Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIS


DAN TERMINAL
Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak II
Dosen Pengampu : Ns. Isra Nur Utari Syachnara Potabuga, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3 / S19E
1. Asta Seti B (S19218)
2. Atha Rifni S (S19219)
3. Bella Yunita E (S19222)
4. Dara Utari N (S19225)
5. Fadila Novi A (S19230)
6. Galang Prahadyan(S19232)
7. Hanung Rizky G (S19234)
8. Julita Nur C (S19236)
9. Mareta Ayu W (S19240)
10. Naufal Hanif A (S19246)
11. Shinta Ayu H (S19254)

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TERAPI KOMPLEMENTER ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIS DAN
TERMINAL” ini dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Anak II. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami
peroleh dari beberapa buku dan situs blog di internet. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu Ns. Isra Nur Utari Syachnara P., M.Kep. atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menambah kualitas
dari makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan
kita.

Surakarta, 03 April 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
A. Definisi Terapi Komplementer ........................................................... 2
B. Jenis Terapi Komplementer ............................................................... 2
C. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer ..................................... 4
D. Analisis terapi komplementer anak dengan penyakit terminal............. 5
E. Tindakan kasus yang menggunakan terapi komplementer ................ 6
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 8
A. Kesimpulan ......................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan. Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan.
Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya
harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Hal
ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya,
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari terapi komplementer ?
2. Apa saja jenis terapi komplementer?
3. Apa peran perawat dalam terapi komplementer?
4. Bagaimana analisis dari terapi komplementer untuk anak dengan penyakit terminal
dan kronis?
5. Tindakan kasus apakah yang menggunakan terapi komplementer?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi dari terapi komplementer
2. Untuk Mengetahui apa saja jenis terapi komplementer
3. Untuk Mengetahui Apa peran perawat dalam terapi komplementer
4. Untuk mengetahui analisis terapi komplementer apa saja yang digunakan pada anak
dengan penyakit terminal dan kronis
5. Mengetahui contoh kasus yang menggunakan terapi komplementer

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer


Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Terapi
komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar
pengobatan medis yang konvensional.
Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan
tindakan-tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang
keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
Terapi Komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk
terapi konvesional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan
individu. Tujuan terapi komplementer Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis, untuk memperbaiki fungsi dari system system tubuh, terutama system kekebalan
dan pertahanan tubuh, lebih berserah diri dan ikhlas menerima keadaan.

B. Jenis Terapi Komplementer


Jenis terapi komplementer terdapat beberapa macam diantaranya yaitu
1. System Medis Alternatif
a. Akupunktur, suatu metode tradisional Cina yang menghasilkan analgesia atau
perubahan fungsi system tubuh dengan cara memasukan jarum tipis sepanjang
rangkaian garis atau jalur yang disebut meredian.
b. Ayurveda, system pengobatan tradisional Hindu yang memkombinasikan obat
herbal, obat pencahar dan minyak gosok.
c. Pengobatan Homeopatic, system mengobatan medis yang didasari pada teori
bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil substansi
yang ada pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti penyakit.
d. Pengobatan Naturopatik, system pengobatan didasari pada makanan alami,
cahaya, kehangatan, pijatan air segar, olah raga teratur dan menghindari
pengobatan, mengenali kemampuan mnyembuhkan tubuh alami.

2
3

e. Pengobatan Tradisional Cina, kumpulan tehnik dan metode sistematik termasuk


Akupunktur, pengobatan herbal, pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan
panas dari herbal yang dibakar), qigong (menyeimbangkan aliran energi melalui
gerakan tubuh).
2. Terapi Biologis
Menggunakan substansi alam seperti herbal, makanan dan vitamin.
a. Zona, progam diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat dan
lemak dengan perbandingan. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan
hormone lain untuk kesehatan yang optimal.
b. Diet Mikrobiotik, diutamakan diet vegetarian.
c. Pengobatan Ortomolekuler, meningkatkan nutrisi seperti vitamin c dan
bertakore
3. Manipulasi Dan Metode Didasari Tubuh
Didasari pada manipulasi dari atau penggerakan dari satu atau lebih bagian tubuh.
a. Akupresur Tehnik, terapetik mempergunakan tekanan digital dalam cara tertentu
pada titik yang dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri menghasilkan
analgesic atau mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan Kiropratik, system terapi yang melibatkan manipulasi kolumna
spinalis dan memasukan fisiotherapy dan terapi cliet.
c. Metode Feldenkrais, terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik
melalui perbaikan pergerakan tubuh.
d. Tai chi, terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan
meditasi untuk membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah
kehidupan yang penting.
e. Terapi Pijat, manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas
untuk meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan relaxsi.
f. Sentuhan Ringan, sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk
membuat hubungan menunjukkan penerimaan dan memberikan penghargaan.
4. Intervensi tubuh-pikiran
Menggunakan berbagai tehnik yang dibuat untuk meningkatkan kapasitas
pikiran guna mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh. Seperti terapi dansa, terapi
pernafasan, terapi musik, usaha pemulihan dengan doa, dan psikoterapi.
a. Terapi Dansa, sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan
eskpresi langsung dari pikiran dan tubuh.
4

b. TerapiPernafasan, menggunakan jenis pola pernafasan untuk


merelaxsasi,memperkuat atau membuat jalur emosional
c. Imajinasi Terbimbing, teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis
dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian gambar.
d. Meditasi, praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan
menenangkan pikiran menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.
e. Terapi Musik, menggunakan musik untuk menunjukkan kebutuhan
fisik,psikologis,kognitif dan sosial individu yang menderita cacat dan peny.
f. Usaha Pemulihan (doa), berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak
budaya yang menggabungkan pelayanan,kesabaran,cinta atau empati dengan
target doa.
g. Psikoterapi, pengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik
psikologi.
h. Yoga, Tehnik yang berfokus pada susunan otot,postur,mekanisme pernafasan
dan kesadaran tubuh.
5. Terapi Energi
Melibatkan penggunaan medan energi
a. Terapi Reiki, terapi yang berasal dari praktik budha kuno di mana praktisi
menempatkan tangannya pada atau diatas bagian tubuh dan memindahkan
keharmonisan dan keseimbangan untuk mengobati gangguan kesehatan.
b. Sentuhan Terapiutik, pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi
atau praktisi dalam suatu cara yang disengaja tidak semua pasien.

C. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi
komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi
pelayanan langsung, koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat
dapatmenjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan
informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Peran perawat sebagai peneliti di
antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasilhasil
evidence-based practice.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk
didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya
profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi
5

komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui


penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih
dapat dipertanggungjawabkan.
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-
peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung
untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada
kenyataannya, beberapa terapi keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif
atau tradisional terapi.
Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam
praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer. Perawat
lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi
komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer
dengan dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat
perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer
yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternative.

D. Analisis Terapi Komplementer Untuk Anak Dengan Penyakit Terminal Dan Kronis
1. Terapi Komplementer Untuk Penyakit Terminal
Terapi komplementer secara efektif dapat membantu dalam manajemen
mual muntah akibat kemoterapi di antaranya yaitu relaksasi guided imagery,
distraksi, hipnosis, akupresur, dan akupuntur. anak yang menderita leukimia akan
memperoleh pengobatan kemoterapi, di mana kemoterapi ini dapat menimbulkan
berbagai macam efek samping yang tidak menyenangkan bagi anak dan
keluarganya.
Akupresur merupakan salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan
pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. akupresur adalah
tindakan yang sangat sederhana tapi cukup efektif, mudah dilakukan, memiliki
efek samping yang minimal, dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan pada
pasien dan aplikasi prinsip healing touch pada akupresur menunjukkan perilaku
caring yang dapat mendeteksi hubungan terapeutik antara perawat dan pasien.
Titik akupresur yang paling sering digunakan untuk mengatasi mual dan
muntah akibat kemoterapi adalah titik P6 dan titik St36. Akupresur pada titik P6
dan titik st36 dapat menurunkan mual dan muntah melalui efek terapinya di
6

tubuh. Stimulasi yang dilakukan pada titik-titik ini diyakini akan memperbaiki
gangguan pada lambung termasuk mual dan muntah.
2. Terapi Komplementer Untuk Penyakit Kronis
Yang termasuk dalam terapi komplementer antara lain terapi herbal,
latihan nafas, meditasi, dan relaksasi. Meditasi akan mengarah pada pengaturan
perubahan fisiologis dalam menghadapi respon fight-or- flight meliputi
penurunan konsumsi oksigen, denyut jantung, frekuensi pernafasan, dan laktat
darah. Penanganan keperawatan dengan teknik ini akan menurunkan efek
endokrin.
Penelitian menunjukkan bahwa DM dianggap stressor bagi pasien. terapi
relaksasi tidak cukup signifikan untuk menurunkan kadar gula dalam darah pada
pasien diabetes melitus. Saran untuk terapi relaksasi akan mendapatkan hasil
yang optimal untuk menurunkan kadar gula dalam darah pasien DM dengan lebih
mengoptimalkan frekuensi yaitu terapi dilakukan 5 sampai 10 kali setiap hari
dengan durasi masing-masing 15-20 menit dan jarak antar terapi 3-4 jam sekali
sehari.

E. Tindakan kasus yang menggunakan terapi komplementer


1. Imajinasi Terbimbing (GuidedImagery)
Guided imagery adalah proses yang menggunakan kekuatan pikiran
denganmenggerakkan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan
ataurileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi
sentuhan,penciuman, penglihatan, dan pendengaran.

2. Teknikguidedimagery.
Macam-macamMacam-
macamtehnikguidedimageryberdasarkanpadapenggunaannyaterdapatbeberapamaca
mteknik,yaitu(Grocke& Moe, 2015):
a. Guidedwalkingimagery, Tehnik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada tehknik
ini pasien
dianjurkanuntukmengimajinasikanpemandanganstandarsepertipadangrumput,pe
gunungan,pantai.
7

b. Autogenicabstraction, Tehnik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku


negatif yang adadalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara
verbal tanpa batasan.Bilaberhasilakantampakperubahandalamhalemosional
danrautmuka pasien.
c. Covertsensitization,
Tehnikiniberdasarpadaparadigmareinforcementyangmenyimpulkanbahwa
proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang
samadalammodifikasi perilaku.
d. Covertbehaviourrehearsal, Tehnik ini mengajak seseorang untuk
mengimajinasikan perilaku kopingyangdiainginkan.
3. Manfaat guidedimagery
Guidedimagerymempunyaielemenyangsecaraumumsamadenganrelaksasi,
yaitu sama-sama membawa klien ke arah relaksasi. Tujuan dari teknikguided
imagery ini adalah menimbulkan respon psikofisiologis yang sangat kuatseperti
perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009 dalam Novarenta,2013).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan
dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian
dari pengobatan konvensional. Complementary Alternative Medicine (CAM) atau terapi
komplementer alternatif adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada
berbagai sistem, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri
sendiri. Pada dasarnya terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori
Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan
di berbagai level pencegahan. Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran
edukator, peran researcher.

B. SARAN
1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi
komplementer.
2. Manfaat bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal terapi komplementer

8
DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Delvita.dkk. 2019. TERAPI KOMPLEMENTER PADA ANAK.Program Studi Ilmu


Keperawatan. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPEKANBARU MEDICAL
CENTER.

Patilah,Untung.dkk. 2017. TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN TERMINAL


ILLNESS. Program Studi S1 Keperawatan.SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) SITI KHADIJAH PALEMBANG.

http://www.academia.edu/31990469/
TUGAS_TERAPI_KOMPLEMENTER_PENGARUH_TERAPIq_AKUPRESUR_UNT
UK_MENGATASI_MUAL_MUNTAH_AKIBAT_KEMOTERAPI_PADA_PASIEN_
KANKER_KELOMPOK_6. Diakses Pada Tanggal 3 April 2021
https://media.neliti.com/media/publications/105468-ID-jamu-pada-
pasientumorkankersebagai-ter.pdf. Diakses Pada Tanggal 3 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai