http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Abstract
The aim of this paper is to investigate the effect of job characteristic, organizational
culture, and job satisfaction on organizational commitment. The study population
consisted all employees of PD Citra Mandiri Jawa Tengah. The number of samples used
in this paper are 83 employees which using saturated samples. Data were collected by
quesionere. The analysis model is multiple regression using programme SPSS 16. This
paper shows that the high of job characteristic will increase commitment was found.
While, the strong of organizational culture will increase organizational commitment
were correlated, and the high of job satisfaction will increase organizational
commitment. Suggestion for this research are company could make training and
development programme, creating a non monotonous atmosphere like meeting outdoor,
future research can look for other variabels that effect on organizational commitment
with another object and add number of respondents that will help in generalizing the
findings of the study.
Keywords:
Budaya Organisasi; Karaktetisik Pekerjaan; Kepuasan Kerja; Komitmen
Organisasional
SDM yaitu membangun komitmen bahwa karyawan tidak ada niat untuk
organisasional karyawan. keluar kecuali terdapat faktor lain.
Komitmen seseorang terhadap Komitmen organisasional dapat
organisasi (organizational commitment) diartikan sebagai pengakuan organisasi
seringkali menjadi isu yang sangat dan terlibat didalamnya. Komitmen
penting di dalam dunia kerja. Karyawan organisasi memiliki tiga komponen yaitu
yang secara emosional berkomitmen (1) komitmen emosional atau afektif,
untuk organisasi menunjukkan kinerja terjadi apabila karyawan ingin menjadi
yang semakin tinggi, mengurangi bagian dari organisasi karena adanya
ketidakhadiran, dan kemungkinan ikatan emosional (2) komitmen kontinyu,
berhenti dari pekerjaan mereka berkurang muncul apabila karyawan tetap bertahan
(Allen & Meyer, 1990:1). Komitmen pada suatu organisasi karena
organisasi merupakan sebuah pekerjaan membutuhkan gaji dan keuntungan-
penting dan perilaku organisasi yang keuntungan lain, dan (3) komitmen
masih menarik untuk diteliti. Komitmen normatif, timbul dari nilai-nilai diri
organisasi merupakan hal penting bagi karyawan (Allen & Meyer, 1990:3)
organisasi dalam dunia bisnis saat ini. Penelitian mengenai komitmen
Komitmen organisasi berfokus pada organisasional telah banyak diteliti.
mempertahankan karyawan dan mencapai Namun, masih terdapat perbedaan hasil
kinerja yang lebih baik (Sami, Sabri, penelitian yang dilakukan. Penelitian
Ilyas, Amjad, & College, 2013:69). yang dilakukan oleh (Putri & Martono,
Karyawan yang memiliki komitmen lebih 2015) menyatakan bahwa karakteristik
akan dapat dengan mudah menghadapi pekerjaan memiliki pengaruh yang positif
situasi apapun diperusahaan daripada dan signifikan terhadap komitmen
karyawan dengan komitmen yang rendah organisasional karyawan perusahaan
(Wartini & Harjiyanti, 2014:229) konstruksi di Jawa Tengah. Namun,
Permasalahan komitmen merupakan berbeda dengan penelitian (Madi, Jarad,
hal yang dapat merugikan organisasi. Jika & Alqahtani, 2012) menyatakan bahwa
tingkat komitmen karyawan rendah, maka karakteristik pekerjaan tidak berpengaruh
akan berdampak pada tingkat keluar terhadap komitmen organisasional
karyawan yang semakin tinggi. Hal ini karyawan sektor perbankan di Gaza,
tentu menjadi dampak negatif bagi Palestina. Penelitian yang dilakukan oleh
organisasi sebagai akibatnya perusahaan (Ch, Zainab, Maqsood, & Sana, 2013:17)
akan mengeluarkan biaya, waktu, dan menunjukkan bahwa budaya organisasi
tenaga guna merekrut karyawan baru. berpengaruh positif terhadap komitmen
Karyawan yang bertahan pada organisasi organisasional karyawan sektor
memang sesuatu hal yang harus perbankan di Pakistan. Tetapi, berbeda
dilakukan, namun karyawan juga tentu dengan penelitian (Alvi, 2014:36) yang
menyadari bahwa karyawan harus patuh menyatakan bahwa budaya organisasi
pada peraturan. Hal ini menandakan tidak berpengaruh terhadap komitmen
Jurnal Studi Manajemen Organisasi 14 Volume 2 (Desember, 2017)
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
organisasional memiliki peran penting karyawan yang tidak puas, yang tidak
disektor bank syariah di malaysia. Hal menyukai situasi kerjanya.
serupa juga ditemukan pada penelitian Kepuasan kerja menyangkut
Shohaib (2013:15-20) tentang “budaya seberapa jauh karyawan merasakan
organisasi dan komitmen organisasional: kesesuaian antara yang diterima dari hasil
studi komparatif instansi pemerintah dan pekerjaannya dan ekspektasi yang
swasta” menyatakan bahwa budaya diharapkan. Kepuasan kerja mampu
organisasi memiliki pengaruh yang kuat mengarahkan pandangan karyawan agar
terhadap komitmen organisasional. tetap berkomitmen dan tetap menjadi
Budaya organisasi merupakan anggota organisasi. semakin karyawan
sistem makna bersama yang disepakati merasakan puas atas apa yang
dan dijalankan oleh anggota organisasi. diperolehnya, semakin tinggi pula
Budaya organisasi baik positif maupun komitmen yang dirasakan karyawan.
negatif lambat laun akan mempengaruhi namun, ketika karyawan merasa tidak
perilaku yang pada akhirnya berpengaruh puas atasan apa yang diterima, maka
pada produktifitas dan pencapaian tugas karyawan akan mencari peluang untuk
organisasi. Kesesuaian antara idividu mencari pekerjan baru sesuai keinginan
dengan budaya organisasi dimana karyawan. Perusahaan harus bisa
karyawan tersebut bekerja, akan mempertahankan karyawan dengan
menimbulkan komitmen kerja dan akan memberikan gaji dan bonus sesuai
mendorong individu untuk bertahan pada dengan pekerjaan karyawan.
suatu perusahaan tersebut dalam jangka Hasil penelitian Azeem
panjang. (2010:292-299) mengenai “pengaruh
X2 : Semakin kuat budaya kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi maka akan menyebabkan organisasional pada karyawan kerajaan
semakin tinggi komitmen organisasional oman” menyatakan bahwa kepuasan kerja
Kepuasan merupakan sikap positif berpengaruh positif terhadap komitmen
karyawan terhadap pekerjaannya, yang organisasional. Hal ini juga didukung
timbul berdasarkan penilaian terhadap oleh penelitian yang dilakukan oleh
situasi kerja (Robbins dan Judge, Mohammed et al (2013:43-53) tentang
2008:156; Umam, 2010:54). Situasi kerja “kepuasan kerja dan komitmen
yang menyenangkan dapat terbentuk organisasional; studi korelasi di bahrain”
apabila sifat dan jenis pekerjaan yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan memiliki pengaruh positif terhadap
dan nilai yang dimiliki oleh karyawan. komitmen organisasional”.
Dengan demikian, karyawan yang puas X3 : Semakin tinggi kepuasan
lebih menyukai situasi kerjanya daripada kerja maka akan menyebabkan semakin
tinggi komitmen organisasional
Jurnal Studi Manajemen Organisasi 14 Volume 2 (Desember, 2017)
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Budaya
Organisasi
Komitmen
Budaya Organisasional
Organisasi
Kepuasan
Kerja
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.871 1.854 2.628 .010
Total KP .045 .042 .171 1.066 .290
Total BO -.064 .035 -.323 -1.860 .067
Total KK .014 .031 073 .458 .648
Sumber : Data diolah (2017)
Jurnal Studi Manajemen Organisasi 14 Volume 2 (Desember, 2017)
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo