DI SUSUN OLEH:
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan IMA (Infark Miokard Akut) Pada Tn. M
di Ruang IGD RSU Haji Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 2022 s.d
tanggal 23 Juli 2022 telah disahkan sebagai laporan Praktek Klinik Keperawatan Gawat
Darurat Semester II di Ruang IGD RSU Haji Surabaya atas nama Nindyta Salsabilla Abdi
dengan NIM P27820821038.
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor register,
pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan dengan stress atau
sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Identitas tersebut digunakan untuk
membedakan antara pasien yang satu dengan yang lain dan untuk mementukan resiko
penyakit jantung koroner yaitu laki-laki umur di atas 35 tahun dan wanita lebih dari
50 tahun (William C Shoemarker, 2011 : 143)
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Penderita dengan infark miokard akut mengalami nyeri dada, perut, punggung, atau
lambung yang tidak khas, mual atau pusing, sesak napas dan kesulitan bernapas. (Ni
Luh Gede Y, 2011 : 94)
c. Keluhan Utama
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada dada substernal, yang rasanya
tajam dan menekan sangat nyeri, terus menerus dan dangkal. Nyeri dapat menyebar
kebelakang sternum sampai dada kiri, lengan kiri, leher, rahang, atau bahu kiri.
Nyeri miokard kadang-kadang sulit dilokalisasi dan
nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian nitrogliserin (Ni Luh Gede Y, 2011 : 94)
Pengalaman sendorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan akut
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas rinagn hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Faktor yang berhubungan :
• Subjektif
1) Mengeluh nyeri
• Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dibuktikan
dengan warna kulit pucat dan/atau sianosis D.0008
Definisi :
Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolism tubuh.
Faktor yang berhubungan :
• Perubahan afterload Gejala dan Tanda Minor
• Subjektif
1) Dispnea
• Objektif
1) Tekanan darah meningkat/menurun
2) Nadi perifer teraba lemah
3) Capillary refill time >3 detik
4) Warna kulit pucat dan/atau sianosis
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan
ventilasi-perfusi yang dibuktikan dengan takikardi D.0003
Definisi :
Kelebihan dan kekurangan oksigenasi dan/atau eleminasi karbondioksida para
membrane alveolus-kapiler
Faktor yang berhubungan :
• Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi Gejala dan Tanda Minor
• Subjektif
1) Dispnea
• Objektif
1) PO2 menurun
2) PCO2 meningkat/menurun
3) Takikardia
4) Bunyi nafas tambahan
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan : Tingkat nyeri L. 08066
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kondisi pasien
semakin menurun
Kriteria hasil :
1) Keluhan nyeri dari cukup meningkat (2) menjadi menurun (5)
2) Meringis dari sedang (3) menjadi menurun (5)
3) Gelisah dari sedang (3) menjadi menurun (5)
Intervensi : Managemen nyeri SIKI I.08238
Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan tidur
d. Pertimbangan jenis da sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Afana, M., Brinjikji, W., Cloft,H., Salka,S. (2014). Hospitalization Costs For Acute
Myocardial Infraction Patients Treated With Percutaneous Coronary Interventionin
The United States Are Substantially Higher Than Medicare Payments. Journal Clin
Cardiol, 38(1),16.
Asikin, M., Nuralamsyah, M. dan Susaldi., (2016). Keperawatan Medika Bedah Sistem
Kardiovaskular . Jakarta : Erlangga
Chandra, B. (2009). Ilmu Kedokteran Penceahan dan Komunitas. Jakarta: EGC Dewi, T.
S. dan Setiawan , A. D. (2017). Pengaruh Mobiliasi Dini terhadap Length of Stay
(LOS) Pada Pasien AMI di ICU/ICCU RS. Dr Soedjono Magelang dan RSUD
Tidar. Perpus Unjani. Universitas Jenderal Achamad Yani Yogaka
Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Docherty, A. B., Sim, M., Oliveira, J., Adlam, M., Otermann, M., Walsh, T. S., Kinsella,
J., Lone, N. I. (2017). Early troponin I in critical illness and its association with
hospital mortality: a cohort study. Journal BioMed Central, 21(216), 2-3.
Eggers, K. M., and Lindahl, B. (2017). Application of Cardiac Troponin in
Cardiovascular Diseases Other Than Acute Coronary Syndrome. Journal Clinical
Chemistry, 3(1), 223-224.
Ermiati., Rampengan, S. H., Joseph, S. F.F. (2017). Angka Keberhasilan Terapi Reperfusi
pada Pasien ST Elevasi Miokard Infark, Jurnal e-Clinic (eCl),2(5), 141-142
Gouvea,V.E.T., Rels,M.AM., Gouvea,G.M., Lima,H.D. N., Abuabara. (2015).
Evaluation Of The Manchester Triage Ystem In The Acute Coronary Syndrome.
Internacional Journal of Cardiovasc Sciences, 28(2),110-111.
Hammadah, M., Mheid, I. A., Wilmot, K., Ramadan, R., Alkhoder, A., Obideen, M.,
Abdelhadi, N., Fang, S., Ibeanu, Pimple, P., Kelli, H. M., Shah, A. J., Pearce, B.,
Sun, Y., Garcia, E.V., Kutner, M., Long,Q., Ward, L., Bremner, j.D., Esteves, F.,
Raggi, P., Sheps, D., Vaccarino, V. and Quyyumi,A., 2017. Association Between
High-Sensitivity Cardiac Troponin Levels and Myocardial Ischemia During Mental
Stres and Conventional Stres. Journal J A C C : cardiovascular imaging, ISSN: 1 9
3 6 - 8 7 8 X / $ 3 6 .0 0, 11(4), 2346.
Harnani, Y., Rasid, Z. (2015). Statistik Dasar Kesehatan. Yogakarta: Deep Publis Hastuti,
Y. E., Elfi, E. F., Pertiwi, D. (2017). Hubungan Kadar Troponin T dengan Lama
Perawatan Pasien Infark Miokard Akut RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 01
Januari – 31 Desember 2013, Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 423- 427.
Herman, S. I., Syukri, M., Efrida. (2015). Hubungan Faktor Resiko yang dapat
Dimodifikasi dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RS Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2),370-375.
Humayun, W., Ghani, A,R., Balatrana,A., Naglak,M. (2017). The Weekend Effect
Weekday Versus Comparision Of Patient Admitted With NSTEMI In Terms Of
Length Of Hospitl Stay Door To Ballon Time And Left Ventricular Function.
Jefferson Article, 1-3.
Iskandar., Hadi, A., Alfridsah., 2017. Faktor Resiko Terjadinnya Penyakit Jantung
Koroner pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. AcTion Journal,
2(2), 35-40.
Itsnaini, S.A. (2016). Perbandingan clinical outcome pasien infark miokard akut
STElevasi (STEMI) pasca terapi intevensi koroner perkutan primer dan terapi
fibrinolitik di RSUP Dr. Kariadi Semarang [Skripsi]. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang
Karima, A. dan Setyorini, Y. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Lama Hari
Rawat Pada Pasien Akut Miokard Infark (AMI) di Ruang ICVCU RSUD DR.
Moewardi Surakarta. Jurnal Keperawatan Global. 2(1), 21-25.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi Situasi Penyakit
Jantung. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI (2019). Penyakit Jantung Penyebab
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN 2022
Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo No. 8C – 60286 Website : www.poltekkes-sby.ac.id
Telp. (031) 5038487 / Fax. (031) 5023956 Email : admin@poltekkes-sby.ac.id
Telp. (031) 5030379 /Fax. (031) 5030379
• Kulit pucat
• Hasil ECG :
H.R : 65/min (0.911 s)
PR : 0.160 s
QRS : 0.112 s
AXIS : 109 deg
QT/QTcB : 0.430 s/0.450
RV5 : 1.95 mV
SV1 : 2.15 mV
435 Marked ST-T abnormality
423 Mild ST-T abnormality
321 Right ventricular hypertrophy
312 Left ventruclar hypertrophy
301 Left atrial enlargement
221 Right axis deviation
V2) R = 11.23 mV, aVL) S = 0.100 s
V5) –T = 0.57 MmV
II) –T = 0.37 Mv
V4) –ST = 0.39 Mv
I) R = 0.42 mV, S = 0.80 Mv
V5) R = 1.95 mV, V1) S = 2.15 mV
V1) +P = 0.00 mV, -P = 0.12 mV
AXIS = 109
Disability
• Kesadaran composmentis
• GCS 456
• Pupil isokor
• Kekuatan otot 5 5
5 5
4. Secondary Survey
B1 (Breathing)
Inspeksi : bentuk dada thorax normal chest, irama nafas tidak teratur dengan
jenis dispnea, terdapat retraksi otot bantu pernafasan
Palpasi : tidak ada kelainan pada thoraks yang menyebabkan adanya tanda
penyakit paru
Perkusi : getaran sama kanan kiri pada vokal permitus, menggunakan alat
bantu nafas NRBM 10 lpm.
B2 (Blood)
Inspeksi : tidak ada jaringan parut pada dada klien. Klien terlihat meringis
dan mengatakan nyeri pada daerah dada yang menjalar sampai belakang bagian
punggung
R : Skala nyeri 5
B3 (Brain)
Kesadaran composmentis dengan GCS 456, orientasi baik, tidak terdapat kaku
kejang dan kaku kuduk, tidak ada nyeri kepala, dan tidak ada kelainan nervus
cranialis.
B4 (Bladder)
Terpasang kateter, dengan warna urine kuning dan bau khas. Tidak ada
penurunan jumlah urine. Tidak ada benjolan maupun oedema pada daerah
perkemihan
B5 (Bowel)
Inspeksi : tidak ada benjolan pada daerah abdomen klien dan tidak ada
trauma pada abdomen klien, tidak terlihat obstruksi pada abdomen klien
Perkusi : tidak ada bunyi timpani maupun bunyi pekak pada abdomen klien
Auskultasi : tidak terdengar suara murmur pada abdomen klien, bising usus
10 x/menit
B6 (Bone)
Tidak terdapat fraktur, tidak ada dislokasi, akral basah pucat dingin, tidak ada
oedema pada ekstremitas atas maupun bawah, kekuatan otot klien 5 5
5 5
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan belum puas dengan pekerjaan nya, sehingga belum bisa
memberikan nafkah yang maksimal pada istri dan anaknya. Apalagi semenjak klien
mengidap penyakit spserti ini klien mengatakan selalu kepikiran bagaimana nasib
keluarganya kelak nanti. Namun klien selalu berusaha untuk ikhlas dan menjalaninya
lillahi ta’ala, klien yakin bahwa Allah sudah mempersiapkan semuanya untuk dirinya
dan keluarganya
Klien mengatakan mau sakit atau tidak, klien tetap beribadah dengan sholat 5
waktu, mengerjakan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa senin dan kamis, sholat
duha dan tahajjud. Klien mengatakan selama tidak sakit dapat mengerjakan
ibadahnya sendiri, namun ketika jatuh sakit klien meminta bantuan istrinya untuk
berjalan kekamar mandi melakukan wudhu.
ANALISA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN & RENCANA TINDAKAN
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung SIKI
jantung tindakan keperawatan 1.02075
Observasi
berhubungan selama 1x2 jam
a. Identifikasi
dengan perubahan diharapkan curah
karakteristik nyeri
irama jantung jantung klien dada (meliputi faktor
ditandai dengan meningkat dengan pemicu dan pereda
kualitas, lokasi,
bradikardia SDKI kriteria hasil: SLKI
radiasi, skala, durasi,
D. 0008 L.02008 dan frekuensi)
a. Kekuatan nadi b. Monitor aritmia
perifer (kelainan irama dan
meningkat frekuensi)
b. Bradikardia c. Monitor saturasi
menurun oksigen
c. Palpitasi d. Monitor EKG 12
menurun sadapan
Terapeutik
d. Lelah menurun
a. Pertahankan tirah
e. Pucat menurun
baring
f. Dyspneu
b. Berikan teknik
menurun
relaksasi untuk
g. Tekanan darah mengurangi ansietas
membaik dan stress
h. CRT membaik c.Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
mengurangi asnietas
dan stress
Edukasi
a. Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
b. Ajarkan teknik
menurunkan
kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Managemen Nyeri SIKI
berhubungan tindakan keperawatan I.08238
Observasi
dengan agen selama 1x2 jam
a. Identifikasi lokasi,
pencedera fisiologis diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
ditandai dengan nyeri klien semakin frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
klien tampak menurun dengan
b. Identifikasi skala nyeri
meringis kriteria hasil : SLKI c. Identifikasi faktor
L.08063 yang memperberat dan
memperingan nyeri
a. Melaporkan d. Monitor keberhasilan
nyeri terkontrol terapi komplementer
yang sudah diberikan
meningkat
e. Monitor efek samping
b. Kemampuan penggunaan analgetik
Terapeutik
mengenali
a. Berikan teknik
penyebab nyeri nonfarmakologis
meningkat untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
c. Kemampuan hypnosis, akupresur,
menggunakan terapi music,
biofeedback, terapi
teknik non-
pijat, aromaterapi,
farmakologis teknik imajinasi
meningkat terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
d. Keluhan nyeri bermain)
menurun b. Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan
tidur
Edukasi
a.
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
d. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
3. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Pemantauan Cairan SIKI
efektif asuhan keperawatan 1.03121
Observasi
berhubungan selama 1x2 jam
a. Monitor frekuensi dan
dengan penurunan diharapkan perfusi
kekuatan nadi
aliran arteri/vena perifer tidak
b. Monitor frekuensi
ditandai dengan mengalami penurunan napas
akral teraba dingin dengan kriteria hasil :
c. Monitor tekanan darah
SLKI L.02011
d. Monitor turgor kulit
a. Denyut nadi e. Monitor jumlah,
perifer warna, dan berat
meningkat badan
Terapeutik
b. Warna kulit
a. Atur interval waktu
pucat menurun pemantauan sesuai
dengan kondisi klien
c. Nyeri Edukasi
ekstremitas
a. Jelaskan tujuan dan
menurun prosedur pemantauan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO. TANGGAL/ TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
JAM TANGAN
1. 7 Juli 2022 Perawatan Jantung SIKI 1.02075
09.00 WIB Observasi
a. Mengidentifikasi karakteristik nyeri
dada (meliputi faktor pemicu dan
pereda kualitas, lokasi, radiasi, skala,
durasi, dan frekuensi)
R : klien mengatakan nyeri dada
sampai menjalar ke punggung
dengan skala nyeri 6, klien
mengatakan nyeri muncul ketika
klien mengerjakan suatu pekerjaan
yang berat
b. Memonitor aritmia (kelainan irama
dan frekuensi)
R : klien mengalami bradikardia
c. Memonitor saturasi oksigen
R : saturasi oksigen klien pada saat
sebelum memakan NRM adalah 88%
setelah terpadang NRM saturasi klien
99%
d. Memonitor EKG 12 sadapan
R : hasil EKG klien menunjukkan
incomplete RBBB dan NSTEMI
Terapeutik
d. Mempertahankan tirah baring
R : klien mengatakan sangat nyaman
ketika diposisikan semi fowler dan
mengatakan sesak nafasnya berkuang
e. Memberikan teknik relaksasi untuk
mengurangi ansietas dan stress
R : klien diajarkan teknik napas
dalam untuk mengurasi rasa stress
dan ansietasnya
f. Menyediakan lingkungan yang
kondusif untuk mengurangi asnietas
dan stress
R : klien dan keluarganya sangat
kooperatif ketika diberikan arahan
untuk menyediakan lingkungan yang
kondusif untuk mengurangi ansietas
dan stress
Edukasi
EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI & PARAF
KEPERAWATAN CATATAN
PERKEMBANGAN
7 Juli 2022 Penurunan curah S : klien mengatakan
jantung berhubungan nyerinya sudah berkurang
dengan perubahan irama O :
jantung ditandai dengan
a. Tekanan darah
bradikardia
membaik (109/90
mmHg)
b. Nadi perifer
membaik
c. CRT < 2 detik
d. Warna kulit terlihat
tidak pucat
A : Masalah keperawatan
teratasi
P : Intervensi dihentikan
(klien pulang paksa)
7 Juli 2022 Nyeri akut berhubungan S :
dengan agen pencedera
a. Klien mengatakan
fisiologis ditandai
dadanya masih nyeri
dengan klien tampak
meringis b. Klien mengatakan
sudah tidak sesak
O:
a. Klien masih tampak
meringis
b. Klien masih
memegang area
nyeri
c. Klien tampak masih
memakai NRM 10
lpm
A : Intervensi belum teratasi
P : Intervensi dihentikan
(klien pulang paksa)
7 Juli 2022 Perfusi perifer tidak S : Klien mengatakan masih
efektif berhubungan mengatakan nyeri pada
dengan penurunan aliran kakinya
arteri/vena ditandai O:
dengan akral teraba
a. CRT < 2 detik
dingin
b. Akral teraba hangat
c. Warna kulit sudah
tidak pucat
d. Turgor kulit
membaik
e. Masih terlihat
edema
A : Intervensi belum teratasi
P : Intervensi dihentikan
(klien pulang paksa)
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Sindrom koroner akut (SKA) seperti angina pektoris tidak stabil (UAP,
Unstable angina pectoris), infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI,
non ST segment elevation myocardial infarction), infark miokard dengan elevasi
segmen ST (STEMI, ST segment elevation myocardial infarction) merupakan bagian
dari PJK.4 Pada SKA, suplai darah ke jantung tiba-tiba berkurang bahkan terhenti
akibat penumpukan kolesterol dan formasi dari gumpalan darah di dalam arteri
jantung. Menyebabkan berkurangnya suplai oksigen ke jantung sehingga memicu
angina pektoris serta infark miokard, dimana terjadi kerusakan pada jantung (Ariandi,
2012)
Dilihat dari klasifikasi diagnosis, jenis kelamin laki-laki juga memiliki jumlah
terbanyak, yaitu 44 kasus (61,1%) dari total jumlah pasien terdiagnosis UAP, 30 kasus
(85,7%) dari total jumlah pasien terdiagnosis NSTEMI, dan sebanyak 16 kasus
(84,2%) dari total jumlah pasien terdiagnosis STEMI. Jenis kelamin merupakan salah
satu faktor risiko dimana aterosklerosis koroner lebih rentan terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan (Ariandiny, 2020)
B. DIAGNOSA
Disritmia dapat terjadi berupa bradikardia sinus maupun non sinus. Bradikardia
adalah irama yang mengancam karena mengakibatkan penurunan curah jantung.
C. INTERVENSI