Anda di halaman 1dari 14

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

Dipersiapkan untuk memenuhi tugas kursus


Manajemen Keselamatan Pasien

Dosen:
Ns. Egidius Umbu Ndeta, S. Kep., M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 1

Erlita Puspa Sumirna NIM. 2211210


Larasati Cahyo Peny NIM. 221121037
Marsilus Findriarta NIM. 2211210
Ulvy NIM. 2211210
Usmiati NIM. 2211210

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
KELAS INTERNASIONAL
2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................6

ISI..............................................................................................................................................................6
2.1 Standar Patient Safety.............................................................................................................6
2.2 Hak Pasien dan Keluarga......................................................................................................11

BAB III.......................................................................................................................................................13

KESIMPULAN.......................................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis karena telah berdoa ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena penulisan Paper “KONSEP DASAR KESELAMATAN PASIEN" dapat
diselesaikan. Dan tidak lupa, penulis mengucapkan terima kasih kepada Anda Ns.
Egidius Umbu Ndeta,S.Kep., M.Kes selaku dosen mata kuliah Manajemen Keselamatan
Pasien yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk membuat makalah yang
sangat bermanfaat ini untuk kelengkapan konsep dasar keselamatan pasien.
Dalam tulisan ini, kami membahas kajian tentang peran penting bagaimana
mengetahui target dan standar abaout dalam konsep keselamatan pasien. Kami berharap
tulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca yang
menerapkannya pada praktik keperawatan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis untuk perbaikan tulisan ini.
Terakhir, jika tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi
mahasiswa untuk dapat belajar dan memahami tentang konsep dasar keselamatan
pasien.

Terima kasih

Singkawang, 13 Maret 2023

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah layanan jasa yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan masyarakat. Rumah sakit adalah tempat yang sangat kompleks yang
terdapat berbagai macam obat, tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya,
berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan
pasien 24 jam secara terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut
apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan peluang untuk terjadinya
kesalahan pelayanan yang dapat berakibat terhadap keselamatan pasien.
Keselamatan pasien saat ini menjadi isu terkini dalam pelayanan kesehatan
rumah sakit sejak tahun 2000 yang didasarkan atas makin meningkatnya kejadian
yang tidak diharapkan (KTD) atau adverse event. Adverse event merupakan suatu
peristiwa yang dapat menyebabkan hal yang tak terduga atau tidak diinginkan
sehingga membahayakan keselamatan pengguna alat kesehatan termasuk pasien atau
orang lain. Klasifikasi adverse event merupakaan kejadian nyaris cedera (KNC),
kejadian tidak cedera (KTC) dan sentinel (kematian atau cedera).
Contoh dari KTD seperti medication error, flebitis, dekubitus, infeksi daerah
operasi, dan pasien jatuh dengan cidera. WHO (World Health Organitation) tahun
2004 mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai negara yaitu
Amerika, Inggris, Denmark dan Australia dan ditemukan kejadian tidak diharapkan
(KTD) dengan rentang 3,2% –16,6%. Data tersebut menjadi pemicu di berbagai
negara agar melakukan penelitian serta pengembangan sistem keselamatan pasien.
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah
sakit yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena itu
dilaksanakannya asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat tindakan medis atau tidak dilakukannya tindakan medis yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut merupakan sistem yang seharusnya
dilaksanakan secara normatif.
Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK
tersebut, maka, jika diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja
pelayanan klinis rumah sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien
(medical error, nursing error, dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengungkap lebih dalam tentang
Sasaran dan Standar Keselamatan Pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam standar patient safety?


2. Apa itu standar patientsafety?
3. Apa saja hak pasien dan keluarga?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuat kajian ini untuk member informasi kepada pembaca mengenai
sasaran dan standar penting yang harus perawat ketaahui dan pahami agar
meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada pasien.
BAB I
I
ISI

2.1 Standar Patient Safety

Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu


ditangani segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan
pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk
melaksanakan kegiatannya. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun
ini mengacu pada "Hospital Patient Safety Standards" yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun 2002,
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia. Standar
keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. Hak pasien

Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk


mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Kriterianya adalah
sebagai berikut:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang
jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan tau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya KTD.

2. Mendidik pasien dan keluarga

Standarnya adalah Rumah Sakit harus mendidik pasien dan keluarganya


tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan keperawatan.
Kriterianya adalah keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan
dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di
Rumah Sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan keperawatan.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:
a. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab.
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Standarnya adalah RS
menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan dengan kriteri sebagai
berikut:
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan
sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
Standamya adalah Rumah Sakit harus mendisain proses baru atau memperbaiki
proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif KTD (Kecelakaan Tidak Diharapkan), dan
melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
dengan kriteria sebagai berikut:

a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit".
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja.
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif.
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien standarnya
adalah:
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program melalui
penerapan "7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit".
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program mengurangi KTD.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan
keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan
pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari "Kejadian Nyaris Cedera"
(Near miss) sampai dengan "Kejadian Tidak Diharapkan" (Adverse
event).
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien.
4) Tersedia prosedur "cepat-tanggap" terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan ekstemal berkaitan dengan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang
Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera" (Near miss)
dan "Kejadian Sentinel' pada saat program keselamatan pasien mulai
dilaksanakan.
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden. misalnya
menangani "Kejadian Sentinel" (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf
dalam kaitan dengan "Kejadian Sentinel”.
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan
pendekatan antar disiplin.
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan kegiatan
perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut
dan implementasinya.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien. Standarnya adalah:
a. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
b. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien, dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien.
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork)
guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Standarnya adalah:
a. RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat, dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada.
2.2 Hak Pasien dan Keluarga

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2018 tentang


Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien

Hak Pasien dan Keluarga:


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban Pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga Pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam  maupun di luar Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya;
10.  Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu Pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kewajiban Pasien dan Keluarga:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh  Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit
atau masalah  kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama
dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan
aman. Contohnya dalam pemberian obat, Setiap obat jika salah penggunaannya dapat
membahayakan pasien, bahkan bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan
pasien, terutama obat-obat yang perlu diwaspadai.
Dalam menjaga keselamatan pasien bukan hanya peran perawat namun semua
tenaga medis yang berada dirumah sakit dan keluarga yang menjaga pasien selama
dirumah sakit. Angka kecelakaan pasien selama dirumah sakit dapat berkurang apabila
semua tenaga medis dan keluarga pasien dapat bekerja sama dalam mengurangi angka
kecelakaan tersebut agar tujuan pasien dibawa kerumah sakit dapat tercapai yaitu untuk
pulih kekeadaan normal.
Kemudian Salah-Lokasi, Salah-Prosedur, dan Salah-Pasien yang menjalani tindakan
serta prosedur merupakan kejadian sangat mengkhawatirkan dan dapat terjadi.
Kesalahan ini terjadi antara lain akibat komunikasi yang tidak efektif dan tidak adekuat.
Maka dari itu, seorang perawat harus menerapkan komunikasi yang baik terhadap
pasien dan keluarganya, peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap
kejadian tidak diharapkan; serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Khanifah P., 12 September 2016. Standar Keselamatan Pasien, Diakses pada 11 Maret
2023 melalui http://www.academia.edu/9191556/patient_safety.htm

Rumah Sakit Universitas Andalas, 09 Februari 2019. Hak dan Kewajiban Pasien dan
Keluarga. Diakses pada 13 Maret 2023 melalui
http://rsp.unand.ac.id/artikel/hak-dan-kewajiban-pasien-dan-keluarga

Anda mungkin juga menyukai