Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Julita & Rafaei (2010) yang menemukan bahwa
karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan mengerahkan usaha lebih dalam proyek
Jika dilihat dari karakteristiknya, Mowday, Porter & Steers (1982) mengemukakan bahwa
karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasinya mempunyai keyakinan (belief) yang
kuat, menerima tujuan dan nilai organisasi, siap untuk bekerja keras dan memiliki keinginan
yang kuat untuk bertahan dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan kesiapan karyawan untuk
berubah, karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan mau bekerja keras dalam
Karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi lebih mau menunjukkan usaha dalam
proyek perubahan dan lebih bersedia mengembangkan sikap positif terhadap perubahan
Meyer & Allen (1990) juga menyebutkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen
afektif akan merasa identik dengan organisasinya. Hal ini dapat mendukung hasil penelitian
bahwa jika organisasi membutuhkan perubahan untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan,
maka karyawan yang memiliki komitmen afektif akan merasakan kebutuhan yang sama bagi
dirinya yaitu perubahan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih efektif dan
efisien, sehingga kesiapan untuk berubah yang dimiliki karyawan juga akan muncul seiring
dengan rasa kebutuhan tersebut. Mengerahkan usaha yang lebih untuk organisasi juga dapat
menjadi indikator karyawan yang siap melakukan perubahan. Karyawan yang berusaha
maksimal adalah karyawan yang ingin organisasinya mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga
jika organisasi memutuskan untuk melakukan perubahan, karyawan dengan komitmen afektif ini
akan menerima dan melakukan usaha maksimal untuk pencapaian kesuksesan perubahan
tersebut.
hubungan pekerja dengan organisasi dan memiliki implikasi terhadap keputusan untuk
melanjutkan atau tidak melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi (Meyer, Allen,& Smith,
1993). Pada penelitian ini, komitmen seseorang terhadap organisasi dilihat berdasarkan tiga
Individu yang berkomitmen terhadap organisasi akan memiliki intensi untuk tetap tinggal dalam
organisasi dan memiliki unjuk kerja yang baik. Selain itu, individu dengan komitmen yang tinggi
terhadap organisasi juga akan berdedikasi dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap tujuan dan
Peneliti berpendapat bahwa perubahan merupakan salah satu proses yang dapat
membawa organisasi untuk mencapai tujuannya. Individu yang memiliki komitmen akan
berpartisipasi secara aktif dalam perubahan agar organisasi dapat mencapai tujuannya. Oleh
karena itu, individu yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan lebih siap untuk berubah
Adanya pengaruh yang positif dan bermakna dari komitmen organisasi karyawan
terhadap kesiapan karyawan untuk berubah ditunjukkan melalui kontribusi komitmen organisasi
karyawan sebesar 0.8% dalam memprediksi kesiapan karyawan untuk berubah. Hasil ini sesuai
dengan dari Madsen et al. (2005) dan Eby et al. (2000) yang menunjukkan bahwa komitmen
organisasi memiliki hubungan yang kuat dengan kesiapan individu untuk berubah. Karyawan
yang memiliki komitmen terhadap perusahaan akan berdedikasi dan memiliki keyakinan yang
kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi (Porter, Steers, Mowday, & Boulian dalam
Zangaro, 2001).
Peneliti berpendapat bahwa perubahan merupakan salah satu proses yang dapat
membawa perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga karyawan yang memiliki komitmen
terhadap perusahaan akan berpartisipasi secara aktif dalam perubahan agar perusahaan dapat
mencapai tujuannya. Selain itu, karyawan dengan komitmen yang tinggi terhadap perusahaan
juga memiliki kelekatan emosi terhadap perusahaan, sehingga ia akan cenderung memiliki
motivasi untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam perubahan. Motivasi tersebut yang
masalah atau tantangan baru sehingga perlu melakukan perubahan agar dapat bertahan ditengah
banyaknya kompetitor. Karyawan sebagai elemen dari perusahaan harus memiliki kesiapan
untuk berubah sehingga pelaksanaan usaha perubahan dapat berjalan dengan sukses. Pentingnya
faktor kesiapan karyawan untuk berubah membuat penelitian mengenai hal tersebut, terutama
mengenai apa saja faktor yang mendukung atau anteseden terbentuknya kesiapan karyawan
untuk berubah perlu dilakukan. Selain dapat memperkaya pengetahuan mengenai konstruk
kesiapan karyawan untuk berubah, hasil penelitian juga dapat digunakan untuk membantu dalam
proses peningkatan kesiapan karyawan untuk berubah di dalam konteks perusahaan yang sedang
Implikasi dari penemuan ini adalah bahwa komitmen organisasi dan employee
Perolehan skor tinggi pada komitmen organisasi dan employee engagement akan diikuti oleh
perolehan skor tinggi pada kesiapan karyawan untuk berubah, sebaliknya perolehan skor rendah
pada komitmen organisasi dan employee engagement akan diikuti oleh perolehan skor yang
rendah pada kesiapan karyawan untuk berubah. Hal tersebut berarti orang yang memiliki
komitmen terhadap organisasi dan engagement yang tinggi cenderung lebih siap untuk berubah
sedangkan orang yang memiliki komitmen terhadap organisasi dan engagement yang rendah
karyawan untuk berubah dapat diakibatkan karena kedua variabel tersebut termasuk dalam
Dilihat dari perolehan skor komitmen organisasi, sebagian besar partisipan memiliki skor
komitmen organisasi tinggi (68.45%) dan sedang (30.58%), hanya 0.97% yang memiliki skor
komitmen organisasi rendah. Hasil demikian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan sudah
memahami tujuan organisasi, bersedia melibatkan diri dalam pekerjaannya, merasa bahwa
perusahaan adalah tempatnya bekerja dan tinggal sehingga memiliki keinginan yang kuat untuk
bertahan di perusahaan.