Anda di halaman 1dari 4

BILAS LAMBUNG

No. :00 /UKP/UMUM/IV/2017


Dokumen
S
No. Revisi : 00
O UPTD PUSKESMAS
Tanggal
P Terbit
: 3 April 2017 BAWEN

DHARMOTAMMAS SATYA PRAJA


Halaman : 1/2
dr. Rr. Gita Febri Irianti
PEMERINTAH Ditetapkan oleh Kepala UPTD Puskesmas Bawen 198002202005012013
KABUPATEN
SEMARANG

Bilas lambung merupakan salah satu tindakan dalam


memberikan pertolongan kepada pasien dengan cara
memasukkan air atau cairan tertentu dan kemudian
1. PENGERTIAN
mengeluarkannya menggunakan alat yaitu NGT.

M 1.Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun


masuk saluran pencernaan
2. 2.Mendiagnosa perdarahan lambung
2. TUJUAN 3. 3.Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4. 4.Membuang cairan atau partikel dari lambung

3. KEBIJAKAN ..

Buku Ajar keperawatan medical bedah , Jakarta


4. REFERENSI
EGC.Smeltzer Suzzane C dan Bare Brenda G 2001

Indikasi:
1. pasien keracunan makanan atau obat;

2. persiapan tindakan pemeriksaan lambung;

3. persiapan operasi lambung;

4. pasien dalam keadaan sadar;

5. keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari


enam puluh menit;

6. gagal dengan terapi emesis;

7. overdosis obat/narkotik;
5. PROSEDUR
8. terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada
saluran pencernaan atas;

9. mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis


lebih lanjut;

10. dekompresi lambung;

11. sebelum operasi perut atau biasanya sebelum


dilakukan endoskopi.
Kontraindikasi:

1. a.Tidak dilakukan secara rutin.


2. b.Pasien kejang
( c.Keracunan oral lebih dari 1 jam;
d.pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa
membakar (resiko perforasi esophageal) serta
keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon,
pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);

e.pasien yang menelan benda asing yang tajam;

f.pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan


pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum
bilas lambung untuk mencegah inspirasi.

Peralatan :

1. a.Baki berisi selang NGT (ukuran dewasa 14 20 dan


anak-anak 8 16)
2. b.2 buah baskom
3. c.Perlak dan handuk pengalas
4. d. Stetoskop
5. e.Spoit 10 cc
6. f.Plester
7. g.Nierbeken
8. h.Kom penampung
9. i.Air hangat
10 j.Kassa/tissue
11 k.Jelly
12 l. Hanscone
13 m. Pinset
14 n.Spatel
15 o.Corong
16 p.Gelas ukur

Penatalaksanaan

1. 1.Cuci tangan dan atur peralatan


2. 2.Jelaskan prosedur pada klien
3. 3.Bantu klien untuk posisi semifowler (bila
memungkinkan)
4. 4.Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda
bertangan dominan kanan (atau sisi kiri bila anda
bertangan dominan kiri)
5. 5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal : Bersihkan
mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab
atau lidi kapas
6. 6.Tempatkan handuk mandi diatas dada klien.
Pertahankan tissue wajah dalam jangkauan klien
7. 7. Gunakan sarung tangan
8. 8.Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan
ditandai dengan plester.
9. 9. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan
menempatkan ujung melingkar selang pada daun
telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum; tandai lokasi tonjolan sternum di
sepanjang slang dengan plester kecil
10 10. Ujung atas NGT diolesi jelly, dan bagian ujung bawah di
klem.
11.Minta klien menengadahkan kepala (bila
memungkinkan), masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
12.Pada saat anda memasukkan selang lebih dalam ke
hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus
dan membuka mulut (bila klien dalam keadaan sadar)
13 13.Ketika selang terlihat dan klien bisa merasakan selang
dalam faring, instruksikan klien untuk menekuk
kepala ke depan dan menelan (bila klien dalam
keadaan sadar)
14 14.Masukkan selang lebih dalam ke esofagus dengan
memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien
menelan (jika klien batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-
langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien
untuk bernafas dalam
15 15.Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk
ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa
penempatannya:minta klien membuka mulut untuk
melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau
drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak
10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil
mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar
gemuruh, fiksasi slang.
16 16. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah
plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh,
tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan
salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang
17 17.Setelah NGT masuk pasien diatur dengan posisi miring
tanpa bantal atau kepala lebih rendah selanjutnya klem
dibuka.
18 18.Corong dipasang diujung bawah NGT, air hangat
dituangkan ke dalam corong jumlah cairan sesuai
kebutuhan (+ 500 cc). Cairan yang masuk tadi
dikeluarkan dan ditampung dalam baskom
1 19.Pembilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air
yang keluar dari lambung sudah jernih.
20 20. Jika air yang keluar sudah jernih selang NGT dicabut
secara pelan-pelan dan diletakkan dalam baki.
21 21 Setelah selesai pasien di rapikan, mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue.
22 22. Perawat mencuci tangan
23 23. Dokumentasi tindakan yang telah di lakukan ke dalam
rekam medis pasien.

Layanan Kesehatan Pendaftaran, Layanan Kesehatan Gawat


6. UNIT TERKAIT Darurat,Layanan Kesehatan Laboratorium, Layanan
Kesehatan Rekam Medik.
Judul

No. :00 /UKP/UMUM/IV/2017


Dokumen dr. Rr. Gita Febri Irianti
S
UPTD No. Revisi : 00
PUSKESMAS
O
BAWEN P Tanggal
: 3 April 2017
Terbit
Halaman : 2/2

Anda mungkin juga menyukai