Anda di halaman 1dari 8

Cara melakukan RJP (resusitasi jantung paru), tanda keberhasilan, kapan harus berhenti

dan komplikasinya

By Doni ice Thursday, 5 October 2017 Add Comment

Resusitasi jantung Paru (RJP) atau Cardio pulmonary resucitation adalah tindakan
memberikan pijatan jantung (dari luar) dan sekaligus memberikan pernafasan buatan
dengan maksud menghidupkan kembali penderita yang sudah meninggal. resusitasi jantung
paru (CPR) bertujuan untuk memberikan bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan
oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik
secara spontan atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk
melaksanakan bantuan hidup lanjutan.

langkah - langkah melakukan resusitasi jantung paru terdiri dari DR-CAB.

langkah-langkah RJP adalah sebagai berikut.

1. Danger (perhatikan bahaya sekitar dan proteksi diri)


langkah RJP yang pertama ini ialah mengkaji bahaya yang ada dan sumber daya yang anda
miliki serta jenis pertolongan yang anda perlukan. pastikan keadaan sekitar aman dan
perlindungan / proteksi diri minimal menggunakan sarung tangan atau sesuatu yang
menutupi tangan pada saat menyentuh korban dan alas mouth to mouth pada saat
melakukan resusitasi jantung paru.

Skema tahapan RJP

2. Respon (periksa tingkat kesadaran korban)

Baca Juga
Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dilengkapi Dengan Format doc

8 Prinsip Etika Keperawatan yang Sangat Penting Bagi Perawat

Jenis Suara Nafas Manusia [Normal Dan Abnormal]

cek respon pasien dengan cara :

menepuk bahu dan menggoyang kan badan korban

panggil korban dengan suara yang keras

beri rangsangan nyeri.

bila belum ada juga respon lakukan Call for help dengan cara

berteriak minta tolong kepada orang sekitar

segera menelpon ke nomor gawat darurat (911) jika telah terhubung dengan petugas
informasikan tempat kejadian, nama tempat kejadian / deskripsi tempat kejadian dengan
lengkap agar supaya petugas lebih mudah mencapai tempat kejadian. jelaskan nama anda
yang menghubungi, jenis kejadian, jumlah korban, kondisi korban dan pertolongan yang
bisa anda lakukan.

3. Circulation ( penilaian denyut nadi)

lakukan pemeriksaan denyut nadi pada nadi karotis yang terletak dileher, pemeriksaan
denyut nadi tidak boleh melebihi dari 10 detik apabila denyut nadi tidak teraba segera
lakukan kompresi dada. dengan cara :
Kompersi Dada (RJP)

atur posisi pasien terlentang.

tempatkan pasien ditempat keras dan rata

segera lakukan RJP dengan melakukan penekanan teratur pada dinding dada, diharapkan
darah mengalir keseluruh organ vital dan organ vital masih berfungsi hingga petugas
dengan peralatan yang lebih lengkap datang.

lakukan penekanan dengan menggunakan pangkal telapak tangan, dengan posisi satu
tangan diatas tangan lainnya

posisi penekananan terletak dua jari diatas Proxesus Xypoideus.

berikan kompresi dada dengan frekuensi yang mencukupi (minimal 100x/menit)

untuk dewasa, berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal 2 inchi ( 5cm)

untuk anak - anak sekitar 5cm (2 inchi)

pada bayi 4cm (1,5 inchi)

Jaga lengan penolong agar tetap lurus, sehingga yang menekan adalah bahu (atau lebih
tepat tubuh bagian atas) dan bukan tangan atau siku.

Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada karena jika tidak, tubuh dapat
tergelincir dan tekanan untuk mendorong akan hilang.

Gunakan berat badan saat kita berikan tekanan

lakukan kompresi sebanyak 30 kali dan diikuti ventilasi atau memberikan nafas buatan 2
kali (30 : 2)
berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara sempurna setelah setiap
kompresi.

hindari pemberian nafas bantuan yang berlebihan.

jika denyut nadi carotis tidak teraba, pasti nafas berhenti !!

tetapi jika nafas berhenti belum tentu denyut nadi karotis tidak teraba !!

jika nadi karotis teraba lakukan langkah berikutnya :

4. Airway (pembukaan jalan nafas)

tindakan ini bertujuan untuk membebaskan jalan nafas penderita. tindakan ini sebaiknya
dilakukan oleh orang yang sudah menerima pelatihan bantuan hidup dasar atau tenaga
kesehatan profesional dengan menggunakan tehnik angkat kepala dan dagu (head tilt chin
lift) cara ini dilakukan untuk penderita yang diketahui tidak mengalami cedera leher. untuk
penderita yang dicurigai mengalami cedera servical jangan gunakan tehnik ini. tehnik yang
digunakan adalah menarik rahang tanpa melakukan ekstensi kepala (jaw thrust)

untuk pembahasan lengkap tentang penanganan sumbatan jalan nafas silahkan baca

"penanganan sumbatan jalan nafas sederhana (basic airway management)"

5. Breathing (pernafasan)

lakukan pemberian nafas buatan setelah jalan nafas terlihat aman. tujuan primer nafas
bantuan adalah untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dengan tujuan skunder
untuk membuang CO2.

hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan nafas bantuan.


berikan nafas bantuan dalam waktu 1 detik

berikan nafas bantuan sesuai dengan volume tidal yang cukup untuk mengangkat dinding
dada

berikan nafas bantuan sesuai dengan kompresi dengan perbandingan 2 kali nafas
bantuan dan 30 kali kompresi dada.

pemberian nafas bantuan yang berlebihan tidak diperlukan dan dapat menimbulkan
distensi lambung beserta komplikasinya seperti regurgitasi dan aspirasi.

6. Recovery position (posisikan koban dalam posisi miring)

setelah dilakukan resusitasi jantung paru, penderita yang sudah pulih kembali denyut nadi
dan pernafasannya. posisikan korban dengan posisi miring atau recovery position agar
apabila terjadi muntah / banyak mengeluarkan cairan tidak terjadi aspirasi (cairan masuk ke
paru - paru)

cara melakukan posisi miring (recovery position)

keluarkan benda - benda dari pakaian korban

berlutut disamping korban, pastikan kedua tungkai korban dalam posisi lurus

letakkan tangan korban (yang paling dekat dengan penlong ) disekitar kepala korban
membentuk posisi U

ambil tangan korban lainnya (yang paling jauh dengan penolong) pegang punggung
tangan korban menempel pipinya.

dengan tangan lainnya (penolong) tarik sekitar lutut kaki korban yang terjauh dari
penolong keatas tetapi telapak kaki korban tetap menyentuh lantai

ambil kuda - kuda disekitar paha korban

sambil tetap mempertahankan tangan korban dipipinya, tarik tubuh korban miring
kearah penolong

tengadahkan dagu korban agar jalan nafas terbuka


perhatikan jangan sampai korban berguling kearah depan ataupun kearah belakang

perhatikan nafas dan nadi korban secara rutin

rubah posisi pasien setelah 30 menit.

Tanda-tanda keberhasilan RJP :

Dada harus naik dan turun dengan setiap tiupan (ventilasi)

Pupil bereaksi atau tampak berubah normal (pupil harus mengecil saat diberikan cahaya)

Denyut jantung kembali terdengar Reflek pernapasan spontan

Dapat terlihat Kulit penderita pucat berkurang atau kembali normal

Penderita dapat menggerakkan tangan atau kakinya

Penderita berusaha untuk menelan

Penderita menggeliat atau memberontak

Kapan RJP Harus dihentikan :

penolong sudah melakukan bantuan secara optimal mengalami kelelahan atau jika
petugas medis sudah tiba ditempat kejadian.

adanya tanda - tanda kematian pasti

penderita yang tidak berspon setelah dilakukan RJP lanjutan minimal 20 menit.

Komplikasi yang disebabkan RJP

patahnya tulang iga terutama pada orang tua,


pneumotoraks (udara dalam rongga dada, tetapi diluar paru, sehingga menyebabkan
penguncupan paru - paru )

homotoraks (darah dalam rongga dada, tatpi diluar paru, sehingga menyebabkn
penguncupan paru - paru)

luka dan memar pada paru - paru

luka pada hati dan limfa

distensi abdomen (perut kembung ) akibat dari peniupan yang salah.

"kompilkasi - komplikasi ini jarang terjadi bila RJP dilakukan dengan benar".

"bila RJP tidak dilakukan makan alternatif nya adalah kematian"

Anda mungkin juga menyukai