Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STANDAR KESELAMATAN PASIEN & DASAR HUKUM KESELAMATAN


PASIEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Patient Safety
Dosen Pengampu : Ns. Hj. Ernawati U., S.Kep., M.Kes., DNM (K)

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Intan (8801210058)
Kamal Zakiy dhiyauddin (8801210032)
Yanti Agustina (8801210073)

JURUSAN D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa tersusun dalam kurun waktu yang telah diberikan. Penulisan makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Kami
ucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Hj. Ernawati U., S.Kep., M.Kes., DNM (K) serta rekan
kelompok yang telah berkontribusi dengan memberikan ide serta gagasannya sehingga
makalah ini bisa terselesaikan dan tersusun dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan terutama
tentang “STANDAR KESELAMATAN PASIEN & DASAR HUKUM KESELAMATAN
PASIEN”.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
mengingat tingkat pengetahuan serta penyusun yang sangat terbatas. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
yang lebih baik.

Penulis

Serang, 23 Maret 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………...... 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………..... 4
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………….... 5
2.1 Pengertian Keselamatan Pasien (patient safety) ...................................................
2.2 Tujuan Sistem Keselamatan Pasien......................................................................
2.3 Prinsip-prinsip Keselamatan Pasien.....................................................................
2.4 Standar Keselamatan Pasien................................................................................
2.5 Aspek Hukum Terhadap Keselamatan Pasien.....................................................
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………16
3.1 Kesimpilan……………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan di rumah sakit. Sejak malpraktik menggema di seluruh
belahan bumi melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik hingga ke jurnal-
jurnal ilmiah ternama, dunia kesehatan mulai menaruh kepedulian yang ttinggi terhadap
issue keselamatan pasien. Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk
menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pasien selama
dirawat di rumah sakit segingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak
rumah sakit (Nursalam,2011).
Patient safety di rumah sakit merupakan suatu kebutuhan. Patient safety saat ini
telah menjadi isu yang diperbincangkan di berbagai negara. Isu ini berkembang karena
masih banyaknya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
yang masih sering terjadi di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh IOM (Institute of
Medicine) pada tahun 1999 yang dilakukan di Washington DC, dilaporkan bahwa
sebanyak 44.000 sampai dengan 98.000 orang meninggal setiap tahunnya di rumah sakit
karena kesalahan medis (Institute of Medicine, 2001).
Kesalahan medis termasuk dalam kategorike delapan sebagai penyebab kematian
utama di Amerika dan lebih tinggi dibandingkan masalah kecelakaan, yaitu sebesar
43,3%. Sekitar 7000 orang diperkirakan meninggal setiap tahunnya 2 karena kesalahan
medis dan sekitar 16% lebih dari jumlah tersebut akibat kecelakaan kerja. Di Indonesia
kesalahan prosedur rumah sakit sering disebut malpraktik. Kejadian di Jawa dengan
jumlah pendududk 112 juta orang, sebanyak 4.544.711 orang (16,6%) penduduk yang
mengalami kejadian merugikan, 2.847.288 orang dapat dicegah, 337.000 orang cacat
permanen, dan 121.000 orang mengalami kematian. Prevalensi kejadian media yang
merugikan pasien di Jawaa Tengah dan DIY adalah sebesar 1,8% - 88,9% (Sunaryo,
2009).
Keselamatan pasien di rumah sakit (Hospital Patient Safety) merupakan suatu
sistem pelayanan rumah sakit yang memberikan asuahn agar pasien menjadi lebih aman.
Termasuk di dalamnya adalah mengukur risiko, identifikasi, dan pengelolaan risiko
terhadap pasien, pelaporan, dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden serta merupakan solusi untuk mencegah, mengurangi, serta
meminimalkan risiko. Kejadian risiko yang mengakibatkan pasien tidak aman (patient not
safety) tersebut sebagaian besar masih dapat dicegah (preventable adverse event)
diminimalisasi dengan beberapa cara, antara lain petugas pelayanan kesehatan selalu
meningkatkan kompetensi melakuukan kewaspadaan dini melalui identifikasi yang tepat,
serta komunikasi aktif dengan pasien (Widayat, 2009). Penyelengaraan patient safety
merupakan hal yang mutlak harus dilakukan oleh rumah sakit dengan didasari bebrapa
landasan hukum diantaranya adalah UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen, UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, UU No.44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, KEPMENKES No.133/MENKES/SK/XII/1999 tentang 3 standar pelayanan
rumah sakit. Serta PERMENKES No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
keselamatan pasien di rumah sakit.
Pelaksanaan patient safety menjadi suatu sistem yang harus ada di semua rumah
sakit di dunia begitu juga di Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari standar akreditasi
rumah 2012 yang terdiri dari empat kelompok, yaitu 4 standar pelayanan berfokus pada
pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien di rumah sakit, serta
sasaran Milenium Development Goals. Keselamatan pasien dalam standar akreditasi
rumah sakit terdiri dari standar keselamatan pasien rumah sakit, tujuh langkah
keselamatan pasien rumah sakit, serta sasaran keselmatan pasien rumah sakit. Ada enam
sasaran keselamatan pasien, salah satunya dan yang menjadi sasaran utama adalah
ketepatan identifikasi pasien (Sutoto,2012).
Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK, maka
jikaa diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis rumah
sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing error,
dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka sangatlah penting bagi kita sebagai
seorang perawat memahami tentang konsep patient safety, sehingga pada saar melakukan
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, intervensi,
melakukan tindakan serta evaluasi tidak terjadi medical error. Maka dari itu dalam
makalah ini, kelompok akan membasah mengenai prinsisp, standar, dan konsep
keselamatan pasien, dan semoga bisa untuk dipahami bersama.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apakah definisi dari keselamatan pasien (patient safety)?
2.Apa saja tujuan dari keselamatan pasien (patient safety)?
3.Apa saja prinsip-prinsip dalam keselamatan pasien (patient safety)?
5.Apa saja standar keselamatan pasien (patient safety)?
6.Apa saja aspek hukum pada keselamatan pasien (patient safety)?

1.3 Tujuan Makalah

Diharapkan mahasiswa dapat memahami :

1.Definisi keselamatan pasien (patient safety)?


2.Tujuan keselamatan pasien (patient safety)?
3.Prinsip-prinsip keselamatan pasien (patient safety)?
5.Standar keselamatan pasien (patient safety)?
6.Aspek hukum pada keselamatan pasien (patient safety)?
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera
aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan
kesalahan pengobatan.
Patient safety(keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKes RI,
2006).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien
(patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko. Meliputi: assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindakan
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
2.2 Tujuan Sistem Keselamatan Pasien
Tujuan system keselamatan pasien rumah sakit adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunya KTD di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadinya
penanggulangan KTD
Sedangkan tujuan keselamatan pasien menurut internasional adalah :
1. Identify patient correctly ( identifikasi pasien secara benar)
2. Improve effective communication(meningkatkan komunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications(Meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery(mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections( mengurangi resiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm form falls(mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh)
Dalam upaya pencapaian tujuan keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit wajib
melaksanakan system keselamatan pasien melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Akselerasi program infeksion control prevention (ICP)
2. Penerapan standar keselamatan pasien dan melaksanakan 7 langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Dan di evaluasi melalui akreditasi rumah sakit
3. Peningkatan keselamatan penggunaan darah (blood safety)
4. Dievaluasi melalui akreditasi rumah sakit.
5. Peningkatan keselatan pasien di kamar operasi cegah terjadinya wrong person,
wrong site, wrong procedure(DRAF SPM RS : 100% tidak terjadi kesalahan orang,
tempat, dan procedure di kamar operasi)
6. Peningkatan keselamatan pasien dari kesalahan obat
7. Pelaksanaan pelaporan insiden di rumah sakit dan ke komite keselamatan
rumah sakit
2.3 Prinsip-Prinsip Keselamatan Pasien
Tujuh perinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit terdiri dari :
1)kesadaran (awarcness) tentang nilai keselamatan pasien,
2)komitmen pelayanan kesehatan berorientasi patient safety
3) kemampuan mengidentifikasi paktor resiko penyebab isiden terkait patient safety
4) kepatuhan pelaporan isiden terkait patient safety,
5) kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang paktor resiko isiden
terkait patient safety,
6) kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebab masalah terkait patient
safety, 7) kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk
mencegah kejadian berulang (Agus, dkk, 2013).
2.4 Standar Keselamatan Pasien
Tujuh standar keselamatan pasien ( mengacu pada ‘’ Hospital patient safety standars’’
yang di keluarkan oleh joint Commition on accreditation of health organizations,
Illinois, USA, tahun 2002), yaitu :
1. Hak pasien
Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
KTD (kejadian tidak diharapkan). Kriteria sebagai berikut:
A. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
B. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
C. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas
dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien . Kriterianya adalah
keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan
pasien adalah partner dalam proses pelayanan.
Dengan Pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga dapat :
1. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak mengerti
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5. Mematuhi intruksi dan menghormati peraturan RS
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
b. Koordinasi pelayanan disesuai kebutuhan dan kelayakan sumber daya
c. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi Kesehatan
4. Pengguna metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Standarnya adalah RS harus mendisain proses baru atau memperbarui proses yang ada
momintor dan mengevaluasi melalui pengumpulan data menganalisis secara intesif
KTD, dan malekukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KF dengan
cireteria sebagian berikut.
a. stiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik dengan
sesuai dengan tujuan langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
b. stiap rumah sakit harus melakukan pengumpulkan data kinerja
c. setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
d. setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien standarnya adalah


a. pimpinan dorong jamin implementasi program kp melalui penerapan 7 langkah
menuju kp RS
b. pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi resiko kp dan
program mengurangi KTD
c. pimpinan dorong dan tumbuh komunikasi dan kondisi antara unit dan individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang kp
d. pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur menkaji dan
meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP
e. pimpinan mengukur dan menkaji efektivitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja RS dan KP, dengan criteria sebagai berikut.
a)terdapat tim antara disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
b) tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan program
menimalkan isiden.
c) tesedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit
terintegrasi dan berpartisipasi
d. tersedia prosedur cepat tanggap terhadap isiden termasuk asuhan keperawatan
pasien yang terkena musibah, membatasi resiko pada orang penyapaian informasi
yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
e. tersedia mekanisme plapor internal dan ektrnal berkaitan dengan insiden
f. tersedia mekanisme untuk menangani jenis isiden
g. terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sekelera antara unit dan antara
pengelola playanan
h. tersedia sumber daya dan sistem informasi yang di butuhkan
i. tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan kreteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas pebaikan kerja rumah sakit dan keselamatan pasien

6. Medikasi staf tentang keselamatan pasien standarnya adalah


a. RS memiliki proses pendidikan pelatih dan oreitas untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas
b. RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi setap serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam playanan pasien dengan kreteria tersebut
a. memiliki program diklat dan orientasi bagi setap baru yang memuat topik
keselamatan pasien
b. mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan intervice traning
dan memberi pedoman yang jelas tentang plapor isiden
c. menyelenggarakan pelatihan tentang kerja sama kelompok (teamwark) guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan ka laboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi setap untuk mencapai keselamatan pasien


setandarnya adalah
a. RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi KP untuk
memenuhi kebutuhan informasi internal dan ektrnal
b. trasmis data dan informasi harus tepat waktu dan akurat dengan kereteria sebagai
berikut.
1. disediakan agar untuk merencanakan dan mendesain proses mejemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal terkait dengan keselamatan pasien
2. tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merepisi
manajemen informasi yang ada.
2.5 Aspek Hukum Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai
berikut :
7. UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit
a. Keselamatan Pasien sebagai Hukum
1) Pasal 53 (3) UU No.36/2009; “Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus
mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
2) Pasal 32 UU No.44/2009; “Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
3) Pasal 58 UU No.36/2009
a) “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.”
b) “......tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan
penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”

8. Tanggung Jawab Hukum RS

a. Pasal 29b UU No.44/2009; “Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,


antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit.”

b. Pasal 46 UU No.44/2009; “Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap


semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”

c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009; “Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”

3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit

a. Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah Sakit; “Rumah sakit tidak bertanggung
jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan
pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif.”

4. Hak Pasien

a. Pasal 32d UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan


kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.”

b. Pasal 32e UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.”
c. Pasal 32j UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.”

d. Pasal 32q UU No.44/2009; “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau


menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.”
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada
pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Keselamatan pasien merupakan
suatu sistem untuk mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengabil tindakan yang seharusnya diambil. Tujuan
sistem keselamatan pasien rumah sakit adalah terciptanya budaya keselamatan pasien di
Rumah Sakit, meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya KTD di Rumah Sakit serta terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi penanggulangan KTD.

Dalam pelaksanaan patient safety, terdapat beberapa Isu, Elemen, dan Akar penyebab
kesalahan yang paling umum dalam patient safety sehingga kita seharusnya memiliki standar
keselamatan pasien yaitu dengan memperhatikan hak pasien, mendidik pasien dan keluarga,
keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode penngkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, termasuk
komunikasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Donny, dkk. 2013. Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) berdasarkan 7 Prinsip
Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
ISSN 1412-8853. Universitas Gorontalo. http://journal.unair.ac.id/downloadfull/AKK8445-
0947ce5a87fullabstract.pdf . Diakses Diakses pada tanggal 23 Agustus 2022 pukul 09.50.

Agus, Donny, dkk. 2017. Modul Manajemen Safety. Poltekkes Kemenkes Gorontalo Coriigan
JM, dan Donaldson MS.2000. To erris human. Building a safer health system. Wasington :
National Academy of Science, USA. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25077248
Diakses Diakses pada tanggal 23 Agustus 2022 pukul 07.45.

Joint Commission on Accreditation of Health Organization and WHO. 2002. Research shows
distrubing drugerr or rates. hhtp://www.glencoe.com/ps/health/article.php4?articleId=518.
Diakses Diakses pada tanggal 23 Agustus 2022 pukul 09.00.

Departemen Kesehatan(Depkes) RI. 2009. Undang-Undang tentang Kesehatan dan Rumah


Sakit No.44. Jakarta : Depkes

Depkes RI. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI

Institute of Medicine. 2011. Committeeon Quality of Health Care in America. Institute of


Medicine Reports Composite Summary. Washington DC: National Academy Press

Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi keperawatan: konsep dan praktik. (Edisi .
Jakarta: Salemba Medika

Sunaryo. 2009. Psikologi untuk Keperawatan. EGC, Jakarta.

Supari, S. F. (2005). Sambutan pencanangan gerakan keselamatan pasien rumah sakit.


Padang

Widayat, R. (2009). Solusi hadapi tuntutan pasien. Sembilan solusi Live-Savingkeselamatan


pasien Rumah Sakit. Diambil dari http://www.npsa.nhs.uk/patientsafety . Diakses pada
tanggal 23 Agustus 2022 pukul 08.00.

Anda mungkin juga menyukai