Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BHD (BANTUAN HIDUP DASAR)

Disusun oleh :

IRAWAN JORDY NDAPAMERANG

PN210924

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bantuan hidup dasar harus segera dilaksanakan oleh penolong apabila dalampenilaian dini
penderita ditemukan salah satu dari masalah antara lain : tersumbatnya jalan nafas, tidak
menemukan adanya nafas serta tidak ditemukan adanya tanda-tanda nadi. Seperti diketahui
bahwa tujuan dari P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) salah satunya ialah
menyelamatkan jiwa penderita sehingga dapat selamat dari kematian.
Pengertian mati sendiri terbagi menjadi 2 (dua) yaitu mati klinis dan mati biologis. Mati
klinis berarti tidak ditemukan adanya pernafasan dan nadi. Mati klinis dapat bersifat
reversibel (dapat dipulihkan). Penderita mati klinis mempunyai waktu 4-6 menit untuk
dilakukan resusitasi tanpa kerusakan otak. Sedangkan mati biologis berarti kematian sel
dimulai terutama sel otak & bersifat ireversibel (tidak bisa dipulihkan) yang biasa terjadi 8-
10 menit dari henti jantung.
B. PENGERTIAN
Resusitasi jantung adalah serangkaian usaha penyelamatan hidup pada henti nafas dan henti
jantung. Walaupun pendekatan yang dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung
penyelamatan, pasien dan keadaan sekitar tantangan mendasar tetap ada, yaitu bagaimana
melakukan resusitasi jantung (RJP) yang lebih dini, cepat dan efektif.
Kerangka kerja Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu interaksi antara penolong dan pasien.
Resusitasi Jantung Paru (RJP) secara tradisionel menggabungkan antara kompresi dada dan
nafas buatan dengan tujuan untuk meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi. Karakteristik
penolong dan pasien dapat mempengaruhi penatalaksanaan tindakan RJP.
 Penolong harus
 Melakukan kompresi dada pada kecepatan 100-120/min
 Mengkompresi ke kedalaman minimum 2 inci (5cm)
 Membolehkan recoil penuh setelah setiap kali kompresi
 Meminimalkan jeda dalam kompresi
 Memberikan ventilasi yang cukup ( 2 nafas buatan setelah 30 kompresi,
setiap napas buatan diberikan lebih dari 1 detik, setiap kali diberikan dada
akan terangkat)

Kecepatan kompresi diubah ke kisaran 100 hingga 120x/min. kedalaman kompresi untuk
pasien dan dewasa diubah ke minimum 2 inci (5 cm), namun tidak melebihi 2,4 inci (6 cm).
untuk mendukung recoil penuh dinding dada setelah setiap kompresi, penolong harus
menjaga posisi agar tidak bertumbu diatas dada diantara kompresi.
C. ALUR RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
 Memperisiapkan alat bagi dirumah sakit
 Amankan lokasi kejadian ada prnsip 3 A ( aman diri, aman lingkungan, aman pasien)
 Mengkaji tingkat kesadaran pasien dengan ;
 Memanggil pasien sambal menepuk dibahu pasien
 Mencubit tangan pasien untuk memastikan apakah ada respon atau tidak
 Jika pasien tidak menunjukan reaksi. Teriaklah untuk mendapatkan pertolongan.
 Aktifkan system tanggapan darurat melalui perangkat bergerak (jika bersedia).
 Saat menunggu bantuan tiba, periksa nadi kerotis dan pernafasan pasien
 Letakkan dua atau tiga jari penolong dileher pasien yang dekat penolong
 Periksa nadi kerotis pasien kurang dari 10 detik, sambal mata penolong
melihat pergerakan dada pasien
 Bila nadi cerotis teraba, tetapi tidak ada perggerakan dada pasien, berikan satu kali
nafas setiap 5 atau 6 detik,periksa nadi cerotis setiap 2 menit.
 Bila nadi cerotis tidak teraba dan tidak ada pergerakan dada, lakukan kompresi
jantung luar sebanyak 30x dan 2x bantuan nafas.
 Cara kompresi :
 Letakkan tumit telapak tangan disternum pada garis putting susu sedikit
dibawah
 Letakkan pangkal tangan lainnya diatas tangan pertama, kunci jari-jari kedua
tangan, luruskan lengan sehingga bahu tegak lurus dengan tangan dan siku
harus selalu tegak lurus
 Tekan dengan kuat dan cepat, tekan sedalam 2-2,4 inchi, pastikan menekan
tulang dada dengan baik
 Setelah penekanan pastikan dada pasien kembali ke posisi semula sebelum
ditekan kembali, tetapi tangan tetap menempel didada
 Berikan penekanan yang baik dengan kecepatan 100-120x/menit
 Lakukan penekanan dada berbanding dengan pemberian nafas buatan 30:2
pada orang dewasa, anak-anak atau bayi
 Periksa nadi kerotis setiap 2 menit ( dalam 2 menit harus mencapai 5 siklus )
 Bila nadi kerotis belum teraba RJP dilanjutkan kembali
 Cara membuka jalan nafas :
 Sebelum memberikan bantuan nafas, buka jalan nafas dengan teknik headtilt
chinlift
 Pastikan mulut pasien, jika ada sumbatan bersihkan terlebih dahulu,
kemudian berikan bantua nafas .

Anda mungkin juga menyukai