BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya hidup manusia dewasa ini semakin mengarah kepada gaya hidup yang
pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan hidup secara instan dan praktis, dan
mengabaikan segala hal yang ada di balik pragmatisme dalam hidup tersebut. Hal
ini tentu akan membawa berbagai konsekuensi, dan konsekuensi yang paling
rentan adalah masalah kesehatan. Pola hidup yang instan seperti makan makanan
junk food, merokok dan minum kopi yang berlebihan untuk mengusir rasa
kantuk akibat lelah kerja, tidak pernah melakukan olah raga karena harus
mengejar karier serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba, rokok dan
alkohol maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan
kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan
hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.
Menurut Batticaca(2008) stroke masih merupakan masalah medis yang
menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di
Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada
kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah
satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai
faktor resiko yang dapat menimbulakan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya
(ruptur) pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli.
Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau
karena adanya bagian otak yang cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak.
Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya
suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas,
lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.
Menurut ctella93 (2008), di Indonesia stroke merupakan penyakit nomor tiga
yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004,
stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut,
sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan
fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan
fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan secara komprehensif
yang meliputi aspek biopsikososiospritual pada klien dengan ICH (Intra
Cerebri Hemoragik) dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu menggambarkan:
a. Konsep teori penyakit ICH (Intra Cerebri Hemoragik).
b. Pengkajian status kesehatan pada Ny. W dengan masalah ICH (Intra
Cerebri Hemoragik) secara komprehensif melalui pendekatan proses
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Secara
klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai
lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang
indikasi dilakukan operasi jika Single, diameter lebih dari 3 cm. Perifer, adanya
pergeseran garis tengah. Secara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan
gangguan neurologis/lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah
evakuasi hematom disertai dekompresi dari tulang kepala. Faktor-faktor yang
otak.
Hemoragik ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah
kecil dapat terjadi pada luka tembak, cedera tumpul (Suharyanto, 2009).
Intracerebral hemoragik adalah perdarahan dalam jaringan otak itu
sendiri. Hal ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera
kepala terbuka. Intracerebral hemoragik dapat timbul pada penderita stroke
hemoragik akibat melebarnya pembuluh nadi (Corwin, 2009)
B. Etiologi
Etiologi dari intracerebral hemoragik menurut Suyono (2011) :
a) Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
b) Fraktur depresi tulang tengkorak
c) Gerak akselerasi dan deselarisasi tiba-tiba
d) Cedera penetrasi peluru
e) Jatuh
f) Kecelakaan kendaraan bermotor
g) Hipertensi
h) Malformasi arteri venosa
i) Aneurisma
j) Distrasia darah
k) Obat
l) Merokok
C. Manifestasi Klinis
Intracerebral hemoragik mulai dengan tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, hal itu
diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktivitas. Meskipun begitu,
pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala
terbtuknya disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana perluasan
perdarahan.
Beberapa gejala seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa,
seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh orang kemungkinan tidak
membesarnya hematom
Pola pernapasan dapat secara progresif menjadi abnormal
Respon pupil mungkin lenyap atau abnormal
Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium.
Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
Penurunan kesadaran
Hambatan mobilitas
fisik
Kekacauan pola
bahasa
Tidak mampu menyampaikan
kata-kata
Kerusakan pada hemisfer
bahasa/wicara
Hambatan komunikasi
verbal
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi
2. Ct scanning
3. Lumbal pungsi
4. MRI
5. Thorax photo
6. Laboratorium
7. EKG
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa
medis.
b. Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang: Identifikasi faktor penyebab, Kaji saat
mulai timbul; apakah saat tidur/ istirahat atau pada saat aktivitas,
Bagaimana tanda dan gejala berkembang; tiba-tiba kemungkinan
stroke karena emboli dan pendarahan, tetapi bila onsetnya berkembang
secara bertahap kemungkinan stoke trombosis, Bagaimana gejalanya;
bila langsung memburuk setelah onset yang pertama kemungkinan
karena pendarahan, tetapi bila mulai membaik setelah onset pertama
karena emboli, bila tanda dan gejala hilang kurang dari 24 jam
kemungkinan TIA, Observasi selama proses interview/ wawancara
meliputi; level kesadaran, itelektual dan memory, kesulitan bicara dan
mendengar, Adanya kesulitan dalam sensorik, motorik, dan visual.
d. Riwayat penyakit dahulu: Ada atau tidaknya riwayat trauma kepala,
hipertensi, cardiac desease, obesitas, DM, anemia, sakit kepala, gaya
hidup kurang olahraga, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator dan obat-obat adiktif
e. Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang
menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
f. Riwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat
mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat
mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat
mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.
g. Pola-pola fungsi kesehatan:
- Pola kebiasaan. Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan
-
alkohol.
Pola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan,
nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.
usus.
Pola aktivitas dan latihan, adanya kesukaran untuk beraktivitas
karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi,
mudah lelah,
Pola tidur dan istirahat biasanya klien mengalami kesukaran untuk
istirahat karena kejang otot/nyeri otot,
gangguan bicara.
Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak
kesulitan berkomunikasi.
Pola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan
ibadah
karena
tingkah
laku
yang
tidak
stabil,
10
b. Pemeriksaan integument:
- Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu
juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
karena klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3 minggu.
Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis.
Rambut : umumnya tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan leher dan kepala:
- Kepala: bentuk normocephalik
- Wajah: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi.
- Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
d. Pemeriksaan dada: Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas
-
11
No
NOC
NIC
Tanggal
Dx
(Intervensi)
NOC:
Circulation status
Tissue prefusion: cerebral
Kriteria hasil :
Mendemontrasikan
status
sirkulasi yang ditandai dengan:
Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang diharapkan
Tidak ada tanda
tanda peningkatan tekanan intr
acranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
Mendemonstrasikan kemampuan
kognitif yang ditandai dengan:
Berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan kemampuan
Menunjukan
perhatian,
konsentrasi dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan dengan
benar
Menunjukan fungsi sensori
motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik
tidak ada gerakan-gerakan
involunter
12
NIC
Peripheral Sensasion
Management(Manajemen sensasi
perifer)
a. Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
b. Monitor adanya paretese
c. Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada isi
atau laserasi
d. Gunakan sarung tangan untuk
proteksi
e. Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
f. Monitor kemampuanBAB
g. Kolaborasi pemberian analgetik
h. Monitor adanya tromboplebitis
i. Diskusikan mengenai penyebab
perubahan sensasi
j. Monitoring TTV
TTD
2.
NOC:
Joint movement: active
Mobility Level
Self Care: ADLs
Transfer performance
Kriteria Hasil
Klien
meningkat
dalam
aktivitas fisik
Mengerti
tujuan
dan
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan perasaan
dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah
Memperagakan penggunaan
alat bantu untuk mobilisasi
(walker)
3.
NOC:
Anxiety self control
Coping
Sensory function: hearing &
vision
Fear self control
Kriteria hasil :
Komunikasi:
penerimaan,
intrepretasi dan ekspresi pesan
lisan, tulisan, dan non verbal
13
NIC:
Exercise therapy: ambulation
a. Monitoring
vital
sign
sebelum/sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
b. Konsultasikan dengan terapi
fisik tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
c. Bantu klien untuk menggunakan
tomgkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
d. Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
e. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
f. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
g. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien
h. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
i. Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
NIC
Communication
Enhancement:
Speech Deficit
a. Gunakan
penerjemah,
jika
diperlukan
b. Beri satu kalimat simple setiap
bertemu, jika diperlukan
c. konsultasikan dengan dokter
kebutuhan terapi wicara
d. Dorong
pasien
untuk
meningkat
Komunikasi
ekspresif
(kesulitan berbicara) ekspresi
pesan verbal dan atau non
verbal yang bermakna
Komunikasi reseptif (kesulitan
mendengar):
penerimaan
komunikasi dan interpretasi
pesan verbal dan/atau non
verbal
Gerakan terkoordinasi: mampu
mengkoordinasi gerakan dalam
menggunakan isyarat
Pengelolaan informasi: klien
mampu untuk memperoleh,
mengatur, dan menggunakan
informasi
Mampu mengontrol respon
ketakutan dan kecemasan
terhadap
ketidakmampuan
berbicara
Mampu
memanajemen
kemampuan fisik yang dimiliki
Mampu mengkomunikasikan
kebutuhan dengan lingkungan
social
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
14
: 06/07/2015
: 07/07/2015
Metode pengkajian
Diagnosa Medis
No. Registrasi
:-
PENGKAJIAN
1. BIODATA
1) IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
Alamat
Umur
Agama
: Ny. W
: Pasar Kelewer / Surakarta
: 53 Tahun
: Islam
15
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
2) IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Tn. Y
Umur
: 60 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Pasar Kelewer / Surakarta
Hubungan dengan klien : Suami Klien
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kepala pusing terus-terusan seperti tertimpa benda
berat, ekstremitas atas sebelah kanan sulit digerakkan, bicara pelo.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluh tekananan darahnya selalu
tinggi dan sering merasakan pusing, pasien sudah dianjurkan untuk
terus kontrol di dokter, namun pasien menolak karena alasan malas
minum obat, tapi pasien berusaha untuk mengatur pola makannya,
namun sejak sehari sebelum masuk rumah sakit tiba-tiba pasien
merasakan pusing yang sangat hebat saat ingin ke kamar mandi,
karena pasien merasakan kepalanya sakit sekali, lalu pasien berjalan
merangkak ke kamar mandi, tapi sampai di kamar mandi, pasien tibatiba tidak keluar kamar mandi lagi, saat penolong datang, pasien sudah
dalam keadaan terbaring di lantai, pasien muntah, mulut pasien miring
ke kanan dan bicara pelo, hingga akhirnya pasien dibawa oleh
keluarga ke RSDM dan sekarang pasien berada di Ruang Anggrek 2
untuk dilakukan perawatan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
16
GENOGRAM
17
Keterangan :
: Meninggal (LK)
: Meninggal (PR)
: Laki-Laki
: Perempuan
: Perempuan (Klien)
: Garis keturunan
: TInggal serumah
18
Hasil
Satuan
Nilai RUjukan
6,8
124
7,4
4,1
3,3
3,6
187
105
72
%
Mg/dl
g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
72
4,8-5,9
70-110
6,4-8,3
3,5-5,2
2,4-6,1
50-200
57-92
< 150
Sebelum Sakit
3-4 x/ hari
Nasi, lauk pauk, namun
membatasi
Membatasi
Makan dibatasi karena
tahu ada riwayat DM dan
Hipertensi
19
Saat Sakit
3x/hari
Bubur 3x/hari
Setengah (tidak habis)
Mual
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
3x/hari
Lunak
Kecoklatan
Tidak ada keluhan
Frequensi
Konsistensi
Warna
Penggunaan pencahar
Keluhan
Saat Sakit
Pasien belum BAB
Tidak bisa BAB selam
hari
b. BAK
Frequensi
Jumlah Urin
Warna
Pancaran
Perasaan Setelah
Berkemih
Total
Produksi
Urin
Keluhan
Sebelum Sakit
5x/hari
960 ml
Kuning terang
20 ml/detik
Tidak nyeri
Saat Sakit
240 ml
Kuning pekat
Tidak ada keluhan
1000 ml
720 ml
Tidak ada
Output
a. Urin : 1000 cc
b. Feses : c. Muntah : 150 cc
d. IWL : 1050 cc
Total :
2200 cc
2200 cc
20
Analisa
Intake : 2050 cc
Output : 2200 cc
Balance : 0 cc
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ ROM
Kesimpulan :
Semua kegiatan pasien dibantu orang lain, karena keadaan pasien yang tidak
memungkinkan untuk bergerak dengan sendiri
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum Sakit
2 Jam
7 Jam
-
Segar
Nonton TV
21
Saat Sakit
3 Jam
5 jam
Terbangun karena suasana
RS yg kurang nyaman
Tubuh terasa pegal semua
-
a. Status Mental :
Pasien dapat berbicara dan bergurau namun dalam keadaan bicara pelo,
keadaan umum terbaring lemah, dengan infus NaCl 0,9% di lengan
sebelah kiri,terpasang cateter yang baru saja diganti pada tanggal 07-072015,
b. Kemampuan Penginderaan :
Bahasa yang digunakan pasien bahasa Indonesia dan Jawa, berbicara pelo,
melihat dengan jelas, tidak menggunakan alat bantu (kaca mata), pasien
masih bisa merasakan nyeri jika dimasukkan obat dan ditusuk jarum
aboket pada saat pemasangan infus.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Gambaran Diri :
Pasien menerima dengan keadaannya yang sekarang, namun pasien ingin
cepat pulih kembali.
b. Ideal Diri :
Pasien mengatakan ingin cepat pulih agar bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya, dan pasien mengatakan kapok dengan penyakitnya yang
sekarang sehingga menuruti apa kata dokter, perawat maupun keluarga.
c. Harga Diri :
Pasien menerima dengan keadaannya yang sekarang, dengan bantuan
semangat dari pihak keluarga yang terus memberikan motivasi dan
semangat agar pasien cepat kembali pulih.
d. Identitas Diri :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, mempunyai 2 orang anak dan 1
cucu.
22
23
6) Reflek Cahaya
: Mengecil
7) Penggunaan Alat Bantu : b. Hidung
: Bersih
c. Mulut
: Bibir kering, lidah kotor
d. Telinga
: Bersih
4. Leher
a. Kelenjar Tiroid
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
c. JVP
: Tidak ada peningkatan JVP
5. Dada (Thorax)
a. Paru-paru
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: Tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
: Vesikuler
c. Jantung
Inspeksi
: jantung tidak tampak (jantung terkompensasi)
Palpasi
: jantung tidak teraba (jantung terkompensasi),
kekuatan ic (tidak kuat angkat/terkompensasi)
Perkusi
: Bunyi Jantung kanan atas : SIC II Linea Para
sinalis dekstra, kanan bawah : SIC IV Linea Para SInalis Dekstra, Kiri
atas : SIC II Para Sinalis sinistra, kiri bawah : SIC IV Linea Medio
Clavicularis. Kesan tidak melebar.
Auskultasi
: Bunyi Jantung I-II, interval normal.
d. Abdomen
Inspeksi
kulit normal
Auskultasi
: Bising usus 10 x/menit (normal 15-30x/menit)
Perkusi
: Timpany
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
6. Genetalia : Sedikit kotor dan terpasang cateter sejak tanggal 07-07-2015
7. Rektum : Sedikit kotor karena jarang dibersihkan
8. Pemeriksaan Saraf
NC I
: Dapat mengenali bau
NC II
: Pasien mengalami penurunan penglihatan
NC III
: Pasien kurang mampu menggerakkan bola mata
24
NC IV
NC V
NC VI
NC VII
NC VIII
NC IX
NC X
a. Atas
Kekuatan Otot
Rentang Gerak
Akral
Edema
CRT
Keluhan
Kanan
4
Terbatas karena masih kaku
Hangat
<2 detik
Terasa Kaku dan berat
Kiri
5
Aktif
Hangat
<2 detik
-
Kanan
4
Terbatas karena masih kaku
Hangat
<2 detik
Terasa Kaku dan berat
Kiri
5
Aktif
Hangat
<2 detik
-
b. Bawah
Kekuatan Otot
Rentang Gerak
Akral
Edema
CRT
Keluhan
25
V. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Thoraks
RD 0005 : Thoraks PA
Klinis : Stroke Hemoragik di Puns
Foto thoraks AP
Cor : kesan membesar, tampak klasifikasi aorta c knob
Pulmo : tak tampak ilfiltrasi di kedia lapang paru, corakan bronkovaskuler
normal
Sinus phrenicocostaks kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri tajam
Trachea ditengah
System tulang baik
Kesimpulan : cardiomegaly
Pulmo tak tampak kelainan
b. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06-07-2015
Pemeriksaan
Kimia klinik
HbA1C
GDS
Protein Total
Albumin
Globulin
Asam Urat
Kolestrol Total
Kolestrol LDL
Trigleserida
Hasil
Satuan
Nilai RUjukan
6,8
124
7,4
4,1
3,3
3,6
187
105
72
%
Mg/dl
g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
72
4,8-5,9
70-110
6,4-8,3
3,5-5,2
2,4-6,1
50-200
57-92
< 150
26
Jenis terapi
Dosis
Cairan IV:
-NaCL
0,9%
20 tpm
Obat
per
oral:
50mg/24
-Captopril
jam
Obat
Parenteral:
25mg/12
Ranitidine
jam
Ceftriaxone 1g/12
jam
Ketorolac
1 amp/12
jam
ANALISA DATA
27
Golongan
dan
kandungan
Fungsi dan
farmakologi
Nama : Ny. W
No. RM
: -
Umur : 53 tahun
Dx Medis
Hemoragiek )
N
o
Hari/Tgl/J
am
Data Fokus
Etiologi
Problem
1.
Selasa/07/0
7/2015
Terjadi
peningkatan
tekanan intra
kranial
Ketidak efektifan
perfusi jaringan
serebral
2.
Selasa/07/0
7/2015
28
Perdarahan intra
serebral
Menghalangi
peredaran O2 ke
otak
Ketidak efektifan
perfusi jaringan
serebral
Perdarahan intra
serebral
Perubahan
perfusi jaringan
serebral
Gangguan otot
motoric
penurunan
kesadaran dan
Hambatan
mobilitas fisik
TTD
3.
Selasa/07/0
7/2015
tonus otot
Hambatan
mobilitas fisik
Perubahan
perfusi jaringan
serebral
Penurunan
kesadaran
Kekacauan pola
bahasa
Tidak mampu
menyampaiakn
kata-kata
kerusakan pada
hemisfer
bahasa/wicara
Hambatan
komunikasi
verbal
Diagnosa Keperawatan :
29
Hambatan
komunikasi
Verbal
30
Nama : Ny. W
No. CM : -
Umur : 53 tahun
Hari/
No
NOC
NIC
Tanggal
Dx
(Intervensi)
NOC:
Circulation status
Tissue prefusion: cerebral
Kriteria hasil :
Tekanan systole dan diastole
dalam rentang yang diharapkan
Tidak ada tanda
tanda peningkatan tekanan intr
acranial (tidak lebih dari 15
mmHg)
Berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan kemampuan
Menunjukan fungsi sensori
motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik
tidak ada gerakan-gerakan
involunter
NIC
a. Monitor adanya daerah tertentu
yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
b. Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
c. Kolaborasi pemberian analgetik
d. Monitor adanya tromboplebitis
e. Monitoring TTV
2.
NOC:
Joint movement: active
Mobility Level
Self Care: ADLs
Transfer performance
31
NIC:
Exercise therapy: ambulation
a. Monitoring
vital
sign
sebelum/sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
b. Ajarkan pasien atau tenaga
TTD
Kriteria Hasil
Klien
meningkat
dalam
aktivitas fisik
Mengerti
tujuan
dan
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan perasaan
dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah
Memperagakan penggunaan
alat bantu untuk mobilisasi
(walker)
3.
NOC:
Anxiety self control
Coping
Sensory function: hearing &
vision
Fear self control
Kriteria hasil :
Komunikasi:
penerimaan,
intrepretasi dan ekspresi pesan
lisan, tulisan, dan non verbal
meningkat
Komunikasi
ekspresif
(kesulitan berbicara) ekspresi
pesan verbal dan atau non
verbal yang bermakna
Gerakan terkoordinasi: mampu
mengkoordinasi gerakan dalam
menggunakan isyarat
Pengelolaan informasi: klien
mampu untuk memperoleh,
mengatur, dan menggunakan
informasi
Mampu mengkomunikasikan
kebutuhan dengan lingkungan
32
c.
d.
e.
f.
NIC
Communication
Enhancement:
Speech Deficit
a. Dorong
pasien
untuk
berkomunikasi secara perlahan
dan
untuk
mengulangi
permintaan
b. Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
c. Berdiri didepan pasien ketika
berbicara
d. Anjurkan kunjungan keluarga
secara teratur untuk memberi
stimulus komunikasi
social
33
IMPLEMENTASI
Nama : Ny. W
No. CM
Umur : 53 tahun
Hari/Tgl/ No
Jam
dx
Selasa / 1.
07-072015
08.00
09.00
: -
Implementasi
Respon
a. Memonitor
adanya
daerah S : Pasien mengatakan hilang
tertentu yang hanya peka
rasa pada saat dokter
terhadap panas/dingin/tajam/tum
mencoret-coret
telapak
pul
kaki kanan pasien
O : pasien tdk ada respon saat
dokter
mencoret-coret
telapak kaki kananpasien.
b. Membatasi gerakan pada kepala,
S : Pasien mengatakan lelah jika
leher dan punggung
harus terus-terusan berbaring
di tempat tidur, namun jika
terllu
banyak bergerak
kepala pasien suka nyeri dan
kembali mual.
d. Memonitor adanya
tromboplebitis
10.00
34
TTD
e. Memonitoring TTV
10.30
14.00
2.
S : Pasien
bertanya
berapa
tekanan
darahnya
dan
bagaimana
perkembangan
TTV, pola latihan dan
hasilnya
O: Pasien tampak tidak reflek
pada saat tangan dan kaki
kanannya
dicubit
pelan,
dicoret
pulpen
dan
di
rangsang dengan garukan.
Hasil observasi TTV:
TD: 160/90 N: 85
RR: 24
S: 36
S: Pasien mengatakan tidak dapat
b. Ajarkan pasien atau tenaga
berpindah atau berjalan.
kesehatan lain tentang teknik
O: Pasien hanya berbaring saja
ambulasi
ditempat
tidur.
pasien
a. Monitoring
vital
sign
sebelum/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
14.30
O : Pasien tampak
35
17.00
18.00
19.00
S :
f. Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
O:
36
19.30
20.00
20.30
21.15
3.
a. Dorong
pasien
untuk S : Pasien mengatakan ingin
berkomunikasi secara perlahan
segera sembuh dan rajin
dan untuk mengulangi permintaan
control tentang
hipertensinya.
O : Pasien tampak berbicara apa
adanya tentang keadaannya
walaupun dengan nada suara
pelo
b. Dengarkan
dengan
penuh
S
:
Pasien mengatakan ingin
perhatian
cepat sembuh dan ingin
pulang
kerumah
untuk
kembali
mengerjakan
aktivitasnya seperti biasa.
O : Pasien mengeluh ingin cepat
pulang
dengan
gaya
bahasanya yang pelo
c. Berdiri didepan pasien ketika
S : Pasien meminta perawat
berbicara
untuk selalu memantau
perkembangannya
O : Perawat tampak memantau
keadaan pasien dengan
berdiri didepan pasien
d. Anjurkan kunjungan keluarga
secara teratur untuk memberi S : O : Pada saat jam kunjung
stimulus komunikasi
keluarga pasien datang
untuk mengunjungi pasien
37
Hari/Tgl/ No
Implementasi
Respon
TTD
Jam
dx
Rabu / 08- 1. a. Memonitor
adanya
daerah S : Pasien mengatakan hilang
07-2015
tertentu
yang hanya peka
rasa pada saat dokter
08.15
terhadap panas
mencoret-coret
telapak
/dingin/tajam/tumpul
kaki kanan pasien
O : pasien tdk ada respon saat
dokter
mencoret-coret
telapak kaki kanan pasien.
09.00
S : Pasien mengatakan lelah jika
b. Membatasi gerakan pada kepala,
harus terus-terusan berbaring
leher dan punggung
di tempat tidur, namun jika
terlalu
banyak bergerak
kepala pasien suka nyeri dan
kembali mual dan muntah
O : Pasien tampak menuruti apa
kata perawat, pasen tampak
berbaring dengan posisi head
up 30 derajat (semi fowler).
Pasien muntah 1 x dan seprei
terlihat basah oleh muntah
pasien
c. Memonitor adanya tromboplebitis
08.40
d. Memonitoring TTV
10.00
14.15
2.
a. Monitoring
vital
sign
sebelum/sesudah latihan dan lihat
38
TTV, pola
hasilnya
latihan
dan
14.35
16.00
17.20
39
DC dan menggunakan
pempers
18.00
19.00
f. Ajarkan
pasien
bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
S : Pasien mengatakan selalu
membutuhkan bantuan jika
ingin melakukan sesuatu
O : Keluarga tampak selalu ada
disaat pasien membutuhkan
sesuatu
19.30
20.00
3.
a. Dorong
pasien
untuk S : Pasien mengatakan ingin
berkomunikasi secara perlahan
segera sembuh dan rajin
dan
untuk
mengulangi
control tentang
permintaan
hipertensinya.
O : Pasien tampak berbicara apa
adanya tentang keadaannya
walaupun dengan nada suara
pelo
d. Dengarkan
dengan
penuh
S : Pasien mengatakan ingin
perhatian
cepat sembuh dan ingin
pulang
kerumah
untuk
kembali
mengerjakan
aktivitasnya seperti biasa.
O : Pasien mengeluh ingin cepat
pulang
dengan
gaya
bahasanya yang pelo
e. Berdiri didepan pasien ketika
40
20.30
berbicara
21.15
Hari/Tgl/
No
Implementasi
41
Respon
TTD
Jam
Kamis/
dx
1.
a. Memonitor
adanya
00-07-
tertentu
rasa
pada
saat
2015
terhadap panas
mencoret-coret
08.15
/dingin/tajam/tumpul
dokter
telapak
mencoret-coret
Pasien
keadaanya
mengatakan
sudah
mulai
S :O
: Tidak
ada tanda-tanda
f. Memonitoring TTV
tromboplrbitis pada pasien
10.00
42
14.15
2.
S : Pasien
a. Monitoring
vital
bertanya
berapa
sign
tekanan
darahnya
dan
perkembangan
TTV,
latihan
dan
hasilnya
O: Pasien sudah ada reflek pada
saat tangan dan kaki kanannya
dicubit pelan, dicoret pulpen
dan
di
garukan.
43
rangsang
dengan
pasien
atau
tenaga
TD: 160/90 N: 85
S: 36
ambulasi
14.35
tidur.
pasien
sejak masuk Rs
mobilisasi
16.00
sesuai kemampuan
17.20
kebutuhan biologisnya
dibantu keluarga
O: Kebutuhan makan minum
pasien masih dibantu
44
bantu
penuhi
DC dan menggunakan
kebutuhan
pempers
ADLs pasien
18.00
f. Ajarkan
merubah
pasien
posisi
bagaimana
dan
berikan
19.00
19.30
3.
a. Dorong
pasien
control tentang
hipertensinya.
O : Pasien tampak berbicara apa
b. Dengarkan
dengan
perhatian
penuh
45
20.00
kerumah
kembali
untuk
mengerjakan
didepan
pasien
berbicara
pulang
dengan
gaya
selalu
memantau
perkembangannya
d. Anjurkan
secara
kunjungan
teratur
untuk
keadaan
stimulus komunikasi
21.15
pasien
dengan
pasien
datang
CATATAN KEPERAWATAN
46
NO
1.
Hari/Tgl/Jam
Selasa/07/07/15
EVALUASI
S : Pasien mengatakan tidak ada nyeri, namun perut masih
08.00-14.00
Dilajutkan
14.00-21.00
Dilanjutkan
21.00-07.00
47
TTD
2.
Selasa/07/07/15
08.00-14.0008.00-
14.00
Dilajutkan
14.00-21.00
Dilanjutkan
21.00-07.00
48
d.
e.
3.
Selasa/07/07/15
08.00-14.00
Dilajutkan
14.00-21.00
Dilanjutkan
secara rutin.
21.00-07.00
49
No.dx
1.
Hari/Tgl/Jam
Rabu/08/07/15
EVALUASI
S : Pasien mengatakan perut masih mual dan barusan
muntah 1 kali, badan terasa pegal semua seperti masuk
angina, pasien juga mengatakan masih nyaman tidur
dengan posisi head up 30 derajat.
O : - Pasien tampak berbaring lemah, kesadaran compos
mentis GCS 13 dengan E4 V3 M6, kekuatan otot sama
kuat seperti kemarin, bicara masih pelo. Hasil observasi
TTV : TD : 160/90 mmHg, N : 80, RR : 24 x/menit,
SH : 36,5 derajat C.
-
Pasien
50
tampak
habis
diberikan
terapi
TTD
pegal-pegal.
Terlihat sprei basah bekas muntahan dan
keringat pasien.
Rabu/08/07/15
e. Monitoring TTV
S : Pasien masih mengatakan tangan dan kaki kanannya
terasa berat dan kaku seperti sehabis dimasukkan dalam
kulkas, jika di suruh untuk meremat benda bisa ia
lakukan, namun jika telapak kaki dicoret-coret pelan
menggunakan pulpen ia masih belum bisa merasakan.
O : Pada saat pasien diminta untuk menggenggam jari
perawat pasien tampak menggenggamnya secara kuat,
diminta untuk bersalaman ia bisa melakukannya dengan
baik, pada saat diperintahkan menggapai suatu benda
51
Rabu/09/07/15
52
No.dx
1.
Hari/Tgl/Jam
Kamis/09/07/15
EVALUASI
S : Pasien mengatakan kepala tidak lagi pusing, perut
tidak lagi mual, tapi tubuhnya masih terasa pegal semua
53
TTD
2.
Kamis/09/07/15
54
Kamis/09/07/15
55
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian yang telah kami lakukan pada kasus Stroke Hemoragik (ICH)
pada pasien yang bernama Ny. W dengan dukungan data-data subjek pasien maka
kami mengangkat 3 diagnosa yang kami prioritaskan diperkuat dengan data
penunjang dari pasien tersebut yaitu pemeriksaan Thorak PA dengan kesimpulan dari
pemeriksaan adalah terjadinya cardiomegaly. Serta hasil pemeriksaan laboratorium
yang telah dilakukan tanggal 01 Julli 2015 serta 03 juli 2015 adalah adanya
peningkatan kadar HbAIc 6,8 %, GDS 124 mq/dl, Protein Total 7,4 q/dl, dll seperti
terlampir pada pemeriksaan penunjang, ada pula pemeriksaan yang lain adalah
56
eritrosit 1996-1997 /LPB, Leukosit 1957-1958 /LPB Kristal amrof (+) benang mucus
(+), bakteri (+) dengan dilakukan therapy diet Bubur.
Telah dilakukan pemeriksaan fisik dan hasilnya terlihat kesadaran pasien
Compos Mentis dengan GCS 13, E4 V3 M6, keadaan umum pasien tampak lemah,
bicara pelo, tangan dan kaki sebelah kanan kaku, dengan hasil observasi TTV setiap
harinya berfariasi, pasien juga terpasang DC sejak tanggal 07 Juli 2015. Sudah
ditelusuri dari riwayat kesehatan keluarga bahwa ada keturunan stroke dari ibu
kandung pasien, kemudian didukung lagi adanya riwayat DM dan HT sejak kurang
lebih 5 tahun yang lalu dan saat ini pasien berada di Ruang Anggrek 2 untuk
dilakukan proses perawatan sejak tanggal 06 Juni 2015 hingga 8 Juli 2015.
Dari penjabaran di atas kami menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik, dimana penatalaksanaan medis dan keperawatan pada kasus
ICH atau stroke hemoragik adalah dengan terapi konserfativ. Namun ada beberapa
pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan pada Ny. W. Pada pasien ini hanya
dilakukan pemeriksaan CT Scanning, Photo Thorax, Laboratorium dan EKG untuk
membantu menegakkan diagnose medis dan keperawatan.
Pathway
Trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, hipertensi,
malformasi arteri venosa, aneurisma, distrasia darah, obat merokok
Pecahnya pembuluh
darah otak (perdarahan
Darahintracerebral)
masuk kedalam
jaringan otak
Darah membentuk massa
atau hematoma
Terjadi peningkatan
tekanan intra kranial
57
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
serebral
Penurunan kesadaran
Hambatan mobilitas
fisik
Kekacauan pola
bahasa
Tidak mampu menyampaikan
kata-kata
Kerusakan pada hemisfer
bahasa/wicara
Hambatan komunikasi
verbal
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang telah dibuat, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyakit ICH (Stroke Hemoragik) sangat penting ditangani dengan cepat dan
tepat, sebab pada penyakit ini berhubungan dengan system saraf pusat, apabila
tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka bisa mengalami kematian.
B. Saran
a. Bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep penyakit Stroke Hemoragik,
asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik dan
mendalami penanganan pada pasien stroke hemoragik.
b. Bagi perawat agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnose stroke hemoragik dengan didasari teori, pengetahuan dan
pengalaman.
c. Bagi petugas kesehatan agar mampu berkolaborasi secara optimal dalam
menangani pasien dengan diagnose medis stroke hemoragik.
d. Bagi keluarga pasien agar mampu berpartisipasi dengan meningkatkan
pengetahuan tentang stroke hemoragik agar asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien yang menderita stroke hemoragik bisa secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
59
60