Disusun oleh :
1. Melinda Anggardini
2. Miranda Ayu Risang Bestari
3. Nia Puspita Utami
4. Nivea Paula Dewi
5. Nunink Tri Utami
6. Putu Santika Dewi
7. Rasika Wiguna
8. Riska Dwi Agustin
9. Sanjaya Alwighani
10. Sea Ajeng Anggesy
11. Stephen Ferlius
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang berjudul “Terapi
Komplementer Pada Klien Paliatif” disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan
Paliatif dan Menjelang Ajal tahun ajaran 2017/2018.
Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik
dalam penulisan maupun informasi yang terkandung di dalam makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian Palliative Care.......................................................................................4
B. Tujuan Keperawatan Paliatif....................................................................................4
C. Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Keperawatan Paliatif...................................5
D. Konsep Terapi Komplementer.................................................................................5
E. Klasifikasi Terapi Komplementer...........................................................................6
1. Sistem medis alternatif........................................................................................6
2. Mind-body medicine............................................................................................7
3. Manipulative and body-based practices..........................................................10
4. Energy medicine (Reiki)....................................................................................12
5. Biological Based Practice.................................................................................12
F. Hubungan Terapi Komplementer pada Keperawatan Paliatif............................13
BAB III KESIMPULAN........................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus
dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam arahan atau konseling pasien dalam penggunaan
berbagai terapi. Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah
digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei
yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan
terapi komplementer sendiri masih agak terbatas.
Thomas Friedman (2005) mengatakan saat ini, dunia kesehatan,
termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu
terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat
pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang
dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan
kesehatan yang kompeten. Dengan demikian sangat penting bagi perawat
profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka
untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang
akan mereka jalankan.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian
penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya
(Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang
adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi
praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33%
pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997. Kemudian meurut Snyder &
Lindquis (2002) yaitu klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki
beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paliatif?
2. Apa tujuan perawatan paliatif?
3. Apa fungsi perawat dalam asuhan keperawatan paliatif ?
4. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?
5. Apa klasifikasi terapi komplementer?
6. Bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
4
5
2. Mind-body medicine
a. Meditasi
Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara
sengaja. Ada dua kategori meditasi: konsentrasi dan kesadaran.
Metode konsentrasi menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan
mulai dengan mantra (suara diulang, kata, atau frase) seperti dalam
meditasi transendental. Praktek pengurangan stres berbasis kesadaran
mulai dengan pengamatan pikiran, emosi, dan sensasi tanpa penilaian
yang muncul di bidang kesadaran.
Meditasi telah membantu untuk pasien kanker yang sakit parah
untuk menghilangkan rasa sakit fisik dan emosional. Banyak pasien
kanker meninggal menemukan bahwa ketenangan dan tenang pada
meditasi menimbulkan perasaan yang mendalam dari penerimaan,
kesejahteraan, dan kedamaian batin. Sebuah studi yang dilakukan
pada 51 pasien rawat jalan dengan nyeri kronis dengan program 10-
8
untuk mempengaruhi seluruh tubuh. Pada suatu waktu, pijat itu diduga
menyebabkan penyebaran kanker dengan meningkatkan sirkulasi
sistemik. Sampai saat ini tidak ada bukti untuk mendukung ini.
Sentuhan dapat menjadi intervensi terhadap nyeri. Berbagai
penjelasan untuk efektivitas pijat telah diusulkan: pengurangan
ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi umum, dan efek
memelihara sentuh.
Pijat umumnya aman untuk pasien kanker, tetapi
membutuhkan modifikasi teknik khusus untuk pasien individu. Ada
kontraindikasi khusus untuk pasien hamil. Hal ini kontraindikasi pada
daerah dengan metastase tulang (untuk risiko patah atau pecah tulang)
atau tumor (untuk risiko perdarahan); untuk pasien dengan jumlah
trombosit dari <50.000 (untuk risiko memar); di titik bekuan darah
(untuk risiko melepas trombus dalam vena), dan di situs bedah atau
ruam. Pijat dalam jaringan tidak boleh diberikan pada pasien dengan
kanker; tekanan ringan adalah pijat yang paling tepat untuk pasien ini.
Izin terapis pijat terlatih yang telah memiliki pengalaman dengan
pasien kanker.
b. Gentle massase
Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan
seluas mungkin dengan seluruh tangan berkontak dengan bagian tubuh
pasien seperti lengan atau punggung. Jangan menggunakan ujung jari
atau jempol karena dapat memberikan banyak tekanan terlalu spesifik.
Tekanan harus ringan dan tersebar luas. Pilihan pola pijat bias seperti
lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval besar. Hal ini penting
untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan yang
konsisten.
c. Refleksi
Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan
bahwa ada titik refleks atau titik energi pada kaki, tangan, dan telinga
yang sesuai dengan setiap kelenjar, organ, dan bagian tubuh. Dengan
11
A. Kesimpulan
Terapi medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup
pasien. Optimalisasi terapi medis harus aman, efektif, pemilihan terapi
secara bijak dan pelayanan kesehatan secara akurat serta adanya
kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan informasi
terkini. Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi
nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi
mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengan tubuh,
pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang dapat
dipengaruhi oleh terapi komplementer secara garis besar di dasarkan
sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies)
sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan
berfokus pada dampak terapi terhadap respon tubuh dan psikis terutama
pada pasien paliatif yang bertujuan untuk meningkatkan quality of life.
B. Saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi medik
dan terapi komlementer diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat
dapat memperoleh manfaat dari makalah yang kami buat. Jika ada
pengembangan yang bermanfaat mohon untuk dilayangkan pada penulis
makalah ini karena masukan dari pembaca atau bapak/ ibu dosen sangat
mendukung demi kesempurnaan makalah yang kami buat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, S. N. & Widowati, L. (2016). Jamu pada pasien tumor / kanker sebagai
terapi komplementer. Jurnal Kefarmasian Indonesia.
Irawan, E., Rahayuwati, L., & Yani, D. I. (2017). Hubungan penggunaan terapi
modern dan komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. JKP.
Thomas L. Friedman (2000) Globalisasi “The World Is Flat”. Cet. 2, Dian Rakyat
17