DISUSUN OLEH :
1A KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU :
TAHUN 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah Farmakologi yang berjudul Prinsip Benar dalam Pemberian Obat ini
dengan baik menggunakan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki untuk menambah wawasan
serta pengetahuan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. ELSA GUSRIANTI, S.Kep., Msi.Med yang
memberikan pengajarannya dan bantuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk perbaikan makalah menjadi lebih baik di masa
depan. Kami juga masih memerlukan berbagai sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan agar
makalah yang kami buat kedepannya bisa memberikan banyak informasi yang baik dan benar.
Semoga Makalah Farmakologi ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi semua orang dan kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata dalam makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan
dengan pemberian obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, prinsip benar
dalam pemberian obat, meliputi dosis, indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan
pertimbangan pemberian obat pada pasien. Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam
pelaksanaan prinsip farmakologi serta penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya
dalam keperawatan juga merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh perawat.
Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi
kolaboratif dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).
Kesalahan pemberian obat merupakan insiden yang sering terjadi di rumah sakit swasta
di Indonesia barat, data yang didapatkan dari bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018
adalah 282 kasus, 27% obat diberikan pada waktu yang salah, 16% diberikan obat yang salah,
12% obat diberikan dengan dosis yang salah, perawat bertanggung jawab dalam memberikan
obat kepada semua pasien yang dirawat diruang rawat inap. Upaya pencegahan yang dilakukan
untuk menghindari kejadian kesalahan pemberian obat yaitu dengan menerapkan prinsip 12
benar pemberian obat yang perlu diketahui dan dilakukan oleh perawat.Peneliti juga telah
iv
melakukan observasi selama kurang lebih satu bulan dan didapatkan hasil bahwa kesalahan
pemberian obat paling sering terjadi akibat ketidaktepatan waktu pemberian obat, seperti
contohnya obat yang seharusnya diberikan pukul 08.00 kemudian diberikan pukul 10.00 karena
keterlambatan kedatangan obat dari departemen farmasi.Berdasarkan data dari rumah sakit,
observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, kesalahan pemberian obat terjadi akibat dari
tidak menerapkan prinsip 12 benar pemberian obat. Maka yang menjadi perumusan masalah
yang dapat diangkat adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan dan motivasi perawat dalam
penerapan prinsip enam benar pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian
barat?”
Mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan prinsip dua
belas benar pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian barat.
v
1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penerapan prinsip dua belas
benar dalam pemberian obat.
2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk peneliti lain dalam bidang penelitian yang
sama.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang
digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun
pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang
memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009).
Jadi definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yan
digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap
proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.
Dokter merupakan penanggung jawab dalam pemberian resep obat bagi masing-masing
pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker memberikan obat yang sesuai dengan
resep dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan prosedur dan
tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat
kerja obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan SOP rumah
sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).Menurut Perry, Peterson, & Potter (2005, hlm 160)
mengatakan pada pemberian obat seseorang perawat perlu memperhatikan prinsip dua belas
benar yaitu ;
1. Benar Klien
Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
vii
Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga
kali:
Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
Sebelum menuang/menghisap obat
Setelah menuang/ mengisap obat
Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
viii
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh
pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk
memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.
6. Benar Dokumentasikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan
serta respon klien terhadap pengobatan.
ix
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien Perawat mempunyai tanggungjawab
dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama
yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik
dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah
pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahanperubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8. Hak klien untuk menolak Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat
harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajianiksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat. Perawat selalu
memer
10. Benar evaluasi
11. Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
12. Benar reaksi terhadap makanan Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang
13. diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
14. 12. Benar reaksi dengan obat lain Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan
dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis
Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk mampu melaksanakan
prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat dengan dibandingkan yang memiliki
pengetahuan yang kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik akan
x
memiliki adab yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempuanyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah
yang dihadapi oleh pasien. Pengetahuan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-
hal yang menunjang pengambilan tindakan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien
b. Tingkat pendidikan
Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai salah satu indikator
untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan angka
kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dapatmembantu
menekan/menurunkan tingginya angka kesakitan pada pasien (Nursalam, 2012). Semakin tinggi
tingkat pendidikan perawat maka semakin baik kemampuan perawat dalam melaksanakan
prinsip-prinsip dalam pemberian obat.
c. Motivasi Kerja
Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang yang mendorong kearah satu
tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan bak secara internal maupun eksternal dalam
melaksanakan peranya. Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung
mendorong diri mereka untuk melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan
yang memiliki motivasi yang berkurang.
Timbulnya motivasi dalam diri seseorang perawat dapat disebabkan oleh adanya rasa
tanggung jawab yang timbul dalam diri seseorang atau aspek internal perawat. Oleh sebab itu
ketika perawat memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien maka tentunya perawat
akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan tindakan yang cepat, tepat dan terarah
untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan dalam pemberian obat. Sedangkan aspek
internal perawat berasal dari lingkup rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan
tersebut baik dalam bentuk penghargaan yangditerima, insentif kerja serta pujian. Hal inilah yang
bisa menimbulkan suatu dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.
Menurut Kemenkes (2011) akibat kesalahan pemberian obat dibagi menjadi dua yaitu :
xi
a. Adverse drug event adalah suatu insiden dalam pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian
pada pasien Adverse drug event meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien
contoh :
1) Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan riwayat pada pasien dengan riwayat panyakit
ulkus peptik yang terdokumentasi direkam medis, yang dapat menyebabkan pasien mengalami
pendarahan saluran cerna.
2) Memberikan terapi antiepilepsi yang salah, dapat menyebabkan pasien mengalami kejang.
b. Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat membahayakan dan menimbulkan
kesalahan dalam pemberian obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan interaksi
antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (2014) sebagai berikut :
1) Hipersensitivitas
Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat karena tubuh menerima dosis obat
yang berlebihan. Hipersensitivitas obat biasanya terjadi sekitar 3 minggu hingga 3 bulan
setelahpemberian obat, yang ditandai oleh demam dan munculnya lesi pada kulit.
2) Alergi
Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme imunologi terhadap masuknya obat yang
dianggap sebagi benda asing dalam tubuh dan tubuh aka membuat antibodi untuk mengeluarkan
benda asing dari dalam tubuh.
3) Toksisitas
Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan zat di dalam darah karena gangguan
metabolisme tubuh.
Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara bersamaan, sehingga terjadi interaksi
obat yang kuat atau bertentangan terhadap efek dari obat.
xii
2.4 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
1. Perawat
Perawat adalah seorang petugas pelayanan kesehatan yang turut serta dalam merawat,
proses penyembuhan, usaha rehabilitas, dan pencegahan suatu penyakit dibawah pengawasan
dokter atau kepala ruang (Depkes RI, 2007).Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
olehPemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (Undang-Undang RI,
2014).
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (Hidayat, 2011) terdiri dari tujuh
peran yaitu :
b. Advokat (pengacara)
Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien dan keluarga dan
membantu klien dalam pengambilan keputusan tindakan pengobatan yang akan diberikan dan
juga berperan dalam melindungi hak pasien.
c. Edukator (pendidik)
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, gejala, dan pengobatan
yang akan diberikan bagi klien.
d. Koordinator (mengoordinasi)
Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat saat mengatur perawatan
pasien, serta waktu kerja san sumber daya yang ada di rumah sakit.Kolaborator (kerja
xiii
sama)Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan farmasi yang bekerja
di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat yang tepat untuk klien.
f. Konsultan (penasihat)
Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait tindakan keperawatan
yang akan diberikan sudah tepat.
g. Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan pemberian obat dengan
metode pelayanan keperawatan yang sudah dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain. Dalam
hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan pemberian obat. Perawat
juga perlu pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan yang sangat baik agar perawat
mengerti mengapa obat itu diberikan dan bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa apakah klien dapat meminum
obatnya sendiri, apakah obat sudah diminum benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat
(Potter & Perry, 2009).
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi kolaboratif
dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).
Tujuan memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan dan
bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.
3.2 Saran
xv
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/amp/nia.kurniasih/prinsip-dalam-pemberian-
obat_54f94d32a333112d3c8b50d3
https://pdfcoffee.com/prinsip-12-benar-pemberian-obat-pdf-free.html
http://repository.ump.ac.id/7963/3/Adi%20Supriyono%20BAB%20II.pdf
http://epository.uph.edu/3875/3/Chapter1.pdf
xvi