DISUSUN OLEH :
Farah Deviana
1924090232
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusah masalah.........................................................................................................8
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................9
BAB II.....................................................................................................................................10
TINJUAN PUSTAKA............................................................................................................10
A. Kinerja Karyawan......................................................................................................10
B. Kepemimpinan............................................................................................................12
1. Pengertian Kepemimpinan.....................................................................................12
2. Gaya Kepemimpinan...............................................................................................13
C. Stress Kerja..................................................................................................................17
E. Hipotesis.......................................................................................................................23
BAB III....................................................................................................................................24
METODE PENELITIAN......................................................................................................24
1. Definisi Konseptual.................................................................................................25
2. Definisi Operasional................................................................................................25
1. Populasi....................................................................................................................26
2. Sampel......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang terus berkembang, persaingan usaha dan bisnis
akan semakin ketat. Dibutuhkan strategi yang maksimal untuk mencapai tujuan
dan inspirasi atas ide- ide tanpa adanya peran sumber daya manusia, agar
jalannya organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu
karena itu, sumber daya manusia harus selalu diperhatikan, dijaga, dan
sumber daya manusia yang dapat diandalkan dan memiliki kinerja yang baik. Sumber
daya manusia dalam hal ini adalah pemimpin dan para karyawan pada sebuah
organisasi. Rasa aman dan nyaman dalam suasana kerja mampu mendorong individu
untuk lebih berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan, dan akan membantu
suatu tujuan bagi perusahaan, dan karyawan yang mempunyai kinerja tinggi akan
menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut (Heri
setyanto & Mohammad Amar, 2015). Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan kinerja yang baik. Kinerja setiap karyawan akan berbeda-beda tingkat
1
hasilnya. Dalam ruang lingkup sumber daya manusia, kinerja karyawan sangat
dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang terbaik, baik bagi karyawannya sendiri
maupun perusahaan.
secara kualitas dan kuantitas yang tercapai oleh seseorang karyawan dalam
menurut Gibson (2006: 65) kinerja karyawan adalah hasil yang diinginkan dari
terjemahan dari prestasi yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut
harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur dan dibandingkan
dengan standar yang telah ditentukan. Atau dapat disimpulkan bahwa kinerja
karyawan merupakan hasil kerja yang diinginkan dari individu secara kualitas dan
kuantitas yang tercapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan bukti secara konkret dan
dapat diukur diukur dan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para pimpinan sering tidak memperhatikan
hal tersebut kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Pimpinan
kinerja yang menurun. Dalam rekrutmen karyawan harus memenuhi kriteria tertentu
2
itu sendiri. Dengan demikian diharapkan karyawan yang sesuai dengan kriteria
tersebut tentu dapat ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keahliannya. Maka
dari itu perlu adanya gaya kepemimpinan yang mampu mengelola karyawan agar
dapat bekerja secara baik untuk memajukan perusahaan. Begitu juga sebaliknya,
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, akibat gaya kepemimpinan yang kurang
efektif baik.
tercapainya tujuan. Dalam mewujudkan suatu organisasi yang baik seorang pemimpin
organisasi sangatlah penting, pemimpin akan dijadikan panutan atau contoh oleh para
karyawan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan, menjadi tempat konsultasi dalam
hal menyelesaikan masalah seputar perkerjaan atau masalah yang dihadapi oleh para
2017) dalam artikelnya mengatakan bahwa Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang
mampu membawa organisasi atau perusahaanya menjadi organisasi yang hebat dan
mampu bersaing sehat untuk selalu menjadi yang terdepan dengan tetap
menciptakan hal baru. Gagasan yang dimiliki oleh pemimpin merupakan gagasan
3
mengembangkan apa yang dilakukan. Ia percaya pada bawahan dan selalu
ketenangan bekerja bagi bawahan. Peran kepemimpinan dalam suatu organisasi atau
karyawan (Handoko, 2008). Bahkan sekarang ini bisa dikatakan bahwa kemajuan
yang dicapai dan kemunduran yang dialami oleh instansi, sangat ditentukan oleh
peranan yang sangat penting dalam mencapai kinerja karyawan, dan pemimpin
mampu menerapkan kepemimpianan yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada, maka para karyawan akan dapat bekerja dengan nyaman dan semangat yang
tinggi (Hasibuan, 2007). Gaya Kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara
sikap dan perilaku para anggota organisasi termasuk pemimpin dan karyawannya.
kemampuan staf untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang
dilakukan oleh pemimpin sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf
memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran
kepercayaan yang sangat tinggi dari seorang atasan kepada seorang bawahan. Selain
itu, nilai pengutusan yang tulus dari seorang atasan sangat kuat, sehingga bawahan
4
kemajuan manajernya. Sementara Eims (2003: 162) melihat gaya kepemimpinan
kepercayaan yang sangat besar, dan dituntut seorang bawahan untuk dapat menjadi
wakil yang tepat dan benar. Oleh karena itu, seorang delegator harus rnempunyai
kompetensi yang dapat menjamin bahwa apa yang dilakukannya tidak merugikan
perusahaan. Jadi karyawan yang ditunjuk atau didelegasikan oleh pimpinannya dalam
sendiri (Thoha, 2006). Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari
kemampuan, agar bisa menjalankan aktivitasnnya yang untuk sementara waktu tak
Rivai (2004) menyatakan bahwa tipe seseorang yang bergaya delegatif adalah
diinginkan untuk dilakukan. Menilai kesuksesan penyelia dalam meraih respon yang
efektif dan antusias dari stafnya dan dalam mempromosikan suasana yang
dan sesuai, telah menstimulasi respon yang efektif dan antusias bawahannya,
memberikan suasana yang menyenangkan, dan disukai bawahan atau stafnya. Dengan
5
gaya delegatif yang berprofil rendah yang memberikan sedikit pengarahan atau
dukungan memiliki tingkat kemungkinan efektif yang paling tinggi dengan individu
individu dalam tingkat kematangan seperti ini. Kunci keberhasilan dalam menerapkan
bisa juga menjadi negatif , artinya bahwa semakin tinggi gaya kepemimpinan
delegatif sejalan dengan harapan karyawan sebagai bawahannya, maka akan semakin
terbuka lebar potensi bagi karyawan sendiri di dalam meningkatkan kinerjanya tetapi
sebaliknya, jika semakin tidak sejalan gaya kepemimpinan delegatif , maka akan
tempat kerja, hal itu merupakan hal biasa dialami oleh para pekerja. Karyawan yang
mengalami stress kerja disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak juga
dengan deadline penyelesaian yang sangat singkat. Tidak hanya tuntutan pekerjaan
yang mampu membuat karyawan menjadi stress, beban kerja yang berlebihan, sikap
pimpinan yang kurang adil, konflik antar pribadi dengan pimpinan dan masih banyak
hal lainnya yang membuat stress menjadi suatu permasalahan yang hampir tidak
mungkin dapat dihindari. Stress di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang sangat
Menurut Mangkunegara (2008) stres kerja yaitu suatu perasaan tertekan yang
stres kerja karyawan adalah kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan
6
pekerjaan serta dikarakteristikkan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka
untuk menyimpang dari fungsi normal mereka, serta menurut Handoko (2008) stres
kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
kondisi seseorang dalam bekerja. Dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan
perasaan tertekan atau suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi yang
Stres kerja adalah faktor yang menyebabkan karyawan tertekan, bosan, dan
merasa kondisi yang tidak nyaman dalam bekerja di perusahaan. Ada beberapa
untuk menjadi lebih baik, namun jika ada tekanan negatif muncul tekanan itu menjadi
terlalu sering atau ketika hanya satu sumber tekanan terlalu besar dan tidak bisa
diatasi ini akan menjadi masalah. Manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia
kurang mampu menyesuaikan antara keinginan dengan kenyataan yang ada, baik
secara ketat untuk menjamin tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya serta,
keinginan untuk berkembang. Keadaan ini akan menimbulkan turunnya kinerja yang
kepemimpinan, kinerja karyawan juga dipengaruhi oleh stres kerja. Karenanya kinerja
karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian
berkaitan dengan variabel stres kerja. Bahaya stres diakibatkan karena kondisi
7
kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan
dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Proses
memburuk. Dalam jangka pendek, stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan
yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi tertekan, tidak
kinerjanya pun akan terganggu. Dalam jangka panjang, karyawan tidak dapat
menahan stres kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap yang
semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan
mengundurkan diri (turnover). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Hotiana &
Stres kerja ini tampak dari sindrom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan
tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yg berlebihan, tidak bisa rileks,
lingkungan kerja. Jika karyawan mengalami stress secara berlebihan dan tidak segera
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh gaya kepemimpinan delegatif dan stress kerja teradap
kinerja karyawan.
B. Rumusah masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang ingin diteliti yaitu :
8
1. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan delegatif dan kinerja
2. Apakah terdapat pengaruh antara stress kerja dan kinerja karyawan pada
perusahaan X ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan delegatif dan stress kerja
pada perusahaan X ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan delegatif dan
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengaruh antara stress kerja dan kinerja
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan delegatif dan
D. Manfaat Penelitian
psikologi industri dan organisasi terkait pengaruh gaya kepemimpinan delegatif dan
9
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu
A. Kinerja Karyawan
suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan
aktivitas tertentu yang menjadi tugasnya. Veithzal Rivai ( 2005 ) menjelaskan kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan dalam periode
jawabnya.
Dari penjelasan beberapa tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kinerja
melaksanakan tugas secara keseluruhan yang menjadi tugaa dan tanggung jawabnya.
10
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
1. Faktor Personal
2. Faktor Kepemimpinan
Faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
3. Faktor Tim
Faktor Tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
dalam satu team, kepercayaan terhadap sesama anggota team, kekompakan, dan
4. Faktor Sistem
Faktor sistem meliputi system kerja, fasilitas kerja, dan infrakstruktur yang diberikan
oleh organisasi, kompensasi dan proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi
5. Faktor Konseptual
Faktor konseptual meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal.
keryawan, yaitu terdiri atas 5 faktor yang terdiri dari : faktor personal, faktor
1. Kuantitas pekerjaan
11
2. Kualitas Pekerjaan
3. Ketepatan waktu
Kehadiran
4. Kemampuan kerja
organisasi
memiliki 4 dimensi yang terdiri dari : kuantitas pekerjaa, kualitas pekerjaan, ketepatan
B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
kerja dan menolong bawahan untuk mencapai tujuan, akan dapat meningkatkan
12
tujuan organisasional. Para pemimpin mempunyai wewenang mengarahkan berbagai
Definisi lain menurut Kartono ( 2005 : 153 ), Kepemimpinan adalah kemauan untuk
memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha
sasaran.
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya
terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk
mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin
melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu
berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha
mencapai tujuan.
2. Gaya Kepemimpinan
13
seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat
oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang
adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengenai gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
Dari penjelasan beberapa tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gaya
diperkuat oleh gaya kepemimpinan yang cenderung kurang peduli terhadap proses
yang dilakukan bawahan dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab yang telah
pada waktunya, serta tidak bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dari penjelasan beberapa tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gaya
kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan yang tidak peduli cara bawahan
14
mengambil keputusan dengan harapan tugas dapat dipertanggungjawabkan dan
diselesaikan tepat pada waktunya, serta tidak bertentangan dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam ( William, 2005 ) macam gaya kepemimpinan
sebagai berikut :
dibutuhkan untuk melakukan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa, dimana,
keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk menyelesaikan suatu tugas
dan mendelegasikan/delegating.
1) Kepemimpinan Delegatif
15
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin menedelegasikan wewenang
kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil
atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan
keterikatan.
2) Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak
tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi
3) Kepemimpinan Partisipatif
partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
16
bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina
kepemimpinan delegatif.
yaitu:
1. Karisma
dan kepercayaan.
2. Inspirasi
sederhana.
3. Simulasi intelektual
17
Dari penjelasan tokoh di atas mengenai faktor yang mempengaruhi gaya
C. Stress Kerja
Menurut Rivai dalam Riadi (2016), stress kerja adalah suatu kondisi
( 2013 : 157 ), menjelaskan stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari sympton antara
lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok
yang berlebihan, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami
gangguan pencernaan.
Definisi lain menurut Hasibuan ( 2013 : 204 ) Stres kerja merupakan suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang,
Dari penjelasan beberapa tokoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Stres
fisik dan psikis, mempengaruhi emosi, perasaan tidak tenang dan kondisi karyawan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat membangkitkan stress, antara lain (Munandar,
2014):
Factor intrinsik dalam pekerjaan terdiri dari tuntutan fisik dan tuntutan tugas, di mana:
18
a. Tuntutan fisik dapat berupa kebisingan, vibrasi (getaran), kebersihan, dll.
Lingkungan yang bising dapat membuat orang stress, begitu pula jika tempat
kerja kita terdapat banyak vibrasi atau getaran, maka akan cenderung mudah
stress. Ketika kondisi ruang kerja kita kotor, banyak sampah juga dapat
b. Tuntutan tugas
1) Kerja shift malam, bekerja pada shift malam yang terjadi pada karyawan
yang belum terbiasa akan dapat mendorong terjadinya stress, namun pada
2) Beban kerja: beban kerja yang berlebihan baik dalam hal jumlah pekerjaan
yang banyak (kuantitatif) maupun bobot kerja yang berat (kualitatif) akan
Dari penjelasan tokoh di atas mengenai faktor yang mempengaruhi stres kerja,
terdiri dari ; faktor intrinsik dalam pekerjaan, seperti tuntutan fisik dan tuntutan tugas
Dimensi Stres Kerja Menurut Robbins dalam Priansa (2017) menyatakan tiga faktor
1) Faktor Lingkungan
tidak stabil.
19
c. Ketidakpastian Teknologi Berbagai inovasi yang baru akan membuat
2) Faktor Organisasi
dan tata letak kerja fisik. Tuntutan tugas dapat membuat seseorang tertekan
tugas pribadi dengan tugas orang lain keadaan stres akan semakin potensial.
seseorang sebagai salah satu fungsi dari peran tertentu yang diterapkan dalam
dengan jelas dan karyawan tidak memiliki kepastian mengenai apa yang harus
dikerjakan.
karyawan yang lain. Dukungan sosial yang kurang dari rekan-rekan kerja dan
3) Faktor Individu
c. Kepribadian yang berasal dari sifat yang dimiliki individu itu sendiri.
20
Dari penjelasan tokoh di atas mengenai dimensi stres kerja, memiliki 2 dimensi
D. Kerangka Berfikir
pemikiran dalam penelitian ini. Kerangka tersebut merupakan dasar pemikiran dalam
Gaya Kepemimpinan
Delegatif ( X1 )
Kinerja Karyawan
(Y)
Stres Kerja ( X2 )
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif terhadap kinerja karyawan
Penelitian yang dilakukan oleh Doni, dkk ( 2017 ) Sampel dalam penelitian ini
menentukan seluruh kegiatan diperusahaan, hal ini sejalan dengan pendapat Soetisno
(2002), setiap manajer atau pimpinan organisasi tertentu memiliki tanggung jawab
yang besar dalam seluruh proses yang biasanya termasuk dalam manajemen sumber
daya manusia yang berkaitan dengan para pegawai yang berada dalam
Hal tersebut diperkuat oleh Kadarman, dkk. (2001), yang berpendapat bahwa
tugas seorang pemimpin adalah mendorong bawahannya untuk mencapai tujuan. Jadi
memotivasi orang lain atau bawahannya agar mereka mau melaksanakan tugas yang
21
diberikan kepadanya dengan baik. Dalam konteks ini, motivasi menjelaskan suatu
aktifitas manajemen atau sesuatu yang dilakukan seorang manajer untuk membujuk
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember sudah dinilai baik. Baiknya
delegatif pegawai dapat dilihat dari tanggapan responden yang menyatakan pimpinan
dalam pemberian tugas kepada bawahan dengan sedikit perintah, pimpinan dalam
dengan pihak luar, dan pimpinan melimpahkan kepada bawahan untuk mencari cara
mencapai tujuan. Begitu juga dengan tanggapan responden terhadap variable kinerja
pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember yang
dinilai baik. Baiknya kinerja pegawai dapat dilihat dari tanggapan responden yang
menyatakan pegawai cukup ingin menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sesuai
dengan ketentuan dari instansi yang telah ditetapkan instansi, pegawai mampu
tugas/pekerjaan dengan rapi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan instansi,
22
dan pegawai mampu menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
kebenarannya (Ha diterima). Hasil tersebut didukung oleh hasil uji t yang
dengan kinerja pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Jember.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi dan Praptiestrini ( 2021 ) Sampel dalam
penelitian ini adalah karyawan PT. Pamor Spinning Mills Karanganyar. Dari hasil uji
hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan H0 diterima dan Ha ditolak artinya stres
kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pamor
bahwa “Diduga ada pengaruh yang signifikan antara stres kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Pamor Spinning Mills Karanganyar” tidak terbukti. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Hotiana & Febriansyah (2018), menyatakan bahwa variabel
stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Tetapi hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitan Oemar & Gangga (2017), bahwa stres
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Karyawan harus
memiliki pemahaman yang cukup tentang potensi yang dapat menimbulkan stres
keharmonisan hubungan karyawan dengan pimpinan maupun antar rekan kerja, serta
23
lebih berpikir postitif supaya suasana dalam bekerja lebih menyenangkan sehingga
E. Hipotesis
yaitu:
Ha3 : Ada pengaruh antara Gaya kepemimpinan dan Stres kerja terhadap Kinerja
Karyawan
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitan,
yaitu identifikasi variabel penelitian, definisi variabel penelitian, populasi dan metode
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, hasil uji coba, dan
Menurut Sugiyono (2018) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian
24
ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. variabel terikat
(dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu Gaya
Kepemimpinan Delegatif, Stres Kerja dan Kinerja Karyawan. Yang akan dijelaskan
1. Definisi Konseptual
Untuk memahami dan memudahkan dalam menafsirkan banyak teori yang ada dalam
penelitian ini, maka akan ditentukan beberapa definisi konseptual yang berhubungan
1. Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan dalam
jawabnya.
25
Gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan yang tidak peduli cara
3. Stres Kerja
2. Definisi Operasional
variabel yang dirumuskan berdasarkan ciri atau karakteristik variabel yang dapat
lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Maka dapat dirumuskan
dalam penelitian ini bahwa definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam
1. Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan dalam
melaksanakan tugas secara keseluruhan yang menjadi tugaa dan tanggung jawabnya.
Gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan yang tidak peduli cara
26
dan diselesaikan tepat pada waktunya, serta tidak bertentangan dengan tujuan yang
terdiri dari; bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
keputusan.
3. Stres Kerja
ketidakseimbangan fisik dan psikis, mempengaruhi emosi, perasaan tidak tenang dan
kondisi karyawan. Stres kerja dioperasionalkan melalui dimensi yang terdiri dari ;
1. Populasi
dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterstik tertentu yang
Dalam penelitian ini jumlah keseluruhan populasi dari karyawan pada Perusahaan
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2018:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut.
27
Jumlah keseluruhan populasi pada karyawan pada Perusahaan X Jakarta, 150
yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
pengambilan secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub
menentukan panjang dan pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
penyataan-penyataan dan harus dijawab dengan jawaban yang sesuai dengan individu.
Penyataan pada skala likert terbagi menjadi dua, yaitu favorable (pernyataan yang
28
mendukung) dan unfavorable (pernyataan yang tidak mendukung). Skala likert dibagi
menjadi lima pilihan jawaban pada setiap butir pernyataan yang terdiri dari Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Pemberian nilai yang digunakan dalam item favorable atau pernyataan yang
mendukung adalah 5 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), 4 untuk jawaban Sesuai (S),
3 untuk jawaban Netral (N), 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban
Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan untuk item unfavorable atau pernyataan yang
tidak mendukung adalah 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk jawaban Sesuai
(S), 3 untuk jawaban Netral (N), 4 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), 5 untuk jawaban
Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut adalah tabel yang merupakan kriteria penelitian
Tabel
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak Setuju 2 4
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala kinerja karyawan, gaya
kepemimpinan delegatif, dan stres kerja. Berikut ini akan disajikan tiga macam skala,
yaitu :
29
1. Skala Kinerja Karyawan
Skala kinerja karyawan diambil dari teori tokoh Bangun ( 2012 ) yang terdiri dari
kemampuan kerja. Berikut ini adalah blueprint yang memuat dimensi untuk
target
operattion manual
b. Melakukan
pekerjaan sesuai
pekerjaan sesuai
deadline
30
4 Kemampuan kerja a. Memberi saran pada 4,22 7,21 4
atasan untuk
meningkatkan
produktivitas
organisasi
14 14 28
Skala stres kerja diambil dari teori tokoh Hasibuan ( 2016 : 170 ), yang terdiri dari
dan kebijaksanaan
melaksanakan
pekerjaannya.
mengambil keputusan
31
2 Kepemimpinan a. Pemimpin memotivasi 8,24 3,15 4
Partisipatif bawahan.
b. Pemimpin mendorong
mengambil keputusan
dan kebijakan
ditetapkan oleh
pemimpin
dan pertimbangan
dalam pengambilan
keputusan
Total 12 12 24
Skala stres kerja diambil dari teori tokoh Robbins dalam Priansa ( 2017 ) yang
terdiri dari 3 dimensi, yaitu : faktor lingkungan, faktor organisasi dan faktor
individu. Berikut ini adalah blueprint yang memuat dimensi untuk rancangan Stres
Kerja.
32
Lingkungan
orang lain
harus dikerjakan
Total 14 14 28
statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang terdiri dari banyak variabel
baik variabel bebas (independent variables) maupun banyak variabel tak bebas
dua variabel atau melihat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Samsuddin, Harun. (2018). Kinerja Karyawan Tinjauan dari Dimensi Gaya Kepemimpinan,
Ridwan. (2020). Konsep Gaya Kepemimpinan, Komitmen Karyawan, Motivasi dan Iklim
Umama, Hany Azza. (2019). Psikologi Industri dan Organisasi. Yogyakarta : Deepublish.
Chisty, Nadia Antonita, Sholihati Amalia. (2017). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
Sunarsi, Denok. (2018). Pengaruh Kompensasi Dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pada PT Catur Putra Jaya Kota Depok – Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Manajemen
Forkamma, 1 (2).
Pratama, Faisal Ryan, Mahendra Fakhri. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Ernawati, Duwi, Praptiestrini. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Spinning Mills Karanganyar. Jurnal Penelitian dan Kajian
Ilmiah, 19 (1).
Safitri, Amelia Eka, Alini Gilang. (2019). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
34
Parashakti, Ryani Dhyan, Dede Irfan Setiawan. ( 2019). Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
terhadap Kinerja Karyawan pada Bank BJB Cabang Tangerang. Jurnal Samudra Ekonomi
Widayati, Christina Catur, dkk. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif, Motivasi
Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri KCP Jakata
Prasetya, Doni Wisnu, dkk. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jember.
Wijaya, A.A Rianika, dkk. (2019). Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap
Motivasi Berprestasi Pada Remaja Awal di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 6 (2).
Massie, Rachel Natalya, dkk. (2018). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Oemar, Usailan , Leo Gangga.(2017). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Musi Manyuasin. Jurnal
Islamiati, Dian, dkk. (2019). Hubungan Dismenore Primer Terhadap Aktivitas Olahraga
Remaja Putri Di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. Tadulako Jurnal Sport Sciences And
35
Jamaludin, Agus. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Kaho Indahcitra Garment Jakarta. Jurnal Of Applied Business and Economics,
3(3).
Novita, dkk. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap
36