Anda di halaman 1dari 24

Askep Isolasi

Sosial
Masalah Utama
Gangguan isolasi
sosial : menarik diri
(hal 268)
Proses Terjadinya Masalah

DEFENISI:

Menarik diri merupakan suatu percobaan


untuk menghindari interaksi dan hubungan
dengan oreang lain. Isolasi social adalah
keadaan seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya . pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, keepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.
Lanjutan
Perkembangan hubungan social :
1. Bayi ( 0-18 bulan )
Bayi mengkomunikasikan kebutuhan menggunakan cara menangis, respon lingkungan terhadap tangisan
bayi mempunyai terhadap kehidupan bayi. Menurut Ericson , respon lingkungan yang sesuai akan
mengembangkan rasa percaya diri bayi akan perilakunya dan rasa percaya percaya bayi pada orang lain.

2. Prasekolah ( 18 bulan – 5 tahun)


Anak sekolah mulai membina hubungan dengan lingkungan luar dikeluarganya.anak membutuhkan
dukungan dan bantuan dari kelurga dalam hal pemberian pengakuan yang posistif terhadap perilaku anak
adaptif sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan berhubungan yang dimilikinya. Keagagalan
dalam berhubungan dengan lingkungan dan disertai respon keluarga yang negative akan mengakibatkan
anak menjadi tidak mampu me.ngontrol diri , tidak mandiri, ragu, menarik diri, kurang percaya diri,
pesimis, takut perilakunya asalah.

3. Anak sekolah ( 6 th 0 12 th )
Di usia ini anak akan mengenal kerjasama, kompetisi, dan kompromi. Pergaulan dengan oramng dewasa di
luar keluarga mempunyai arti penting dapatmenjadi sumber pendukung bagi anak.
Lanjutan
4. Remaja ( 12 th – 20 th)
• Remaja mulai mengembangkan hubungan intim dengan teman sejenis atau lawan jenis dan teman seusia, sehingga
anak remaja mempunyai teman akarab.hubungan dengan teman akan sangat dependen sedangkan hubungan
dengan orang tua muali independen. Kegagalan membina hubungan dengan teman sebaya dan kurangnya dukungan
orang tua akan mengakibatakan keraguan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi karir di masa mendatang,
serta tumbuhnya rasa kurang percaya diri.
5. Dewasa muda ( 18th – 25 th )
• Individu pada usia ini akan mempertahankan hubungan independen dengan orang tua dan teman sebaya. Individu
akan belajar mengambil keputusan dengan tetap memperhatikan saran dan pendapat orang lain ( pekerjaan, karir,
teman hidup ) kegagalan pada fase ini akan mengakibatkan suatu sikap menghindari hubungan intim dan orang lain.
6. Dewasa tengah ( 25- 65 th )
• Pada umunya individu telah berpisah tempat tinggal dengan orang tua. Individu akan mengembangkan kemampuan
hubungan interdependent yang dimilikinya. Kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan individu hanya
memperhatikan diri sendiri, produktifitas, dankreativitas berkurang , seperti perhatian orang lain berkuarang.
7. Lansia ( 65 tahun )
• Di masa ini individu mengalami banyak kehilangan, misalnya fungsi fisik, kegiatan, pekerjaan, teman hidup, dan
anggota keluarga., sehingga timbul perasaan tidak berguna. Kegagalan pada masa ini mengakibatkan individu
berperilaku menolak dukungan yang ada dan akan berkembang menjadi perilaku menarik diri.
Pohon masalah
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan

Gangguan persepsi sensorik

Isolasi sosial : menarik diri

Fakto prediposisi Faktor prespitasi


- Biologis - Biologis
- Psikologis - Stres lingkungan
- Sosial budaya - sumber koping
Masalah Yang Sering Muncul

1. Harga diri rendah situasional (hal 222)


2. Gangguan interaksi Sosial (hal 262)
3. Gangguan prsesepsi sensori (hal 190)
4. Isolasi sosial
Data Yang Perlu Dikaji
1. Gangguan persepsi sensori:halusinasi
Data subjektif :
 klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
 klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
 klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
 klien merasa makan sesuatu
 klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
 klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
 klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif:
 Klien berbicara dan tertawa sendiri
 Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
 Klien berhenti ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
 Disorientasi
Lanjutan
2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
 Data subjektif :
 Klien mengatakan saya tidak mampu,tidak bisa,tidak tau apa-apa,bodoh,mengkritik diri
sendiri,mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data objektif :
 Klien terlihat lebih suka sendiri,bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup.
3. Harga diri rendah situasional
 Data Subjektif :
 Klien mengatakan : saya tidak mampu,tidak bisa,tidak tahu apa-apa,bodoh,mengkritik diri
sendiri,mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data Objektif :
 Klien terlihat lebih suka sendiri,bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,ingin mencederai diri/ingin
mengakhiri hidup.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Presepsi Sensori: Gangguan Pendengaran atau Gangguan
Penglihatan (D.0085,Hal 190)
2. Isolasi sosial : menarik diri (D.0121,Hal 268)
3. Harga diri rendah situasional (D.0087,Hal 194)
4. Gangguan interaksi sosial (D.0118,Hal 262)
Rencana Luaran Keparawatan
1. Prsesepsi Sensori (L.09083 hal 92)
a. Verbalisasi mendengar bisikan (1,2,3,4,5)
b. Perilaku halusinasi (1,2,3,4,5)
c. Menarik diri (1,2,3,4,5)
d. Melamun (1,2,3,4,5)
e. Curiga (1,2,3,4,5)
• Indicator: (1: meningkat, 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun)

2. Keterlibatan Sosial (L.13116,Hal 47)


a. Minat terhadap aktivitas (1,2,3,4,5)
b. Minat interaksi (1,2,3,4,5)
c. Afek murung/sedi(1,2,3,4,5)
d. Perilaku menarik diri (1,2,3,4,5)
• Indicator: (1: meningkat, 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun)
• 
Lanjutan
3. Harga diri (L.09069, Hal 30)
a. Penilian diri positif (1,2,3,4,5)
b. Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif (1,2,3,4,5)
c. Konsentrasi (1,2,3,4,5)
d. Kontak mata (1,2,3,4,5)
e. Perasaan malu (1,2,3,4,5)
f. Perasaan tidak mampu melakukan apapun (1,2,3,4,5)
• Indikator: (1: meningkat, 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun)
 

4. Dukungan sosial (L.13113,Hal 22)


a. Kemampuan meminta bantuan pada orang lain (1,2,3,4,5)
b. Bantuan yang ditawarkkan oleh orang lain (1,2,3,4,5)
c. Dukungan emosi yang disedikan oleh orang lain(1,2,3,4,5)
d. Jaringan sosial yan membantu
• Indicator: (1: meningkat, 2: cukup meningkat 3: sedang 4: cukup menurun 5: menurun)
Rencana Intervensi
1. Manejemen halusinasi (I.09288, hal )
a. Observasi:
• Monitor perilaku yang mengidikasi halusinasi
• Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
• Monitor isi haluisinasi
b.Terapuatik
• Pertahankan lingkungan yang aman
• Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
c. Edukasi
• Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
• Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Lanjutan
2. Terapi Aktivitas (I.05186, hal 415)
a. Observasi
• Identifikasi deficit tingkat aktivitas
• Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
• Identifikasi sumber daya aktivitas yang diperlukan
• Identifikasi makna aktivvitas rutin (mis bekerja ) dan waktu luang
b. Terapuatik
• Fasilitas focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami
• Fasilitasi makna aktivitasyang dipilih
• Libatkan keluarga dalam akitivitas
• Jadawalkan aktivita rutin sehari-hari
c.Edukasi
• Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
• Ajarkan cera melakukan aktivitas yang dipilih
• Anjurkan melakukan akivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognif dalam menjaga
d. Kolaborasi
• Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas jika sesuai
Lanjutan
3. Promosi citra Tubuh (I.09305,Hal 359)
a. Observasi
• Identifikasi harapan citra tubuh berdsarkan tahap perkembangan
• Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
b. Terapuatik
• Diskusikan perubhan tubuh dan fugsinya
• Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
• Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
c. Edukasi
• Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
• Latif fingsi tubuh yang dimiliki
• Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
Lanjutan
4. Promosi dukungan sosial (I.13489,Hal 360)
a.Observasi
• Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan
b. Terapuatik
• Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas yang dilakukan
• Motivasi berpartisipasi dalm kegitan individu, kelompok, dan sosial
• Motivasi melkukan aktivita diluar lingkungan baru
c. Edukasi
• Anjurkan interkasi dengan orang lai yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
• Ajurkan berbagi masalah dnegan orang lain
• Anjurkan merencenakn kegiatan khusus
Strategi Pelaksanaan
SP 1 Isolasi Sosial
• Membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenali
penyebab isolasi sosial, membantu klien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan
mengajarkan pasien berkenalan
1.Proses Orentasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualikum !!! selamat pagi bu….. perkenalkan nama saya Angel Titirloloby, biasa dipanggil Angel. Saya
mahasiswa Keperawatan dari Stikes Yogyakarta yang akan dinas di ruangan Mawar ini selama 3 minggu. Hari ini
saya dinas pagi dari 07.00 sampai jam 14.00 siang. Saya akan meraawat ibu selama dirumah sakit ini. Nama ibu
siapa? Senangnya ibu panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Masih ingat ada kejadian apa sampai ibu dibawa kerumah sakit ini ? Apa
keluhan ibu hari ini ? Dari tadi saya perhatikan ibu duduk menyendiri, ibu duduk menyendiri, ibu tidak tampak
ngobrol dengan teman-teman yang lain ? Ibu sudah mengenal teman-teman yang ada disini ?
c. Kontrak
• Topik :
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu ? Juga tentang apa yang
menyebabkan ibu tidak mau ngobrol dengan temanteman ?
• Waktu :
“ Ibu mau berapa lama bercakap-cakap ? Bagaimana kalau 15 menit.”
 
• Tempat :
“ Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang ibu ? Bagaimana kalau disini saja ? “
2. Fase kerja
• Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu ? siapa yang paling dekat
dengan ibu ? siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ib ? Apa yang
membuat ibu S jarang bercakap-cakap denganya ?
• . Apa yang ibu rasakan selama dirawat disini ? O... ibu merasa sendirian ?
Siapa saja yang ibu kenal diruangan ini ? O... belum ada ? Apa yang
menyebabkan ibu tidak mempunyai teman disini dan tidak mau
bergabung atau ngobrol dengan temanteman yang ada disini ?
• Kalau ibu tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda-
tandanya apa saja ? mungkin ibu selalu menyendiri ya... terus apalagi
bu... (sebutkan)
• Ibu tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman ? coba
sebutkan apa saja ? keuntungan dari mempunyai banyak teman itu bu
adalah... (sebutkan)
• Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu tahu tidak ? coba sebutkan apa
saja ? Ya ibu kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah... (sebutkan). Jadi banyak
juga ruginya ya kalau kita tidak punya banyak teman. Kalau begitu inginkan ibu berkenalan
dan bergaul dengan orang lain ?
• Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain.
• Begini lo ibu, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah : pertama kita
mengucapkan salam sambil berjabat tangan, terus bilang “ perkenalkan nama lengkap, terus
bilang “ perkenalkan nama lengkap, terus nama panggilan yang disukai, asal kita dan hobby
kita. Contohnya seperti ini “ assalamualaikum, perkenalkan nama Angel Titirloloby, biasa
dipanggil Angel, asal saya dari Yogyakarta dan hobby nya membaca
• Selanjutnya ibu menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama panggilan yang
disukai, menanyakan juga asal dan hobbynya. Contohnya seperti ini nama ibu siapa? Senang
dipanggil apa ? asalnya dari mana dan hobbynya apa ?
• Ayo ibu dicoba ! misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya ! ya
bagus sekali ! coba sekali lagi bu. Bagus sekali !
• Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut, ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-
hal yang menyenangkan misalkan tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya
3. Terminasi
a. Evaluasi respon
- Evaluasi subyektif
• Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang penyebab
ibu tidak mau bergaul dengan orang lain dan berlatih cara berkenalan ?
- Evaluasi obyektif
• Coba ibu ibu sebutkan kembali penyebab ibu tidak mau bergaul dengan
orang lain ? apa saja tanda-tandanya bu ? terus keuntungan dan
kerugianya apa saja ?
• Coba ibu sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu... ya bagus
• Nah sekarang coba ibu praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Iya
bagus
b. Kontrak
-Topik
• “ Baik bu S sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana
kalau 2 jam lagi sekitar jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk
melatih ibu S berkenalan dengan perawat lain yaitu teman saya
perawat Angel “
-Waktu
• “ ibu mau bertemu lagi jam berapa ? bagaimana kalau jam 9 ? “
-Tempat
• “ ibu mau bercakap-cakap dimana ? “
c. Rencana tindak lanjut
• Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi.
Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Ibu bisa
praktikkan pasien pasien lain.
• Sekarang kita buat jadwal latihannya ya bu, berapa kali sehari ibu mau
berlatih berkenalan dengan orang lain, jam berapa saja bu ? coba tulis
disini. Oh jadi mau tiga kali ya bu.
• Ya bagus bu dan jangan lupa dilatih terus ya bu sesuai jadwal
latihanya dan ibu bisa berkenalan dengan teman-teman yang ada di
ruangan ini.
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai