh pada
tempat yang telah disediakan ( untuk yang dapat
dipakai berulang) untuk dicuci dan di sterilkan
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja sesuai
prosedur
6. Pakailah pelindung kepala sesuai ukuran sehingga
menutup semua rambut

G. Pemakaian pelindung kaki (Sepatu Boot)


1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi
seluruh ujung dan telapak kaki bisa di gunakan sepatu
boot dari bahan kulit
2. Sepatu harus selalu bersih
3. Harus selalu di gunakan di dalam kamar operasi dan
tidak boleh di pakai keluar, tidak di anjurkan memkai
sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki

78
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/jalan
2. OK
3. IGD
4. NICU
5. GIZI
6. Petugas Medis
7. Seluruh Karyan yang menggunakan sarung tangan
yang berkerja dibagian mesin/diesel dan bengkel

79
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN BERGESER KE SISI ATAS
Jl. Anggrek Blok II TEMPAT TIDUR
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/41/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memindahkan posisi klien ke salah satu tepi tempat tidur

TUJUAN 1. Mempertahankan body alignment


2. Mempertahankan integritas kulit dan mencegah deformasi
dari system musculoskeletal
3. Meningkatkan rasa nyaman
4. Mempertahankan posisi yang optimal untuk ekspansi dan
ventilasi paru-paru
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body aligement dan tingkat kenyamanan klien dalam


merubah posisi
2. Kaji kemampuan , kondisi klien untuk merubah posisi
adanya fraktur, paralysis, perlukan tulang belakang
3. Kaji adanya selang infuse , adanya luka
4. Kaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan untuk
memahami instruksi
5. Kaji berat badan klien dan kekuatan perawat, untuk
menentukan bantuan yang diperlukan
6. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
7. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan menutup
tabir tempat tidur/ jendela/ pintu

Satu orang )
1. Identifikasi klien dan adanya batasan posisi, jelaskan
prosedur dan rasionalnya pada klien
2. Turunkan kepala tempat tidur pada posisi datar dan
tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman
3. Cuci tangan
4. Singkirkansemua bantal dari atas tempat tidur.
Tempatkan 1 bantal diatas kepala tempat tidur

80
5. Instruksikan klien untuk menekuk lutut dan telapak kaki
diatas tempat tidur
6. Bila terdapat trapeze bantu klien untuk memegang.
Letakkan satu tangan dibawah paha dan tangan lain di
bahu klien
7. Bila tidak terdapat trapeze letakkan satu tangan dekat
kepala dibawah bahu klien dan letakkan tangan lain di
bawah punggung atas. Dengan mendorong dengan kaki
pada hitungan ke tiga
8. Instruksikan klien untuk menekuk leher, hingga dagu
menyentuh dada.
9. Letakkan kaki dengan dasar tumpuan yang lebar, satu
kaki berada di depan yang lain. Buat fleksi pada lutut
dan paha
10. Instruksikan klien untuk mendorong / mengangkat
tubuh dengan bantuan kaki pada hitungan ketiga pada
saat ekspirasi
11. Pada hitungan ketiga ayunkan dan pindahkan berat
badan dari kaki depan ke kaki belakang. ( pada saat
yang bersamaan klien mengangkat tubuh dengan
mendorong kaki)
12. Berikan posisi sesuai dengan kebutuhan klien dan kaji
tingkat kenyamanan klien
13. Cuci tangan

Dua orang perawat atau lebih pada klien yang tidak


dapat membantu)
1. Lakukan langkah 1-4.
2. Letakkan kain pengangkat dibawah tubuh klien mulai
dari bahu sampai paha
3. Fleksikan lutut dan paha. Kencangkan otot abdomen
dan gluteal
4. Instruksikan klien untuk rileks dan mengangkat kepala
pada hitungan ketiga
5. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan kaji tingkat
kenyamanan klien
6. Evaluasi
 Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
 Obervasi body aligment dan posisi klien
7. Dokumentasi
 Posisi yang diberikan kepada klien
 Waktu perubahan posisi yang dilakukan
 Alat bantu yang digunakan tanyakan pada klien
apakah posisinya nyaman
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Unit Rawat Inap

81
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERI POSISI FOWLER’S
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/42/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi tempat tidur dengan bagian kepala di tinggikan 45-90
derajat dan bagian lutut dapat difleksikan
TUJUAN 1. Memperbaiki cardiac output, meningkatkan ventilasi paru
2. Membantu/ mempermudah komunikasi / sosialisasi ,
makan, menontob TV, eliminasi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body aligement dan tingkat kenyamanan klien dalam


merubah posisi
2. Kaji kemampuan , kondisi klien untuk merubah posisi
adanya fraktur, paralysis, perlukan tulang belakang
3. Kaji adanya selang infuse , adanya luka
4. Kaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan untuk
memahami instruksi
5. Kaji berat badan klien dan kekuatan perawat, untuk
menentukan bantuan yang diperlukan
6. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
7. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan
menutup tabir tempat tidur/ jendela/ pintu
8. Tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja , pindahkan bantal-bantal dan dekatkan semua alat
yang dibutuhkan untuk memberikan posisi
9. Berikan privasi untuk klien
10. Atur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk
bergeser ke sisi atas tempat tidur
11. Tinggikan kepala tempat tidur klien 30 - 900
12. Letakkan bantal tipis menyokong kepala,leher dan bahu
13. Gunakan bantal untuk mensuport lengan dan tangan klien
bila tubuh bagian atas diimoblisasikan
14. Letakkan bantal tipis atau gulungan kain pada punggung
15. Letakkan bantal kecil atau gulungan kain dibawah
paha,Hindari penekanan pada area popliteal
16. Letakkan papan kaki pada telapak kaki klien

82
17. Evaluasi
a. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
b. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
c. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Alat bantu yang digunakan
d. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Unit Rawat Inap

83
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI SUPINE
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/43/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Keadaan tidur terlentang dengan posisi anatomi

TUJUAN Posisi alternative untuk klien bedrest

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia , berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
5. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan menutup
tabir tempat tidur/ jendela/pintu
6. Jelaskan semua tindakan yang akan dilakukan
7. Kaji kebutuhan akan bantuan
8. Cuci tangan
9. Tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal-bantal dan dekatkan semua alat
yang dibutuhkan untuk memberikan posisi
10. Berikan privacy untuk klien
11. Atur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk
bergeser ke sisi atas tempat tidur
12. Letakkan bantal dibawah kepala, bahu dan leher
13. Letakkan bantal tipis atau gulungan kain dibawah area
lumbal
14. Letakkan trochanter roll atau bantalan pasir di bagian
leteral pada paha / panggul
15. Letakkan bantalan tipis dibawah paha klien
16. Letakkan bantal atau gulungan kain dibawah pergelangan
kaki untuk menaiki tumit
17. Letakkan papan kaki pada telapak kaki klien
18. Letakkan bantal dibawah lengan yang pronasi, pertahankan
lengan atas sejajar dengan tubuh klien
19. Letakkan gulungan kain atau bola di tangan klien

84
19. Evaluasi
d. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
e. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
f. Observasi body alignment dan posisi klien
20. Dokumentasi
e. Posisi yang diberikan kepada klien
f. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
g. Alat bantu yang digunakan
h. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Unit Rawat Inap

85
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI LATERAL (SIDE LYING)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/44/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi berbaring pada satu sisi tubuh ( kanan / kiri)

TUJUAN Posisi alternative untuk klien bedrest untuk mencegah


penekanan pada punggung dan sacrum
Catatan :
Tidak digunakan pada klien sesudah pembedahan panggul

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
5. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan
menutup tabir tempat tidur / jendela/ pintu tinggikan
tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk bekerja,
pindahkan bantal-bantal dan dekatkan semua alat yang
dibutuhkan untuk memberikan posisi
6. Cuci tangan
7. Atur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk
bergeser ke sisi atas tempat tidur
8. Naikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan posisi perawat
9. Geser klien kesisi tempat tidur yang berlawanan arah
posisi lateral
10. Letakkan tangan dimana klien dan tangan lain menyilang
di dada. Tekuk lutut klien yang tidak bersentuhan dengan
11. Posisikan perawat pada posisi dimana klien akan miring.
Letakkan tangan perawat pada panggul dan bahu klien.
Tarik/gulingkan klien kearah perawat
12. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien
13. Berikan posisi fleksi pada kedua tangan. Tangan bagian

86
atas disokong bantal sejajar dengan bahu
14. Letakkan bantal/guling di punggung klien
15. Letakkan bantal dibawah kaki yang semufleksi mulai dari
pangkal paha sampai kaki
16. Letakkan bantal pasir sejajar dengan permukaan telapak
kaku
17. Evaluasi
g. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
h. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
i. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
i. Posisi yang diberikan kepada klien
j. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
k. Alat bantu yang digunakan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Unit Rawat Inap

87
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II LOG ROLLING KLIEN (MEMINDAHKAN KLIEN)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/45/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Teknik yang digunakan untuk memindahkan / menggeser klien
dalam satu waktu dengan mempertahankan posisi tubuh tetap
lurus

TUJUAN Teknik yang digunakan untuk posisi miring pada klien yang
harus mempertahankan body alignmentnya.
Contoh pada klien dengan spinal injuru.Prosedur ini dulakukan
tiga atau lebih perawat. Pada klien yang mengalami injuri
cervical satu perawat harus mempertahankan posisi kepala dan
leher klien

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
5. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan
menutup tabir tempat tidur / jendela/ pintu
6. Cuci tangan
7. Tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal-bantal dan dekatkan semua alat
yang dibutuhkan untuk memberikan posisi
8. Semua perawat berdiri di sisi tempat tidur yang sama
dengan kaki fleksi, satu kaki berada di depan kaki yang
lain
9. Geser klien ke satu sisi tempat tidur dengan cara
mengangkat klien secara bersamaan dengan menggunakan
blat bantu. Naikkan sisi penghalang tempat tidur yang
berlawanan dengan posisi perawat
10. Instruksikan klien untuk meletakkan tangan diatas dada
11. Pegang / sokong bagian kepala, bahu, panggul , lengan dan

88
dan kaki, pada hitungan ketiga gulingkan klien secara
bersamaan pada posisi lateral
12. Support klien dengan bantalan seperti pada posisi “ side
lying” . klien yang dicurigai atau yang mengalami spinal
injuri harus menggunakan collar cervical
13. Evaluasi
j. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
k. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
l. Observasi body alignment dan posisi klien
14. Dokumentasi
l. Posisi yang diberikan kepada klien
m. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
n. Alat bantu yang digunakan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Unit Rawat Inap

89
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II POSISI PRONE (TENGKURAP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/46/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi tengkurap yang bertumpu pada bagian perut dan kepala
miring ke salah satu sisi ( kanan/ kiri)

TUJUAN 1. Posisi alternative untuk klien immobilisasi


2. Kontraindikasi pada klien post op daerah abdomen dan
klien dengan masalah pada system pernafasan/spinal

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
4. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan
menutup tabir tempat tidur / jendela/ pintu
5. Cuci tangan
6. Tinggikan tempat tidur ke tingkat yang nyaman untuk
bekerja, pindahkan bantal-bantal dan dekatkan semua alat
yang dibutuhkan untuk memberikan posisi
7. Atur tempat tidur pada posisi datar dan bantu klien untuk
bergeser ke sisi atas tempat tidur
8. Naikkan pengaman sisi tempat tidur yang berlawanan
dengan posisi perawat
9. Geser klien ke sisi tempat tidur yang berlawanan arah
posisi lateral
10. Letakkan tangan klien sepanjang garis tubuh/dekat
dengan tubu, telapak tangan menghadap panggul
11. Miringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sokong
dengan bantal kecil
12. Letakkan bantal kecil di bawah dibawah perut di bawah
diafragma
13. Posisikan perawat pada posisi dimana klien akan
tengkurap letakkan tangan perawat pada panggul

90
dan bahu klien. Tarik / gulingkan klien kearah perawat
sokong lengan dalam posisi sejajar bahu
14. Sokong kaki bagian bawah dengan bantal jari-jari
terangkat
15. Evaluasi
m. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
n. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
o. Observasi body alignment dan posisi klien
16. Dokumentasi
o. Posisi yang diberikan kepada klien
p. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
q. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

91
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERI POSISI SIMS (SEMI PRONE)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/47/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi setengah miring dan setengah tengkurap yang bertumpu
pada salah satu sisi anterior dada
TUJUAN 1. Biasanya digunakan untuk klien tidak sadar dimana dapat
memfasilitasi grainage dari mulut dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan di sacrum dan trichanter/panggul
3. Sering digunakan untuk klien yang mengalami prosedur
enema
4. Pemeriksaan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
5. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan menutup
tabir tempat tidur / jendela/ pintu
6. Cuci tangan
7. Letakkan kepala pada posisi datar
8. Letakkan klien pada posisi berbaring
9. Posisikan klien dalam posisi lateral di bagian abdomen
10. Letakkan bantal di bawah kepala
11. Letakkan bantal di bawah lengan atas yang difleksikan,
mencupport lengan sejajar bahu
12. Letakkan bantal dibawah kaki tatas yang difleksikan,
sokong kaki sejajar penggul
13. Letakkan bantalan pasir sejajar permukaan telapak kaku
14. Observasi posisi body alignment yang baik, tingkat
kenyamanan klien dan kemungkinan penekanan pada
bagian tubuh
15. Turunkan posisi tempat tidur
16. cuci tangan

92
17. Evaluasi
a. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
b. Tanyakan pada klien apakah posisinya nyaman
c. Observasi body alignment dan posisi klien
18. Dokumentasi
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

93
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI DORSAL RECUMBENT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/48/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian posisi pada klien dengan posisi kedua kaki
menekuk, telapak kaki menapak di tempat tidur degan posisi
kaki terbuka

TUJUAN 1. Untuk pemeriksaan daerah vagina


2. Untuk membersihkan daerah vagina
3. Pemasangan kateter pada klien wanita

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji kemampuan untuk beraktivitas , adanya keterbatasan


aktivitas
2. Kaji rentang pergerakan sendi
3. Kaji adanya ketidaknyamanan : nyeri
4. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
5. Menutup pintu , jendela dan memasang tabir
6. Perawat mencuci tangan
7. Membantu klien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
8. Klien memakai bantal di kepala
9. Kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur
10. Evaluasi
 Rasa nyaman dan aman klien
 Tercapainya tujuan dari tindakan
11. Dokumentasi
 Respon klien

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan


2. IGD

94
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN POSISI TRENDELENBERG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/49/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian posisi kepada klien dengan bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi dari pada bagian kaki

TUJUAN Mencegah peningkatan intra cranial

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Identifikasi factor-faktor yang menyebabkan peningkatan


intracranial
2. Kaji adanya kontraindikasi terhadap tindakan yang akan
dilakukan
3. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Mencuci tangan
5. Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur, perawat
lain member balok/bantal di bagian kepala tempat tidur
6. Memberikan klien posisi yang nyaman
7. Perawat mencuci tangan
8. Evaluasi
 Rasa nyaman dan aman klien
 Tanda-tanda vital klien
 Tercapainya tujuan dari tindakan
9. Dokumentasi
 Respon klien
 Perubahan tanda vital dan
 Alat bantu yang digunakan
 Jumlah penolong
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

95
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBANTU KLIEN UNTUK DUDUK DI TEMPAT
Batam 29441 TIDUR
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/50/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Posisi duduk di salah satu tepi tempat tidur

TUJUAN Posisi yang diberikan sebelum klien berjalan, berpindah ke


kursi roda / kursi, makan atau melakukan aktivitas lainnya

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji body alignment klien dan tingkat kenyamanan klien


saat berubah posisi
2. Kaji usia, berat badan klien, tingkat kesadaran dan
kemampuan klien untuk bekerja sama
3. Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi klien
4. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
5. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan
menutup tabir tempat tidur / jendela/ pintu
6. Bantu klien pada posisi miring ke satu sisi, posisikan
perawat menghadap ke susu dimana klien akan duduk
7. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai dengan kenyamanan
klien
8. Perawat berdiri menghadap klien. Letakkan lengan
dibawah bahu menyokong kepala dan leher, letakkan
tangan lain di atas paha klien
9. Pindahkan kaki klien di tepi tempat tidur
10. Bantu klien pada posisi duduk dengan gerakan mengayun
pada kaki
11. Tetap berada di depan klien hungga
12. Evaluasi
a. Inspeksi kulit klien pada daerah yang tertekan,
observasi adanya eritema, pucat
b. Tpada klien apakah posisinya nyaman
c. Observasi body alignment dan posisi klien

96
13. Dokumentasikan
a. Posisi yang diberikan kepada klien
b. Waktu perubahan posisi yang dilakukan
c. Kondisi kulit pada daerah yang tertekan
d. Alat bantu yang digunakan
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

97
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE
Batam 29441 KURSI/KURSI RODA
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/51/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda

TUJUAN 1. Mencegah komplikasi immobilisasi


2. Meningkatkan status mobilisasi
3. Meningkatkan kemandirian dan harga diri

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji kekuatan otot kaki dan lengan klien, bandingkan


kekuatan kiri dan kanan
2. Kaji rentang pergerakan sendi dan adanya keterbatasan
akibat kontraktur / ketidaknyamanan
3. Kaji perubahan sensasi : penglihatan dan pendengaran
4. Kaji kemampuan untuk mengikuti instruksi verbal dan
respon pada instruksi singkat
5. Kaji TV dan adanya riwayat hipotensi orthostatic
6. Kaji adanya kebutuhan analgetik sebelum berpindah tempat
7. Jelaskan kepada klien prosedur yang akan dilakukan
8. Siapkan lingkungan dan jaga privacy klien dengan menutup
tabir tempat tidur/jendela/pintu
9. Identifikasi klien dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
10. Posisikan kursi / kursi roda 45 derajat / sejajar dengan
tempat tidur dan naikkan penyangga kaki/alas kaki pada
kursi roda
11. Turunkan posisi tempat tidur, tutup sisi pengaman tempat
tidur yang berlawanan dengan klien dan anjurkan klien
untuk bergeser kearah perawat
12. Bantu klien pada posisi dukuk
13. Instruksikan klien untuk tarik nafas dalam . dorong untuk
melakukan pergerakan bahu, kai , jari dan kaku , duduk
selama 1-2 menit
14. Bantu klien untuk menggunakan alas kaki/ sepatu dan
letakkan kaki datar di lantai
15. Gunakan sabuk untuk berpindah bila diperlukan

98
16. Gunakan penyangga lengan bila legan flaccid
17. Ulangi langkah-langkah prosedur dan cara yang akan
digunakan untuk berpindah
18. Sokong klien lewat aksila dan letakkan tangan discapula
klien atau pegang sabuk pengaman . klien dapat meletakkan
tangan dibahu perawat ( bukan disekitar leher perawat)
19. Instruksikan klien untuk berdiri tegak pada hitungan ketiga.
Bila perlu stabilkan klien dengan meletakkan lutut didepan
lutut klien
20. Arahkan klien ke kursi roda, anjurkan untuk memegang sisi
kursi / kursi roda
21. Fleksikan panggul dan lutut ketika menurunkan klien ke
kursi
22. Letakkan kaki klien pada alas kaki di kursi roda
23. Evaluasi
a. Obervasi kemampuan klien untuk berpindah
b. Jumlah orang yang membantu saat berpindah posisi
c. Respon klien saat berpindah atau setelah
24. Dokumentasi
a. Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat
yang membantu
b. Respon subyektif klien terhadap prosedur yang
dilakukan
c. Tujuan transportasi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/Jalan


2. IGD

99
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMINDAHKAN KLIEN KE KERETA DORONG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/52/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta
dorong
TUJUAN Memindahkan klien tanpa perlukan pada perawat atau klien

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji kemampuan untuk beraktivitas, adanya keterbatasan


aktivitas
2. Kaji rentang pergerakan sendi
3. Kaji adanya ketidaknyamanan : nyeri
4. Kaji fungsi kognitif klien
5. Kaji berat badan klien dan kekuatan perawat
6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
7. Tujuan transportasi
8. Identifikasi klien, jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
9. Letakkan kereta dorong sejajar tempat tidur, tinggikan
tempat tidur sejajar dengan kereta dorong
10. Satu atau dua perawat berdiri di sisi tempat tidur dan dua
perawat leinnya berdiri disisi kereta dorong
11. Lepaskan sprei kecil di kedua sisi tempat tidur
12. Letakkan lengan klien menyilang di dada klien
13. Pegang ujung-ujung kain dan pindahkan klien ke kereta
dorong pada hitungan ke tiga
14. Tutup sisi kereta dorong dan pindahkan kereta dorong
menjauh dari tempat tidur
15. Letakkan selimut menutupi klien . gunakan sabuk
pengaman menyilang di dada klien dan panggul klien
Bila klien dapat membantu pergerakan :
 Berdiri di sisi kereta dorong dan instruksikan klien
untuk menggeser kaki, kemudia bokong dan tubuh
bagian atas ke atas kereta dorong
 Pastikan tubuh klien berada di tengah kereta dorong

100
Memindahkan dengan mengangkat klien (tiga perawat )
 Posisikan kereta dorong 90 derajat dari tempat tidur
 Ketiga perawat berdiri sejajar disisi tempat tidur dengan
posisi klien disisi tempat tidur
 Setiap perawat bertanggung jawab untuk satu area
tubuh : kepala dan bahu / punggung, panggul dan paha
dan lutut
 Lebarkan dasar tumpuan fleksikan kaki, dekatkan satu
kaku di decant tempat tidur
 Letakkan lengan dibawah kepala dan bahu, panggul dan
paha dan kaki. Jari-jari menyangga sisi tubuh klien
sejauh mungkin
 Dekatkan klien ke dada perawat
 Pada hitungan ke tiga perawat berdiri serempak. Secara
bersamaan bergerak ke sisi kereta dorong
 Letakkan klien diatas kereta dorong dengan menekuk
lutut perawat hingga siku sejajar dengan kereta dorong
 Tutup sisi kereta dorong dan pindahkan kereta dorong
menjauh dari tempat tidur
 Letakkan selimut menutupi klien. Gunakan sabuk
pengaman menyilang di dada kliendan panggul klien
 Cuci tangan
16. Evaluasi
a. Rasa nyaman dan aman
b. Kemampuan klien untuk mengontrol saat pindah
17. Dokumentasi
a. Peralatan bantuan yang digunakan dan jumlah perawat
yang membantu
b. Respon subyektif klien terhadap prosedur yang
dilakukan
c. Tujuan transportasi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/Jalan


2. IGD

101
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBANTU KLIEN AMBULASI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/53/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membantu klien untuk berjalan atau turun dari tempat tidur

TUJUAN 1. Meningkatkan keamanan selama ambulasi, bebas dari


cedera / jatuh
2. Meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas sendi
3. Mencegah komplikasi dari immobilisasi
4. Meningkatkan harga diri dan kemandirian
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Kaji lama tirah baring dan bangun dari tempat tidur
sebelumnya
2. Kaji tanda-tanda vital
3. Kaji ROM (lutut, pergelangan kaku dan panggul)
4. Kaji kekuatan otot ekstremitas bawah
5. Kaji apakah perlu alat bantu ambulasi walker, tongkat dll)
6. Kaji obat-obat yang didapat adanya inflamasi sendi, fraktur,
kelemahan otot atau kondisi lain yang mempengaruhi
mobilitas fisik
7. Kaji rasa nyaman
8. Identifikasi klien
9. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan tujuan ambulasi
klien
10. Putuskan bersama seberapa jauh dan kemana akan berjalan
11. Turunkan ketinggian tempat tidur
12. Bantu klien pada posisi duduk di sisi tempat tidur, kaji
adanya pusing, kaji tanda vital
13. Bantu klien menggunakan alas kaki
14. Satu perawat
15. Kenakan transfer belt sekitar pinggang klien bila klien tidak
stabil
16. Kaji klien untuk berdiri, kaji keseimbangan klien kembali
klien keposisi semula bila lelah. Pastikan tidak memegang
leher perwat.
17. Posisikan perawat disamping klien (pada posisi kaki yang
lebih lemah), bila menggunakan sabuk maka pegang sabuk

102
dibagian pinggang dan tangan lain di bawah siku pada
lengan yang difleksikan.
18. Bila klien menggunakan infuse letakkan tiang infuse sejajar
dengan lokasi penusukan infuse instruksikan klien untuk
memegang tiang infuse.
19. Bila klien menggunakan kateter anjurkan klien untuk
membawa kateter lebih rendah dan selang tidak tertarik.
20. Coba beberapa langkah, kaji kekuatan dan keseimbangan
klien, anjurkan klien untuk melihat kedepan.
21. Bila klien kelelahan/ pusing kembali ketempat tidur atau
bantu klien untuk duduk.
22. Evaluasi
Pastikan rencana ambulasi selanjutnya berdasarkan
kemampuan klien yang diharapkan/normalnya.
23. Dokumentasi
 Respon klien
 Perubahan tanda vital
 Alat bantu yang digunakan.
 Jumlah penolong
 Jarak yang ditempuh

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/Jalan


2. IGD

103
MEMBANTU KLIEN DALAM LATIHAN OTOT
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II (RANGE OF MOTION)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/54/04/16 01 1/4
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Segenap gerakan yang dalam keadan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan
TUJUAN 1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi
3. Untuk merangsang sirkulasi darah
4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas)
Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai


2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang
nyaman
3. Periksa alat-alat yang digunakan
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan

A. Fleksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien,
kemudian tangan kanan memegang tangan pasien
2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh
3. Gerakan tangan perlahan- lahan, lemah lembut ke
arah kepala sejauh mungkin
4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk
mencegah dorong fleksi, tekuk tangan dan siku
5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi
semula
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali

B. Abduksi dan Adduksi Bahu


1. Tempatkan tangan kiri perawat diatas siku pasien
tangan kanan memegang tangan pasien
2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan
sejauh mungkin

104
3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke
atas kepala sejauh mungkin
4. Kembalikan pada posisi semula
5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali

C. Rotasi Interna dan Eksterna Bahu


1. Tempat lengan pasien pada titik jauh dari
tubuh,bengkokkan siku. Pegang lengan atas
tempatkan pada bantal
2. Angkat lengan dan tangan
3. Gerakkan lengan ke bawah dan tangan secara
perlahan-lahan ke belakang sejauh mungkin
4. Kembalikan lengan pada posisi semula
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali

D. Supinasi dan Pronasi Lengan


1. Permulaan posisi: pegang tangan pasien dengan
kedua tangan, posisi telunjuk pada telapak tangan,
kedua jari di punggung tangan
2. Tekuk telapak tangan pasien menghadap wajah
pasien
3. Kemudian tekuk telapak tangan bagian punggung
4. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali
E. Ekstensi dan Fleksi Pergelangan Tangan dan Jari
1. Pegang pergelangan tangan pasien dengan satu
tangan pasien dan tangan pasien bergemgaman
tangan perawat
2. Tekuk punggung tangan ke bealakang sambil
mempertahankan posisi jari lurus
3. Luruskan tangan
4. Tekuk tangan ke depan sambil jari-jari menutup
membuat genggaman, kemudian buka tangan
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali

F. . Fleksi dan Ekstensi Ibu Jari


1. Pegang tangan pasien, tekuk ibu jari kedalam
telapak tangan pasien
2. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari
telapak tangan pasien. Ulangi lebih kurang 3 kali
3. Gerakan ibu jari pasien memutar/ sirkulasi pada
suatu lingkaran

G. Fleksi dan Ekstensi Panggul Lutut


1. Tempatkan salah satu tangan perawat di bawah
lutut pasien, tangan lain diatas tumit dan menahan
kaki pasien
2. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari
telapak tangan pasien. Ulangi lebih kurang 3 kali
3. Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari
telapak tangan pasien. Ulangi lebih kurang 3 kali

105
4. Gerakan ibu jari pasien memutar/ sirkulasi pada
suatu lingkaran

H. Fleksi dan Ekstensi Panggul Lutut


1. Tempatkan salah satu tangan perawat di bawah lutut
pasien, tangan lain diatas tumit dan menahan kaki
pasien
2. Angkat tungkai kaki dan tekukan pada lutut, gerakan
tungkai ke belakang sejauh mungkin
3. Luruskan lutut di atas permukaan kaki, kembalikan
pada posisi semula
4. Ulangi latihan lebih darai 3 kali

1. Rotasi Interna dan Eksterna Panggul


1. Tempat satu tangan perawat dibawah lutut pasien,
tangan lain di atas tumit kaki pasien
2. Angkat tungkai dan tekuk membuat sudut yang
besar di atas lutut
3. Pegang lutut dan kaki pasien mendorong ke
hadapan perawat
4. Gerakkan kaki ke posisi semula
5. Dorong kaki sejauh mungkin dari perawat,
gerakkan ke posisi semula
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali

J. Abduksi dan Adduksi Panggul


1. Tempatkan satu tanganb perawat di bawah lutut
pasien, letakkan tangan lain di bawah tumit
2. Pegang tungkai dalam keadaan lurus, kemudian
3. Tarik kaki ke arah luar, kehadapan perawat
4. Dorong tungkai ke belakang dan kembalikan
keposisi semula
5. Ulangi latihan lebih kurang 3 kali

K. Dorso dan Plantar Fleksi Pergelangan Kaki


1. Pegang tumit pasien dengan tangan perawat,
biarkan istirahat pada tangan perawat
2. Tekan lengan perawat pada telapak kaki, gerakkan
menghadap tungkai
3. Pindahkan tangan perawat pas posisi semula
4. Pindahkan tangan ke ujung kaki dan bagian bawah
kaki, dorong kaki kebawah pada titik maksimal
secara bersamaan, kemudian dorong kembali ke
atas pada tumit
5. Ulangi latihan berikut lebih kurang 3 kali

I. Eversi dan Inversi kaki


1. Putar kaki satu persatu ke arah luar
2. Kemudian kembali ke arah dalam
3. Ulangi latihanlebih kurang 3 kali

106
J. Ekstensi dan Fleksi jari-jari Kaki
1. Mulai dengan menarik ujung jari kaki keatas
2. Ujun-ujung jari kaki di doraong ke bawah
3. Ulang latihan lebih kurang 3 kali
7. Rapikan pasien ke posisi semula
8. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
9. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dae melepaskan
sarung tangan
10. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela
11. Kaji respon pasien (subjektif dan objektif)
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan nam tindakan/ tanggal/jam tindakan, hasil
yang diperoleh. Respon pasien selama tindakan, nama dan
paraf perawat pelaksana

Hal –hal yang perlu diperhatikan:


1. Pegang ekstermitas pada sendi-sendi seperti elbow, wrist,
knee. Gerakkan sendi secara perlahan-lahan, selanjutnya
teruskan. Jika tidak nyaman/agak nyeri pada sendi
misalnya: adanya arthritis (dukung ekstermitas pada daerah
tersebut)
2. Gerakan setiap sendi melalui ROM lebih kurang 3 kali terus
menerus secara teratur dan perlahan-lahan. Hindarkan
pergerakan yang berlebihan dari persendian pada saat
latihan ROM
3. Hindarkan pada tekanan yang kuat pada saat pergerakan
yang kuat
4. Hentikan pergerakan bila ada nyeri
5. Catat adanya keitdak nyaman (nyeri,
kelelahan),kontraktur/kekakuansendi,kekuatan otot dan
adanya atrofi otot
6. Apabila ada perasaan nyeri akibat kekejangan/spasme otot,
gerakkan sendi secara perlahan-lahan, jangan berlebihan.
Gerakkan dengan lemah lembut secara bertahap sampeti
terjadi relaksasi

UNIT TERKAIT Rawat Inap

107
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN OBAT ORAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/55/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan obat kepada pasien melalui mulut
TUJUAN 1. Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik
melalui saluran cerna
2. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan
3. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan
nyeri
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Kaji kemampuan klien untuk minum obat per oral, meliputi
kemampuan menelan,adanya mual dan muntah, program
puasa, rencana klien akaan menjalani pengisapan lambung,
atau bising usus klien tidak terdengar
5. Siapkan jumlah dan dosis obat yang akan diberikan tanpa
mengontaminasi obat. Gunakan tehnik aseptik untuk
mencegah kontaminasi
6. Lakukan konfirmasi ddengan kembali membaca intruksi
pengobatan sebelum memberikannya kepada klien
Tablet atau Kapsul
a. Tuang tablet atau kapsul dalam jumlah dan dosisi yang
benar ke dalam mangkuk sekali pakai tanpa menyentuh
obat
b. Jika perlu, gunakan alat pemotong tablet untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Buang tablet
yang tidak digunakan sesuai kebijakan institusi
c. Jika klien mengalami keseulitan untuk menelan, gerus
obat menjadi bubuk menggunakan lumpang penggerus.
Setelah itu, campur dengan air atau masukkan ke dalam
makanan. Sebelum menggerus ibat, lakukan konfirmasi
dengan bagian farmasi
Obat Cair
a. Kocok obat agar tercmpur secara merata sebelum
dituang. Jangan gunkan obat jika berubah warna atau
menjadi lebih keruh
b. Buka penutup botol dan letakkan di meja, dengan bagian

108
dalam menghadap ke atas
c. Pegang botol obat sedemikian rupa sehingga label obat
mengahadap telapak tangan anda, kemudian tuang obat
menjauh dari label
d. Tuang obat ke dalam sendok ao9bat atau gelas ukur
sesuai kebutuhan
e. Sebelum menutup botol, usap bibir botol dengan kertas
tissu
f. Jika volume obat yang diberikan kurang dari 5ml,
gunkan spuit steril tanpa jarum untuk mengambil obat
dari botol
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar;
d. Identifikasi identitas klien dengan tepat
e. Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang
dapat dipahami oleh klien
 Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian
obat yang membutuhkan pengkajian
 Beri klien air yang cukup untuk menelan obat. Jika klien
sulit menelan obat, anjurkan untuk meletakkan obat di
lidah bagian belakang, kemudian anjurkan untuk minum
 Mencuci tangan
8. Dokumentasikan obat yang telah diberikan, ,meliputi nama
dan dosis obat, keluhan klien dan tanda tangan anda
9. Lakukan evaluasi efek obat sekitar 30 menit setelah
pemberian obat

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. IGD

109
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN OBAT BUKAL DAN SUBLINGUAL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/56/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Meletakkan obat di bawah lidah hingga obat habis diabsorpsi
ke dalam pembuluh darah

TUJUAN 1. Agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena


pembuluh darah dibawah lidah merupakan pusat dari sakit
2. Untuk memperoleh efek local dan sistemik
3. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
4. Menghindari kerusakan obat oleh hepar

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Baca obat,tepat dosis,tepat waktu,tepat kerja dan tepat
pendokumentasian
5. Meletakkan obat dibawah lidah pasien
6. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan biarkan
berada dibawah lidah sampai habis di absobsi seluruhnya
7. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut,tidak
minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya
8. Mencuci tangan
9. Evaluasi perasaan pasien
10. Evaluasi reaksi obat
11. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan,respon klien,hasil tindakan,nam dan dosis
obat,perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawt Inap


2. IGD

110
R.S. Santa Elisabeth MENYIAPKAN INJEKSI DARI AMPUL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/57/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu kegiatan pelayanan keperawatan dalam menyiapkan injeksi
untuk pengobatan/therapy bagi pasien yang sedang dirawat

TUJUAN Menyiapkan dan menghisap dengan teknik aseptik

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
3. Kumpulkan peralatan dan bahan di area kerja di ruang obat
4. Periksa setiap kartu,atau huruf cetak nam obat pada label di
setiap ampul atau vial
5. Siapkan obat injeksi dari:
Ampul
a. Ketuk bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat
dengan jari sampai cairan menginggalkan leher ampul
b. Tempatkan bantalan kasa kecil atau kapas alkohol
kering di sekeliling leher ampul
c. Patakan leher ampul dengan cepat dan dengan
mantapkanjauhkan dari tangan.Jika leher ampul tidak
patah,gunakan metal file untuk mengikir sisi leher
ampul
d. Pegang ampul terbalik atau letakkan di atas permukaan
datar. Lepas tutup jarum,masukkan jarum spuit ke
dalam bagian tengah permukaan muara ampul. Jangan
biarkan ujung atau batang jarum menyentuh tepi mapul
e. Aspirasi obat ke dalam spuit dengan secara perlahan
menarik alat pengisap
f. Pertahankan ujung jarum di bawah permukaan larutan.
Miringkan ampul supaya semua cairan di dalam ampul
terjangkau oleh jarum
g. Apabila gelembung udara teraspirasi jangan keluarkan
udara ke dalam ampul
h. Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara,

111
keluarkan jarum dari dalam ampul.Pegang spuit dengan
jarum mengarah ke atas. Ketuk sisi spuit untuk
membuat gelembung udara naik menuju jarum. Tarik
kembali pengisap sedikit dan dorong penghisap kearah
atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan
cairan
i. Apabila cairan dalam spuit berlebihan. buang ke dalam
bak cuci. Pegang spuit dalam posisi vertical dengan
ujung jarum diatas dan miringkan dengan tenang kebak
cuci keluarkan kelebihan cairan ke bak cuci secara
perlahan-lahan. Priksa kembali penunjukkan cairan
pada sdspuit dengan memegang spuit secara vertikal
j. Pasang tutup jarum. Ganti jarum pada spuit. Pastikan
jarum terpasang aman pada spuit
k. Buang bahan yang kotor ke dalam tempat sampah.
Letakkan ampul yang pecah di wadah khusus untuk
bahan gelas

Vial
a. Lepas penutup logam yang menutup bagian atas
vial,sehingga penutup karet terlihat
b. Usap permukaan karet dengan kapas alkohol
c. Ambil spuit, pastikan jarum terpasang kuat pada spuit.
Lepas tutup jarum. Tarik penghisap untuk mengalirkan
sejumlah udara ke dalam spuit untuk dimasukkan ke
dalam vial obat yang sam dengan volume obat yang
akan diaspirasi dari vial
d. Masukkan ujung jarum dengan level mengarah ke atas
menembus bagian tengah penutup karet. Beri tekanan
rinagan pada ujung jarum selama insersi
e. Masukkan udara ke dalam vial dengan memegang
penghisap agar udara tidak kembali ke spuit
f. Blik vial sementara spuit dan penghisap dipegang
dengan kuat. Pegang vial dengan tangan yang tidak
dominan, diantara ibu jari dan jari tengah. Pegang
bagian ujung spuit dan penghisap dengan ibu jari di
bawah permukaan cairan
g. Pertahankan ujung jarum tetap di bawah permukaan
cairan
h. Biarkan tekanan udara membuat spuit terisi obat secara
bertahap. Tarik penghisap sedikit, jika diperlukan
i. Ketuk sisi badan spuit dengan hati-hati supaya
gelembung udara lepas. Keluarkan udara sisa bagian
atas spuit ke dalam vial
j. Setelah volume obat yang benar diperoleh pindahkan

112
jarum dari vial dengan menarik badan spuit
k. Baung udara sisa dari spuit dengan memegang spuit
dan jarum tetap tegak.ketuk badan spuit untuk
menanggalkan gelembung udara. Tarik penghisap
sedikit kemudian dorong penghisap ke atas untuk
mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan cairan
l. Ganti jaruam dan tutup
m. Untuk vial multi dosis, buat label yang memuat tanggal
pencampuran, konsentrasi obat permililiter
n. Buang bahan yang kotor di tempat yang benar
6. Periksa jumlah cairan dalam spuit dan bandingkan dengan
dosis yang diinginkan
7. Beri etiket nama pasien dan nama obat pada spuit dan
masukkan ke tempat injeksi
8. Bersihkan area kerja
9. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawt Inap/Jalan


2. IGD

113
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRA CUTAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/58/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis atau
dibawah epidermis atau permukaan kulit
TUJUAN 1. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap
obat-obatan tertentu
2. Pemberian vaksinasi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar
obat,dosis,pasien,cara pemberian dan waktu)
4. Memberitahukan tindakan yang dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin
6. Letakkan perlak dan pengalas dibwah daerah yang akan di
injeksi
7. Pilih area penyuntikan
8. Pakai sarung tangan
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan
gerakan sirkuler
10. Pegang kapas alkohol pada jari tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tempatkan ujung jarum menghadap keatas dan dengan
tangan dominan masukkan jarum tepat dibawah kulit
dengan sudut 15°
13. Masukkan obat perlahan-lahan,perhatikan samapai adanya
bula
14. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
15. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol,jangan
ditekan
16. Buat lingkaran pada bula dengan menggunakan
pulpen/spidol.Dengan Diameter ± 5 cm
17. Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau
reaksi sistemik (10-15 menit)
18. Kembalikan posisi pasien

114
19. Bereskan alat
20. Lepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
22. Evalusi respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
23. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan,respon klien,hasil tindakan,nam dan dosis
obat,perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan

1. Unit Rawat Inap/Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD

115
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN INJEKSI SUB CUTAN (SC)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/59/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Memasukkan obat kedalam bagian bawah kulit

Untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat kepada jaringan


TUJUAN
sub cutan di bawah kulit untuk proses di absorbsi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3. Identifikasi identitas klien
4. Beritahu pasien prosedur tindakan yang akan segera
dilakukan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Memilih lokasi penusukan
7. Gunakan sarung tangan
8. Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alcohol
9. Pegang kapas alcohol dengan jari tengah pada tangan yang
non dominan
10. Buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari
tangan non dominan dengan ujung jarum menghadap ke
atas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
dengan sudut 45° atau 90°
12. Lepaskan tarikan tangan non dominan
13. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
14. Seandainya tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
apabila ada darah tarik kembali jarum dari kulit tekan
lokasi penusukan selama 2 menit dan observasi adanya
memar, apabila butuh berikan plester, siapkan obat yang
terbaru
15. Cabut jarum dengan sudut yang sama disaat jarum
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alcohol yang telah didesikfetan pada
lokasi penusukan

116
16. Bila ada persarahan, tekan lokasi itu bersama
memanfaatkan kas steril hingga perdarahan berhenti
17. Kembalikan posisi klien
18. Buang alat yang telah tidak dipakai
19. Buka sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Catat respon pasien
24. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan,respon klien,hasil tindakan,nam dan dosis
obat,perawat yang melakukan) pada catatan keperawatan

1. Unit Rawat Inap/Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD

117
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG INFUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/60/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan intravena cateter ke dalam vena
untuk jalur terapi parenteral.
TUJUAN 1. Mempertahankan/mengganti cairan tubuh yang
mengandung air,eletrolit,vitamin.protein.lemak dan kalori
yang tidak dapat mempertahankan melalui oral
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan eletrolit
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa
4. Memberi transfusi darah
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
6. Membantu pemberian nutrisi parentral
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tanda vital sebagai data dasar
2. Turgor kulit
3. Adanya alergi terhadap plester atau betadin
4. Kecenderungan perdarahan
5. Adanya penyakit atau perlukan pada ekstremitas
6. Kondisi vena tempat penusukan
7. Berapa lama akan diinfus jenis infuse, obat yang akan
diberikan, untuk menentukan pemilihan vena.
8. Jelaskan prosedur pada klien, tujuan pemberian therapy
intravena hal-hal yang perlu dilaporkan selama
menggunakan infuse
9. Cuci tangan
Siapkan cairan infuse dan selang IV
 Perhatikan teknik asepsis saat membuka set infuse steril
dan cairan IV
 Klem selang, buka tutup penusuk dan tusukan kebagian
botol atau container cairan intravena
 Tekan chamber drip dan isi hingga separuhnya meng-
observasi tetesan.
 Buka klem pengatur tetesan dan alirkan cairan melalui
selang sehingga gelembung udara hilang.. tutup
pengatur tetesan dan pasang penutup ujung selang,
pertahankan sterilitas
 Jika alat elektronik digunakan, ikuti manual prosedur
yang ada dan atur kecepatan tetesan infuse
 Beri label obat yang ditambahkan kekontainer. (gunakan)

118
ballpoint, tuliskan nama obat, dna dosis)
 Pasang label waktu pada container I
10. Berikan posisi supine pada klien. Letakkan alas dibawah
lengan klien
11. Pilih lokasi yang memungkinkan dana vena yang teraba:
 Gunakan vena dibagian distal terlebih dahulu pada
lengan yang tidak dominan
 Hindari area yang nyeri saat dipalpasi, area luka,
jaringan skar, edema, infeksi.
 Pilih vena yang sesuai dengan ukuran IV cateter
 Hindari vena dikaki kecuali lokasi lain tidak dapat
diakses
 Hindari vena daerah pembedahan contoh post op
mastektomi, adanya shunt dialysis.
 Hindari lokasi pada daerah penonjolan tulang, area
fleksi
 Sesuaikan dengan jenis cairan yang diberikan : cairan
hipertonis, obat iritatif, pemberian cairan kecepatan
tinggi harus diberikan melalui vena yang besar.
12. Bila lokasi penusukan berambut/ berbulu sebaiknya
digunting sekitar 5cm dari lokasi tusukan
13. Pasang tourniquet 12-15 cm diatas lokasi punksi vena
untuk menghambat aliran darah. Pasang tourniquet tidak
terlalu kencang dan tidak lebih dari 2 menit
14. Anjurkan klien untuk membuka dan menutup
genggamannya. Observasi dan palpasi vena yang
memungkinkan untuk pungksi. Jika vena tidak teraba
cobalah beberapa teknik dibawah ini :
 Lepaskan tourniquet dan anjurkan klien untuk
merendahkan lengannya dibawah posisi jantung.
Pasang kembali tourniquet dengan lembut.
 Lepaskan tourniquet dan beri kompres hangat diatas
vena yang diinginkan selama 10-15 menit.
15. Gunakan sarung tangan
16. Berikan area punksi dengan cairan antiseptic (alcohol
swab). Kemudian cairan microbialn (povidone-iodine)
sesuai dengan policy institusi, dengan gerakan sirkular
muali dari tengah kearah luar daerah punksi
17. Gunakan tangan non dominan untuk menahan kulit sekitar
2-5 cm dibawah lokasi vena yang akan dipunksi.
18. Tusukan IV cateter perlahan dengan memegang hub kateter
ditangan dominant, bevel menghadap keatas dan sudut 10-
30 derajat. Kateter dapat ditusukan tepat diatas vena atau
dari sisi vena. Masukkan sesuai arah vena.
19. Jika Nampak darah keluar melalui lumen jarum atau
chamber kateter, masukkanlah plastic kateter lebih jauh
lagi kevena. Masukkan plastic kateter hingga hub mencapai
lokasi tusukan.
20. Lepaskan penutup selang IV segera dan hubungkan selang

119
dengan kateter atau stabilkan atau tahan kateter dengan
tangan nondominan dan lepaskan tourniquet dengan
tangan yang lain
21. Mulailah teteskan cairan dengan mengatur klem amati
kulit sekitar tusukan untuk melihat tanda-tanda infiltrasi
bila perlu fiksasi keteter dengan kassa diletakkan dibawah
beri plester, secara chevron, H atau U
22. Cairan antiseptic dapat diberikan diatas lokasi tusukan jika
menggunakan kassa.
23. Pasang kassa steril diatas lokasi tusukan (dapat juga
menggunakan transparent dressing). Beri plester pada
selang diatas kasa kemudian rapikan.
24. Beri label, tanggal, jam lokasi punksi vena dan ukuran
kateter yang digunakan pada plester diselang, kalau perlu
fiksasi lengan pada papan penyangga /spalk
25. Atur tetesan infuse sesuai jumlah yang dianjurka
26. Rapikan semua alat dan buang ditempat yang telah
ditentukan, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
27. Evaluasi
 Monitor intake dan output setiap hari, turgor kulit
mukosa membrane, tanda vital
 Inspeksi lokasi tusukan infuse dan ekstremitas setiap
2-4jam dari adanya tanda-tanda nyeri, pembengkakan,
panas, kemerahan, perubahan kecepatan tetesan infuse,
terhentinya aliran infuse selama pemasangan infuse.
28. Dokumentasikan
Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan meliputi :
waktu, lokasi penusukan, cateter yang digunakan, jenis
cairan dan jumlah cairan, catat respon klien.

1. Unit IGD
UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat jalan/Inap

120
R.S. Santa Elisabeth MEMONITOR TETESAN INFUS DAN INFUS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/61/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengatur tetesan aliran infuse yang mengalir
masuk kedalam vena melalui IV caeter sesuai dengan skema
infus yang ditentukan.

TUJUAN 1. Mencegah timbulnya komplikasi yang berkaitan dengan


pemasangan infuse
2. Mempertahankan kelancaran pemberian therapy intravena

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat kembali perencanaan trapi infus, tipe cairan dan
kecepatannya
2. Kaji tanda vital, status keseimbangan cairan klien.
3. Kaji respon klien.
4. Bandingkan cairan infuse dengan kartu therapy infuse.
5. Observasi ketinggian cairan dalam ruang tetesan. Bila
kurang dari setengah tekan ruang tetes untuk mengisi
cairan.
6. Inspeksi selang apakah tertekuk atau adanya sumbatan.
7. Observasi kepatenan jalur intravena.
8. Buka pengatur tetesan dan amati kecepatan tetesan dari
botol infuse keruang tetesan kemudian tutup kembali
sesuai tetesan semula.
9. Bila cairan tidak mengalir, turunkan botol infuse dibawah
lokasi punksi dan amati adanya aliran balik darah diselang
infus
10. Hitung kecepatan tetesan dalam ruang tetes selama 1 menit
dengan menggunakan jam hingga jumlah tetesan akurat
11. Inspeksi lokasi tusukan infuse terhadap adanya infiltrasi,
inflamasi, phlebitis, adanya perdarahan
12. Observasi respon klien terhadap
13. Dokumentasikan
Catat kecepatan infuse : tetes/menit dan CC /jam,
kepatenan aliran infuse dan sesuai kebijikan institusi
Therapy

1. Ruang Rawat Jalan/Inap


UNIT TERKAIT
2. Ruang Diagnostik

121
R.S. Santa Elisabeth MELEPASKAN INFUS CATHETER
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/62/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan melepaas IV catheter yang berada didalam vena
TUJUAN 1. Menghentikan terapi
2. Ketika tempat penusukan infus perlu diganti (terjadi
plebitis, infiltrasi,aliran infus berhenti karena ada sumbatan)
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Hentikan aliran infus dengan menggunakan pengatur
tetesan
3. Gunakan sarung tangan
4. Lepaskan plester, balutan yang melekat pada lokasi
penusukan dan tangan yang lain memegang hubungan IV
cateter
5. Setelah semua plester terlepas, lepaskan IV kateter keluar
dari vena dan lakukan penekanan dengan menggunakan
kassa /alkohol selama 1-2 menit
6. Bila selang infus akan digunakan kembali pada pemasangan
infus yang berikutnya maka tutup ujung selang dengan
jarum steril
7. Tinggikan lengan pasien bila terjadi perdarahan
8. Tutup lokasi tusukan dengan kas steril
9. Lepaskan sarung tangan dan perawat mencuci tangan
10. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan:
 Jumlah cairan yang masuk dan yang dibuang,
 waktu pelaksanan melepas infus,
 kondisi sekitar lokasi tusukan
 respon pasien
 tuliskan nama dengan jelas

1. Unit Rawat Jalan/Inap


UNIT TERKAIT
2. Unit Pelayanan Diagnostik

122
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/63/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat dengan memasukkan obat kedalam jaringan
otot menggunakan spuit, Lokasi penyuntikan intramuskular,
meliputi area vastus latralis,ventogluteal,dorsogluteal, deltoid,
dan area rektus femoris

TUJUAN Memasukkan sejumlah obat ke dalam jaringan otot untuk absorpsi


KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dan lakukan pemeriksaan dengan
menggunakan prinsip ”12 benar”
3. Identifikasi
4. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan
5. Merencanakan lokasi yang akan digunakan
6. Menghitung dosis obat sesuai pesanan.
7. Hisap obat sesuai prosedur jangan tambahkan udara
kedalam spuit
8. Berikan posisi yang tepat sesuai dengan lokasi yang dipilih:
a. Ventrogluteal – klien terlentang atau miring dengan lutut
diketuk
b. Dorsogluteal – klien tengkurap atau miring
c. Vastus lateralis - klien terlentang atau duduk
d. Deltoid – klien duduk atau berbaring dengan lengan
rilek
9. Lokasi yang dipilih jangan ada bengkak atau nodul.
Gunakan sarung tangan k/p
10. Bersihkan daerah suntikan dengan kapas alcohol
11. Buka tutup spuit jangan diputar
12. Tekan kulit pada Z-trackatau regangkan kulit pada daerah
suntikan
13. Pegang spuit dengan tangan kanan, tusuk cepat dengan
sudut 90 derajat
14. Segera pindahkan tangan kiri keujung spuit dan tangan
kanan ke pangkal barel
15. Aspirasi perlahan (5 detik) lihat apakan jarum masuk
kepembuluh darah. Bila ada darah, buang spuit dan obat,
siapkan obat baru dan pindah lokasi
16. Bila tidak ada darah, suntikkan obat dengan kecepatan 10

123
detik per CC
17. Tunggu 10 detik lalu cabut cepat
18. Tekan hati hati dengan kapas massage k/p
19. Buang spuit dan jarum tanpa ditutup
20. Bantu klien keposisi nyaman, anjurkan klien menggerakkan
kaki k/p
21. Buka sarung tangan, cuci tangan
22. Catat pemberian obat
23. Evaluasi
a. Evaluasi respon klien terhadap obat dalam waktu yang
tepat.
b. Kaji lokasi penyuntikan setelah 2-4 jam
24. Dokumentasi
a. Catat pemberian obat, dosis, waktu, waktu cara
pemberian, dan lokasi penusukan
b. Catat toleransi klien terhadap injeksi dan efek samping
obat
Unit Rawat Jalan/Inap
UNIT TERKAIT

124
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INTRAVENA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/64/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menyuntikkan larutan obat ke dalam vena klien menggunakan
spuit. Ada empat lokasi penyuntikan, yaitu lengan (vena
basilika dan vena sefalika), tungkai (vena safena), leher (vena
jugularis), dan kepala (vena frontalis dan vena temporalis
TUJUAN 1. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan
dengan meyode pemberian obat lainnya
2. Menghindari kerusakan jaringan
3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dan lakukan pemeriksaan dengan menggunakan
prinsip ”12 benar”
3. Identifikasi klien
4. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan
5. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dan pastikan
vena mudah diakses
6. Pilih lokasi penyuntikan yang bebas dari lesi, kekakuan,
peradangan, atau rasa gatal
7. Minta klien untuk membuka pakaian hanya pada area yang
akan disuntik
8. Pasang perlak alas di bawah lokasi penyuntikan
9. Pasang torniket sekitar 15 cm diatas lokasi penyuntikan
10. Kenakan sarung tangan
11. Bersihkan lokasi penyuntikan menggunakan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam ke luar hingga
diameter sekitar 5 cm. Tunggu hingga mengering
12. Buka tutup jarum spuit
13. Tekan kulit klien,dengan tangan non-dominan, menjauh
lokasi penyuntikan sekitar 2,5 cm diarea penusukan
14. Pegang jarum pada posisi 30° sejajar vena yang akan
ditusuk, kemudian lakukan penusukan secara perlahan dan
pasti
15. Rendahkan posisi jarum hingga sejajar kulit dan dorong
jarum masuk ke dalam vena
16. Lakukan aspirasi ,dengan tangan non-dominan menahan
tabung spuit dan tangan dominan menarik plunger
17. Observasi adanya darah di dalam spuit

125
18. Keluarkan jarum dari vena dengan sudut yang sama ketika
jarum dimasukkan. Lakukan penekanan p-ada lokasi
penyuntikan menggunakan kapas alkohol yang dipegang di
tangan non –dominan
19. Tutup lokasi penyuntikan menggunakan kasa steril yang
diberi betadine
20. Bantu klien kembali memperoleh posisi yang nyaman
21. Buang peralatan sekali pakai ke dalam wadah medis khusus
22. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
23. Cuci tangan
24. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

1. Unit rawat Jalan/Inap


UNIT TERKAIT
2. Unit pelayanan diagnostik

126
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN OBAT MELALUI VAGINA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/65/04/16 01 2/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat-obat atau cairan tertentu melalui vagina yang
dapat dilakukan dengan cara mengumbah (irigasi),
mengoleskan dan suppositorium.
TUJUAN 1. Memberikan anti septik untuk mengurangi pertumbuhan
bakteri
2. Menghilangkan bau atau ekskresi yang berlebihan
3. Untuk induksi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Buka pakaian hanya bagian yang diperlukan
4. Posisi pasien dorsal recumbent dengan lutut ditekuk dan
kedua kaki terbuka
5. Buka labia, bersihkan dengan kapas yang dibsahi dengan
air hangat dari arah depan ke belakang ( sesuai dengan
prosedur)
6. Buka sarung tangan dan cuci tangan
7. Catat respon pasien terhadap tindakan yang dulakukan dan
rasa tidak nyaman akibat obat yang diberikan seperti gatal
rasa terbakar dll

Untuk tujuan induksi masukkan obat sesuai instruksi dokter,


dengan cara lakukan vaginal tauche sambil menilai pembukaan
serviks kedua jari tersebut (jari telunjuk dan tengah) masih
tetap berada dalam vagina sambil memasukkan obat ke daerah
Fornic Posterior.

 Kedua jari tangan ditarik perlahan-lahan.


 Bersihkan genitalia luar dengan tissue
 Pasien dianjurkan terlentang dan tidak boleh turun dari
tempat tidur ± 4 jam.
 Lepaskan sarung tangan kemudian alat-alat dibereskan.
 Catat dalam catatan perawatan.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Ruang Kamar Bersalin

127
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL MATA
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/66/04/16 01 1/2
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topical mata dilakukan dengan mengoleskan salep
atau gel, atau meneteskan cairan obat langsung ke mata
TUJUAN 1. Menangani gangguan mata
2. Melebarkan pupil untuk pemeriksaan struktur internal mata
3. Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4. Mencehag kekeringan pada mata
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Konfirmasi intruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja dan lokasi pemberian obat
2. Cuci tangan
3. Idenfitikasi klien dengan tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Bantu klien memperoleh posisi telentang atau duduk dengan
leher hiperekstensi
6. Kenakan sarung tangan steril
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari arah
dalam ke luar
8. Minta klien untuk melihat ke atas
9. Teteskan obat ke mata:
a. Dengan tangan dominan Anda di dahi klien, pegang obat
tetes mata sekitar 1-2 cm diatas sakus konjungtiva,
kemudian tarik kelopak mata ke bawah menggunakan
tangan non dominan
b. Teteskan sejumlah obat yang diresepkam ke dalam sakus
konjungtiva
c. Ulangi prosedur jika klien berkedip, menutup mata, atau
jika tetesan ke luar dari kelopak mata
d. Setelah meneteskan obat, minta klien untuk menutup mata
secara perlahan
e. Beri tekananmlembut pada duktus nasolakrimal klien
selama 30-60 detik
10. Oleskan salep mata:
a. Posisikan aplikator salep di pinggir kelopak mata bawah.
Tekan tube salep hingga memberi olesan tipis di
sepanjang pinggiran dalam kelopak mata bawah
b. Minta klien untuk melihat kebawah
c. Buka kelopak mata atas
d. Berikan olesan tipis di sepanjang pinggiran dalam kelopak
mata atas
e. Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak

128
mata secar perlahan dengan gerakan sirkuler
menggunakan bola kapas
11. Jika terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, usap secara
perlahan dari bagian dalam ke liar kantus
12. Jika ada, pasang penutup mata yang bersih pada mata klien
yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan
aman tanpa memberi penekanan pada mata
13. Lepaskan sarung tangan
14. Cuci tangan dan buang peralatan sekali pakai ke dalam tempat
sampah medis khusus
15. Dokumentasikan nama obat, konsentrasi, jumlah tetesan,
waktu pemberian dan mata yang diobati

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/Inap


2. IGD

129
R.S. Santa Elisabeth PEMBERIAN OBAT TOPIKAL TELINGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/67/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topikal telinga dilakukan dengan meneteskan
obat cair pada telinga melalui kanal eksternal

TUJUAN 1. Memberi efek terapi lokal yang meliputi mengurangi


pradangan dan menangani infeksi pada kanal telinga
eksternal
2. Meredakan nyeri
3. Melunakkan serumen agar mudah dikeluarkan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Konfirmasi intruksi dokter untuk memastikan nam obat,
daya kerja, dosis, waktu dan lokasi pemberian obat
2. Siapkan klien;
a. Identifikasi klien dengan tepat dan konfirmasi nama
klien
b. Minta bantu jika perlu
c. Bantu klien memperoleh posisi miring dengan telinga
yang akan diobati berada pada bagian atas
3. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
a. Gunakan sarung tangan jika dicurigai terdapat infeksi
b. Dengan menggunakan lidi kapas yang dibasahi
normal salin, bersihkan daun telinga dan meatus
auditorius
4. Hangatkan obat dengan tangan Anda atau rendam obat ke
dalam air hangat dalam waktu yang singkat
5. Tarik daun telinga ke atas dan kebelakang (untuk klien
dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), dan tarik daun
telinga ke bawah serta ke belakang (untuk bayi)
6. Tetes obat dalam dosis yang tepat di sepanjang sisi kanal
telinga
7. Berikan tekanan lembut beberapa kali pada tragus telinga
8. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selam 5
menit
9. Kaji respon klien

130
10. Kaji karakteristik dan jumlah pengeluaran jika ada dan
adanya ketidaknyamanan. Lakukan segera setelah obat
dimasukkan dan ulangi kembali pada saat obat telah
bekerja
11. Rapikan peralatan dan buang peralatan sekali pakai ke
tempat sampah
12. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

1. Unit Rawat Jalan /Inap


UNIT TERKAIT
2.IGD

131
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMBERIAN OBAT TOPIKAL HIDUNG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/68/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemberian obat topikal hidung dilakukan dengan meneteskan
obat secara langsung ke dalam hidung
TUJUAN 1. Mengencerkan sekesi hidung
2. Memfasilitasi drainase dari hidung
3. Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Komfirmasi intruksi dokter untuk memastikan nam
obat,daya kerja, dosis, waktu dan lokasi pemberian obat
2. Siapkan klien
a. Identifikasi klien dengan tepat dan konfirmasi nam
klien
b. Minta bantuan jika perlu
c. Bantu klien untuk tidur telantang dengan kapala
hiperekstensi di atas bantal (untuk pnegobatan sinus
etmoid dan sfenoid) atau berbaraing telentang dengan
kepala hiperekstensi dan miring ke samping (untuk
pengobatan sinus maksilar dan frontal)
d. Bersihkan lubang hidung
e. Gunakan sarung tangan jika diduga terdapat infeksi
3. Masukkan sejumlah tetes obat dengan dosis yang tepat di
bagian tengah konka seuperior tulang etmoidalis
4. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1
menit
5. Kaji respons klien
6. Kaji karakteristik dan jumlah drainase jika ada atau adanya
ketidaknyamanan. Lakukan segera setelah obat dimasukkan.
Ulangi pengkajian pada saat obat telah bekerja
7. Rapikan peralatan
8. Buang peralatan sekali pakai ke dalam tempat sampah
medis khusus
9. Catat tindakan pada catatan keperawatan meliputi: waktu
pemberian, jumlah tetesan yang diberikan, serta bagian
hidung yang mendapat medikasi, serta catat adanya efek
samping

UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan/Inap

132
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGHITUNG PERNAFASAN BAYI/ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/69/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Respirasi merupakan salah satu fungsi dasar tubuh dimana
terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida antara
paru anak dengan lingkungannya.

TUJUAN 1. Mengkaji status respiratori dengan mengevaluasi kecepatan


dan kualitas pernafasan.
2. Mengevaluasi pengaruh pengobatan/therapy pada
resporatori.
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PERNAFASAN NORMAL:

NO. KELOMPOK USIA PERNAFASAN/MENIT

1. Newborn/Bayi 30-60 x/mnt

2. Anak 20-30 x/mnt

3. Remaja 15-24 x/mnt

4. Dewasa 16-20 x/mnt

PROSEDUR 1. Tentukan tujuan pengukuran


2. Kaji faktor yang mempengaruhi fungsi respirasi seperti usia,
latihan, suhu tubuh, status fisik dan psikologis. Posisi,
pengobatan, infeksi, prematuritas, diit dan kondisi
lingkungan termasuk tekanan darah.
3. Kaji adanya kondisi yang menggambarkan terjadinya
gangguan pernafasan seperti kelelahan, takut, pucat,
sianosis, menangis, lemah, nasofaring, dan retraksi dada.
4. Kaji data laboratorium dan monitor hal-hal yang berkaitan
dengan oksigenasi: darah lengkap, analisa gas darah, nadi
oksimetri.
5. Jelaskan prosedur pada anak dan keluarga.
6. Ajak anak untuk menyentuh dan bermain dengan stetoskop,

133
jika memungkinkan. Anak mungkin akan suka jika mencoba
mendengarkan pernafasan atau orang tua atau biarkan ia
mempraktekan pada boneka.
7. Atur posisi anak sehingga mudah mengobservasi irama
pernafasan.
8. Observasi dan dengarkan pernafasan secara lengkap selama
1 menit.
9. Sementara menghitung, perhatikan kedalaman dan observasi
pergerakan dinding dada. Secara objektif kaji kedalaman
dengan palpasi persimpangan dinding dada setelah
kecepatan dijumlahkan.
10. Catat irama siklus pernapasan.
11. Bantu klien merapikan pakaiannya.
12. Puji anak untuk kerja samanya
13. Evaluasi
a. Bandingkan pernafasan dengan baseline atau
kecepatan pernafasan yang normal pada kelompok
usia klien.
b. Laporkan kepada perawat atau dokter yang
bertanggung jawab, bila ada penyimpangan
14. dokumentasi
a. Catat kecepatan dan karakteristik pernafasan pada
Flow Seet tanda-tanda vital atau pada catatan
perawatan.
b. Nama dan paraf perawat

1. Unit Rawat Inap/Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD

134
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGHITUNG NADI BAYI/ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/70/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Loncatan aliran darah yang dapat diraba pada titik tubuh,
melalui perabaan pada nadi:
8. Arteri radialis pada pergelangan tangan
9. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
10. Arteri carotis pada leher
11. Arteri temporalis pada pelipis
12. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
13. Arteri dorsalis pedis pada kaki
Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)

TUJUAN 1. Mendapatkan data dasar pengukuran kecepatan dan irama


jantung
2. Mengevaluasi respon jantung terhadap berbagai obat/
pengobatan
Memeriksa aliran darah local pada ekstremitas
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
NADI NORMAL PADA INFANT DAN ANAK

USIA NADI (KALI/MENIT)

AKTIVITAS TIDUR

Newborn 100-180 80-160

1 minggu s/d 3 100-220 80-200


bulan

3 bulan s/d 2 80-150 70-120


tahun

2 tahun s/d 10 70-110 60-90


tahun

PROSEDUR 1. Tentukan tujuan pengukuran nadi


2. Kaji kembali factor-faktor yang dapat berpengaruh seperti
usia, jenis kelamin, kemampuan kardiovaskuler, aktivitas,

135
pola tidur, panas, kecemadan, menangis, stress, kondisi
penyakit, kegemukan, volume darah, status okxigenasi,
keseimbangan elektrolit dan perubahan posisi.
3. Kaji adanya tanda-tanda gangguan kardiovaskuler
4. Kaji kembali factor-faktor yang dapat menggangu posisi
melakukan pengukuran nadi seperti adanya gips, infuse,
luka, draine atau arterial line
5. Jelaskan tujuan pengukuran denyut nadi.
6. Rencanakan waktu untuk mengukur nadi saat anak sedang
tenang atau ketika sedang beraktivitas, jika mungkin. Jila
anak mendapat pengobatan khusus hal ini dapat
berpengaruh terhadap irama nadi (ex.Digoxin). lakukan
pemeriksaan sebelum obat diberikan.
7. Berikan posisi yang nyaman untuk anak
8. Tentukan tempat untuk mengukur nadi
9. Rencanakan aktivitas pengalihan perhatian seperti melihat
boneka/ mobil yang bergerak atau meminta orang tua
bercerita.
10. Biarkan anak menyentuh dan bermain dengan peralatan, jika
diinginkan.
11. Beri posisi yang nyaman untuk anak agar memudahkan
memilih lokasi nadi.
12. Setelah lokasi didapatkan, letakkan ujung jari tengah 2-3 jari
tengah sejajar dengan ujung jari di pergelangan tangan
13. Hitung nadi satu menit penuh, kaji frekuensi , irama,
volume dan elastisitas pembuluh darah
14. Jika pengukuran telah selesai berikan kembali posisi yang
nyaman untuk anak
15. Beri pujian untuk kerjasamanya.
16. Evaluasi
a. Dapatkan hasil pengukuran denyut nadi yang akurat
b. Identifikasi adanya denyut nadi yang abnormal dalam
irama, frekuensi atau karakteristiknya
17. Dokumentasi
a. Catat waktu , frekuensi, irama dan karakteristik denyut
nadi
b. Tuliskan perilaku klien, keadaan emosi, dan factor lain
yang mempengaruhi sebelum dan selama pengukuran
nadi (termasuk rangsangan verbal)
c. Nama dan paraf perawat

1. Unit Rawat Inap/Jalan


UNIT TERKAIT 2. IGD

136
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMASANG PIPA LAMBUNG PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/71/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Selang yang dimasukkan ke dalam lambung dapat melalui
hidungatau mulut.

TUJUAN 1. Menghilangkan distensi abdomen dengan menggerakkan


cairan dan gas dari gastrointestinal bagian atas
(dekompensasi).
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, makanan cairan dan obat-
obatan secara langsung ke gastrointestinal
3. Mengalirkan atau membilas
4. Mengambil cairan lambung untuk pemeriksaan diagnostic.
5. Mengurangi nausea atau vomitus.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tujuan pemasangan NGT. Periksa ulang instruksi dari
dan tujuannya.
2. Kaji usia anak, berat badan dan ukuran.
3. Tentukan kemampuan masing-masing cuping hidung.
a. Anak-anak kecil atau bayi, rasakan udara yang keluar
dari masing-masing lubang hidung dengan ujung-ujung
jari di dekat cuping hidung dengan menutup salah satu
cuping hidung dan merasakan hembusan udara
(bergantian).
b. Anak-anak lebih besar, anjurkan anak untuk bernafas
melalui salah satu cuping hidung yang lain tertutup.
Ulangi pada cuping hidung yang satunya.
4. Kaji kebutuhan dan masalah anak serta keluarga tentang
prosedur.
a. Pengalaman sebelumnya/yang lalu
b. Kemampuan mengikuti instruksi
c. Ketakutan kecemasan
d. Kebutuhan untuk restrain
5. Kaji kemungkinan awal atau kontraindikasi dari prosedur,
misalnya:
a. Trauma atau operasi gastroesophangeal
b. Fraktur hidung atau wajah
c. Operasi korektif atau perbaikan nasophangeal.
d. Gangguan structural

137
e. Fraktur tulang basal
f. Septum miring
g. Endotracheal tube
6. Jelaskan tujuan pemasangan NGT
7. Jelaskan tiap tahap prosedur pada klien dan keluarga
8. Jelaskan partisipasi kllien selama pemasangan NGT a.l:
a. Posisi kepala
b. Tarik nafas dalam bila ingin muntah
c. Melakukan gerakan menelan untuk membantu pipa
masuk ke dalam esophagus
d. Bila merasa tidak nyaman, beri kode dengan
menunjukkan jari.
9. Perhatikan keamanan IMPLEMENTASI prosedur (lihat di
prosedur keamanan) k/p siapkan asisten.
10. Tutup tabir di lingkungan klien
11. Atur posisi tidur klien (supine/semifowler).
12. Mencuci tangan
13. Menggunakan sarung tangan bersih.
14. Meletakkan handuk/popok melintang di atas dada klien
15. Dekatkan piala ginjal dan Tissue
16. Anjurkan klien untuk rileks, lalu periksa nostril dan
tentukan nostril yang paling tepat
17. K/p menganjurkan klien menghembuskan napas melalui
nostril secara bergantian.
18. Mengukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan:
a. Bayi : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
pertengahan prosessus Xypoideus dan umbilicus
b. Anak : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
prosessus Xypoideus
c. Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus
dimasukkan.
19. Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat.
20. Pegang kepala dengan cara :
a. Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari lain
dilebarkan (tanpa hiperekstensi)
b. Anak : minta untuk hiperflexi leher, bernafas malalui
mulut.
21. Memasukkan pipa lambung melalui mulut atau nostril.
a. Pipa langsung masuk menuju belakang tenggorokan.
b. Posisikan kepala hiperflexi/hidung mengarah ke atas
(NB : klien dianjurkan nafas dalam)
c. Bila ada tahanan berhenti sejenak dan menganjurkan
anak tarik nafas. Lanjtkan setelah anak rileks.
d. K/p sejalan dengan masukknya pipa anjurkan klien
menelan atau beri minum air dengan sendok/sedotan
e. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
anjurkan posisi kepala fleksi
22. Perhatikan respon klien (adanya reflex vagal rasa sakit/ ada
tahanan, sianosis)
23. Bila klien batuk-batuk, tarik sedikit pipa dan hentikan
sejenak memasukkan pipa lambung serta klien dianjurkan
nafas dalam.
138
24. Gunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa lambung.
25. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung.
a. Pasang spuit 10 cc tarik plunger dan rasakan tarikan
negative. Aspirasi caitan lambung. k/p lakukan tes pH.
b. Jika ada cairan lambung yang normal masukkan kembali
isi lambung
c. Memasukkan udara 1-5 cc dan auskultasi dengan
stethoscope pada Quadran atas/ regio epigastrik
26. Menambatkan NGT dengan plester di atas bibir dan pipa.
27. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan
dengan kantong penampung
28. Melepaskan sarung tangan
29. Merapikan klien, dan memberikan posisi nyaman serta
pujian
a. Bayi : digendong atau dielus kepalanya
b. Anak : peluk atau diusap-usap.
c. Membereskan/ mengembalikan alat-alat dan mencuci
tangan.
30. Evaluasi
Respon klien pemasangan NGT
18. Dokumentasi
a. Tanggal , waktu, da respon klien selama pemasangan
NGT serta cara yang telah dilakukan untuk memastikan
posisi NGT tepat.
b. K/p ukur catat panjang pipa lambung yang tersisa ( dari
mulut atau hidung sampai ujung distal)
c. Catat adanya perdarahan hidung atau mulut
d. Catat kerjasama yang dilakukan klien dan keluarga.
e. Nama dan paraf perawat

1. Unit Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. IGD

139
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG/
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 NASO GASTRIC TUBE (NGT) PADA BAYI/ANAK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/72/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi/anak (sebagai
kebutuhan dasar yang penting) yang diberikan melalui pipa
lambung (sonde) karena bayi/anak memiliki masalah dalam
saluran pencernaan terutama proses absorbsi dan masalah
dalam mencukupi intake makanan

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan kalori untuk pertumbuhan


2. Membantu proses absorbsi memadai.
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek kembali program medic :
a. Jenis dan jumlah susu
b. Frekuensi dan cara pemberian
2. Kaji usia dan berat badan klien
3. Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang pemberian
makanan melalui NGT.
a. Toleransi terhadap makanan sebelumnya seperti adanya
muntah, sendawa
b. Alergi makanan seperti telur, susu
c. Kondisi kinis yang menyertai
4. Kaji adanya masalah gastrointestinal :
a. Abdomen membesar
b. Bising usus meningkat
c. Perubahan warna cairan lambung atau peningkatan
jumlah cairan sebelumnya pemberian makanan/susu,
perubahan bentuk feses.
5. Kaji adanya obat yang harus diberikan sebelum atau
sesudah makan.
6. Jelaskan tujuan pemberian makanan melalui pipa NGT
7. Atur posisi tidur bayi/anak :semifowler/prone/miring
8. Perhatikan aktivitas (tangan) bayi/anak
9. Mencuci tangan
10. Menghangatkan susu sampai sesuai suhu ruangan
11. Memberikan posisi supine/miring kekanan dengan kepala
dan dada lebih tinggi.
12. Bayi : gunakan lipatan popok /selimut dan tempatkan

140
dibawah kepala da bahu

Anak kecil : Pakai bantal kecil


Anak Besar : tinggikan bagian kepala tempat tidur
13. K/p memasang”empeng”pada bayi selama pemberian susu
14. Letakkan alas dibawah selang NGT
15. Kaji kepatenan posisi NGT
a. Aspirasi isi residu, bila jumlahnya lebih dari ¼ jumlah
cairan sebelumnya masukkan kembali dan tunda ½ -1
jam
b. Bila residu yang keluar sedikit masukkan kembali
c. Kaji karakteristik cairan yang keluar
d. Masukkan 2 -5 cc udara kedalam NGT dan auskultasi
suara di regio epigastrik
16. Melepaskan plunger dari spuit
17. Klem pipa NGT dan menghubungkan pipa NGT dengan
spuit 5 cc atau 10cc
18. Menuangkan susu dalam spuit perlahan (k/p pada awal
aliran, memberikan tekanan sedikit dengan plunger ).
19. Mengatur kecepatan aliran
a. Bayi : 5 cc tiap 5-10 menit
b. Anak : 10cc / menit
20. Mengajak bayi berbicara/ bercerita
21. Membilas dengan air 5-15 cc
22. Klem pipa NGT dan melepaskan spuit dari selang
23. Kemudian menutup segera pipa NGT.
24. Merendam spuit dalam gelas berisi air hangat
25. K/p . memepuk-nepuk pungungg bayi sampai sendawa
26. Memberikan posisi miring ke kanan selama 1 jam
27. Membereskan/mengembalikan alat-alat
28. Mencuci tangan
29. Evaluasi
Respon klien selama pemberian makanan :
a. Pemberian makanan dan cairan yang adekuat
b. Ada/tidak komplikasi
c. Ekspresi ketidaknyamanan bayi/anak
d. Ekspresi keluarga dan klien (personal social dan
perasaan positif)
30. Dokumentasi
a. Catat jumlah , jenis, dan waktu pemberian makanan/
susu
b. Catat jumlah dan jenis cairan lambung/isi residu
c. Catat adanya emesis, distensi, dan/ atau diare.
d. Catat posisi pipa setelah pemberian sonde (tertutup atau
terbuka)
e. Nama dan paraf perawat

1. Unit Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. IGD

141
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN TERAPI
Batam 29441 NEBULIZER PADA ANAK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/73/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan salah satu tindakan pemeliharaan pada system
pernafasan dalam upaya hygiene bronchial dengan pembersihan
secret, pelembaban udara, inspirasi dan pemberian terapi

TUJUAN Pembersihan secret, pelembaban udara, inspirasi dan pemberian


terapi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji status pernafasan anak sebelum dan setelah pengobatan:
1) Auskultasi suara nafas:
a. Wheezing
b. Crackles
c. Suara sengau
d. pernafasan bronchial
e. Ngorok
f. Dengkuran
2) Observasi tanda-tanda respiratory disress
a. Tachipnea
b. Dyspnea
c. Nasal flaring
d. Pengukuran otot-otot dada
e. Stridor pernafasan cyennestokes
f. Cyanosis
g. Retraksi intrercostal
h. Meningkatkan batuk
3) Observasi sputum
a. Konsistensi
b. Warna
c. Bau
2. Kaji usia, berat badan dan tinggi badan, perkembangan serta
kemampuan anak untuk beradaptasi.
3. Kaji kembali riwayat kesehatan, apakah ada karena efek
obat:
1). Lihat adanya alergi terhadap pengobatan
2). Side efek yang ditimbulkan
4. Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang nebulizer
5. Kaji kemampuan anak untuk menggunakan aerosol therapy

142
6. Jika anak menggunakan nebulizer di rumah, pastikan bahwa
keluarga menggunakannya dengan baik.
7. Cek kembali pesanan dokter untuk menentukan dosis dan
kombinasi pengobatan
8. Kaji kembali identitas anak sesuai dengan kardex
9. Informasikan pada anak dan keluarga kapan obat akan
diberikan, gunakan waktu ini untk memberikan informasi
yang diperlukan atau menjawab bila ada pertanyaan dari
keluarga.
a. Diskusikan pemakaian alat
b. Diskusikan side efek pengobatan.
c. Kaji pengalaman anak terhadap rasa tidak nyaman.
d. Jelaskan dan demonstrasikan cara membersihkan dan
merawat alat nebulizer.
10. Sebelum tindakan lakukan tindakan keperawatan yang
kemungkinan berhubungan dengan terapi. Misalnya : nadi
dan tekanan darah.
11. Siapkan pengobatan:
a. Mencuci tangan
b. Yakinkan power pada posisi off
c. Masukkan obat dalam nebulizer
d. Sambung nebulizer dengan listrik
e. Menghidupkan nebulizer dan cek out flow apakah timbul
uap (embun)
f. Pasang masker di atas mulut hidung
g. Anjurkan anak duduk dan menghisap dalam dan lambat,
kemudian menghembuskannya dalam hitungan 10 detik.
h. Anak dapat bernafas dengan menggunakan masker.
12. Matikan compressor dan cabut dari aliran listrik.
13. Anjurkan klien untuk batuk efektif
14. Bereskan peralatan dan rapikan klien.
15. Beri reinforcement positif pada anak.
16. Evaluasi
a. Kondisi anak setelah pemberian terapi nebulizer
b. Auskultasi suara nafas
c. Anak dan keluarga dapat mendemonstrasikan pemakaian
nebulizer dengan benar.
17. Dokumentasi
Catat dan observasi adanya distress pernafasan,
kemampuan anak dan keluarga menggunakan nebulizer,
respon anak terhadap pengobatan

1. Unit Rawat Jalan/ Inap


UNIT TERKAIT 2. IGD

143
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN CATETER URINE PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/74/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemasangan cateter urine yaitu pemasangan selang (berupa
latex silastic atau po-lyethylene) melalui urethra kedalam
kandung kemih. Pemasanga cateter pada klien pediatrik
memerlukan perhatian khusus secara anatomik dan
perkembangan kognifif anak.

TUJUAN 1. Memberikan aliran urine yang continues pada anak yang


tidak mempu mengontrol pengosongan urine, seperti anak
yang coma, neurogenic bladder, congenital anomaly,
injury/spinal cord.
2. Memonitor pengeluaran urine secara ketat pada penyakit
dengan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Mengkaji usia, ukuran/besarnya anak dan tahapan
perkembangan
2. Mengkaji pemahaman keluarga tentang kebutuhan akan
catherisasi dan prosedur IMPLEMENTASInya
3. Mengkaji medical record anak, alergi,insrtuksi dokter,
alasan pemasangan cateter, waktu pemasangan dan jumlah
urine output terakhir.
4. Tentukan apakah prosedur akan dilakukan diruang
anak/klien atau diruang tindakan
5. Jelaskan alasan dan prosedur pemasangan cateter. Gunakan
istilah yang singkat dan jelas, gunakan gambar yang
sederhana sesuai dengan perkembangan anak. Berikan
penjelasan yang jujur dan intonasi suara yang positif
6. Bila restraint diperlukan, persilahkan assistant hadir pada
awal prosedur dilengkapi.
7. Susun dan letakkan perlengkapan pada meja tindakan,
jangan dibuka perlengkapan steril pada saat ini.
8. Turunkan pagar tempat tidur dan naikkan tempat tidur pada
posisi tinggi yang nyaman pada IMPLEMENTASI
prosedur.
9. Berikan tempat yang privacy
10. Letakkan perlak diatas tempat tidur anak

144
11. Memberi posisi anak :
a. Anak wanita : berbaring supine dan asistant dapat
memegang kaki anak dalam posisi fleksi pada paha dan
lutut.
b. Anak pria : posisi berbaring supine
12. Bersihkan daerah perineal dengan sabun dan bilas dengan
air bersih dan keringkan
13. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur anak, bukan
pada pagar tempat tidur
14. Berikan pencahayaan yang cukup selama prosedur
15. Buka set cateter dan jaga area sekitarnya steril
16. Gunakan sarung tangan steril dan susun alat-alat. Bila perlu
tes balon pada cateter tetap, denga memasukkan aquades
dengan jumlah yang diperlukan (tertulis dalam selang
cateter). Lalu tarik kembali cairan dalam balon tersebut.
17. Tempatkan kain diatas perlak, selipkan dibawah bokong
supaya tidak mengkontaminasi sarung tanggan. Tempatkan
kain berlubang diatas perineum dengan celah tepat dilabia
atau diatas penis.
18. Siapkan meatus uretra :
a. Perempuan : buka labia dengan tanggan yang tidak
dominan sampai meatus terlihat, pertahankan posisi
tersebut sampai cateter masuk. Dengan kapas dan
sabun antiseptik bilas labia dengan cara menekan
kebawah (dari atas ke bawah-dari uretra ke vagina)
dari tepi kiri kemudian kanan dan tengah dengan sekali
usap untuk tiap-tiap kapas.
b. Laki-laki : dengan tangan yang tidak dominan, pegang
penis hanya bagian bawah glans (tarik preputiumnya
apabia anak belum disunat), pertahankan posisi tersebut
sampai cateter masuk. Hati-hati kesterilan tetap dijaga.
Dengan kapas dan sabun anti septik bersihkan meatus
dari tengah keperifer dengan garis memutar dan sekali
usap untuk setiap kapas.
19. Pegang kateter dengan tangan yang dominan, 2-3 cm dari
ujung dan beri xylocain jelly. Tempatkan bagian bawah
kateter dipiala ginjal steril.
20. Masukkan kateter :
a. Perempuan : arahkan sedikat kearah dinding uretra,
masukkan ujung kateter melalui meatus 1-2 cm atau
sampai urine keluar, masukkan sedikit lagi 1/2 -1 cm
b. Laki-laki : pegang penis dengan sudut 90º dan
masukkan kateter 2-3 cm atau sampai urine keluar
21. Tampung urine dalam piala ginjal kemudian beri
kesempatan untuk mengosongkan vesika urinaria
22. Masukkan aquadest sejumlah yang dibutuhkan, hati-hati
jangan terlalu keras memompa dan observasi adanya nyeri
saat dipompa. Jika ada nyeri, kepiskan balon, sedikit
masukkan kateter dan kembali pompa
23. Tarik perlahan kateter sementara tersebut, rasakan tahanan
pada lumen atau pompa balon dari selang kateter

145
24. Hubungkan kateter dengan urine bag, yakinkan urine bag
berada dibawah vesika urinaria dan selang urine bag tidak
kaku
25. Fiksasi selang kateter dipaha dalam atau abdomen (laki-
laki)dengan plester, ikat cukup kencang untuk mencegah
tekanan pada kateter dengan posisi kaki extensi
a. Jepit dengan teliti selang urine bag di bagian bawah
tempat tidur
b. k/p restrain tangan anak untuk melindungi trauma uretra
akibat tarikan pada kateter
c. Beri pujian pada anak atas kerjasamanya
26. Evaluasi
a. Apakah tampak adanya distensi v.u atau retensi urine
b. Tidak terjadi obstruksi aliran urine
c. Tidak terjadi UTI akibat kateterisasi
27. Dokumentasi
a. Prosedur IMPLEMENTASI, kondisi perineum dan
meatus uretra
 Waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau dan jumlah
urine
b. Reaksi anak pada saat pemasangan urine kateter

1. Unit Rawat Jalan/ Inap


UNIT TERKAIT 2. IGD

146
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMBERIAN HUKNAH/LAVAMENT PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/75/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu prosedur memasukan cairan melalui kanul rektal dari
rektum ke kolon sigmoid

TUJUAN 1. Membersihkan isi usus untuk mendapatkan gambaran yang


jelas pada pemerikasaan/ garing prosedur diagnostik
tertentu
2. Mengurangi jumlah baktei dan flora khusus dan
membersihkan isi usus yang dapat menebabkan infeksi
(pada kondis paska operasi), akibat keluarnya feses dan
masuk kedalam peritonium selama operasai
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji usia , ukuran tubuh dan tingkat perkembangan anak
2. Kaji bising usus, ketegangan dan adanya nyeri abdomen
(perut)
3. Kaji kembali catatan medik bayi/anak tentang tujuan
hukna, kondisi yang mempengaruhi keadaan keseimpangan
cairan dan elektrolit serta tanda-tanda vital.
4. Kaji tingkat pemahaman anak dan/atau keluarga tentang
alasan dilakukannya hukna
5. Informasikan secara singkat, jelas, sederhana (sesuai
tingkat perkembangan anak) alasan hukna dan prosedur
yasng akan dilakukan serta jelaskan adanya hubunga
lamanya menahan cairan dengan keberhasilan tujuan
tindakan
6. Siapkan buku-buku bacaan dan permainan yang sesuai
dengan usia untuk mengalihkan perhatian selama menahan
cairan
7. Informasi tentang adanya rasa mulas ketika cairan masuk
ke perut bayi/anak
8. Tempatkan peralatan dekat dengan tempat tidur
9. Perhatikan “privasi”bayi/anak
10. Memasang sarung tangan
11. Memasang pengalas/perlak dan popok dibawah bokong
bayi/anak
12. K/p minta bantuan untuk menahan gerakan anak
13. Mengatur posisianak/bayi

147
a. Bayi/toddler memberikan posisi terlentang
b. Anak yang lebih besar memberikan posisi sim;s dengan
kedua lutut flexi/dorsal recumbent
14. Melakukan hukna sesuai pesanan medik
15. Menghubungkan hukna irrigator dengan selang
penyambung dan kanul rektal
16. Mendekatkan piala ginjal di ujung kanul rectal
17. Mengolesi ujung kanul dengan pelumas
18. Menutup/menjepit selang dan menuangkan cairan isotonic
dalam tabung irigator
19. Mengeluarkan udara dalam selang dengan meninggikan
irigator
20. Memasukkan kanul ke dalam rektum secara perlahan
a. Bayi 2,5 cm
b. Toddler 5,0 cm
c. Pra-sekolah 5,0 cm
d. Sekolah 7,5 cm
e. Pertahankan kedalaman kanul rektal
21. Mengalirkan cairan secara perlahan (100cc/menit) dan
pertahankan kecepatan aliran
22. Mengatur posisi tabugn 30-46 cm diatas anus
23. Menutup aliran/ menjepit selang penyambung bila cairan
bersisa sedikit
24. Menarik kanul secra perlahan dan membersihkan anus
25. Menganjurkan anak tetap ditempat tidur dan berupaya
menahan cairan agar tidak segera keluar
26. menganjurkan anak buang air diatas pasusurungan/ duduk
dikloset kamar mandi sampai bab selesai
27. Pada anak besar
a. Menganjurkan anak supaya membersihkan daerah
bokong dengan air sabun
b. Bila anak tidak mampu dengan memakai sarung tangan
bantu dengan membersihkan daerah bokong
28. Merapikan bayi/anak dan peralatan yang digunakan
29. Memberikan pujian pada bayi/anak atas kerjasamanya
30. Evaluasi
a. Karakteristik feses yang keluar dan jumlahnya (sesuai
dengan alasan hukna)
b. Tanda-tanda vital : HR, pernafasan dan (k/p)tekanan
darah, tonus otot,berat badan dan jumlah urine serta
tingkat kesadaran bayi/anak.
c. Ketidaknyamanan anak selama prosedur berlangsung
31. Dokumentasi
a. Jenis dan volumr cairan
b. Suhu cairan
c. Ukuran kanul
d. Respon anak terhadap prosedur
e. Karakteristik feses yang keluar
Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT

148
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MEMBERIKAN OKSIGEN PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/76/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Oksigen adalah suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna dan tidak terlihat, mempunyai berat lebih rendah
dibandingkan udara. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen
pada klien untuk mengatasi hipoksia.

TUJUAN Untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat bagi jaringan


terutama otak dan jantung.
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji status pernafasan anak.
2. Kaji adanya riwayat medis sehubungan dengan status
pernafasan klien
3. Kaji kembali pesanan medik untuk konsentrasi oksigen
yang diperlukan.
4. Jelaskan tujuan tindakan.
5. Jelaskan kemungkinan adanya rasa tidak nyaman.
6. Jelaskan partisipasi klien selama tindakan dilakukan.
7. Beri posisi yang nyaman bagi klien, bila perlu pasang tabir
di sekeliling tempat tidur.
8. Mengontrol humidifier dan flow meter
9. Mengontrol apakah peralatan berfungsi.
10. Mencuci tangan.
11. Identifikasi kebutuhan klien untuk:
a. Jumlah liter oksigen yang diperlukan
b. Cara pemberiannya
c. Reaksi klien.
12. Cara pemberian nasal kanul:
a. Pastikan bahwa rongga hidung bebas dari mucus.
b. Pasang kanul secara tepat pada hidung, kemudian
fiksasi pada cuping hidung.
c. Sisa kanul fiksasi di dekat telinga sehingga posisi kanul
menjadi paten.
d. Beri posisi yang nyaman.
13. Cara pemberian masker:
a. Memasang slang masker pada perangkat oksigen.

149
b. Mengatur aliran oksigen sesuai yang diinginkan
c. Memasang masker pada wajah anak, tempatkan diatas
dagu, mulut dan hidung.
d. Pastikan bahwa posisi klien nyaman
14. Mengkaji respon klien setelah 15-30 menit pemberian
oksigen.
15. Memonitor peralatan setiap 2-4 jam.
16. K/p lakukan suction.
17. Evaluasi
a. Kebutuhan oksigenasi anak terpenhi.
b. Tidak terjadinya hypoxia dan hyperoxia.
c. Kecemasan anak akan pemberian terapi oksigen dapat
diminimalkan.
d. Anak toleransi terhadap prosedur
18. Dokumentasi
Catat:
a. Kapan pemberian oksigen dimulai, berapa
konsentrasinya.
b. Perubahan kondisi yang muncul pada anak selama terapi
dan setelah terapi.
c. Respon anak selama prosedur berlangsung.
d. Nama dan paraf perawat.
1. Unit Rawat Jalan/ Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD

150
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGHISAP LENDIR PADA ANAK
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/77/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu teknik untuk mempertahankan keutuhan jalan nafas
dengan cara memasukkan kateter kecil ke dalam saluran nafas
atas dengan tekanan negatif untuk mengeluarkan lendir.

TUJUAN 1. Mempertahankan keutuhan jalan nafas dengan


mengeluarkan lendir.
2. Mencegah aspirasi pulmonal terhadap cairan tubuh (darah
atau muntah
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji status pernaasan anak
2. Adanya obstruksi pada system pernafasan.
3. Pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur tindakan
4. Jelaskan tujuan tindakan.
5. Jelaskan tiap tahap prosedur dan kemungkinan adanya rasa
tidak nyaman.
6. Jelaskan partisippasi klien selama tindakan dilakukan.
7. Beri posisi yang nyaman bagi klien, bila perlu pasang tabir
disekeliling tempat tidur.
8. Mencuci tangan
9. Membantu klien posisi terlentang
10. Perawat memakai sarung tangan.
11. Menghubungkan kateter pengisap dengan slang penghisap.
12. Menghisap lendir dengan cara:
a. Menghidupkan alat suction.
b. Cek kembali tekanan suction.sesuaikan dengan usia
klien/anak.
c. Tuang 100 cc normal saline ke adalam kom untuk
melunakkan ujung slang dan mengontrol apakah alat
penghisap bekerja dengan baik dan mencegah trauma
pada mucosa.
d. Menjepit pangkal kateter dengan tangan kiri.
Memasukkan ujung kateter dengan tangan kanan ke
dalam mulut/hidung sampai kerongkongan selama 3”-
4”.

151
e. Jika anak sulit membuka mulut:
1) Bayi: dekap msndibula dan tekan kedua pipi
ketengah sambil mendemontrasikan mulut yang
terbuka.
2) Anak: minta anak untuk mengatakan “aaaa….”
Sambil perintahkan untuk membuka mulut.
g. Melepaskan jepitan dan penghisap lendir dengan
menarik serta memasukkan kateter dengan arah diputar.
Ulangi tindakan tersebut pada lubang hidung yang
lainnya dengan memperhatikan waktu 30”-60”diantara
suction.
h. Membilas kateter dengan air putih/NaCl 0,9% sampai
bersih.
i. Mengulangi prosedur diatas sampai jalan nafas bebas
dari lendir atau sampai nafas tidak berbunyi.
13. Prosedur dilakukan tidak lebih dari 3x berturut-turut.
14. Hentikan prosedur bila klien menolak atau menjadi
cyanosis.
15. Mematikan mesin dan melepas kateter dari alat penghisap,
kemudian memasukkan ke dalam kom berisi savlon.
16. Melepas sarung tangan
17. Beri rasa nyaman pada klien:
a. Bersihkan wajah dan hidung pasien dengan tisu atau
waslap.
b. Beri perawatan oral bila klien muntah
c. Beri posisi yang nyaman/menyenangkan.
d. Membereskan alat-alat.
e. Mencuci tangan.
18. Evaluasi
a. Kebersiahan nafas anak disertai oksigenasi yang
adekuat.
b. Tidak terjadi trauma pada mukosa jalan nafas.
19. Dokumentasi
a. Jumlah, warna, bau, serta konsistensi secret
b. Perubahan kondisi pernafasan anak.
c. Respon anak selama prosedur berlangsung
d. Nama dan paraf perawat.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. IGD

152
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN TEST RUMPLE LEED
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/78/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan penunjang untuk klien dengan DHF ( dengue
Hemoragic fever) dengan cara menetapkan tekanan darah klien
sebelumnya
TUJUAN 1. Membantu memberikan pedoman untuk diagnosis DHF
secara dini.
2. Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang sering terjadi
seperti : petekie.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek kembali program medic
2. Kaji TTV pada medical record klien
3. Cek hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap
(terutama Hb, Ht, leukosit dan trombosit).
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
5. Mencuci tangan
6. Klien dalam posisi baring terlentang
7. Mengukur tekanan darah klien
8. Menghitung batas tekanan yang akan dipertahankan (MAP)
9. 1 sistole + 2 distole = mmHg
3
10. Memompa kembali manset pada batas x mmHg dan
mempertahakan selama 5 menit.
11. Menurunkan tekanan secara perlahan-lahan dan membuka
manset.
12. Perhatikan timbulnya petekia pada kulit dibawah lengan
bawah bagian medial pada sepertiga proximal.
13. Membaca hasil tes : positif / negative ( Uji dinyatakan
positif apabila pada 1 inci persegi (2,8 x 2,8 cm) didapat
Merapihkan klien
14. lebih dari 20 petekia).
15. Evaluasi
a. Perhatikan adanya petekie setelah dilakukan test.
b. Observasi tanda-tanda vital.
c. Kaji tanda-tanda perdarahan

153
16. Dokumentasi
Catat :
a. Tanggal dan waktu test dilakukan
b. Hasil tes ( positif atau negative).

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan


2. IGD

154
MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II CT SCAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/79/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Meneliti tengkorak atau medulla spinalis lapis demi lapis
dengan menggunakan x-rays; computer menggunakan
informasi yang diperoleh untuk menyusun gambar dari struktur
internal otak; kadang-kadang pemeriksaan ini menggunakan
medium contrast.

TUJUAN 1. Untuk mendeteksi lesi pada intracranial dan medulla spinalis


2. Monitor dampak dari operasi atau terapi.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek program medik.
2. Pastikan bahwa klien tidak menggunakan jepit rambut.
3. Cek riwayat alergi iodine bila menggunakan medium
contrast
4. Beri gambaran ketika dilakukan scanner
5. Anjurkan klien untuk tetap berbaring selama prosedur
pememeriksaan
a. Kaji kelengkapan administrasi.
6. Kaji kesiapan klien untuk prosedur pemeriksaan.
7. Mengantar klien kebagian CT scan eriksaan.
8. Evaluasi
Kaji respon klien terhadap pemeriksaan terutama bila
mendapatkan zat kontras
9. Dokumentasi
Catat :
1. Waktu dilakukan tindakan.
2. Respon klien terhadap prosedur tindakan.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

155
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN DENGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
LUMBAL PUNKSI
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/80/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan spinal needle pada sub arachnoid space diantara
vertebra lumbalis 3 dan 4 atau lumbal 4 dan 5 atau pada
systerna magna (jarang dilakukan ) untuk mengambil
cerebrospinal fluid (CSF)

TUJUAN 1. Mengukur tekanan pada ruang sub arachnoid dengan


menggunakan manometer
2. Memperoleh LCS/CSF untuk pemeriksaan
3. Untuk menentukan adanya darah dalam cairan cerebro
spinalis.
4. Memeriksa hambatan pada spinal yang disebabkan oleh
lesi pada medulla spinalis
5. Memasukkan zat contras atau udara guna pemeriksaan
diagnostic
6. Melakukan spinal anestesi
7. Memasukkan obat
8. Pada kondisi tertentu dapat sedikit menurunkan tekanan
intra cranial
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek kembali program medik
2. Periksa catatan medic untuk menilai adanya kontra
indikasi seperti peningkatan tekanan infracranial atau
gangguan degenerasi sendi
3. Kaji pengetahuan dan respon klien mengenai prosedur.
4. Kaji tingkat kooperatif klien untuk mempertahankan
posisinya dengan tidak banyak melakukan gerakan
5. Kaji riwayat alergi terhadap obat-obat yang akan
digunakan untuk local anestesi atau obat yang akan
dimasukkan (‘Radiopaque dye’)
6. Pastikan adanya surat persetujuan
7. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
8. Kaji fleksibilitas musculoskeletal untuk melakukan fetal
posisi

156
9. Anjurkan klien mengosongkan kandung kemih (b.a.k) dan
b.a.b sebelum dimulainya prosedur.
10. Pasang tabir disekitar tempat tidur klien
11. Atur fetal posisi
12. Mencuci tangan
13. Meletakkan perlak kecil dibawah bagian yang akan
dipunksi
14. Mendekatkan piala ginjal
15. Membuka set punksi lumbal dengan menggunakan
korentang steril
16. Mengunjukkan sarung tangan steril.
17. Membantu desinfeksi dengan mengunjukkan tuffer/kapas
lidi beserta betadin dan alcohol.
18. Membantu dalam lokasi anestesi :
a. Mengunjukkan spuit 3 – 5 cc
b. Menggunjukkan obat anestesi local (dokter memasang
duk/kain steril untuk melindungi area punksi).
19. Mengunjukkan spinal needle.
20. Menampung 1-2 tetes LCS kedalam tabung none dan
pandy
21. Membantu menegakkan manometer
22. Membantuk melakukan queckenstedt test
23. Menampung 2-3 tetes LCS dalam 2 botol steri
24. Menutup bekas punksi dengan band air atau kasa yang
telah diberikan betadin
b. 25. Segera mencuci tangan, khususnya bila anda membantu
klien istirahat prosedur.
c. 26. Anjurkan banyak minum bila tidak ada kontra indikasi.
d. 27. Membereskan alat-alat.
e. 28. Memberi etiket pada masing-masing botol steril.
f. 29. Mengirim bahan dan formulir kelaboratorium
g. 30. Evaluasi
a. Kaji keluhan klien.
b. Kaji cairan yang keluar melalui bekas punksi.
c. Kaji perubahan tingkat kesadaran, tanda-tanda vital dan
status pernafasan, reaksi pupil.
31. Evaluasi
a. Prosedur dilakukan tanggal, jam, dokter yang
melakukan dan toleransi klien terhadap prosedur.
b. Warna LCS dan pemeriksaan yang dilakukan.
c. Tanda-tanda vital sesudah pemeriksaan, kesadaran,
istirahat tempat tidur yang dianjurkan dan adakah
rembesan cairan pada bekas punksi.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

157
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MERAWAT KLIEN DENGAN WATER SEAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
DRAINAGE (WSD)
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/81/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan satu/lebih selang kedalam rongga dada/ thoraks,
difiksasi dengan jahitan pada dinding dada dan dihubungkan
dengan suatu unit drainage tertutup dengan atau tanpa suction.

TUJUAN 1. Mengeluarkan udara/cairan/darah dari rongga


dada/thoraks.
2. Mempertahankan tekanan negative paru-paru
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program mediK dan program keperawatan.
2. Kaji tanda vital, satusasi oksigen, suara nafas pada kedua
lapangan paru, pola nafas.
3. Kaji keluhan klien.
4. Kaji kepadanan system drainage.
5. Kaji pengetahuan klien tentang perawatan WSD.
6. Menjelaskan program perawatan yang akan dilakukan.
7. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan bersih.
8. Memasang tabir/skerm.
9. Membebaskan pakaian klien bagian atas.
10. Mengatur posisi klien :
a. Member posisi semi fowler/duduk
b. Menyokong dinding dada dekat pemasangan selang
c. Merubah posisi klien setiap 2jam
d. Menganjurkan klien batuk efektif dan nafas dalam
11. Mengobsevasi luka punksi dan sekitarnya:
a. Membuka dan melepaskan balutan dengan sangat hati-
hati, masukan kedalam kantong yang tersedia.
b. Mengamati kondisi luka apakah ada tanda-tanda infeksi.
c. Melakukan palpasi sekitar luka dan selang adanya
bengkak dan krepitasi.
d. Membuka set angkat jahitan, secara steril, memakai
sarung tangan steril dan merawat luka secara steril.
12. Memonitor kepatenan system drainage
a. Mengobservasi kepatenan fiksasi selang pada dada dan
pada botol WSD.

158
b. Memfiksasi selang dada pada alat tenun tempat tidur
dengan klem.
c. Mempertahankan level air pada waterseal sesuai
program masing-masing sisitem.
d. Memeriksa kebocoran udara dengan memonitor
gelembung-gelembung udara diruang water seal.
e. Memelihara/menjaga agar posisi selang dada/ system
drainage selalu lebih rendah daripada dada.
f. Mengangkat selang dada sesering mungkin untuk
mendrainage cairan ke dalam botol.
g. Memijat dan mengurut selang setiap 30 menit jika
cairan drain adalah darah.
h. Mengobservasi adanya bekuan darah pada selang darah,
bila ada segera diatasi
i. Mengobservasi adanya fluktuasi/undulasi dalam water
seal setiap kali klien bernafas Normal fluktuasi 2-4
detik(5 – 10cm).
j. Mengontrol lubang pipa udara apakah berfungsi baik.
k. Memasukkan bahwa 2 buah klem selalu tersedia
disamping tempat tidur klien.
13. Memantau cairan drainage.
Mengobservasi warna, konsistensi dan jumlah cairan drain,
setiap 1 jam sesudah operasi (24jam)/bila jumlah cairan
drain banyak. Beri tanda pada botol untuk setiap shift.
14. Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam secara
periodic.
15. Mengenjurkan klien untuk memberitahukan segera bila ada
kesulitan bernafas.
16. Melakukan kolaborasi medic bila kondisi klien menurun
(sianosis, pernafasan cepat dan sesak, empisema subkutan,
nyeri dada, perdarahan hebat.
Catatan :
1) System 1 botol :
a. Botol berfungsi sebagai water seal.
b. Pipa dalam botol terendam 2cm dibawah
permukaan air.
2) System 2 botol tanpa suction control :
a. Botol 1 sebagai penampung cairan drain.
b. Botol 2 sebagai water seal dengan pipa terendam
2cm dibawah permukaan air.
3) System 2 botol dengan suction control :
a. Botol 1 sebagai penampung dan water seal.
b. Botol 2 sebagai suction control, pipa udara
terendam sedalam 10 – 20 cm air.
4) System 3 botol :
a. Botol 1 sebagai penampung, botol 2 sebagai
water seal, botol 3 dihubungkan dengan suction
control.
b. Ukuran air dalam botol = sama dengan diatas.
c. Disposable water seal system = system 3 botol.

159
17. Melakukan asisten pencabutan selang WSD. Pencabutan
dilakukan oleh dokter, tindakan dilakukan secara steril.
a. Memberikan obat analgesic-30 menit sebelumnya(bila
diprogramkan)
b. Menganjurkan klien untuk duduk ditepi tempat tidur/
berbaring miring pada sisi yang sehat
c. Membuka set angkat jahitan
d. Dokter menklem selang WSD, balutan dibuka.
e. Dokter menganjurkan klien mengambil napas dalam
dan menahan nafas, sementara selang dicabut dan
segera ditutup dengan kassa vaselin/bethadine steril.
f. Memberi balutan tekan diatasnya
g. Kadang-kadang dokter menggunakan aagrave/jahitan
sebelum melakukan penekanan.
18. Merapikan klien dan peralatan.
19. Kaji pernafasan klien untuk melihat tanda distress
pernapasan dan nyeri dada.
20. Auskultasi paru klien dan observasi ekspansi paru.
21. Monitor tanda vital, hematokrit dan hemoglobin
22. Evaluasi
1) Evaluasi kemampuan klien menggunakan teknik latihan
napas dalam sambil terus mempertahankan kenyamanan
klien.
2) Monitor keberlangsungan (kelancaran) system yang
ditandai dengan pengurangan jumlah drainage, tidak
adanya kebocoran udara dan re-ekspansi
(pengembangan) total paru-paru.
3) Monitor saturasi oksigen klien
23. Dokumentasi
Deskripsikan :
a. Hasil pengkajian-observasi pada klien dan system
drainage.
b. Respon klien
c. Masalah dan intervensinya
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. IGD

160
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
BNO-IVP
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/82/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN BNO-IVP (Blass Nier Oversicht-Intavenous Pyelography)
BNO sering pula disebut Kidney Ureter Bladder (KUB).BNO-
IVP merupakan suatu pemeriksaan diagnostik dengan
menggunakan X-Ray dan diinjeksikan medium kontras secara
intravena untuk memvisualisasikan seluruh saluran urinari
mulai dari ginjal, ureter, dan kandung kemih.

TUJUAN 1. Melihat ukuran, strutur dan fungsi ginjal, ureter dan kandung
kemih dan mengidentifikasi adanya kelainan pada bentuk,
ukuran, dan fungsi ginjal.
2. Melihat lokasi batu, tumor, kiste, hidroneprosis,
pyelonephritis, renovascular hipertensi.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medik terhadap rencana pemeriksaan
2. Kaji riwayat alergi khususnya makanan laut, yodium atau
zat kontras. Bila ada riwayat terhadap iodium beri
prednison dan dipenhidramine sesuai instruksi dokter
selama 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah prosedur.
3. Periksa BUN darah. Jika BUN >40 mg/dl beritahu dokter.
4. Periksa kadar creatinine.
5. Catat tanda-tanda vital.
6. Lapor dokter bila klien pernah mendapat enama barium
atau pemeriksaan GI sebelumnya
7. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan dan pro
Meminta klien atau keluarga mengisi dan menandatangani
surat persetujuan pemeriksaan.
8. Buat perjanjian dengan unit radiologi.
9. Puasakan klien 8-12 jam sebelum pemeriksaan
10. Beri pencahar pada malam hari sebelum pemeriksaan dan
enema pada pagi hari menjelang pemeriksaan.
11. Koordinasi pada unit radiologi mengenai persiapan
pemeriksaan

161
12. Jelaskan pada klien tentang tujuan prosedur yang akan
dilakukan yaitu untuk melihat organ ginjal, ureter dan
kandung kemih.
13. Jelaskan pada klien bahwa kemerahan atau rasa terbakar
dan rasa asin atau logam akan terjadi selama atau setelah
zat kontras disuntikkan per IV.
14. Anjurkan pada klien untuk bertanya dan mengekspresikan
perasaannya.
15. Bawa klien ke unit radiologi dan beri posisi supine.
16. Anjurkan klien sebelum pemeriksaan ia harus
mengosongkan kandung kemih.
17. Klien baring terlentang di meja sinar x.dilakukan 3,5,10,15
dan 20 menit sesudah kontras disuntikkan.
18. Setelah diinjeksi, kaji tanda-tanda vital dan gejala
anaphylaxis seperti kegagalan nafas, shock dan TD turun.
Obat-obat dan alat-alat emergency disiapkan.
19. Setelah prosedur, kaji adanya keluhan kelemahan. Anjurkan
untuk bedrest dan ambulasi
20. Evaluasi
Kaji tanda-tanda vital.
21. Dokumentasi
Cacat prosedur pemeriksaan, tanggal, waktu dan respon
klien.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

162
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYIAPKAN KLIEN USG KANDUNG KEMIH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/83/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan diagnostik non invasif untuk
memvisualisasikan struktur jaringan kandung kemih dengan
menggunakan gelombang Doppler.
TUJUAN 3. Mendeteksi adanya kelainan pada organ kandung kemih
seperti massa, kiste, batu atau edema.
4. Mengukur jumlah urine dalam kandung kemih, mengukur
urine residu setelah berkemih
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pengetahuan klien tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Cek program medik dan rencana keperawatan klien.
3. Jelaskan prosedur
4. Membuat perjanjian dengan petugas bagian USG.
5. Jelaskan pada klien 2 jam sebelum pemeriksaan diberi
banyak minum dan diminta menahan BAK sampai
pemeriksaan selesai.
6. Membawa klien ke tempat pemeriksaan dengan kursi roda
atau kereta dorong sesuai kondisi klien.
7. Jelaskan pada klien posisi selama pemeriksaan adalah
supine.
8. Buka area suprapubik klien dan berikan gel ultrasonik
pada area yang akan diperiksa dan jelaskan pada klien
bahwa akan terasa dingin pada area abdomen.
9. Setelah selesai pemeriksaan bersihkan gel ultrasonik
dengan kapas alkohol.Kemudian antar kembali klien ke
ruangan
10. Evaluasi
a. Respon klien terhadap pelaksanaan prosedur.
b. Evaluasi pengetahuan klien tentang prosedur yang
dijalani
11. Dokumentasi
a. Tanggal,waktu pelaksanaan.
b. Respon klien.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap/Jalan
2. IGD

163
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
FOTO COLON
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/84/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Colon foto adalah serangkaian pemeriksaan x-ray dengan
menggunakan zat kontras seperti barium sulfat untuk
memvisualisasikan keadaan usus besar (colon). Pemeriksaan
ini seringkali disebut barium enema.

TUJUAN 1. Menilai adanya masalah yang klien dengan keluhan buang


air besar berdarah, pus atau ada mucus serta menilai
perubahan pola eliminasi(diare atau konstipasi).
2. Mendeteksi adanya tumor, divertikula, stenosis, inflamasi,
colitis ulserasi dan polip.
3. Menilai adanya malfungsi usus besar atau adanya kelainan
anatomi usus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medic mengenai rencana colon foto dan
persiapannya.
2. Kaji riwayat alergi pada klien terutama terhadap zat
kontras.
3. Kaji adanya keluhan nyeri, perdarahan atau mual.
4. Kaji warna, jumlah dan konsistensi faeces
5. Kaji adanya tanda-tanda perforasi usus.
6. Jelaskan tujuan, persiapan dan tindakan yang akan
dilakukan pada klien untuk pemeriksaan Colon foto.
7. Mintakan surat persetujuan tindakan Colon foto pada klien.
8. Berikan klien diet rendah serat sehari sebelum pemeriksaan.
9. Puasakan klien 8 – 12 jam sebelum pemeriksaan dan
anjurkan klien untuk tidak merokok.
10. Berikan laxantia sehari sebelum pemeriksaan atau sesuai
pesan medic.
11. Hentikan obat-obatan 8jam sebelum pemeriksaan kecuali
ada indikasi
12. Hentikan obat-obatan seperti golongan narkotika dan
anticholinergik 24jam sebelum pemeriksaan.
13. Berikan enema pada pagi hari sebelum pemeriksaan atau
sesuai program medic.
14. Jelaskan pada klien bahwa selama pemeriksaan akan
dipasang irrigator melalui anus untuk memasukkan barium

164
kedalam colon dan jelaskan pada klien bahwa akan
mengalami rasa tidak nyaman dan kedang-kadang kram
pada abdomen. Siapkan foto-foto x-ray terdahulu, status
dan kartu opname klien.
15. Antar klien keruang radiology untuk pemeriksaan dan
jelaskan pada klien lamanya pemeriksaan antara 1 – 2jam
16. Anjurkan klien menarik nafas dalam dan menahan sphincter
anus selama pemeriksaan.
17. Antar klien kembali keruangan
18. Berikan laxantia atau enema setelah pemeriksaan selesai.
19. Anjurkan klien minum air putih banyak kecuali bila ada
kontra indikasi.
20. Observasi tanda-tanda vital dan keluhan klien.
22. Evaluasi
a. Kaji keluhan klien selama dan sesudah pemeriksaan
colon foto
b. Kaji kemampuan defekasi klien
23. Dokumentasi
a. Tanda-tanda vital klien
b. Keluhan klien terhadap adanya rasa nyeri atau tidak
nyaman dank ram abdomen
c. Keadaan faeces : warna, konsistensi jumlah setelah
pemeriksaan.

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

165
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
GASTROSCOPY
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/85/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Gastroscopy adalah pemeriksaan terhadap, esophagus,
esophagus lambung dan duodenum dengan menggunakan alat
endoscope feberoptik yang fleksibel. Melalui endoskop dapat
juga dimasukkan forcep biopsy atau brush cytology untuk
pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan gastroscopy memerlukan
anestesi local dan dilakukan diruangan endoscopy.

Pemeriksaan gastrostcopy lebih akurat dari pada pemeriksaan


radiology karena dapat melihat secara langsung sumber
perdarahan, adanya lesi permukaan atau penyembuhan
jaringan.

TUJUAN 1. Melihat adanya sumber perdarahan, lesi pada permukaan


atau penyembuhan jaringan.
2. Menilai adanya perdarahan akut atau kronik, anemia
perniciosa, injury esophagus, massa, striktura, dyspagia,
nyeri substernal, nyeri epigastrik atau inflamsi pada
penyakit usus.
3. Mengambil jaringan sebagai bahan pemeriksaan cytology
atau biopsy.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Program mediK tentang rencana gastroscopy dan
persiapannya
2. Tekanan darah, denyut jantung, pernafasan Klien
3. Adanya riwayat sakit cardiovascular berat
4. Keadaan rongga mulut dan catat jumlah gigi yang hilang
atau adanya lesi pada mulut.
5. Jelaskan tujuan, persiapan dan tindakan yang akan
dilakukan klien untuk pemeriksaan gastroscopy
6. Mintakan surat persetujuan tindakan
7. Anjurkan klien untuk puasa 8 – 12 jam sebelum
pemeriksaan.
8. Lepaskan gigi palsu dan perhiasan klien.

166
9. Jelaskan pada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin
akan dingin dan gelap serta klien tidak dapat berbicara
selama pemeriksaan gastroscopy.
10. Antar klien keruang endoscopy.
11. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan
1) selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar.
2) Pemberian anastesi local spray pada pharing posterior.
3) Pemberian sedative, opiat atau tranquilezer.
4) Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent
kekiri.
5) Endoskop akan masuk melalui esophagus keduodenum.
6) Selama pemeriksaan akan dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan pulse
oksimetri.
7) Jika diperlukan akan ada pemeriksaan bahan
laboratorium.
12. Anjurkan klien untuk menarik nafas panjang selama pemeri
Antar klien kembali keruangan
13. Monitor tanda-tanda vital klien.
14. Monitor tanda-tanda adanya perdarahan atau perforasi.
15. Setelah pemeriksaan anjurkan klien tidur pada posisi sims
sampai sedasi dan local anestesi berkurangi
16. Puasakan klien 1-2 jam setelah pemeriksaan atau sampai
gag reflex kembali normal.
17. Evaluasi
1) Monitor apakah gag reflek sudah kembali dengan
menilai reflex menelan.
2) Kaji keluhan klien selama dan sesudah tindakan
gastroscopy.
3) Kaji apakah ada perdarahan selama dan sesudah
gastroscopy.
4) Kaji tanda-tanda vital klien.
5) Kaji gag reflek klien.
18. Dokumentasi
Catat :
1) Keluhan klien apakah ada nyeri dan perdarahan
2) Tanda-tanda vital klien.
3) Kemampuan menelan atau gag reflek klien.

UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap/Jalan

167
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN UNTUK
Telp.0778-457357 PEMERIKSAAN COLONOSCOPY
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/86/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan colon dengan menggunakan alat endoscope
fiberoptik yang fleksibel.

TUJUAN  Menilai adanya lesi pada usus besar seperti tumor, massa,
polip dan inflamasi jaringan serta mendeteksi adanya
perdarahan pada usus bagian bawah, diverticulitis, dan
diare
 Dapat digunakan sebagai pengobatan perdarahan usus atau
striktura.
 Mendapatkan bahan pemeriksaan biopsy jaringan atau
polip sebagai screening dan tindakan lanjut pada klien
dengan resiko tinggi Ca colon.
 Mengangkat polip.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Program medic tentang rencana colonos copy dan
persiapannya.
2. Tanda-tanda vital klien terutama tekanan darah dan
pernafasan.
3. Adanya pemeriksaan laboratorium:Hemoglobin,
hematokrit, PT, PTT dan masa pembekuan darah
4. Status hydrasi klien (intake-output cairan).
5. Jelaskan tujuan, persiapan dan tindakan yang akan
dilakukan klien untuk pemeriksaan Colonoscopy.
6. Mintakan surat persetujuan tindakan
7. Berikan diet cair 24-72jam sebelum pemeriksaan
8. Berikan laxantia, dapat dengan cara: laxantia diberikan 2
malam sebelum pemeriksaan, kemudian pada pagi hari
diberikan lavamen sempai dengan cairan jerniah. Cara lain
adalah dengan memberikan cairan lavage elektrolit(golytely
atau colyte).
9. Puasakan klien 8 – 12 sebelum pemeriksaan.
10. Antar klien keruang endoscopy.
11. Jelaskan pada klien prosedur yang dilakukan selama
pemeriksaan

168
a. Alat akan dimasukkan kedalam rectum
b. Klien akan mengalami rasa tidak nyaman ketika udara
dimasukkan kedalam anus untuk membuka colon.
12. Jika diperlukan akan dilakukan pengambilan jaringan
Berikan sedative/tranquilizer atau sesuai pesan medic
sebelum pemeriksaan.
13. Berikan posisi tidur miring kekiri dengan lutut ditekuk
selama endoscope masuk melalui usus.
14. Anjurkan klien menarik nafas panjang dan dalam selama
colonoscope dimasukkan.
15. Antar klien kekembali keruangan.
16. Anjurkan klien untuk istirahat tirah baring selama 2 – 6 jam
setelah pemeriksaan.
19. Evaluasi
Kaji :
a. Adanya tanda-tanda perforasi usus (malaise,
perdarahan rectal, nyeri abdomen, distensi, demam dan
cairan yang mukopurulen).
b. Tanda-tanda vital klien
c. Kecemasan klien.
20. Dokumentasi
Catat :
a. Keluhan klien selama dan sesudah pemeriksaan.
b. Adanya tanda-tanda perforasi usus
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

169
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG PIPA LAMBUNG
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 (NASO GASTRIC TUBE= NGT)
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/87/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukan pipa melalui hidung

TUJUAN 1. Dekompresi lambung dan duodenum untuk mengeluarkan


cairan dan gas ( pada klien yang puasa; post operasi besar)
2. Pemberian makanan cair dan pengobatan kelambung (
klien yang tidak mampu menelan ; disfagia, kesadaran
menurun)
3. Kompresi : memberi tekanan internal dengan
menggunakan balloon untuk mencegah perdarahan
gastrointestinal,
4. Lavage ( bilas lambung) untuk membersihkan lambung
untuk operasi lambung, mengurangi perdarahan aktif
dilambung, tindakan darurat untuk keracunan)
5. Aspirasi cairan lambung untuk pemeriksaan laboratorium.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek kembali program medik
2. Kaji riwayat perdarahan hidung, deviasi septum, operasi
hidung
3. Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT
4. Kaji kesediaan klien untuk dilakukan prosedur
5. Kaji kepatenan lubang hidung dengan menganjurkan klien
relaks dan bernapas menggunakan 1 lubang hidung secara
bergantian
6. Auskultasi peristaltik usus dan palpasi abdomen
7. Kaji kemampuan menelan klien dengan menggunakan
spatel untuk menyentuh uvula
8. Kaji status mental klien
9. Memberitahu tujuan pemasangan NGT dan partisipasi
klien selama pemasangan NGT:

170
1. Posisi kepala extensi lalu flexi
2. Napas dalam bila ingin muntah
3. Menelan untuk membantu pipa masuk kedalam esophagus
4. Bila merasa tidak nyaman beri kode dengan menunjukkan
jari
10. Menutup tabir dilingkungan klien
11. Mengatur posisi tidur ( posisi fowler tinggi)
12. Mencuci tangan
13. Gunakan sarung tangan bersih
14. Letakkan handuk melintang diatas dada
15. Dekatkan piala ginjal dan tissue pada klien
16. Siapkan plester perekat untuk fiksasi
17. Mengukur panjang pipa lambung yang akan dimasukan (
dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke prosesus
xifoideus)
18. Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus
dimasukkan.
19. Melumasi pipa lambung sepanjang 7.5-10cm
20. Instruksikan posisi kepala ekstensi, bila pipa sudah masuk
sampai dengan oropharynx anjurkan posisi kepala fleksi.
21. Kaji kedudukan NGT di mulut dan tenggorokan dengan
menggunakan senter dan spatel.
22. Lanjutkan memasukkan pipa lambung dengan
menganjurkan minuman dengan sedotan( bila tidak ada
kontraindikasi) sempai batas yang telah ditentukan.
23. Bila klien batuk-batuk, hentikan pemasangan dan anjurkan
napas dalam. Setelah klien relaks, lanjutkan memasukkan
pipa lambung.
24. Fiksasi sementara dengan plester
25. Lakukan tes dengan cara:
a. Menghisap cairan lambung
b. K/p periksa dengan kertas pH untuk menentukan
keasaman isi lambung
c. Memasukan udara 5-10 cc dan diauskultasi pada perut
sebelah kiri kuadran atas. pada perut sebelah kiri
kuadran atas
* Memasukan ujung pipa lambung kedalam gelas berisi
yang air TIDAK DIANJURKAN karena dapat
menyebabkan aspirasi.Adanya gelembung udara pada
permukaan air tidak menjamin bahwa posisi NGT
tepat.
26. Kaji warna cairan lambung yang keluar melalui NGT
27. Fiksasi pipa lambung pada hidung dengan plseter
28. Tutup pipa lambung dengan spuit atau kantong penampung
29. Lepaskan sarung tangan, rapikan klien dan bereskan serta
kembalikan alat-alat ketempat semula
30. Cuci tangan
21. Evaluasi
Kaji : Respon klien terhadap pemasangan NGT :
a. Reflex muntah yang terus-menerus (persistent gagging)

171
b. Mendadak mengalami batuk-batuk (paroxysmal Of
Coughing)
c. Kaji karakteristik cairan lambung (warna, jumlah)
22. Dokumentasi
a. Jenis dan ukuran NGT
b. Panjang NGT yang dimasukkan
c. Lubang hidung mana yang digunakan
d. Respon dan toleransi klien selama prosedur
e. Tes kepatenan posisi pipa lambung yang dilakukan
f. Nama dan paraf perawatan
g. Tinggal dan waktu melakukan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. IGD

172
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMBERI MAKANAN CAIR MELAUI NASO
Batam 29441 GASTRIC TUBE (NGT)
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/88/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses memberikan makanan melalui saluran cerna dengan
menggunakan selang NGT kearah lambung
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutirsi klien
2. Mempertahankan fungsi usus
3. Mempertahankan intefirtas saluran cerna
4. Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam
saluran pencernaan
5. Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa
saluran cerna

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Menerangkan prosedur pada klien
2. Klien tetap dalam posisi semo fowler tinggi atau dengan
tempat tidur ditinggikan 30° atau lebih selama 30 menit
setelah memberikan makanan melalui selang
3. Pasang pengalas di dada klien
4. Siapkan makanan dan obat (jika ada)yang akan diberikan
5. Mencuci tangan dan Memasang sarung tangan (Hanscoen)
6. Cek kepatenan selang di lambung dengan cara:
Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop,
masukkan udara ke dalam spuit NGT dan masukkan ke
dalam lambung dengan gerakan cepat. Posisi tepat jika
terdengar suara udara yang dimasukkan (seperti
gelembung udara yang pecah)
7. Cek residu lambung. Jika residu 50-100cc tunda
pemberian sampai 1 jam, Jika setelah 1 jam jumlah residu
masih tetap , lapor dokter
8. Menerangkan prosedur pada klien
9. Dengan tangan yang tidak dominan, klem selang NGT dan
tinggikan selang 45 cm dari dada klien
10. Alirkan makanan perlahan-lahan tanpa mendorong. Jangan
membiarkan udara masuk ke dalam selang. Bila makanan
sudah habis, bilas selang dengan cairan

173
11. Tutup ujung selang
12. Biarkan klien pada semifowler selama 30 menit setelah
pemberian makanan
13. Merapikan klien
14. Melakukan evaluasi tindakan
15. Berpamitan dengan klien
16. Membereskan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. IGD

174
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MELAKUKAN BILAS LABUNG (LAVAGE)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/89/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengirigasi atau membilas lambung

TUJUAN 1. Membilas lambung pada keadaan kasus keracunan atau


overdosis obat
2. Mengontrol perdarahan saluran pencernaan bagian atas
ketika intervensi lainnya tidak dapat segera dilakukan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Periksa kembali program medic, tujuan dan jenis cairan
irigasi yang digunakan
2. Kaji distensi atau keluhan nyeri abdomen
3. Kaji bising usus dan kemampuan untuk flatus
4. Kaji tanda-tanda vital
5. Kaji kondisi rongga mulut dan keutuhan gigi geligi. Bila
ada gigi palsu, cabut gigi
6. Lihat prosedur pemasangan NGT
7. Setelah NGT terpasang dengan tepat, miringkan klien ke
kiri dengan kepala direndahkan ±15 derajat (left
trendelenburg)
8. Masukkan larutan normal saline hangat kedalam irrigator/
corong sebanyak 150-200 ml
9. Atur ketinggian corong diatas kepala klien.Cairan irigasi
jangan didorong dan biarkan mengalir menurut gaya
gravitasi.
10. Rendahkan posisi NGT untuk mengalirkan isi gaster keluar
ke piala ginjal / kom muntah.
11. Pastikan bahwa cairan yang masuk sama dengan cairan
yang keluar
12. Ulangi prosedur tersebut beberapa kali sampai perdarahan
berhenti dan cairkan jernih
13. Tetap alirkan cairan dan terus amati sampai tidak ada
cairan dari lambung yang keluar kembali. Lalu NGT
diklem atau dilepaskan sesuai pesanan medic.
14. Evaluasi

175
a. Kaji kedudukan pipa lambung bila NGT masih
digunakan
b. Kaji keluhan klien akan rasa tidak nyaman atau nausea
c. Inspeksi warna, volume dan karakteristik cairan NGT
d. Kaji tanda-tanda vital klien tiap 15menit dan tingkat
kesadaran klien
15. Dokumentasi
a. Volume cairan yang masuk dan keluar
b. Karakteristik cairan yang keluar
c. Respon pasien selama prosedur
d. Tanggal, waktu, nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap
2. IGD

176
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR MELALUI
Batam 29441 MULUT, HIDUNG DAN TRACHEOSTOMY
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/90/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu teknik untuk mempertahankan keutuhan jalan nafas
dengan cara memasukkan kateter kecil kedalam saluran nafas
atas dengan tekanan negative untuk mengeluarkan lender.

TUJUAN 1. Mempertahankan keutuhan jalan nafas dengan


mengeluarkan lender.
2. Mencegah aspirasi pulmonal terhadap cairan tubuh seperti
darah/ muntahan (misalnya : klien tidak sadar).

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kebutuhan penghisapan
2. Auskultasi suara nafas : wheezing, crackles.
3. Observasi status respiratori: gelisah tachypnea, sesak
nafas
4. Observasi tanda-tanda: hipoksia, sianosis
5. Jelaskan prosedur dan pentingnya partisipasi klien
selama prosedur
6. Jelaskan pentingnya batuk selama prosedur
7. Atur posisi tidur klien fowler/semi fowler bila tidak ada
kontra indikasi.
8. Letakkan handuk melintang pada dada klien.
9. Mencuci tangan
10. Letakkaan handuk secara melintang diatas dada klien.
11. Atur tekanan negative pada alat penghisap lender.
12. Buka kateter steril, upayakan agar tidak menyentuh area
yang tidak steril.
13. Buka kom steril, isi dengan cairan NaCI.
14. Memakai sarung tangan steril.
15. Hubungkan kateter steril dengan pipa pernghisap
16. Ambil kateter steril dengan tangan dominan/steril,
hubungkan dengan pipa penghisap yang dipegang
dengan tangan tidak dominan.
17. Menghidupkan mesin, control fungsi alat dengan
memasukan kateter pada kom berisi NaCI.

177
19. Bila klien menggunakan O2, lepaskan O2 dengan tangan
yang tidak dominan lalu segera masukkan kateter
penghisap dengan tangan dominan dalam keadaan mesin
penghisap tidak berfungsi.
20. Lakukan intermittent penghisapan dengan gerakan rotasi
sambil menarik kateter keluar.
21. Lama penghisapan 10 – 15 detik.
22. Anjurkan nafas dalam, kalau perlu beri O2 1-2 menit.
23. Bilas kateter dengan Normal Saline.
24. Prosedur dapat diulang sampai jalan nafas bersih. Beri
cukup waktu diantara penghisapan untuk ventilasi.
25. Kaji status kardiopulmonal diantara waktu penghisapan.
26. Matikan mesin, lepas sarung tangan dan kateter. Masukkan
dalam kantong plastic.
27. Tutup pipa penyambung dengan kasa steril
28. Angkat handuk, tempatkan dikom untuk dicuci.
29. Atur posisi klien, k/p anjurkan untuk kumur-kumur.
30. Kosongkan botol penghisapan tiap shift/bila cairan
didalam botol penghisapan sudah menunjukkan pada batas
tertuntu.
31. Merapihkan alat-alat, biarkan mesin penghisap dekat
tempat tidur klien bila masih dibutuhkan.
32. Cuci tangan
33. Evaluasi
a. Auskultasi suara nafas, bandingkan kondisi saluran
pernafasan sebelum dan sesudah penghisapan.
b. Identifikasi dampak fisiologik prosedur penghisapan
terhadap klien.
34. Dokumentasi
a. Catat hasil pengkajian saluran nafas sebelum dan
sesudah penghisapan, ukuran kateter yang digunakan,
lama penghisapan, rute penghisapan, toleransi klien,
tekanan negative yang digunakan bau, jumlah, warna
dan konsistensi lender.
b. Catat respon klien

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap


2. IGD

178
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MELAKUKAN PPD TEST
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/91/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendeteksi/mengidentifikasi adanya infeksi oleh Bacillus
Tuberkulosis. PPD test kepanjangan dari Purified Protein
Derivative.

TUJUAN 2. Untuk mendeteksi/mengidentifikasi adanya infeksi


Tuberculosis.
1. Untuk mengetahui apakah proses infeksi masih aktif atau
terhenti
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji apakah klien pernah mendapat vaksin BCG, penyakit-
penyakit yang disebabkan virus, keadaan imunosupresi
karena penyakit tertentu, kortikosteroid sebelum tes
dilakukan.
2. Mencuci tangan
3. Pilih area yang akan dilakukan penyuntikan: 1/3 lengan
bawah bagian atas/tengah (3 – 4 jari dibawah antecubital
dan 5 jari diatas pergelangan tangan).
4. Beri posisi yang nyaman dengan lengan diregangkan dan
disanggah pada permukaan yang datar
5. Ambil tuberculin PPD dan hisap ke dalam spuit
6. Bersihkan kulit klien (bagian dalam lengan) dengan
alcohol, dimulai dari tengah dan melingkar kearah
luar(sirkular)±5cm (2inci). Biarkan kering
7. Regangkan kulit
8. Dekatkan spuit tuberculin/ spuit injeksi insulin kearah kulit,
masukkan jarum dengan hati-hati dengan sudut 5-15
derajat (tehnik menyuntik: intrakutan). Masukkan jarum
keepidermis sampai dengan ±3mm (1/8 inci) dibawah
permukaan kulit. Ujung jarum dapat dilihat melalui kulit.
9. Memasukkan obat 0,1 cc secara perlahan sehingga
membentuk gelembung berwarna terang seperti gigitan
nyamuk dengan diameter ± 6-10 mm dan akan menghilang
secara bertahap.Tidak perlu diaspirasi karena dermis
relative avaskuler

179
10. Cabut jarum sambil memberi kapas alcohol/ alcoholswab
pada area penyuntikan.
11. Jangan melakukan penekanan/pemijatan ada area
penyuntikan.
12. Member tanda pada lokasi suntik
13. Memperhatikan waktu penyuntikan
14. Bereskan alat-alat
15. Evaluasi
a. Respon klien setelah prosedur dilakukan
b. Baca hasil tes setelah 48-72 jam setelah penyuntikan
dilakukan.
c. Ukur diameter pelebaran maksimal dari indurasi(bukan
eritema) dalam millimeter dengan menggunakan
penggaris
16. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan keperawatan: nama klien,
kamar/nomer bed, tanggal membaca hasil, jam , lokasi.

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap


2. IGD

180
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN
Batam 29441 NASAL KANUL,NASAL KATETER, MASKER
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/92/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu zat yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan
tidak terlihat, mempunyai berat jenis lebih rendah dibandingkan
komponen udara lainnya
TUJUAN Untuk mempertahankan kadar oksigen yang adekuat didalam
darah arteri pada kondisi paru dan jantung yang bermasalah
serta peningkatan fungsi metabolik
Kateter Nasal
Aliran : 1-6 liter, konsentrasi 23 -44% jarang digunakan
dibandingkan dengan nasal kanul
Nasal Kanul
Aliran : 1-6 liter, konsentrasi 23-44%
Simple face mask
Aliran : 6-8 liter/mnt konsentrasi 40-60%
Partial rebreather mask
Aliran : 8-12 liter/mnt konsentrasi 60-80%
Non rebreather mask
Aliran: 12-15 liter/mnt Konsentrasi 80-100%
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medik.
2. Kaji pengetahuan klien kecepatan prosedur yang akan
dilakukan.
3. Kaji pola nafas klien; kecepatan, kedalam dan ritme
4. Kaji warna kulit (pucat dan sianosis) dan membrane
mukosa
5. Monitor hasil AGD dan saturasi oksigen.
6. Auskultasi
7. Kaji area belakangan telinga, pipi atau tempat lain dimana
kontak kulit dan alat terapi oksigen
8. Monitor status hemodinamik: TD, Nadi.
9. Monitor perubahan perilaku : tingkat kesadaran klien,
8

181
kecemasan , penurunan konsentrasi, kelelahan dan
dizzines
10. Mencuci tangan
11. Mengontrol flow meter dan humidifer *).
12. Mengontrol apakah peralatan berfungsi *).
13. Mengikuti intruksi yang tertulis pada alat tersebut *)
 14. Perawat mencuci tangan.
Cara Pemberian Nasal Kateter :
a. Mengukur jarak dari lubang hidung-telinga dan
diberi tanda*).
b. Melumasi kateter dengan jelly/vaselin*).
c. Memasukan kateter kedalam lubang hidung sampai
batas tanda.
d. Pindahkan keteter kelubang hidung lain maksimal
setiap 8 jam atau lebih sering
Cara Pemberian Nasal Kanule :
a. Pasang kanul secara tepat pada hidung
b. Kencangkan tali fiksasi dibelakang telinga dan dagu
c. Cek lubang hidung setiap 8 jam k/p beri jelly/vaselin
steril
Cara pemberian oksigen melalui Masker :
a. Pasang masker pada wajah klien, pastikan alat metal
pada masker terpasang dengan tepat.
b. Kaji kulit sekitar area pemasangan masker, k/p beri
kasa pada sekitar area pemasangan masker
c. Pada klien yang menggunakan rebrafher mask,
pastikan kantung penampung (reservoir) berfungsi
(berisi udara) dan tidak terlipat
15. Evaluasi
a. Kaji respon klien
b. Kaji status repirasi klien selama dan setelah prosedur
dilakukan.
c. Monitor hasil AGD dan saturasi oksigen.
d. Auskultasi suara nafas klien
16. Dokumentasi
Catat:
a. Jumlah lIter oksigen yang digunakan, tanggal dan
waktu pemberian terapi oksigen.
b. Jenis alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen
c. Tanda-tanda vital, warna kulit, suara nafas.
d. Respon klien sebelum dan sesudah terapi diberi

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap


2. IGD

182
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 MENYIAPKAN KLIEN UNTUK BIOPSI PLEURA/PARU
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/93/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pleural Biopsi :Merupakan tindakan insisi kecil pada dinding
thorax atau sekaligus dilakukan pada thoracotomy
thoracentesis dengan menggunakan jarum biopsy. Jarum
tersebut mengambil sebagian kecil dari bagian pleura parietal,
sebagian bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
microscopic cellular dan cultur.Jika untuk pemeriksaan
bacteriologic sebaiknya diambil sebelum klien mendapatkan
kemoterapi.

Biopsi Paru: merupakan tindakan pembedahan pada


paru(open lung biopsi) dengan atau tanpa endoscopy yang
menggunakan jarum yang dapat menarik bagian jaringan paru.
Jaringan diperiksa untuk mengetahui adanya struktur sel
abnormal dan bakteri.Biopsy paru biasanya dilakukan untuk
identifikasi tumor paru atau perubahan parenchyma
(sarcoidosis).

TUJUAN Untuk menegakkan diagnosa bila ditemukan adanya pleural


effusion.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pengetahuan klien tentang prosedur: tujuan, metode
dan langkah-langkah prosedur.
2. Kaji kemampuan/tingkat toleransi klien terhadap prosedur.
3. Kaji kebutuhan: psikologis yang berhubungan dengan
prosedur.
4. Kaji riwayat hipersensitivitas terhadap analgesic, anestetik
dan antibiotika.
5. Observasi tanda-tanda vital sebagai data dasar.
6. Penjelasan tentang tujuan, langkah-langkah prosedur.
7. Persiapan fisik psikologis
8. Jelaskan tentang tujuan tindakan biopsy pleura.
9. Jelaskan langkah-langkah prosedur secara rinci

183
a. Klien dalam posisi duduk dan pertahankan posisi
tersebut selama tindakan. Perpindahan posisi oleh klien
dapat menyebabkan kerusakan oleh jarum punksi.klien
sampai dengan obat habis.
b. Dilakukan desinfektans pada area yang
telahditentukan(paru) untuk membersihkan daerah
punksi dari kuman-kuman/ mencegah infeksi.
c. Klien dianjurkan mengikuti semua kinstruksi dokter
selama tindakan untuk mempermudah tindakan.
d. Dilakukan punksi dengan jarum biopsy mengambil
jaringan untuk diperiksa laboratorium.
e. Setelah selesai, luka punksi akan ditutup secara steril.
f. Lamanya tindakan kira-kira 30menit
10. Evaluasi
a. Klien sudah dipersiapkan secara fisik untuk prosedur.
b. Klien sudah dipersiapkan secara psikologis untuk
prosedur.
c. Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang
prosedur (tujuan dan langkah)
11. Dokumentasi
Catat :
a. Persiapan klien sebelum prosedur.
b. Kondisi klien sebelum prosedur : TTV, suara nafas,
warna kulit, observasi distress pernafasan( merupakan
indikasi pneumo thorax), warna sputum
respon(bercampur darah/tidak).

UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan/ Inap

184
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II POSTURAL DRAINAGE FISIOTHERAPI DADA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/94/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan tindakan perawatan dengan melakukan drainage
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan.
Tindakan postural merupakan tindakan dengan menempatkan
pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret di
saluran pernafasan. Tindakan drainage postural diikuti dengan
tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi.

TUJUAN 1. Meningkatkan efisiensi pola pernafasan


2. Membersihkan jalan napas
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR A. Drainage postural
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Atur Posisi:
1) Semi fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke
depan apabila daerah yang akan didrainage pada
lobus atas bronkus apikal.
2) Tegak dengan sudut 45 derajat membungkuk ke
depan pada bantal dengan 45 derajat ke kiri dan
kanan apabila daerah yang akan di drainage
bronkus posterior.
3) Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila
yang akan didrainage brokus anterior.
4) Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajat atau
menaikkan kaki tempat tidur 35 – 40 cm, sedikit
miring ke kiri apabila yang akan di drainage pada
lobus tengah (bronkus lateral dan medial).
5) Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajat atau
menaikkan kaki tempat tidur 35 – 40 cm, sedikit
miring ke kanan iri apabila daerah yang akan di
drainage pada bronkus superior dan inferior
6) Condong dengan bantal di bawah panggul apabila
yang di drainage bronkus apikal
7) Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajat atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 45-50cm,

185
miring ke samping kanan, apabila yang akan di
drainage bronkus medial.
8) Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajat atau
dengan menaikkan kaki tempat tidur 45 – 50 cm,
miring ke samping kiri, apabila yang akan di
drainage bronkus lateral.
9) Posisi trendelenberg condong sudut 45 derajat
dengan bantal di bawah panggul, apabila yang
akan di drainage brokus posterior.
4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit,
kemudian periode selanjutnya kurang lebih 15 – 30
menit.
5. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
6. Setelah pelaksanaan drainage lakukan clapping, vibrasi,
dan pengisapan lendir (suction).
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

B. Clapping dan Vibrasi


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Atur Posisi sesuai dengan postural drainage.
4. Lakukan clapping dan vibrasi pada:
1) Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke
klavikula apabila daerah paru yang perlu di
clapping/vibrasi adalah daerah bronkus apikal.
2) Lebar bahu kanan masing-masing sisi apabila yang
akan di clapping/vibrasi adalah daerah bronkus
posterior.
3) Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan
di clapping/vibrasi adalah daerah bronkus anterior.
4) Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak
sampai mid anterior dada apabila yang akan di
clapping/vibrasi adalah daerah lobus tengah
(bronkus lateral dan medial).
5) Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila
yang diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus
superior dan inferior.
6) Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila
yang diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus
apikal.
7) Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila
yang diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus
medial.
8) Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila
yang diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus
lateral.
9) Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila
yang diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus
posterior
5. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih satu
menit
6. Setelah dilakukan tindakan drainage postural, clapping

186
dan vibrasi dapat dilakukan tindakan pengisapan lendir
(lihat tindakan penghisapan lendir/suction).
7. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan
tindakan drainage postural, clapping dan vibrasi.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
9. Evaluasi
a. Setalah dilakukan 3-4 kali vibrasi klien dianjurkan
untuk batuk, lender ditampung dalam sputum pot.
b. Perhatikan reaksi klien.
c. Tindakan clapping dan vibrasi dihentikan bila ada
keluhan nyeri dan sesak nafas meningkat.
10. Dokumentasi
Catat:
a. Tanggal dan waktu fisioterapi dada.
b. Segmen dada yang dilakukan perkusi atau vibrasi.
c. Warna, jumlah dan kekentalannya produksi (ada
darah dan tidak).

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

187
MEMBERIKAN NEBULIZER PADA KLIEN
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II DEWASA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/95/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Satu tindakan pemeliharaan pada system pernafasan dalam
upaya hygiene bronchial dengan pembersihan secret,
pelembaban udara, inspirasi dan pemberian terapi
TUJUAN 1. Merelaksasi jalan nafas
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi secret
3. Menurunkan edema mukosa
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan
untuk pengobatan penyakit, seperti; bronkospasme akut,
produksi secret yang berlebihan dan batuk yang disertai
dengan sesak nafas

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
2. Memasang sampiran
3. Memakai handscoen bersih
4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer
5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
6. Menyalakan mesin nebulezer (tekan power on) dan
mengecek out flow apakah timbul uap atau embun
7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutup hidung dan
mulu (posisi) yang tepat
8. Menganjurkamn agar pasien untuk melakukan nafas
dalam,tahan sebentar,lalu ekspirasi
9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum pasien, tanda-
tanda vital dan melakukan auskultasi paru secara berkala
selama prosedur
10. Menganjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam dan
batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
11. Perhatian;
a. Tetap mendapingi pasien selama prosedur tidak
meninggal pasien
b. Observasi adanya reaksi pasien apabila terjadi efek
samping obat
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman
(jangan sampai jatuh)
12. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur
terhadap: keadaan umum,tanda- tanda vital dan efek

188
samping obat
13. Mengauskultasi suara nafas
14. Mengobservasi sputum/secret yang dikeluarkan pasien
15. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan
16. Mencatat hasil pemgkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur
17. Mencatat hasil observasi pasien selama dan setelah
tindakan
18. Mencatat sputum/secret dan karakteristiknya (jumlah,
konsistem dan warnanya)

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan/ Inap


2. IGD

189
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT COLOSTOMY
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/96/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan operasi membuka dinding abdomen untuk tujuan
mengeluarkan feses. Colostomy mulai berfungsi 3-6 hari
setelah operasi
TUJUAN 1. Melindungi kulit dari drainase
2. Mengobservasi kondisi stoma
3. Mengganti pembalut insisi/ colostomy bag sesuai dengan
kebutuhan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji program medic
2. Kaji kondisi kantong colostomy dan kaji keluhan tidak
nyaman pada stoma dan sekitarnya.
3. Auskultasi peristaltic usus
4. Kaji pemahaman klien mengenai stoma
5. Jelaskan prosedur
6. Berikan privacy untuk clien
7. Atur posisi tidur klien k/p semi fowler

Menggunakan colostomy bag


1) Cuci tangan
2) Gunakan sarung tangan bersih
3) Dekatkan piala ginjal ketubuh klien
4) Melepaskan colostomy bag kotor dan tempatkan dalam
piala ginjal/ bedpen
5) Ganti sarung tangan dengan yang steril/bersih
6) Bersihkan stoma dan kulit sekitarnya dengan kapas
basah/ NaCI
7) Observasi kondisi kulit, stoma dan jahitan
8) Keringkan kulit sekitar stoma

Menggunakan Cicin tumit


1) Cucitangan
2) Gunakan sarung tangan bersih
3) Piala ginjal didekatkan ketubuh klien
4) Buka plester dengan kapas bensin
5) Angkat pembalut kotor dan masukkan dalam kantong
plastik

190
6) Ganti sarung tangan dengan yang bersih/steril
7) Bersihkan colostomy dan kulit sekitarnya dengan
kapas basah/ NaCI
8) Bersihkan bekas Zink Olie dengan Olie
9) Keringkan kulit sekitar stoma
10) Lakukan observasi kulit sekitar, stoma dan jahitan
11) Olesi kulit sekitar stoma dengan zink olie tipis-tipis
12) Pasang kain berlubang sesuai dengan ukuran stoma,
cicin tumit dan bantalan kapas
13) Rekatkan bantalan kapas dengan plester
14) Rapihkan klien
15) Bereskan alat-alat dan membuang balutan kotor
16) Cuci tangan
17) Motivasi klien untuk melakukan observasi setiap hari
18) Evaluasi
a. Respon klien terhadap stoma/ ostomy bag
b. Integritas kulit sekitar stoma, stoma damsutures
c. Karakteristik cairan yang keluar melalui stoma:
jumlah, konsistem dan warna
19) Dokumentasi
a. Type bag dan skin barrier yang digunakan
b. Wktu pemasangan dan pengosongan bag
c. Jumlah, warna dan konsistensi dari faeces/cairan
d. Kondisi kulit sekitar stoma, stoma dan sutures
e. Partisipasi dan toleransi klien terhadap pemasangan
ostomy bag
f. Penyuluhan keperawatan yang sudah diberikan
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap

191
R.S. Santa Elisabeth MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/97/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien
yang memerlukan darah dan atau produk darah dengan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
tranfusi.
TUJUAN 1. Meningkatkan volumen darah sirkulasi (setelah
pembedahan, trauma, atau perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia
berat.
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi
sulih (misalnya, faktor pembekuan untuk membantu
mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Gantung larutan NaCl 0,9 % dalam botol untuk digunakan
setelah tranfusi darah.
4. Gunakan selang infus yang mempunya filter (selang Y
atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % (lihat prosedur
pemasangan infus) terlebih dahulu sebelum pemberian
tranfusi darah.
6. Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahulu
memeriksa identifikasi kebenaran produk darah: periksa
kompatibilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian
dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsa, dan
periksa adanya bekuan.
7. Buka set pemberian darah
a. Untuk selan Y, atur ketiga klem.
b. Untuk selang tunggal,lem pengatur pada posisi off

192
8 Cara tranfusi darah dengan selang Y:
a. Tusuk kantong NaCl 0,9 %
b. Isi selang dengan NaCl 0,9 %
c. Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke
kantong NaCl 0,9 %.
d. Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
e. Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk
(biarkan ruang filter terisi sebagian).
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang
terisi NaCl 0,9 %.
g. Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1 – 2 kali
agar sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong
darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah.
9 Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:
10 Tusuk kantong darah
11 Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian).
12 Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.
8. Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka
klem pengataur bawah.
9. Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit
selama 15 menit pertama, dan setiap 15 menit selama 1
jam berikutnya.
10. Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus dengan
NaCl 0,9 %.
11. Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang diberikan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

193
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI MATA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/98/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan membersihkan/ mengeluarkan cairan, secret, bahan
kimia dan benda asing yang masuk kedalam mata/ ada didalam
mata.Irigasi dilakukan selama 15 menit secara kontiniu.

TUJUAN 1. Untuk membersihkan/mengeluarkan secret dari selaput


konjungtiva.
2. Untuk mengangkat benda asing/mengirigasi bahan kimia
dari mata
3. Untuk pemberian anti septic
4. Untuk mengurangi edema/rasa tidak nyaman dengan
menggunakan cairan hangat/ dingin
5. Untuk melembabkan permukaan mata pada klien tidak
sadar.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kembali program medik : jenis cairan, jumlah, suhu
cairan dan frekuensi irigasi.
2. Inspeksi daerah mata : apakah ada benda asing,
kemerahan, ukuran pupil.
3. Kaji apakah ada keluhan : rasa terbakar, nyeri, penglihatan
kabur, photofobia.
4. Jelaskan pada klien dan keluarga mengenai prosedur yang
akan dilakukan
5. Beri posisi duduk atau tidur miring kearah mata yang
diirigasi.
6. Memasang tabir disekeliling tempat tidur.
7. Mencuci tangan, siapkan lingkungan
8. Letakkan perlak dan handuk dibawah kepala dan bahu
klien.
9. Pakai sarung tangan bersih.
10. Letakkan piala ginjal disamping mata yang akan diirigasi
untuk menampung cairan irigasi.
11. Tutup telinga dengan kapas bulat (sesuai mata yang akan
diirigasi)

194
12. Dengan kapas bulat yang sudah dibasahi dengan cairan Na
CI, bersihkan dengan lembut batas kelompak mata dan
bulu mata dari kantus dalam kekantus luar
13. Isi spuit 10cc dengan cairan irigasi.
14. Tangan yang tidak dominan menarik dengan lembut
kelopak mata bawah untuk memaparkan kantung
konjungtiva. Untuk mempertahankan agar kelopak mata
tetap terbuka, berikan tekanan pada tulang orbital dan
tulang prominens dibawah alis, jangan menekan mata.
15. Tangan dominan mengalirkan cairan irigasi dengan
tekanan rendah kekantung konjungtiva bawah dari
16. kanthus dalam kearah kantus luar. Tinggi irrigator 2,5
inch. Hindari tersentuhnya struktur mata dengan alat
irigasi.
17. Tinggi irigator 2,5 inch.
18. Hindari tersentuhnya struktur mata dengan alat irigasi.
19. Anjurkan klien untuk melihat keatas
20. Anjurkan klien untuk menutup mata secara periodic.
21. Lakukan irigasi sampai bersih (jumlah cairan yang
dituntukan habis/untuk irigasi zat kimia perlu 15menit).
22. Keringkan kelopak mata dan daerah wajah dengan kapas
bulat. Lepaskan kapas penutup telinga. Lepaskan dan
buang sarung tangan lalu mencuci tangan.
23. Evaluasi
a. Kaji tingkat kenyamanan klien setelah irigasi
dilakukan.
b. Observasi adanya tanda verbal dan nonverbal
kecemasan saat diirigasi.
c. Kaji apakah terjadi penglihatan kabur selama irigasi.
d. Observasi reaksi pupil dan pergerakan ekstraokuler.
24. Dokumentasi
Catat :
a. Waktu melakukan irigasi, jenis, jumlah cairan yang
digunakan untuk irigasi irigasi dan lama irigasi
b. Keluhan klien akan adanya nyeri dan status
penglihatan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Jaan/Inap


2. IGD

195
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI TELINGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/99/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan membersihkan daerah meatus auditory eksternal
denga menggunakan cairan normal salin/H202/ minyak sesuai
tujuan irigasi.

TUJUAN 1. Untuk mengeluarkan serumen, benda asing atau pus yang


terdapat kanalis telinga luar
2. Mengirigasi kanalis telinga luar dengan cairan anti septic.
3. Caloric test.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kembali program medik
2. Kaji riwayat kesehatan klien, apakah pernah dilakukan
operasi pada liang telinga, rupture membrane timpani,
myryngotomi
3. Kaji kemampuan mendengar pada telinga yang akan
diirigasi.
4. Kaji pinna dan meatus auditorius eksternal apakah ada
kemerahan, bengkak, abrasi, pengeluaran cairan adanya
serumen atau benda asing lainnya.
5. Kaji keutuhan membrane timpani
6. Kaji pengetahuan klien tentang perawatan telinga.
7. Kaji tingkat rasa nyaman klien.
8. Jelaskan klien dan keluarga mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
9. Beri posisi duduk atau tidur miring kearah mata yang
diirigasi.Memasang tabir disekeliling tempat tidur.
10. Mencuci tangan.
11. Pakai sarung tangan bersih.
12. Letakkan perlak dan handuk dibahwa kepala dan bahu
klien.
13. Dekatkan pila ginjal ketelinga yang akan diirigasi.
14. Bersihkan kanal telinga bagian luar dengan lidi kapas.
Jangan mendorong serumen/ benda asing kedalam
telinga.
15. Isi spuit 10 cc dengan cairan irigasi,keluarkan udara dari
spuit

196
16. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang( pada orang
dewasa) atau tarik daun telinga kebawah dan belakang (
pada anak kecil) dengan tangan yang tidak dominan.
Tangan yang dominan memegang spuit dan letakkan
dipangkal kanal.
17. Alirkan secara perlahan menuju dinding kanal posterior dan
pertahankan posisi telinga.
18. Pertahan aliran irigasi, amati drainage cairan apakah terdapt
serumen atau benda asing.
19. Secara periodic kaji apakah klien merasa nyeri, vertigo atau
nausea.
20. Ulangi irigasi selama diperlukan, sediakan waktu istirahat
diantara irigasi.
21. Keringkan daun telinga dan liang telinga dengan
kapas/tuffer / lidi kapas.
22. Taruh tuffer pada liang telinga, anjurkan klien miring
kearah telinga yang sudah diirigasi selam 5 – 10 menit.
23. Evaluas
a. Observasi secara reaksi verbal dan non verbal adanya
kecemasan klien selama di irigasi.
b. Kaji tingkat kenyamanan klien setelah irigasi dilakukan.
c. Kaji kondisi meatus eksternal dan liang telinga klien.
d. Kaji kemampuan mendengar pada telinga yang
diirigasi.
24. Dokumentasi
Catat
a. Waktu melakukan irigasi, jenis, dan jumlah cairan yang
digunakan untuk irigasi.
b. Kondisi telinga sebelum dan susudah diirigasi.
c. Hasil drainage irigasi.
d. Semua keluhan klien selama dilakukan irigasi.

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Jalan/Inap


2. IGD

197
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN KLIEN DENGAN GIPS
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/100/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu kerangka yang keras yang terbuat dari plester, fiberglas,
atau materi plastik yang digunakan untuk mengimobilasikan
bagian tubuh yang mengalami fraktur

TUJUAN 1. Mengimobilisasikan bagian tubuh dalam posisi tertentu


2. Memberikan penekanan/ kompresi jaringan lunak
3. Mencegah dan memperbaiki deformitas
4. Menyokong dan menstabilkan sendi yang lemah

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji status neurovascular dari ekstremitas yang terpasang
gips : nyeri, bengkak, warna ( pucat/kebiruan), temperature
(akral dingin), rasa kesemutan/ baal, nyeri saat digerakkan.
Capillary refill lambat, denyut nadi. Kelumpuhan
2. Kaji integritas kulit yang terpasang gips: perhatikan adanya
nyeri, bau dan cairan yang keluar dari gips
3. Kaji posisi dan penekanan pada ekstremitas yang terpasang
gips:
4. Kaji status pernapasan, kardiovaskuler dan gastrointestinal
5. Kaji keluhan gatal atau iritasi dibagian dalam gips
6. Kaji aspek psikologis klien terdapat dampak penyakit, gips
dan imobilisasi.
7. Kaji pengetahuan klien tentang perawatan gips
8. Lapisi setiap tepi gips yang kasar dengan 1,5 s.d 2 buah
plester
9. Beritahu dokter jika ada area gips yang terlalu kencang
10. Tinggikan ekstremitas yang terpasang gips sehingga sama
tinggi dengan jantung
11. Untuk klien yang terpasang gips yang luas, tempatkan
posisi tempat tidur dalam posisi trendelenburg untuk hari
pertama atau kedua untuk mencegah bengkak, kecuali ada
kontraindikasi dengan kondisi klien
12. Ubah posisi klien pada waktu-waktu tertentu sehingga
semua permukaan gips terpapar udara sehingga dapat
kering :

198
a. Jika gips masih basah, ubah posisi klien tiap jam
b. Jika gips sudah kering, ubah posisi tiap 2 jam saja
sudah cukup kecuali klien merasa tidak nyaman.
c. Beri bantuan pada klien sehingga dapat mencegah
injuri
13. Minta klien untuk tidak menggunakan pisau, pulpen atau
benda-benda keras lainnya untuk menggaruk kulit dibawah
permukaan gips.
14. Cium / membaui tepi gips yang terbuka untuk mengkaji
adanya infeksi dibawah gips.
15. Evaluasi
Evaluasi gips dengan memeriksa apakah ada retak atau
remuk, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini :
apakah ada rasa tidak nyaman dibawah gips ?
Apakah gips menggesek kulit ?apakah tepi gips lembut ?
apakah gips kering
16. Dokumentasi
Catat temuan-temuan dari pengkajian dan intervensi dalam
catatan perawat

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

199
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN MENGGUNAKAN
Jl. Anggrek Blok II TONGKAT/KRUK DAN PENYANGGA TUBUH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/101/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat bantu yang digunakan untuk menyokong tubuh klien yang
membutuhkan bantuan dalam perjalanan karena adanya
penyakit, injuri atau catat bawaan.Kruk digunakan oleh klien
yang harus memindahkan beban tubuh ketangan.

TUJUAN 1. Membantu klien dalam melakukan mobilitas


2. Mempertahankan & meningkatkan kesiimbangan tubuh
3. Menyokong berat badan klien dari satu atau kedua kaki.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji riwayat medis, tingkat aktivitas klien sebelumnya.
2. Kaji indikasi penggunaan kruk pada klien : secara tipikal
diberikan pada pasien dengan injuri pada ekstremitas
bawah atau pasien yang mengalami kelemahan untuk
berjalan
3. Kaji kemampuan fisik klien menggunakan kruk, kekuatan
otot lengan, punggung dan kaki klien, TTV, orientasi
terhadap tempat, waktu & orang
4. Kaji kekuatan otot tubuh bagian atas, ROM, keseimbangan
tubuh klien & adanya deformitas pada kaki
5. Kaji pengetahuan kien tentang penggunaan kruk & teknik
ambulasi
6. Kaji adanya deficit visual, perceptual atau sensori
7. Kaji lingkungan : adanya ancaman terhadap keselamatan
klien
8. Jelaskan tujuan dan prosedur sebelum dilakukan latihan
mobilisasi
9. Diskusikan jadwal dan beberapa jauh klien ambulasi
10. Ukur tinggi dan berat klien sebelum memulai latihan
mobilisasi
11. Deskripsikan tentang jenis kruk yang akan digunakan.
12. Pastikan bahwa jenis kruk yang akan digunakan sudah
sesuaikan dengan tinggi klien
13. Pasang safety belf jika merasa tidak yakin dengan
keseimbangan klien
14. Bantu klien dalam keadaan berdiri & amati keseimbangan
tubuh klien.

200
15. Pilih kruk yang sesuai:
a. Four-point gait
a. Mulai dalam posisi tripod. Kruk ditempatkan
15cm didepan & 15 cm disamping tiap kaki.
b. Gerakan kruk sebelah kanan 10 – 15 cm
c. Gerakan kaki kiri kedepan sejajar dengan kruk
sebelah kiri.
d. Gerakan kruk kiri kedepan sejauh 10-15cm
e. Gerakan kaki kanan ke dapan sejauh kruk sebelah
kanan
f. Ulangi gerakan
b. Three-point gait:
a. Mulai dengan posisi tripod
b. Majukan kedua kruk & kaki yang lumpuh
c. Gerakan kaki yang kuat kearah depan
d. Ulangi gerakan
c. Two-point gait :
a. Mulai dalam posisi tripod
b. Gerakkan kruk kiri & kaki kanan kedepan
c. Gerakkan kruk kanan & kaki kiri kedepan
d. Ulangi gerakan
16. Menaikan tangga dengan kruk :
a. Mulai dalam posisi tripod
b. Klien memindahkan beban tubuh kekruk.
c. Kaki yang sehat bergerak maju
d. Sejajarkan kedua kruk dengan kaki yang sehat.
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai bagian atas
tangga.
17. Menuruni tangga dengan kruk
a. Mulai dengan posisi tripod
b. Pindahkan beban tubuh ke kaki yang sehat
c. Pindahkan kruk keanak tangga dibawahnya, &
intruksikan klien untuk memindahkan beban tubuh
kekruk & pindahkan kaki yang sakit kedepan
d. Pindahkan kaki yang sehat menuruni tangga & letakkan
sejajar dengan kedua kruk.
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai anak tangga
terakhir
17. Evaluasi
a. Observasi klien saat menggunakan alat bantu kruk
b. Periksa tangan & aksila, lihat adanya kemerahan,
bengkak, atau iritasi kulit yang disebabkan karena
penggunaan alat bantu
c. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan klien
setelah melakukan latihan
d. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan HR,
TD, RR, atau sesak setelah ambulasi

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

201
R.S. Santa Elisabeth MEMBANTU KLIEN MENGGUNAKAN WALKER
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/102/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat bantu ambulasi yang sangat ringan, dan dapat dibawa
kemana-mana, tingginya kira-kira setinggi pinggang, terbuat
dari metal disertai adanya pegangan, punya empat kaki dan
terdapat satu bagian sisi yang terbuka
TUJUAN 1. Menyokong tubuh klien dengan stabilitas & keamanan
lebih besar dibandingkan alat bantu lainnya.
2. Dipilih untuk orang-orang yang memiliki kelemahan pada
ekstremitas atas & bawah, biasanya digunakan pada orang
tua yang memiliki arthritis, atau penyakit neuromuscular

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji pengetahuan klien tentang penggunaan walker &
teknik ambulasi
2. Jelaskan alas an melakukan latihan teknik penggunaan
walker pada klien
3. Bantu klien berdiri ditengah walker,& instruksikan untuk
memegang handgrip dengan kuat. Perawatan berdiri
dibelakang klien
4. Angkat walker, pindahkan 15-20 cm kedepan, pastikan
keempat kaki walker telah bertumpu pada lantai
5. Kaki klien juga melangkah kedepan dengan kaki secara
bergantian, pertahankan langkah yang seimbang, yakinkah
keseimbangan& ulangi langkah tersebut dengan
mengangkat walker kembali
6. Jika klien mengalami kelemahan unilateral ( kaki), setelah
walker digerakkan maju, instruksikan klien untuk
melangkah maju dengan kaki yang lemah, didukung
dengan kedua lengan,dan diikuti dengan kaki yang sehat.
7. Jika pasien mengalami hemiplegia/hemiparese, berdiri
disamping sisi tubuh yang sehat. Kemudian dukung pada
bagian panggul & bahu klien
8. Lakukan beberapa langkah kedepan bersama klien. Lalu kaji

202
Lalu kaji kekuatan & keseimbangan.
9. Evaluasi
a. Observasi klien saat menggunakan alat bantu walker
b. Evaluasi rasa ketidaknyamanan yang dirasakan klien
setelah melakukan latihan
c. Monitor adanya hipotensi postural, peningkatan
HR,TD,RR atau sesak setelah ambulasi
10. Dokumentasi
a. Catat tipe walker yang digunakan
b. Catat derajat bantuan perawatan yang diperlukan klien
c. Catat tingkat toleransi klien terdapat ambulasi

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

203
R.S. Santa Elisabeth MENYIAPKAN KLIEN DAN BAHAN UNTUK
Jl. Anggrek Blok II PEMERIKSAAN NUCHTER POST PRANDIAL (NPP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/103/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN  Serangkaian tindakan untuk proses pemeriksaan gula darah
klien dalam keadaan puasa dan 2 jam sesudah makan.

TUJUAN Gula Darah Puasa :


 1. Untuk evaluasi diagnosa dan manajemen klien dengan DM
 2. Untuk data penunjang berbagai diagnosa
3. Untuk evaluasi terapi
Gula Darah 2 jam PP :
 1. Untuk mengevaluasi apakah respon insulin pada klien masih
 cukup ade kuat terhadap pemasukan tinggi karbohidrat.
 2. Sebagai data penunjang untuk diagnosa DM.
 3. Untuk evaluasi manajemen klien dengan DM.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji adanya gejala hiperglikemi/ hipoglikemi.
2. Kaji ulang pesanan medik
3. Kaji pengetahuan klien tentang tujuan pengambilan
specimen.
4. Kaji obat-obat yang digunakan dan makanan yang telah
dimakan.
5. Sehari sebelumnya (± pkl 20.00) klien dijelaskan akan
dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan dalam
urine untuk memastikan apakah klien menderita DM.
6. Anjurkan klien untuk puasa 6 – 7 jam (± mulai pkl 24.00)
sampai dengan pengambilan urine dan darah pagi hari.
Klien diperbolehkan minum hanya air putih saja (air yang
tidak mengandung glukosa).
7. Pengumpulan sebanyak 2 kali yaitu saat klien puasa (jam
06.00) dan 2 jam setelah klien makan (pkl 11.00)
8. Urine dan darah Nucter ( saat puasa) diambil dan
selanjutnya bahan darah dan urine diambil 2 jam setelah
makan (PP)

204
9. Catat jumlah urine yang diproduksi klien saat pengambilan
bahan di etiket bokal urine
10. Bahan pemeriksaan dan formulir selanjutnya dikirim ke
laboratorium
11. Evaluasi
a. Klien dapat menjelaskan tujuan tes sebelum dilakukan
pemeriksaan.
b. Klien menjelaskan prosedur secara singkat.
c. Klien mengatakan tidak takut untuk dilakukan tes.
d. Evaluasi tingkah laku non verbal tentang kecemasan
sebelum, selama dan sesudah dilakukan prosedur.
e. Tanyakan klien apakah ada yang belum jelas.
f. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan tes secara
mandiri.
12. Dokumentasi
a. Prosedur yang telah dilakukan dan respon klien.
b. Tanggal waktu pengambilan bahan dan jumlah urine
yang diproduksi klien.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Jalan /Inap

205
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN INJEKSI INSULIN
Jl. Anggrek Blok II (INSULIN PEN)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/104/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Insulin : adalah hormon yang digunakan untuk
mengobati Diabetes Mellitus.
Actrapid Novolet : pulpen khusus yang diisi dengan 3 cc
insulin “short-acting” (ex : Actrapid)

TUJUAN Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan Diabetes
Mellitus.
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Lihat pesanan dokter dalam daftar obat .cek nama pasien,
jenis insulin, dosis insulin, waktu dan rute pemberian.
2. Kaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, rute
pemberian yang tepat, waktu kerja dan masa efek puncak
insulin, efek samping yang mungkin timbul.
3. Kaji tanggal kadaluwarsa insulin.
4. Kaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human insulin.
5. Kaji riwayat medik klien, riwayat alergi.
6. Kaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
7. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pengobatan yang
akan diberikan (pemberian insulin).
8. Observasi respon verbal dan non verbal klien sebelum
dilakukan injeksi insulin.
9. Jelaskan tujuan pemberian insulin pada pasien
10. Tutup tirai
11. Cuci tangan
12. Ambil vial insulin dan hisap sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat pasien).
13. Pilih lokasi penusukan. Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, edema.
14. Rotasi tempat/ lokasi penyuntikaninsulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.

206
15. Desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol/
alkoholswab, dimulai dari bagian tengah area penusukan
danbergerak ke arah luar secara sirkular ± 5 cm.
16. Cubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang
tidak dominan.
17. Dengan tangan yang dominan suntik insulin dengan pelan
dan lembut.
18. Cabut jarum dengan cepat, tidak boleh dimasase, hanya
dilakukan penekanan pada area penyuntikan denhan kapas
alkohol.
19. Buang spuit ke tempat yang ditentukan dalam keadaan
jarum sudah ditutup edngan capnya.
20. Cuci tangan

Khusus insulin pe (Actrapid Novolet)


1. Cek apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai.
2. Ganti jarum pada insulin pen yang baru.
3. Pasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar
dengan indikator dosis.
4. Pegang Novolet secara horizontal dan gerakkan insulin pen
(bagian cap) sesuai dosis yang ditentukan sehingga
indikator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang
akan diberikan kepada pasien.
5. Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 10, 12, 14, 16, 18 unit.
Setiap rasa “klik” yang dirasakan perawat saat memutar
cap Novolet menandakan 2 unit insulin telah tersedia.
6. Evaluasi
a. Observasi respon klien terhadap medikasi 30 menit
setelah injeksi insulin dilakukan.
b. Observasi indikasi adanya efek samping pada pasien.
c. Inspeksi tempat penyuntikan dan amati apakah terjadi
bengkak, atau hematom.
d. Minta klien menyebutkan tujuan, dosis, efek yang
diharapkan dan efek samping terapi insulin.
7. Dokumentasi
a. Respon klien setelah pemberian insulin
b. Kondisi tempat tusukan injeksi insulin

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

207
R.S. Santa Elisabeth MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH PADA
Jl. Anggrek Blok II KLIEN POST OPERASI BPH (TURP)
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/105/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan mengirigasi kandung kemih dengan
menggunakan kateter yang umumnya dilakukan pada pasien
pasca operasi TURP (Transuretral Retoperitoneal
Prostatektomy).
TUJUAN 1. Membantu mencegah obstruksi pada saluran urinary
dengan cara membilas adanya bekuan darah yang terbentuk
setelahpembedahan prostat atau kandung kemih.
2. Mengobati iritasi, inflamasi atau infeksi kandung kemih
KEBIJAKA Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tanda-tanda vital klien
2. Kaji program medik terhadap rencana irigasi.
3. Kaji adanya perdarahan aktif.
4. Kaji tingkat kesadaran dan kemampuan klien untuk
kooperatif.
5. Palpasi kandung kemih terhadap adanya distensi dan
tegang.
6. Catat jumlah urine yang keluar dari kandung kemih.
7. Tanyakan klien tentang adanya nyeri kandung kemih atau
rasa tidak nyaman dan mungkin membutuhkan lumen
kateter irigasi yang lebih besar.
8. Observasi warna urine , jumlah, konsistensi dan adanya
mucus, darah dan sedimen.
9. Bandingkan jumlah cairan irigasi infus dengan urine
output.
10. Kaji intake dan output
11. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang tujuan irigasi
kateter.
12. Kaji tanggal kadaluwarsa cairan irigasi.
13. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan kepada
klien dan keluarga
14. Cuci tangan dan beri privacy
15. Tempatkan klien pada posisi yang nyaman.
16. Lihat kembali standar prosedur sesuai protocol rs
17. Letakkan label cairan irigasi yang digunakan : tanggal,
waktu, type, caian

208
18. Letakkan label cairan irigasi yang digunakan : tanggal,
waktu, type, caian
19. Siapkan cairan (harus steril). Isi slang infus dengan cairan,
keluarkan udara dalam slang.
20. Lumen kateter 3 cabang, bagian irigasi didesinfeksi dengan
cairan anti septik dan hubungkan dengan slang infus.
21. Lepaskan sarung tangan
22. Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter/ sesuai protocol.
23. Bila urine tampak merah/ ada bekuan darah, tingkatkan
irigasi tetesan sampai dengan bersih.
24. Ganti cairan irigasi bila dibutuhkan, jangan biarkan botol
cairan irigasi kosong
25. Gunakan sarung tangan, kosongkan urine bag bila
dibutuhkan. Perhatikan prinsip steril.
26. Bandingkan urine output dengan cairan irigasi yang
diberikan tiap 1 – 2 jam.
27. Cuci tangan
28. Evaluasi
a. Observasi klien terhadap adanya bekuan darah pada
urine dan sedimen.
b. Tanyakan klien adanya keluhan nyeri dan adanya
demam.
c. Bandingkan urine output dengan cairan irigasi total.
d. Kaji kelancaran tetesan infus cairan irigasi, lapor medik
bila terjadi obstruksi irigasi.
29. Dokumentasi
a. Prosedur yang dilakukan.
b. Respon klien
c. Jumlah cairan irigasi dan hitung intake output cairan
d. Karakteristik dan penampilan urine yang keluar.
e. Tanggal, waktu pemberian

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

209
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MERAWAT KLIEN DENGAN CYSTOSTOMY
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/106/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tehnik pengeluaran urine dari kandung kemih dengan
dimasukkan suatu alat kateter sekitar 5 cm diatas shympisis
pubis, dan selang cystostomy dihubungkan dengan kateter.
TUJUAN 1. Memastikan pengeluaran urine secara adekuat dari kandung
kemih
2. Untuk mengurangi terjadinya UTI atau gagal ginjal
3. Digunakan setelah prosedur pembedahan ginekologi
tertentu
4. Pembedahan kandung kemih, prostaktektomi, pada striktura
berat atau injury traumatik

KEBIJAKA Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tingkat kesadaran klien dan kemampuan untuk
kooperatif
2. Kaji balutan yang ada (warna, jumlah, dan bau)
3. Kaji tempat insersi kateter terhadap kemerahan, edema,
drainage dan bau
4. Kaji peningkatan temperatur tubuh
5. Kaji beberapa lama kateter telah dipasang
6. Kaji tempat penempelan plester terhadap tanda iritasi
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada klien dan keluarga secara singkat.
8. Kaji kembali program medik
9. Cuci tangan
10. Ciptakan suasana yang nyaman
11. Jelaskan prosedur secara singkat kepada klien dan keluarga
12. Beri pasien posisi berbaring terlentang
13. Pasang alas/ perlak di bawah klien
14. Gunakan sarung tangan bersih. Angkat balutan kotor dan
tempatkan pada kantong balutan kotor
15. Ganti sarung tangan bersih dengan sarung tangan steril
16. Kaji lokasi insersi dan kepatenan (lihat pengkajian)
17. Pertahankan sterilisasi, bersihkan lokasi dengan swab/
cairan antiseptik secara sirkuler dimulai dari tempat
pemasangan kateter dan terus-menerus keluar sampai
mencapai diameter 5 cm. bila perlu gunakan tangan yang

210
tidak dominan untuk mengangkat kateter saat dibersihkan
18. Ulangi langkah no.5 setiap saat bila dibutuhkan untuk
membersihkan lokasi
19. Ambil satu kasa basah dengan cairan antiseptic dan
bersihkan kateter dari proksimal kebagian distal
20. Dengan tangan yang dominan ambil kasa steril, lingkari
kateter bila perlu tambahan kasa kering diatasnya kemudian
diplester
21. Fiksasi kateter ke arah abdomen
22. Atur posisi urine bag dan kateter
Tanyakan klien apakah ada pertanyaan tentang perawatan
kateter
23. Cuci tangan
24. Evaluasi
a. Observasi urine`terhadap sediment
b. Cek kembali laboratorium kultur urine dan sensitivity
untuk mengetahui adanya bakteri
c. Monitor temperature tubuh dan peningkatan lekosit
d. Observasi lokasi pemasangan kateter
e. Monitor urine yang keluar melalui kateter suprapubik
f. Tanyakan dan kaji adanya tanda dan gejala uti dan
infeksi di lokasi insersi
g. Tanyakan klien adanya rasa tidak nyaman (range 0 –
10)
25. Dokumentasi
Catat :
a. Perawatan meliputi pengkajian luka dan toleransi klien
untuk perawatan luka
b. Warna dan jumlah serta karakteristik cairan drainage
yang keluar
c. Kondisi klien

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

211
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 PERTAMA
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/107/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan klien hamil pada kunjungan pertama,
di Poli Antenatal

TUJUAN 1. Membantu klien untuk berperilaku positif terhadap


kehamilannya
2. Mendeteksi faktor - faktor risiko aktual & potensial.
3. Mencegah / mengatasi komplikasi dalam kehamilan
4. Meningkatkan pengetahuan & kenyamanan klien

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Tanyakan surat pengantar / rujukan
2. Kaji riwayat kehamilan / persalinan yang lalu ( format
pengkajian ibu hamil)
3. Kaji tanda pasti dan tidak pasti kehamilan
4. Mencuci tangan efektif
5. Melakukan pemeriksaan fisik
6. Pengukuran tanda vital
7. Inspeksi: Chloasma, konjunctiva, sclera, leher,mamae,
abdomen, vulva, haemorroid, tungkai.
8. Palpasi: Finger print, leher, mammae, abdomen (Leopold),
hepar, lien, tungkai.
9. Auskultasi: Jantung, Paru, DJJ
10. Observasi: BB, TB, TFU, TBBJ
11. Perkusi: Reflek patela.
12. Test diagnostik (darah : Hb, Ht, HBSAg, urine : pregnancy
test,protein, reduksi)
13. Perkusi: Reflek patela
14. Test diagnostik (darah : Hb, Ht, HBSAg, urine : pregnancy
test, protein, reduksi)
15. Memberikan informasi tentang nutrisi, Ketidaknyamanan
dan keteraturan minum vitamin
16. Identifikasi tanda bahaya kehamilan & hal yang
membahayakan janin
17. Menjadwalkan tanggal kunjungan yang akan datang

212
18. Evaluasi
 Respon verbal dan non verbal
 Kehamilan fisiologis / patologis
 Kondisi janin
19. Dokumentasi
 Catat seluruh hasil pengkajian dan tindakan
keperawatan kedalam format dan kartu register
 Catat respon klien
UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

213
MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
R.S. Santa Elisabeth TRIMESTER II
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/108/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan klien hamil pada kunjungan pada
trimester II

TUJUAN 1. Mendeteksi faktor - faktor risiko aktual & potensial.


2. Mencegah / mengatasi komplikasi
3. Meningkatkan pengetahuan & kenyamanan klien, serta
adaptasi positif terhadap kehamilannya.
4. Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan
mempertahankan kepuasan penampilan fisik yang positif
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kecukupan nutrisi
2. Kaji kenaikan berat badan
3. Kaji tanda pasti kehamilan
4. Kaji rasa gerak anak pertama kali
5. Sambut ibu dengan ramah
6. Ciptakan hubungan saling percaya
7. Perkenalkan diri dengan ramah
8. Jelaskan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan
9. Lingkungan: Jaga privasi
10. Mengkaji secara lengkap tentang Identitas klien dan
keluarga
11. Keadekuatan pola nutrisi seblm hamil / saat ini, BB,
keluhan mual - muntah yang berlanjut.
12. Ketidaknyamanan fisik dan psikologis
13. Pengetahuan klien tentang kehamilan
14. Klarifikasi penerimaan perubahan citra tubuh
15. Mencuci tangan
16. Tanda vital
a. Inspeksi: Chloasma, sclera, leher, mamae, abdomen,
vulva, haemorroid, tungkai.
b. Palpasi: Finger print, leher, mammae, abdomen
Leopold, hepar, lien, tungkai
c. Auskultasi: Jantung, paru, DJJ, gerakan janin.

214
d. Mesurasi: BB, TB, Jarak symphisis ke FU
e. Perkusi: Reflek patela
17. Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan tentang
kehamilannya dan mendiskusikan masalah seksual.
18. Identifikasi tanda bahaya kehamilan dan hal yang
membahayakan janin
19. Kaji pembesaran uterus dan tinggi fundus uteri, serta
memperhatikan aktivitas / gerakan janin.
20. Menjadwalkan tanggal kembali berkunjung
21. Evaluasi
- Respon verbal dan non verbal
- Kehamilan fisiologis / patologis
22. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pengkajian dan tindakan keperawatan
kedalam format dan kartu register

UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

215
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II AUSKULTASI BUNYI JANTUNG JANIN DENGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 DOPPLER
Fax: 0778-457710
Email : No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id

P/IV/109/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan periksa dengar detak jantung janin dgn
mempergunakan doppler

TUJUAN 1. Menentukan tanda pasti kehamilan


2. Memantau keadaan janin
3. Menghitung detak jantung janin
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji HPHT
2. Kaji Siklus haid
3. Kaji letak janin
4. Kaji posisi punggung
5. Jelaskan kepada klien, prosedur yang akan dilakukan
6. Bersikap ramah, ciptakan hubungan saling percaya.
7. Anjurkan Klien berbaring diatas tempat tidur dengan satu
bantal.
8. Jaga privasi
9. Anjurkan klien untuk rileks
10. Perawat mencuci tangan yang efektif
11. Jaga privasi
12. Perawat berdiri di sebelah kanan klien
13. Menentukan presentasi janin (palpasi Leopold I dan III).
14. Menentukan posisi punggung j anin
15. Melakukan auskultasi saat uterus tidak berkontraksi
16. Mengoleskan jely tipis pada permukaan probe/corong
doppler
17. Meraba nadi ibu pada nadi radial (di
pergelangan tangan, bandingkan dengan denyut yang
terdengar dari doppler)
18. Menghitung frekuensi djj (3 X 5" dengan selang
waktu berhenti masing-masing 5")
19. Meminta klien untuk mendengarkan bunyi jantung
janin.
20. Membersihkan jelly pada probe dan perut ibu
21. Mengembalikan alat-alat
22. Mencuci tangan

216
23. Evaluasi
a. Kaji respon klien verbal dan non verbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
b. DJJ dan gerakan janin
c. Kaji kenyamanan klien
24. Dokumentasi
a. Catat hasil auskultasi dalam status
b. Catat respon klien

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik


2. Ruang Rawat Inap
3. Kamar bersalin

217
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/110/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung perkiraan berat badan janin dengan menggunakan
rumus Johnson Tausak

TUJUAN 1. Menentukan berat badan janin


2. Memantau tumbuh kembang janin

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. KajiHPHT
2. Kaji siklus haid
3. Kaji tinggi fundus uteri
4. Kaji presentasi janin
5. Jelaskan kepada klien, prosedur yang akan dilakukan
6. Anjurkan Klien berbaring diatas tempat tidur dengan satu
bantal.
7. Lutut diluruskan
8. Jagaprivasi
9. Anjurkan klien untuk rileks
10. Perawat mencuci tangan yang efektif
11. Jaga privasi
12. Perawat berdiri di sebelah kanan klien
13. Menentukan presentasi janin
14. Menentukan berapa bagian terendah yang masuk ke
dalam pintu atas panggul
15. Mengukur jarak pinggir atas symphisis pubis ke fundus
16. Mencatat hasil pengukuran dalam cm
17. Menghitung taksiran berat badan sesuai dengan rumus
Johnson Tausak
18. Mengembalikan alat-alat
19. Mencuci tangan
20. Evaluasi
a. Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelaman segera konsul ke dokter
b. Kaji kenyamanan klien
c. Informasikan kepada ibu berat badan janin

218
21. Dokumentasi
Catat hasil auskultasdalam status dan respon klien

UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

219
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN DALAM BULAN
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/111/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan rumus Me.
Donald

TUJUAN 1. Menentukan usia kehamilan dalam bulan / mgg


2. Memantau tumbang janin

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. KajiHPHT
2. Kaji siklus haid
3. Kaji gerak anak pertama kali
4. Kaji presentasi janin
5. Kaji tinggi fundus uteri
6. Jelaskan kepada klien, prosedur yang akan dilakukan
7. Anjurkan Klien berbaring diatas tempat tidur dengan satu
bantal.
8. Lutut diluruskan
9. Jaga privasi
10. Anjurkan klien untuk rileks
11. Perawat mencuci tangan yang efektif
12. Jaga privasi
13. Perawat berdiri di sebelah kanan klien
14. Mengukur jarak pinggir atas symphisis pubis kefundus uteri
denan pita pengukur
15. Mencatat hasil pengukuran dalam cm
16. Menghitung usia kehamilan
17. Informasikan hasil kepada ibu
18. Mencuci tangan
19. Evaluasi: Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelainan segera konsul ke dokter
20. Dokumentasi:Catat hasil auskultasdalam status dan respon
klien Kaji kenyamanan klien

UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

220
R.S. Santa Elisabeth PALPASI ABDOMEN MENURUT LEOPOLD I,II,III,IV
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/112/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemeriksaan bimanual dengan cara meraba abdomen, menurut
Leopold

TUJUAN Menentukan besarnya bagian janin yang masuk kedalam pintu


atas panggul
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR LEOPOLD I
1. Kaji HPHT
2. Kaji s iklus haid
3. Kaji tanda pasti dan tidak pasti kehamilan
4. Jelaskan kepada klien, prosedur yang akan dilakukan
5. Anjurkan klien untuk b.a.k
6. Anjurkan Klien berbaring diatas
7. tempat tidur dengan satu bantal.
8. Anjurkan klien untuk rileks
9. Jagaprivasi
10. Perawat/Bidan berdiri di sebelah kanan klien, dengan posisi
menghadap klien
11. Anjurkan klien untuk rileks
12. Tangan kiri menahan fundus uteri
13. Tangan kanan dengan ibu jari dan jari-jari lain dalam
bentuk mangkok diletakan diatas symphisis pubis
14. Tekan tangan kanan secara perlahan ke bawah dan dim
disekitar bagian presentasi, pada saat klien menghembuskan
nafas
15. Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi

LEOPOLD II
1. Langkah 1-10 sama seperti leopold I
2. Letakan kedua belah tangan pada sisi kiri dan kanan
abdomen klien
3. Salah satu tangan menahan, tangan yang lain meraba &
membandingkan apa yang diraba pada sisi tersebut.
4. Bila palpasi tidak//kurang jelas, tanyakan kepada klien
dibagian mana klien merasa pergerakan janin
menendang/bergerak

221
LEOPOLD III
1. Langkah 1-14 sama seperti leopold II
2. Tekan tangan kanan secara perlahan ke bawah dan dim
disekitar bagian presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas
3. Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi

LEOPOLD IV
1. Langkah 1-9 sama seperti leopold I
2. Perawat berdiri di sebelah kanan klien, dengan posisi
membelakangi klien/menghadap ke kaki klien
3. Kedua tangan diletakan di bagian kiri dan kanan pada
segmen bawah uterus
4. Perlahan - lahan kedua tangan meraba berpa bagian
terendah janin yang teraba diatas pintu atas panggul
5. Tentukan presentasi janin dan berapa bagian yang masuk
kedalam pintu atas panggul
Evaluasi:
a. Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
b. Djj dan gerakan janin
c. Kaji kenyamanan klien
Dokumentasi: Catat hasil palpasi dalam status DAN Catat
respon klien

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik


2. Kamar bersalin

222
R.S. Santa Elisabeth MENERIMA KLIEN HAMIL PADA KUNJUNGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PERTAMA DI RUANG BERSALIN
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/113/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menerima klien yang datang ke ruang bersalin karena waktu
melahirkan telah tiba

TUJUAN Menetapkan laporan dengan klien selama wawancara awal,


pengumpulan data, proses persiapan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Surat rujukan
2. Identitas klien, suami serta data Demografi
3. Benda-benda berharga diserahkan kepada keluarga
4. Ciptakan hubungan saling percaya
5. Perkenalkan diri dengan ramah
6. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien
7. Jaga privas Menimbang
8. Berat Badan Klien
9. Menganjurkan klien untuk BAB/BAK
10. Menganjurkan klien untuk mengganti baju dan kain
11. Mengidentifikasi riwayat kehamilan dan persalinan lalu
12. Mengidentifikasi Keluhan Klien
13. Mengidentifikasi kesehatan klien dan keluarga
14. Mengidentifikasi kontraksi, show dan atau perdarahan,
membran amnion, HPHT, siklus haid, jumlah gravida-
partus-abortus, waktu dan jumlah cairan dan makanan,
alergi terhadap makanan dan obat-obatan, pengetahuan
dasar dan harapan untuk keterlibatan dari pendamping
persalinan, rencana untuk memberi makan pada bayi
15. Memberikan informasi tentang peraturan rumah sakit,
lingkungan ruang persalinan, apa yang diharapkan
berikutnya.
16. Memeriksa fisik(sesuai standard)
17. Tanda-tanda vital
18. Kontraksi uterus
19. Inspeksi dan Palpasi abdomen dengan manuver Leopold's I-
IV

223
20. Evaluasi:
d. Kaji respon klien verbal dan nonverbal, bila ada
kelainan segera konsul ke bidan/dokter
e. Djj dan gerakan janin
f. Kaji kenyamanan klien
21. Dokumentasi: Catat hasil palpasi dalam status dan Catat
respon klien

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

224
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA I
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/114/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mendampingi klien sejak fase laten sampai pembukaan
lengkap

TUJUAN 1. Meningkatkan kesiapan emosi dan fisik klien/pasangan


terhadap persalinan
2. Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan
normal
3. Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
4. Mencegah komplikasi maternal/janin
5. Meningkatkan kesejahteraan janin
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Kontraksi uterus (intensitas,durasi dan
frekuensi)
b. Tanda-tanda vital
c. Keluaran vagina terhadap warnajumlah
d. DJJ 5. Eliminasi b.a.k
e. Asupan cairan dan makanan
f. Mood dan aktivitas umum
g. Rasa tidak nyaman
h. Penggunaan obat-obatan tradisional yang
berpengaruh terhadap proses persalinan
2. Jagaprivasi
3. Anjurkan untuk mengganti baju
4. Posisi berbaring rileks
5. Memberikan perawat primer atau dukungan profesional
kontinu
6. Mengorientasikan klien pada lingkungan, staf dan prosedur.
Beri informasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis
sesuai kebutuhan
7. Mengkaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk
melahirkan,latar belakang budaya dan peran orang terdekat
8. Memantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi saat
klien rileks
9. Memantau pola kontraksi uterus setiap 30'- 60', status janin,

225
perdarahan vagina dan dilatasi serviks.
10. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan
perasaan,masalah dan rasa takut
11. Mendemonstrasikan metode persalinan dan relaksasi,
memberikan tindakan kenyamanan
12. Menjaga privacy
13. Mengkaji kebutuhan klien terhadap pemberi asuhan
14. Menganjurkan klien untuk berjalan-jalan disekitar ruang
bersalin
15. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan
persalinan
16. Memantau kebutuhan nutrisi dan cairan.
17. Menganjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih
sedikitnya 2 jam sekali.
18. Memantau tanda vital setiap 4 jam sekali atau sesuai
indikasi. Memantau djj setiap jam sekali.
19. Memantau karakter cairan amnion
20. Melakukan persiapan perineal bila diindikasikan
21. Memberikan enema pembersih bila perlu
22. Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posisi
janin, punggung dan presentasi.
23. Memantau djj dengan sering, perhatikan variasi djj
24. Mengkaji sifat dan jumlah tampilan vagina,dilatasi
serviks, penonjolan, lokasi janin dan penurunan janin
25. Menganjurkan klien untuk bernapas pendek dan cepat atau
meniup bila ia merasakan dorongan untuk mengejan
26. Periksa djj dengan segera bila pecah ketuban dan 5 menit
kemudian. Observasi perineum klien terhadap prolapsus
tali pusat. Bila bagian presentasi belum masuk pelvis
anjurkan klien untuk tirah baring.
27. Evaluasi
a. Kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
b. Respon verbal dan non verbal
28. Dokumentasi
a. Catat waktu dan hasil pemeriksaan dan keistimewaan
yang ditemukan.
b. Catat respon klien

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

226
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA II
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/115/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan asuhan keperawatan klien mulai dilatasi serviks
penuh dan berakhir dengan lahirnya janin

TUJUAN 1. Memudahkan kemajuan normal dari persalinan dan


turunnya janin
2. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
3. Mendukung keinginan klien / pasangan berkenaan
dengan pengalaman melahirkan, mempertahan
keamanan sesuai prioritas
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Aktivitas/istirahat (kelelahan, lingkaran hitam sekitar
mata)
b. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah diantara
kontraksi)
c. Integritas ego (respons emosional, hilang kontrol)
d. Eliminasi (keinginan untuk defikasi saat kontraksi,
keluarnya feses, distensi kandung kemih)
e. Nyeri/ketidak nyamanan
f. Pernapasan (peningkatan frekuensi per-napasan)
g. Djj
h. Seksualitas (dilatasi serviks penuh,
peningkatan perdarahan vagina, penonjolan perineum,
vulva membuka, anus membuka, membran amnion
ruptur, tampak bagian terendah janin
2. Jagaprivasi
3. Beri posisi yang nyaman untuk meneran
4. Atur posisi pendamping
5. Jelaskan keadaan klien dan pertolongan persalinan
yang akan dilakukan
6. Mengidentifikasi derajat kenyamanan dan sumbernya
7. Memberi tindakan kenyamanan
8. Memantau aktivitas uterus pada saat kontraksi
9. Memberi informasi dan dukungan yang berhubungan

227
dengan kemajuan persalinan
10. Menganjurkan klien untuk mengatur upaya mengejan
dengan spontan, mendorong selama kontraksi.
Tekankan pentingnya menggunakan otot abdomen
dan merelaksasikan otot dasar pelvik
11. Memantau penonjolan perineal dan rektal, pembukaan
muara vagina
12. Membantu klien untuk memilih posisi meneran yang
mengoptimalkan sirkulasi seperti posisi rekumben
lateral, Fowler, berdiri saat mendorongatau jongkok
13. Menjelaskan pada klien kapan waktu yang tepat untuk
meneran, anjurkan untuk relaksasi diantara
kontraksi.pantau tekanan darah, nadi klien dan djj
14. Mengkaji kepenuhan kandung kemih kalau perlu
kateterisasi diantara kontraksi
15. Memberi cairanperoral
16. Memantau upaya mendorong saat kepala keluar.
Instruksikan klien untuk napas pendek dan cepat
selama proses.
17. Membantu / menolong pada saat kelahiran bayi:
a. Menilai APGAR bayi baru lahir
b. Menghisap lendir (k/p)
c. Mengeringkan tubuh bayi
d. Melakukan resusitasi bila diperlukan.
e. Membantu pasien memposisikan bayi diatas dada ibu
f. Memfasilitasi Kontak dan inisiasi dini
g. Memotong dan merawat tali pusat
18. Melahirkan plasenta
19. Evaluasi
a. Respon klien dan keluarga verbal dan nonverbal.
b. Persalinan normal
c. Resiko HPP : kontraksi uterus, TFU, Jumlah
perdarahan.
d. Kondisi bayi
20. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pertolongan persalinan pada status
klien.

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

228
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA III
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/116/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mendampingi klien mulai kelahiran bayi dan berakhir dengan
pelepasan dan pengeluaran plasenta (l-30menit)

TUJUAN 1. Meningkatkan kontraktivitas uterus


2. Mempertahankan volume cairan sirkulasi
3. Meningkatkan keamanan maternal dan bayi baru lahir
4. Mendukung interaksi orangtua - bayi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Aktivitas/istirahat (perilaku dari senang sampai
letih)
b. Sirkulasi (peningkatan tekanan darah, frekuensi
nadi melambat)
c. Makanan/cairan (kehilangan darah normal 250-300
ml)
d. Nyeri/ketidak nyamanan (tremor kaki/ menggigil)
e. Keamanan (perluasan episiotomi atau laserasi jalan
lahir)
f. Seksualitas (darah berwarna hitam, tali pusat
memanjang pada muara vagina, uterus bentuk
globular dan meninggikan abdomen)
2. Jaga privacy
3. Beri posisi yang nyaman
4. Fasilitasi inisiasi dini
5. Beri suntikan 1 ampul sintosinon i.m
6. Memeriksa kontraksi uterus, tinggi flindus uteri, kandung
kemih dan mengontrol perdarahan pasca persalinan.
7. Mengobservasi tanda-tanda lepasnya plasenta
8. Melahirkan plasenta
9. Masase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran
plasenta
10. Mengobservasi robekan jalan lahir
11. Mengukur jumlah perdarahan
12. Memeriksa kelengkapan plasenta (inspeksi permukaan

229
plasenta maternal dan janin. Perhatikan ukuran,
insersi tali pusat, keutuhan dan kalsifikasi)
13. Fasilitasi interaksi antara klien/pasangan dan bayi baru lahir
sesegera mungkin setelah melahirkan
14. Berikan klien dan ayah kesempatan
menggendong bayi dengan segera setelah kelahiran bila
kondisi memungkinkan
15. Bersihkan badan ibu, ganti pakaian dan linen basah
16. Evaluasi
a. Keadaan klien dan bayi baru lahir
b. Respons verbal non verbal klien dan pasangan
17. Dokumentasi
Catat semua hasil temuan kedalam format

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

230
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN DALAM PERSALINAN KALA IV
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/117/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan asuhan keperawatan klien mulai pengeluaran
plasenta sampai dengan 4 jam setelah kelahiran

TUJUAN 1. Mencegah hemoragi


2. Memberikan kenyamanan fisik,nutrisi, hidrasi, keamanan
dan eliminasi
3. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk mulai
mengintegrasikan proses kelahiran pengalaman hidup
mereka
4. Memelihara proses kedekatan dengan neonatus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Tanda Vital
b. Fundus uteri
c. Kandung kemih
d. Lokea
e. Perineum
f. Ketidak nyamanan (nyeri)
g. Iteraksi anak-orang tua
h. Status emosi
2. Jaga privacy
3. Beri posisi yang nyaman
4. Memberikan posisi tirah baring
5. Massase lembut dan intermiten pada fundus uteri
6. Mengidentifikasi lokea terhadap jumlah dan karakteristik
7. Menganjurkan klien untuk berkemih secara teratur.
8. Menjelaskan fisiologi afterpain normal pada ibu
9. Menganjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi diri
10. Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan higiene kulit
11. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi

231
18. Evaluasi
a. Keadaan klien dan bayi baru lahir
b. Respons verbal non verbal klien dan pasangan
19. Dokumentasi
Catat semua hasil temuan kedalam format

UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin


2. Ruang Rawat Nifas

232
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
CARA PENGISIAN PARTOGRAF
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/118/04/16 01 1/5
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Instrumen untuk memantau kemajuan persalinan

1. Mencatat kemajuan persalinan


2. Mencatat kondisi ibu dan janin
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
TUJUAN kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi
dini penyulit persalinan
5. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
KEBIJAKAN Sebagai pedoman tindakan dan tanggung jawab Perawat, Bidan
dalam prosedur
1. Kala 1 persalinan ttd dua fase yaitu :
 Fase Laten : pembukaan serviks ≤ 4cm
 Fase Aktif : pembukaan serviks 4 – 10 cm
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi
ibu dan bayi harus lebih sering dilakukan. Jika frekuensi
kontraksi berkurang dalam satu/dua jam pertama, nilai
ulang kesehatan dan kondisi actual ibu dan bayinya.
2. Pencatatan selama fase aktif persalinan :
Patograf
Halaman dengan patograf menginstruksikan observasi
dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur
dan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan selama fase
PROSEDUR aktif persalinan.
3. Informasi tentang ibu :
1. Nama, Umur
2. Gravida, Partus, abortus
3. No.catt medic/ No.Puskesmas
4. Tgl dan waktu mulai dirawat
5. Waktu pecahnya selaput ketuban
4. Kondisi janin :
 DJJ
 Warna dan adanya air ketuban
 Penyusupan kepala janin
5. Kemajuan persalinan
 Pembukaan servik

233
 Penurunan bagian terbawah janin
 Garis waspada dan garis bertindak
6. Jam dan waktu
 Waktu mulainya fase aktif persalinan
 Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
7. Kontraksi uterus
 Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
 Lama kontraksi
8. Obat- obatan dan cairan yang diberikan
 Oksitosin
 Obat-obatan lainya dan cairan IV yang diberikan
9. Kondisi ibu
 Nadi, TD dan Temp
 Urin (volume, aseton atau protein)

MENCATAT TEMUAN PADA PATOGRAF


1. INFORMASI TENTANG IBU
Lengkapi bagian awal (atas) patograf secara rutin pada
saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan
(tertulis sebagai “jam atau pukul” pada patograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten.
Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
2. KONDISI JANIN
Bagian atas grafik pada patograf ada untuk pencatatan
DJJ, air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
a. Denyut jantung janin
1. Catat DJJ setiap 30 menit. Setiap kotak dibagian
atas patograf menunjukan waktu 30 menit. Skala
angka disebelah kolom paling kiri menunjukan
DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada
garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan
DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik
lainnya dengan garis tegas dan bersambung.
2. Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf
diantara garis tebal pada angka 180 dan 100.
Penolong harus waspada bila DJJ dibawah 120
atau diatas 160
b. Warna dan adanya air ketuban
U = selaput ketuban masih utuh
J = selaput ketuban sudah pecah dan jernih
M = selaput ketuban sudah pecah + mekonium
D = selaput ketuban sudah pecah + darah
K = selaput ketuban sudah pecah (kering)
3. KEMAJUAN PERSALINAN
 Kolom dan lajur kedua pada patograf ada untuk
pencatatan kemajuan persalinan
 Angka 0 – 10 dikolom paling kiri ada besarnya
dilatasi

234
 Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi
serviks dalam satuan Cm dan menempati lajur dan
kotak sendiri.
 Perubahan nilai atau perpindahan satu lajur satu kelajur
yang lain menunjukan penambahan dilatasi serviks
sebesar 1 cm
 Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian
terbawah janin tercantum angka 1 – 5 yang sesuai denga
Setiap kotak segi empat menunjukan waktu 30 menit
untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi
uterus dan frekuensi nadi ibu
 Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih
sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Tanda
“X” harus di cantumkan digaris waktu yang sesuai
dengan lajur besarnya pembukaan serviks.

PERHATIKAN :
 Pilih angka tepi kiri luar kolom pembukaan serviks
yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks
pada fase aktif persalinan hasil dari periksa dalam.
 Pembukaan serviks pada pemeriksaan pertama fase
aktif hasil periksa dalam harus dicantumkan pada
garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan
bukaan serviks dan cantumkan tanda “X” pada titik
silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
 Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan
dengan garis utuh (tidak terputus)
1. Penurunan bagian terbawah janin
 Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala
(hodge) yang menunjukan bagian terbawah janin
memasuki rongga panggul.
 Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus
dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks
 Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu
yang sesuai. Ex : jika hasil pemeriksaan palpasi
kepala diatas simfisis pubis adalah 4/5 maka
dituliskan tanda “O” digaris angka 4. Hubungkan
tanda “O” dari setiap pemeriksaan dengan garis
tidak terputus.
2. Garis waspada dan bertindak
 Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
dan berakhir pada titik pembukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1cm per jam. Pencatatan
selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris
waspada.
 Jika pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan
garis waspada (pembukaan <1 cm per jam) maka
harus dipertimbangkan adanya penyulit.

235
 Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampui dan berada disebelah kanan
garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.

3. JAM DAN WAKTU


a. Waktu mulainya fase aktif
Persalinan dibagian bawah patograf (pembukaan serviks
dan penurunaan) tertera kotak-kotak yang diberi jangka
1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan.
b. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian dibawah
lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera
kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan.
4. KONTRAKSI UTERUS
Dibawah lajur waktu patograf terdapat 5 kotak dengan
tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Ingat !!!
a. Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam
selama fase laten dan setiap 30 menit selama fase laten
b. Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalam 10
menit observasi
c. Catat temuan-temuan dikotak yang sesuai dengan waktu
penilaian
d. Catat temuan-temuan dikotak yang sesuai dengan waktu
penilaian.
5. OBAT-OBATAN DAN CAIRAN YANG DIBERIKAN
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur
kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya dan
cairan IV.
 Oksitosin
Jika tetesan drip oksitosin sudah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin
yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan
tetesan per menit.
 Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan
cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom
waktunya.
6. KONDISI IBU
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan
patograf terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi
kesehatan dan kenyamanaan ibu selama persalinan
waktu yang sesuai.

236
a. Nadi, TD dan Suhu
 Catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda (*) pada kolom waktu yang
sesuai
 Catat tekanan darah ibu setiap 4jam selama fase
aktif persalinan. Beri tanda panah pada patograf
pada kolom waktu yang sesuai.
 Catat temp ibu setiap 2 jam pada kotak yang sesuai.
b. Volume urin, protein dan aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu setiap 2 jam.
UNIT TERKAIT 1. Unit VK
2. Unit Rawat Inap Nifas

237
R.S. Santa Elisabeth PEMERIKSAAN DALAM (VAGINAL TOUCHE)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 No. Document No. Revisi Halaman
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 P/IV/119/04/16 01 1/1
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Suatu tindakan pemeriksaan dalam yang dilakukan terhadap
PENGERTIAN klien untuk menegakkan penyakit/238iagnose tertentu

1. Untuk mendeteksi dini adanya komplikasi/penyulit


2. Memantau jalannya persalinan, apakah masih fisiologis
TUJUAN atau sudah termasuk patologis
3. Memantau pembukaan serviks
4. Menilai penurunan bagian terendah dari janin
5. Memantau keadaan ketuban sudah pecah atau masih utuh
Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
KEBIJAKAN tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

1. Berikan salam panggil nama klien


2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien/keluarga
3. Berikan kesempatan bertanya sebelumkegiatan dilakukan
4. Sebelum melakukan tindakan anjurkan klien untuk BAK
terlebih dahulu
5. Pastikan privasi klien terjaga, kemudian anjurkan klien
untuk melepaskan pakaian bagian bawah
6. Cuci tangan
7. Alat didekatkan kepada klien
8. Gunakan alat pelindung diri masker dan sarung tangan
PROSEDUR 9. Atur posisi dorsal recumben
10. Pasang penggalas
11. Ganti sarung tangan yang steril
12. Lakukan vulva hygiene buang kapas dibengkok
13. Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam
saat prosedur
14. Ganggam tangan kanan masukkan jari tengah ke dalam
vulva disusul dengan jari teelunjuk
15. Nilai hasil pemeriksaan anda. Bila anda ingin mengetahui
dilatasi serviks coba gambarkan jari anda di tangan yang
lain yang tidak dominan
16. Tarik tangan anda lepas sarung tangan buang di bengkok

UNIT TERKAIT 1. Unit rawat jala


2. Unit VK

238
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMERIKSAAN IBU POST NATAL
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/120/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya organ
reproduksi (eksternal dan internal). Masa ini membutuhkan
waktu kurang lebih 6 minggu akan tetapi akan pulih sempurna
PENGERTIAN dalam waktu 3 bulan.
- Immediate post partum 24 jam
- Early partum Minggu I
- Late post partum Minggu ke 2 minggu ke 6
1. Untuk memandirikan ibu-ibu dalam melakukan perawatan
diri setelah melahirkan karena ibu-ibu yang baru bersalin
spontan maupu sectio caesar tidak mau melakukan
perawatan diri
2. Memulihkan kesehatan fisik dan mental ibu
TUJUAN
3. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan ASI
5. Ibu dapat melaksanakan perawatan masa nifas
6. Ibu dapat merawat bayinya dengan baik

KEBIJAKAN Sebagai pedoman tindakan dan tanggung jawab Perawat, Bidan


dalam prosedur
1. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Pemeriksaan keadaan umum klien, tingkat kesadaran dan
penampilan, tanda-tanda vital, kluhan utama
3. Kulit, inspeksi dan palpasi, warna , jaringan parut, lesi dan
kondisi vaskularisasi supervisial kelembapan, tekstur suhu
turgor, mobilitas dan adanya lesi
4. Kuku, inspeksi dan palpasi kuku tangan dan kaki meliputi,
warna , bentuk setiap ada ketidaknormalan (cubbing
finger) dan lesi
5. Kepala, inspeksi dan palpasi kesimetrisan wajah dan
PROSEDUR tengkorak ukuran dan bentuk keadaan rambut /kebersihan
rambut, masa, pembengkakann ,nyeri tekan keutuhan kulit
kepala (lesi, luka), warna jumlah distribusi adanya tanda
radang, tekstur, warna dan rambut kulit kepala. Penekanan
ibu jari pada kulit dahi finger prin, temukan tanda-tanda
demam (wajah kemerahan dan dahi panas) dan sakit
kepala.
6. Mata, inspeksi dan palpasi: posisi dan kesejajaran mata alis
mata kelopakmata, bola mata, keluasan mata membuka,
konjungtiva palpebra dan bulbi dan sclera, warna iris,

239
reaksi opupil terhadap cahaya ukuran pupil dan
kesimetrisan pupil, gerakan mata, lapang pengelihatan
(visual)
7. Hidung, bentuk hidung, keadaan kulit, kesimterisan
hidung, posisi septum, suping hidung, kebersihan
8. Telinga, inspeksi: bentuk,warna, massa,ukuran lesi dan
massa di spina, adanya peradangan, kebersihan, dinding
lubang telinga, membrane timpani (warna) bentuk dan
adanya peradangan
9. Mulut dan faring, inspeksi:bibir, gigi, (karien dan sisa
makanan) dan gusi, bau mulut/kebersihan mulut dan lidah
selaput lendir mulut dan faring, lesi, warna, kelembapan
mukosa mulut uvula
Leher, inpeksi:bentuk kulit 9 wrna, pembengkakan,
jaringan parut, massa)tiroid, palpasi kelenjar getah bening,
kelenjar tiroid,kaku kuduk, mobilitas leher, vena jugulasris
dan ROM
10. Payudara , inpeksi: keadaan puting susu (datar/menonjol)
hiperpigmentasi pada puting dan areola, kebersihan laktasi
diberikan dan melakukan stimulasi produksi ASI. Palpasi,
adanya pembengkakan , benjolan, rabas dari puting
susu(apakahn keluar pus atau darah). Konsistensi,
lembek/tegang (adanya bendungan ASI). Aerola, urut
dengan lembut kearah atas (apakah ada ASI/tidak) teraba
hangat.
11. Abdomen dan fundus, iinspeksi : abdomen tampak longgar
atau tidak tegang, striae palpasi
- Tonus otot
- Tinggi fundus, sebelum melakukan pemeriksaan
pastikan blader kosong, posisi pasien terlentang kaki
diluruskan, tengankanan menekan fundus, bagian
bawah diatas sympisis dan tangan kiri melakukan
palpasi mengitari uterus secara perlahan
- Diastasi otot rektus abdominalis, posisi pasien
terlentang , kaki diluruskan dan bantu pasien
mengangkat kepala dengan melihat kearah perut
mengenccangkan otot perut dengan menggunsksn jari
tangan kanan telusuri bagian bawah prosesus xypoideus
terus menelusuri kebawah sampai tidak teraba sambil
jari tangan mengukur lebarnya serta ukur beberapa
panjangnay (menggunakan meteran)
12. Kandung kemih, tanyakan apakah ibu mengalami kesulitan
dalam berkemih?
13. Defekasi, tanyakann apakah ibu sudah bisa BAB

240
14. Ekstremitas bagian bawah
- Lihat apakah ada varises dan odema
-Lakukan pemeriksaan homan’s sign ;luruskan tungkai
bawah lutut untuk membantu lutu fleksi. Bila didapat
nyeri pada kaki atau pergelangan kaki maka dikatakan
tanda homans positif
- Refleksi patela: lakukan pemeriksaan refleks patella
pada kedua lutut pasien
15. Lokea, sebelum memeriksa lokhea dan perineum lakukan
vulva hygiene
Perhatikan :
- Jumlah frekuensi penggantian pembalut/duk dengan
melihat darah yang menodai pembalut/duk, dapat juga
dengan cara ditimbang
- Sifat pengeluaran
- Warna dan bau
16. Perineum dan Anus(posisi pasien sim kearah jahitan)
- Perhatikan perineum( menggunkan penerangan yang
cukup/senter/lampu sorot) terhadap sumber perdarahan
(misal,epysiotomy/robekan)
- Observasi tanda-tanda REEDA jika dilakukan heacting,
baik karena epysiotomy ataupun robekan (redness,
edema, echymocic, discharge, approximation)
- Kaji adanya hemoroid 9ukuran, nyeri,perdarahan)
- Varises
- Oedema

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

241
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN PERINEUM DAN VULVA HYGIENE
Jl. Anggrek Blok II POST PARTUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/121/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah vulva dan
PENGERTIAN perineum ibu setelah persalinan,

1. Menjaga kebersihan daerah kemaluan


2. Mencegah terjadinya iritasi dan infeksi
TUJUAN 3. Mengurangi nyeri
1. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu

KEBIJAKAN Sebagai pedoman tindakan dan tanggung jawab Perawat, Bidan


dalam prosedur
1. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukahn
2. Pastikan privasi klien terjaga
3. Kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakaian
dalamnya
4. Sebelum melakukan tindakan palpasi erut ibu utnuk
mengetahu apakah kandung kemihnya penuh atau tidak
5. Jika kandung kemih teraba penuh laukan keteterisasi
dengna kateter logam
6. Persilahkan ibu berbaring di tempat tidur dengan satu
bantal dibagian kepala, dan lutut (posisi dorsal recumbent)
7. Pasang pembalut dan celana bersih
PROSEDUR 8. Letakkan pengalas dibawah bokong klien
9. Bersihkan perineum
-Ambil kapas styeril dengan pinset kemudian masukkan
kassa steril tersebut kedalam air sabun
-Basahi kassa steril tersebut kearah perineum dari arah
depan kebelakang
-Lekukan hal tersebut hingga area perium terlihat bersih
-Lakukan perawatan dengan betadine jika ada jahitan pada
perineum(luka epistomi)
-Amati ada tidaknya tnda infeksi pada are atersebut
-Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh pasien yang
termasuk are yang akan dilakukan tindakan.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

242
MERAWAT PAYUDARA PADA MASA NIFAS
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/122/04/16 01 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merawat payudara klien postpartum mulai hari kedua

TUJUAN 1. Memelihara kebersihan payudara


2. Melancarkan pengeluaran ASI
3. Mencegah pembendungan ASI
4. Melancarkan produksi ASI
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Pengetahuan Klien tentang menyusui
b. Kondisi payudara
c. Inisiasi dini
2. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan
dilakukan.
3. Klien duduk di kursi dalam posisi tegak yang bersandar
4. Lingkungan: jaga privasi
5. Perawat mencuci tangan efektif
6. Menganjurkan klien membuka pakaian atas danBH
7. Meletakkan handuk melintang di bawah mamae klien
8. Melincinkan tangan dengan minyak
9. Pengurutan pertama, menempatkan kedua telapak tangan
diantara kedua buah dada klien dan menggerakkan kedua
tangan tersebut kearah atas, samping, bawah dan
melepaskannya. Ulang selama 5 menit
10. Pengurutan kedua (friction), sokong payudara kiri dengan
tangan kiri, 3 jari tangan kanan, buat gerakkan memutar
sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada
putting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan,
setiap payudara minimal 2 gerakan selama 5 menit
11. Buah dada dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
12. Mengenakan BH yang menyokong
13. Menyelesaikan alat-alat pada tempatnya.
14. mencuci tangan

243
15. Evaluasi
a. Keadaan buah dada
b. ASI (pengeluaran danjumlah asi)
c. Perhatikan ketepatan pengurutan mammae yang
dilakukan klien
16. Dokumentasi
a. Catat keadaan buah dada, jumlah asi
b. Catat kemampuan ibu melaksanakan pengurutan buah
dada.
c. Catat respon klien
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Nifas

244
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PERAWATAN PADA KLIEN POSTPARTUM LANJUT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/123/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien pospartum lanjut
(setelah 4 jam melahirkan)

TUJUAN 1. Mencegah infeksi


2. Meningkatkan penyembuhan j aringan
3. Meningkatkan involusi uteri dan kenyamanan
4. Meningkatkan istirahat,aktivitas, keamanan serta mencegah
komplikasi
5. Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat
6. Meningkatkan pembentukan laktasi atau supresinya
7. Meningkatkan pola eliminasi normal
8. Memenuhi kebutuhan klien belajar.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji catatan prenatal dan persalinan
2. Kaji status emosional, tingkat energi, letak dan derajat
ketidak nyamanan, lapar, haus, pengetahuan terhadap
perawatan diri dan bayi, rencana pemberian makanan bayi
3. Kaji tanda-tanda vital, fundus uteri, lokea, kandung
kemih, asupan dan haluaran, perineum dan episiotomi,,
payu dara, eliminasi.
4. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan
dilakukan.
5. Lingkungan: jagaprivasi
6. Perawat mencuci tangan efektif
7. Menganjurkan klien memelihara kebersihan diri
8. Memeriksa conjungtiva dan sclera
9. Memeriksa kebersihan mulut
10. Memeriksa kelenjar thyroid pada leher
11. Memeriksa keadaan payudara, putting, hiperpigmentasi
12. Mengidentifikasi adanya linea nigra, striae, bising usus.
13. Mengidentifikasi proses involusi (penurunan flindus uteri,
kontraksi uterus).
14. Mengobservasi eliminasi BAB dan BAK
15. Mengidentifikasi lokea (COCA= Konsistensi, bau, warna
dan jumlah).

245
16. Mengobservasi keadaan luka episiotomi dengan skala
REEDA
17. Memperhatikan keluhan nyeri/afterpain
18. Menganjurkan klien untuk menyusui bayi sesuai
kebutuhan
19. Mengajarkan cara merawat vulva dan perineum
20. Mengajarkan cara perawatan payudara
21. Mengajarkan latihan peregangan otot (latihan Kegel)
22. Memberikan makanan dengan menu seimbang,
vitamin dan mineral.
23. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang memandikan
bayi, memberi makan bayi.
24. Evaluasi
a. Proses laktasi (pengeluaran danjumlah asi)
b. Proses involusi
c. Respon klien verbal dan nonverbal
25. Dokumentasi
a. Catat keadaan buah dada, kualitas asi
b. Catat hasil temuan.
c. Catat respon klien
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Ruang Rawat Nifas

246
R.S. Santa Elisabeth MENGHISAP LENDIR BAYI BARU LAHIR DENGAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PENGHISAP DEE I
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/124/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penghisapan lendir pada daerah mulut atau hidung dimana
terdapat sekret berlebihan mengganggu kebersihan jalan nafas

TUJUAN 1. Membersihkan jalan nafas


2. Mendapatkan asupan oksigen yang optimal
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji daerah oral: cairan berlebihan
2. Kaji cyanotis / accrocyanotis
3. Kaji bayi resiko tinggi
4. Kaji pernafasan bayi: retraksi, cuping hidung
5. Posisikan bayi saat penghisapan lendir adalah kepala
"Midline" posisi dengan 30 - 45°
6. Mencuci tangan
7. Miringkan kepala bayi agar cairan yang terkumpul di
mulut keluar
8. Meninggikan kepala bayi dengan kepala "Midline"
posisi dengan kepala 30°- 45°
9. Masukkan dengan lembut kateter penghisap lendir
menggunakan tangan perawat yang dominan.ke dalam
mulut bayi maksimal 5 cm, kemudian dihisap
10. Menghisap lendir perlahan-lahan sampai bersih Bila
sangat diperlukan boleh membersihkan lendir dari hidung,
11. Memasukkan kateter penghisap lendir maksimal 3
cm ke dalam lubang hidung.
12. Menghisap lendir perlahan-lahan dengan gerakan
memutar 5-10 detik
13. k/p Mengulangi penghisapan lendir
14. Merangsang bayi untuk melakukan pernafasan
15. Memberi kesempatan bayi untuk menagis
16. Membungkus bayi
17. Membereskan alat-alat

247
18. Evaluasi
 Respon bayi.
 Kaji pernapasan bayi
19. Dokumentasi
 Catat kondisi bayi pada status bayi
 Catat respon bayi
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Ruang Rawat Bayi

248
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT BAYI DENGAN TERAPI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 SINAR/PHOTOTHERAPY
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/125/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Sinar flourescent yang digunakan untuk memecah bilirubin
agar dapat masuk ke dal; subcutaneous (kulit) sehingga dapat
diekskresikan ke dalam urine dan feaces

TUJUAN 1. Phototherapy untuk menurunkan kadar bilirubin indirek


2. Mencegah terjadinya ikterus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kadar bilirubin pada neonatus
2. Kaji keadaan ikterik pada neonatus terutama : kulit dan
sclera
3. Kaji warna feaces dan urine
4. Jagajarak antara bayi dengan sinar +30 cm, dan usahakan
agar bayi tidak terpapar bayi lain.
5. Periksa keadaan blue light.
6. Mengukur suhu bayi sebelum terapi sinar dimulai.
7. Membuka pakaian bayi, ganti dengan celana blue light.
8. Menutup mata bayi dengan penutup mata, kemudian
difiksasi.
9. Membaringkan bayi di dalam box / couve untuk disinar.
10. Memasang penghalang tempat tidur.
11. Menyalakan lampu
12. Evaluasi
 Lakukan cek bilirubin setiap hari
 Periksa wama kulit dan sclera.
13. Dokumentasi
Catat jam keluar dan masuk dari couve selama proses
penyinaran.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

249
R.S. Santa Elisabeth MEMBEDONG BAYI / SWADDLE / MUMMY
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 RESTRAINT
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id No. Document No. Revisi Halaman

P/IV/126/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Salah satu jenis restraining dan therapeutic hugging, dimana
bayi dalam pos yang sangat dekat dengan ibu / perawat dalam
kurun waktu tertentu

TUJUAN 1. Menjaga Suhu bayi agar tetap stabil


2. Menjaga bayi agar aman
3. Sarana untuk pengambilan darah kapiler dimana tubuh bayi
akan hangat
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kebutuhan pembedongan
2. Kaji keadaan umum bayi: cyanotis
3. Bayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil
yang telah tersedia atau dalam box bayi/tempat tidur ibu.
4. Mencuci tangan efektif
5. Memeriksa suhu bayi
6. Memeriksa bayi BAB/BAK, bila ya, ganti popok dengan
yang bersih. K/p mengenakan baju
7. Membedong bayi: DOWN UP DOWN
a. Membuat segitiga kecil pada salah satu ujung bedong
b. Menempatkan bayi pada salah satu ujung bedong
c. Meluruskan tangan bayi dengan lembut (kanan), sejajar
dengan tubuh.
d. Menarik ujung bedong sebelah kanan, dan masukkan ke
bagian bawah bokong bayi.
e. Bila bedong panjang, lipat bagian kaki kearah dada.
f. Meluruskan tangan kiri sejajar dengan tubuh dan
selenjutnya menarik ujung kiri bedong.
g. Masukkan ke bagian bawah bokong bayi
8. Membaringakn bayi ke box
9. Mencuci tangan
10. Evaluasi
a. Kaji responbayi
b. Kerapihan bedong

250
11. Dokumentasi
a. Catat alasan bayi dibedong
b. Catat respon bayi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Bayi


2. Kamar Bersalin

251
R.S. Santa Elisabeth MEMANDIKAN BAYI DENGAN AIR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/127/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan kulit bayi dari darah ibu dan vervix caseosa

TUJUAN 1. Membersihkan secara menyeluruh pada neonatus


2. Mengobservasi kondisi neonatus
3. Membuat rasa nyaman
4. Mensosialisasikan hubungan antara orangtua dan bayi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kondisi bayi sebelum dimandikan :
2. Kaji keadaan umum (sesuai dengan syarat rawat
gabung).
3. Kajisuhu stabil dalam 2 jam sebelum dimandikan yaitu
36,5°C-37,5°C
4. Kaji cephalo hematom
5. Kaji oksigenerasi
6. Kaji letargi
7. Lingkungan : AC dimatikan
8. Memakai skort plastik
9. Perawat mencuci tangan
10. Memakai masker bila perlu
11. Membuka kelambu
12. Mengukur suhu per axilla +3-5 mnt atau per rectal
13. Posisi bayi sim
14. Thermometr dimasukkan ke anus sebatas reservoir
(Turunkan Hg terlebih dahulu)
15. Setelah dibaca, bersihkan dengan air mengalir dan
keringkan.
16. Membersihkan mata bayi dengan kapas rebus dari ujung
mata ke pangkal hidung
17. Membersihkan mulut bayi dengan kassa yang telah
dibasahi dengan air matang. Dengan urutan lidah, langit-
langit, bagian dalam pipi dan sekitar mulut.
18. Menanggalkan selimut
19. Membuka dan menutup peniti dan Membuka baju bayi
20. Membuka tali pusat

252
21. Membersihkan feaces dengan kapas basah
22. Membersihkan muka bayi tanpa sabun dengan
kantung pencuci.
23. Menyabuni bayi dengan urutan :
Kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak,
punggung, bokong, kaki, dan terakhir alat kelamin.
24. Mengangkat bayi dengan prasat garpu
25. Memasukkan bayi ke dalam ember untuk dibersihkan
(perhatikan telinga)
26. Membalikkan bayi
27. Mengangkat bayi dengan prasat garpu dan baringkan diatas
handuk untuk dikeringkan.
28. (Tidak diberi lotion dan bedak).
29. Memperhatikan Keadaaan umum dan kelainan pada
bayi
30. Memelihara talipusat
31. Membasahi kassa dengan alcohol 70%
32. Memberikan minyak telon pada daerah dada, perut, dan
punggung.
33. Menimbang berat badan bayi
34. Mengenakan baju bayi dan popok kemudian memasang
peniti.
35. Menyisir rambut
36. Meletakkan bayi diatas alas dan dibedong
37. Evaluasi
Respon bayi selama proses memandikan
38. Dokumentasi
a. Berat badan dan Waktu memandikan
b. Keadaan tali pusat
c. Suhu dan menilai keadaan bayi

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

253
R.S. Santa Elisabeth MENGGANTI POPOK BAYI (BAB/ BAK)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/128/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menjaga keutuhan kulit/integritas kulit

TUJUAN 1. Menjaga kebersihan kulit daerah bokong dan perianal


2. Mencegah terjadi ruam popok, rush, kemerahan
3. Menjaga rasa nyaman
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kebutuhan eliminasi pada bayi
2. Kaji warna, frekuensi BAB/BAK
3. Bayi diangkat dan dibaringkan diatas tempat kasur kecil
yang telah tersedia atau dalam box bayi/tempat tidur ibu.
4. Perawat mencuci tangan efektif
5. Melepaskan popok:
a. Membuka dan menutup peniti (letakkan agak jauh dari
bayi dan dalam keadaan tertutup
b. Popok dibuka, dilipat, diangkat dan dimasukkan ke
dalam ember (bila bayi buang air besar, ujung popok
dilipat ke bawah bokong, lalu bersihkan bokong
dengan kapas dari arah depan ke belakang)
6. Mengenakan popok:
Meletakkan popok bersih di bawah bokong (dengan lipatan
sesuai jenis kelamin)
1) Memakaikan popok dengan rapih sesuai dengan:
a. Metode tradisional
b. Metode Sumo
c. Metode Perry Poter
2) Memasang peniti dengan meletakkan 2 jari tangan kiri
perawat diantara badan bayi dan popok.
7. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya.
8. Mencuci tangan
9. Evaluasi
a. Kaji respon bayi verbal dan nonverbal.
b. Warna dan frekuensi defekasi/miksi
c. Kerapihan popok dan fiksasi

254
10. Dokumentasi
a. Catat hasil kajian bab/bak dan ruam popok dalam status
bayi.
b. Catat respon bayi.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

255
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENYUSUKAN BAYI PADA KLIEN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/129/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan antara ibu dan bayi dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayinya dimana kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kualitas hubungan antara ibu dan anak

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang siap saji


2. Meningkatkan bonding attachment antara ibu dan bayi
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji daerah oral: kebersihan
2. Kaji kebersihan daerah mamame dan keadaan puting susu
3. Kaji reflek menelan dan menghisap bayi
4. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum
5. Lingkungan: jaga privasi
6. Ibu bayi diminta untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyusui
7. Kebersihan payudara ibu
8. Mencuci tangan
8. Mengidentifikasi bayi yang akan disusukan pada klien
9. Mengantikan popok bayi bila bak/bab.
10. Menggendong bayi dan membawa bayi ke ibu:
a. Memperhatikan nomor bayi dan klien
b. Memanggil nama yang tertera pada gelang bayi.
11. Menganjurkan ibu untuk mencuci tangannya
12. Menganjurkan untuk mendisinfektan pada puting susu
dengan mengoleskan ASI pada puting susu
13. Menganjurkan klien pada posisi yang menyenangkan
14. Mengamati apakah puting susu lecet
15. Menyusukan bayi pada klien Mengamati apakah aerola
bagian atas lebih besar dibandingkan aerola bagian
bawah,dagu menempel pada payudara, mulut bayi
mencekap aerola.
16. Mengamati reflek isap bayi.
17. Menyusui 15-20 menit
18. Membuat bayi bersendawa.
19. Mengatur posisi bayi dalam box untuk miring ke kanan
20. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya.
21. Mencuci tangan.

256
22. Evaluasi
a. Kaji keadaan umum bayi setelah minum: tampak tidur
dengan tenang
b. Jumlah asi yang diminum
c. Defekasi dan miksi
23. Dokumentasi
a. Catat j am minum dan jumlah minum
b. Catat keistimewaan yang ada
c. Catat respon bayi. sebelum dan sesudah menyusui
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

257
R.S. Santa Elisabeth MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 SENDOK
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/130/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pemenuhan nutrisi pada bayi khususnya yang mengalami
gangguan pada reflek menelan, pernafasan cepat, schizis, dll

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi


2. Mencegah terjadinya aspirasi
3. Melatih reflek primitif: Menghisap dan menelan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kondisi payudara ibu : jumlah ASI, pembengkakan.
2. Kaji reflek primitif : menghisap, menelan dan rooting
3. Suhu ruangan yang sesuai.
4. Tempat duduk yang nyaman untuk menggendong bayi
5. Mencuci tangan.
6. Mengganti popok bayi yang basah.
7. Memasang popok bayi pada dagu bayi.
8. Menuangkan ASI perah atau susu formulapada gelas
sesuai dengan usia bayi.
9. Menggendong bayi dengan posisi setengah duduk
10. Menuangkan ASI perah ke dalam mulut bayi dari pinggir
dan dituangkan diatas lidah menggunakan sendok teh
11. Memperhatikan respon bayi selama proses berlangsung.
12. Menepuk punggung bayi dengan lembut untuk
disendawakan setelah minum.
13. Baringkan bayi di tempat tidur dengan miring ke kanan.
14. Evaluasi
Respon bayi selama proses pemberian nutrisi
menggunakan sendok.
15. Dokumentasi
 Mencatat jumlah intake yang telah masuk.
 Mencatat bila bayi mengalami muntah
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

258
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN DOT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/131/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan nutrisi kepada bayi melalui botol susu

TUJUAN Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi bagi ibu tidak dapat


menyusui karena CA mamae, penyakit tertentu dan serta bayi
adopsi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kondisi oral: lidah kotor, stomatitis
2. Kaji peralatan botol dan dot higienis
3. Kaji kebutuhan nutrisi
4. kaji reflek menghisap dan menelan pada bayi
5. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum
6. Mencuci tangan
7. Memakai masker k/ p
8. Menghitung jumlah minum sesuai umur bayi
9. Mengisi botol susu dengan susu sesuai jumlah yang
diperlukan
10. Memasang dot pada botol minum
11. Memeriksa panasnya susu dengan punggung tangan
perawat.
12. Mendinginkan atau memanaskan susu jika terlalu
panas/dingin.
13. Memeriksa apakah bayi bab/bak, bila BAB/BAK popok
diganti
14. Mencuci tangan
15. Mengangkat bayi dari box
16. Menggendong bayi dengan memberi posisisetengah duduk
agak miring ke kanan.
17. Memasangkan kain alas untuk tetesan susu
18. Memberi minum bayi dengan dot
19. Membaringkan bayi dengan posisi miring kanan.
20. Membuat bayi bersendawa
21. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya.
22. Evaluasi:
Respon bayi: Regurgitasi dan muntah

259
23. Dokumentasi
a. Catatjumlah intake yang telah masuk.
b. Catat respon bayi.
c. Catat jumlah dan jenis susu
d. Defekasi/miksi
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

260
R.S. Santa Elisabeth MEMASANG PIPA LAMBUNG / ORO GASTRIC TUBE
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 PADA BAYI/NEONATUS
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710
Email :
No. Document No. Revisi Halaman
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/132/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan Pipa lambung ke dalam lambung atau jejunum
pada bayi dimana melalui mulut

TUJUAN 1. Mengurangi distensi abdomen dengan cara menggerakkan


cairan dan gas dari bagian bawah pada gastrointestinal
2. Memberikan nutrisi dan medikasi serta cairan secara
langsung masuk ke saluran gastrointestinal
3. Untuk irrigasi
4. Mengambil sample pada gaster untuk pemeriksaan
diagnostic
5. Mengurangi nausea dan vomiting
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cek kembali program medik
2. Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT
3. Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang pemasangan
NGT
4. Kaji status kesehatan : anomali tenggorokan atau
esophagus, gangguan menelan, distress pernafasan,
penurunan kesadaran
5. Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
6. Posisikan bayi (supine/semifowler
7. Mencuci tangan
8. Menggunakan sarung tangan
9. Mengukur panjangnya pipa untuk neonatus dari puncak
hidung ke lubang telinga lalu ke pertengahan prosessus
Xyphoideus dan umbilikus
10. Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus
dimasukkan
11. Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat
12. Memasukkan pipa lambung Pegang kepala dengan cara
13. Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari lain
dilebarkan
14. Memasukkan pipa lambung melalui mulut
15. Pipa langsung masuk menuju belakang tenggorokan

261
16. 16. Posisikan kepala hiperflexi / hidung mengarah ke atas
17. Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
posisi kepala fleksi.
18. Memperhatikan respon klien (adanya reflek vagal, rasa
sakit/ ada tahanan, sianosis).
19. Bila klien batuk-batuk , tarik sedikit pipa dan hentikan
sejenak
20. Menggunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa
lambung
21. Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung : a. L Celupkan ujung pipa NGT pada air di dalam
gelas
22. Memasukkan udara 0,5- 1CC dengan cepat dan auskultasi
dengan stetoscope pada quadran atas / regio epi-gastrik
23. Kemudian diaspirasi lagi udara yang telah dimasukkan
24. Memfiksasi NGT dengan plester di atas bibir dan pipi
25. Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan
dengan kantong penampung
26. Melepaskan sarung tangan
27. Merapihkan pasien
28. Membereskan / mengembalikan alat-alat
29. Evaluasi
a. Respon klien terhadap pemasangan NGT
b. Persistent gagging Paroxysmal Of Coughing
30. Dokumentasi
a. Tanggal, waktu, respon klien selama pemasangan
NGT dan cara yang telah dilakukan untuk
memastikan posisi NGT tepat
b. K/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa
(dari mulut atau hidung sampai ujung distal)
c. Nama dan paraf perawat
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

262
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/133/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Membersihkan tali pusat dengan air bersih dan dibiarkan
terpapar dengar terbuka

TUJUAN 1. Mencegah infeksi pada masa perinatal


2. Mempercepat lepasnya tali pusat

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kebersihan tali pusat
2. Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang perawatan tali
pusat
3. Perawat mencuci tangan
4. Membuka popok bayi
5. Mengkaji talipusat: bau, kemerahan
6. Membersihkan sekeliling tali pusat dengan dengan cotton
buds yang sudah dibasahi air matang.
7. Mengeringkan dengan kassa kering
8. Membiarkan tali pusat terbuka tidak dibungkus
9. Mengenakan popok bayi
10. Evaluasi
Respon bayi selama dan setelah perawatan tali pusat
11. Dokumentasi
a. Catat keadaan tali pusat basah, atau kering
b. Catat Berbau atau tidak
c. Nama dan paraf perawat

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

263
R.S. Santa Elisabeth RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/134/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas ( respiratory
arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersbut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua
fungsi tersebut bekerja kembali

TUJUAN 1. sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi perawat


dalam resusitasi jantung paru
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
respirasi yang adekuat sampai keadaan henti jantung teratasi
atau sampai penderita di nyatakan meninggal
3. Memberikan oksigenasi terhadap otak, jantung dan organ-
organ vital lain sampai datangnya sistem pengobatan yang
definitif
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Penilaian respon
a. Segera setelah menemukan pasien tidak sadar
lakukan penilai respon
b. Penilaian respon di lakukan setelah petugas yakin
dirinya aman untuk melakukan pertolongan
c. Penilaian dilakukan dengan cara menepuk-nepuk
atau menggoyangkan sambil memanggil pasien
d. Jika tidak ada respon aktifkan system layanan gawat
darurat

264
2. Aktifkan system layanan gawat darurat dengan memanggil
teman sejawat atau mengaktifkan kode blue
3. Kompresi jantung
Sebelum melakukan kompresi dada periksa nadi karotis
maksimal 10 detik. Jika nadi tidak teraba:
a. Tentukan titik kompresi: bagian tengah sternum
b. Lakukan kompresi dengan irama teratur dan
kecepatan minimal 100x/mnt, dilanjutkan
ventilasi dengan perbandingan 30:2
c. Berikan kompresi dada dengan kedalaman
minimal 2 inchi (5cm), minimalkan interupsi
dan ikuti recoil dada secara komplet
4. Cek nadi setelah 5 siklus
5. Pasang monitor/defibrilator bila ada
6. Bila irama Ventrikel Trachicardi tanpa nadi/ Ventrikel
Fibrilasi, lakukan defibrilasi sesuai standar operasional
prosedur, kemudian segera lanjutkan RJP selama 5
siklus/2menit, kemudian lakukan evaluasi irma dan cek
nadi
7. Bila irama asystole/PEA, lakukan RJP selama 5 siklus/2
menit,lakukan pemasagan iv line bila belum terpasang,
berikan vasopressor epineprin 1mg iv, ulangi setiap 3-5
menit atau atropine sulfat 1mg iv dan dapat diulangi setiap
3-5 menit (sampai 3 dosis)
8. Jika irama Sinus Rytme dan nadi sudah ada, hentikan
kompresi cari dan tangani faktor penyebab, lakukan
pemeriksaan lebih lanjut
9. Hal Yang Harus Diperhatikan:
Apabila keluarga menolak resusitasi, maka harus
menandatangai blangko penolakan tindakan medis
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap

265
DC SHOCK
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email : P/IV/135/04/16 01 1/1
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung
melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator

TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti


jantung dan kelainan organ jantung lainnya
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
4. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG
tersebut untuk mencegah kekeliruan
6. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi
mulai dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan
50 joule)
7. Pegang paddle 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah
mid sternum dan paddle 2 dengan tangan kanan pada
daerah mid aksila
8. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar
staff yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun
bad pasien
9. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan
tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan
baik.
10. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan
dengan memberi watt second yang lebih tinggi
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan
tindakan
12. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
b. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana
tidak ada respon
c. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap

266
R.S. Santa Elisabeth PERAWATAN BAYI DALAM INCUBATOR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/136/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang berfungsi untuk merwat bayi prematur atau
mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara
memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan kebutuhan
oxygen sesuai dengan kondisi dalam kandungan ibu

TUJUAN Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat badan < 1500 gr


yang tidak dapat dilakukan kangaroo mothercare/KMC Untuk
bayi sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan
bersihkan secarr keseluruhan setiap minggu atau setiap
akan digunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakteria yang
berbahaya dalam air dan meyerang bayi
4. Atur suhu sesuai dengan umur dan BB bayi
a. BB <1500 gram Umur 1-10 hari : 35⁰C, umur 11 hari-3
minggu : 34⁰C, umur 3-5minggu : 33⁰C, umur
>5minggu : 32⁰C
b. BB 1500-2000 gram
Umur 1-10 hari :34⁰C, umur 11-4minggu : 33⁰C, umur
>4 minggu : 32⁰C
c. BB 2100-2500 gram
Umur 1-2 hari : 34⁰C, umur 3hari-3minggu : 33⁰C,
umur > 3 minggu : 32⁰C
d. BB >2500 gram
Umur 1-2 hari : 33⁰C, umur >2hari : 32⁰C.

267
5. Bila diperluksan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi a/
terapi sinar, lepas semua pakaian bayi & segera diberikan
pakaian kembali stlh selesai
6. Tutup indikator secepat mungkin, jaga lubang selalu
tertutup agar inkubator tetap hangat
7. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Bayi

268
R.S. Santa Elisabeth PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA KLL
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/137/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat
dan tepat

TUJUAN Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Informed concent dan penjelasan
2. Pemeriksaan ttv
A. Penatalaksanaan perawatan luka lecet
a) Bengkok didekatkan dan kasa didekatkan cairan Ns
dan betadine
b) Pembersihan dengan Ns
c) Setelah Itu diberi betadine / sufratul
d) Bersihkan peralatan
e) Observasi
f) Konseling
B. Penatalaksaan perawatan luka robek
a) Persiapan pasien dan informed concent
b) Semua alat disiapkan
c) Suntikkan dengan lidokain merata
d) Dibersihkan dengan Ns /perhidrol
e) Diberikan desinfektan dengan betadine
f) Heacting (Sesuai Sop Heacting)
g) Diberikan tulle Atau Salep Oxitetraciclin
h) Ditutup dengan kasa steril
i) Diplester / Hipafix
j) Bersihkan kotoran/ bekas darah di sekitar luka.
k) Bereskan peralatan
l) Observasi
m) Konseling

UNIT TERKAIT IGD

269
R.S. Santa Elisabeth HEACTING
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/138/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penjahitan luka terbuka

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup


oleh jahitan unutk menghindari infeksi lanjutanan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji
a. Mekanisme injury (bagai-mana, apa)
b. Lingkungan / tempat injury (bersih / kotor)
c. Lokasi injury, waktu/lamanya injury
d. Luas dan dalamnya injury
e. Riwayat alergi
f. Status imunisasi tetanus
g. Usia klien
h. Status sirkulasi
i. Riwayat penyakit (DM, CRF)
j. Penggunaan obat-obatan (aspirin, antikoagulan, steroid)
k. Kemampuan pergerakan / ROM
l. Persepsi sensory, motorik dan nadi perifer
m. Instruksi medik
2. Perawat mencuci tangan dan gunakan sarung tangan
disposible
3. Pasang alas perlak di bawah luka
4. Cuci kulit sekitar luka dengan air sabun/air mengalir. Bila
luka bersih cuci dengan NaCl 0,9%
5. Keringkan luka dengan kassa
6. Desinfeksi sekitar luka secara sirkuler sejauh 5 cm dengan
bethadine kemudian dengan alkohol 70%
7. Lakukan anasthesi secara subkutan dari ujung luka
membentuk belah ketupat sekitar ½ cm dari tepi luka
8. Kaji efektifitas obat anasthesi
9. Bila luka kotor, dan tempat injury yang kotor, luka di cuci
dengan H202 3% lalu bilas dengan NaCl 0,9%, lalu
keringkan kassa

270
10. Bila keadaan luka banyak jaringan nekrosis dilakukan
eksisi ± 3 mm tepi luka.
11. Desinfeksi kembali area luka dengan bethadine dan
alkohol 70% untuk persiapan menjahit.
12. Lepaskan sarung tangan disposibel
13. Buka set jahit dengan korentang steril
14. Gunakan sarung tangan steril
15. Persiapkan benang sesuai kebutuhan
16. Pasang duk berlubang dan klem dengan penjepit kain
17. Tangan kanan membawa pembawa jarum sambil menjepit
jarum 1/3 luar dam memasukkan benang.
18. Tangan kiri memegang pinset lalu mengambil kulit dan
jaringan yang akan dijahit
19. Menjahit luka dengan jarak ½ cm dari tepi luka dan jarak
antar jahitan 1 cm, buat simpul 2 kali dengan arah yang
berbeda dan sisa benang ½ cm dari simpul.
20. k/p bersihkan darah yang mengalir dengan kassa
21. Olesi bethadine dengan menggunakan lidi kapas atau
sofratule di atas luka yang telah dijahit
22. Tutup luka dengan kassa dan fiksasi
23. Bereskan alat-alat\
24. Evaluasi
a. Kesiapan klien dan pemahaman
b. Klien tentang prosedur
c. Adanya perdarahan dari area luka
d. Kaji ATS/TT
25. Dokumentasi
a. Respon klien selama dan sesudah prosedur
b. Kondisi luka dan adanya perdarahan
c. Jumlah jahitan
d. Cairan pencuci luka yang digunakan
e. Jenis dan jumlah obat anastesi yang diberikan
UNIT TERKAIT IGD

271
R.S. Santa Elisabeth MENGHENTIKAN PERDARAHAN DI IGD
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/139/04/16 01 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada


kasus bedah maupun non bedah

TUJUAN Mencegah terjadinya syok

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Memakai masker, sarung tangan, scort
2. Perawat I
a) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang
dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan
jari tangan.
b) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang
luka
3. Perawat II
a) Mengatur posisi pasien
b) Memakai sarung tangan kecil
d) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian
ditekan dengan ujung- ujung jari
e) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang
pertama,kemudian tekan dengan ujung jari bila
perdarah masih berlangsung. Tindakan ini dapat
dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan tanpa
mengangkat kain kasa yang ada.
4. Menekan balutan
a) Meletakkan kain kasa steril di atas luka
b) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan
benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka
c) Membalut luka dengan menggunakan verband balut
tekan.
d) Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan
hebat dan trumatik amputasi
e) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi)
dengan menggunakan kain kasa steril
f) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat

272
g) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali
secara periodik
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan
tourniquete :
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir
jika tindakan lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan
pada keadaan amputasi atau sebagai “live saving”
b) Selama melakukan tindakan, perhatikan :Kondisi pasien
dan tanda-tanda vital,ekspresi wajah,perkembangan
pasien
UNIT TERKAIT IGD

273
R.S. Santa Elisabeth OBSERVASI KLIEN GAWAT
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/140/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memantau keadaan pasien gawat

TUJUAN Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar


selamat jiwanya
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 – 15 menit sesuai
dengan tingkat kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi /
pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita
semakin tidak baik maka paramedis perawat harus lapor
kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam kerja
pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter
UGD maka perlu dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya
diputuskan penderita bisa pulang atau rawat inap.
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat
dilembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat
jalan / rawat inap / rujuk.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap

274
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II ALUR KEGAWAT DARURATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/141/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses penerimaan pasien UGD sampai dengan pasien keluar
dari UGD

TUJUAN Sebagai tata laksana dalam penerimaan pasien baru

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat menerima pasien, kemudian catat identitas
lengkapnya dan jelas dan informed concernt
2. Perawat melakukan anamnesa (auto dan allo anamnesa)
3. Perawat melakukan pemeriksaan GCS, TTV (T, N, RR,
S) dan pemeriksaan fisik awal
4. Pengelompokan pasien dan diagnosa awal
a. Gawat darurat : memerlukan tindaklan segera dan
mengancam jiwa
b. Gawat tidak darurat : memerlukan tindakan segera tapi
tidak mengancam jiwa
c. Tidak gawat darurat : tidak urgent tindakan segera dan
tidak mengancam jiwa
5. Untuk non gawat non darurat boleh diberi terapi
simptomatis (berdasar gejala) dan disarankan jika sakit
berlanjut bisa berobat lagi besok ke IGD/ BP
6. Untuk gawat darurat dan gawat non darurat, perawat
menghubungi dokter jaga pada hari tersebut dan
melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh melakukan
tindakan awal pertolongan pertama/ basic live support
(BLS) meliputi :
Air way
a. Bebaskan Jalan Nafas
b. Jaw trust,chin lift dan hiperekstensi
c. Bersihkan jalan nafas dari sumbatan (secret, benda
asing)

275
Breathing
a. Nafas buatan
b. Pasang oksigen jika perlu

Circulation
a. Tensi dan nadi turun, pasang infuse
b. Monitor produksi urine, pasang kateter bila perlu.
7. Pasein/ keluarga melengkapi administrasisemua
pemeriksaan, tindakan, terapi dan rujukan dengan lengkap
pada status pasien
UNIT TERKAIT IGD

276
R.S. Santa Elisabeth POSISI KLIEN DALAM MEMBEBASKAN JALAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 NAFAS
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/142/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari
sumbatan

TUJUAN Membebaskan jalan napas yang disebabkan karena obstruksi


jalan napas oleh lidah klien.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji apakah klien dicurigai atau diketahui mengalami injury
cervical.
2. Kaji tingkat kesadaran klien.
3. Kaji terdengar jalan napas snoring/ngorok (obstruksi oleh
lidah).
4. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan tujuan
tindakan.
5. Tempatkan klien pada posisi supine.
6. Bila tidak ada trauma cervikal, lakukan head-tilt chin-lift
yaitu :
a. Head Tilt
Meletakkan telapak tangan kanan ke dahi pasien dan
menekan ke arah bawah sehingga posisi kepala ekstensi
dan jari tangan yang lain membuka mulut pasien dan
melihat saluran nafas dengan menggunakan senter.
b. Chin Lift
Meletakkan tangan kiri ke dagu pasien dan mengangkat
dagu ke arah atas sehingga posisi kepala ekstensi dan jari
tangan yang lain membuka mulut pasien dan melihat
saluran nafas dengan menggunakan senter
7. Bila ada atau dicurigai adanya trauma vertebra-cervikal.
a. Jaw-thrust manuever :
Perawat ke bagian kepala pasien dan meletakkan kedua
tangan ke rahang pasien dan mengangkat ke atas (arah
perawat) sehingga posisi kepala ekstensi dan ibu jari
perawat membuka mulut pasien dan melihat saluran
nafas.

277
b. Chin-lift manuever :
chin lift dilakukan dengan cara jari jemari salah satu
tangan diletakan dibawah rahang, kemudian secara hati-
hati diangkat keatas arah depan. Ibu jari tangan yang
sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk
membuka mulut. Ibu jari dapat juga diletakan dibelakang
gigi seri bawah dan secara bersamaan mengangkat dagu
dengan hati-hati.
8. Evaluasi
1. Pernapasan spontan/tidak ada obstruksi.
2. Inspeksi pergerakan dada, dengarkan suara napas.
9. Dokumentasi
Catat tanggal dan waktu prosedur, respon klien sebelum
dan setelah prosedur

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap

278
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENGELUARKAN BENDA ASING
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/143/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari
sumbatan

TUJUAN Membebaskan jalan napas yang disebabkan oleh obstruksi


benda asing (makanan, gigi palsu, cairan/darah).

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji ketidakmampuan bernapas secara tiba-tiba.
2. Kaji rasa seperti tercekik, memegang leher.
3. Suara serak pada tenggorokan selama inspirasi.
4. Batuk yang lemah/tertahan.
5. Pernapasan tidak spontan / sianosis.
6. Sulit berbicara.
7. Kaji adanya cedera dada, sakit jantung/ fraktur sternum.
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
9. Bila klien sadar beri posisi duduk atau berdiri, bila tidak
sadar beri posisi berbaring.
10. Angkat gigi yang rusak/ terlepas.
11. Suction setiap darah atau mucus
12. Memakai sarung tangan disposable.
13. Tanyakan klien apakah dapat berbicara.
14. Jika klien sulit menjawab dan ada respon batuk atau klien
masih sadar lakukan Manuver Heimlich.
15. Klien diberi posisi duduk atau berdiri, penolong berdiri di
belakang klien, melingkari pinggang klien dengan kedua
tangan, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi
jempol tangan kepalan pada perut klien diantar pusat dan
procesus xipoideus. Pegang erat kepalan tangan dengan
tangan lainnya. Tekan kepalan keperut dengan hentakan
yang cepat ke dalam dan ke arah atas. Lakukan beberapa
kali sampai benda asing keluar atau klien menjadi tidak
sadar.
16. Bagi wanita hamil/ gemuk, hentakan pada dada dilakukan
dengan meletakkan tangan di midsternum.
17. Ulangi prosedur sampai dengan benda asing keluar atau
klien menjadi tidak sadar

279
18. Jika klien tidak menjawab dan tidak mampu batuk atau
klien menjadi tidak sadar, berteriak minta tolong dan
aktifkan sistem PPGD.Klien pada posisi terlentang
dengan muka ke atas. Penolong berlutut dengan posisi
mengangkang pada paha klien. Lakukan abdominal
thrust.Dengan cara pangkal telapak tangan satu
diletakkan diantara pusat dan prucesus xipoideus dan
tangan kedua diatas tangan pertama. Penolong menekan
ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas
sebanyak 5X atau sampai dengan benda asing keluar.
19. Lakukan jaw/chin thrust untuk membuka mulut dan bila
bendaasing dapat di lihat lakukan Finger Sweep : Buka
mulut klien dengan menekan lidah dan rahang bawah
bersama-sama. Memakai satu tangan. Masukkan jari
telunjuk dengan posis mengait ke dalam mulut dari sudut
bibir menyusuri pipi masuk ke dalam mungkin ke
belakang kerongkongan dan dan keluar disisi yang
berdekatan. Jangan memasukkan jari lurus ke dalam
bagian pusat faring. Prosedur ini tidak dilakukan pada
anak-anak dan bayi.
20. Apabila memungkinkan periksa mulut secara langsung
dari laryngoscope.

Pada bayi < 1 tahun


a. Tundukkan kepala bayi dan letakkan lengan anda
pada paha dan Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari
badannya.
b. Lakukan 5 back blow dengan kuat menggunakan
tumit telapak tangan diantara dua tulang scapula.
c. Tahan kepala dan badan bayi diantara kedua lengan
anda dengan maneuver sandwich setelah melakukan 5
back blow
d. Putar bayi sampai terlentang, istirahatkan diatas paha
anda.
e. Jaga agar kepala bayi lebih rendah dari badannya.
f. Berikan 5 chest thrust pada separuh bawah sternum
sambil menghitung keras “1, 2, 3, 4, 5” (landmark
sama dengan RJP pada bayi).
Pada anak usia 1-8 tahun
a. Pada klien berdiri atau duduk, tempatkan lengan
penolong di bawah axila, melingkari tubuh klien.
Letakkan tangan diperut klien di atas perut klien
antara processus dan pusat. Tekan dan dorong ke atas
sampai benda asing keluar atau klien menjadi tidak
sadar.
b. Klien tidak sadar diberi posisi berbaring, penolong
berlutut disamping / letakkan klien di atas paha.
Letakkan tangan penolong diatas perut diantara PX
dan pusat. Tekan, dorong langsung ke atas dengan
cepat segaris dan tidak ke arah samping abdomen.
c. Jika benda asing sudah kelihatan, lakukan dengan
usapan jari.

280
21. Evaluasi
a. Keberhasilan benda asing keluar.
b. Komplikasi yang mungkin timbul : nyeri abdomen,
achymosis, mual, muntah, fraktur iga dan injury organ
dalam abdomen dan dada.
22. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu kejadian, tindakan yang
dilakukan, kondisi klien sebelum dilakukan tindakan,
selama prosedur dan setelah tindakan.
b. Catat benda asing yang keluar dan besarnya.
c. Catat adanya keluhan klien : mual, muntah nyeri
abdomen atau dada.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap

281
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN OROPHARYNGEAL AIRWAY/OPA
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/144/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan
nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien yang tidak
sadar atau untuk membantu ventilasi

TUJUAN Membebaskan jalan napas akibat obstruksi jalan napas oleh


lidah yang jatuh ke belakang, terutama pada klien yang
mengalami penurunan tingkat kesadaran

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji tingkat kesadaran klien, prosedur ini dilakukan pada
klien yang mengalami penurunan kesadaran dan tidak
dilakukan pada klien yang sadar atau setengah sadar.
2. Kaji telah dilakukan pembebasan jalan napas secara
manual tetapi tidak berhasil.
3. Kaji suara napas terdengar garling / ngorok (obstruksi oleh
lidah yang jatuh).
4. Pastikan tidak ada sumbatan jalan napas oleh benda asing
lainnya dari oropharing klien.
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan tujuannya
kepada klien dan keluarga.
6. Tempatkan klien pada posisi supine
7. Perawat mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
disposable.
8. K/p lakukan suction.
9. Tempatkan klien pada posisi supine dengan leher
hiperekstensi bila tidak ada kontra indikasi.
10. Gunakan spatel untuk menekan dan menempatkan lidah ke
depan. Masukkan OPA dari sisi kanan ke oropharing.
11. Teknik yang lain, masukkan OPA menghadap ke atas
masukkan ke mulut. Setelah ujung OPA mencapai dinding
posterior pharing, putar OPA 1800 sampai dengan posisi
tepat.
12. Pada anak gunakan spatel, jangan dengan rotasi.
13. Setelah OPA terpasang beri posisi klien miring.
14. Auskultasi suara napas.

282
15. Evaluasi
a. Auskultasi paru untuk meyakinkan ventilasi adekuat.
b. Observasi ketat tingkat kesadaran klien, bila klien sadar
OPA dilepaskan.
c. Observasi komplikasi yang mungkin timbul :
 Trauma pada bibir, lidah, gigi dan mukosa mulut.
 Muntah dan aspirasi.
 Hypoxia akibat aspirasi/penempatan yang tidak
tepat.
 Obstruksi jalan napas meningkat.
16. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemasangan, ukuran OPA.
b. Bersihan jalan napas, kodisi membran mukosa, suction
bila dilakukan reaksi dan toleransi klien terhadap
prosedur.

283
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap

284
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PEMASANGAN CERVICAL COLLAR
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/145/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)

TUJUAN Digunakan untuk mensupport akibat terjadinya injury atau


kerusakan cervikal dan mempertahankan posisi lurus selama
penyembuhan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji adanya kemungkinan dan trauma / fraktur cervikal,
dengan adanya tanda-tanda :
a. Multiple trauma.
b. Trauma capitis dengan penurunan kesadaran.
c. Luka di atas klavikula.
d. Biomekanika Trauma yang mendukung (riwayat jatuh,
tabrakan).
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan kepada klien
dan keluarga.
3. Memberi posisi supine dan netral.
4. Kaji status neuromuskular klien sebelum pemasangan.
5. Anjurkan klien untuk posisi kepalanya secara perlahan ke
arah depan.
6. Tempatkan cervikal collar di depan leher klien.
7. Kancingkan/fiksasi kebelakang leher
8. Jika ada keluhan collar terlalu menekan, lepaskan dan
pasang kembali, bila ada iritasi kulit atau gesekan lapisi
dengan kapas untuk mengurangi gesekan.
9. Evaluasi
a. Cek jalan napas klien dengan status neuromuskuler
b. Catat tipe dan ukuran cervical collar dan waktu dan
tanggal pemasangan.

285
10. Dokumentasi
a. Catat tipe dan ukuran cervical collar dan waktu dan
tanggal pemasangan.
b. Catat hasil ASSESSMENT status neuromaskuler
sebelum dan sesudah pemasangan.
c. Catat ketidaknyamanan klien dan respon klien

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap

286
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II MENYIAPKAN KLIEN UNTUK INTUBASI ORAL ETT
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/146/04/16 01 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasang alat neck collar untuk immobilisasi leher
(mempertahankan tulang servikal)

TUJUAN 1. Membebaskan jalan napas


2. Untuk pemberian pernapasan mekanis
3. Untuk mempermudah penghisapan sekret
4. Mempertahankan ventilasi dan cirkulasi pada klien yang
mengalami :
a. Henti jantung dan henti napas
b. Ketidakmampuan penolong memberikan bantuan
ventilasi secara konventional
c. Ketidakmampuan klien mempertahankan kepatenan
jalan napas pada klien koma dan tidak ada reflek
d. Pemakaian bantuan ventilasi jangka panjang

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji jalan napas klien tidak efektif dan mebutuhkan
ventilasi mekanik pada klien yang mengalami :
a. Penurunan kesadaran/ perubahan status mental
b. Penurunan PaO2 dari kadar sesuai usia
c. Peningkatan PaO2 dari kadar normal
d. Frekuensi pernapasan kurang dari 7X/ menit atau
lebih 40 x / menit
e. Antisipasi kolaps kardio-vaskuler atau pernapasan
(sepsis, luka bakar parah, dsb)
f. Tidak dilakukan bila klien mengalami fraktur
cervikal atau kerusakan trakea
2. Kaji kondisi mulut adakah fraktur mandibula, gigi yang
terlepas
3. Kaji gangguan reflek
4. Kaji adanya trauma cervikal
5. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan
dan tujuan prosedur yang akan dilakukan

287
6. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan
dan tujuan prosedur yang akan dilakukan
7. Preoksigen dengan oksigen 100% dengan menggunakan
nonrebriting mask atau bag-valve mask sesuai indikasi
8. Beri sedative, agen paralitik / anastesi topikal kalau perlu
9. Restrain klien sesuai indikasi
10. Klien diberi posisi tidur terlentang lurus
11. Yakinkan seluruh alat laringoscope berfungsi dengan baik
12. Memberiskan jalan napas terhadap sekret dan darah
13. Kembangkan balon pipa endotrakeal untuk
14. memastikan bahwa balon tidak bocor, kemudian
kempiskan balon.
15. Sambungkan daun laryngoskop pada pemegangnya, dan
periksa terangnya lampu.
16. Anastesi mukosa nasal dengan topikal lidokain dan topikal
vasokontriktor
17. Lakukan pra-oksigenasi dengan ventilasi masker (100%
oksigen) selama 2-5’
18. Memberi posisi oksiput 10 cm di bawah skapula dan leher
dalam posisi netral bila tidak ada kontraindikasi
19. Membantu dokter memakai sarung tangan
20. Memberikan laringoscope kepada dokter
21. Membuka packing ETT. Masukkan udara ke balon ETT
untuk test udara dan kempeskan setelah test dengan spuit
10 cc
22. Mengolesi jelly pada ujung ETT dan instoducer ETT
23. Mengisi cuff ETT dengan udara
24. K/p memasang OPA
25. Memfiksasi ETT dengan plaster
26. Evaluasi
1) Inspeksi dan auskultasi kedua lapang paru
2) Observasi kemungkinan kompli-kasi yang mungkin
timbul :
a. Distensi gaster : muntah dan penurunan tidal volume
b. Dislokasi tube : selalu cek posisi tube terutama
setelah klien bergerak
c. Kerusakan gigi, mukosa posterior paring dan laring
3) Observasi kedalam ETT:bervariasi sesuai usia
4) Dewasa wanita : 17-23 cm dan pria 19-25
5) Lakukan pemeriksaan foto thoraks
27. Dokumentasi
1) Catat tanggal dan waktu per jam pemasangan.
2) Catat no. ETT yang dipasang, batas ETT di bibir
3) Respon klien selama dan sesudah prosedur.

288
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Ruang Rawat Inap

289
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II VENTILATOR MEKANIK
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/147/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang digunakan untuk membantu sebagian/seluruh fungsi
pernafasan pasien yang mengalami gangguan

TUJUAN 1. Mempertahankan adekuasi dari ventilasi


alveolar,pertukaran gas dengan tepat menjaga udara keluar
masuk paru-paru melalui perubahan tekanan jalan nafas
2. Medistribusikan sejumlah konsentrasi oksigen pada pasien
sakit/terinjuri
3. Membantu ventilasai mekanis pada pasien yang mengalami
henti nafas/distress pernfasan
4. Mengurangi kerja pernafasan pada pasien sakit/terinjuri
berat
5. Menghindari penggunaan alat bantu nafas(ambu)secara
terus-menerus pada saat mentransportasikan pasien
membutuhkan bantuan ventilator

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji indikasi akan pemasangan ventilator mekanik.
2. Hubungkan ventilator dengan sumber oksigen. Nyalakan
mesin dan cek peralatan berfungsi dengan benar sesuai
manual
3. Atur FiO2,biasanya di UGD diatur pada ukuran 100%.
Tergantung pada penampilan klinis dan fisiologis pasien.
4. Atur tidal volume berdasarkan BB pasien(12-15 ml/kg)
5. Atur kecepatan pernafasan berdasarkan usia dan kondisi
klinis pasien (dewasa 10-12, anak 14-24, infant 20-40)
6. Atur mode ventilator (CMV=Control Mode, AC=Assist
Control Mode, IMV=Intermitten Mandatory
danSIMV=Synchronous Intermitten Mandatory)
7. Hubungkan ETT ke ventilator
8. Hati-hati sangat menghubungkan udara bertekanan
karwena dapat menyebakan barotrauma dan masalah
pernafasan

290
9. Konsulkan ke ahli terapi; pernafasan bila akan
memberikan tekanan pada jalan nafas. Jika tidak
memungkinkan, PEEP harus dimulai di angka 5cm H2O
atau kurang, dan tekanan maksimum adalah 6-10 cm H2O
10. Untuk mengevaluasi kondisi klinis pasien, AGDA harus
diperiksa 15-30 menit setelah pasien dihubungkan ke
ventilator. Set ventilator harus disesuaikan sesuai indikasi.
11. Evaluasi
1) Periksa adekuasi ventilasi pasien melalui tanda
subyektif maupun obyektif
2) Periksa tanda-tanda komplikasi penggunaan ventil;ator
mekanik:barotrauma,peningkatan tekanan
intratorakal,”fighting:dan selang yang bergeser
12. Dokumentasi
Catatan penggunaan ventilator mekanik:waktu
mulai,setting mesin dan respon pasien serta tanda-tanda
komplikasi.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Ruang Rawat Inap

291
R.S. Santa Elisabeth MERAWAT KLIEN UNTUK EKSTUBASI
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441 ENDOTRACHEAL TUBE/ETT
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/148/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Proses pelepasan pipa endotracheal

TUJUAN Mengembalikan fungsi pernafasan mandiri karena klien sudah


lerlepas dari ketergantungan alat bantu nafas ( ventilator
mekanik )
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji kesiapan klien untuk ekstubasi
2. Kaji tanda-tanda vital
3. Jelaskan proseur pada klien.
4. Tempat Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
5. K/p lakukan suction melalui mulut dan hidung.
6. Anjurkan klien bernafas dalam.
7. Kempeskan Cuff dengan spuit / potong
8. Lepaskan ikatan selang trakea.
9. Lepaskan sarung tangan dan gunakan sarung tangan steril.
10. Hubungkan kateter steril ke alat suction.
11. Masukan kateter suction ke jalan nafas sampai dengan
tidak dapat dimasukkan lagi.
12. Lakukan suction secara cepat.
13. Anjurkan klien untuk nafas dalam.
14. Lakukan suction sambil mengeluarkan selang trakeal
dalam kan klien pada posisi fowler waktu yang bersamaan.
15. Beri oksigen sesuai kebutuhan.
16. Monitor tanda-tanda vital secar ketat.
17. Bereskan alat dan lepas sarung tangan.
18. Evaluasi
Keluhan klien: sesak, batuk, nyeri bial menelan dan lelah.
19. Dokumentasi
1) Catat tanggal dan waktu IMPLEMENTASI.
2) Catat respon klien sebelum, selama dan sesudah
prosedur.
3) Catat hasil pengukuran tanda-tanda vital.
4) Catat keluhan klien, dosis oksigen yang diberikan.

292
UNIT TERKAIT 1. ICU
2. OK

293
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENGUKURAN CVP DENGAN MANOMETER
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/149/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Mengukur tekanan vena central yang mengambarkan fungsi
bagian kanan jantung dan tekanan darah vena di vena cava.

TUJUAN 1. Memonitor status volume cairan dan fungsi venrtikel.


2. Sebagai acuan untuk pemberian caiaran, diuretik dan obat-
obatan vasoaktif jika alat monitor invasif lain tidak ada.

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji akan kebutuhan pemasangan CVP dan pengukuran
CVP
2. Informasikan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
3. Stopcock off ke manometer: isi selang dengan cairan infus.
4. Sambungkan selang manometer ke jalur vena central lalu
alirkan.
5. Letakkan manometer air sejajar titik 0, yaitu ICS 4 Lines
midaxilaris.
6. Stopcock off ke arah pasien. Isi manometer dengan cairan
infus sampai dengan 25cm. hati-hati jangan sampai
manometer terisi cairan yang berlebihan.
7. Stopcock off ke infus sehingga cairan akan turun
berfluktuasi sesuai dengan pernafasan.
8. Ukur CVP saat cairan berhenti ( stabil ) . perhatikan cara
melihat ukuran CVP sejajar mata pada saat berhenti
ekspirasi.
9. Stopcock off ke manometer. Alirkan infus kembali ke vena
central.
10. Evaluasi Lihat kembali posisi vena central, sumbatan
ataupun perdarahandan laporkan adanya hasil ukuran CVP
yang tidak normal
20. Dokumentasi Catat hasil dan posisi pasien. Normal CVP 5-
10 cmH20 sedangkan pada pasien dengan penggunaan
ventilator akan naik 3-5 cmH20

294
UNIT TERKAIT ICU

295
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II EKG MONITOR
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/150/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Alat yang dihubungkan dengan listrik untuk merekam aktifitas
listrik jantung melalui elektrode yang ditempelkan ke dada dan
monitor perubahan gambarannya pada monitor rekaman

TUJUAN Memonitor aktifitas gerakan listrik jantung berkesinambungan


(terus-menerus)
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Kaji indikasi akan pemasangan EKG monitor
2. Beritahu pasien
3. Persiapan lingkungan yang aman
4. Tutup tirai
5. Anjurkan pasien melepaskan alat-alat logam yang melekat
pada tubuh.
6. Nyalakan monitor
7. Pilih lead yang sesuai dengan instruksi (biasnya lead II)
8. Hubungkan elektroda ke kabel lead dan pasang elektroda
pada kulit yang kering dan bersih di lokasi yang tepat.
Pemasangan elektroda untuk lead II adalah:
1) G (ground) di ICS 5 Linea Midclavicularis Dextra.
2) (-) di ICS 1 Linea Midclavicularis Dextra.
3) (+) di ICS 5 Linea Midclavicularis Sinistra.
9. Hindari memasang elektrode di atas massa oto yang besar
dan struktur tulang.
10. Observasi hasil rekaman EKG, harus dari berbagai bentuk
memadai untuk dapat menghitung (determinasi) denyut
jantung (HR).
11. Atur alarm untuk batasan HR dan nyalakan alarm.yang
menyimpan dan mempunyai gelombang R yang cukup
12. Evalusi
1) Laporkan adanya rasa tidak nyaman, palpitasi, sesak
nafas dan gejala lain segera.
2) Laporkan adanya permasalahan di sistem penghubung
EKG monitor

296
13. Dokumentasi
1) Catat gambaran yang didapatkan pada rekaman
EKG monitor dan laporkan adanya temuan yang
tidak normal.
2) Catat respon pasien selama rekaman

UNIT TERKAIT ICU

297
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II INFUSE PUMP
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/151/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian cairan
kepada klien

TUJUAN 1. Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai


kebutuhan klien
2. Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan sesuai dengan prosedur
2. Letakkan mesin pada tempat yang aman bagi mesin,
pasien, keluarga pasien, pengunjung dan proses
penggunaan alat
3. Pahami dan gunakan mesin sesuai dengan fungsinya
4. Sebelum pemakaian pertama mesin disambungkan
kesumber listrik (charge) selama 15 jam, agar internal
baterai terisi penuh. Mesin dalam kondisi OFF
5. Memasang pump ke standard infus
6. (letakkan infus pump ke pole clamp dengan posisi yang
tepat, kencangkan skrup yang terletak ditengah dasar pole
clamp. Cek stabilitas dari standar infus yang digunakan)
7. Hubungkan kabel kemesin dan sumber listrik, indikator
baterai akan menyala, menandakan baterai dalam posisi
dicarger
8. Buka pintu lalu tekan tombol “ON” tidak kurang dari
1 detik, semua parameter akan menyala,
pompa “MIDPRESS” akan bergerak sesaat
9. Lakukan priming pada IV set yang akan digunakan.
Pastikan tidak ada gelembung udara
10. Buka pintu, geser klem yang ada sesuai dengan arah
panah, lalu pasang IV set dari atas hingga bawah dengan
posisi lurus, sesuai petunjuk yang ada.

298
Letakkan roler klem dibawah pump, lalu tutup pintu
11. Atur level oklusi sesuai yang diinginkan
12. Atur kecepatan tetesan (D-RATE) sesuai order dengan
menekan tombol “RATE/LIMIT”. Display
terbaca D.Rate ml/h
13. Atur batasan cairan?delivery limit (max 9.999 ml),
dengan menekan tombol “RATE/LIMIT”. Display
terbaca D.Limit ml/h
14. Buka roler klem dari IV set (hubungkan IV set dengan IV
cateter), lalu tekan tombol“START”. Bila jumlah cairan
yang diinginkan sudah tercapai, maka
lampu“COMPLETION” akan menyala. Pada situasi ini,
mesin masih berjalan dengan kecepatan minimum (1
ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter didalam
vena.
15. Untuk melihat waktu pemberian infus, tekan simbol
sigma (2x), pada display kecil akan terbaca Left : ...
Jam...menit
16. Untuk mengakhiri tekan tombol “OFF”

Cara Mengatur Level “OKLUSI”


Tekan bersamaan tombol “RATE/LIMIT” dan satuan
turunan persepuluhan hingga display
terbaca “PRESS”, tatah tombol “RATE/LIMIT” tekan
tombol turun persepuluhan hingga level oklusi yang
diinginkan (L/M/H)
17. Cuci tangan
18. Evalusi: ketepatan tindakan dan respon klien
19. Dokumentasi: Nama,Tanggal dan jam pemasangan

299
UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap
2. IGD

300
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II SYRINGE PUMP
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/152/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian medikasi
intravena pada klien

TUJUAN 1. Menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan


klien
2. Memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu yang
lama
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Cuci tangan sesuai dengan prosedur
2. Bawa semua alat kedekat klien
3. Siapkan spuit dan medikasi klien
4. Pasang spuit ke syringe pump dan kunci
5. Sambungkan selang penghubung dari spuit ke akses
intravena klien (penvlon/medicut/three way)
6. Tekan tombol On/Off
7. Atur dosis dengan tekan tombol”rate/D.limit/ml
(SELECT)” sehingga muncul RATE pada layar, putar
dial setting di sebelah samping (rate dalam satuan ml/H+
cc/jam)
8. Tekan start (jika sudah operasional maka lampu akan
menyala hijau berputar)
9. Cuci tangan
10. Evaluasi tindakan yang dilakukan
11. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

301
UNIT TERKAIT Ruang Rawat inap

302
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN KLIEN KERACUNAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/153/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pertolongan yang diberikan pada klien keracunan baik yang
disebabkan karena sengaja maupun yang tidak sengaja

TUJUAN 1) Mencegah dan menghentikan efek samping racun dengan


dekontaminasi ( mata ,kulit,saluran cerna)
2) Mencegah kematian dengan pengobatan penunjang(terapi
support),dan eliminasi cepat
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1) Cari penyebab racun yang mengenai


2) Cuci tangan
3) Pakai sarung tangan,masker dan celemek
4) Bersihkan saluran nafas dari kotoran,dan lendir atau
muntahan.
5) Berikan bantuan nafas kalau terjadi henti nafas secara
langsung. Hindari aspirasi gas beracun pada pasien.
6) Cegah penyemprotan racun dan keluarkan racun dengan
cara
 Bila racun ditelan
a) Encerkan racun yang ada dilambung dan halangi
penyerapannya dengan susu/putih telur mentah atau
air matang 200 cc atau norit
b) Kosongkan lambung ( efektif bila dilakukan 4 jam
pertama setelah racun di telan ) dengan tindakan
emesis yaitu dengan cara:

303
1. Mekanik : rangsang dinding faring dengan jari
2. Obat-obatan air garam dan sirup pekat
c) Lakukan bilas lambung dengan cara :
1. Penderita telungkup dengan kepala dan bahu
lebih rendah
2. Masukkan universal antidotum
3. Bilas dengan cairan pembilas yang hangat
sekitar 250 cc setiap kali, sampai kurang lebih
20 kali dengan bilasan terahir ditinggalkan
dilambung.
4. Bila perlu bilas usus besar dengan pencahar atau
klisma dengan sabun / gliserin / rectal.
d) Tidak dilakukan bila keracunan disebabkan zat
korosif ( asam/basa kuat) keracunan senyawa
hidrokarbon ) minyak tanah, bensin. Adanya
penurunan kesadaran atau kejang.
 Bila racun melalui kulit atau mata :
a) Pakaian yang terkontaminasi dilepaskan
b) Cuci atau bilas bagian yang terkena dengan air dan
sabun atau jika terkontaminasi asam kuat dapat
dibilas dengan larutan Na-bikarbonat dan jika
terkena basa kuat dapat dilbilas dengan asam cuka
encer.
 Bila racun mengenai inhalasi :
a) Pindahkan penderita ke tempat yang aman
b) Lakukan pernafasan buatan untuk mengeluarkan
racun yang terhisap, jangan lakukan dari mulut ke
mulut.
 Bila racun mengenai suntikan :
a) Pasang torniquet pada bagian proksimal tempat
suntikan, jaga agar denyut nadi bagian distal masih
teraba. Lepaskan selama 1 menit tiap 15 menit
sekali.

304
b) Beri kompres dingin es ditempat suntikan.
c) Beri epinefrin 1/1000 dengan dosis 0,3 – 0,4 mg /
sc / im
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Unit Rawat Inap

305
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN INFARK MIOKARD AKUT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/154/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Penyakit jantung koroner yang ditandai dengan nyeri dada
khas, keringat dingin diperkuat dengan adanya gambaran EKG
ST elevasi dan atau kelainan enzim jantung
TUJUAN Agar penderita yang mendapat serangan IMA dapat
diselamatkan
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas menggunakan alat pelindung diri’
2. Baringkan dengan posisi semi fowler
3. Berikan oksigen 4 lt/menit
4. Pasang EKG monitor
5. Pasang infuse
6. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan enzim jantung
7. Berikan acetosal 160-325 mg/oral
8. Berikan cedocard 5 mg sub lingual
9. Berikan morphin sesuai indikasi
10. Berikan nitrogliserida 5 gamma titrasi
11. Kolaborasi dengan tim medis
12. Siapkan ICU

UNIT TERKAIT 1. ICU


2. IGD
3. Unit Rawat Inap

306
R.S. Santa Elisabeth PENANGANAN SYOK HAEMORAGIK
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/155/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu keadaan dimana tejadi gangguan perfusi yang
disebabkan adanya perdarahan
TUJUAN 1. Memulihkan perfusi pada jaringan
2. Me Memulihkan perfusi pada jaringan
3. Memulihkan keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Mencegah kematian mulihkan keseimbangan cairan dalam
tubuh
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas memakai alt pelindung diri (kaca mata
safety,masker, handsoen,scort)
2. Airway dan Circulation dipastikan aman
3. Breathing dipastikan aman, berikan oksigen
4. Circulation
5. Infus 2 line dengan jarum no.14-16 RL ±1.000-2.000 ml
sesuai yang dibutuhkan atau kelasnya syok
6. Periksa laboratorium darah: golongan darah,Hb/Ht,AGD
7. Transfusi spesifik jenis atau golongan
8. Stop sumber perdarahan
9. Tidak ada reaksi dilakukan bedah resusitasi untuk dapat
menghentikan suatu perdarahan
10. Pasang monitor EKG
11. Pasang gastric tube
12. Pasang kateter dan nilai produksi urin

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap/Jalan


2. IGD

307
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENANGANAN FLAIL CHEST
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/156/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Adanya bagian dari dinding dada yang kehilangan kontiniuitas
dengan dinding dada sisanya (ada bagian yang melayang).
Terdapat multiple fraktur iga dengan garis fraktur lebih dari
satu pada satu iga
TUJUAN 1. Mengurangi rasa sakit
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut pada dinding dada
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Mencuci tangan
2. Petugas menggunakan alat pelindung diri
3. Bersihkan jaln nafas, hisap cairan/darah dan kontrol
cirkulasi
4. Pasang intubasi
5. Berikan oksigen yang adakuat
6. Jamin breathing-ventilasi dengan baik
7. Infus Rl, 2 jalur dengan jarumbesar
8. Monitoring dengan pulse oximentry
9. Hal yang perlu diperhatikan
a. Hipoksia sebab kontusio paru
b. Nyeri pada pergerakan dada
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. ICU

308
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI BCG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/157/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 0,05cc vaksin BGC ke dalam jaringan
intradermal

TUJUAN Memberi kekebalan terhadap penyakit TBC

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Beri salam kepada klien dan keluarga


2. Perkenalkan diri anda
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prossedur untuk menjalani
prosedur
4. Kaji kesiapan klien dan keluarga untuk menjalini prosedur
5. Cuci tangan
6. Atur posisi bayi
7. Libatkan keluarga dalam restrain bila diperlukan (lihat
SPO restrain)
8. Pasang pengalas dibawah area penusukan
9. Spuit diisi dengan vaksin sesuai dosis sebanyak 0,05cc,
udara dikeluarkan
10. Identifikasi daerah tusukan
11. Bersihkan/desinfeksi lokasi injeksi dengan kapas alcohol
dengan tehnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
lalu diangkat sedikit dengan tangan kiri
12. Membuang kapas alcohol kedalam bengkok
13. Lakukan disenfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
14. Regangkan kulit lokasi penyuntikan dengan ibu jari tangan
non dominan
15. Jarum ditusukkan dengan lubang menghadap ke atas dan
membentuk sudut 15-20° dengan permukaan kulit
16. Obat dimasukkan sampai permukaan kulit pada tempat
yang disuntikan mengembung
17. Setelah obat dimasukkan semua, jarum dicabut dengan
cepat

309
18. Bereskan alat
19. Rapikan bayi
20. Evaluasi tindakan ,respon bayi
21. Dokumentasikan: Waktu pelaksanaan dan respon bayi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik


2. Ruang Bayi

310
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI HEPATITIS B
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/158/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Imunisasi hepatitis B merupakan tindakan memasukan 0,5cc
vaksin Hepatitis B kedalam jaringan otot (pangkal lengan, paha
bagian luar)
TUJUAN Memberi kekebalan pasif terhadap penyakit Hepatitis B

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Cek obat


2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Beri salam kepada klien dan keluarga
5. Perkenalkan diri anda
6. Jelaskan tujuan pelaksanaan prossedur untuk menjalani
prosedur
7. Atur posisi bayi
8. Libatkan kelurga dalam restrain bila diperlukan (lihat
SPO restrain)
9. Pasang pengalas dibawah area tusukan
10. Spuit diisi degan vaksin sesuai deosis (0,5cc), udara
dilkeluarkan
11. Identifikasi daerah tusukan
12. Lakukan desinfeksi pada area tusukan dengan kapas
alcohol, angkat dengan jempol dan jari telunjuk
13. Ganti jarum yang digunakan dengan jarum yang baru
14. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dengan
akses lokasi penyuntikan vaksin ( paha bagian
anterolateral kiri atau kanan ) yang mudah.
15. Jarum ditusukkan tegak lurus dan membentuk sudut
90°dengan permukaan kulit
16. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah dalam spuit
obat jangan dimasukkan. Tapi jika tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan
17. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat
18. Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alcohol
19. Bereskan alat

311
20. Rapikan bayi
21. Buka sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Lakukan evaluasi
24. Ldokumentasi; waktu pelaksanaan dan respon bayi
25. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah dalam spuit
UNIT TERKAIT 1. Ruang Poliklinik
2. Ruang Bayi

312
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
IMUNISASI DPT
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/159/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
Dipteri Pertusis secra Intramuscular dengan dosis 0,5cc
TUJUAN Memberi kekebalan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus
KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa
Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan

PROSEDUR 1. Beri salam kepada klien dan keluarga


2. Perkenalkan diri anda
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prossedur untuk menjalani
prosedur
4. Kaji kesiapan klien dan keluarga untuk menjalini prosedur
5. Cuci tangan
6. Aspirasi vaksin DPT sebanyak 0,5cc
7. Ganti jarum yang digunakan dengan jarum yang baru
8. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dengan akses
lokasi penyuntikan vaksin ( paha bagian anterolateral kiri
atau kanan ) yang mudah.
9. Buka pakaian klien pada area yang akan disuntik
10. Kenakan sarung tangan
11. Lakukan disenfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
12. Tekan dan regangkan kulit sekitar lokasi penyuntikan
dengan ibu jari tangan non dominan
13. Lakukan penyuntikan dengan sudut 90 derajat paha bagian
anterolateral kiri atau kanan.
14. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah dalam spuit
1. Dorong plunger secara perlahan sehingga vaksin masuk
kedalam jaringan
15. Keluarkan jarum
16. Tekan lokasi penyuntikan menggunakan kapas alkohol
17. Buang spuit dalam bengkok
18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan dan evaluasi tindakan
UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

313
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI POLIO
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/160/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 2 tetes vaksin polio ke dalam mulut
klien,terutama sublinguan jika memungkinkan

TUJUAN Memberi kekebalan terhadap penyakit polio

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan
4. Kaji kesiapan klien dan keluarga untuk menjalani prosedur
5. Cuci tangan
6. Buka penutup vial vaksin polio
7. Ganti tutup vial dengan dropper
8. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman (dipangku
untuk bayi) dengan kepala sedikit hiperekstensi
9. Kenakan sarung tangan
10. Buka mulut klien. Mulut bayi dapat dibuka dengan
menekan kedua pipi menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan non-dominan Anda
11. Dengan menggunkan tangan dominan, teteskan dua tetes
vaksin polio ke dalam mulut klien. Atur jarak dropper
dengan mulut bayi sekitar 5 cm
12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
13. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

314
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II IMUNISASI CAMPAK
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/161/04/16 01 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Memasukkan 0,5 CC vaksin campak ke dalam jaringan
sebkutan

TUJUAN Memberi kekebalan terhadap penyakit campak

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa


Elisabeth Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016
tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan
PROSEDUR 1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang
akan dilakukan
4. Kaji kesiapan klien dan keluarga untuk menjalani prosedur
5. Cuci tangan
6. Aspirasi vaksin campak sebanyak 0,5 cc
7. Ganti jarum yang digunakan dengan jarum baru
8. Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dengan akses
lokasi penyuntikan vaksin (lengan kiri atas) yang mudah
9. Buka pakaian klien pada area yang disuntik
10. Kenakan sarung tangan
11. Lakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol
12. Tekan dan regangkan kulit sekitar lokasi penyuntikan
denagn ibu jari dan jari telunjuk tangan non –dominan
Anda
13. Lakukan menyuntikan dengan sudut 45 derajat pada lengan
kiri atas
14. Lakukan aspirasi dan pastikan tidak ada darah di dalam
spuit
15. Dorong plunger secara perlahan sehingga vaksin masuk ke
dalam jaringan

315
16. Keluarkan jarum
17. Tekan lokasi penyuntikan dengan kapas alkohol
18. Buang spuit kedalam bengkok/safety box
19. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
20. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Ruang Poliklinik

316
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II PENDELEGASIAN TUGAS DAN WEWENANG
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/162/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Pelimpahan tugas dan wewenang kepada seorang
bawahan/pengganti untuk menjalankan tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab pimpinannya untuk sementara

TUJUAN 1. Agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan


2. Agar tugas/pekerjaan berjalan lancar
3. Agar tugas atau pekerjaan dapat dilaksanakan denagn
baik

KEBIJAKAN Pelimpahan tugas dan wewenang harus dilimpahkan pada


perawat senior atau perawat yang mempunyai tanggung jawab
terhadap pekerjaannya

PROSEDUR 3. Dipercayakan kepda wakil/perawat yang sudah senior di


lingkungan kerjanya
4. Pendelegasian dikukuhkan dengan surat tugas yang
ditandatangani oleh atasan langsung
5. Perawat yang dihunjuk harus memiliki kemampuan
memimpin
6. Surat pendelegasian dibuat jika atasan di lingkungan kerja
tersebut tidak berdinas/tugas luar minimal selama tiga
hari
7. Perawat yang mewakli diwajibkan memberi laporan baik
tertulis maupun lisan sebagai pertanggungjawaban kepada
atasan yang memberi pendelegasian
8. Perawat yang mewakili harus bisa bekerja sama dengan
anggota unit terkait
9. Perawat yang mewakili harus dapat menciptakan suasana
kerja yang harmonis
10. Dapat mengatur mamfaat tenaga yang ada secara efektif
dan efisien

UNIT TERKAIT Wadir perawatan,Ka.ruangan,Pelaksana perawatan

317
R.S. Santa Elisabeth MUTASI ATAU ROTASI TENAGA KEPERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/163/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan pemindahan tenaga keperawatan dalam rangka tugas
atau dinas dari instalasi satu ke instalasi yang lain atau dari
ruangan lain dalam bidang keperawatan

TUJUAN 1. Mengembangkan keterampilan


2. Peningkatan jabatan/karier
3. Memberi suasana kerja yang baru

KEBIJAKAN 1. Kegiatan mutasi atau rotasi dapat dilaksanakan di luar


prosedur bila dianggap perlu untuk memenuhi kebutuhan
tenaga sesuai dengan keahliannya
2. Dapat dilaksanakan di luar prosedur bila ada kejenuhan dan
penurunan produktivitas kerja
PROSEDUR 1. Mutasi untuk kepala ruangan dilakukan 3-5 tahun
2. Pelaksana perawatan dilakukan 2-3 tahun
3. Waktu pelaksanaan mutasi 2-3 kali dalam setahun atau
sesuai dengan kebutuhan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi

318
R.S. Santa Elisabeth ORIENTASI TENAGA PERAWAT BARU
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/164/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan orientasi tenaga baru di ruang perawatan RS Santa
Elisabeth

TUJUAN Sebagai pengenalan dan penyesuaian terhadap pekerjaan yang


akan dijalani dan membekali pegawai baru dengan materi-
materi pekerjaan yang akan dijalani

KEBIJAKAN Sebelum staf ditempatkan, ia harus menjalani program orientasi


staf selama minimal 15 hari

PROSEDUR 1. Semua tenaga baru di seksi perawatan berkejiban menjalani


orientasi RS Santa Elisabeth meliputi hal berikut:
a. Visi
b. Misi
c. Falsafah
d. Tujuan
e. Motto
f. Pengenalan lingkungan rumah sakit
g. Pengenalan lingkungan kerja
h. Pengenalan kebijakan dan prosedur tetap
i. Asuhan keperawatan
j. Rekam medis
k. Tindakan keperawatan
2. Orientasi dilaksanakan selama 15 hari dan atau disesuaikan
dengan situasi dan kondisi ruangan perawatan RS Santa
Elisabeth
a. Orientasi secara umum selama 2 hari
b. Orientasi secara khusus (di lapangan) selama 13 hari
c. Penanggung jawab orientasi oleh masing-masing kepala
ruangan
d. Dibuatkan laporan evaluasi

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi,Perawat baru

319
R.S. Santa Elisabeth ORIENTASI PERAWAT BARU DI RUANG
Jl. Anggrek Blok II PERAWATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/165/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Melakukan orientasi tenaga baru di ruang perawatan RS Santa
Elisabeth

TUJUAN 1. Sebagai pengenalan dan penyesuaian terhadap pekerjaan


yang akan dijalani
2. Membekali pegawai baru dengan materi-materi pekerjaan
yang akan dijalani
3. Peran perawat baru dalam menunjang serta berpartisipasi
terhadap pelaksanaan visi dan misi

KEBIJAKAN Pelaksanaan orientasi tnaga baru harus diketahui dan dievaluasi


oleh kepala ruangan

PROSEDUR 1. Kepala seksi keperawatan memberikan surat tugas


bimbingan tenaga baru kepada kepala ruangan
2. Kepala ruangan/penanggung jawab shif memberi
bimbingan sesuai dengan jenis materi yang telah ditentukan
selama 15 hari
3. Dalam masa orientasi tenaga baru selama 15 hari
didinaskan pagi
4. Kepala ruangan mengadakan evaluasi dari hasil orientasi
5. Kepala ruangan melaporkan hasil evaluasi kepada
Ka.Instalasi rawat inap kemudian diteruskan kepada kasi
keperawatan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi,Perawat baru

320
R.S. Santa Elisabeth DINAS TENAGA KEPERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/166/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Kegiatan tukar giliran/jaga antar tenaga keperawatan

TUJUAN Untuk kelancaran tugas keperawatan dan memberikan


kesempatan bagi tenaga keperawatan yang berkepentingan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Tukar dinas boleh dilaksanakan apabila ada keperluan
yang sangat penting
2. Pegawai yang tukar dinas harus mengisi formulir tukar
dinas yang telah disediakan dan diketahui oleh kepala
ruangan
3. Ada kesepakatan antar petugas yang disetujui oleh kepala
ruangan
4. Kepala ruangan memberikan izin dan mengatur jadwal
dinas sesuai kebutuhan
5. Tukar dinas berlakuk sebagai berikut:
a. Untuk penanggung jawab PJ shif dengan PJ shif
b. Untuk pelaksana dengan pelaksana
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat, Kamar Operasi,Perawat Pelaksana

321
R.S. Santa Elisabeth PENERIMAAN KLIEN DI INSTALASI RAWAT INAP
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/167/04/16 01 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS
PENGERTIAN Menerima pasien baru di ruang instalasi rawat inap yang
berasal dari IGD maupun poli untuk dirawat sesuai kondisi
klien. Klien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan

TUJUAN Sebagai acuan untuk penerimaan klien baru di rawat inap

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat ruang rawat inap menerima pasien dari IGD/
Poliklinik dan memperkenalkan diri
2. Klien dan keluarga diterima dengan ramah
3. Serah terima klien dan rekam medis dari IGD atau
Poliklinik
4. Melakukan orientasi ruangan dan pengkajian
5. Melengkapi RM dan mengisi buku registrasi klien baru
6. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anammese
dan pemeriksaan fisik
7. Laporkan klien pada penanggung jawab ruangan
8. Klien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib
yang berlaku di Rumah Sakit serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada
9. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik
dan catatan perawatan klien
10. Permintaan gizi
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat

322
R.S. Santa Elisabeth LAPORAN PERAWAT JAGA
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/168/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Membuat laporan jaga pada pelaksanaan tugas jaga shif

TUJUAN Untuk dokumentasi dan kelancaran pelaksanaan tugas

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Setiap jaga shif harus membuat laporan jaga
2. Pembuatan laporan jaga dilakukan oleh penanggung jawab
shif atau bisa didelegasikan kepada perawat pelaksana
3. Membuat laporan harian jaga yang meliputi hal berikut:
a. Identitas klien
1) Nomor kamar
2) Nama klien
3) Umur
4) Tanggungan perusahanaan atau pribadi
5) Dokter yang merawat
b. Keadaan seluruh klien di ruangannya mengenai hal
berikut:
1) Keluhan klien sesuai dengan penyakitnya (spesifik)
2) Perkembangan perawatan /pengobatan/ tindakan
3) Pemeriksaan rutin (suhu, nadi,tingkat respirasi,
tekanan darah, kesadaran dan lain-lain)
4) Kebutuhan intake dan out put
4. Laporan dibuat pada akhir tugas sebelum operan dan
ditandatangani oleh pembuat lap[oran
5. Melakukan serah terima dengan perawat jaga shif berikutnya
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat,Perawat Pelaksana

323
R.S. Santa Elisabeth OPERAN JAGA DI RUANGAN PERAWATAN
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
Telp.0778-457357 No. Document No. Revisi Halaman
Fax: 0778-457710
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/169/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Melakukan operan tugas dari petugas shif satu ke shif


berikutnya

TUJUAN 1. Membantu kelancaran tugas


2. Meningkatkan disiplin petugas
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Pelaksanaan operan jaga di ruangan perawatan dilakukan
antara penanggungjawab shif dengan penanggung jawab
shif berikutnya yang diikuti oleh semua staf
2. Penanggung jawab shif melaporkan tentang keadaan setiap
klien berdasarkan laporan yang telah dibuat
3. Penanggung jawab shif sebelumnya dengan penanggung
jawab shif berikutnya serta staf melakukan timbang terima
keliling pada setiap klien di ruangan

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawa Jalan, Instalasi Gawat
Darurat,Perawat Pelaksana

324
PELAPORAN KONDISI KLIEN MENGGUNAKAN
R.S. Santa Elisabeth METODE SBAR
Jl. Anggrek Blok II
Batam 29441
(SITUATION,BACKGROUND,ASSESSMENT,
Telp.0778-457357 REKOMENDASI)
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id
P/IV/170/04/16 01 1/3

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Suatu cara untuk menyampaikan informasi mengenai suatu


kondisi baik kondisi klien, hasil pemeriksaan penunjang kepada
seseorang (dokter,perawat,kabag/karu.atasan,bawahan dll)
melalui telepon maupun secara lisan yang dilakukan secara
akurat, lengkap dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan
untuk meningkatkan keselamatan klien

TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien berorientasi


kepada keselamatan klien
2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam melaporkan hasil
pemeriksaan medis
3. Memastikan keakuratan pelaporan hasil pemeriksaan
medis
4. Meningkatkan budaya keselamatan klien

KEBIJAKAN Setiap pelaporan dari tenaga keperawatan kepada dokter


konsulen tentang kondisi klien harus menggunkan komunkasi
efektif berdasarkan metode SBAR. Hal ini memungkinkan
untuk memberikan kemudahan dan memfokuskan apa yang
akan dikomunikasikan, dan memudahkan dokter konsulen
mendapatkan gambaran kondisi klien untuk mengembangkan
pengambilan keputusan dan kerjasama yang baik
PROSEDUR Komunikasi SBAR via telepon antara Perawat/Bidan-
Dokter (dr Jaga dan dr.DPJP)
1. Sebelum melapor dokter jaga atau dokter penanggung
jawab klien,perawat/bidan telah melakukan pemeriksaan
fisik, anammesa (pengkajian) dan membaca rekam medis
klien
2. Perawat/bidan menulis hal-hal yang akan dilaporkan di
formulir lembar komunikasi SBAR untuk pertma kali
melaporkan klien, selanjutnya bila akan menelepon dokter
kembali, perawat/bidan menulis lembar intruksi
dokter/catatan terintegrasi
3. Perawat/bidan membaca status dan ata klien yang akan
dilaporkan untuk memastikan bahwa data sudah benar

325
4. Perawat/bidan menyiapkan Rekam Medis klien dan
lembar komunikasi SBAR yang telah diisi didekat
pesawat telepon lengkap dengan data-data yang akan
dilaporkan
5. Sebelum melaporkan, perawat/bidan menyampaikan
salam singkat, sperti” selamat pagi/siang/sore/malam
dokter
6. Laporkan kondisi klien dnegan menggunakan prinsip
komunikasi SBAR
Situation
Sebutkan identitas perawat dan ruangan/unit tempat
perawat bertugas, dan sebutkan nama lengkap klien,
umur, kamar/ruangan, serta masalah utama klien saat
ini (misalnya, sesak nafas, nyeri dada, demam)

Background
Sebutkan diagnosa dan data klinis klien sesuai
kebutuhan:
1) Status kardovasculer (nyeri dada, tekanan darah,
EKG,dsb)
2) Status respirasi (frekuensi pernafasan, SPO2,
Analisa Gas Darah,dsb)
3) Status neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb)
4) Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya

Assesment
Sebutkan problem klien tersebut
1) Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia
maligna, dsb)
2) Problem gastro-intestinal (perdarahan masif dan
syok, dsb)

Recommendation
Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan)

7. Perawat /bidan mencatat (writing down) semua


rekomendasi/intruksi dari perawat/bidan dalam kolom
lembar komunikasi SBAR yang tersedia/ lembar
intruksi dokter/catatan terintegrasi dalam rekam
medik klien
a. Tanggal dan jam pesan diterima
b. Dosis obat yang akan diberikan dan waktu
pemberian harusspesifik untuk menghindari saleh
penafsiran/hasil test kritis yang dilaporkan
8. Perawat/bidan memastikan bahwa rekomendasi yang
diberikan telah sesuai dengan cara mengulang dan
membacakan kembali (repeat back dan read back )ke
pengirim pesan (dokter) untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang telah dituliskan dan hal-hal yang telah
diintruksikan oleh dokter

326
9. Dokumentasikan secara lengkap intruksi dokter
dalam formulir lembar komunikasi SBAR/ lembar
intruksi dokter/catatan terintegrasi dan berikan paraf
serta nama jels perawat/bidan yang melapor, dan
nam dokter yang memebrikan pesan/intruksi
10. Dokter yang menerima laporan harus melihat dan
memberikan paraf, nam jelas, tanggal dan jam
verifikasi pada kolom yang tersedia di lembar
komunikasi SBAR/lembar intruksi dokter/ catatan
terintegrasi pada saat
a. Untuk dokter jaga: pada saat pergantian shif
atau selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam
b. Untuk dokter DPJP: pada saat visite pertama
kali atau selamba-lambatnya dalam waktu 1x24
jam

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat
Darurat,Perawat Pelaksana

327
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
CITO OPERASI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/171/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Mempersiapkan klien untuk tindakan operasi segera

TUJUAN 1. Menghindari terjadinya komplikasi


2. Mempercepat proses penyembuhan
3. Pelaksanaan tindakan operasi berjalan dengan baik

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Klien yang dinyatakan operasi segera oleh dokter,
selanjutntya petugas memberitahukan kepada
klien/keluarga mengenai hal berikut:
a. Tujuan dari tindakan operasi
b. Pelaksanaan operasi
c. Orientasi biaya yang dibutuhkan
2. Bila klien/ keluarga setuju dilakukan operasi,
klien/keluarga menandatangani surat persetujuan tindakan
operasi
3. Petugas ruangan menghubungi kembali dokter operator
dan selanjutnya menghubungi dokter anastesi, petugas
kamar operasi dan dokter spesialis
4. Petugas ruangan segera menyiapkan klien untuk operasi
sesuai dengan prosedur yang ada
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Kamar operasi
,Perawat Pelaksana

328
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENERIMAAN KLIEN ICU DARI IGD/RUANGAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/172/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Menerima klien baru yang akan dirawat di ruang ICu yang
berasal dari IGD/Ruang Perawatan

TUJUAN 1. Memberikan perwatan intensif pada klien yang


mempunyai indikasi untuyk dirawat di ruang ICU dengan
melakukan monitoring EKG dan observasi ketat
2. Melakukan tindakan segera untuk mengatasi
krisis/kegawatan

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Bila ada klien dengan indikasi masuk ICU maka perawat
IGD/Ruang perawatan menghubungi atau memberitahukan
kepada perawat ICU
2. Perawat ICu menyiapkan tempat tidur dan peralatan yang
dibutuhkan (baju klien, status, blanko observasi)
3. Perawat IGD/Ruangan mengantar klien sampai di ruang
penerimaan pasien ICU dan bersama-sama perwat ruang
ICU memindahkan klien ke tempat tidur yang telah
disiapkan serta melakukan timbang terima
4. Perawat ICU melakukan pengkajian dan keluarga klien
dianjurkan menunggu di ruang tunggu yang telah tersedia
5. Baju klien diganti kemudian dilakukan pemasangan
oksigen dan monitor
6. Melakukan pengkajian keluhan dan riwayat penyakit klien
secara lengkap dan jelas serta melakukan asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan klien
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter yang merawat sesuai
kebutuhan
8. Memberi informasi kepada keluarga tentang tata tertib
menunggu klien dan perlengkapan yang harus
dibawa/disiapkan untuk kepentingan klien sesuai dengan
ketentuan yang berlakuk di RS Santa Elisabeth Batam
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat ,ICU/NICU

329
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PEMINDAHAN KLIEN ICU KE RUANG PERAWATAN
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/173/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Memindahkan klien stabil yang telah dirawat di ruang ICU ke


ruang perawatan/ruang rawat inap

TUJUAN Memberi perawatan lanjutan setelah dirawat di ruang ICU dan


memberi rasa nyaman

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Bila dokter telah memperolehkan klien untuk dipindah ke
ruangan, perawat ICU menanyakan kepada klien/keluarga
tentang kelas perawatan yang dikehendaki
2. Perawat ICU menghubingi perawat ruangan dan
memberitahu bahwa ada klien pindahan dari ruang ICU
dan kelas ruangan yang dikehendaki
3. Perawat ICU membuat perincian biaya perawatan selama
dirawat di ruang ICU
4. Perawat ICU menyipakan obat-obatan klien, status dan
blangko observasi selama dirawat di ruang ICU
5. Perawat ICU melepaskan elektrode monitor dan mengganti
baju klien dengan baju sendiri
6. Perawat ICU dan perawat ruangan bersama-sama
memindahkan klien ke atas tempat tidur yang telah
disiapkan dari ruangan dan melakukan timbang terima
7. Salah satu perawat ICU bersama-sama perawat ruangan
membawa klien ke ruang perawatan yang telah disiapkan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,ICU/NICU

330
R.S. Santa Elisabeth PEMINDAHAN KLIEN PASCAOPERASI DARI KAMAR
Jl. Anggrek Blok II OPERASI KE ICU
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/174/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Memindahkan klien pascaoperasi yang memerlukan monitoring


dan observasi ketat tanda-tanda vital dari OK ke ICU

TUJUAN Memberi perawatan intensif pada klien pascaopersi yang


memerlukan monitoring atau observasi tanda-tanda vital serta
intake atau output (keseimbangan cairan) sampai keadaan klien
benar-benar stabil

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Bila klien sudah dapat dipindahkan dari ruang Ok ke ruang
ICU, petugas OK memberitahukan kepada perawat ICU
2. Perawat ICU menyipakan tempat tidur klien dan peralatan
ICU yang dibutuhkan
3. Apabila klien berasal dari ruang perawatan maka perawat
ICU menghubungi perawat ruangan dan bersama-sama
memindahkan ke ruang ICU
4. Melakukan pengkajian keluhan dan riwayat penyakit klien
secara lengkap dan jelas serta melakukan asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan klien
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter yang merawat sesuai
kebutuhan
6. Memberi informasi kepada keluarga tentang tata tertib
menunggu klien dan perlengkapan yang harus
dibawa/disiapkan untuk kepentingan klien sesuai dengan
ketentuan yang berlakuk di RS Santa Elisabeth Batam
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,OK, ICU/NICU

331
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENGIRIMAN SAMPEL KE LABORATORIUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/175/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Mengirim bahan sampel berupa darah, urine,feses, sputum dan


bahan lain ke laboratorium

TUJUAN Membantu menegakkan diagnosis

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan baki sedang dan menruh bahan sampel
diatasnya
2. Petuagas mencatat macam pemeriksaan ke dalam buku
ekspedisi
3. Petugas meletakkan blangko pemeriksaan/permintaan ke
dalam buku ekspedisi
4. Selanjutnya petugas membawa sampel dan buku ekspedisi
ke laboratorium serta melakukan serah terima dengan
petugas laboratorium
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,laboratorium

332
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENGAMBILAN HASIL LABORATORIUM
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/176/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium berdasarkan


sampel yang telah dikirm atas permintaan dokter yang merawat

TUJUAN Membantu dokter dalam menegakkan diagnosis

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas mebawa buku ekspedisi ke laboratorium
2. Petugas melakukan cek silang hasil laboratorium dengan
buku ekspedisi
3. Petugas membawa hasil laboratorium ke ruangan
4. Petugas memasukkan hasil laboratorium ke dalam status
pasien dan nota biayanya
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,IGD,Laboratorium

333
R.S. Santa Elisabeth PENGIRIMAN KLIEN KE RUANG INSTALASI
Jl. Anggrek Blok II RADIOLOGI
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/177/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Mengirim klien ke radiologi untuk dilakukan pemeriksaan foto


sesuai dengan permintaan

TUJUAN Membantu dokter dalam menegakkan diagnosis

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Petugas menyiapkan blangko permintaan advis ke dokter
2. Petugas sebelumnya menyipkan klien sesuai dengan
permintaan foto (misal puasa,lavement, huknah dan lain-
lain)
3. Petugas melaporkan ke petugas radiologi sesuai permintaan
foto
4. Sebelum mengirim klien ke radiologi, petugas ruangan
menghubungi petugas radiologi
5. Petugas radiologi memberitahukan petugas ruangan bila
sudah siap
6. Petugas ruangan mengirim klien dengan membawa blangko
permintaan foto dan foto yang lama (k/p) dengan
menggunakan kursi roda ( brancart) sesuai keadaan umum
klien
7. Setelah hasil selesai, petugas membawa kembali ke ruangan
bersama hasilnya, kecuali hasil foto dibacakan
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,IGD,Laboratorium

334
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PENATALAKSANAAN KEJANG
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/178/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang


mengalami kejang

TUJUAN 1. Untuk mencegah atau meminimumkan cedera akibat kejaang


2. Mencegah kejang berulang

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Lakukan pendekatan dengan tenang
2. Memperbaiki sirkulasi udara rauangan dengan
mempersilakan selain petugas untuk keluar ruangan
3. Membaringkan anak di tempat yang datar dengan posisi
miring kaki bagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya
tersedak ludah atau muntahan
4. Letakkan bantal atau lipatan selimut dibawah kepala anak
Jangan:
a. Menahan gerakan anak atau menggunakan paksaan
b. Memasukkan apapun ke dalam mulut anak
c. Memberikan makanan atau minuman
5. Longgarkan pakain yang ketat
6. Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
7. Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi
kejangnya
8. Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria maka bisa
diberikan diazepam injeksi secara intravena
9. Memastikan jalan nafas tidak tersumbat
10. memberi oksigen melalui face mask 2 ml/menit
11. Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan
menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit, melihat
ada tidaknya tarikan dinding dada, melihat ada tidaknya
pernafasan cuping hidung
12. Hitung lamanya periode postiktal (pasca kejang)
13. Jangan memberi makanan atau minuman sampai anak
benar-benar sadar dan refleks menelan pulih
14. Melakukan evaluasi tindakan
15. Membereskan alat-alat

335
16. Mencuci tangan
17. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap


2. IGD

336
R.S. Santa Elisabeth PERSIAPAN KLIEN YANG AKAN MENINGGAL
Jl. Anggrek Blok II DUNIA
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/179/04/16 01 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Mempersiapkan klien yang akan meninggal dengan cara


memberikan batuan fisik maupun spiritual sehingga
meringankan beban penderitaanya

TUJUAN Agar klien merasa tenang dan tentram dalam menghadapi


sakratul maut serta memberikan empati dan menciptakan kesan
yang baik terhadap klien maupun keluarganya

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Memberitahu kepada perawat yang bertanggung jawab atau
dokter yang menangani dan dokter jaga
2. Keluarga klien diberitahu, bila tidak ada keluarga yang
menunggu usahakan menghubunginya, bila perlu dengan
perantara polisi
3. Menghubungi bagian kerohanian sesuai dengan agama yang
dianut oleh klien
4. Melaksanakan advis dokter
5. Perawat tetap harus menunggu klien dan mengobservasi
keadaannya
6. Sebaiknya klien dipisahkan dari klien yang lain,jika tidak
memungkinkan pasang sampiran
7. Lepaskan gigi palsu klien jika ada
8. Klien dan sekelilingnya harus bersih dan rapi, juga
lingkungan harus tenang
9. Beri kesempatan pada keluarga untuk mendapingi klien
pada saat-saat terakhir
10. Beri kesempatan pada bagian kerohanian melakukan
tugasnya sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh klien
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

337
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
MENGURANGI ANSIETAS
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/180/04/16 01 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Merupakan masalah keperawatan yang lazim timbul pada klien


yang menjalani hospitalisasi.

TUJUAN Mengurangi ansietas akibat hospitalisasi

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Berikan dukungan kepada klien dan keluarga selama
hospitalisasi
2. Lakukan orientasi lingkungan rumah sakit, jam
berkunjung, kebijakan rumah sakit yang berkaitan dengan
administrasi, dan staf yang memberi asuhan kepada klien
selama hospitalisasi
3. Panggil klien dengan nama dan biarkan klien mengenakan
pakaiannya secara mandiri jika memungkinkan
4. Berikan penjelasan mengenai setiap prosedur yang akan
dilakukan
5. Ulangi penjelasan jika klien mengalami kesulitan untuk
mengingat
6. Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalam proses
perawatan
7. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan dan pikirannya
8. Pastikan Anda membuat tujuan perawatan yang sesuai
dengan kondisi klien
9. Pastikan Anda peka terhadap kondisi, tindakan perwatan
atau perilaku yang dapat meningkatkan ansietas klien,
misalnya klien tampak mengalami ansietas berat setiap kali
mendapat suntikan IM
10. Pastikan persepsi klien terhadap penyakit dan prosedur
yang akan dilakukan benar
11. Modifikasi lingkungan agar klien dapat menjalankan
fungsinya secara mandiri tanpa bantuan
12. Dorong fakto lingkungan yang positif untuk mengurangi
ansietas dan identifikasi hasil negatif yang menimbulkan
ansietas

338
13. Upayakan agar klien mendapat kinjungan dari klien lain
yang mempunyai pengalaman yang sama
14. Tunjukkan kompetensi, pemahaman dan sikap empati
Anda ketika membantu klien mengurangi ansietas
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap

339
R.S. Santa Elisabeth
Jl. Anggrek Blok II
PERAWATAN JENAZAH
Batam 29441
Telp.0778-457357
Fax: 0778-457710 No. Document No. Revisi Halaman
Email :
rselisabeth_btm@yahoo.co.id P/IV/181/04/16 01 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur


STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
01 APRIL 2016 Dr. Sahat H. Siahaan, MARS

PENGERTIAN Perawatan klien setelah meninggal, perawatan termasuk


menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan kepada
keluarga,transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien

TUJUAN 1. Penghormatan terhadap jenazah


2. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah
3. Jenazah dalam keadaan bersih

KEBIJAKAN Sesuai dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth


Batam Nomor: 295A/DIR-RSE/BTM/SK/IV/2016 tentang
Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional Keperawatan
PROSEDUR 1. Siapkan peralatan yang diperlukan dan bawa ke ruangan
2. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika kematian terjadi
diruang rawat, jaga privasi klien lain dengan menutup pintu,
tirai dan jendela
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Atur ketinggian tempat tidur klien hingga sesuai dengan
ketinggian kerja Anda dan dalam posisi datar
5. Posisikan jenazah telentang
6. Tutup mata jenazah menggunakan kapas, dengan cara
menutup perlahan kelopak mata dan memasang plester jika
mata tidak tertutup
7. Luruskan badan jenazah, dengan pergelanga tangan
diletakkan di atas abdomen dalam posisi menyilang tubuh.
8. Lepaskan gigi palsu jika perlu, kemudian tutup mulut
jenazah, Jika mulut jenazah tetap tidak tertutup, letakkan
gulungan handuk di bawah dagu agar mulut tertutup.
Letakkan bantal di bawah kepala
9. Lepaskan perhiasan dan barang berharga milik jenazah di
hadapan keluarga
10. Jaga keamanan barang berharga jenazah.Ikuti kebijakan
rumah sakit mengenai disposisi barang berharga
11.Bersihkan badan jenazah menggunakan air bersih.
Bersihkan tubuh dan kotoran,jika terjadi pengeluaran
kotoran melalui rectum, uretra atau vagina, letakkan kasa
untuk menutup setiap lubang dan lekatkan dengan plester

340
untuk menutup setiap lubang dan lekatkan dengan plester
untuk mencegah lebih lanjut
15. Rapikan rambut jenazah dengan menyisirnya
16. Ganti balutan jika ada
17. Kenakan pakaian bersih pada jenazah untuk diperlihatkan
pada keluarga. Letakkan klien dalam posisi telentang
dengan mata tertutup dan lengan menyilang diatas
abdomen. Rapikan tempat tidur jenazah
18. Pindahkan jenazah ke kamar jenazah.Tutupi jenazah
dengan kain
19. Ikat jenazah dengan pengikat brankar pada bagian dada
dan lutut.Pastikan pengikatan tidak terlalu ketat
20. Rapikan peralatan dan bersihkan ruangan
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
catatan keperawatan. Dokumentasikan waktu dan tanggal
jenzah diantar ke kamar jenazah. Lakukan dokumentasi
mengenai disposisi barang berharga milih jenazah
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap,IGD,Kamar Jenazah,Jenazah

341

Anda mungkin juga menyukai