NIM : P17320118023
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah Yang Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis diberikan kekuatan dan pikiran sehingga dapat menyelesaikan
salah satu tugas untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III
Keperawatan pada jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes bandungt ini
sesuai waktunya dengan judul: “Penatalaksanaan Pengaruh Aromaterapi
Lemon Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi
Di Ruang Kana RSUd CIBABAT ” Shalawat serta salam semoga
terlimpahkan atas Rasulullah SAW, yang tiada lagi Nabi setelah beliau,
dan tak lupa atas keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang
mengikutinya.
1. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, hal ini tidak terlepas dari terbatasnya
pengetahuan dan wawasan yang penyusun miliki. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang, sehingga karya
tulis ini akan bermanfaat. Dalam penyusunan karya tulis ini, penyusun
banyak mendaatkan bantuan dan bimbingan baik moral maupun materi
dari berbagai pihak dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan
karya tulis ini
i
ABSTRAK
Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pasien Post Operasi Laparatomi. Tindakan operasi di Indonesia
tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa (WHO dalam Sartika, 2013).
Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2009, tindakan bedah urutan ke-11 dari 50 pertama
penanganan pola penyakit di rumah sakit se Indonesia yang
diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah
laparatomi (DEPKES RI, 2009). Data laporan Depkes RI (2007)
menyatakan kasus operasi laparatomi terus mengalami peningkatan
yaitu dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006
dan 1.281 kasus pada tahun 2007. Komplikasi pasien post
laparatomi adalah nyeri yang hebat, perdarahan, bahkan kematian.
Penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan teknik farmakologi dan
non farmakologi. Pada pasien yang mengalami nyeri ringan sampai
dengan untuk penanganannya dapat dilakukan dengan teknik non
farmakologi. Tindakan non farmakologi diantaranya aromaterapi
menggunakan aromaterapi lemon, bertujuan mengetahui pengaruh
aromaterapi lemon terhadap intensitas nyeri pasien post operasi
laparatomi. Deain penelitian yang digunakan deskriptif. subyek
penelitian penelitian dilakukan pada pasien dewasa dengan post
operasi laparatomi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik sampling, wawancara, observasi, uji keabsahan data,
metode analisa data dan etical clereance. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa aromaterapi lemon berpengaruh terhadap
penurunkan skala nyeri diketahui bahwa skala nyeri klien
sebelumnya 4(0-10) atau nyeri sedang setelah dialakukan
pemberian aromaterapi lemon skala nyeri klien menjadi 2 (0-10)
nyeri ringa. Sehingga tindakan pemberian aromaterapi lemon
efektif untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi
laparatomi. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui efektifitas
i
dari pemberian aromaterapi lemon dapat menurunkan nyeri pada
pasien post operasi laparatomi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi efektifitas tindakan pemberian aromaterapi lemon
dalam menurunkan skala nyeri pada Tn J dengan Post Op LE Ileus
Obstruksi+CKD Di Ruang Kana RSUD CIBABAT
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
ABSTRAK,..................,................ ......................................................................,..V
DAFTAR ISI........................................................................................................ViI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................................4
C.Tujuan Studi Kasus...............................................................................................5
D.Manfaat Studi Kasus............................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
3. Indikasi laparatomi.........................................................................................7
4. Manifestasi Klinis...........................................................................................8
5. Komplikasi......................................................................................................9
b. Klasifikasi Nyeri...........................................................................................11
c. Jenis-jenis Nyeri...........................................................................................12
d. Sifat Nyeri.....................................................................................................12
i
1. Gangguan tidur.............................................................................................13
5. Pernafasan meningkat...................................................................................13
6. Depresi..........................................................................................................13
3. Patofisiologi..................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................21
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh dari world Healt
Organization (WHO) dalam Sartika (2013), jumlah pasien dengan
tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat
signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140
juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun
2012 data mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa. Tindakan
operasi di indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa
(WHO dalam Sartika, 2013).
Adapun data yang di peroleh dari catatan medical record
ruangan perawatan bedah umum Kana Lt.2 Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung selama periode 6 belun terakhir (januari-juni
2019, berdasarkan banyaknya pasien yang di lakukan pembedahan
laparatomi dari urutan yang paling tinggi bulan april (26,3%),
Maret (16,1%), Mei (14,2%), Februari (11,3%), Juni (9,6%),
Januari (6,2%) dilihat dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
setiap bulan selalu terdapat pasien yang dilakukan operasi
laparatomi.
1
2
6
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan pemberian aromaterapi lemon terhadap
penurunan skala nyeri pada pasien post operasi laparatomi?
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Laparatomi
1. Definisi
Laparatomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor,
dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen
untuk mendapatkan bagian organ abadomen yang mengalami masalah
(hemoragi, perforasi, kanker, dan obstruksi). Laparatomi dilakukan
pada kasus-kasus digestif dan kandungan (Sjamsuhidayat, 2005).
2. Jenis sayatan pada operasi laparatomi
Ada 4 (empat) cara, yaitu (Syamsuhidayat & Wim De Jong, 2008)
1. Middline insision; yaitu insisi pada daerah tangan abdomen atau
pada daerah yang sejajar dengan umbilikus.
2. Paramedian, yaitu: panjang (12.5 cm) ± sedikit ke tepi dari garis
tengah.
3. Transverse upper abdomen insision, yaitu: sisi di bagian atas,
misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu: 4 cm di atas anterior
spinal iliaka. ± insisi melintang dibagian bawah misalnya: pada
operasi appendictomy.
6
7
3. Indikasi laparatomi
Indikasi seseorang untuk dilakukan tindakan laparatomi antara lain:
a. Sectio Sesaria
Sectio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dlam keadaan utuh ‘serta berat janin diatas 500 gram.
Jenis-jenis sectio sesaria yaitu sectio sesaria klasik dan sectio sesaria
ismika. Sectio sesaria klasik yaitu dengan syarat memanjang pada
korpus uteri ± 10-12 cm. sedangkan sectio sesaria ismika yaitu
dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim ± 10-12
cm. (Syamsuhidajat & Wim De Jong, 2008).
b. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritonium, suatu lapisan endotelial
tipis yang kaya akan vaskularisasi dan aliran limfa. penyebab
peritonitis ialah infeksi mikroorganisme yang berasal dari
gastrointestinal, appendossitis yang meradang typoid, tukuk pada
tumor. secara langsung dari luar misalnya operasi yang tidak steril.
trauma pada kecelakaan seperti ruptur limfa dan ruptur hati.
c. Koletiasis, kolesistitis
Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, billiary calculus.
istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk membentuk batu di dalam
kandung empedu. Batu empedu adalah timbunan kristal didalam
kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang
ditemukan di dalam kanudung empedu disebutkolelitiasis, sedangkan
batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis (Nucleus
Precies Newsletter, edisi 72, 2011).
d. Kehamilan ektopik (kehamilan di luar uterus)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implamasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopi merupakan tempat tersering untuk
terjadinya implamasi kehamilan ektopik, sebagian besar kehamilan
ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadiimplamasi pada ovarium,
8
5. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien post operasi laparatomi
antara lain:
a. Gangguan perfusi jaringan.
b. Infeksi.
c. Kerusakan integritas kulit.
d. Ventilasi paru tidak adekuat.
e. Gangguan kardiovaskuler.
f. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
g. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan.
B. Konsep Dasar Nyeri
a. Defisini Nyeri
Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian tubuh
seseorang yang menimbulkan respon tidak menyenangkan dan
nyeri dapat memberikan suatu pengalaman dalam rasa
(Judha,2012). Nyeri bersifat subjektifdan tidak ada individu yang
mengalami nyeri yang sama. perawat perlu pencari pendekatan
yang paling efektif dalam upaya pengontrolan nyeri (Potter &
perry, 2006).
Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai stimulus seperti
mekanik, termal; kimia, atau elektrik pada ujung-ujung saraf.
Perawat dapat mengetahui adanya nyeri dari keluhan pasien dan
tanda umum atau respon fisologis tubuh pasien terhadap nyeri.
Sewaktu nyeri pasien biasanya akan tampak meringis, kesakitan,
nadi meningkat, berkeringat, napas lebih cepat, pucat, berteriak,
menangis, dan tekannan darah meningkat (Wahyuningsih, 2014).
Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan teknik
farmakologi berupa pemberian analgesic seperti ketorolax, asam
traneksamat, asam mefenamat, dan paracetamol. Pada pasien yang
mengalami nyeri penanganannya dapat dilakukan dengan teknik
non farmakologi yaitu dengan cara distraksi.
10
c. Jenis-jenis Nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan biasanya nyeri
dirasakan mendadak dan area nyeri dapat didefikasi nyeri
akut mempunyai karakteristik meningkatnya ketegangan
dan kecemasan.
2) Nyeri Kronik
Nyeri yang bertahan dari 6 bulan sumber nyeri tidak dapat
diketahui dan nyeri sulit dihilangkan. sesnsai nyeri dapat
berupa nyeri difus sehingga sulit untuk diidentifikasi secara
spesifik sumber nyeri tersebut.
d. Sifat Nyeri
1) Incidential
Nyeri timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang misalnya :
nyeri pada taruma ringan.
2) stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dalam waktu yang lama
misalnya : abses.
3) paroxcymal
Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat
biasanya menetap kurang 10-15 menit hilang kemudian timbul
lagi.
13
8. TERMINASI
1. Menanyakan keadaan responden setelah diberikan
aromaterapi lemon.
2. Merapikan alat
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan
20
BAB III
2. Nyeri
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyanangkan dan dapat
diukur. Nyeri mengakibatkan ketidaknyamanan saat beraktifitas.
3. Aromaterapi lemon
Aromaterapi lemon merupakan aromaterapi yang dapat digunakan
untuk mengatsi nyeri dan cemas. Zat yang terkandung dalam lemon
salah satunya adalah linalool yang berguna untuk menstabilkan system
saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang
menghirupnya.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
dengan menggunakan teknik observasi tingkat nyeri dengan menggunakan
alat ukur:
22
1. Skala Numerik
Skala numerik digunakan sebagai pengganti alat pendiskripsi kata. klien
menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. paling efektif digunakan
sebelum dan sesudah intervensi terapetik. Bila gdigunakan untuk menilai
direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Penilitian informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh penulis, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Hanya
data tertentu yang akan disajikan dalam laporan pada hasil studi kasus.
4. Berbuat baik (Beneficience)
Peneliti melakukan studi kasus sesuai dengan prosedur dan
memaksimalkan dampak-dampakyang tidak diharapkan atau yang
merugikan terhadap responden, guna mendapatkan hasil yang
bermanfaat bagi subjek maupun peneliti.
5. Tidak merugikan (Non-Maleficience)
Peneliti melakukan penatalaksanaan studi kasus diupayakan sejalan
dengan standar operasional prosedur yang ada diruangan, untuk
meminimalkan hal-hal yang merugikan subjek.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bruuner & suddart. (2013).keperawatan medikal bedah. jakarta. penulisan
buku kedokteran.