Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS

GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN DAN COVID - 19

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Lisavina Juwita, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

DAVID MUSNELDI (1814201008)

AZIZAH MARDHATILLAH (1814201013)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN

PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITINGGI

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat kehadirat Allah SWT. Karena atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Keperawatan kritis.
Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu
standar atau kriteria penilaian dari mata kuliah Keperawatan Kritis yang
diberikan secara berkelompok. Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Ns. Lisavina Juwita, M.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Jiwa 2 di Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
Kami menyadari kekurangan sebagai manusia biasa dan oleh
keterbatasan sumber referensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan baik itu
dalam menyusun maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari Ibu.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan
pengetahuan untuk lebih memperluas wawasan kita.

Bukittinggi, 27 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Defenisi...................................................................................................... 3
B. Etiologi...................................................................................................... 3
C. Tanda dan Gejala Covid - 19..................................................................... 4
D. Penatalaksanaan Covid - 19....................................................................... 4
E. Konsep Penyebaran Covid - 19................................................................. 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................. 8
A. Pengkajian.................................................................................................. 8
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 8
C. Interverensi................................................................................................ 9
D. Evaluasi......................................................................................................20

BAB IV MODALITAS PENATALAKSANAAN SISTEM PERNAFASAN 21

BAB III PENUTUP............................................................................................. 22


...............................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru,


‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya,
penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19
adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020).
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan
pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu
menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-
2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019-


2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari
2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020. Wabah penyakit ini begitu sangat
mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 Negara di Dunia terjangkit oleh
virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19
pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai
penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan social
distancing (Supriatna, 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Konsep penyakit COVID-19
2. Askep gangguan COVID - 19
3. Modalitas penatalaksanaan sistem pernafasan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Covid - 19
2. Untuk mengetahui Etiologi Covid - 19
3. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Covid – 19
4. Penatalaksanaan Covid - 19
5. Untuk mengetahui Konsep Penyebaran Covid – 19
6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Covid – 19
7. Untuk mengetahui Modalitas Penatalaksanaan Sistem Pernafasan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Penyakit COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dimana penularannya dari
manusia ke manusia melalui droplet dan kontak. Biasanya dimanifestasikan sebagai demam,
batuk kering, mialgia dan sesak dengan tingkat keparahan penyakit berkisar dari penyakit
ringan, berat hingga kritis. Saat ini, tidak ada pengobatan atau vaksin pasti untuk COVID-19.
(Sharma et al., 2020).

Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat


menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrme (SARS).

B. Etiologi

Etiologi COVID-19 adalah infeksi virus family coronaviridae, dengan nama spesies
SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome virus corona 2). Transmisi virus antar
manusia melalui droplet yang disebarkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari
permukaan benda yang terkontaminasi.
SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang
positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang
menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan
polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid
(N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein
aksesoris lainnya.
C. Tanda dan Gejala
Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19.
Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga
sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
1. Gejala yang paling umum:
a. Demam
b. Batuk
c. Kelelahan
d. Kehilangan rasa atau bau

2. Gejala yang sedikit tidak umum:


a. Sakit tenggorokan
b. Sakit kepala
c. Sakit dan nyeri
d. Diare
e. Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
f. Mata merah atau iritasi

3. Gejala serius:
a. Kesulitan bernapas atau sesak napas
b. Kesulitan berbicara atau bergerak, atau bingung
c. Nyeri dada.

D. Penatalaksanaan Covid – 19
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi
yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
 Terapi oksigen
 Humidifikasi dengan nebulizer
 Fisioterapi dada
 Pengaturan cairan
 Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
 Obat inotropik
 Ventilasi mekanis
 Drainase empiema
 Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk Covid, karena menyajikan fitur
non-spesifik dan lebih cepat tes laboratorium di lakukan untuk keperluan
mendiagnosis Covid - 19 dalam beberapa hari di mana awal pertama infeksi belum
tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan kejadian diperlukan untuk
menghadapi Ganguan pernafasan atau melakukan pedoman pengobatan lokal bagi
masyarakat agar tidak mengalami sesak nafas.
Setelah mengesampingkan gangguan lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain
efek antibakteri, beberapa antibiotik imun terharap beberapa kejadian serta dikenal
memiliki sifat, khusus. Efek terapi Antibiotik belum di pastikan aman.
Beberapa pasien dengan penyakit ringan tanpa Antibiotik sekalipun masih bisa
sembuh dan kembali ke rumah masing-masing untuk isolasi mandiri.

E. Konsep Penyebaran Covid – 19

Covid – 19 ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat


penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret
atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara,
misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu
gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderitaCovid - 19. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat
demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang
kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-
lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti
melakukan intubasi atau nebulasi.
Virus ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan
dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus Covid - 19 kehilangan
infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiksasi.  Seperti
virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu
bersarang di paru-paru.
Coronavirus Droplet Saluran Pernafasan

Peningkatan angka leukosit Inkubasi 2-10 hari

 
Demam   Radang paru
Nafsu makan Hipertermi Bersihan jalan nafas Peningkatan secret

menurun   tidak efektif


Intake Dehidrasi Asupan O2 Sesak nafas
makanan/minuman
tidak adekuat
menurun

 
Nutrisi kurang Volume cairan Metabolism anaerob Perubahan
kurang dari Respiratory Rate
dari kebutuhan tubuh  
kebutuhan tubuh
(RR)
 
 
   
 

Peningkatan
asam laktat Pola napas tidak
efektif

Nyeri

Dalam tempo sekitar dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang,
bernapas kian sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung
dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin
dan batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang
digunakan oleh pasien SARS.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN Covid - 19

A. Pengkajian

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan Covid - 19 :

1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan,
batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.
4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil
untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari,
mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,
pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi
jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,
demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR <16x/menit).
C. Interverensi

N Diagnosa
Intervensi Impementasi
o keperawatan
1 Bersihan jalan nafas SLKI : SIKI:
tidak efektif
a. Respiratory status : Airway suction
berhubungan
Ventilation
dengan inflamasi
a. Pastikan kebutuhan
b. Respiratory status :
dan obstruksi jalan
oral atau tracheal
Airway patency
nafas.
suctioning
b. Auskultasi suara
nafas sebelum dan
Kriteria Hasil :
sesudah suctioning.
c. Informasikan pada
a. Mendemonstrasikan
klien dan keluarga
batuk efektif dan
tentang suctioning
suara nafas yang
d. Minta klien nafas
bersih, tidak ada
dalam sebelum
sianosis dan dyspneu
suction dilakukan.
b. Menunjukkan jalan
e. Berikan O2 dengan
nafas yang paten
menggunakan nasal
c. Mampu
untuk memfasilitasi
mengidentifikasikan
suksion nasotrakeal
dan mencegah factor
f. Gunakan alat yang
yang dapat
steril setiap
menghambat jalan
melakukan
nafas
tindakan
g. Anjurkan pasien
untuk istirahat dan
napas dalam setelah
kateter dikeluarkan
dari nasotrakeal
h. Monitor status
oksigen pasien
i. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
j. Hentikan suksion
dan berikan
oksigen apabila
pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dan
lain-lain.

Airway Management

a. Buka jalan nafas,


guanakan teknik
chin lift atau jaw
thrust bila perlu
b. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
d. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
e. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
f. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator bila
perlu
g. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
h. Monitor respirasi
dan status O2

2 Defisit Volume SLKI : SIKI :


cairan berhubungan
a. Fluid balance Fluid management
dengan intake oral
b. Hydration
tidak adekuat,
a. Pertahankan
c. Nutritional Status :
takipneu, demam
catatan intake dan
Food and Fluid
output yang akurat
Intake
b. Monitor status
hidrasi
( kelembaban
Kriteria Hasil :
membran mukosa,
nadi adekuat,
a. Mempertahankan
tekanan darah
urine output sesuai
ortostatik ), jika
dengan usia dan BB,
diperlukan
BJ urine normal, HT
c. Monitor vital sign
normal
d. Monitor masukan
b. Tekanan darah, nadi,
makanan / cairan
suhu tubuh dalam
dan hitung intake
batas normal
kalori harian
c. Tidak ada tanda
e. Lakukan terapi IV
tanda dehidrasi,
f. Monitor status
Elastisitas turgor
nutrisi
kulit baik, membran
g. Berikan cairan
mukosa lembab,
h. Dorong masukan
tidak ada rasa haus
oral
yang berlebihan
i. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
j. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
k. Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
l. Atur kemungkinan
tranfusi
m. Persiapan untuk
tranfusi
3. Ketidakseimbangan SLKI : SIKI :
nutrisi kurang dari Status nutrisi, setelah Eating disorder
kebutuhan tubuh diberikan penjelasan dan manajemen
berhubungan perawatan kebutuhan
a. Tentukan
dengan nutrisi pasien terpenuhi
kebutuhan kalori
ketidakmampuan dengan kriteria hasil :
harian
pemasukan
a. Pemasukan nutrisi b. Ajarkan klien dan
berhubungan
yang adekuat keluarga tentang
dengan faktor
b. Pasien mampu pentingnya
biologis (sesak
menghabiskan diet nutrient
nafas).
yang dihidangkan c. Monitoring TTV
c. Tidak ada tanda- dan nilai 
tanda malnutrisi Laboratorium
d. Nilai laboratorim, d. Monitor intake
protein total 8-8 gr dan output
%, Albumin 3.5-5.4 e. Pertahankan
gr%, Globulin 1.8- kepatenan
3.6 gr%, HB tidak pemberian nutrisi
kurang dari 10 gr % parenteral
e. Membran mukosa f. Pertimbangkan
dan konjungtiva nutrisi enteral
tidak pucat g. Pantau adanya
Komplikasi GI

Terapi gizi

a. Monitor
masukan
makanan atau
minuman dan
hitung kalori
harian secara
tepat
b. Kolaborasi ahli
gizi
c. Pastikan dapat
diet TKTP
(tinggi kalori
tinggi protein)
d. Berikan
perawatan mulut
e. Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB
f. Jauhkan benda-
benda yang tidak
enak untuk
dipandang
seperti urinal,
kotak drainase,
bebat dan pispot
g. Sajikan makanan
hangat dengan
variasi yang
menarik
4 Intoleransi aktivitas SLKI : SDKI :
berhubungan Activity Therapy
a. Energy
dengan isolasi a. Kolaborasikan
conservation
respiratory. dengan Tenaga
b. Self Care : ADLs
Rehabilitasi
Medik dalam
Kriteria Hasil :
merencanakan
a. Berpartisipasi program terapi
dalam aktivitas fisik yang tepat.
tanpa disertai b. Bantu klien untuk
peningkatan mengidentifikasi
tekanan darah, nadi aktivitas yang
dan RR mampu dilakukan
b. Mampu melakukan c. Bantu untuk
aktivitas sehari hari memilih aktivitas
(ADLs) secara konsisten yang
mandiri sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
social
d. Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
e. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
f. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
g. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
h. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
i. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
j. Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual

Energy Management

a. Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
b. Dorong anal
untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
c. Kaji adanya
factor yang
menyebabkan
kelelahan
d. Monitor nutrisi 
dan sumber
energi
e. Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
f. Monitor respon
kardiovaskuler 
terhadap aktivitas
g. Monitor pola
tidur dan lamanya
tidur/istirahat
pasien

5 Defisit pengetahuan SLKI : SIKI :


berhubungan Teaching : disease
a. Knowledge :
dengan perawatan Process
disease process
b. Knowledge : a. Berikan penilaian
health Behavior tentang tingkat
pengetahuan pasien
Kriteria Hasil :
tentang proses
penyakit yang
a. Pasien dan keluarga
spesifik
menyatakan
b. Jelaskan
pemahaman tentang
patofisiologi dari
penyakit, kondisi,
penyakit dan
prognosis dan
bagaimana hal ini
program pengobatan
b. Pasien dan keluarga berhubungan
mampu dengan anatomi
melaksanakan dan fisiologi,
prosedur yang dengan cara yang
dijelaskan secara tepat.
benar c. Gambarkan tanda
c. Pasien dan keluarga dan gejala yang
mampu menjelaskan biasa muncul pada
kembali apa yang penyakit, dengan
dijelaskan cara yang tepat
perawat/tim d. Gambarkan proses
kesehatan lainnya penyakit, dengan
cara yang tepat
e. Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
f. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
g. Hindari harapan
yang kosong
h. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
i. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
j. Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
k. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat
l. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

D. Evaluasi
           Setelah diberikan asuhan keperawatan terhadap klien, kebutuhan perawatan
diri klien terpenuhi. Maka perawatan bisa di hentikan untuk Pasien kembali ke
rumah. Jika, pasien masih mengalami komplikasi maka perawat harus memulai
kembali ke diagnosa.

BAB IV

MODALITAS PENATALAKSANAAN SISTEM PERNAFASAN

1. Latihan Napas Dalam


Penatalaksanaan latihan napas dalam dengan klien yang mempunyai
masalah dengan kapasitas dan ventilasi paru. Tujuan utama pemberian
latihan napas dalam adalah agar masalah keperawatan klien terutama
ketidakefektifan pola napas dan bersihan jalan napas dapat secepatnya diatasi
oleh perawat.
2. Latihan batuk efektif
Tujuan batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi sekresi dan
mencegah risiko tinggi retensi sekresi (pneumonia, atelektasi, dan demam).
Pemberian latihan batuk efektif dilaksanakan terutama pada klien dengan
masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas dan masalah
risiko tinggi infeksi saluran pernapasan bawah yang berhubungan dengan
akumulasi sekret pada jalan napas yang sering disebabkan oleh kemampuan
batuk yang menurun atau adanya nyeri setelah pembedahan thoraks atau
pembedahan abdomen bagian atas sehingga klien merasa malas atau takut
melakukan batuk.
3. Latihan Fisioterapi dada
Fisioterapi dada termasuk di dalamnya adalah drainase postural
(postural drainage), perkusi dan vibrasi dada, latihan pernapasan /latihan
ulang pernapasan, dan batuk efektif. Tujuan fisioterapi dada adalah
mebuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan
efisiensi otot-otot pernapasan.
4.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Covid 19 merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa menular yang mana
pertamanya penyakit ini berasal dari binatang akan tetapi dia menjangkit ada
manusia bahkan bisa menyebar dari satu manusia ke manusia yang lain dan
penyakit covid 19 ini menyerang pada sistem pernafasan.
Etiologi COVID-19 adalah infeksi virus family coronaviridae, dengan nama
spesies SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome virus corona 2). Transmisi
virus antar manusia melalui droplet yang disebarkan baik secara langsung maupun
tidak langsung dari permukaan benda yang terkontaminasi.
Tanda dan gejala terbagi tiga yaitu : Umum, tidak umum dan serius.
Penatalaksaan nya berupa Terapi supportif umum dan Terapi Antibiotik. Covid
– 19 ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat
penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan
secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable.
Modalitas penatalaksanaan sistem pernafasan terdiri dari tiga hal yaitu
Latihan nafas dalam, Latihan batuk efektif dan Latihan Fisioterapi dada.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami
tentang Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi
pembaca Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun makalah ini
dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

 Darwis, I., & Perdani, R. R. W. (2019). Peningkatan Pengetahuan Tenaga Kesehatan


Mengenai Penyakit Corona Virus Disease (COVID) 19 pada Pasien Dewasa. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Ruwa Jurai, 5(1), 126–130.
 Jiang, L., Broome, M. E., & Ning, C. (2020). The Performance and Professionalism of
Nurses in the Fight Against the New Outbreak of COVID-19 Epidemic is Laudable.
International Journal of Nursing Studies, 107, 19–21.
 Khairina, I., Malini, H., & Huriani, E. (2020). Pengetahuan dan Keterampilan Perawat
dalam Pengambilan Keputusan Klinis Triase. Jurnal LINK, 16(1), 1-5.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40. (2017). Pengembangan
Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26. (2019). Tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No 38 2014 Tentang Keperawatan. Kementerian
Republik Indonesia.
 Pencegahan COVID-19 Melalui Pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas Daring.
 Sharma, S. K., Nuttall, C., Kalyani, V., & Hemlata. (2020). Clinical Nursing Care
Guidance for Management of Patient with COVID-19. Journal of The Pakistan
Medical Association, 70(5), 118–123.
 Susanty, A., Octavia, R., Sandi, N. H., Firmansyah, F., & Fernando, A. (2020).
Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Nafas Akut di Wilayah XIII
Koto Kampar.
 INDRA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 20–24.
 T. A., Sukmawati, S., & Dianty, F. E. (2020). Pengalaman Perawat Dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi COVID-19. 1(2), 13– 19.
 Organization. (2020). Rational Use of Personal Protective Equipment for Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19).
 Wu, Z., & McGoogan, J. M. (2020). Characteristics of and Important Lessons from
the Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China: Summary of a Report
of 72,314 Cases from the Chinese Center for Disease Control and Prevention.
Journal of The American Medical Association, 323(13), 1239-1242.
 Zulkarnain, Z. (2017). Analisis Pelaksanaan Fungsi Manajemen Pengarahan Kepala
Ruangan dengan Kinerja Perawat dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Bima. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 1(2), 229–255.

Anda mungkin juga menyukai