2. TUJUAN KHUSUS
Berpartisipasi dalam kegiatan diluar kegiatan reguler
Berpartisipasi dalam kegiatan fisik rendah saat waktu luang.
Menentukkan ketertarikan aktivitas waktu luang.
Menggunakan keterampilan interaksi sosial yang tepat.
Menikmati aktivitas waktu luang.
Bekerjasama dengan yang lain.
Menggunakan perilaku asertif yang tepat.
Menujukkan perhatian.
Menunjukkan kewajaran.
Menujukkan keramahan.
Menunjukkan sikap tenang.
Interaksi dengan teman dekat
Partisipasi sebagai volunteer
Partisipasi dalam kegiatan waktu luang
Bekerjasama dengan sesama lansia
C. LANDASAN TEORI (KONSEP DASAR LANSIA, TAK)
KONSEP LANSIA
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap
orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998
adalah 60 tahun. Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis
yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris
Constantinides, 1994 Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury
(termasuk infeksi) tidak seperti pada saat kelahirannya,
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseotang
mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda,
baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya
fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20– 30 tahun. Setelah
mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh
beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya
umur.
Teori Sosial
- Teori aktifitas
Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial
- Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun
kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
a) Kehilangan peran
b) Hambatan kontrol sosial
c) Berkurangnya komitmen
- Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
Teori Psikologi
- Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954).
Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan
dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada
tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan
tersebut tercapai.
- Teori individual jung
Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari
seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan
masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu
terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama.
Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke
arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan
merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental
PERUBAHAN MENTAL
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan serta situasi
lingkungan. Intelegensi diduga secara umum makin mundur terutama faktor
penolakan abstrak mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik
kejadian masa lalu.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau
takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang
mampu untuk mandiri serta cenderung bersifat entrovert.
Intelegentia Question :
a) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
c) Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan orang yang
sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir dalam memandang akhir
kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hampir tidak
dapat disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh
untuk melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan
masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman
bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan yang baru
memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan dengan tenang dan
tentram.
PERUBAHAN SPRITUAL.
1. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow,1970)
2. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970).
3. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978),
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir
dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan.
Saputri dan Indrawati pada tahun 2011 telah melakukan penelitian yang menunjukkan
bahwa lansia yang tinggal di panti wreda rentan mengalami depresi yang dipengaruhi
oleh kurangnya dukungan sosial dari keluarganya. Sanjaya (2012) juga telah
membuktikan melalui penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
interaksi sosial dengan kesepian yang dialami oleh lansia. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa apabila interaksi sosialnya kurang baik, maka lansia rentan untuk
mengalami kesepian. Dengan demikian, interaksi sosial bagi lansia perlu ditingkatkan
terutama pada lansia yang tinggal di panti wredha. Hal tersebut dapat bermanfaat untuk
membangun hubungan sosial yang baik antar sesama lansia serta mengurangi perasaan
depresi, kesepian, serta kesedihan yang dialami lansia akibat kurangnya dukungan
sosial dari keluarga yang ditinggalkan.
JUMLAH
Jumlah pasien yang direncanakan dalam mengikuti menghias kue yaitu 9 pasien.
Leader
- Tri Novia
Co-Leader
- Nur Inayah
- M.Yamin
Fasilitator
Kelompok 1
- Wardatun Nabila
- Ani Rosdiani
- Vita I S
- Moren A S
- Melania Yosnia
Kelompok 2
- Natasya P
- Choreste Field L
- Robiatul Adawiyah
- Juairiah
Kelompok 3
- Mega Alin
- Yongki M
- Debby N
- Venska T
- Ivon K
Observer
- Fitri Soleha
- Yohan Sihasale
Operator
- Heru Mulyana
a) Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan di mulai
2) Membuka kegiatan terapi aktivitas kelompok
3) Memperkenalkan asal institusi dan memperkenalkan tim perawat
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dalam berpartisipasi
menghias kue
5) Mampu meminpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
6) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
7) Menjelaskan permainan
b) Fasilitator
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
c) Observer
1) Mengobservasi jalannya prose kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
d) Operator
1) Melakukan pendoumentasian kegiatan
2) Memutar dan menghentikan lagu
F. METODE
- Dinamika kelompok
- Simulasi
G. WAKTU
Kamis, 1 November 2018, Pukul 08.00 WIB – 09.00 WIB
H. TEMPAT
Di Pendopo/Aula Sasana Tresna Werda Ria Pembangunan Cibubur
I. ALAT
a) Laptop
b) Lagu/Musik
c) Soundsystem
d) Kue Bolu polos belum dihias
e) Buttercream siap pakai warna-warni
f) Spatula untuk mengoles buttercream
g) Coklat chip warna warni
h) Meses atau coklat tabur warna-warni
PERSIAPAN
- Mahasiswa melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan menghias
kue 1 hari sebelumnya
- Mahasiswa menjemput lansia
- Mahasiswa mempersiapkan alat dan bahan
- Menyiapkan kue
- Menyiakan aksesoris untuk menghias kue
- Meyiapkan musik dan lagu untuk di putar
- Menata ruangan aula
ORIENTASI
- Salam teraupetik dan memperkenalkan kelompok
- Leader menjelaskan tujuan kegiatan
- Leader menjelaskan aturan terapi kegiatan
- Kontrak waktu
FASE KERJA
- Leader membagi kelompok menjadi 3 kelompok. Masing-masing terdiri dari 3
orang
- Setiap kelompok diberikan 1 bolu, 1 spatula dan bahan untuk menghias
- Setiap kelompok terdiri dari 4 fasilitator
- Klien diberikan waktu selama 15menit untuk menghias kue
- Fasilitator bertugas untuk memfasilitasi dan menstimulasi lansia yang tidak aktif
selama kegiatan berlangsung
- Setelah kue jadi, klien diperbolehkan memakan hasil kue yang telah dihias dari
masing-masing kelompok
TERMINASI
a. Evaluasi input
1) Tim berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 leader, 4 fasilitator dan 1 observer
2) Lingkungan memliki syarat luas, sirkulasi baik dan tidak memiliki kebisingan
yang dapat mengganggu berlangsungnya TAK.
3) Peralatan pengeras suara berfungsi dengan baik
4) Tidak ada kesulian memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik
untuk melakukan terapi aktifitas kelompok.
b. Evaluasi proses
1) Leader menjelaskan aturan yang akan dilakukan dalam kegiatan dengan jelas
2) Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
3) Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannya kegiatan
4) Semua klien mengikuti TAK dengan aktif dari awal sampai akhir.
5) TAK berlangsung sesuai dengan kontrak waktu yang ditetapkan.
c. Evaluasi output
1) Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi, dengan 13 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:
2) Klien dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selsai
3) Klien dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi
4) Klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai)
5) Klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat / klien lain)
K. DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku ajar keperawatan gerontik.
Jakarta: EGC
Saputri, Meta Amelia Widya dan Endang Sri Indrawati. (2011). Hubungan antara
dukungan sosial dengan depresi pada lanjut usia yang tinggal di panti wreda
wening wardoyo jawa tengah. Jurnal Psikologi Undip. 9(1). DOI:
10.14710/jpu.9.1.
Sanjaya, Agung. (2012). Hubungan interaksi sosial dengan kesepian pada lansia. Jurnal
Keperawatan Holistik. 1(3)
LAMPIRAN NAMA KLIEN
1) Oma Tejo
2) Oma Sa’mi
3) Oma Shaleha
4) Oma Cahaya
5) Oma Zulfa
6) Oma Husna
7) Oma Hariyah
8) Oma Maria
9) Oma Eveline