Disusun oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat serta salam
tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat
indah. Kami disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang berjudul “ patient safety di laboratorium infeksi mers-cov ” sebagai tugas mata kuliah
K3 Patient Safety
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan kami sangat memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kami mohon kritik dan saran guna memperbaiki karya-karya kami di
waktu-waktu mendatang.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL........................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 2
D. Manfaat penelitian............................................................................. 2
E. Metode............................................................................................... 2
F. Landasan Teori.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Keselamatan Pasien Pada Pemeriksaan
Laboratorium Infeksi.........................................................................
B. Prosedur Penerimaan Spesimen
a. Pengambilan dan Pengiriman Spesimen......................................
b. Pemeriksaan laboratorium...........................................................
C. Hasil ..................................................................................................
A. Simpulan............................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Salah satu sasaran keselamatan
pasien (patient safety) yaitu: pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar
efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan
penting. Salah satu tujuan dari sistem keselamatan pasien yaitu turunnya kejadian
tidak diharapkan yang bisa terjadi karena beberapa masalah dan salah satunya yakni
masalah sumber daya manusia, kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat dan
kegagalan faktor teknis yang berpengaruh pada risiko terjadinya infeksi dirumah
sakit.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
Penilitian ini bermanfaat untuk para petugas kesehatan baik seorang laboran,
dokter, maupun perawat. Adanya penelitian ini maka saat terjadi sebuah penyakit
infeksi tidak ada pasien ataupun petugas yang terkena dampaknya, karna sudah
mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan laboratorium infeksi.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan ialah Kualitatif deskriptif yang didapatkan dari berbagai
sumber artikel. Tidak dilakukan langsung di lapangan, hanya mengumpulkan
informasi-informasi yang didapatkan.
F. Landasan Teori
Pada makalah ini kami akan menjelaskan patient safety di laboratorium MERS-
COV yang di mulai dari bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori,
Bab berikutnya yaitu bab tiga, penyusun menguraikan secara rinci berdasarkan
data-data yang penyusun peroleh dari buku dan internet mengenai pemakaian huruf.
Bab III merupakan bab kesimpulan dan saran dalam makalah ini. Pada bagian ini,
penyusun menyimpulkan uraian sebelumnya dan memberikan saran agar para
pembaca dapat lebih memahami tentang makalah ini.
BAB I
PEMBAHASAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat,sehingga dapat mengurangi resiko
kecelakaan kerja. Penerapan K3 di rumah sakit diharapkan mampu menunjang
pelayanan kesehatan rumah sakit menjadi lebih baik. Selain itu, K3 dapat dijadikan
media preventif dan proteksi diri dari penyakit penyakit akibat kerja dan kejadian
kejadian yang tidak diinginkan di rumah sakit.
Namun ada aspek yang juga berpengaruh terhadap mutu pelayanan di sebuah
rumah sakit. Dan seharusnya menjadi perhatian besar bagi pihak rumah sakit sebagai
penyedia pelayanan. Aspek tersebut adalah keselamatan pasien (patient safety).
Pasien bukan hanya membutuhkan pelayanan yang berkualitas tetapi juga suatu
kondisi yang meyakinkan mereka bahwa pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
yang aman dan tidak membahayakan diri mereka (Permenkes, 2011). Perawat
sebagai salah satu komponen sumber daya manusia (SDM) dalam sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit, yang bertugas langsung pada garis depan dan mempunyai
waktu lebih banyak berhadapan dengan pasien, tanpa mengabaikan peran tenaga
kerja lainnya. Mutu pelayanan rumah sakit sebagian ditentukan juga oleh peran
perawat. Dimensi mutu pelayanan rumah sakit yang luas dapat berubah sebagai
dinamisasi dan adaptasi perkembangan waktu dan tuntutan pasien. Akhir-akhir ini
mutu pelayanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien menjadi lebih menonjol
(prahasto, 2008). Keselamatan pasien di rumah sakit kemudian menjadi isu penting
karena banyaknya kasus medical error yang terjadi di berbagai negara. Setiap tahun
di Amerika hampir 100.000 pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal akibat
medical error. Laporan diatas telah menggerakkan sistem kesehatan dunia untuk
merubah paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient safety).
Penyebaran kuman atau infeksi biasanya terjadi saat kuman berpindah dari tangan
petugas pelayanan kesehatan yang menyentuh pasien. Infeksi yang paling umum
adalah infeksi saluran urin dan tempat pembedahan, pneumonia dan infeksi aliran
darah serta sering disebabkan oleh kuman MDR seperti MRSA.
Spesimen dari saluran nafas atas dan bawah sebaiknya ditempatkan terpisah
karena jenis spesimen untuk saluran nafas atas dan bawah berbeda, namun dapat
dikombinasikan dalam satu wadah koleksi tunggal dan diuji bersama-sama.Virus
MERS-CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti darah,
urin, dan feses tetapi kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosis infeksi
MERS-CoV belum dapat dipastikan.
Pemberian label jenis spesimen yang diambil sangat penting. Jika pengujian
awal dari swab nasofaring negatif pada pasien yang diduga kuat memiliki infeksi
MERS-CoV, maka pasien harus diuji ulang dengan menggunakan spesimen dari
saluran pernafasan bawah atau mengulangi pemeriksaan spesimen nasofaring dan
spesimen orofaringeal. Untuk pengujian serologis diperlukan sera akut dan
konvalesen. Sampel serum akut tersebut diambil di minggu pertama sejak mulai
sakit, sedangkan serum konvalesen diambil dengan jarak waktu minimal 21 hari
kemudian.
Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat menimbulkan risiko infeksi
tambahan bagi petugas kesehatan. Pengambilan spesimen lain seperti; urin, feses,
atau spesimen lainnya disesuaikan dengan kondisi pasien.
b. Pemeriksaan Laboratorium
C. Hasil Pemeriksaan
Bila terdapat hasil yang berbeda dari dua pengujian pada situs-situs unik pada
genom MERS-CoV, harus dilakukan sekuensing dari amplikon (produk PCR)
yang dihasilkan dari pengujian PCR yang sesuai guna memastikan hasil
pengujian. Data sekuen tersebut, digunakan untuk konfirmasi virus MERS-CoV
serta merupakan sumber informasi yang berharga untuk memahami asal virus dan
apakah virus tersebut berasal dari satu atau beberapa sumber. Oleh karena itu,
sekuensing terhadap nukleotida dan asam amino dari sebanyak mungkin
spesimen positif sangatlah direkomendasikan.
Keterangan: * Panah merah: pemeriksaan diagnostik RT-PCR dapat dilakukan
di laboratorium pelaksana yang memadai dan laboratorium rujukan
(Balitbangkes) secara paralel. * Panah hijau: pemeriksaan konfirmasi dilakukan di
laboratorium rujukan (Balitbangkes) * Saat ini pemeriksaan dilakukan di
laboratorium virologi Badan Litbangkes, sampai laboratorium pelaksana mampu
untuk melakukan pemeriksaan sendiri. Salah satu syarat berikut harus dipenuhi
untuk menyatakan sebuah kasus telah mendapatkan konfirmasi laboratorium
(Gambar1): Hasil uji PCR positif untuk setidaknya DUA target spesifik berbeda
pada genom MERS-CoV ATAU Satu hasil uji PCR positif untuk SATU target
spesifik pada genom MERSCoV dan HASIL SEKUENSING pada PCR
produknya, yang memastikan kesamaan identitas dengan sekuen virus baru yang
telah dikenal.
Satu hasil positif uji PCR untuk satu target spesifik tanpa uji lebih lanjut
belum kuat untuk membuktikan infeksi MERS-CoV. Klasifikasi akhir kasus akan
bergantung pada informasi klinis dan epidemiologis yang dikombinasikan dengan
data laboratorium. Penting untuk diingat bahwa serangkaian hasil negatif tidak
berarti mengeliminasi kemungkinan infeksi pada pasien yang menunjukan gejala
klinis. Sejumlah faktor juga dapat menghasilkan hasil negatif yang salah,
misalnya saja faktor-faktor: • Kualitas spesimen yang buruk, misalnya spesimen
saluran pernafasan yang terlalu banyak mengandung materi orofaringeal •
Spesimen yang terlalu dini/lambat • Spesimen yang tidak ditangani dan
dipindahkan dengan baik • Faktor teknis selama pengujian, misalnya mutasi virus
atau hambatan PCR Saat bukti klinis dan epidemiologi menunjukkan adanya
infeksi MERSCoV meskipun hasil PCR nya negatif, pengujian serologis dapat
dilakukan untuk memastikan terjadinya infeksi.Oleh karena itu sangat penting
untuk mengambil sampel serum berpasangan dari kasus yang diteliti. Hasil
laboratorium dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan selaku focal point IHR dan diinformasikan kepada
pengirim.