Di susun oleh:
WAHYU ANJASMARA
20650195
2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Nim : 20650195
Telah disetujui dalam rangka mengikuti praktik Profesi Ners Stase Keperawatan
Medikal Bedah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Penyusun
( )
( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep STEMI
1. Pengertian
STEMI merupakan suatu keadaan infark atau nekrosis otot jantung karena
kurangnya suplai oksigen pada miokard (ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen dengan suplai oksigen) (Udjianti, 2011 ; dalam
Paramitha. C, 2018). STEMI disebut dengan Miokard Infark Transmural
karena mengenai otot paling luar dari jantung (Nazmah, 2012 ; dalam
Paramitha. C, 2018). STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara medadak setelah oklusi trombus pada plak asterosklerotik
yang sudah ada sebelumnya. Ini disebabkan karena injuri yang disebabkan
oleh faktor–faktor seperti merokok, hipertensi dan akumulasi lipid
( Nurarif, 2016 ; dalam Paramitha. C, 2018).
2. Etiologi
Pada intinya penyebab dari STEMI ini sama dengan infark miokard yaitu
karena suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani
dengan baik sehingga menyababkan kematian sel-sel jantung tersebut.
Menurut (Kasron, 2012 ; dalam Paramitha. C, 2018) ada beberapa hal yang
mengganggu oksigenasi ke jantung.
a. Berkurangnya oksigen ke miokard yang disebabkan oleh:
2) Faktor sirkulasi
3. Faktor Resiko
1) Hiperlipidemia
1) Usia
Morbiditas akibat STEMI pada laki laki 2 kali lipat lebih besar
dibandingakan perempuan, hal ini berkaitan dengan
esterogen dan endogen yang bersifat protektif pada perempuan. Hal
ini terbukti insiden STEMI meningkat dengan cepat dan akhirnya
setara dengan laki- laki setelah masa monopause pada perempuan.
3) Riwayat Keluarga
Tingkat kematian STEMI tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar
laki- laki terlatih dibandingkan dengan kelompok kerja profesi
(misal: dokter, guru, perawat, pengacara dan lain–lain. Selain itu
frekuensi pekerja kasar ternyata 2 kalori lebih besar untuk
mengalami kematian dini akibat STEMI dibandingkan istri pekerja
profesional/ non- manual.
4. Patofisiologi
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih
faktor resiko, seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor ini
Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang
mensuplai darah dan oksigen ke jantung. Terdapat dua arteri koroner yang
besar yaitu arteri kanan dan arteri kiri. Kemudian arteri kiri bercabang
menjadi dua yaitu desenden Arterior dan dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri
koronaria desenden anterior kiri berjalan melalui bawah anterior dinding
ke arah afeks jantung. Bagian ini menyuplai aliran dua pertiga dari septum
intraventrikel sebagian besar apeks dan ventrikel kiri anterior (Kasron,
2012 ; dalam Paramitha. C, 2018).
a. Klinis
a. Gagal jantung
Dengan infark besar (> 20%- 25%) pada ventrikel kiri, depresi fungsi
pompa cukup untuk menyebabkan gagal jantung (Aaronson, 2010 ;
dalam Paramitha. C, 2018).
b. Syok kardiogenik
Infark yang meliputi lebih dari 40% dari ventrikel kiri dapat
menyebabkan syok kardiogenik (Aaronson, 2010 ; dalam Paramitha. C,
2018)
c. Aritmia
Aritmia sering ditemukan pada fase akut, hal ini dipandang sebagai
bagian dari perjalan penyakit STEMI. Aritmia perlu diobati bila
menyebabkan gangguan hemodinamik, meningkatkan kebutuhan
oksigen miokard sehingga memperluas terjadinya infark pada jantung
dan aritmia merupakan predisposisi untuk terjadinya aritmia yang lebih
gawat seperti takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel atau asistol. Dilain
pihak efek lain pengobatan harus diperhatikan, karena pervalensi
terjadinya aritmia sering terjadi pada 24 jam pertama serangan jantung
akan berkurang pada hari- hari berikutnya sehingga penanganan yang
tepat dan efektif dibutuhkan dalam 24 jam pertama (Kasron, 2012 ;
dalam Paramitha. C, 2018).
d. Bradikardi Sinus
e. Irama Nodal
8. Penatalaksaaan
b. Memonitor EKG
Menurut Nurarif (2016) Beberapa terapi yang dapat diberikan antara lain:
a. Terapi Trombolitik
1) Aspirin
3) Clopidogrel
a) Nitrogliserin
c) Isosorbid mononitrat
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
I. EKG
II. Laboratorium
h. Resiko syok
j. Resiko jatuh
3. Intervensi Keperawatan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI