Anda di halaman 1dari 33

ELEKTIF 1:

TERAPI KOMPLEMENTER
BIOLOGICAL BASED PRACTICED (TERAPI HERBAL)

Dosen Pengampu : Imelda Erman., S.Kep,Ns, M.Kes


DISUSUN OLEH:
Tingkat III A

Adela Ayu Basmari (PO.71.20.1.19.001)


Adiza (PO.71.20.1.19.002)
Ahmad Widad Allan Annuari (PO.71.20.1.19.003)
Aldora Ramadhini Kopolino (PO.71.20.1.19.004)
Ambrina Rosyadah (PO.71.20.1.19.005)
Amelia (PO.71.20.1.19.006)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Saya berharap semoga proposal penelitian ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa proposal
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Sabtu, 26 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Terapi Komplementer.......................................................................................3
2.1.1 Definisi Terapi Komplementer.............................................................................3
2.1.2 Tujuan Terapi Komplementer..............................................................................3
2.1.3 Terapi Komplementer di Indonesia......................................................................4
2.2 Terapi Herbal.................................................................................................................5
2.2.1 Rebusan Daun Sirsak Anti Nyeri........................................................................5
2.2.2 Minuman Herbal Lemongrass Anti Ansietas......................................................7
2.2.3 Jus Timun Anti Hipertensi..................................................................................8
2.2.4 Teh Chammomile Anti Insomnia........................................................................10
2.2.5 Air Rebusan Pepaya Anti Konstipasi..................................................................12
2.2.6 Ekstrak Jahe Merah Anti Gangguan Bersihan Jalan Napas................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi komplementer dalam pelayanan kesehatan merupakan pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk efektifitasnya berdasarkan penelitian dan
keilmuan (Evidence Based Medicine). Dalam terapi komplementer terapis
mengatasi berbagai penyakit atau keluhan dengan teknik tradisional dan tidak
dilakukan dengan tindakan bedah dan obat atau produk farmasi, namun dengan
memanfaatkan berbagai jenis terapi dan herbal. Terapi komplementer adalah
pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping
terapi konvensional medis. Dalam pelaksanaannya terapi komplementer dapat
dilakukan bersamaan dengan terapi medis (Hayati, 2021).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa
30,4% rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan
tradisional, diantaranya 49% rumah tangga memanfaatkan ramuan obat
tradisional. Sementara itu, Riskesdas tahun 2010 menunjukkan 60% penduduk
Indonesia diatas usia 15 tahun menyatakan pernah minum jamu, dan 90%
diantaranya menyatakan adanya manfaat minum jamu (Paramita et al., 2017).
Di dunia internasional, penggunaan obat tradisional sudah sangat
berkembang, cenderung meningkat, dan diperhitungkan sebagai komponen
penting dalam pelayanan kesehatan dasar sejak dikeluarkannya Deklarasi Alma-
Ata tahun 1978 dan dibentuknya program pengobatan tradisional oleh WHO
(World Health Organization). Keseriusan pemerintah mendukung pemanfaatan
obat tradisional terlihat dari berbagai peraturan yang ada, terutama sejak
dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan tentang Saintifikasi Jamu pada
tahun 2010 (Delima et al, 2012).
Jamu dan obat- obatan herbal merupakan jenis pengobatan alternatif yang
sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
pada 2010 lalu, sebanyak 55.3% orang Indonesia mengkonsumsi Jamu untuk
menjaga kesehatan (Febriati & Rahayu, 2021).

1
Upaya pemerintah dengan pengobatan tradisional dapat direalisasikan melalui
program kegiatan “Jamu Expo” dalam rangka mengenalkan pengobatan
tradisional yaitu penggunaan obat herbal yang telah lulus uji penelitian oleh
Kementerian Kesehatan RI kepada masyarakat umum (Keputusan Menteri
Kesehatan RI, 2003). Program Jamu Expo ini sudah dijalankan oleh Puskesmas
Pejeruk Kota Mataram, NTB selama ± 3 tahun, dimana salah satu kegiatan
Puskesmas Pejeruk dalam menerapkan obat herbal melalui program Jamu Expo
meliputi pemberian edukasi tentang perawatan hipertensi serta menerapkan terapi
komplementer obat tradisional (Dinas Kesehatan Kota Mataram, 2018).
Pada beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini
pun mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi
pasien yang menolak metode pengobatan konvensional. Terapi komplementer ini
juga dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan para
dokter lainnya. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional dan
pengobatan komplementer ini bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik.
(Prasetyaningati & Rosyidah, 2019)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Terapi Komplementer?
2. Apa saja jenis terapi herbal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep terapi komplementer
2. Untuk mengetahui jenis terapi herbal

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Terapi Komplementer


2.1.1 Definisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam -macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang
secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional. Terapi
komplementer merupakan salah satu terapi aternatif menggunakan berbagai
jenis tumbuhan secara tradisional tanpa bercampur obal komirsial.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional
yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artinya Pengobatan komplementer
adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternatif
adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada
umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya
tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.

2.1.2 Tujuan Terapi Komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan
nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.

3
2.1.3 Terapi Komplementer di Indonesia
Pada beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan komplementer ini
mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi
pasien yang menolak metode pengobatan konvensional. Terapi komplementer
ini juga dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan
para dokter lainnya. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan
konvensional dan pengobatan komplementer ini bisa didapatkan hasil terapi
yang lebih baik.
Menurut (Siswanto et al., 2022) di Indonesia ada 3 jenis teknik
pengobatan komplementer yang telah ditetapkan untuk dapat diintegrasikan
ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan
juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi
antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan
endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien berada dalam
suatu ruangan dan diberikan tekanan oksigen murni. Terapi ini sering
digunakan pada pasien gangren untuk mencegah amputasi. Dimana
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan
oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum,
atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya
tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian
maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah
melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya.

4
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya
efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa
dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik
serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya
digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi
memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi
konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu
sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

2.2 Terapi Herbal


Terapi herbal merupakan obat tradisional yang telah dikenal oleh bangsa
Indonesia yang digunakan sebagai tanaman berkhasiat obat sebagai salahsatu
upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman
berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun
temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Astuti,
2016)
Terapi herbal merupakan jenis pengobatan alternatif yang sudah
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi.Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada
2010 lalu, sebanyak 55.3% orang Indonesia mengkonsumsi obat-obatan
herbal untuk menjaga Kesehatan (Febriati & Rahayu, 2021).
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang mengandung bahan untuk
pengobatan. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat-obatan meliputi keseluruhan
bagian tumbuhan, atau sebagian tubuh tumbuhan seperti daun, bunga, buah, biji,
batang, kulit, akar atau rimpang. Hal ini dikarenakan adanya bahan aktif
(fitokimia) yang terkandung dalam suatu tanaman yang memiliki aktivitas
farmakologi (aktivitas sebagai obat), diantaranya antioksidan, analgesik
(penghilang rasa nyeri), antipiretik (menurunkan suhu tubuh), antinflamasi (anti-

5
radang), antitusif (anti-batuk), dll (Alang Hasria; Hastuti; Yusal, 2021).(Febriati
& Rahayu, 2021)(Febriati & Rahayu, 2021)(Febriati & Rahayu, 2021)
2.2.1 Rebusan Daun Sirsak Anti Nyeri
Gout arthritis merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri yang
terjadi berulang ulang yang disebabkan adanya endapan kristal monosodium
urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam
urat didalam darah (Rista, 2014).
Penyakit asam urat ini pada umunya dapat mengganggu aktivitas
harian penderitanya. Penderita asam urat tingkat lanjut akan mengalami
radang sendi yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Penderita tidur
tanpa ada gejala apapun, namun ketika bangun pagi hari terasa sakit yang
sangat hebat sehingga tidak bisa berjalan. Apabila proses penyakit berlanjut,
dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan atau kaki, lutut dan siku.
Salah satu penanganan non farma-kologis dalam penyembuhan
penyakit gout yaitu dengan terapi komplementer. Jenis obat yang digunakan
dalam terapi herbal yang dapat mengobati berbagai penyakit diantaranya
gout, nyeri haid, reumatik, infeksi kandung kemih, asma, masuk angin,
sembelit, dan lainnya dengan Buah Sirsak/Daun sirsak (Annona Muricata
L.) , Daun sirsak merupakan bagian yang banyak mengandung senyawa
diantaranya acetogenins, annocatin, annocatalin, annohexocin, annonacin,
annomuricin, annomurine, ananol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin,
linoleic acid, serta muricapentocin. Daun sirsak (Annona Muricata)
merupakan bagian yang paling berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit
salah satunya adalah penyakit gout (Rista, 2014).
Menurut (Fajar Iman & Mujahid, 2020) mengkonsumsi daun sirsak
rebusan dapat mengurangi rasa sakit pada penderita tanpa efek samping
karena tidak mengandung bahan kimia dengan khasiat dan manfaat yang
telah diakui oleh para peneliti. Daun sirsak mengandung senyawa yang
penting yaitu tanin, resin, crytallizable magostine dan alkaloid murisin yang
mampu mengatasi nyeri sendi pada penyakit gout. Senyawa yang
terkandung dalam daun sirsak tersebut berfungsi sebagai analgesik (pereda
rasa nyeri) yang kuat serta bersifat antioksidan. Sifat antioksidan yang

6
terdapat pada daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui
penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Kombinasi sifat analgesik
dan anti inflamasi ini mampu mengurangi gout.
Ekstra mangostine dan lainnya yang terkandung dalam daun sirsak
(tanin, resin, alkaloid murisin) terbukti mampu menghambat kerusakan
matrik ekstraseluler serta menstimulasi ekspresi beberapa asosiasi gen
penyusun kartilago seperti kolagen yang terdiri atas kolagen I dan kolagen II
serta agrecan sehingga membantu meregenerasi jaringan tulang rawan
sehingga nyeri yang dirasakan penderita gout dapat berkurang.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) MEREBUS DAUN SIRSAK

MEREBUS DAUN SIRSAK


PENGERTIAN Daun sirsak merupakan bagian yang banyak
mengandung senyawa diantaranya acetogenins,
annocatin, annocatalin, annohexocin, annonacin,
annomuricin, annomurine, ananol, caclourine, gentisic
acid, gigantetronin, linoleic acid, serta muricapentocin.
Daun sirsak (Annona Muricata) merupakan bagian
yang paling berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit
salah satunya adalah penyakit gout.

TUJUAN 1. Menurunkan rasa nyeri pada penderita gout


artritis
2. Menurunkan tekanan darah tinggi
3. Sebagai antioksidan tubuh dan mengbati
berbagai macam penyakit

KONTRAINDIKASI 1. Sedang menjalani pengobatan untuk diabetes


atau tekanan darah tinggi
2. Memiliki tekanan darah atau kadar trombosit

7
yang rendah
3. Hendak menjalani pemeriksaan pencitraan
dengan teknologi nuklir (nuclear imaging)
4. Menderita penyakit Parkinson, gangguan
ginjal, atau gangguan hati
5. Ibu hamil dan menyusui

PERSIAPAN Alat dan Bahan


1. Daun Sirsak
2. Wadah
3. Air 2 liter
4. Panci
5. Gelas

PROSEDUR 1. Ambil 7 - 10 lembar daun sirsak


2. Kemudian dicuci lalu dikeringkan setengah kering
(layu)
3. Potong-potong dan rendam dengan air sekitar 2 liter
air didalam panci
4. Rebus air dan daun sirsak, dan didihkan tanpa
ditutup sampai air rebusan berkurang setengah nya.
5. Lalu saring air rebusan, dan simpan ke dalam
wadah botol. Air rebusan daun sirsak diberikan
dengan dosis pemberian sebanyak 1 gelas atau
setara 200 cc 2x/hari.

SUMBER (Alfira et al., 2017)


http://ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/jkph/
article/download/172/25/

8
2.2.2 Minuman Herbal Lemongrass Anti Ansietas
Seiring dengan bertambanya usia maka akan terjadi perubahan -
perubahan yang akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh. Lanjut
usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, psikososial, tetapi dapat
pula berpengaruh terhadap kondisi mental seperti stres. Perubahan
psikologis yang paling sering muncul dan sering dialami oleh lansia adalah
stress, kecemasan, depresi, insomnia, dan demensia (Syafitri et al., 2020).
Dalam mengatasi masalah dalam perubahan yang di alami lansia perlu
dilakukan pemeliharaan kesehatan bagi lansia, salah satunya yaitu dengan
minuman herbal lemon gress, fungsi dari lemon gress yaitu lansia di
anjurkan untuk mempertahan kualitas hidup karena mengalami perubahan
psikis, namun yang harus di perhatikan dalam pemberian minuman herbal
pada lansia yaitu janis minuman herbal, takaran atau dosis, dan efek dari
minuma herbal tersebut (Syafitri et al., 2020).
serai(Cymbopogon citratus) bahan herbal yang digunakan dalam
pembuatan lemon gress ini adalah anggota dari famili poaceae. Merupakan
tanaman obat dengan senyawa yang mampu mengendalikan patogen dan
meningkatkan ketahanan herbal terhadap penyakit patogen. Serai banyak
digunakan dalam teh herbal dan minuman nonalkohol lainnya dalam
makanan panggang, dan juga dalam permen. karena adanya berbagai
kandungan kimia yang ada dalam serai, digunakan dalam industri farmasi
yang berbeda untuk sifat anti-depresan, analgesik, antipiretik, bakterisida,
anti-septik, karminatif dan zat (Rehman et al., 2016).
Manfaat Lemongrass sebagai pengobatan herbal yaitu dapat mengatasi
gangguan lambung, susah tidur, gangguan pernapasan, demam, nyeri,
infeksi, rematik dan edema. Manfaat mengagumkan dari Lemongrass adalah
memiliki kemampuan dalam mengatasi stres, hal ini dikarenakan sifat
antidepresan Lemongrass memberikan bantuan untuk mengobati depresi.
Rempah ini juga mengaktifkan pelepasan serotonin, zat kimia dalam otak
yang berpengaruh terhadap stress, kecemasan dan depresi. Lemongrass
terkenal karena efek menenangkan pada pikiran dan tubuh. Minum
secangkir Lemongrass, setiap kali merasa tertekan atau memiliki suasana

9
hati yang rendah, aroma wangi dari serai dipercaya bisa menjadi
antidepresan, sehingga meminum Lemongrass akan membantu menjadi
tetap tenang, mengatasi dan mencegah stress, pikiran kurang bahagia hingga
depresi (Syafitri et al., 2020).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) TEH LEMONGRASS

TEH LEMONGRASS
PENGERTIAN Lemongrass atau banyak dikenal masyarakat dengan
sebutan teh serai ini merupakan olahan dari tanaman
serai, yang merupakan tanaman obat dengan senyawa
yang mampu mengendalikan patogen dan
meningkatkan ketahanan herbal terhadap penyakit
patogen. Serai banyak digunakan dalam teh herbal dan
minuman nonalkohol lainnya dalam makanan
panggang, dan juga dalam permen. karena adanya
berbagai kandungan kimia yang ada dalam serai,
digunakan dalam industri farmasi yang berbeda untuk
sifat anti-depresan, analgesik, antipiretik, bakterisida,
anti-septik, karminatif dan zat.

TUJUAN 1. Mengatasi gangguan lambung, susah tidur,


gangguan pernapasan, demam, nyeri, infeksi,
rematik dan edema.
2. Mengatasi stress, kecemasan dan depresi, serta
menenangkan pada pikiran dan tubuh.

KONTRAINDIKASI 1. Pasien yang diresepkan obat-obatan diuretik,


yakni obat untuk mengeluarkan kelebihan
cairan dan garam
2. Individu yang memiliki detak jantung yang
rendah
3. Orang dengan kadar kalium rendah
4. Ibu hamil dan menyusui

PERSIAPAN Alat dan Bahan

10
1 1 buah lemon
2 3 batang sereh
3 30ml madu
4 Gelas
5 Es batu

PROSEDUR 1 Cuci bersih daun sereh, lalu geprek/potong daun


sereh menjadi 2 bagian
2 Siapkan panci , lalu masukan air 200 ml dan
masukan 2 teh celup , dan 3 batang sereh yg
telah digepreklalu rebus hingga mendidih dan
air berubah warna,matikan api lalu dinginkan
3 Siapkan gelas , masukan irisan lemon , es batu ,
dan tuangkan rebusan air teh sereh , bisa
ditambahkan madu untuk rasa manis . dan siap
disajikan
SUMBER (Nandini, 2021)
https://madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/
article/download/106/74

11
2.2.3 Jus Timun Anti Hipertensi
Obat herbal banyak memberikan kontribusi terhadap pengobatan
berbagai penyakit salah satunya adalah pada penyakit hipertensi. Pada
peneliian ini terlihat ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan penggunaan obat herbal hipertensi. Adapun solusi untuk mengatasi
penyakit hipertensi yaitu menekankan pentingnya diet dan perubahan gaya
hidup seperti merokok, mengurangi asupan natrium, meningkatkan asupan
kalium, magnesium, kalsium dan mengurangi asupan lemak serta kolesterol,
olahraga teratur dan membatasi asupan alkohol (Experimen et al., 2021).
Pasien hipertensi sangat disarankan mengkonsumsi mentimun.
Kandungan mineral kalium, magnesium, dan serat di dalam timun
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Mineral magnesium juga
berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan saraf serta
merelaksasikan otot jantung sehingga tekanan darah turun (Aminah, 2013).
Salah satu olahannya yaitu jus mentimun, jus mentimun mengandung
potasium yang memiliki manfaat dalam membersihkan karbon dioksida
dalam darah, yang dapat mengatur tekanan osmotik bersama dengan
natrium, memicu kerja otot dan kelenjar saraf. Kandungan mineral
magnesium dan riboflavin juga berperan dalam menurunkan tekanan darah.
Mineral magnesium membantu melancarkan aliran darah. Bahan lainnya
adalah riboflavin, a vasodilator, dan tinggi vitamin C. Kandungan ini
memiliki peran sebagai diuretik, sehingga dapat membantu menurunkan
tekanan darah (Soesanto & Zulino, 2021).
Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang dapat
mengobati penyakit hipertensi. Selain mudah didapat dan murah, mentimun
ternyata memiliki banyak khasiat. Mentimun mengandung mineral
potassium, magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun juga bersifat
diuretik karena mengandung banyak air sehingga menyebabkan sering
buang air kecil. Cara kerja diuretik pada mentimun dengan meningkatkan
ekskresi natrium, air, dan klorida yang dapat menurunkan volume darah dan
cairan ekstraseluler. Sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Aminah,
2013)

12
Berdasarkan penelitian Rukmana & Yudirachman (2017) menyatakan
bahwa dalam mentimun terdapat kandungan nutrisi dalam setiap 100g
mentimun mengandung kalori 12,0 kal., protein 0,7g, lemak 0,1g,
karbohidrat 2,7g, kalsium 10,0 mg, fosfor 21,0 mg, zat besi 0,3 mg, vitamin
B1 0.03 mg, vitamin C 8,0 mg, air 96,1g, dan bagian yang dapat dimakan
sebesar 70,0% bermanfaat bagi kesehatan, mengkonsumsi mentimun yang
bersifat diuretik dapat melancarkan buang air kecil pada penderita hipertensi
sehingga menurunkan jumlah cairan yang beredar dalam aliran darah pada
akhirnya dapat mengurangi beban kerja jantung (Experimen et al., 2021).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) JUS TIMUN

JUS TIMUN
PENGERTIAN Mentimun berasal dari suku Cucubitaceae yang
memiliki nama latin Cucumis Sativus L. Mentimun
atau Cucumis Sativus L merupakan herbal setahun
yang tumbuh merapat. Buah mentimun juga mampu
membantu menurunkan tekanan darah karena
kandungan mentimun diantaranya kalium, magnesium,
dan fosfor efektif mengobati hipertensi
TUJUAN 1. Menurunkan tekanan darah
2. Mengatasi diare pada anak, jerawat, disentri,
sariawan, menghaluskan kulit wajah, demam,
tifus, dll
3. Mencegah beberapa penyakit seperti kanker,
diabetes,
4. Mengaja kesehatan tulang dan sistem
pencernaan.

KONTRAINDIKASI 1. Tidak diperbolehkan pada orang yang sedang


mengkonsumsi obat – obatan pengencer darah
2. Seseorang yang memiliki alergi pada buah
mentimun.
3. Mengkonsumsi mentimun dalam jumlah
banyak dalam waktu singkat.

13
4. Seseorang yang memiliki riwayat sakit perut
disertai kembung akibat mengkonsumsi
bawang, kubis, atau brokoli.

PERSIAPAN Alat dan Bahan


1 Blender
2 Buah mentimun 150gr dan 200gr
3 Pisau
4 Gelas 250ml
5 Air 200ml
6 Sendok

PROSEDUR 1. Timbang timun sesuai ukuran yaitu mentimun


150gr dan 200gr
2. Kupas kulit mentimun dan cuci bersih yang
mentimun yang sudah dikupas dengan air
3. Masukan buah mentimun 150gr dan 200gr yang
sudah dicuci dan dipotong ke dalam blender
4. Tambahkan 1 gelas air putih 250ml ke dalam
blender
5. Mentimun siap untuk di blender
6. Setelah selesai proses penghalusan, tuang jus
mentimun kedalam gelas sebanyak 250ml dan
dikonsumsi 1x/hari selama 7 hari berturut-turut.
Dalam konsumsi jus timun yaitu pada saat pagi
hari sebelum makan dengan selisih waktu 15-30
menit
SUMBER (Wicaksana, 2019)
http://repository.stikes-bhm.ac.id/644/1/1.pdf

14
2.2.4 Teh Chammomile Anti Insomnia
Bunga Chamomile (Matricaria chamomilla) adalah sebuah tanaman
yang sudah digunakan sejak jaman dahulu digunakan dalam pengobatan
tradisional Iran yang biasanya digunakan dalam bentuk minyak aromaterapi
atau dikonsumsi sebagai minuman teh. Bagian tanaman chamomile yang
banyak digunakan dalam pengobatan adalah bagian bunga yang biasanya
dikeringkan sebelum digunakan. (Sugiarto, 2020)
Chamomile diketahui mengandung kurang lebih 120 zat bioaktif yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Salah satu zat bioaktif yang banyak
terkandung dalam bunga chamomile adalah zat apeginin dari golongan
flavonoid yang diketahui dapat berperan mirip dengan benzodiazepine
dalam sistem saraf pusat. Apeginin dari chamomile bersama dengan
kandungan zat lainnya dapat mengikat reseptor GABA A yang kemudian
dapat merangsang timbulnya rasa kantuk dan merelaksasi otot. Karena hal
tersebut, chamomile menjadi salah satu bahan herbal yang dianggap efektif
dalam meningkatkan kualitas tidur (Sugiarto, 2020)
Teh chamomile hangat mampu membuat tidur lebih nyenyak karena
zat kimia apigenin yang terdapat pada chamomile akan terikat ke reseptor
benzodiazepine di sistem saraf pusat dan bekerja dengan cara merangsang
otak merelaksasi otot dan merangsang rasa kantuk (Haryanto, 2021)
Insomnia dapat diatasi dengan teh chamomile yang mempunyai
kandungan alami yang menyehatkan tubuh dan mencegah timbulnya
penyakit 2 yang akan mengganggu tubuh. Teh chamomile mempunyai
kandungan yang bisa memberikan efek menenangkan, seperti obat
penenang, sehingga bisa membantu untuk tertidur lebuh cepat. Teh
chamomile mempunyai kandungan apigenin yaitu sejenis flavonid yang bisa
mempengaruhi reseptor benzodiazepine yang ada di dalam otak. Bahkan
aroma dari teh chamomile bermanfaat sebagai aroma terapi sehingga
menciptakan suasana nyaman dan merilekskan tubuh.

15
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) TEH CHAMOMILE

TEH CHAMOMILE
PENGERTIAN Bunga Chamomile (Matricaria chamomilla) adalah
sebuah tanaman yang sudah digunakan sejak jaman
dahulu digunakan dalam pengobatan tradisional Iran
yang biasanya digunakan dalam bentuk minyak
aromaterapi atau dikonsumsi sebagai minuman teh.
Bagian tanaman chamomile yang banyak digunakan
dalam pengobatan adalah bagian bunga yang biasanya
dikeringkan sebelum digunakan.

TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas tidur, memperpanjang


waktu tidur dan mengatasi insomnia.
2. Meredakan gejala flu, meredakan nyeri
3. Menjaga kesehatan sistem pencernaan
4. Mengontrol kadar gula darah
5. Menghambat pertumbuhan sel kanker.

KONTRAINDIKASI 1. Seseorang yang sedang mengkonsumsi obat –


obatan pengencer darah.
2. Seseorang yang sedang mengkonsumsi obat
antikejang atau anti depresan.
3. Orang yang memiliki alergi terhadap bunga

PERSIAPAN Alat dan Bahan


1. Teh chamomile kering
2. Gelas
3. Sendok
4. Blender

PROSEDUR 1. Bahan baku bunga chamomile yang diperoleh


disortir terlebih dahulu.
2. Cuci bunga chamomile pada tampat terpisah lalu
tiriskan.
3. Jemur bunga chamomile dan jahe di bawah sinar
matahari hingga kering
4. Bunga chamomile yang sudah kering lalu

16
dihaluskan dengan menggunakan blender, lalu di
ayak
5. Masukkan bunga chamomile yang telah
dihaluskan ke dalam tea bag, dengan berat dua
gram disetiap tea bag. Lalu dipress
6. Didihkan 3000 ml air untuk satu gelas minum atau
sesuaikan dengan berapa banyak gelas teh yang
akan diseduh
7. Ambil satu kantong teh chammomile untuk setiap
satu gelas teh.
8. Setelah air sudah terlihat mendidih matikan api
kemudian masukan kedalam gelas yang telah
berisi teh chamomile
9. Tutup gelas dan biarkan hingga 10-15 menit
sampai air seduhan bewarna coklat keemasan
10. Teh chamomile siap dihidangkan.

SUMBER (Chang & Chen, 2016)


https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=chamomile+tea+insomnia&
btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DVBeJJwB-ZqUJ

17
2.2.5 Air Rebusan Daun Pepaya Anti Konstipasi
Konstipasi adalah kondisidi mana feses mengeras sehingga susah
dikeluarkan melalui anus, dan menimbulkan rasa terganggu atau
tidak nyaman pada rektum. Konstipasi dapat disebabkan oleh
berbagai hal, seperti kurangnya asupan serat, kurang asupan air,
pengaruh obat yang dikonsumsi, pengaruh dari penyakit yang diderita,
hingga akibat kurang aktivitas fisik (Salsabila, 2020).
Konsumsi serat yang cukup dapat memperlancar proses defekasi.
Serat ini akan mengikat lemak sehingga lemak tidak akan diserap oleh tubuh
melainkan akan dikeluarkan dari tubuh bersama feses. . Salah satu serat
yang dapat mempermudah proses defekasi terdapat pada daun pepaya. Daun
pepaya mengandung enzim papain. Enzim proteolytic dan serat kasar tinggi
yang dapat melancaran defekasi. Daun pepaya mengandung selulosa untuk
merangsang otototot usus (Yuliati, 2017).
Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpain, lisozim,
khimoprotein untuk melancarkan sistem pencernaan. Daun pepaya memiliki
getah berwarna putih yang mengandung enzim pemecah protein atau yang
biasa disebut dengan enzim proteolitik. Enzim ini berperan dalam
meningkatkan nafsu makan. Daun papaya juga mengandung enzim papain
yang memiliki fungsi melancarkan buang air besar. Enzim papain juga
memiliki peran dalam memecah protein menjadi arginin. Arginin adalah
salah satu asam amino yang dalam kondisi normal tidak dapat diproduksi
oleh tubuh. Papain terbentuk di seluruh bagian buah pepaya, baik kulit,
daging buah, maupun bijinya,namun kandungan enzim papain dalam daun
papaya lebih besar (Yuliati, 2017).

18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) REBUSAN DAUN PEPAYA

REBUSAN DAUN PEPAYA


PENGERTIAN
TUJUAN 1. Mengatasi masalah konstipasi
2. Menjaga kesehatan hati
3. Mengatasi demam berdarah, batu ginjal dan
darah tinggi
4. Meredahkan nyeri

KONTRAINDIKASI 1. Tidak disarankan untuk ibu hamil dan


menyusui
2. Seseorang yang memiliki alergi
3. Seseorang yang sedang dalam pengobatan
terapi tertentu.

PERSIAPAN Alat dan Bahan


1. Daun papaya
2. Wadah
3. Pisau

PROSEDUR 1. Ambil 4 lembar daun pepaya (100 gr)


2. Kemudian dicuci lalu dikeringkan setengah kering
(layu)
3. Potong-potong dan rendam dengan air sekitar 2
liter air didalam panci
4. Rebus air dan daun pepaya, dan didihkan tanpa
ditutup sampai air rebusan berkurang setengah
nya.
5. Lalu saring air rebusan, dan simpan ke dalam
wadah botol. Air rebusan daun pepaya diberikan
sebanyak 250 cc sehari sekali,selama 3 hari
berturut-turut

SUMBER (Unggul et al., 2016)


https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/
view/1406

19
2.2.6 Minuman Herbal Jahe Merah dan Madu Anti Gangguan
Bersihan Jalan Napas
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah Acute Respiratory Infection (ARI). Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah)
termasuk jaringan seperti sinus, rongga telinga, dan pleura (Novikasari et
al., 2021).
ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
balita. Jika tidak segera ditangani, Inspeksi Saluran Pernapasan Akut akan
menginfeksi paruparu dan menjadi penyebab kematian pada bayi dan balita
karena memiliki dampak pada gangguan pada fungsi pernapasan yang akan
menyebabkan masalah pada ketidakefektifan bersihan jalan napas,
ketidakefektifan pola napas, dan gangguan pertukaran gas. Gangguan pada
pernapasan menempati urutan pertama penyebab kematian pada balita dan
anak. Penyakit ini menyebabkan obstruksi jalan napas terganggu akibat
adanya akumulasi sekret yang berlebih. Masalah keperawatan yang
mungkin muncul akibat akumulasi sekret yang berlebih antara lain
ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebih
(Novikasari et al., 2021).
Pengobatan terhadap ISPA secara umum dapat dikelompokan menjadi
4 kategori yaitu dengan memberikan imunisasi untuk melawan patogen
spesifik penyakit, ketepatan penegakan diagnosa awal, perbaikan nutrisi dan
lingkungan yang lebih baik serta pemberian antibiotik. Selain itu,
pengobatan tradisional juga dapat digunakan untuk menangani batuk pada
ISPA (Novikasari et al., 2021).
Pengobatan secara tradisional terhadap Infeksi Saluran Pernapasan
Akut dapat menggunakan minuman herbal jahe dan madu karena sangat
efektif dan lebih aman untuk digunakan. Madu mengandung pinobanksine
dan vitamin C sebagai antioksidan dan antibiotik. Kandungan tersebut
berfungsi untuk menurunkan tingkat keparahan batuk tanpa menimbulkan

20
efek samping yang dapat mengganggu kesehatan anak. Sedangkan
kandungan yang ada di jahe adalah minyak atsiri yang mengandung
komponen utama berupa senyawa zingiberen dan zingiberol yang
mempunyai efek antiseptik, antioksidan, dan memiliki aktifitas terhadap
bakteri dan jamur yang digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk
(Novikasari et al., 2021).
Jahe merupakan salah satu obat herbal yang sangat efektif untuk
mengatasi batuk karena mengandung minyak atsiri yang merupakan zat
aktif untuk mengatasi batuk, sedangkan pada madu mengandung antibiotik
yang berfungsi untuk meredakan batuk, madu yang ditambahkan pada
rebusan jahe akan menambah cita rasa yang enak dibandingkan dengan
hanya rebusan jahe itu sendiri, sehingga kombinasi minuman herbal jahe
madu efektif untuk menurunkan tingkat keparahan batuk tanpa
menimbulkan efek samping. Jahe merah telah digunakan secara luas oleh
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa, salah satunya untuk
mengobati batuk dan pilek. Jahe merah memiliki khasiat yang lebih baik
daripada subspecies jahe lainnya (Novikasari et al., 2021).

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) TEH JAHE MERAH DAN MADU

TEH JAHE MERAH DAN MADU


PENGERTIAN Jahe merupakan salah satu obat herbal yang sangat
efektif untuk mengatasi batuk karena mengandung
minyak atsiri yang merupakan zat aktif untuk
mengatasi batuk, sedangkan pada madu mengandung
antibiotik yang berfungsi untuk meredakan batuk,
madu yang ditambahkan pada rebusan jahe akan
menambah cita rasa yang enak dibandingkan dengan
hanya rebusan jahe itu sendiri, sehingga kombinasi
minuman herbal jahe madu efektif untuk menurunkan
tingkat keparahan batuk tanpa menimbulkan efek
samping.

21
TUJUAN 1. Mengatasi masalah dengan bersihan jalan
nafas seperti flu
2. Meredahkan nyeri dan sakit
3. Menghilangkan rasa mual dan dapat
menurunkan berat badan
4. Mengontrol kadar gula darah diabetes
5. Mengatasi peradangan dan penyakit lainnya.

KONTRAINDIKASI 1. Seseorang dengan riwayat maag kronis, tidak


disarankan mengkonsumsi teh jahe
2. Tidak dianjurkan untuk ibu hamil
3. Pada orang dengan riwayat diabetes, tidak
dianjurkan minum teh jahe secara berlebihan
atau dalam waktu sering karena dapat
mengakibatkan hipoglikemia..

PERSIAPAN Alat dan Bahan


1. 400 ml air putih (2 gelas)
2. sendok makan madu asli
3. 1 ruas jahe merah berukuran 4 cm, lebar ± 1 cm,
dengan berat 10 gram
4. Panci berukuran kecil

PROSEDUR 1. Siapkan 1 ruas jahe merah berukuran 4 cm dengan


berat 10 gram, lalu di kupas
2. Cuci jahe merah yang sudah dikupas hingga bersih
tanpa adanya kotoran
3. Kemudian geprek jahe, tetapi jangan sampai
hancur
4. Siapkan panci kecil dan masukkan air 2 gelas tadi
ke dalamnya
5. Lalu masukkan jahe yang sudah digeprek ke
dalam air yang mendidih, aduk beberapa kali
6. Tunggu 1 menit setelah air mendidih atau hingga
air jahe menjadi 150 ml
7. Kemudian angkat lalu diamkan sampai air jahe
hangat
8. Setelah hangat, tuangkan air jahe dan dipindahkan
dari panci ke dalam gelas ukuran 200 ml
9. Setelah itu tambahkan 2 sendok makan madu,
aduk hingga tercampur rata.

22
SUMBER http://eprintslib.ummgl.ac.id/814/1/16.0601.0068_BAB
%201_BAB%202_BAB%203_BAB%205_DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf

23
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam -macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk
yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Terapi komplementer merupakan salah satu terapi aternatif
menggunakan berbagai jenis tumbuhan secara tradisional tanpa bercampur
obal komirsial.
Terapi herbal merupakan obat tradisional yang telah dikenal oleh
bangsa Indonesia yang digunakan sebagai tanaman berkhasiat obat sebagai
salahsatu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan
tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan
yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya (Astuti, 2016)
Terapi herbal merupakan jenis pengobatan alternatif yang sudah
digunakan oleh masyarakat Indonesia dari generasi ke
generasi.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada 2010 lalu, sebanyak 55.3% orang Indonesia
mengkonsumsi obat-obatan herbal untuk menjaga Kesehatan (Febriati &
Rahayu, 2021).

1.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada
pembaca agar dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat
dijadikan sebagai kegiatan motivasi untuk mejaga kesehatan. Mohon maaf
jika terjadi kesalahan, saran dan kritik dari pembaca juga dibutuhkan untuk
mebuat makalah ini menjadi lebih baik lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, D. K. M. H. (2013). Cucumber Juice To Descending Blood Pressure.


Keperawatan, Vi(1), 28–32.
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/991

Ardiyani Vm, Dewi N, ... Penyuluhan Terapi Komplementer Rimpang Dan


Rempah Indonesia Sebagai Penguat Imunitas Tubuh Di Masa Pendemi Di
Masyarakat Tlogomas Malang. … Kpd Maysrakat … [Internet].
2021;1(September). Available From:
Http://Jurnal.Stikes-Notokusumo.Ac.Id/Index.Php/Jpkmk/Article/View/88

Astuti A-. Tiga Faktor Penggunaan Obat Herbal Hipertensi Di Kota Jambi. J
Endur. 2016;1(2):81–7.
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/991

Experimen, S., Mentimun, J. U. S., Penurunan, T., Hipertensi, D. P., Study, E.,
Cucumber, O. F., On, J., Pressure, B., In, R., & Patients, H. (2021). Jurnal
Fenomena Kesehatan. 04, 487–493.
https://stikeskjp-palopo.e-journal.id/JFK/article/view/138

Febriati, L. D., & Rahayu, P. P. (2021). Terapi Komplementer Herbal Sebagai


Alternatif Solusi Meringankan Pms ( Pre Menstruasi Sindrom ) Pada
Remaja Putri. Jurnal Pengabdian “ Dharma Bakti “, 4(2), 103–107.
http://dharmabakti.respati.ac.id/index.php/dharmabakti/article/view/150

Hayati, F. (2021). Pendidikan Kesehatan Tentang Terapi Komplementer Dalam


Kehamilan. Jurnal Abdimas Kesehatan (Jak), 3(2), 120.
Https://Doi.Org/10.36565/Jak.V3i2.167
http://jak.stikba.ac.id/index.php/jak/article/view/167

25
Novikasari, L., Sugiantoro, M. F., Program, M., Ilmu, S., & Universitas, K.
(2021). Informasi Artikel Received : Desember , 07 , 2021 Available Online :
Desember , 09 , 2021 At :
Https://E-Jurnal.Iphorr.Com/Index.Php/Phc. 1(4), 199–207.

Alang Hasria; Hastuti; Yusal, M. S. (2021). Inventarisasi Tumbuhan Obat


Sebagai Upaya Swamedikasi Oleh Masyarakat Suku Tolaki Desa Puundoho,
Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. 17(1), 19–33.
https://journal.uii.ac.id/JIF/article/download/16937/11399

Alfira, N., Safruddin, N., Kep, S., Kep, M., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Husada,
P. (2017). Safruddin Departemen Keperawatan Manajemen Stikes Panrita
Husada Bulukumba Departemen Keperawatan Medikal Bedah Stikes Panrita
Husada Bulukumba Alamat Koresponden : Program Studi Ilmu Keperawatan
Email : Safaryahya1@Gmail.Com. 2(2), 11–22.
http://ojs.stikespanritahusada.ac.id/index.php/jkph/article/download/172/25/

Chang, S. M., & Chen, C. H. (2016). Effects Of An Intervention With Drinking


Chamomile Tea On Sleep Quality And Depression In Sleep Disturbed
Postnatal Women: A Randomized Controlled Trial. Journal Of Advanced
Nursing, 72(2), 306–315.
Https://Doi.Org/10.1111/Jan.12836
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=chamomile+tea+insomnia&btnG=#d=gs_qabs&u
=%23p%3DVBeJJwB-ZqUJ

Fajar Iman, R., & Mujahid, I. (2020). The Effect Of Giving Boiled Water Of
Sirsake On The Reduction Of Uric Acid. Proceedings Series On Health &
Medical Sciences, 1, 85–89. Https://Doi.Org/10.30595/Pshms.V1i.40
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=soursop+leaf+decoction+for+pain+relief&btnG=#

26
d=gs_qabs&u=%23p%3D0s4eWQjyjZUJ

Nandini, A. (2021). Minuman “ Leser ” Lemon Sereh Sebagai Minuman


Kesehatan Penambah Imunitas Pendahuluan. 2(4), 383–388.
https://madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/article/download/106/74

Novikasari, L., Sugiantoro, M. F., Program, M., Ilmu, S., & Universitas, K.
(2021). Informasi Artikel Received : Desember , 07 , 2021 Available Online :
Desember , 09 , 2021 At :
Https://E-Jurnal.Iphorr.Com/Index.Php/Phc. 1(4), 199–207.

Paramita, S., Isnuwardana, R., Nuryanto, M. K., Djalung, R.,


Rachmawatiningtyas, D. G., & Jayastri, P. (2017). Pola Penggunaan Obat
Bahan Alam Sebagai Terapi Komplementer Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(7), 367–376.
Https://Doi.Org/10.25026/Jsk.V1i7.56
https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/article/view/56

Rehman, R., Nisar, S., Wifek, M., & Saeed, A. (2016). Lemongrass: A Review On
Its Botany, Properties, Applications And Active Components Evaluation Of
The Effects Of Zinc On The Chemical Composition And Biological Activity
Of Basil Essential Oil By Using Raman Spectroscopy View Project
Lemongrass: A Review On Its Botany, Properties, Applications And Active
Components. January. Www.Iscientific.Org/Journal.Html
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=lemongrass+herbal+tea&oq=#d=gs_qabs&u=
%23p%3Du6qxAlKtPswJ

Rista. (2014). Pengaruh Rebusan Daun Sirsak Untuk Menurunkan Nyeri Gout.
Atrhitis Pada Lansia, 402–407.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/download/
2321/2297

27
Salsabila, Q. (2020). Efikasi Daun Jati Cina Dalam Mengatasi Konstipasi. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 41–50.
Https://Doi.Org/10.37287/Jppp.V3i1.283
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/283

Siswanto, B., Setiawati, S., & Sumantri Riyanto, O. (2022). Juridical Aspects Of
Complementary Traditional Medicine In Indonesia. International Journal Of
Educational Research & Social Sciences, 3(1), 468–475.
Https://Doi.Org/10.51601/Ijersc.V3i1.298
https://ijersc.org/index.php/go/article/view/298

Soesanto, E., & Zulino, S. (2021). Cucumber And Honey Soaking Reduces
Hypertension In The Elderly. South East Asia Nursing Research, 3(2), 45.
Https://Doi.Org/10.26714/Seanr.3.2.2021.45-50
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prosedur+make+antihypertensive+cucumber+juic
e&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DH3HZBfqotFcJ

Syafitri, E. N., Wiyani, C., & Muflih, M. (2020). Pemberian Minuman Herbal
Lemongrass Sebagai Alternatif Penatalaksanaan Non Farmakologi Masalah
Psikososial Kelompok Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Ii
Sleman Yogyakarta. Coping: Community Of Publishing In Nursing, 8(4),
432.
Https://Doi.Org/10.24843/Coping.2020.V08.I04.P12
https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/67450

Unggul, U. E., Arjuna, J., & Tol, U. (2016). Pengaruh Air Rebusan Daun Pepaya
Terhadap Konstipasi Lansia Studi Kasus Di Panti Sosial.
https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/view/1406

28
Wicaksana, D. G. (2019). Skripsi Efektivitas Pemberian Jus Mentimun Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Desa Kersikan
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.
http://repository.stikes-bhm.ac.id/644/1/1.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai