Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASIONAL (STUDI PADA PERAWAT RSUD LOMBOK

TENGAH)

¹Tri Ningayu Putri, ² Lalu Suparman, ³Siti Nurmayanti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mataram

Email : Ningayuputri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Beban Kerja , Lingkungan Kerja dan

Insentif Terhadap Komitmen Organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Lombok Tengah. Jenis penlitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Teknis

analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Dalam penelitian ini menggunakan

teknik penentuan sampel dengan metode sampel acak sederhana, sehingga responden dalam

penelitian ini adalah seluruh perawat aktif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok

Tengah yang berjumlah 80 orang perawat. Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1. Beban kerja

berpengauh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional perawat Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Lombok Tengah. 2. Lingkungan Kerja berpengauh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasional perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Lombok Tengah. 3. Insentif berpengauh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional

perawat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Tengah

Kata Kunci : Beban Kerja, Lingkungan Kerja, Insentif, dan Komitmen Organisasional.
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Workload , Work Environment), and Incentives

on the Organizational Commitment of Nurses at the Regional General Hospital (RSUD) Central

Lombok. The type of research used is causal associative research . Technical analysis used is

Multiple Linear Regression. in this study using a sampling technique with a simple random

sample method, so that the respondents in this study were all nurses at the Regional General

Hospital (RSUD) Central Lombok, totaling 80 nurses. The results of the analysis show that : 1.

Workload has a positive and significant effect on the organizational commitment of nurses at the

Central Lombok Regional General Hospital (RSUD). 2. The work environment has a positive

and significant impact on the organizational commitment of nurses at the Central Lombok

Regional General Hospital (RSUD). 3. Incentives have a positive and significant impact on the

organizational commitment of nurses at the Central Lombok Regional General Hospital.

Keywords: Workload, Work Environment, Incentives, and Organizational Commitment.


PENDAHULUAN bekerja dengan kelompok yang mempunyai
Latar Belakang komitmen. Komitmen organisasional
menurut Miller dan Cohen (dalam Setyanti,
Dewasa ini tenaga kerja dikenal dengan 2018) menjalaskan komitmen organisasional
istilah sumber daya manusia. Sumber daya adalah keadaan pada diri karyawan yang
manusia (SDM) adalah pegawai/karyawan selanjutnya mengidentifikasi dirinya dengan
yang siap dan mampu dalam mencapai ciri khas dan tujuan organisasi serta
tujuan-tujuan organisasi. Dalam upaya mempertahankan keanggotaannya dalam
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi organisasi. Untuk itu, komitmen
diperlukan suatu komitmen kerja dari organisasional adalah tingkatan kesediaan
pegawai. Menurut para ahli, komitmen pada individu untuk mempertahankan
setiap karyawan sangat penting, karena keangotaannya karena kesesuaian dan
merupakan cerminan dari sumber daya ketertarikan karyawan dengan tujuan dan
manusia (SDM) yang bertanggung jawab nilai-nilai organisasi.
terhadap pekerjaannya, apabila mereka tidak Menurut Darmawan (2013:148)
mempunyai komitmen dalam bekerja maka komitmen organisasional memiliki tiga
tujuan organisasi itu sulit tercapai. dimensi, yaitu affevtive commitment
Komitmen adalah perasaan identifikasi, (komitmen afektif) yaitu sejauh mana
perlibatan, dan loyalitas yang dinyatakan karyawan mengenal dan terlibat dalam
oleh pekerja terhadap perusahaan. Komitmen organisasi, continuance commitment
menyangkut 3 (tiga) sifat yaitu perasaan (komitmen berkelanjutan) yaitu perhitungan
identifikasi dengan tujuan organisasi, mengenai biaya yang dikeluarkan jika
perasaan terlibat dengan tugas organisasi, dan meninggalkan organisasi dan normative
perasaan loyal pada organisasi. Karyawan commitment (komitmen normatif) adalah
yang memiliki komitmen organisasional akan sejauh mana psychological seseorang ingin
terdorong untuk berbuat semaksimal menjadi karyawan dari sebuah organisasi.
mungkin dalam melaksanakan tugasnya Komitmen organisasional adalah derajat
karena menyakini bahwa dengan dimana karyawan mengidentifikasi dengan
keberhasilan organisasi dalam mencapau organisasi dan ingin terus berpartisispasi
sasaran akan menguntungkan para karyawan secara aktif dalam organisasi tersebut.
(Amalia, 2019). Komitmen organisasional Menurut David (dalam Sopiah 2008:163-
menurut (Luthans 2016) merupakan loyalitas 164) mengemukakan 4 empat faktor yang
yang ditunjukkan oleh karyawan melalui dapat mempengaruhi komitmen karyawan
beberapa proses berkelanjutan, bagaimana pada organisasi, yaitu : 1. Faktor personal,
seseorang karyawan merasa peduli terhadap misalnya usia, jenis kelamin, tingkat
kesuksesan dan keberhasilan yang sudah pendidikan, pengalaman kerja dan
dilakukan oleh organisasi mereka bekerja. kepribadian. 2. Karakteristik pekerjaan,
Komitmen organisasional dapat dikatakan misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam
keinginan kuat seorang karyawan untuk tetap pekerjaan, konflik peran dalam pekerjaan dan
bertahan sebagai anggota organisasi, tingkat kesulitan dalam pekerjaan. 3.
keinginan untuk berusaha sesuai tujuan Karakteristik struktur, misalnya besar
organisasi. Komitmen organisasional kecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti
merupakan ukuran tentang keinginan pekerja sentralitas atau desentralitas, kehadiran
untuk tetap dalam perusahaan dimasa depan. serikat pekerja dan tingkat pengendalian
Komitmen organisasi berhubungan dengan organisasi yang dilakukan oleh karyawan. 4.
kuat dan terikat dengan organisasi di tingkat Pengalaman kerja, pengalaman kerja
emosional. Komitmen biasanya kuat diantara karyawan sangat berpengaruh terhadap
pekerja berjangka panjang, mereka yang tingkat komitmen karyawan pada organisasi.
mempunyai pengalaman keberhasilan Karyawan yang hanya beberapa tahun
personal dalam organisasi dan mereka bekerja dalam organisasi tentu mempunyai
tingkat komitmen yang berlainan. Selain itu
faktor yang mempengaruhi komitmen atau bahkan kekurangan. Kegiatan analisis
organisasional yaitu tingginya beban kerja, beban kerja dinilai sangat penting dilakukan
lingkungan kerja yang kurang baik ataupun karena merupakan dasar kegiatan
besar kecilnya insentif yang diberikan. perencanaan sumber daya manusia (SDM)
Dari keempat faktor yang dalam menentukan kebutuhan jumlah sumber
mempengaruhi komitmen organisasional daya secara tepat pada waktu yang tepat.
salah satu faktor yaitu karakteristik pekerjaan Studi tentang pengaruh dari beban kerja
yang mencerminkan pengertian dari beban terhadap komitmen organisasional telah
kerja. Beban kerja adalah sekumpulan tugas dilakukan oleh banyak peneliti. Menurut
yang harus diselesaikan dalam waktu penelitian yang dilakukan Farid Ahmad
tertentu, tetapi pekerja memiliki keterbatasan (2022) pada administrator kesehatan di RSI
dalam menjalankan tugas tersebut sehingga Sunan Kudus Jawa Tengah. Hasil
dapat menyebabkan berkurangnya komitmen penelitiannya adalah terdapat pengaruh beban
yang ada di diri pegawai. kerja yang negative terhadap komitmen kerja
Siswanto dalam Ellyzar & Yunus (2017) pada administrator kesehatan di RSI Sunan
mengatakan bahwa beban kerja merupakan Kudus Jawa Tengah. Kemudian penelitian
suatu analisis atau teknik manajemen lainnya yang dilakukan oleh Anjani Dwi (2020) pada
dapat digunakan untuk menentukan berapa karyawan PT.Pos Indonesia Tegal. Hasil
banyak pekerjaan yang harus dilakukan penelitiannya adalah terdapat pengaruh beban
organisasi atau individu dalam periode waktu kerja yang negatif terhadap komitmen
tertentu untuk menemukan seberapa efisien organisasional pada karyawan PT. Pos
dan efektif kerja suatu unit organisasi. Indonesia Tegal. Penelitian lainnya dilakukan
Permendagri No. 12/2008 menyebutkan oleh Dewantara (2016) pada PT Bank Rakyat
bahwa jumlah dan lama kerja pada suatu Indonesia (Persero)Tbk. Kawi, Malang. Hasil
jabatan atau unit organisasi merupakan beban penelitiannya adalah variabel beban kerja
kerja. Jika keterampilan pekerja lebih baik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
daripada yang dibutuhkan pekerjaan, mereka komitmen organisasional. Pengaruh negatif
akan menjadi terlalu lelah. Sebaliknya, jika memiliki makna bahwa apabila beban kerja
jumlah pekerja kurang dari kebutuhan semakin meningkat maka akan diikuti
pekerjaan, mereka akan semakin lelah. Dari dengan menurunnya komitmen
definisi sebelymnya, jelas bahwa beban kerja organisasional. Hasil yang berbeda dilakukan
seorang karyawan adalah jumlah pekerjaan oleh Arifin dkk (2016) pada karyawan
yang harus mereka lakukan dalam waktu tingkat pelaksana Perum Jasa Tirta I wilayah
tertentu. Beban kerja seimbang ketika tugas Sungai Berantas dan Bengawan Solo. Hasil
karyawan selaras dengan kemampuannya. penelitiannya adalah terdapat pengaruh beban
Soleman (2011) mengembangkan beban kerja yang signifikan terhadap komitmen
kerja dalam 2 skala penilaian, yaitu : (1) organisasional. Artinya peningkatan beban
faktor eksternal yang terbagi atas tugas-tugas kerja akan secara signifikan meningkatkan
yang diberikan, kompleksitas pekerjaan, komitmen organisasional. Kemudian
lamanya waktu kerja dan istirahat. (2) faktor penelitian yang dilakukan oleh Utami dkk
internal yang terbagi atas motivasi, persepsi, (2019) pada PT. Indolakto, Purwosari. Hasil
keinginan dan kepuasan. penelitiannya adalah beban kerja memiliki
Upaya organisasi dalam rangka pengaruh signifikan terhadap komitmen
mencapai tujuan dan sasaran secara optimal, organisasional. Selanjutnya penelitian yang
dapat dilakukan melalui suatu pengelolaan dilakukan oleh Omela (2015) pada PT Bank
organisasi yang efektif dan efisien. Beban Mandiri (Persero) TBK area Medan Imam
kerja yang didistribusikan secara tidak Bonjol. Hasilnya menunjukkan secara parsial
merata dapat mengakibatkan beban kerja berpengaruh positif dan
ketidaknyamanan suasana kerja karena signifikan terhadap komitmen organisasional,
pemangku pekerjaan/jabatan merasa beban artinya beban kerja berpengaruh nyata dalam
kerja yang dilakukannya terlalu berlebihan meningkatkan komitmen organisasi.
Terjadinya perbedaan hasil penelitian mendukung pelaksanaan kerja sehingga
kemungkinan bisa disebabkan oleh objek karyawan memiliki semangat bekerja yang
penelitian yang berbeda, pengukuran variabel dapat meningkatkan komitmen
yang berbeda serta populasi, sampel atau organisasional. Pentingnya lingkungan kerja
jumlah responden. Faktor kedua yang dapat karena dengan adanya lingkungan yang baik
mempengaruhi beban kerja terdapat pada maka akan membuat kondisi kerja yang
karakteristik pekerjaan yaitu lingkungan nyaman, loyalitas yang tinggi,
kerja. Lingkungan kerja merupakan segala terselesaikannya tugas dengan baik dan akan
sesuatu yang ada disekitar karyawan/pegawai mempengaruhi komitmen suatu organisasi.
pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik Studi tentang pengaruh dari lingkungan
maupun nonfisik, langsung atau tidak kerja terhadap komitmen organisasional telah
langsung yang dapat mempengaruhi dirinya dilakukan oleh banyak peneliti. Penelitian
dan pekerjaannya saat ia bekerja. Komponen- yang dilakukan oleh Saputra (2016) pada PT.
komponen dari dalam organisasi dan dari luar Industri Sandang Nusantara (ISN) Unit
organisasi yang mempengaruhi organisasi Pantal Lawar, Malang. Hasil penelitiannya
dan merupakan komponen yang dapat terdapat pengaruh lingkungan kerja yang
dikendalikan (controllable factor) dan signifikan terhadap komitmen organisasional,
sebagai komponen yang tidak dapat dimana semakin baik lingkungan kerja maka
dikendalikan (uncontrollable factor). semakin tinggi komitmen organisasional.
Menurut Nitisemito (2001), lingkungan Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar Subagyo (2019) pada Dosen Jurusan Elektro
para pekerja yang dapat mempengaruhi Politeknik Negeri Semarang. Hasil
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang penelitiannya menyatakan bahwa lingkungan
diembankan. Jika karyawan menyenangi kerja berpengaruh signifikan terhadap
lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka komitmen organisasional. Faktor
karyawan tersebut akan betah ditempat kenyamanan, kemanan kerja, kebebasan
kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga berpendapat, teman kerja dan hubungan
waktu kerja dipergunakan secara efektif, antara sesama teman maupun atasan, kondisi
optimis dan komitmen organisasional ruangan, penataan ruangan dll. Kemudian,
karyawan juga tinggi. Lingkungan kerja penelitian yang dilakukan oleh Shanty (2017)
tersebut mencakup hubungan kerja yang pada PT. Bara Permata Wining. Hasil
terbentuk antara sesama karyawan dan penelitiannya menyatakan bahwa lingkungan
hubungan kerja antar bawahan dan atasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
serta lingkungan fisik tempat karyawan komitmen organisasional. Hasil penelitian
bekerja. lain yang berbeda dilakukan Setiawan dan
Lingkungan kerja di perusahaan Lestari (2016) pada BPS Kabupaten
seringkali tercermin dalam perilaku kerja Bengkulu. Hasil penelitiannya menunjukkan
karyawan, sehingga perusahaan yang bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif
memiliki lingkungan yang baik dan kuat akan dan tidak signifikan terhadap komitmen
berdampak terhadap komitmen yang tinggi organisasional. Terjadinya perbedaan hasil
pula kepada karyawan terhadap organisasi. penelitian kemungkinan dapat disebabkan
Faktor lingkungan pekerjaan akan oleh objek penelitian yang berbeda,
berpengaruh terhadap sikap individu pada pengukuran variabel yang berbeda serta
organisasi. Lingkungan kerja menurut populasi, sampel ataupun jumlah responden
Mangkunegara (2017) lingkungan kerja yang berbeda.
merupakan keseluruhan alat perkakas dan Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi
bahan yang dihadapi, lingkungan sejutarnya komitmen organisasional adalah insentif.
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya Insentif merupakan bagian dari kompensasi
serta pengaturan kerjanya baik sebagai berupa upah tambahan yang diberikan oleh
perseorangan maupun kelompok. organisasi kepada karyawan. Pemberian
Lingkungan kerja yang baik dapat insentif tidak termasuk dalam gaji pokok
yang memang telah menjadi hak yang harus Kabupaten Lombok Tengah. Rumah sakit
didapatkan oleh para karyawan. Tujuannya adalah institusi pelayanan kesehatan yang
karena merupakan upah tambahan bagi menyelenggarakan pelayanan kesehatan
karyawan yang memiliki prestasi kerja atau masyarakat secara menyeluruh yang
kinerja yang melebihi dari standar hasil kerja. menyediakan pelayanan seperti rawat inap,
Seperti, kelebihan jam kerja, kerja lembur, rawat jalan dan gawat darurat. Pengertian
atau kelebihan jumlah layanan. rumah sakit berdasarkan undang-undang
Menurut Kadarisman (2012) insentif No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
adalah penghargaan atau imbalan yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah
diberikan untuk memotivasi pekerja/anggota institusi pelayanan kesehatan yang
organisasi agar motivasi dan produktivitas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau perorangan secara paripurna yang
sewaktu-waktu. Menurut Ranupanujdo menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
(dalam Agung Yulianto Saputro, 2014) jalan dan gawat darurat. Menurut WHO
insentif adalah merupakan penggerak yang (World Health Organization), rumah sakit
dapat merangsang terciptanya pemeliharaan adalah bagian integral dari suatu organisasi
karyawan, dengan pemberian insentif social dan kesehatan dengan fungsi
karyawan merasa mendapat perhatian dam menyediakan pelayanan paripurna,
pengakuan terhadap prestasi yang penyembuhan penyakit, dan pencegahan
dicapainya, sehingga semangat kerja dan penyakit kepada masyarakat. Rumah sakit
sikap loyal karyawan akan lebih baik. juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
Studi tentang hubungan/pengaruh kesehatan dan pusat penelitian medis.
insentif terhadap komitmen organisasional Rumah sakit umum daerah (RSUD)
telah dilakukan oleh banyak peneliti. Praya, Lombok tengah yang terletak di Jl.
Penelitian yang dilakukan Wardiana dkk H.Lalu Hasyim, Kelurahan Tiwugalih, Praya,
(2017) pada karyawan QNB (Qatar National Lombok tengah memiliki sejumlah kurang
Bank) Indonesia area Surabaya. Hasilnya lebih sekitar 770 karyawan yang bekerja pada
menunjukkan bahwa insentif berpengaruh masing-masing bagian medis maupun non
positif dan signifikan terhadap komitmen medis. RSUD Praya memiliki visi utama
organisasional. Hasil ini memberi makna sebagai rumah sakit dengan pelayanan prima,
bahwa semakin baik kebijakan insentif yang adapun misi RSUD Praya yaitu
dilakukan, maka mampu meningkatkan mengutamakan pelayanan yang paripurna
komitmen organisasional karyawan dalam yang efektif, efisien dan bermutu secara
melaksakan tugas dan pekerjaan. ramah dengan berbasis kekeluargaan dan
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh dengan pembiayaan yang terjangkau oleh
Saksana (2017) pada PT. Bank Rakyat lapisan masyarakat khususnya di kabupaten
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Wilayah Lombok Tengah. Rumah sakit ini juga
Malang Martadinata, hasilnya menyatakan menjadi tempat penampungan pasien yang
bahwa insentif berpengaruh positif dan terjangkit Covid-19 di kabupaten Lombok
signifikan terhadap komitmen organisasional. Tengah dengan menyediakan ruangan-
Kemudian, penelitian oleh Amar & Mersia ruangan isolasi yang sesuai standar serta
(2015) pada pegawai Dinas Pengelolaan dibarengi dengan penerapan protokol
Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat. kesehatan yang berlaku.
Hasilnya menyatakan bahwa insentif Komitmen organisasional menjadi
berpengaruh signifikan terhadap komitmen faktor yang cukup penting bagi perusahaan
organisasional. karena dengan komitmen karyawan yang
Studi tentang hubungan komitmen tinggi terhadap perusahaan sangat
organisasional dikaitkan dengan beban kerja, memungkinkan perusahaan tersebut akan
lingkungan kerja dan insentif dapat dilakukan dapat berkembang dengan cepat. Komitmen
pada organisasi pelayanan publik yakni organisasional dapat dipengaruhi oleh
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) beberapa faktor seperti pribadi karyawan,
lingkungan kerja dan organisasi yang handal. pekerjaan, tambahan waktu kerja, maupun
Penelitian yang dilakukan saat ini mengambil system kerja sebagai akibat adanya Corona
pokok bahasan tentang beban kerja, Virus-19 ini.
lingkungan kerja dan insentif dengan Perawat dihadapkan dengan berbagai
pertimbangan bahwa beban kerja yang masalah yang dikeluhkan pasien yang
berlebih maupun beban kerja yang kurang bermacam-macam, hubungan dengan rekan
keduanya memiliki dampak yang kurang baik kerja dan atasan yang tidak terjalin dengan
bagi karyawan itu sendiri, beban kerja yang baik, beban kerja bertambah, diruang rawat
berlebih dalam jangka panjang akan inap atau ruang isolasi yang pekerjaannya
mengakibatkan menurunnya tingkat kompleks dan monoton, ditambah dengan
komitmen organisasi karyawan sedangkan tuntutan tugas yang harus dicapai, sehingga
beban kerja yang kurang menyebabkan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya
perusahaan tidak efisien, selain hal tersebut perawat rentan terhadap kurangnya
yang perlu jadi pertimbangan adalah komitmen organisasional.
keseimbangan beban kerja diantara karyawan Rumah sakit termasuk kedalam
yang mempunyai tingkat jabatan yang sama lingkungan kerja dengan berbagai ancaman
artinya level/jabatan yang setingkat beban bahaya yang dapat menimbulkan dampak
kerja yang diberikan haruslah seimbang, kesehatan terhdap para pelaku yang bekerja
distribusi beban kerja yang tidak seimbang di Rumah Sakit seperti perawat. Dengan
akan menyebabkan situasi kerja yang adanya wabah Covid-19 mengakibatkan
menjadi kurang kondusif dan akan situasi lingkungan kerja diseluruh perusahaan
berdampak pada lingkungan kerja karyawan mewajibkan adanya penerapan protokol
seperti hubungan yang kurang harmonis kesehatan yang dikhususkan untuk
diantara para karyawan. menangani penularan dan penyebaran covid-
Insentif yang dijadikan salah satu 19 sehingga para karyawan ditantang untuk
variabel dalam penelitian ini merupakan menyesuaikan diri dengan situasi baru yang
faktor yang dapat dipakai sebagai strategi ada, mengingat situasi lingkungan kerja yang
bagi organisasi dalam mempertahankan baru ini bisa saja berdampak langsung
karyawan yang ada, namun dapat juga terhadap kenyamanan, semangat kerja dan
menjadi sumber ketidak puasan apabila tingkat produktivitas karyawannya, sehingga
strategi yang diterapkan tidak tepat misalnya berujung pada arah komitmen organisasional
organisasi telah memberikan insentif yang mereka. Berdasarkan hasil survey yang telah
sesuai tetapi kurang memikirkan peneliti lakukan, beberapa responden
kesejahteraan dimasa mendatang, kebijakan berpendapat bahwa penerangan diruangan
seperti ini akan mengurangi komitmen kerja membantu memudahkan dalam
organisasional karyawan. menjalankan tugas dikarenakan kebersihan,
Pada masa pandemic ini beberapa waktu keamanan, sarana, fasilitas pekerjaan yang
yang lalu, tentu saja beban pekerjaan yang tersedia dan memiliki faktor penting dalam
dialami oleh perawat seperti, waktu kerja terciptanya ketenangan dan kenyamanan
bertambah maupun sistem kerja berubah. kerja dalam hal ini responden berpendapat
Perawat adalah tenaga kesehatan yang secara keadaan yang aman dapat membuat nyaman
langsung kontak dengan pasien. Kontak dan tenang dalam menjalankan tugas.
langsung ini dapat meningkatkan resiko Hubungan karyawan membuat kondisi kerja
infeksi penyakit menular, sehingga beban baik dalam hal ini responden berpendapat
perawat dapat meningkat karena resiko hubungan antara sesama rekan kerja yang
penularan penyakit ini tidak terhadap dirinya harmonis membuat lingkungan kerja di
sendiri, tetapi mereka juga berpikir nanti sekitar dan motivasi dalam bekerja lebih baik
akan menularkan pada keluarganya. Dalam lagi.
menjalankan tugas dan pekerjaannya tenaga Perawat merupakan tenaga kesehatan
medis rentan menambah beban pekerjaanya. yang memiliki peranan penting dalam
Seorang tenaga medis memiliki tambahan pelayanan kesehatan. Perawat bahkan
dianggap wajah dari pelayanan fasilitas insentif terhadap komitmen organisasional.
kesehatan seperti rumah sakit. Namun Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit
perawat dituntut untuk berkomitmen dalam Daerah (RSUD) Praya, Lombok Tengah.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya
kompetensi, namun hal tersebut tidak merupakan rumah sakit milik Pemerintah
diimbangi oleh apa yang mereka dapatkan Kabupaten Lombok Tengah.
dari rumah sakit, dalam hal ini berupa Terlihat bahwa beban kerja dan
insentif ataupun penghargaan. Dalam lingkungan kerja yang dihadapi karyawan
menangani pandemi covid-19 pemerintah bertambah karena berinteraksi langsung
memberikan kebijakan tentang pemberian dengan pasien dalam bekerja sehingga
insentif dan santunan kematian bagi tenaga mengindikasikan terjadinya penurunan
media dalam penanganan Covid-19, komitmen organisasional mereka
pemberian insentif sebagai bentuk apresiasi dikarenakan perawat menangani dan
dan penghargaan kepada tenaga kesehatan berinteraksi langsung dengan pasien yang
yang berjuang di garda terdepan dalam bisa saja terjadinya risiko penularan kepada
penanganan covid-19 (Humaedi et al,2021). karyawan. Oleh sebab itu pemerintah dalam
Kebijakan ini diharapkan mampu mengapresiasi kerja para pegawai yang
memberikan motivasi yang tinggi bagi para khusus menangani pasien covid-19 ini
tenaga medis, hal ini sesuai dengan dengan memberikan insentif khusus guna
pernyataan Syahbani bahwa manusia bekerja untuk memotivasi dan meningkatkan
untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga komitmen organisasi mereka. Permasalahan
mereka mengharapkan dengan bekerja yang telah diuraikan terkait beban kerja,
mereka akan mendapatkan balasan jasa yang lingkungan kerja dan insentif serta dampak
setimpal yang akan digunakan untuk permasalahan tersebut terhadap komitmen
memenuhi kebutuhan tersebut (Susilo et al,. organisasional. Maka penulis tertarik
2020). meneliti dan menganalisis terkait beban
Sasaran pemberian insentif ditujukan kerja, lingkungan kerja dan insentif terhadap
untuk tenaga kesehatan (Nakes) baik aparatur komitmen organisasional pada perawat
sipil Negara (ASN), dan/atau non ASN, RSUD Praya, Lombok Tengah.
maupun relawan yang menangani Covid-19 Berdasarkan uraian ini, maka penulis
dan ditetapkan oleh pimpinan fasilitas tertarik untuk mengadakan penelitian dan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil mengambil judul yaitu “Pengaruh Beban
survey dan wawancara langsung kepada Kerja, Lingkungan Kerja, dan Insentif
salah satu tenaga kesehatan pada RSUD Terhadap Komitmen Organisasional (Studi
Praya, Lombok tengah pemberian insentif Pada Perawat Rumah Sakit Daerah (RSUD)
dilakukan dalam bentuk uang tunai yang Praya, Lombok Tengah”.
setiap 2-6 bulannya dirapelkan sebesar Rp. Perumusan Masalah
7.000.000 dan dikirim ke rekening masing- Berdasarkan latar belakang penelitian,
masing nakes yang bertugas menangani maka rumusan masalah penelitian ini adaalah
kasus covid-19. Pemberian insentif kepada sebagai berikut :
perawat dapat memberikan dorongan moral 1. Apakah beban kerja berpengaruh
kepada perawat untuk bekerja lebih giat negatif signifikan terhadap
dalam melayani pasien yang terpapar virus komitmen organisasional pada
corona, serta sebagai alat motivasi yang perawat RSUD Lombok Tengah ?
diharapkan dapat meningkatkan komitmen 2. Apakah lingkungan kerja
organisasional perawat maupun tenaga berpengaruh positif signifikan
kesehatan lainnya. terhadap komitmen organisasional
Dari hasil-hasil penelitian diatas pada perawat RSUD Lombok
terdapat gap research yang memotivasi Tengah ?
peneliti untuk meneliti kembali mengenai 3. Apakah Insentif berpengaruh positif
pengaruh beban kerja, lingkungan kerja dan signifikan terhadap komitmen
organisasional pada perawat RSUD Lingkungan Kerja
Lombok Tengah ? Lingkungan kerja menurut
KAJIAN PUSTAKA Mangkunegara (2017) lingkungan kerja
Komitmen Organisasional merupakan keseluruhan alat perkakas dan
Komitmen adalah perasaan bahan yang dihadapi, lingkungan sejutarnya
identifikasi, perlibatan, dan loyalitas yang dimana seseorang bekerja, metode kerjanya
dinyatakan oleh pekerja terhadap serta pengaturan kerjanya baik sebagai
perusahaan. Komitmen menyangkut 3 perseorangan maupun kelompok.
Menurut Nitisemito (2006) bahwa
(tiga) sifat yaitu perasaan identifikasi
lingkungan kerja diukur melalui indikator
dengan tujuan organisasi, perasaan sebagai berikut :
terlibat dengan tugas organisasi, dan 1. Suasana Kerja
perasaan loyal pada organisasi. Menurut 2. Hubungan dengan rekan kerja
Darmawan (2013:148) komitmen 3. Hubungan dengan atasan
organisasional memiliki tiga dimensi, 4. Tersedianya fasilitas kerja
yaitu affevtive commitment (komitmen
afektif) yaitu sejauh mana karyawan Insentif
mengenal dan terlibat dalam organisasi, Menurut Ranupanujdo (dalam Agung
Yulianto Saputro, 2014) insentif adalah
continuance commitment (komitmen
merupakan penggerak yang dapat
berkelanjutan) yaitu perhitungan merangsang terciptanya pemeliharaan
mengenai biaya yang dikeluarkan jika karyawan, dengan pemberian insentif
meninggalkan organisasi dan normative karyawan merasa mendapat perhatian dam
commitment (komitmen normatif) adalah pengakuan terhadap prestasi yang
sejauh mana psychological seseorang dicapainya, sehingga semangat kerja dan
ingin menjadi karyawan dari sebuah sikap loyal karyawan akan lebih baik.
organisasi. Kerangka Konseptual
Beban Kerja Kerangka konseptual yang dapat
Siswanto dalam Ellyzar & Yunus digambarkan dalam penelitian ini sebagai
(2017) mengatakan bahwa beban kerja berikut:
merupakan suatu analisis atau teknik Beban
manajemen lainnya dapat digunakan Kerja (X¹)
untuk menentukan berapa banyak
pekerjaan yang harus dilakukan
organisasi atau individu dalam periode Komitmen
Lingkungan
waktu tertentu untuk menemukan Organisasional
Kerja(X²)
seberapa efisien dan efektif kerja suatu (Y)
unit organisasi.
Beban kerja adalah besaran Insentif (X³)
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
jabatan atau unit organisasi dan merupakan
hasil kali antara volume keerja dan norma
waktu (Soleman,2011). Soleman (2011) Hipotesis Penelitian
mengembangkan beban kerja dalam 2 skala Berdasarkan latar belakang, kajian
penilaian, yaitu : (1) faktor eksternal yang pustaka dan kerangka konseptual maka
terbagi atas tugas-tugas yang diberikan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
kompleksitas pekerjaan, lamanya waktu kerja adalah:
dan istirahat. (2) faktor internal yang terbagi H1 : Terdapat pengaruh negatif signifikan
atas motivasi, persepsi, keinginan dan dari beban kerja terhadap komitmen
kepuasan. organisasional pada karyawan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Analisis regresi linear berganda adalah
Tengah. persamaan regresi yang menggambarkan dan
H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan menjelaskan pengaruh variabel bebas
dari lingkungan kerja terhadap terhadap variabel terikat, dimana hubungan
komitmen organisasional pada keduanya sebagai suatu garis lurus. Secara
karyawan Rumah Sakit Umum Daerah umum data pengamatan Y dibentuk dengan
(RSUD) Lombok Tengah. rumus sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh postif signifikan Y = ɑ + b1 X1 + b2 X 2 + e
dari insentif terhadap komitmen
organisasional pada karyawan Rumah Keterangan :
Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Y = Komitmen Organisasional
Tengah. a = Konstanta
METODE PENELITIAN b1 = Koefisien regresi variabel X1 (Beban
Lokasi Penelitian Kerja)
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit b2 = Koefisien regresi variabel X2
Umum Daerah (RSUD) Lombok Tengah (Lingkungan Kerja)
dengan pertimbangan sebagai berikut: b3 = Koefisien regresi variabel X3
a. Ketersediaan data yang dibutuhkan oleh (Insentif)
peneliti
b. Kesedian pihak terkait dalam memberikan X1 = Beban Kerja
data – data tersebut bagi penelitian ini. X2 = Lingkungan Kerja
c. Adanya masalah yang sesuai dengan objek X3 = Insentif
penelitian. e = Error Term
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Identitas Responden
metode survey. Tabel 1 Identitas Responden Berdasarkan
Populasi Penelitian Usia
Menurut Sugiyono (2013) populasi USIA
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Usia Frekuensi Persentase
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas <30 Tahun 11 13,8%
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan 31-40 Tahun 44 55,0%
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian >41 Tahun 25 31,3%
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam Total 80 100,0%
penelitian ini adalah perawat aktif RSUD
Lombok Tengah yang berjumlah 80 orang. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
Teknik dan Alat Pengumpulan Data identitas responden berdasarkan usia 25-30
Teknik pengumpulan data yang tahun sebanyak 11 orang dengan persentase
digunakan dalam penelitian ini adalah 13,8%, usia 31-40 tahun sebanyak 44 orang
angket, Angket merupakan teknik dengan persentase 55%, dan usia 41-50 tahun
pengumpulan data yang dilakukan dengan sebanyak 25 orang dengan persentase 31,3%.
cara memberikan seperangkat pertanyaan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
atau pernyataan tertulis kepada responden responden penelitian ini di dominasi oleh
untuk dijawab. karyawan dengan usia 31-40 tahun. Hal ini
Analisis Regresi Linier Berganda dikarenakan organisasi membutuhkan
Model ini digunakan untuk mengetahui karyawan yang memiliki usia produktif untuk
pengaruh stres kerja terhadap kinerja tenaga melaksanakan pekerjaan secara efektif.
kesehatan Puskesmas Karang Baru dan
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
tenaga kesehatan Puskesmas Karang Baru.
Tabel 2 Identitas Responden Berdasarkan dengan pengetahuan yang dimilikinya,
Jenis Kelamin melakukannya dengan keterampilan dan
N Jenis Frekuens Persentase keahliannya.
o Kelamin i Tabel 4 Identitas Responden Berdasarkan
Masa Kerja
1 Laki-Laki 28 35% Masa Kerja Frekuensi Persentase
<10 Tahun 44 55,0
2 Perempuan 52 65% 11-20 Tahun 33 41,3
Jumlah 80 100% >21 Tahun 3 3,8
Total 80 100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa
jumlah responden berjenis laki-laki sebanyak 28 identitas responden dengan lama bekerja di
orang dengan persentase 35% dan responden Rumah Sakit Daerah (RSUD) Lombok Tengah
berjenis kelamin perempuan sebanyak 52 orang selama 1-10 tahun sebanyak 44 orang dengan
dengan persentase 65%. Sehingga dapat persentase sebesar 55%, selama 11-20 tahun
disimpulkan bahwa responden penelitian ini di sebanyak 33 orang dengan persentase 41,3%,
dominasi oleh perempuan. Hal ini dikarenakan selama 21-30 tahun sebanyak 3 orang dengan
tenaga kesehatan dan tenaga medis memang persentase 3,8%. Sehingga dapat disimpulkan
dominan di isi oleh perempuan. Maka dari itu bahwa responden penelitian ini didominasi oleh
peran perempuan sangat penting dan setara perawat yang bekerja di Rumah Sakit Daerah
dengan laki-laki dalam hal kekuatan dan (RSUD) Lombok tengah selama 1-10 tahun.
semangatnya menghadapi covid-19 ini. Dikarenakan usia produktif perawat yang
Tabel 3 Identitas Responden Berdasarkan menangani pasien covid-19 menunjukkan usia
Pendidikan produktif antara 31-40 tahun yang tentu saja
N Pendidi Frekue Persent sudah memiliki pengalaman dalam menangani
o kan nsi ase pasien sehingga terlihat bahwa masa kerja atau
lama bekerja perawat tersebut kisaran antara 1-
1 D3 22 27,5% 10 tahun.

2 S1 58 72,5% Uji Normalitas


Uji Normalitas pada penelitian ini
Jumlah 80 100% dilakukan dengan kolmograv-smirnov test
dengan menetapkan derajat keyakinan (α)
sebesar 5%. Persyaratan dari uji normalitas
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa adalah apabila Asymp.Sig. (2 tailed) > 0.05 maka
identitas responden dengan jenjang pendidikan data tersebut normal, sedangkan apabila nilai
SMA tidak ada dengan persentase 0%, D3 Asymp.Sig. (2 tailed) < 0.05 maka data tersebut
sebanyak 22 orang dengan persentase 27,5%, S1 tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
sebanyak 58 orang dengan persentase 72,5%, normalitas terhadap data-data yang digunakan
dan S2 tidak ada dengan persentase 0%. dalam penelitian ini melalui program SPSS,
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden diperoleh hasil sebagai berikut :
penelitian ini di dominasi oleh jenjang Diketahui bahwa nilai Asymp.Sig. (2
pendidikan terakhir S1 disebabkan karena tailed) dari variabel penelitian yakni Beban
ditengah menghadapi pasien covid-19, perawat Kerja, Lingkungan Kerja, Insentif dan
berinteraksi langsung dengan penderita dalam Komitmen Organisasional sebesar 0.735. Karena
kurun waktu yang lama untuk memenuhi nilai Asymp.Sig. (2 tailed) = 0.735 > 0.05 maka
kebutuhan penderita. Sehingga dalam dapat disimpulkan bahwa ketiga dari data
menanggapi situasi daan kondisi yang sulit saat variabel penelitian berdistribusi normal.
ini diperlukan profesionalitas perawat. Perawat
harus mampu melakukan pekerjaannya sesuai
Uji Heteroskedastisitas
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah tiap-tiap variabel
independen saling berhubungaan secara linier.
Uji multikolinearitas juga digunakan untuk
mengetahui apakah antar variabel bebas yang
terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna. Dalam
penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoleniaritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya, dan variance inflation
factor (VIF). Cara mengetahui ada tidaknya
penyimpangan uji multikoleniaritas adalah
dengan melihat nilai Tolerance dan VIF masing-
masing variabel independen, jika nilai Tolerance Berdasarkan grafik scatterplot
> 0.10 dan nilai VIF < 10, maka data bebas dari menunjukkan bahwa data tersebar tidak terdapat
gejala multikoleniaritas, dan sebaliknya. suatu pola yang jelas pada penyebaran data
Berdasarkan hasil regresi variabel independen tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
dan variabel dependen, menghasilkan nilai heteroskedastisitas pada model persamaan
tolerance dan VIF pada tiap-tiap persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan
sebagai berikut: untuk memprediksi Komitmen Organisasi
Model Tolerance VIF Keterangan karyawan berdasarkan variabel yang
0,823 1,215 Non mempengaruhinya yaitu Beban kerja,
Beban Kerja Lingkungan kerja dan Insentif.
multicollinearity
Lingkungan 0,280 3,576 Non
Kerja multicollinearity Analisis Regresi Linier Berganda
0,294 3,400 Non Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Linier
Insentif Berganda
multicollinearity
Coefficientsa
Bahwa nilai tolerance variabel Model Unstandardized Standardized
independen Beban Kerja adalah 0,823 > 0,10 Coefficients Coefficients
dan nilai VIF 1.215 < 10, variabel Lingkungan B Std. Error Beta
Kerja sebesar 0,280 > 0,10 dan nilai VIF 3.576 < 1 (Constant) 1,197 ,321
10, variabel Insentif sebesar 0.294 > 0.10 dan Beban Kerja ,196 ,079 ,194
nilai VIF 3.400>10. Sehingga dapat disimpulkan Lingkungan ,332 ,112 ,396
bahwa berdasarkan uji multikolinearitas terjadi Kerja
kolerasi antara variabel independen atau dapat Insentif ,199 ,082 ,317
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. a. Dependent Variable: Komitmen Organisasional
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dapat
dirumuskan hasil sebagai berikut :
Y=1.197+ 0,196 X1 + 0,332 X2 + 0,199 X3 + e

Y adalah Komitmen Organisasional, X1


adalah Beban Kerja, X2 adalah Lingkungan
Kerja, X3 adalah Insentif dan e adalah eror.
Berdasarkan hasil regresi linier berganda diatas,
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta pada persamaan tersebut
adalah 1.197. Hal ini berarti bahwa
apabila tidak ada pengaruh variabel bebas a) Beban kerja (X1) terhadap Komitmen
yang terdiri dari variabel Beban Kerja, Organisasi (Y)
Lingkungan Kerja, dan Insentif maka Diketahui bahwa thitung variabel Beban
besarnya variabel terikat (Komitmen kerja 2.481) > ttabel (1.992). Hal ini
Organisasional) adalah 1.197. menunjukkan terdapat pengaruh positif
2. Nilai koefisien regresi variabel Beban signifikan dari beban kerja terhadap
Kerja (X1) adalah 0.196, dengan arah komitmen organisasional pada karyawan
positif. Hal ini terjadi jika setiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
peningkatan pada variabel Beban Kerja Lombok Tengah.
akan meningkatkan variabel Komitmen b) Lingkungan kerja (X2) terhadap
Organisasional sebesar 0.196 dengan Komitmen Organisasi (Y)
asumsi variabel bebas lainnya adalah Diketahui bahwa thitung variabel
tetap. Lingkungan kerja (2.949) > ttabel (1.1992).
3. Nilai koefisien regresi variabel Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
Lingkungan Kerja (X2) adalah 0.332, positif signifikan dari lingkungan kerja
dengan arah positif. Hal ini berarti jika terhadap komitmen organisasional pada
setiap peningkatan pada variabel karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Lingkungan Kerja akan meningkatkan (RSUD) Lombok Tengah.
variabel Komitmen Organisasional c) Insentif (X3) terhadap Komitmen
sebesar 0.332 dengan asumsi variabel Organisasi (Y)
bebas lainnya adalah tetap. Diketahui bahwa thitung variabel Insentif
4. Nilai koefisien regresi variabel Insentif (2.420) > ttabel (1.992) Hal ini
(X3) adalah 0.199dengan arah positif. Hal menunjukkan terdapat pengaruh positif
ini berarti jika terjadi setiap peningkatan signifikan dari insentif terhadap
pada variabel Ins`entif akan meningkatkan komitmen organisasional pada karyawan
variabel Komitmen Organisasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
sebesar 0.199 dengan asumsi variabel Lombok Tengah.
bebas lainnya adalah tetap.
Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t ) Tabel 7 Hasil Koefisien Determinasi
Tabel 6 Hasil Uji T Model Summary
NO Variabel Thitun Ttabel Sig. Keterang Model R R Square Adjusted R Std. Error of
an Square the Estimate
g
, , ,601 ,269
1
1 Beban 2 1.992 0.01 Signifikan 785a 616
Kerja ,48 5 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat
1 bahwa hasil analisis menunjukkan nilai
2 Lingkunga 2 1.992 0.00 Signifikan koefisien determinasi Adjust R Square sebesar
n Kerja ,94 4
9
0,601 ditransformasi menjadi koefisien
3 Insentif 2 1.992 0.01 Signifikan determinasi sebesar 60,1%. Hal ini berarti
,42 8 kemampuan variabel independen yang terdiri
0 dari Beban Kerja, Lingkungan Kerja dan Insentif
Berdasarkan tabel 4.17 diatas dapat dilihat dalam menjelaskan variasi variabel dependen
bahwa nilai t tabel didapat dengan menentukan dapat dikatakan cukup kuat karena melebihi atau
tingkat kepercayaan yaitu 0,05 : 2 = 0.025 dan diatas 50% yaitu 60,1%. Selanjutnya sisa dari
menentukan derajat bebas yaitu 80 – 4 = 76. Hal nilai R yaitu sebesar 0,399 (39,92%) merupakan
ini berarti nilai t tabel dapat dilihat pada kolom pengaruh dari variabel lain yang tidak
tingkat kepercayaan 0.025 dan df pada kolom 76 dimasukkan ke dalam penelitian ini.
dengan nilai t tabel sebesar 1.992.
PEMBAHASAN
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Komitmen
Organisasional
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi lingkungan kerja (X2)
nilai koefisien regresi beban kerja (X1) sebesar sebesar 0,332, Thitung sebesar 2,949, Ttabel
0,196, Thitung sebesar 2,481, Ttabel 1,992 dan 1,992 dan nilai signifikansi sebesar 0,004
nilai signifikansi sebesar 0,015 sehingga dapat sehingga dapat dinyataakan bahwa lingkungan
dinyataakan bahwa beban kerja berpengaruh kerja berpengaruh positif dan signifikan
positif dan signifikan terhadap komitmen terhadap komitmen organisasional. Hal ini bisa
organisasional. Artinya bahwa walaupun beban terjadi karena kenyamanan dan keamanan
kerja yang bertambah dialami oleh perawat lingkungan kerja serta hubungan antar sesama
tetapi tidak menurunkan atau memperburuk rekan kerja maupun atasan penting untuk
komitmen organisasional yang ada pada diri meningkatkan komitmen organisasional
mereka, karena menurut perawat beban kerja karyawan.
yang mereka pikul dapat mereka selesaikan Temuan hasil studi ini diperkuat dengan
sesuai dengan tanggung jawab perawat tersebut. pendapat yang dikemukakan Shirey (2006)
Semakin perawat diberikan pekerjaan tentang karakteristik umum dari lingkungan
menantang yang memerlukan konsentrasi yang kerja yang sehat yaitu karyawan diperlakukan
tinggi dan resiko yang besar dalam melakukan secara hormat dan adil, adanya rasa saling
tindakan perawatan maka akan semakin percaya antar atasan dengan karyawan,
meningkat komitmen organisasional perawat komunikasi yang baik antar sesame rekan kerja
terhadap rumah sakit. Jadi, untuk meningkatkan maupun dengan ataan dengan bawahan,
komitmen organisasional perawat dapat pandangan individu dan mendorong setiap
diberikan pekerjaan yang menantang sehingga individu untuk merasa aman secara fisik dan
dapat menambah keaktifan dan keterlibatan emosional. Temuan hasil studi ini juga sesuai
perawat di rumah sakit. Hasil penelitian ini tidak dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
sesuai dengan harapan teori yang seharusnya McGuire and McLaren (2009) yang menyatakan
pengaruh variabel beban kerja terhadap bahwa lingkungan kerja berhubungan positif
komitmen organisasional adalah negative. dengan komitmen organisasional karyawan.
Hasil penelitian ini mendukung teori dari Chen Penyediaan peralatan yang tidak memadai
(2010) bahwa tingkat beban kerja yang rendah mempengaruhi komitmen karyawan daan niat
dapat membuat seorang karyawan merasa tidak untuk loyal terhadap organisasi. Temuan hasil
dihargai, tidak ada tantangan dan merasa bahwa studi ini juga mendukung pendapat Luthans
nilai mereka tidak diakui, hal ini karena (2006:248) yang menyatakan bahwa lingkungan
karyawan melakukan pekerjaan yang sedikit dan kerja memegang peranan penting untuk
kecil. Tugas tambahan dan pekerjaan yang meningkatkan komitmen organisasional
menantang dapat memberikan komitmen lebih karyawan. Manajer perlu memberikan perhatian
pada karyawan. terhadap suasana kerja yang akan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil membangkitkan komitmen karyawwan.
penelitian yang dilakukan oleh Arifin dkk Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan
(2016) menunjukkan bahwa beban kerja jawaban responden yang menunjukkan bahwa
berpengaruh positif dan signifikan antara beban pertanyaan yang berhubungan dengan
kerja dengan komitmen organisasional pada Lingkungan kerja ditanggapi dengan baik
karyawan kelompok pelaksana di Perum Jasa sehingga termasuk dalam kategori nyaman.
Tirta I. dan juga hasil penelitian lainnya yang Artinya lingkungan kerja yang nyaman sangat
memiliki hasil yang berbeda dilakukan oleh dibutuhkan oleh karyawan untuk dapat bekerja
Dewantara Ardi (2019) menunjukkan bahwa secara optimal dan produktif.
beban kerja berpengaruh negatif signifikan Pengaruh Insentif Terhadap Komitmen
antara beban kerja dengan komitmen Organisasional
organisasional pada karyawan PT. Bank Rakyat Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa
Indonesia Tbk Kawi Malang. nilai koefisien regresi Insentif (X3) sebesar
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap 0199, Thitung sebesar 2,420, Ttabel 1,992 dan
Komitmen Organisasional nilai signifikansi sebesar 0,018 sehingga dapat
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa dinyataakan bahwa insentif berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen KESIMPULAN
organisasional. Artinya, bahwa pemberian Berdasarkan hasil analisis dan
insentif sangat berperan penting dalam pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
meningkatkan komitmen organisasional dibuat kesimpulan sebagai berikut :
karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 1. Beban Kerja berpengaruh positif dan
Lombok Tengah, hasil ini memberikan makna signifikan terhadap komitmen
bahwa semakin baik kebijakan insentid yang organisasional perawat Rumah Sakit
dilakukan, maka mampu meningkatkan Umum Daerah (RSUD) Lombok
komitmen organisasional karyawan dalam Tengah. Artinya semakin tinggi beban
melaksanakan tugas dan tanggung jawab kerja maka akan semakin tinggi pula
karyawan. Ditambah lagi dengan situasi covid- komitmen organisasionalnya. Dengan
19 yang beresiko bagi perawat yang bekerja bertambahnya beban kerja yang
menangani pasien covid-19 tentu harus dirasakan perawat di RSUD Lombok
mendapatkan insentif yang sesuai dengan tengah, tidak memperburuk komitmen
pekerjaan mereka sesuai dengan ketentuan yang organisasional mereka. Karena perawat
berlaku. merasa mampu dan merasa tanggung
Ranupajdo (dalam Saputro, 2014) menuliskan jawab mereka menjadi seorang perawat
insentif adalah merupakan penggerak yang dapat atau tenaga medis sehingga hal ini
merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan, membuat perawat akan merasa
dengan memeberikan insentif karyawan merasa tertantang dalam bekerja yang dapat
mendaat perhatian dan pengakuan terhadap menambah skil maupun pengetahuan
prestasi yang dicapainya, sehingga semangat perawat. Selain itu juga, perawat merasa
bekerja serta sikap loyal karayawan akan lebih sudah terbiasa dengan pekerjaan yang
baik. Pernayataan Ranupadjo mendukung uji berat.
hipotesis yang dilakukan penulis. Dalam tabel 2. Lingkungan Kerja berpengaruh positif
analisis deskriptif juga terlihat bahwa responden dan signifikan terhadap komitmen
menanggapi positif dengan adanya insentif yang organisasional perawat Rumah Sakit
diberikan kepada tenaga kesehatan yang Umum Daerah (RSUD) Lombok
menangani covid-19. Tengah, artinya lingkungan kerja yang
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin tercipta di RSUD Lombok Tengah sehat
baik pekerjaan karyawan sehingga insentif yang dan kondusif sehingga para karyawan
diberikan sesuai dengan kinerja karyawan maka berupaya mencapai tujuan organisasi.
akan semakin tinggi komitmen Faktor kenyamannan, kemanan kerja,
organisasionalnya. Hal ini sejalan dengan hasil kebebeasan berpendapat, rekan kerja dan
penelitian Ratnasari (2013) yang menunjukkan hubungan antar sesaama rekan maupu
bahwa secara simultan variabel insentif atasan, kondisi ruangan, sarana dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prasarana yang memadai akan
komitmen karyawan. menciptakan suasana kerja yang
Hal tersebut bisa mempengaruhi komitmen kondusif untuk menyelesaikan pekerjaan
organisasional karyawan, hasil penelitian ini sehingga target kerja dapat lebih mudaah
juga diperkuat dengan jawaban responden yang tercapai dalam waktu yang tepat dan
menunjukkan bahwa pertanyaan yang optimal.
berhubungan dengan insentif ditanggapi dengan 3. Insentif berpengaruh positif dan
baik sehingga termasuk dalam kategori sangat signifikan terhadap komitmen
sesuai artinya bahwa onsentif yang diberikan organisasional perawat Rumah Sakit
oleh RSUD Lombok Tengah sangat sesuai Umum Daerah (RSUD) Lombok
dalam pembagian insentif. Tengah, artinya insentif sangat berperan
penting dalam menciptakan komitmen
organisasional karyawan disebabkan
karena dalam bekerja perawat yang
menangani pasien covid-19 tentu akan
bertambah tugas maupun jam kerja
tambahan (shif kerja). Dalam menangani
pandemic covid-19 pemerintah
memberikan kebijakan tentang
pemberian insentof dan santunan
kematian bagi tenaga kesehatan dalam
penanganan covid-19. Kebijakan ini
diharapkan mampu memberikan
komitmen organisasional yang tinggi
bagi para tenaga kesehatan medis.

DAFTAR PUSTAKA
2009, U.-U. N. (n.d.). Tentang Rumah Sakit.

Adisaksana Helmy, E. S. (2015). Pengaruh Pelatihann Kerja dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja dan
Dampaknya Terhadap Komitmen Organisasional. WACANA, Jurnal Sosial da Humaniora
Universitas Brawijaya Vol.18, No. 2.

Agung, Y. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Insentif Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Pada
PT. Pos Indonesia (Persero) Banyuwangi Dengan Motivasi Sebagai Intervening. Universitas
Jember.

Allen, N. &. (1990). The Measurement and Antecendents of Affective, Continuance and Normative
Commitment to the Organization . Journal of Occupational Psychology. Vol.63 No.1, 1-18.

Amar, A. M. (2015). Pengaruh Insentif, Kepemimpinan, Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerka Terhadap
Komitmen Kerja Pegawai Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat .
Jurnal Riset Manajemen Bisnis dan Publik, Vol.3 No.2.

Angga, P. S. (2016). Pengaruh Lingkungan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional
(Studi Pada PT. Industri Sundang Nusantara (ISN) unit Pantal Lawar Malang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya.

Arsuta, A. P. (2021). Pengaruh Job Insecurity, Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasional Karyawan Mara River Safari Lodge Gianyar. Jurnal Widya Amrita,
Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata Vol.1, No. 2, 501-512.

Darmawan, D. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Rosda.

Dessler, G. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid Kedua. Jakarta:
Penerbit Prenhallindo.

Dewantara, D. A. (2019). Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasional
(Studi Pada Karyawan Pt Bank Rakyat Indoneisa (persero) Tbk. Kawi, Malang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya Vol.8, No.1.

Dewantara, D. A. (n.d.). Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasional .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya Vol 8, No.1.

dkk., J. M. (2006). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Gibson, J. L. (2012). Organizations. New York: McGraw-Hill.


Greenberg, B. &. (1997). Behavior in Organization Understanding and Managing The Human Side of
Work. 6th edition. USA: Prentice Hall.

Greenberg, J. &. (2000). Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human of Side of
Work (7th. ed). NJ: Prentice Hall.

Hasibuan, M. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta : Bumi Aksara.

Hasibuan, M. S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

I Putu Eka Wardiana, I. g. (2017). Pengaruh Insentif dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen
Organisasional dan Motivasi Kerja Karyawan QNB (Qatar National Bank) Indonesia, Area
Surabaya. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol. 6, No.12.

Jahroni, D. D. (2021). Peran Insentif, Perilaku Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Penguatan
Komitmen ORganisasi. Jurnal Ekonomi & ekonomi syariah Vol.4, No.2.

Judge, S. P. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Kreitne, R. a. (2010). Organizational Citizenship. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Kurnia, A. (2010). Definisi Analisis Beban Kerja . Jakarta: Ghalia Indonesia.

Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Terjemahan. Edisi 10. Yogyakarta: andi.

M.Zainal Arifin, T. A. (2016). Pengaruh Beban Kerja dan Kompensasi Terhadap Komitmen
Organisasional Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis dan Manajemen,
vol.3 No.2.

M.zainal Arifin, T. A. (2016). Pengaruh beban Kerja dan Kompensasi Terhadap Komitmen
Organisasional Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Tingkat
Pelaksana Perum Jasa Tirta I Wilayah sungai Brantas dan Bengawan Solo). Jurnal Bisnis dan
Manajemen Vol. 3, No.2.

Mangkunegara, A. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Manullang, M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan Keenam Belas. Jakarta: Ghalia Indonesia.

McGuire Davis and MCLaren, L. (2009). The impact of physical environment on . Team Performance
Management.

Meyer, J. A. (1993). Commitment to organizations and occupations : Extensio and test of a three-
component conceptualization. Journal of Applied Psychology, 78, 538-551.

Muhammad Iqbal Zainal Abidin, Y. P. (2016). Pengaruh kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja dan Efikasi
Diri Terhadap Komitmen Organisasi Di Rumah Sakit SMC Samarinda. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Universitas Mulawarman, Indonesia Vol. 13, No. 1.

Muhammad Yahya Ahmad, I. A. (2021). Pengaruh SIstem Penggajian dan Insentif Terhadap Komitmen
dan Kepuasan Kerja Karyawan (Studi di CV Asa Agro Corporation Kecamatan Cugenang).
Jurnal Agrita, Vol.3, No.1.

Mutawalli, L. M. (2021). Pengembangan Dashboard Cerdas Untuk Monitoring Data Pasien Rawat Rumah
Sakit Umum Daerah Praya Kabupaten Lombok Tengah. JIRE (Jurnal Informatika & Rekayasa
Elektronika) STMIK Lombok, Vol.4, No. 1.

Nawawi, H. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Nurkhasanah, R. S. (2017). Analisis Insentif, Kinerja Karyawan, Disiplin Kerja, Komitmen Organisasi
(studi pada KWSG Regional 2 Jawa Tengah). Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi STIE
Dharmaputra Semarang No.43.

Pangabean, M. S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Permatasari, R. I. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap
Komitmen Organisasi (Studi Kasus di Universitas Suryadarma). Jurnal M-Progress Fakultas
Ekonomi Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.

Permatasari, R. I. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap
Komitmen Organisasi (Studi Kasus di Universitas Suryadarma). Jurnal Ilmiah M-Progress Vol. 7
No.2.

Porter, L. W. (197380 (2): 151-176). Organizational, Work, and Personal Factors in Employee Turn Over
and Absenteeism. Psychological Bulletin .

Pranoto, E. A. (2016). Pengaruh Rekrutmen, Stres Kerja dan Pemberiian Insentif Terhadap Produktivitas
Kerja dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada PT. Ungaran Sari
Garment Unit III Congol Karangjati. Jurnal of Management, Universitas Pandanaran Vol. 2 No.
2.

Priansa, D. J. (2018 ). Perencanaan & Pengembangan SDM. Bandung: Alfabeta.

Respatiningsih, I. F. (2015). Pengaruh Komitmen Organisasi, Motivasi, Kapabilitas dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang Vol. 4, No.3.

Riana, I. P. (2017). Pengaruh Insentif dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dan
Motivasi Kerja Karyawan QNB (Qatar Natonal Bank) Indonesia Area Surabaya. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.12 (2017): 4197-4224.

Rianto, S. A. (2020). Pengaruh Beban Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Perawat
Serta Peran Teamwork Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada RSUD Dr. Sariful Anwar Kota
Malang). Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Widyagama Malang Vol. 6, No.2.

Rivai, V. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta:
PT. Raja Graffindo Persada.

Rivai, V. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta :
Rajawali Pers.

Rumoning, M. H. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Stres Kerja Terhadap
Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Perawat Di RSUD Kabupaten Asmat. Jurnal
EMBA, Vol. 6, No.2.
Saksana, H. A. (2017). Analisis Path Pada Insentif, Kepuasan Kerja dan Dampaknya Terhadap Komitmen
Organisasional . Jurnal Administrasi dan Bisnis.

Sandra Aris Wagiyono, A. S. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kompetensi Terhadap Komitmen
Organisasi dan Kinerja Pegawai. JSMBI (Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia) Vol. 10
No 2 Desember, 152-163.

Schults, D. &. (1998). Psychology and work today: An introduction to industrial and organizational
psychology (7th ed.). NJ: Prentice Hall.

Setiawan, R. &. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi
Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Organisasi dan
Manajemen, Volume 12, No. 2 169-184.

Sitepu, A. T. (2013). Beban Kerja dan Motvasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank
Tabungan Negara TBK Cabang Manado. Jurnal EMBA Universitas Sam Ratulangi Manado Vol.
1 No.4 , 1123-1133.

Sri Reski Azikin, G. B. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Komitmen Organisasional Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng.
Journal of Management YUME, Vol.2, No1.

Subagyo, A. (2019). PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN SELF EFFICACY TERHADAP


KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DOSEN JURUSAN ELEKTRO POLITEKNIK
NEGERI SEMARANG. Orbith, Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa dan Sosial.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surito, A. H. (2019). Pengaruh Disiplin Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi
Pegawai Universitas Malikussaleh Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Manajemen Indonesia (J-Mind) Vol. 4 No.1.

Syaharudin, M. n. (2016). Pengaruh Motivasi dan Insentif Terhdao Kinerja Karyawan Melalui Komitmen
Organisasi Pada Senyum Media Stationary Jember. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Universitas
Jember Vol. 10, No 3 September, 343-354.

Utami, H. N. (2019). Beban Kerja dan Pengaruhnya Terhadap Komitmen Organisasional Dengan Stres
Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis Terapan, Vol.3 No.2.

Utami, R. R. (2017). Pengaruh Pemberian Insentif dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja
Karyawan Perguruan Tinggi Swasta. Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol.03 No.02.

Wardiana, I. P. (2017). PENGARUH INSENTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN


ORGANISASIONAL DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN QNB (Qatar National Bank)
INDONESIA AREA SURABAYA. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Zuraida, L. D. (2013). Pengaruh Kepemimpinan, Tuntutan Tugas, Beban kerja dan Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasional Pada Pegawai PDAM Kota Magelang. Ekonomi dan Bisnis
Islam, Vol. VII, No.2.

Anda mungkin juga menyukai