Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara

PENGARUH KOMITMEN AFEKTIF,


KOMITMEN BERKELANJUTAN,
DAN KOMITMEN NORMATIF TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
(Studi Perusahaan BUMN X di Semarang)
Ria Padma Nur Ariyani1; Eviatiwi Kusumaningtyas Sugiyanto2
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang1,2
eviatiwisugiyanto@usm.ac.id1; ria_padma@gmail.com2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komitmen afektif, komitmen


berkelanjutan, dan komitmen normatif terhadap kinerja karyawan. Metode yang
digunakan yaitu metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Penelitian ini
menggunakan metode sensus yaitu melibatkan seluruh karyawan untuk menjadi sampel
dengan jumlah 47 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner.
Berdasarkan hasil temuan penelitian disimpulkan bahwa komitmen afektif mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, komitmen berkelanjutan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dan komitmen normatif mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Komitmen normative memiliki
pengaruh terbesar terhadap kinerja. Penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan
dapat meningkatkan kinerja melalui peningkatan komitmen yang dimiliki oleh masing-
masing karyawan.

Kata kunci: komitmen afektif, komitmen berkelanjutan, komitmen normative dan


kinerja

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of affective commitment, continuance commitment,
and normative commitment on employee performance. The method used is quantitative
method with multiple regression analysis. This study uses the census method, which
involves all employees to become a sample with a total of 47 respondents. The data was
collected through a questionnaire. Based on the research findings, it is concluded that
affective commitment has a positive and significant effect on performance, continuance
commitment has a positive and significant effect on performance, and normative
commitment has a positive and significant effect on performance. Normative
commitment has the greatest influence on performance. This study proves that the
company can improve performance by increasing the commitment of each employee.

Keywords: affective commitment, continuance commitment, normative commitment,


and performance

Diterima: 24 September 2020; Direvisi: 24 September 2020; Diterbitkan: 1 Oktober 2020

PENDAHULUAN perusahaan menjadi permasalahan pokok


dalam penelitian ini. Tidak tercapainya
Penurunan kinerja yang ditunjukkan target pada Perusahaan BUMN X di Kota
dengan data tidak terealisasinya target Semarang selama tiga tahun terakhir dari
114 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 2, Oktober 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

tahun 2019, 2018 dan 2017, menarik untuk menyebabkan tanggungjawab karyawan
dianalisis lebih lanjut terkait hal-hal yang terhadap pekerjaan yang sekarang menjadi
menyebabkan tidak tercapainya kinerja berkurang. Data pra survey tersebut
tersebut. Banyak faktor yang menunjukkan adanya keterkaitan
mempengaruhi tercapainya kinerja di suatu komitmen karyawan dengan kinerjanya.
perusahaan. diantaranya yaitu komitmen. Sehingga penelitian ini bertujuan
Selanjutnya guna mengetahui memberikan analisis lebih lanjut serta
permasalahan apa yang menjadi penyebab memberikan bukti empiris pengaruh
target yang tidak tercapai, maka peneliti komitmen terhadap kinerja pada
melakukan pra survey melalui wawancara perusahaan BUMN X di Semarang.
kepada sejumlah karyawan sebagai data
pendukung yang diharapkan dapat Allen dan Mayer dalam Nurandini
memberikan gambaran tentang apa saja (2014) menyatakan komitmen
yang memepengaruhi penurunan kinerja organisasional terdiri dari 3 bentuk
yang ditunjukkan dengan target yang tidak komitmen yaitu komitmen afektif,
terpenuhi. komitmen berkelanjutan dan komitmen
normative. Robbins (2008) memebrikan
Berdasarkan pra survey yang pengertian dari tiga bentuk komitmen
dilakukan terhadap 15 karyawan, terdapat tersebut yaitu komitmen afektif merupakan
13 karyawan yang menjawab bahwa faktor perasaan emosional terikat untuk organisasi
mendasar penurunan kinerja yaitu terkait dan keyakinan atas nilai-nilai organisasi,
dengan komitmen organisasional. Pegawai sedangkan komitmen berkelanjutan adalah
merasakan adanya ketidaknyamanan dalam nilai ekonomi yang dirasa sebagai alasan
bekerja, ketidaknyamanan pegawai bertahan dalam suatu organisasi bila
dikarenakan pekerjaan yang monoton dan dibandingkan dengan meninggalkan
dilakukan setiap harinya yang membuat organisasi tersebut, dan komitmen normatif
karyawan jenuh dan mengaggap bahwa adalah sebuah kewajiban untuk bertahan
pekerjaan hanyalah sesuatu yang dilakukan dalam organisasi untuk alasan moral dan
hanya untuk kesibukan semata, hal tersebut etis.
mengarah tidak adanya ikatan emosional
antara karyawan dan pekerjaan ataupun Beberapa penelitian terdahulu telah
organisasi. Selain itu karyawan yang merasa meneliti keterkaitan antara komitmen dan
kurang terhadap kompensasi yang kinerja, namun penelitian tersebut
diberikan oleh perusahaan, mereka berfikir menunjukkan hasil yang berbeda.
jika ada tawaran yang lebih menguntungkan Penelitian Respatiningsih dan Frans (2015)
di luar organisasi maka mereka akan menunjukkan bahwa penurunan kinerja
mengambil kesempatan itu untuk keluar disebabkan oleh kurangnya komitmen
dari organisasi sekarang dan mengejar karyawan. Sapitri (2016) dalam
kesempatan yang lebih menguntungkan. penelitiannya menjelaskan bahwa
Karyawan merasa kompetensi atau keahlian permasalahan yang dapat mempengaruhi
yang mereka miliki lebih besar dari pada kinerja karyawan atau prestasi kerja adalah
keahlian yang dibuthkan pada pekerjaan komitmen organisasi. Joni (2015)
yang sekarang. Selanjutnya kebijakan dan menyatakan bahwa permasalahan yang ada
peraturan yang terlalu ketat dimana yaitu, pada umumnya banyak karyawan
perusahaan mengeluarkan SK Mutasi yang memiliki komitmen rendah terhadap
kepada karyawan yang terbilang cepat. tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
Mutasi yang sering dilakukan, serta kurang patuh terhadap kebijakan
115 | Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Perusahaan BUMN X di Semarang)

pimpinan, sehingga prestasi kerja menurun keberhasilan serta kemajuan yang


dan mereka tidak mempunyai keinginan berkelanjutan. Komitmen Organisasi
untuk bekerja lebih lama di perusahaan adalah suatu konstruk psikologis yang
tersebut. Adanya komitmen organisasional merupakan karakterisitik hubungan
yang tinggi dari karyawan terhadap anggota organisasi dengan organisasinya
perusahaan, akan meningkatkan gairah dan memiliki implikasi terhadap keputusan
kerja yang tinggi dan secara tidak langsung individu untuk melanjutkan
akan memacu prestasi kerja, tingkat keanggotaannya dalam berorganisasi
prestasi kerja dan keinginan yang kuat (Umam, 2010). Komitmen Organisasional
untuk tetap menjadi anggota dan bekerja yang tinggi akan ditunjukkan dengan
pada perusahaan. keyakinan yang kuat dan penerimaan
terhadap nilai-nilai serta tujuan dari
Penelitian-penelitian tersebut sesuai organisasi tersebut.
dengan penelitian Nurandiri dan Eisha
(2014); Nurbiayati dan Kunto (2014) yang Komitmen Afektif
menunjukkan hasil bahwa komitmen
afektif, normatif dan berkelanjutan Menurut Meyer dan Allen dalam
berpengaruh positif dan signfikan terhadap Sutanto & Gunawan (2013) Affective
kinerja. Namun penelitian tersebut tidak Commitment, terjadi apabila karyawan
sejalan dengan penelitian Srimulyani (2017) ingin menjadi bagian dari perusahaan
yang menyatakan bahwa komitmen afektif karena adanya ikatan emosional. Karyawan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap mengakui adanya kesamaan antara dirinya
kinerja, namun komitmen normatif dan perusahaan, sehingga menunjukkan
mempunyai pengaruh negatif dan tidak perhatian dan secara konsekuen
signifikan terhadap kinerja dan komitmen membentuk komitmen yang mengesankan
berkelanjutan berpengaruh negative (want). Indikator komitmen affektif
signifikan terhadap kinerja. Sehingga menurut Allen dan Mayer dalam Nurandini
berdasarkan latar belakang diatas peneliti (2014) 1) Keinginan untuk menjadi anggota
tertarik untuk memberikan bukti empiris organisasi, 2) Merasa memiliki keterlibatan
dan analisis terkait pengaruh komitmen dalam mencapai tujuan perusahaan, 3)
afektif, komitmen berkelanjutan dan Keterkaitan secara emosional, 4)
komitmen normative terhadap kinerja Membanggakan perusahaan kepada orang
karyawan pada Perusahaan BUMN X di lain.
Semarang.
Komitmen Berkelanjutan

LANDASAN TEORI Menurut Meyer dan Allen dalam


Sutanto & Gunawan (2013) Continuance
Komitmen Organisasional Commitment, didasarkan pada persepsi
karyawan atas kerugian yang akan
Menurut Kaswan (2012) diperolehnya jika ia tidak melanjutkan
mengemukakan “komitmen organisasi pekerjaannya dalam sebuah perusahaan.
didefinisikan sebagai sikap yang Dengan kata lain, karyawan tersebut
merefleksikan loyalitas karyawan pada bertahan pada suatu perusahaan karena
organisasi dan proses berkelanjutan dimana membutuhkan gaji dan
anggota organisasi mengekspresikan keuntungankeuntungan lain atau karena
perhatian terhadap organisasi dan
116 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 2, Oktober 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

belum menemukan pekerjaan lain (need). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
Indikator komitmen berkelanjutan menurut dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
Allen dan Mayer dalam Nurandini (2014) 1) karyawan dalam melaksanakan tugasnya
Berharap mendapatkan keuntungan apabila sesuai dengan tanggung jawab yang
bertahan, 2) Bertahan dalam perusahaan diberikan kepadanya (Mangkunegara,
merupakan kebutuhan, 3) Pertimbangan 2011). Dessler (2009) berpendapat kinerja
keluar perusahaan, 4) Berat meninggalkan karyawan adalah prestasi aktual karyawan
organisasi. dibandingkan dengan prestasi yang
diharapkan dari karyawan. Kinerja
Komitmen Normatif mengacu kepada kadar pencapaian tugas –
tugas yang membentuk sebuah pekerjaan
Normative Commitment, timbul dari karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa
nilai-nilai diri karyawan yang bertahan baik karyawan memenuhi persyaratan
menjadi anggota perusahaan karena ada sebuah pekerjaan. Kinerja seorang
kesadaran bahwa berkomitmen terhadap karyawan merupakan hal yang bersifat
perusahaan merupakan keharusan atau individual karena setiap karyawan memiliki
kewajiban. Karyawan tersebut hanya kemampuan yang berbeda dalam
bertahan dalam perusahaan karena mereka mengerjakan tugasnya. Kinerja dalam
merasa memang sudah seharusnya perusahaan merupakan jawaban dari
melakukan hal tersebut (ought/should). berhasil atau tidaknya tujuan organisasi
Indikator komitmen normatif menurut yang telah ditetapkan.Indikator kinerja
Allen dan Mayer dalam Nurandini (2014) 1) karyawan menurut Mangkunegara dalam
Ada perasaan bersalah meninggalkan Nurandini (2014) adalah 1) Kuantitas dari
perusahaan, 2) Memikirkan pendapat orang hasil, 2) Kualitas dari hasil, 3) Ketepatan
lain jika keluar dari perusahaan, 3) Tetap waktu dan 4) Kehadiran.
bertahan merupakan kewajiban, 4)
Memiliki rasa bertanggung jawab terhadap Hubungan Komitmen Afektif
perusahaan. terhadap Kinerja

Kinerja Komitmen afektif merupakan


perasaan emosional terikat untuk organisasi
Menurut Mahsun (2009) dan keyakinan atas nilai-nilai organisasi
mendefinisikan kinerja (performance) (Robbins, 2008). Komitmen afektif yang
sebagai gambaran mengenai tingkat dimiliki seseorang akan memberikan ikatan
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan emosional dan keyakinan terhadap
atau program atau kebijakan dalam perusahaannya sehingga karyawan dapat
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi terlibat secara langsung terhadap yang ada
organisasi yang tertuang dalam rencana pada perusahaan tersebut. Adanya
strategic planning suatu organisasi. Byars keterlibatan tersebut akan membawa
& Rue (2008), mengemukakan bahwa dampak pada kinerja yang dihasilkan.
kinerja “…refers to the degree of Karyawan yang memiliki ikatan emosial
accomplishment of the task that make up an dengan baik dan terlibat dalam organisasi,
employee’s job. It reflects, how well an tentunya akan memberikan kinerja yang
employee is fulfilling the requirements of semakin baik. Hal ini didukung dengan
the job”. Dari pernyataan ini, bahwa kinerja penelitian yang dilakukan oleh Nurandini
mengacu pada tingkat pemenuhan tugas dan Eisha (2014), Nurbiyati dan Kunto
yang membentuk pekerjaan karyawan. (2014), Muhammad dan Edy (2015), Sapitri
117 | Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Perusahaan BUMN X di Semarang)

(2016), Srimulyani (2017) serta Dwi, dkk komitmen normatif tinggi akan terus
(2017) hasil penelitian menunjukkan bahwa menjadi anggota dalam organisasi karena
semakin tinggi komitmen afektif maka merasa dirinya diuntungkan berada dalam
semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. organisasi tersebut. Adanya prinsip timbal
balik yang dimiliki karyawan akan
Hubungan Komitmen Berkelanjutan berdampak pada kinerja yang dihasilkan.
terhadap Kinerja Semakin karyawan tersebut mendapatkan
apa yang diinginkannya dari organisasi
Komitmen Berkelanjutan adalah tersebut, maka akan berdampak pada hasil
nilai ekonomi yang dirasa sebagai alasan kinerja yang semakin baik. Hal ini didukung
bertahan dalam suatu organisasi bila dengan penelitian yang dilakukan oleh
dibandingkan dengan meninggalkan Nurandini dan Eisha (2014), Nurbiyati dan
organisasi tersebut (Robbins, 2008). Kunto (2014), Muhammad dan Edy (2015),
Memari, dkk (2013) menyatakan bahwa Sapitri (2016) serta Dwi, dkk (2017) hasil
komitmen berpengaruh positif terhadap penelitian menunjukkan bahwa komitmen
kinerja karyawan. Individu dengan normatif berpengaruh positif signfikan
continuance commitment yang tinggi akan terhadap kinerja.
bertahan dalam organisasi, bukan karena
alasan emosional, tapi karena adanya
kesadaran dalam individu tersebut akan Kerangka Penilitian
kerugian besar yang dialami jika
meninggalkan organisasi. Adanya alasan
yang dimiliki individu untuk bertahan
terutama faktor ekonomi, membuat
individu tersebut berusa memberikan
kinerja yang semakin baik. Dengan kata
lain, semakin tinggi komitmen
berkelanjutan, akan berdampak pada
kinerja yang semakin baik. Hal ini didukung
dengan penelitian yang dilakukan
Nurandini dan Eisha (2014), Nurbiyati dan Gambar 1. Kerangka Penelitian
Kunto (2014), Muhammad dan Edy (2015)
serta Sapitri (2016) hasil penelitian
menunjukkan bahwa komitmen Hipotesis
berkelanjutan berpengaruh positif dan
signfikan terhadap kinerja. Berdasarkan uraian tersebut
hipotesis pertama yang dapat disusun
Hubungan Komitmen Normatif adalah sebagai berikut:
Terhadap Kinerja H1: Komitmen afektif berpengaruh
Komitmen Normatif yaitu kewajiban terhadap kinerja karyawan;
untuk bertahan dalam organisasi untuk H2: Komitmen berkelanjutan berpengaruh
alasan moral dan etis (Robbins, 2008). terhadap kinerja karyawan;
Karyawan dengan komitmen normatif akan H3: Komitmen normatif berpengaruh
mempunyai kewajiban untuk memberikan terhadap kinerja karyawan
balasan atas apa yang pernah diterimanya
dari organisasi. Karyawan yang memiliki
118 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 2, Oktober 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

Hasil uji normalitas residual dengan


METODE PENELITIAN menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai probabilitas signifikansi
Penelitian ini menggunakan metode (Asymp. Sig) adalah sebesar 0,843 > 0,05.
kuantitatif dengan analisis regresi Hasil ini mengandung arti bahwa model
berganda. Tiga variabel independen dalam regresi memenuhi asumsi normalitas,
penelitian ini yaitu komitmen afektif (X1), sehingga bisa dianalisis lebih lanjut.
komitmen berkelanjutan (X2), dan
komitmen normative (X3), sedangkan Uji Multikolonieritas
variabel dependennya yaitu kinerja
karyawan (Y). Obyek penelitian yaitu Nilai tolerance untuk semua variabel
Perusahaan BUMN X di Semarang. Populasi adalah kurang dari 0,10 dan nilai VIF untuk
dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan semua variabel mempunyai nilai lebih dari
Perusahaan BUMN X di Semarang. Metode 10, sehingga model regresi terbebas dari
pengambilan sampel menggunakan metode gejala multikolinearitas.
sensus, yaitu menggunakan seluruh
populasi untuk dijadikan sampel penelitian Uji Heterokedastisitas
dengan jumlah 47 responden. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah Hasil pengujian heteroskedastisitas
kuesioner. Sebelum melakukan uji regresi dengan menggunakan uji glejser diketahui
linear berganda penelitian ini menggunakan bahwa signifikansi variabel bebas
uji instrument (validitas dan reliabilitas) menunjukkan nilai signifikansi > 0,05
dan uji asumsi klasik (normalitas, untuk semua variabel bebas. Hal ini
multikolonieritas, dan heterokedastisitas). mengandung arti bahwa model regresi tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas dan layak
untuk dianalisis lebih lanjut.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Uji t
Hasil pengujian validitas
menunjukkan bahwa indikator-indikator Berdasarkan tabel 2 dengan
pada variabel komitmen afektif (X1), menggunakan bantuan program SPSS 19.00
komitmen berkelanjutan (X2), komitmen hipotesis pertama diperoleh t hitung (5,029)
normative (X3), maupun kinerja (Y) lebih besar dari pada t tabel (2,0105) dan
memiliki nilai r hitung > r tabel (r tabel signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari
untuk df = n-2 = 45 adalah sebesar 0,243) 0,005 dapat diartikan ada pengaruh
dan nilai sig<0,05, maka semua indikator komitmen afektif terhadap kinerja
dinyatakan valid, sehingga layak untuk karyawan. Hipotesis kedua diperoleh t
digunakan sebagai instrumen penelitian. hitung (2,436) lebih besar dari pada t tabel
(2,0105) dan signifikansi hitung (0,000)
Sedangkan hasil uji reliabilitas lebih kecil dari 0,005 dapat diartikan ada
menunjukkan nilai cronbach > 0,7 yang pengaruh komitmen berkelanjutan
berarti bahwa semua butir/item dari terhadap kinerja karyawan. Hipotesis ketiga
variabel independen dan variabel dependen diperoleh t hitung (6,944) lebih besar dari
ini adalah reliable. pada t tabel (2,0105) dan signifikansi hitung
(0,000) lebih kecil dari 0,005 dapat
Uji Normalitas diartikan ada pengaruh komitmen normatif
terhadap kinerja karyawan.
119 | Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Perusahaan BUMN X di Semarang)

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda terlibat secara langsung terhadap aktivitas
yang ada pada perusahaan tersebut. Adanya
Standardized
Model Coefficients T Sig
keterlibatan tersebut akan membawa
Beta dampak pada kinerja yang dihasilkan.
Komitmen 0.386 5.029 0.000 Karyawan yang memiliki ikatan emosial
Afektif (X1) dengan baik dan terlibat dalam organisasi,
Komitmen 0.204 2.436 0.019 tentunya akan memberikan kinerja yang
Berkelanjutan
semakin baik.
(X2)
Komitmen 0.566 6.944 0.000
Normatif (X3) Komitmen Berkelanjutan terhadap
a. Dependent Variable: Kinerja (Y) Kinerja
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019
Pengujian hipotesis 2 menunjukkan
bahwa komitmen berkelanjutan
Pembahasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Semakin tinggi komitmen
Komitmen Afektif terhadap Kinerja berkelanjutan maka semakin tinggi pula
kinerja.
Berdasarkan hasil olah data
pengujian hipotesis pertaman diketahui Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa komitmen afektif berpengaruh penelitian yang dilakukan Nurandini dan
positif dan signifikan terhadap kinerja. Eisha (2018), Nurbiyati dan Kunto (2018),
Semakin tinggi komitmen afektif yang Muhammad dan Edy (2015) serta Sapitri
dimiliki karyawan maka semakin tinggi pula (2016) yang membuktikan bahwa
kinerja karyawan yang akan dihasilkan. komitmen berkelanjutan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Komitmen berkelanjutan adalah nilai
penelitian yang dilakukan Nurandini dan ekonomi yang dirasa sebagai alasan
Eisha (2018), Nurbiyati dan Kunto (2018), bertahan dalam suatu organisasi.
Muhammad dan Edy (2015), Sapitri (2016), Komitmen berkelanjutan dalam penelitian
Srimulyani (2017) serta Dwi, dkk (2017) ini dilihat dari sikap berharap mendapatkan
yang membuktikan bahwa komitmen afektif keuntungan apabila bertahan, sikap
berpengaruh positif signifikan terhadap bertahan pada perusahaan karena
kinerja. Komitmen afektif merupakan merupakan kebutuhan, sikap banyak
perasaaan emosional untuk organisasi dan pertimbangan bila keluar organisasi, sikap
keyakinan dalam nilai-nilainya. Seseorang merasa berat bila meninggalkan organisasi
yang memiliki komitmen afektif yang tinggi (Nurandini, 2014). Individu dengan
akan memiliki perasaan ingin menjadi komitmen berkelanjutan yang tinggi akan
bagian dari organisasi, aktif terlibat dalam bertahan dalam organisasi, bukan karena
mencapai tujuan perusahaan, memiliki alasan emosional, tapi karena adanya
keterikatan secara emosional dengan kesadaran dalam individu tersebut akan
perusahaan, dan merasa bangga terhadap kerugian besar yang dialami jika
organisasi (Nurandini, 2014). Dengan meninggalkan organisasi. Adanya alasan
demikian komitmen afektif yang dimiliki yang dimiliki individu untuk bertahan
seorang karyawan akan memberikan ikatan terutama faktor ekonomi, membuat
emosional dan keyakinan terhadap individu tersebut berusaha memberikan
perusahaannya sehingg karyawan dapat
120 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 2, Oktober 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

kinerja yang semakin baik. Dengan kata Berdasarkan hasil analisis tentang
lain, semakin tinggi komitmen pengaruh komitmen afektif, komitmen
berkelanjutan, akan berdampak pada berkelanjutan dan komitmen normatif
kinerja yang semakin baik. terhadap kinerja karyawan pada
Perusahaan BUMN X di Semarang maka
Komitmen Normatif terhadap dapat ditarik kesimpulan bahwa komitmen
Kinerja afektif berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja, semakin tinggi komitmen
Pengujian hipotesis 3 menunjukkan afektif maka semakin tinggi pula kinerja.
bahwa komitmen normatif berpengaruh Komitmen berkelanjutan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja. positif dan signifikan terhadap kinerja,
Semakin tinggi komitmen normatif maka berarti bahwa semakin tinggi komitmen
semakin tinggi pula kinerja. berkelanjutan maka semakin tinggi pula
kinerja. Komitmen normatif berpengaruh
Hasil penelitian ini sesuai dengan positif dan signifikan terhadap kinerja,
penelitian yang dilakukan oleh Nurandini sehingga semakin tinggi komitmen normatif
dan Eisha (2018), Nurbiyati dan Kunto maka semakin tinggi pula kinerja.
(2018), Muhammad dan Edy (2015), Sapitri
(2016) serta Dwi, dkk (2017) yang Saran
membuktikan bahwa komitmen normatif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Saran dibuat berdasarkan nilai terendah
Kinerja. Komitmen Normatif yaitu dari masing-masing indikator komitmen
kewajiban untuk bertahan dalam organisasi afektif, komitmen berkelanjutan dan
untuk alasan moral dan etis. Komitmen komitmen normative yang dipersepsikan
Normatif dalam penelitian ini terdiri dari oleh responden. Berikut adalah saran yang
indikator perasaan bersalah meninggalkan dapat diberikan:
perusahaan, Memikirkan pendapat orang 1. Pada variabel komitmen afektif,
lain jika keluar dari perusahaan, tetap indikator terendah yang dipersepsikan
bertahan merupakan kewajiban, memiliki responden adalah mengenai perasaan
rasa bertanggung jawab terhadap bangga terhadap perusahaan. Dengan
perusahaan (Nurandini, 2014). Karyawan demikian dibutuhkan hubungan yang
dengan komitmen normatif yang tinggi baik antara karyawan dan organisasi
akan mempunyai kewajiban untuk yang bisa dimulai dari pola komunikasi
memberikan balasan atas apa yang pernah antara karyawan dengan rekan kerja
diterimanya dari organisasi, dan akan maupun pimpinan dan dalam organisasi,
berusaha terus untuk dapat menjadi dengan tujuan penumbuhan perasaan
anggota dalam organisasi karena merasa memiliki dan bangga terhadap
dirinya diuntungkan berada dalam organisasi.
organisasi, sikap yang demikian akan 2. Pada variabel komitmen berkelanjutan,
berdampak pada peningkatan kinerja indikator terendah mengenai harapan
karyawan. karyawan untuk mendapatkan
keuntungan jika bertahan dalam
organisasi. Dengan demikian diperlukan
KESIMPULAN DAN SARAN adanya kebijakan terkait kompensasi
yang diberikan kepada karyawan
Kesimpulan sehingga dari sisi ekonomi karyawan
merasa tercukupi kebutuhannya dan
121 | Pengaruh Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan dan Komitmen Normatif
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Perusahaan BUMN X di Semarang)

akan tetap bertahan dalam organisasi Baruna Cabang Singaraja Tahun 2015.
tersebut. Vol 5 Nomor 1 Tahun 2015.
3. Pada variabel komitmen normatif, Kaswan. 2012. Manajemen Sumber Daya
indikator terendah yang dipersepsikan Manusia untuk Keunggulan Bersaing
responden yaitu tanggungjawab Organisasi. Graha Ilmu, Yogyakarta
karyawan terhadap organisasi. Dengan Mahsun, Mohamad. (2009). Pengukuran
demikian diperlukan adanya keterlibatan Kinerja Sektor Publik (3th ed).
karyawan dalam setiap kegiatan maupun Yogyakarta:BPFE
pengambilan keputusan, sehingga Memari, Negin. 2013. The impact of
karyawan merasa diberikan kepercayaan Organizational Commitment on
untuk melakukan pekerjaan dengan baik, Employees Job Performance, "A study
serta menumbukan tanggungjawab of Meli bank". Interdisciplinary
dalam diri karyawan. Journal Of Contemporary Research In
Business 5 (5).
Nurbiyati, Titik dan Kunto Wibisono. 2014.
Daftar Pustaka Analisis Pengaruh Komitmen Afektif,
Kontinyu dan Normatif Terhadap
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Kinerja dengan Disiplin Kerja sebagai
Manajemen Sumber Daya Manusia Variabel Intervening. Jurnal Kajian
Perusahaan. Bandung: PT.Remaja Bisnis Vol. 22, No. 1: 21 – 37.
Rosda Karya. Nurandini, Arina dan Eisha Lataruva
Byars, Lloyd L., & Rue, Leslie W. (2008). (2014), Analisis Pengaruh
Human Resource Management. (9 KomitmenOrganisasi Terhadap
thed.).New York: McGraw-Hill Irwin Kinerja Karyawan, Jakarta.
Christina, T.S., Siti, M., dan Yusriyati, N.F., Rahardja, Edi & Fadel Muhammad Reza
2012. “Pengaruh Komitmen Piliang. 2015. Pengaruh Kepuasan
Organisasi, Budaya Organisasi, dan Kerja dan Komitmen Organisasional
Keterlibatan Kerja terhadap Kinerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Karyawan Baitul Maal Wat Tamwil Pada Kantor Perum Perumnas
(BMT)”. Media Riset Akuntansi. Vol. 2 Regional 5 Semarang). Diponegoro
No. 1. Journal of Management Vol.4 No.4,
Dessler, Gary, 2009. Manajemen Sumber Tahun 2015, halaman 1-3.
Daya Manusia, Jakarta :Edisi Respatiningsih, Ida & Frans Sudirjo. 2015.
Kesepuluh Jilid Dua PT Indeks Pengaruh Komitmen Organisasi,
halaman 46 Motivasi, Kapabilitas dan Kepuasan
Dwi, Syahril, Hardina. 2017. “Analisis Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi
Pengaruh Komitmn Afektif, Komitmen Empirik Pada Inspektorat Kabupaten
Berkelanjutan dan Komitmen Pemalang). Jurnal Ilmiah UNTAG
Normatif terhadap Kinerja Karyawan Semarang Vo. 4, No. 3.
pada PT. Radio Nebula Nada di Kota Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge.
Palu”. Jurnal Ilmu Manajemen 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-
Universitas Tadulako Vol.3 No.1 (hlm. 12,Jakarta: Salemba Empat
138-152) Januari 2017. Palu. Sapitri, Ranty. 2016. Pengaruh Komitmen
Joni, Komang Udayana. 2015. Pengaruh Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Komitmen Organisasi terhadap Perusahaan Listrik Negara Area
Prestasi Kerja Karyawan PT. Nusa
122 | Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Volume 2 No 2, Oktober 2020. ISSN 1858 – 1358, E – ISSN 2684 – 7000

Pekanbaru. JOM Fisip Vol.3 No.2


Oktober 2016.
Srimulyani, Rochiyati, Bayu. 2017.
Pengaruh Komitmen Organisasional
terhadap Kinerja Karyawan dengan
Organizational Citizenship Behavior
(OCB) sebagai Variabel Moderating.
The 6th University Research
Colloquium 2017 Universitas
Muhammadiyah Magelang.

Anda mungkin juga menyukai