Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM TERAPI KOMPLEMENTER

Dosen Pembimbing : Khairir Rizani, M.Kes

Oleh Kelompok 4
Lutfia P07120220022
Melati Jayusman P07120220023
Muhammad Redyansyah P07120220027
Neta Agustiya Sandari P07120220030
Nur Azizah P07120220033
Regita Eka Cahyani P07120220038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga Makalah Kebijakan Kesehatan dengan judul “Program Terapi Komplementer” dapat
diselesaikan.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan yang
diberikan oleh Dosen. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten,
kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Banjarbaru, Agustus 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian Terapi..............................................................................................................5
B. Definisi Terapi Komplementer.........................................................................................5
C. Jenis-Jenis Terapi Komplementer.....................................................................................6
D. Fokus Terapi Komplementer............................................................................................6
E. Peran Perawat Dalan Terapi Komplementer.....................................................................6
F. Teknik Terapi Komplementer...............................................................................................7
G. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer........................................................................8
H. Standar Operasional Prosedur...........................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas
atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &
Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di
Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991
menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004).
Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya,
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberi terapi komplementer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian terapi?
2. Apa definisi terapi komplementer?
3. Apa saja jenis-jenis terapi komplementer?
4. Apa yang menjadi fokus terapi komplementer?
5. Apa peran perawat dalam terapi komplementer?
6. Apa saja teknik yang dilakukan dalam terapi komplementer?
7. Apa saja persyaratan untuk melakukan terapi komplementer?
8. Apa standar operasioanal dalam melakukan terapi komplementer?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang terapi komplementer.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian terapi secara umum
Untuk mengetahui apa itu definisi terapi komplementer
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi fokus terapi komplementer
Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi komplementer
Untuk mengetahui apa saja teknik yang dilakuakan dalam terapi komplementer
Untuk mengetahui persyaratan untuk melakukan terapi komplementer
Untuk mengetahui standar operasioal dalam melakukan terapi komplementer

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini ditujukan untuk :
1. Penulis
a. Penulis dapat terlatih menghubungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil
intinya dan mengembangkan ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
b. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencari bahan
bacaan.
c. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam menyajikan data dan fakta secara
jelas dan sistematis
2. Pembaca
Pembaca dapat menambah wawasan mengenai terapi komplementer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi
Terapi berasal dari bahasa Yunani yang artinya pengobatan, adalah remediasi
masalah kesehatan biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang melakukan terapi disebut
sebagai terapis. Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara
psikolog, kata ini mengacu pada psikoterapi. Terapi pencegahan atau terapi profilaksis
adalah pengobatan yang dimaksud kan untuk mencegah munculnya kondisi medis. Sebagai
contoh adalah banyaknya vaksin untuk mencegah infeksi penyakit.
Terapi merupakan kaedah untuk membantu seorang pelajar untuk bergerak balas
aktiviti atau kemahiran. Menurut kamus perubatan Mosby (2001) terapi didefinisikan
dengan rawatan pemulihan ke atas pesakitt yang pernah mengidapi sebarang penyakit atau
mengalami sesuatu kecederaan bertujuan mengembalikan kefungsian badan secara normal.
Definisi terapi dalam konteks pendidikan ialah kaedah untuk membantu seorang anak untuk
bergerak-balas terhadap suatu aktiviti atau kemahiran.

B. Definisi Terapi Komplementer


Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi,
untuk Indonesia, jamu misalnya bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun temurun
pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain
diluar pengobatan medis yang konvensional.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75-80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-
konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensioanl termasuk
pengobatan komplementer ini bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan-iklan terapi
non-konvensional diberbagai media.
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah
domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas,
praktik, dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan
kesehatan yang umum dimasyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative
medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Synder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang
didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi
kesehatan dan kesejahteraan. Definisi tersebut menunjukkan terapi komplementer sebagai
pengemangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan dengan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual.
Hasil terapi yang telah diintegrasikan tersebut ada yang telah lulus uji klinis
sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial,
dan spiritual). Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat
dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer.
Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori
yang mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia
sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat
mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi, misalnya tai ci,
chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam
mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya
mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam
catatan keperawatan Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya
mengembangkan lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam
proses penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan perawat
dalam menunjukkan caring pada klien ( Synder & Lindquis, 2002).

C. Jenis-Jenis Terapi Komplementer


1. Praktek-praktek menyembuhkan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Homeopati dan jamu-jamuan.
4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki.
5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral.

D. Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit jantung
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

E. Peran Perawat Dalan Terapi Komplementer


1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara
holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara
ekonomi kepada pasien.
F. Teknik Terapi Komplementer
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan kedalam pelayanan konvensional,
yaitu sebagai berikut :
1. Akupuntur
Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (Pereda nyeri).
Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan
sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan
endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

2. Terapi Hiperbarik
Suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara 2-3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer) lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi pasien boleh
membaca, minum atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya
tekanan udara.

3. Terapi Herbal Medik


Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik
berupa obat herbat terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line
atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan
menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk
mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya
karena masing-masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri-sendiri. Terapi hiperbarik
misalnya, umumnya digunakan untuk pasien-pasien dengan gangren supaya tidak perlu
dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh. Sementara, terapi akupuntur berfungsi dalam memperbaiki keadaan umum,
meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu
makan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker, seperti
mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

G. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer


Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter atau yang sudah memiliki kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus
menerus.

H. Standar Operasional Prosedur


Standar operasional prosedur dari terapi komplementer adalah :
1. Klien datang secara langsung bertemu dengan terapis
2. Dilakukan observasi wawancara untuk mengetahui secara luas dan mendalam keadaan
atau masalah klien
3. Ditetapkan jenis terapi yang cocok untuk masalah yang diderita, berupa konseling dan
intervensi pikiran bawah sadar (Hypnose)
4. Ditetapkan jadwal terapi, jumlah pertemuan yang disepakati bersama antara klien dan
terapis
5. Persiapan diri terapis :
a. Cuci tangan
b. Memakai alat pelindung diri
6. Persiapan alat-alat sesuai dengan terapi yang akan dilakukan
7. Persiapan pasien sesuai dengan terapi yang akan dilakukan
8. Persiapan lingkungan
9. Dilanjutkan dengan terapi yang akan dilakukan
10. Sesudah terapi ajari latihan-latihan yang perlu dilakukan secara mandiri untuk
mempercepat penyembuhan.
Catatan :
 Arahkan klien untuk mandiri dan sembuh dari masalahnya
 Klien dibuatkan disk yang berisi terapi yang dapat didengarkan untuk mempercepat
dan memperkuat efek penyembuhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah menyebar luas, termasuk
didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional
kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini
dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang
dapat memfasiltasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

B. Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi
dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada.
Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan
peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi
keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi. Apabila isu ini
berkembang dan terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan
kemampuan tentang terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan sehingga kepuasan klien dan perawat secara bersama-sama dapat meningkat (HH,
TH).
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
handbook of alternative anf complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse.

Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.

Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed. St. Louis:
Mosby Inc.

http://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/terapi-komplementer.html?m=1 diakses pada 20


Februari 2019 pukul 17.49 WIB

http://www.menghipnotis.com/2014/09/complementary-nurse.html?m=1 diakses pada 20


Februari 2019 pukul 17.49 WIB

Anda mungkin juga menyukai