Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOLOGI

PRINSIP BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT

DISUSUN OLEH :

DARMA YULIANTI FITRI NINGSIH MALAU (PO7220121 1708)

FITRI KHAIRUNISA (PO7220121 1714)

NANDA MUTIA (PO7220121 1721)

AMRY SETIA BUDI (PO7220121 1704)

HERNI PUTRI YANTI (po72201211715)

1A KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :

Ns. ELSA GUSRIANTI,S.Kep.,Msi.Med

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah Farmakologi yang berjudul Prinsip Benar dalam Pemberian Obat ini
dengan baik menggunakan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki untuk menambah wawasan
serta pengetahuan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. ELSA GUSRIANTI, S.Kep., Msi.Med yang
memberikan pengajarannya dan bantuan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan untuk perbaikan makalah menjadi lebih baik di masa
depan. Kami juga masih memerlukan berbagai sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan agar
makalah yang kami buat kedepannya bisa memberikan banyak informasi yang baik dan benar.

Semoga Makalah Farmakologi ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi semua orang dan kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata dalam makalah ini.

Tanjungpinang, 05 Februari 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan penelitian................................................................................2
1.3.1 Tujuan umum........................................................................2
1.3.2 Tujuan khusus.......................................................................2
1.4 Manfaat penelitian..............................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoris...................................................................3.
1.4.2 Manfaat praktis..................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4

2.1 Pemberian Obat..............................................................................4

2.2 Prosedur Pemberian Obat...............................................................4

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhinpemberian obat......................7

2.4 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat..........................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................12

3.1 Kesimpulan....................................................................................12

3.2 Saran..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil kolaborasi


dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang
aaman. Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di
luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung
jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.

Agar dapat menyusun perencanaan keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan
dengan pemberian obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, prinsip benar
dalam pemberian obat, meliputi dosis, indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan
pertimbangan pemberian obat pada pasien. Selanjutnya, peran kolaboratif perawat dalam
pelaksanaan prinsip farmakologi serta penghitungan dosis, termasuk bagaimana implikasinya
dalam keperawatan juga merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh perawat.

Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi
kolaboratif dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).

1.2 Rumusan Masalah

Kesalahan pemberian obat merupakan insiden yang sering terjadi di rumah sakit swasta
di Indonesia barat, data yang didapatkan dari bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018
adalah 282 kasus, 27% obat diberikan pada waktu yang salah, 16% diberikan obat yang salah,
12% obat diberikan dengan dosis yang salah, perawat bertanggung jawab dalam memberikan
obat kepada semua pasien yang dirawat diruang rawat inap. Upaya pencegahan yang dilakukan
untuk menghindari kejadian kesalahan pemberian obat yaitu dengan menerapkan prinsip 12
benar pemberian obat yang perlu diketahui dan dilakukan oleh perawat.Peneliti juga telah

iv
melakukan observasi selama kurang lebih satu bulan dan didapatkan hasil bahwa kesalahan
pemberian obat paling sering terjadi akibat ketidaktepatan waktu pemberian obat, seperti
contohnya obat yang seharusnya diberikan pukul 08.00 kemudian diberikan pukul 10.00 karena
keterlambatan kedatangan obat dari departemen farmasi.Berdasarkan data dari rumah sakit,
observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, kesalahan pemberian obat terjadi akibat dari
tidak menerapkan prinsip 12 benar pemberian obat. Maka yang menjadi perumusan masalah
yang dapat diangkat adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan dan motivasi perawat dalam
penerapan prinsip enam benar pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian
barat?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan prinsip dua
belas benar pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan perawat dalam penerapan prinsip dua belas benar


pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian barat.
2. Mengidentifikasi motivasi perawat dalam penerapan prinsip Dua belas benar pemberian
obat di satu rumah sakit swasta Indonesia bagian barat.
3. Mengindentifikasi hubungan pengetahuan perawat dan motivasi perawat dalam
penerapan prinsip dua belas benar pemberian obat di satu rumah sakit swasta Indonesia
bagian barat.

v
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penerapan prinsip dua belas
benar dalam pemberian obat.
2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk peneliti lain dalam bidang penelitian yang
sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.


2. Bagi instansi yang bersangkutan, dalam hal ini rumah sakit tempat penelitian, sebagai
kontribusi untuk lebih memperhatikan penerapan prinsip dua belas benar dalam
pemberian obat agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat dan hal yang tidak
diinginkan.
3. Bagi pembaca, sebagai wacana dalam menambah wawasan dan bahan informasi yang
dapat dijadikan referensi atautambahan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemberian Obat

2.1. Definisi Obat

Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh
manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang
digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun
pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang
memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009).
Jadi definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yan
digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap
proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis.

2.2Prosedur Pemberian Obat

Dokter merupakan penanggung jawab dalam pemberian resep obat bagi masing-masing
pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker memberikan obat yang sesuai dengan
resep dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan prosedur dan
tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat
kerja obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan SOP rumah
sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).Menurut Perry, Peterson, & Potter (2005, hlm 160)
mengatakan pada pemberian obat seseorang perawat perlu memperhatikan prinsip dua belas
benar yaitu ;

1. Benar Klien
 Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat

vii
 Membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar Obat
 Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
 Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga
kali:
 Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
 Sebelum menuang/menghisap obat
 Setelah menuang/ mengisap obat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis Obat


 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan,
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang
diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu
dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

4. Benar Waktu Pemberian


 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali
sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam
plasma tubuh dapat dipertimbangkan.

viii
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh
pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
 Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa
lambung bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk
memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat.

5. Benar Cara Pemberian (rute)


 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral
 Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat
oral telah ditelan.
 Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
 Oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
 Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
 Bukal (diantara gusi dan pipi)
 Topikal ( dipakai pada kulit )
 Inhalasi ( semprot aerosol )
 Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
 Parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

6. Benar Dokumentasikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan
serta respon klien terhadap pengobatan.

ix
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien Perawat mempunyai tanggungjawab
dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama
yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik
dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah
pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahanperubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8. Hak klien untuk menolak Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat
harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajianiksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat. Perawat selalu
memer
10. Benar evaluasi
11. Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.
12. Benar reaksi terhadap makanan Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang
13. diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
14. 12. Benar reaksi dengan obat lain Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan
dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat

Menurut Harmiady (2014) dalam penelitianya menyatakan ada tiga

faktor yang mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:

a. Tingkat Pengetahuan perawat

Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk mampu melaksanakan
prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat dengan dibandingkan yang memiliki
pengetahuan yang kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik akan

x
memiliki adab yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempuanyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah
yang dihadapi oleh pasien. Pengetahuan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-
hal yang menunjang pengambilan tindakan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien

b. Tingkat pendidikan

Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai salah satu indikator
untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan angka
kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dapatmembantu
menekan/menurunkan tingginya angka kesakitan pada pasien (Nursalam, 2012). Semakin tinggi
tingkat pendidikan perawat maka semakin baik kemampuan perawat dalam melaksanakan
prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

c. Motivasi Kerja

Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang yang mendorong kearah satu
tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan bak secara internal maupun eksternal dalam
melaksanakan peranya. Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung
mendorong diri mereka untuk melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan
yang memiliki motivasi yang berkurang.

Timbulnya motivasi dalam diri seseorang perawat dapat disebabkan oleh adanya rasa
tanggung jawab yang timbul dalam diri seseorang atau aspek internal perawat. Oleh sebab itu
ketika perawat memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien maka tentunya perawat
akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan tindakan yang cepat, tepat dan terarah
untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan dalam pemberian obat. Sedangkan aspek
internal perawat berasal dari lingkup rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan
tersebut baik dalam bentuk penghargaan yangditerima, insentif kerja serta pujian. Hal inilah yang
bisa menimbulkan suatu dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik.

5. Akibat Kesalahan Pemberian Obat

Menurut Kemenkes (2011) akibat kesalahan pemberian obat dibagi menjadi dua yaitu :

xi
a. Adverse drug event adalah suatu insiden dalam pengobatan yang dapat menyebabkan kerugian
pada pasien Adverse drug event meliputi kerugian yang bersifat intrisik bagi individu/pasien
contoh :

1) Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan riwayat pada pasien dengan riwayat panyakit
ulkus peptik yang terdokumentasi direkam medis, yang dapat menyebabkan pasien mengalami
pendarahan saluran cerna.

2) Memberikan terapi antiepilepsi yang salah, dapat menyebabkan pasien mengalami kejang.

b. Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat membahayakan dan menimbulkan
kesalahan dalam pemberian obat seperti hipersensitivitas, reaksi alergi, toksisitas dan interaksi
antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (2014) sebagai berikut :

1) Hipersensitivitas

Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat karena tubuh menerima dosis obat
yang berlebihan. Hipersensitivitas obat biasanya terjadi sekitar 3 minggu hingga 3 bulan
setelahpemberian obat, yang ditandai oleh demam dan munculnya lesi pada kulit.

2) Alergi

Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme imunologi terhadap masuknya obat yang
dianggap sebagi benda asing dalam tubuh dan tubuh aka membuat antibodi untuk mengeluarkan
benda asing dari dalam tubuh.

3) Toksisitas

Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan zat di dalam darah karena gangguan
metabolisme tubuh.

4) Interaksi antar obat

Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara bersamaan, sehingga terjadi interaksi
obat yang kuat atau bertentangan terhadap efek dari obat.

xii
2.4 Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

1. Perawat

Perawat adalah seorang petugas pelayanan kesehatan yang turut serta dalam merawat,
proses penyembuhan, usaha rehabilitas, dan pencegahan suatu penyakit dibawah pengawasan
dokter atau kepala ruang (Depkes RI, 2007).Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
olehPemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (Undang-Undang RI,
2014).

2. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (Hidayat, 2011) terdiri dari tujuh
peran yaitu :

a. Pemberian asuhan keperawatan

Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan memberikan pelayanan


keperawatan salah satunya memberikan obat dengan benar untuk membantu dalam proses
penyembuhan.

b. Advokat (pengacara)

Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien dan keluarga dan
membantu klien dalam pengambilan keputusan tindakan pengobatan yang akan diberikan dan
juga berperan dalam melindungi hak pasien.

c. Edukator (pendidik)

Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, gejala, dan pengobatan
yang akan diberikan bagi klien.

d. Koordinator (mengoordinasi)

Perawat mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat saat mengatur perawatan
pasien, serta waktu kerja san sumber daya yang ada di rumah sakit.Kolaborator (kerja

xiii
sama)Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan farmasi yang bekerja
di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat yang tepat untuk klien.

f. Konsultan (penasihat)

Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait tindakan keperawatan
yang akan diberikan sudah tepat.

g. Pembaharu

Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan pemberian obat dengan
metode pelayanan keperawatan yang sudah dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain. Dalam
hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan pemberian obat. Perawat
juga perlu pengetahuan dan keterampilan serta pengetahuan yang sangat baik agar perawat
mengerti mengapa obat itu diberikan dan bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa apakah klien dapat meminum
obatnya sendiri, apakah obat sudah diminum benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat
(Potter & Perry, 2009).

xiv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi kolaboratif
dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).

Tujuan memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan dan
bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa


saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian antara lain:
1. Bagi pihak Rumah Sakit
a. Pihak Rumah Sakit perlu sekali kembali mensosialisasikan Standar
Prosedur Operasional penerapan prinsip enam benar pemberian obat
serta menekankan perawat untuk melaksanakan tindakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit.
b. Pihak Rumah Sakit juga perlu meningkatkan fasilitas, sarana dan
prasarana dalam mendukung penerapan prinsip enam benar pemberian
obat injeksi seperti pengadaan depo farmasi disetiap ruangan.
c. Bagian Diklat Rumah Sakit perlu mengadakan seminar dan workshop
untuk menambah wawasan perawat tentang medication error.
d. Pemberian support kepada perawat pelaksana yang melakukan
kesalahan dan melakukan pembinaan supaya kesalahan pemberian
obat injeksi tidak terjadi lagi.
e. Fungsi pengawasan Ketua Tim dan manajemen keperawatan perlu
ditingkatkan dan diperketat melalui supervisi yang terjadwal dalam
penerapan prinsip enam benar pemberian obat injeksi.

xv
Daftar Pustaka

 https://www.kompasiana.com/amp/nia.kurniasih/prinsip-dalam-pemberian-
obat_54f94d32a333112d3c8b50d3
 https://pdfcoffee.com/prinsip-12-benar-pemberian-obat-pdf-free.html
 http://repository.ump.ac.id/7963/3/Adi%20Supriyono%20BAB%20II.pdf
 http://epository.uph.edu/3875/3/Chapter1.pdf

xvi

Anda mungkin juga menyukai