Disusun Oleh :
Fitriyah (8801210003)
PRODI D3 KEPERAWATAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan puji serta rasa syukur kami kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami dapat menyselesaikan makalah
yang bejudul “PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan kami mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, sehingga tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dari sanalah kesuksesan dalam menyusun
makalah ini berawal. Terlepas dari segala hal tersebut, meskipun kami berharap isi dari makalah
ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun kami sadar bahwa kami hanya sebatas manusia
yang tak luput dari kesalahan. Maka dari itu kami sadar sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
masih ada banyak kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berlapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini. Akhir kata Kami
berharap makalah ini dapat menambah penetahuan dan wawasan untuk para pembaca. Bahkan
kami berharap para pembaca dapat mengamalkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam
makalah ini di dalam kehidupan sehari-hari. Dan kami berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi kami sendiri khususnya dan dan bagi para pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………….
Daftar isi……………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi dengan
dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman.
Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di
luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung
jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.
Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan
dengan pemberian obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, meliputi konsep
dasar farmasetika, farmakodinamik, farmakokinetik, penggolongan obat berdasarkan sistem
tubuh, meliputi dosis, indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan pertimbangan pemberian
obat pada pasien. Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan prinsip farmakologi
serta penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya dalam keperawatan juga merupakan
hal penting yang harus dikuasai oleh perawat.
Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians’ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia,
seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi
terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau
reaksi yang merugikan dari pengobatan. Sebelum sesuatu obat diberikan atau dikonsumsi
seseorang, obat telah melalui berbagai proses antara lain proses penyediaan, pengolahan,
pengijinan, perdagangan, pengorderan, pemblian dan pemakaian. Pada aspek pemberian obat,
perawat harus yakin tentang order pengobatan yang dibuat oleh dokter sehingga tidak terjadi
tumpang tindih kewenangan dan pelaksanannya.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah pasien
(Doenges, 2000). Untuk menetapkan kebutuhan terhadap terapi obat dan respon potensial
terhadap terapi obat, perawat mengkaji banyak faktor. Adapun data hasil pengkajian dapat
dikelompokkan ke dalam data subyektif dan data obyektif.
A. Data subyektif
2. Pengobatan sekarang
Perawat mengkaji informasi tentang setiap obat, termasuk kerja, tujuan, dosis normal, rute
pemberian, efek samping, dan implikasi keperawatan dalam pemberian dan pengawasan obat.
Beberapa sumber harus sering dikonsultasi untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan.
Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui sebanyak mungkin informasi tentang obat yang
diberikan.
Sikap klien terhadap obat menunjukkan tingkat ketergantungan pada obat. Klien
seringkali enggan mengungkapkan perasaannya tentang obat,khususnya jika klien mengalami
ketergantungan obat. Untuk mengkaji sikap klien, perawat perlu mengobservasi perilaku
klien yang mendukung bukti ketergantungan obat
a) Anggota keluarga
b) Kemampuan menjalankan Activity of Daily Living (ADL)
c) Pola makan, pengaruh budaya klien
d) Sumber keuangan klien
B. Data Obyektif
Dapat diketahui dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan laboratorium. Jangan lupa, anda harus memusatkan
perhatian pada gejala-gejala dan organ-organ yang kemungkinan besar terpengaruh oleh obat.
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur,
gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak
sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk.
Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang
kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat
kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,
isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan
obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa
obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti
usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui
vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan
mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang
(stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel
untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara
lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma,
atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
e) Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai
atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan,
untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat
itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat.
Perawat harus memberitahu pasien yang memakai/ minum obat di rumah mengenai
tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau perawat.
Setiap pasien mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat
mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Data tentang alergi harus
diperoleh sewaktu perawat melakukan pengumpulan data riwayat kesehatan.
Sebelum memberikan obat kepada pasien, perawat harus mengetahui secara pasti tentang:
1. Nama obat
4. Efek samping
7. Interaksi
a. Melaksanakan pemberian obat kepada pasien sesuai program terapi dengan menerapkan
prinsip 6 benar ( klien, obat, dosis, cara, waktu dan dokumentasi )
b. Mengelola penempatan, penyimpanan dan pemeliharaan dan administrasi obat di ruangan
agar selalu tersedia, siap pakai, tidak rusak, mudah ditemukan dan tidak kadaluarsa.
c. Memberikan penyuluhan berkaitan dengan obat yang digunakan meliputi khasiat obat,
makanan yang boleh selama terapi, ESO dan cara mengatasi kepatuhan obat, dampak
ketidakpatuhan dan penghentian obat
d. Mengamati dan mencatat efek samping, efek terapi, efek toksis dari pengalaman klinis
beberapa pasien selama menggunakan obat untuk bahan masukan dan laporan
e. Beberapa peran perawat dalam memberikan obat yaitu peran dalam mendukung
keefektifan obat, mengobservasi efek samping obat, menyiapkan menyimpan dan
administrasi obat, melakukan pendidikan kesehatan tentang obat.
Perawat ikut bertanggung jawab dalam memastikan bahwa pemberian obat tersebut aman
dan mengawasi efek dari pemberian obat tersebut pada pasien. Bentuk proses pengobatan yang
tidak aman berupa peresepan yang tidak rasional, kesalahan perhitungan dosis pada peracikan,
dan kesalahan penentuan jenis sediaan obat (Depkes, 2018). Perawat bertugas untuk mengetahui
setiap komponen dari perintah pemberian obat termasuk aspek enam tepat. Enam tepat terdiri
dari tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat pendokumentasian.
Pemberian obat merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan oleh
perawat, jadi ketelitiannya sangat penting untuk mendapatkan efek terapeutik yang paling
maksimal. Pengelolaan obat sangatlah penting dalam proses keperawatan, selain keamanan
pasien, pemborosan juga dapat dihindari (Smith, 2010). Peran perawat dalam pengobatan
menurut Lestari (2009) diantaranya melaksanakan pemberian obat kepada pasien sesuai program
terapi dengan menerapkan prinsip 6 benar ( klien, obat, dosis, cara, waktu dan dokumentasi );
mengelola penempatan, penyimpanan dan pemeliharaan dan administrasi obat di ruangan agar
selalu tersedia, siap pakai, tidak rusak, mudah ditemukan dan tidak kadaluarsa; memberikan
penyuluhan berkaitan dengan obat yang digunakan meliputi khasiat obat, makanan yang boleh
selama terapi, ESO dan cara mengatasi kepatuhan obat, dampak ketidakpatuhan dan
penghentian obat; Mengamati dan mencatat efek samping, efek terapi, efek toksis dari
pengalaman klinis beberapa pasien selama menggunakan obat untuk bahan masukan dan laporan
(Mahfudhah, 2018).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan teknik dan pertimbangan
terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan
mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat kepada pasien. Karena hal
itu berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8425462/Peran_Perawat_Dalam_Pemberian_Obat
https://www.google.com/books?hl=id&lr=&id=hA4a-
_jRPuMC&oi=fnd&pg=PA1&dq=peran+perawat+sebelum+pemberian+obat&ots=24L-
utEdTw&sig=8Hu39NDla0NsGLSVtrdBNbEpNqM
http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
http://akper1a2010.blogspot.com/2011/08/peran-perawat-dalam-pemberian obat.html