Anda di halaman 1dari 12

ANALISA JURNAL KEKRITISAN

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi
Dini Pada Pasien AMI Di Ruang Icu Rsud Ungaran

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Maria Septiani Saku Lengari (PN.20.00850)
Yulita Dawa (PN200876)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA JURNAL

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Terhadap Perilaku Mobilisasi
Dini Pada Pasien AMI Di Ruang Icu Rsud Ungaran

Analisa jurnal ini telah dibaca dan diperiksa pada


Hari/Tanggal...........................................

Mahasiswa 1 Mahasiswa 2

( Maria Septiani Saku Lengari) ( Yulita Dawaa)

Mengetahui
Pembimbing Akademik

( Fransiska Tatto Dua Lembang, S. Kep.,Ns.M.Kes)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri dari
beberapa komponen yaitu jantung, komponen darah dan pembuluh darah. Salah satu
komponen dari pembuluh darah yaitu vena, venula, kapiler, arteriol, dan arteri. Pembuluh
darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung, disebut dengan
arteri koroner. Arteri koroner dapat mengalami sumbatan akut karena tidak adekuatnya
pasokan darah, biasanya disebabkan oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner. Keadaan
ini biasa disebut dengan Akut Miocard Infark (AMI) (Muttaqin, 2009). Penatalaksanaan
untuk mengurangi angka kematian penyakit Akut Miocard Infark diantaranya adalah
mengurangi beban kerja jantung, meningkatkan curah dan kontraktilitas jantung, selain hal
tersebut mobilisasi dini juga sangat diperlukan.
Mobilisasi dini diperlukan untuk mencegah dan membatasi kecemasan dan depresi,
mencegah tromboemboli, menurunkan angka morbiditas, serta memperbaiki fungsional
kardivaskuler dan mengurangi tingkat kekambuhan pada pasien AMI (Benson, 2000).
Tingkat kekambuhan pada pasien AMI dapat berkurang dengan adanya mobilisasi dini,
pengetahuan dan konseling untuk pasien AMI, seperti memberikan dukungan dan informasi
kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit jantung, memberi semangat pasien untuk
taat terhadap program aktivitas dirumah dan program berjalan, program edukasi dan memberi
semangat terhadap pasien dan pasangannya untuk patuh terhadap program latihan di rumah
sakit, serta dukungan dari anggota keluarga untuk membantu perubahan sikap dan perilaku
hidup pasien AMI (Tedjasukmana, 2010).
Pasien dengan kasus AMI pada tahun 2002 merupakan penyebab kematian utama dunia,
menurut World Health Organization (WHO, 2008), terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%)
kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia. Penyakit infark
miokard akut adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. Infark miokard akut
adalah penyebab kematian nomor dua di negara berpenghasilan rendah, dengan angka
mortalitas 2.470.000 (9,4%), di Indonesia pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Infark Miokard Akut


Infark miokard akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh
karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard
(Morton, 2012). Infark myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri
koroner besar atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan
bergantung kepada besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Infark
myocardium dapat berakibat nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan
kematian mendadak. (Barbara, 2012).
2. Etiologi
Menurut Nurarif (2013), penyebab IMA yaitu :
a. Faktor penyebab :
1) Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
a) Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, arteritis.
b) Faktor sirkulasi : Hipotensi, stenosos Aurta, insufisiensi.
c) Faktor darah : Anemia, hipoksemia, polisitemia.
2) Curah jantung yang meningkat :
a) Aktifitas yang berlebihan.
b) Emosi.
c) Makan terlalu banyak.
d) Hypertiroidisme.
3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
a) Kerusakan miocard.
b) Hypertropimiocard.
c) Hypertensi diastolic
b. Faktor predisposisi :
1) Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a) Usia lebih dari 40 tahun.
b) Jenis kelamin: insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause.
c) Hereditas.
d) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2) Faktor resiko yang dapat diubah :
a) Mayor : hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, aklori.
b) Minor : inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,
kompetitif), stress psikologis berlebihan.
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis IMA menurut Nurarif (2013), yaitu :
a. Lokasi substernal, rerosternal, dan prekordial.
b. Sifat nyeri : rasa sakit seperti ditekan, terbakar, tertindih benda berat, ditusuk,
diperas, dan diplintir.
c. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri.
d. Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
e. Gejala yang menyertai : keringat dingin, mual, muntah, sulit bernafas, cemas dan
lemas.
f. Dispnea.
Adapun tanda dan gejala infark miokard (TRIAS) menurut Oman (2011) adalah:
a. Nyeri :
1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
2) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi
3) Nyeri dada serupa dengan angina, tetapi lebih intensif dan menetap (> 30 menit)
4) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
5) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
6) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
7) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
8) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
4. PATWAY

Gaya hidup

Aterosklerosis

Trombosis

Konstriksi arteri koronaria

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi turun

Jaringan Miocard Iskemik

Nekrose lebih dari 30 menit

Supply dan kebutuhan oksigen ke jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke Miocard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Kerusakan Timbunan asam laktat Integritas membran sel berubah


nyeri
pertukaran meningkat
gas
Fatique Cemas Kontraktilitas Resiko
turun penurunan
curah jantung
Intoleransi
aktifitas

COP turun Kegagalan pompa


jantung

Gangguan perfusi
Gagal jantung
jaringan

Resiko kelebihan volume cairan


ekstravaskuler
5. Komplikasi
Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia (sinus bradikardi, supraventrikular,
takiaritmia, aritmia ventricular, gangguan konduksi), disfungsi otot jantung (gagal
jantung kiri, hipotensi), infark ventrikel kanan, defek mekanik, rupture miokard,
aneurisma ventrikel kiri, perikarditis, dan thrombus mural. (Nurarif, 2013)
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2011), pemeriksaan penunjang IMA sebagai berikut :
a. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T Inverted, ST depresi, Q patologis
b. Enzim Jantung
CPKMB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung), LDH, AST (Aspartat
aminonittransferase), Troponin I, Troponin T.
c. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misal hipokalemi,
hiperkalemi
d. Sel darah putih
Leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan
dengan proses inflamasi
e. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
f. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
g. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
7. Penatalaksanaan
a. Rawat ICCU, puasa 8 jam
b. Tirah baring, posisi semi fowler.
c. Monitor EKG
d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
e. Oksigen 2 – 4 lt/menit
f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
h. Bowel care : laksadin
i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
BAB III
ANALISA JURNAL

A. Resume Jurnal
1. Judul dan Abstrak
Judul dan abstrak yang ditulis peneliti dalam jurnal saling berkaitan.
2. Judul Jurnal
Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi dini
pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran.
3. Nama Penulis
Cahyaning Wijayanti, Yunan
4. Kata kunci
Tingkat pengetahuan, sikap, perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI
5. Latar Belakang
Tingkat kekambuhan pada pasien AMI dapat berkurang dengan adanya mobilisasi dini,
pengetahuan dan konseling untuk pasien AMI, seperti memberikan dukungan dan
informasi kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit jantung, memberi semangat
pasien untuk taat terhadap program aktivitas dirumah dan program berjalan, program
edukasi dan memberi semangat terhadap pasien dan pasangannya untuk patuh terhadap
program latihan di rumah sakit, serta dukungan dari anggota keluarga untuk membantu
perubahan sikap dan perilaku hidup pasien AMI.
6. Abstrak
Abstrak berisi pendahuluan, tujuan, metode, teknik pengumpulan data, hasil dan kata
kunci yang menjawab judul penelitian.
7. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah pasien, dan hasil pengamatan
8. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pasien terhadap perilaku
mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran.
Tujuan dalam penelitian ini di jelaskan dengan spesifik dan sudah sesuai dengan
judul.
Hipotesis yang dicantumkan
 Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien AMI terhadap
perilaku mobilisisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran
 Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi
dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran
9. Metode Penelitian
Metode penelitian ini yang digunakan adalah analitik dengan rancangan cross
sectional.
 60 responden dengan teknik total sampling.
10. Teknik pengambilan
Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah total sampling.
11. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Ruang ICU RSUD Ungaran, pada bulan Januari 2013 sampai
Februari 2013.
12. Instrumen :
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang
telah mendapat persetujuan antara peneliti dan responden. Kuensioner terdiri dari
identitas responden, tingkat pengetahuan responden tentang perilaku mobilisasi dini
pada pasien AMI, mengenai sikap responden terhadap mobilisasi dini pada pasien AMI
dan lembar observasi tentang perilaku responden pada mobilisasi dini pada pasien AMI.
13. Variabel Bebas (Independent) : variabel bebas dalam peneitian ini adalah tingkat
pengetahuan dan sikap
14. Variabel Terikat (Dependent) : variabel terikat dalam peneitian ini adalah perilaku
mobilisasi dini pada pasien AMI.
15. Ukuran Sampel
Dalam penelitian ini, Populasi dan sampel adalah semua pasien Akut Miokard Infark di
ruang ICU RSUD Ungaran sebanyak 60 pasien.
16. Karakteristik Subjek Penelitian
Pasien dengan Akut Miocard Infark di ruang ICU RSUD yang memenuhi kriteria
inklusi, yakni Bersedia menjadi responden, pasien yang bisa membaca dan menulis,
nilai Hemodinamik normal dan stabil, hasil pemeriksaan EKG stabil, gelombang ST
normal, tidak ada gelombang ST elevasi, hasil pemeriksaan laboratorium enzim jantung
CPK-MB tidak meningkat.
17. Metode Statistik
Penelitian ini menggunakan uji statistik pearson chisquare, untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi
dini pada pasien AMI di Ruang ICU RSUD Ungaran.Uji validitas menggunakan
product moment. Uji reliabilitas digunakan dengan rumus koefisien reliabilitas alpha
cronbach
18. Hasil Yang Didapatkan :
Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini sebagian besar
cukup sebanyak 26 responden (43,3%). Sikap pasien tentang mobilisasi dini sebagian
besar cukup sebanyak 27 responden (45,0%). Perilaku mobilisasi dini sebagian besar
tidak melakukan sebanyak 32 responden (53,3%). Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi dini pada pasien AMI di ruang
ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,000). Ada hubungan antara sikap pasien terhadap
perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,031)
19. Keterbatasan Penelitian:
 Dalam jurnal tidak dicantumkan sumber pendanaan
20. Kesimpulan
Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien AMI yang baik dalam melakukan
mobilisasi dini pada kondisi yang stabil akan mengurangi tingkat kekambuhan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini sebagian besar cukup sebanyak 26
responden (43,3%).
2. Sikap pasien tentang mobilisasi dini sebagian besar cukup sebanyak 27 responden
(45,0%).
3. Perilaku mobilisasi dini sebagian besar tidak melakukan sebanyak 32 responden (53,3%).
4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien AMI terhadap perilaku mobilisisasi dini
pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,000).
5. Ada hubungan antara sikap pasien terhadap perilaku mobilisasi dini pada pasien AMI di
ruang ICU RSUD Ungaran (pvalue=0,031).
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan sebaiknya dapat menetapkan SOP (Standar Operasional
Prosedur) mobilisasi dini pada klien AMI di pelayanan kesehatan RSUD Ungaran.
2. Bagi pasien
Bagi pasien AMI sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan tentang mobilisasi dini,
mengurangi tingkat kekambuhan pada pasien AMI dan menurunkan tingkat mortalitas
pada pasien penyakit jantung dalam jangka waktu lama.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan mencar faktor lain yang
mempengaruhi perilaku mobilisasi dini pasien AMI.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Braunwald, E., Pasternak, R. C., 2000. Infark Miocard Akut dalam Harrison Prinsip -Prinsip
Ilmu Penyakit Dalam Vol 3. Asdie, H.,A., (Alih Bahasa). Jakarta:EGC.
Brunner& Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8, vol 1. Jakarta:EGC.
Harun. 2003. Infark Miocard Akut dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Kisyanto & Manurung. 2003. Rehabilitasi Sesudah Infark Mokard Akut dalam Buku Ajar
IlmuPenyakit Dalam Jilid I, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Machfoedz, I. 2007. Statistika Deskriptif : Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan (Bio
Statistik). Yogyakarta : Fitramaya.
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler danHematologi, Jakarta: Salemba Medi

Anda mungkin juga menyukai