M
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA PENURUNAN CURAH
JANTUNG PADA PASIEN SYOK KARDIOGENIK DI RUANG ICU
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Disusun Oleh :
1
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA PENURUNAN CURAH
JANTUNG PADA PASIEN SYOK KARDIOGENIK DI RUANG ICU
RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
Hari :.........................................................
Tanggal :.........................................................
Mengetahui :
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Keadaan pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai
kebutuhan metabolisme tubuh
B. Etiologi
Masalah keperawatan Penurunan curah jantung menurut Nanda NOC NIC antara lain:
Gangguan preload
Gangguan afterload
Gangguan kontraktilitas
Non nanda
Kelainan jantung
Toksisitas obat
Hipovolemia
Kerusakan ventrikel
Iskemia ventrikel
Keterbatasan ventrikel
3
C. Batasan Karakteristik
karakteristik dari masalah keperawatan Penurunan Curah Jantung, antara lain:
1. Perubahan kecepatan jantug/irama
Aritmia
Bradikardi
Perubahan EKG
Paloitasi
Takikardi
2. Perubahan Preload
Edema
Penurunan tekanan vena central
Penurunan tekanan arteri paru
Kelemahan
Peningkatan tekanan vena central
Peningkatan tekanan arteri paru
Distensi vena jugularis
Murmur
Peningkatan BB
3. Perubahan Afterload
Kulit berkeringat
Dipsnea
Penurunan nadi perifer
Penurunan resistensi pembuluh darah pulmonal
Penurunan tahanan tekanan darah sistemik
Peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
Peningkatan tahanan tekanan darah sistemik
Oliguria
Pengisian kembali dari perifer
Perubahan warna kulit
Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda
4. Perubahan kontraktilitas
Ronchi basah
Batuk
Fraksi ejeksi <40%
4
Penurunan index beban kerja ventrikel kiri
Penurunan index volume gerak
Penurunan index jantung
Ortopnea
Dispnea noctural paroksimal
S3 dan S4 ( bunyi jantung )
5. Tingkah laku/emosional
Kegelisahan
Keresahan
D. PHATOFISIOLOGI
Sekitar 15% kejadian syok kardiogenik merupakan komplikasi dari klien infark
miokard akut, dimana terjadi penurunan curah jantung karena tidak adekuatnya tekanan
pengisian ventrikel kiri (left ventricular pressure-LVFP). Ketika sekitar 40% daerah
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan.
Nekrosis fokal diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terus menerus antara
kebutuhan suplai oksigen miokardium. Pembuluh korober yang terserang juga tidak mampu
meningkatkan aliran darah secara memadai sebagai respon terhadap peningkatan beban kerja
dan kebutuhan oksigen jantung oleh aktifitas respon kompensatorik seperti perangsangan
simpatik. Sebagai akibat dari proses infark, kontraktilitas ventrikel kiri dan kinerjanya
menjadi sangat terganggu. Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu
menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan perfusi jaringan. Maka
dimulailah siklus yang terus berulang. Siklus dimulai dari terjadinya infark yang berlanjut
dengan gangguan fungsi miokardium Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada
5
miokardium yang berlanjut pada gangguan kontraktilitas miokardium yang berakibat pada
penurunan volume sekuncup yang dikeluarkan oleh ventrikel. Gangguan fungsi miokardium
yang berat akan menyebabkan menurunnya curah jantung dan hipotensi arteria.
hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan kerusakan miokardium ulang.
Dari siklus ini dapat ditelusuri bahwa siklus syok kardiogenik ini harus diputus sedini
menuju tahap irreversibel dimana perkembangan kondisi bertahap akan menuju pada aritmia
dan kematian.
gagal jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada
gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri
koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada gilirannya
meningkatkan iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa,
6
E. PHATWAY
Necrosis Myokard
Syok Cardiogenik
7
F. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL
8
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Umur : 67 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pada tanggal 11 Juni 2018 sekitar jam 08.00 WIB sebelum di bawa ke Rumah Sakit
Purbowangi, pasien merasakan nyeri dada, lemes dan pusing, kemudian tiba-tiba
tidak sadarkan diri selama sekitar 4 jam, kemudian pasien sadar dan pada jam 13.00
WIB klien di bawa ke Rumah Sakit Purbowangi tapi saran dari dokter untuk di
9
2018, jam 20.00 WIB klien masuk IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong pasien
masih sesak nafas, lemes RR : 20 x / mnt, TD : 90/70 mmHg, Nadi : 80 x/mnt, suhu
: 36,5 °C, kemudian klien di masukan ICU RS PKU Muhammadiyah Gombong dan
saat dilakukan pengkajian pada tanggal 15 Juni 2018, jam 15.00 WIB didapatkan
Paien mengatakan belum pernah dirawat di Rumah Sakit, kadang nyeri dada tapi
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini
1. Breath
2. Blood
infus asering 500 ml (18 tpm), saturasi oksigen 93 %, CRT > 3 detik, akral
dingin
10
3. Brain
di kedua mata pasien kanan dan kiri baik, diameter pupil mata kanan dan kiri
sama 2 mm
4. Bladder
Pasien terpasang poli cateter dengan urin terkumpul saat di kaji 100 cc/2 jam
5. Bowel
Pasien mengatakan BAB tidak ada masalah, klien mendapatakan diet BK,
6. Bone
Pasien tidak mengalami fraktur, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah
Kepala
Mesochepal, tidak terdapat lesi ataupun masa, rambut tipis, lurus, hitam
Mata
Simetris, pupil isokor, ukuran pupil normal, pupil bereaksi terhadap cahaya,
Hidung
Telinga
Simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran nasih baik, tidak memakai alat
11
Mulut
Simetris, gigi sudah ada yang tanggal, mucosa bibir kering, tidak terdapat
stomatitis
Leher
Dada
P : Pekak
P : Sonor
A : Vesikuler
Abdomen : I : Cembung
Genetalia
Genetalia tampak bersih, terpasang DC no 16, urine saat pengkajian 100 cc/
Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah tidak tampak kelainan, pada lengan kiri terpasang
infus
12
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen
EKG
Leukosit L 33.8 % 40 – 52
MCH 31 Pg 26 – 34
MCHC 35 g/dL 32 – 36
MCV 87 fL 80 – 100
13
DIFF COUNT
Netrofil H 87.40 % 50 – 70
Limfosit L 6.50 % 22 – 40
KLINIK KIMIA
KIMIA RUTIN
Ureum H 59 mg/dL 10 – 50
ELEKTROLIT KIMIA
SERO IMUNOLOGI
WIDAL
14
IX. Therapy
Per-oral :
Aspilet 1 x 100 mg
CPG 1 x 75 mg
Layodin 3 x 15 mg
Disolf 3 x 1
Simvastatin 1 x 20 mg
Alprazolam 1 x 0,5 mg
Parenteral :
Dobutamin 3 mg
B. ANALISA DATA
sesak nafas
aktifitas
seperti tertekan
nyerinya 2
15
T : Pasien mengatakan nyeri
menit
DO :
- RR : 40 x/mnt
- Nadi : 90 x/mnt
- Saturasi oksigen 93 %
bernafas
dirinya sendiri
perawat
pakaian sendiri
16
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn.M
Umur : 67 tahun
1 NOC : NIC :
Nadi : 60 – 80 x/mnt
RR : 20 – 24 x/mnt
Suhu : 36 – 37 °C
17
2 Setelah dilakukan tindakan Monitor keadaan umum
terpasang
minum
BAB
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn.M
Umur : 67 tahun
DX
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 36.2°C
SPO2 : 93 %
18
11.00 Memonitor cateter Kateter terpasang, jumlah
urin 100 cc
disof 1 tab
RR : 42 x/mnt
Suhu : 36.5°C
dari RS
19
21.00 Menghitung BC I : 300
O : 350 + 200
BC : -250/7 jam
minum obat
Nadi : 86 x / mnt
RR : 34 x /mnt
Suhu : 36,1°C
16 Juni SPO2 : 90 %
Mengganti cairan
04.00 Cairan infus asering masuk,
infus
tetesan lancar
RR : 36 x/mnt
Suhu : 36.0°C
SPO2 : 93 %
06.00 I : 400
Menghitung BC
O : 300 + 250
20
06.30 Memandikan pasien Badan pasien tampak segar
tidak berbau
memakai pakaian
mg, masuk
infus asering
09.00 Mengkaji tingkat Nyeri sudah berkurang
nyeri pasien
21
E. EVALUASI
Nama : Tn.M
Umur : 67 tahun
Terpasang O2
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/mnt
RR : 38 x/mnt
SPO2 : 93%
Terapi O2 RM 10 lpm
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
22
2 S : Pasien mengatakan belum bisa makan sendiri
bertahap
Terpasang O2
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
RR : 38 x/mnt
SPO2 : 93%
Terapi O2 RM 10 lpm
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
23
Auskultasi suara nafas dan catat suara tambahan
bertahap
24
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus Tn.M dengan masalah keperawatan utama penurunan curah jantung
menurut teori ada 4 diagnosa keperawatan yang muncul, akan tetapi pada pasien Tn. M
hanya muncul 2 diagnosa keperawatan yaitu : penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan suplai 02 ke darah
berkurang Tn.M tidak merasa cemas dengan masalahnya dikarenakan masalah tersebut
sudah lama dideritanya, dan sudah berulang kali berobat ke tenaga kesehatan yang terdekat
dengan rumahnya. Dari beberapa intervensi yang sudah dibuat belum semua bisa
curah jantung dan defisit perawatan diri baru bisa teratasi sebagian.
25