Berdasarkan Persepsi Karyawan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan
Proposal Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Manajemen
Disusun Oleh:
NPM : 2019610128
BALIKPAPAN
2022
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................................................I
Daftar Tabel............................................................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
2.2.3 Komunikasi..................................................................................................................... 23
2.2.4 Pengawasan..................................................................................................................... 24
I
2.2.5 Motivasi Kerja.................................................................................................................26
3.6.1 Populasi........................................................................................................................... 36
3.6.2 Sampel.............................................................................................................................37
3.7.1 Data................................................................................................................................. 37
II
3.8 Uji Validitas dan Realibitas Instrumen Penelitian................................................................. 40
Daftar Rujukan.......................................................................................................................... 49
III
DAFTAR TABEL
IV
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan. Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut fungsi-fungsi
tentukan oleh beberapa faktor dan untuk mengatur hal tersebut diperlukan manajamen sumber
daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu ilmu dan seni mengatur
hubungan serta peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan (Hasibuan, 2017:52). MSDM dalam perusahaan menjadi sangat penting dan
didukung adanya semangat kerja karyawan yang meningkat tentu berdampak pada pengelolaan
yang lebih baik, dengan harapan perusahaan yang dijalankan dapat lebih bertambah atau bahkan
Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan kepuasan kerja sehingga dapat dipandang
sebagai apresiasi yang disediakan oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi yang
telah diberikan oleh karyawan dalam kegiatan perusahaan. Kepuasan kerja merupakan salah satu
faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal. Ketika seseorang merasakan
kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
1
dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal. Namun dalam kegiatan operasional
perusahaan sering kali mengabaikan kepuasan kerja karyawan, yang apabila kondisi tersebut
tidak dengan segera dilakukan langkah antisipasi yang benar maka dengan sendirinya upaya
Tujuan perusahaan tidak akan tercapai secara maksimal jika belum adanya kepuasan
kerja yang dirasakan keryawan, kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena
setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
yang berlaku pada dirinya. Masalah kepuasan kerja penting sekali untuk diperhatikan, karena
kepuasan yang tinggi akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan akan mendorong
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. yang
merupakan salah satu perusahaan bank yang ada di kota Balikpapan. Dalam upaya membangun
citra positif perusahaan, karyawan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan harus
mampu menciptakan komunikasi yang efektif antar berbagai pihak, seperti antar staf perusahaan,
antar staf dengan nasabah, maupun perwakilan industry lainnya. Kurangnya komunikasi dalam
kegiatan operasional perusahaan dapat menyebabkan hasil kerja yang tidak maksimal. Hal
tersebut secara tidak langsung akan menghilangkan kepuasan karyawan dalam bekerja.
Pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan Kepuasan kerja dirasakan
kurang oleh karyawan karena fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan banyaknya pekerjaan
dan resiko- resikonya. Rekan kerja yang kurang mendukung seperti pada saat melakukan
transaksi dengan nasabah karyawan senior dan karyawan dari unit lain sering menambahkan
pekerjaan sehingga transaksi dengan nasabah tersebut menjadi terganggu dan menyebabkan
antrian teller semakin lama. Serta komunikasi dengan atasan yang kurang baik seperti tidak mau
2
mendengarkan keluhan nasabah akibat antrian yang terlalu lama karena kekurangan personil
teller.
Pada PT. Bank Negara Indonesia memiliki karyawan frontliner yang terdiri atas customer
service sebagai unit pelayanan nasabah dan teller sebagai unit pelayanan uang tunai. Jumlah
karyawan frontliner pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan dapat dilihat pada
Tabel 1.1
Jumlah Karyawan Frontliner PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan
Tahun 2017-2021
Tahun
Divisi
2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6
Teller 39 41 40 38 38
Customer Service 37 40 41 39 37
Total 76 81 81 77 75
Sumber: PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah Karyawan unit Teller dan CS tahun
2017-2018 mengalami kenaikan dan pada tahun 2018-2019 signifikan, selanjutnya tahun 2019-
2021 mengalami penurunan jumlah karyawan pada PT. Bank Negara Indonesian Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Tbk dalam menjalin komunikasi yang baik antara sesama
karyawan maupun dengan atasannya, maka dapat memberikan dampak yang baik bagi kepuasan
yang dirasakan oleh karyawannya. Dalam hal ini kepuasan dirasakan oleh karyawan belum
tercapai disebabkan oleh komunikasi yang tidak lancar antara pimpinan dan karyawan. Karena
3
yang sedang terjadi dan gagasan-gagasan yang perlu disampaikan, sehingga karyawan merasa
kurang diakui dan dihargai keberadaannya dalam perusahaan dimana ia bekerja. Dengan
demikian, komunikasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pembinaan perilaku
karyawan sebagai hal penting untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebagai proses
dalam suatu pekerjaan akan terasa lebih mudah dan tujuan organisasi akan dapat tercapai.
Tujuan organisasi akan dapat tercapai jika pengawasan awal dirancang untuk
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi,
pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil
tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan dalam aktivitas perusahaan
Pengawasan dalam aktivitas kerja merupakan salah satu faktor utama untuk menentukan
kepuasan kerja karyawan. Pengawasan yang baik akan memberikan efek yang baik pula karena
karyawan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan target perusahaan.
Hasil kerja merupakan tolak ukur penilaian pimpinan terhadap karyawan, sehingga pengawasan
sangat perlu dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi hasil kerja karyawan. Pengawasan yang
tinggi dapat menciptakan semangat kerja bagi karyawan, dimana mereka mempunyai keinginan
dan kesadaran yang besar untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target perusahaan
Selain variabel komunikasi dan pengawasan, variabel motivasi juga merupakan masalah
yang patut mendapat perhatian organisasi. Hal ini merujuk pada pemikiran bahwa motivasi
dipandang mampu untuk meningkatkan peran serta karyawan terhadap organisasi. Adanya
motivasi yang baik juga dapat menumbuhkan keinginan para karyawan untuk tetap tinggal dan
4
bertahan didalam organisasi. Berbagai faktor motivasi mempengaruhi semangat kerja,
keahliannya, sistem imbalan yang adil dan mencukupi kebutuhan karyawan dan keluarganya..
Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik bersifat positif maupun
negatif tentang pekerjaan yang dilakukan. Yang pada intinya kepuasan kerja dalam suatu
perusahaan adalah karyawan diberikan kesempatan untuk berkembang dan maju dalam kata lain
keamanan kerja, pemberian gaji yang sesuai, pengawasan kerja yang baik dan komunikasi yang
efektif.
Dari hasil penilaian kepuasan kerja dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari
manajemen sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk tindakan-tindakan selanjutnya. Dalam
hal ini manajemen PT. Bank Negara Indonesia akan melihat kepuasan kerja sebagai tolak ukur
untuk melihat seberapa jauh pencapaian karyawan khususnya pada unit Teller dan Customer
Service. Untuk melihat hasil penilaian kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Negara
Indonesia unit Teller dan Customer Service dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:
5
Tabel 1.2
Hasil Penilaian Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia KC Balikpapan
Tahun 2017 – 2021
Tahun
RATA-RATA
No. Indikator Penilaian Kepuasan Kerja Karyawan 2017 2018 2019 2020 2021 JUMLAH
(%)
S R S R S R S R S R
1 Kesesuaian Kerja
Pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi karyawan 85 86 85 88 85 88 85 75 85 70 407 81%
Jenjang Karir
2
Sumber : Hasil Penilaian Kpeuasan Kerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia KC Balikpapan
Keterangan:
6
90.00 – 99,99 = IS (Istimewa) 70.00 – 79.99 = B (Baik) 50.00 – 59.99 = K- (Kurang Minus)
80.00 – 89.99 = SB (Sangat Baik) 60.00 – 69.99 = K+ (Kurang Plus)
7
Grafik 1.1
Rekapitulasi Hasil Penilaian Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia KC Balikpapan
Tahun 2017 – 2021
Berdasarkan data rekapitulasi penilaian kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara
Indonesia KC Balikpapan pada tabel 1.2 dan grafik 1.1, Penilaian kepuasan kerja mengalami
fluktuasi pada tahun 2017-2021. Pada tahun 2017 dengan nilai rata-rata kepuasan kerja 82,4
dalam keterangan masuk pada kategori sangat baik dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan,
akan tetapi tetap berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata kepuasan kerja 84. Pada
tahun 2019 mengalami penurunan dengan nilai rata-rata kepuasan kerja 77 masih masuk pada
kategori baik. Kemudian pada tahun 2020 dan 2021 nilai rata-rata kepuasan kerja mengalami
penurunan drastis menyentuh nilai 69,6 dan 66 dan masuk pada kategori kurang plus.
Menurunnya kepuasan kerja karyawan ini tentu berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan dalam perusahaan terutama pada indikator turnover karyawan yang memiliki penilaian
kepuasan kerja paling rendah dari 5 indikator yang ada. Tentunya indikator yang menurun dapat
8
mempengaruhi produktivitas dan performa perusahaan, Maka dibutuhkannya bantuan atau
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari (Widjaja, 2017:20). Komunikasi menjadi proses dimana
dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lain dengan
tujuan saling mendapat pengertian yang mendalam. Komunikasi yang baik antar karyawan dapat
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sitti Nurrachmah, 2021) dengan
judul penelitian Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Indsutri Jasa
Keuangan Bandung dimana Komunikasi secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh
(Muslim Halil & Mistar, 2020) dengan judul penelitian Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bima
dimana Komunikasi tidak mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kepuasan Kerja.
Kemudian variabel lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yaitu
Pengawasan. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna
lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang
dilaksanakan agar tahapan pekerjaan bisa berjalan sesuai dengan rencana dan aturan. Hal ini
didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Intan Permata Sari, Reina Damayanti,
Tri Sinarti, 2020) dengan judul Pengaruh Pengawasan dan Jaminan Sosial Terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai pada Kantor Sentral Pengolahan Pos Palembang. dimana Pengawasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Sedangkan dengan penelitian
9
lainnya yang dilakukan oleh (Rismayana, Syahrani, Bambang Irawan, 2017) dengan judul
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas
karyawan yaitu motivasi kerja. Motivasi kerja adalah kondisi energi yang menggerakan
karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan (Mangkunegara, 2017:88) Motivasi kerja menjadi
penting karena dengan motivasi yang tinggi maka karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi
dalam menyelesaikan pekerjaanya. Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh (Erfin Ardianti, Nurul Qomariah, & Yohanes Gunawan Wibowo, 2018) dengan judul
Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan PT. Sumber Alam Santoso Banyuwangi. Ditemukan bahwa Motivasi Kerja secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Sedangkan pada penelitian
lainnya yang dilakukan oleh (Syaiful Bahri & Yuni Chairatun Nisa, 2017) dengan judul
Pengaruh Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan BPJS
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik untuk membahas masalah tersebut lebih lanjut dengan memilih judul penelitian
Berdasarkan Perrsepsi Karyawan Pada PT. Bank Negara Indonesia Cabang Balikpapan”.
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka disajikan
1) Apakah komunikasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
2) Apakah pengawasan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
3) Apakah motivasi kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang telah
dikemukakan diatas. Tujuan yang hendak ingin dicapai dari penelitian ini sesuai dengan
1. Untuk menganalisis pengaruh positif dan signifikan komunikasi secara parsial terhadap
kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia Cabang Balikpapan.
2. Untuk menganalisis pengaruh positif dan signifikan pengawasan secara parsial terhadap
kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia Cabang Balikpapan.
3. Untuk menganalisis pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja secara parsial terhadap
kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia Cabang Balikpapan.
11
4. Untuk menganalisis pengaruh signifikan secara simultan dari komunikasi, pengawasan,
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia Cabang
Balikpapan.
Dalam penelitian ini dijabarkan menjadi manfaat teoritis dan praktis berikut uraiannya:
1) Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan mampu
secara nyata, sehingga dapat meningkatkan wawasan serta berfikir lebih baik sebagai bekal
2) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan, sehingga dapat
dengan komunikasi, pengawasan dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan,
3) Bagi Akademi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan, sehingga
Sumber Daya Manusia serta dapat dijadikan bahan referensi atau rujukan bagi mahasiswa
12
1.5 Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan pembahasan disusun secara sistematik dengan penyajian sebanyak (I)
bab, yang merupakan suatu rangkaian pembahasan yang sistematik dan saling berkaitan. Adapun
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
terperinci yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini
serta kepuasan kerja yang dipergunakan sebagai dasar memperoleh data dari
perusahaan.
Dalam bab ini berisikan tentang pengembangan metodologi yang terdiri dari lokasi
penelitian, sumber data dan jenis data serta metode analisis data.
Pada bab ini dikemukakan pada gambaran umum objek penelitian, struktur PT.
Bank Negara Indonesia Tbk. Cabang Balikpapan, deskripsi non variabel, dan
13
pengujian instrument penelitian serta skripsi tanggapan responden. Bab ini juga
data yang telah terkumpul dan hasil penelitian lalu dianalisis dengan alat analisis
yang telah di kemukakan dalam dasar teori serta uraian yang telah di kemukakan
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang merupakan penyajian singkat dari seluruh hasil
penelitian dalam pembahasan serta saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya yang
tertarik meneliti hal yang sama.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Industri Jasa Keuangan di Bandung”. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada jasa keuangan di Bandung, yang berjumlah 52
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh
dengan mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa komunikasi
Muslim Halil, Mistar (2020) meneliti tentang “Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan
Kerja terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bima”
objek pada penelitian ini merupakan seluruh pegawai Dinas Kependudukn dan Pencatatan Sipil
Kota Bima sebanyak 54 orang, menggunakan teknik sampel jenuh yang menjadikan seluruh
populasi menjadi sampel. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Hasil pada penelitian ini menunjukan komunikasi berpengaruh negatif dan
15
Intan Permata Sari, Reina Damayanti, Tri Sinarti (2020) meneliti tentang “Pengaruh
Pengawasan dan Jaminan Sosial Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Kantor Sentral
Pengolahan Pos Palembang” objek pada penelitian ini seluruh pegawai pada Kantor Sentral
Pengolahan Pos Palembang berjumlah 47 orang yang sekaligus menjadi sampel pada penelitian.
Metode yang digunakan pada penelitian ini analisis linier berganda, hasil pada penelitian ini
menunjukan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Lingkungan Kerja ,Promosi, Pengawasan dan Kedisiplinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kutai Timur” objek pada
penelitian ini seluruh pegawai pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Kutai Timur berjumlah 81 orang yang sekaligus menjadi sampel pada penelitian. Metode yang
digunakan pada penelitian ini analisis linier berganda, hasil pada penelitian ini menunjukan
bahwa pengawasan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Febry Erfin Ardianti, Nurul Qomariah , Yohanes Gunawan Wibowo (2018) meneliti
tentang “Pengaruh Motivasi Kerja , Kompensasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT Sumber Alam Santoso Pratama Karangsari Banyuwangi” objek pada
penelitian ini seluruh pegawai pada PT. Sumber Alam Santoso Pratama berjumlah 46 orang yang
sekaligus menjadi sampel pada penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini analisis
linier berganda, hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif
16
Syaiful Bahri, Yuni Chairatun Nisa (2017) meneliti tentang “Pengaruh Pengembangan
Karir dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Karyawan BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Belawan ” objek pada penelitian ini seluruh karyawan BPJS berjumlah
76 orang yang sekaligus menjadi sampel pada penelitian. Metode yang digunakan pada
penelitian ini analisis linier berganda, hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa motivasi kerja
Persamaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian penulis adalah sama – sama meneliti
variabel dependen kepuasan kerja terhadap independen komunikasi, pengawasan, dan motivasi
kerja. Untuk lebih jelasnya, penjabaran tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
17
Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Alat Uji Hasil Penelitian
1 2 3 4 5
Kutai Timur Simultan:
X1, X2, X3, X4 berpengaruh dan
signifikan terhadap kepuasan kerja
(Ardianti et al., 2018) Pengaruh Motivasi Variabel Independen: Regresi Linier Parsial:
Kerja , Kompensasi, Motivasi (X1), Berganda X1: berpengaruh positif dan
dan Lingkungan Kerja Kompensasi (X2), signifikan terhadap Y
Terhadap Kepuasan Lingkungan Kerja (X3) X2: berpengaruh positif dan
Kerja Karyawan pada Variabel Dependen: signifikan terhadap Y
PT Sumber Alam Kepuasan Kerja (Y) X3: berpengaruh positif dan
Santoso Pratama signifikan terhadap Y
Karangsari Banyuwangi Simultan:
X1, X2, X3 berpengaruh dan
signifikan terhadap kepuasan kerja
(Bahri & Nisa, 2017) Pengaruh Variabel Independen: Regresi Linier Parsial:
Pengembangan Karir Pengembangan Karir Berganda X1: berpengaruh positif dan
dan Motivasi Kerja (X1), Motivasi Kerja signifikan terhadap Y
Terhadap Kepuasan (X2) X2: berpengaruh negatif dan
Kerja Karyawan Pada Variabel Dependen: signifikan terhadap Y
Karyawan BPJS Kepuasan Kerja (Y) Simultan:
Ketenagakerjaan X1, X2 berpengaruh dan signifikan
Cabang Belawan terhadap kepuasan kerja
(Sapta Ramadhan Putra, 2022) Pengaruh Komunikasi, Variabel Independen: Regresi Linier
Pengawasan, Motivasi Komunikasi (X1), Berganda
Kerja terhadap Pengawasan (X2),
Kepuasan Kerja Motivasi Kerja (X3)
Berdasarkan Persepsi Variabel Dependen:
Karyawan PT. Bank Kepuasan Kerja (Y)
Negara Indonesia Tbk
Cabang Balikpapan
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan
individu maupun organisasi” (Handoko, 2017:74). Manajemen sumber daya manusia adalah
“proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan
psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (perusahaan)”
(Nawawi, 2018:77).
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu ilmu dan seni mengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
18
perusahaan,karyawan, dan masyarakat (Hasibuan, 2017:52). Manajemen sumber daya manusia
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusia merupakan proses untuk mengatur, mengelola dan memelihara keseluruhan karyawan
yang ada di perusahaan, agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat dicapai dengan mudah.
Fungsi manajemen sumber daya manusia (Hasibuan Malayu S.P, 2017:81) meliputi:
1) Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara
efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu
terwujudnya tujuan perusahaan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian. Program keoegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan
koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Dengan organisasi yang baik dan sesuai dengan rencana akan membantu
terwujudnya tujuan organisasi secara efektif.
3) Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan
perusahaan. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar
mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4) Pengendalian
19
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar
mentaati aturan-aturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila
terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan,
perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan
pekerjaan.
5) Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,
dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengadaan yang baik tentu membantu terwujudnya tujuan perusahaan.
6) Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
mauopun masa depan.
7) Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak
langsung uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan
kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai
dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta
berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan
eksternal konsitensi.
8) Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menuntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan
dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam
MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9) Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, damn loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerjasama
sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan
yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada
internal dan eksternal konsistensi.
10) Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujun
karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati pertauran-peraturan perusahaan dan
norma-norma social.
11) Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu
perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan
perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini
diatur oleh Undang-Undang No.12 tahun 1964.
20
2.2.2 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjan.
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, loyal dan prestasi. Kepuasan kerja
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan,
2017:202). Kepuasan kerja merupakan sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang
menunjukan antaran jumlah penghargaan yang diterima pekerjaan dan jumlah yang diyakini oleh
Kepuasan kerja merupakan tingkat efeksi positif seorang pekerja, kepuasan kerja
berkaitan dengan sikap pekerja atas pekerjaannya, sikap tersebut berlangsung dalam aspek
kognitif dan aspek perilaku. Aspek kognitif kepuasan kerja adalah kepercayaan pekerja tentang
pekerjaan dan situasi kerja (Jex dalam Sinambela, 2017:302). Kepuasan kerja adalah sikap yang
positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjannya melalui
penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai
penting pekerjaan (Afandi, 2018:74). Kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap
pekerjannya dapat berupa sikap positif atau negatif, puas atau tidak puas (Badeni, 2017:43).
Berdasarkan penjabaran yang telah dikemukakan para ahli diatas, dapat di pahami bahwa
kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya dapat berupa sikap positif atau
Dimensi kepuasan kerja meliputi lima aspek (Hasibuan, 2017:210) yaitu, menyenangi
pekerjaannya meliputi rasa bangga terhadap pekerjaan dan loyal terhadap perusahaan,
pengawasan kerja meliputi situasi rasa aman dalam pengawasan ketika bekerja, moral kerja
21
meliputi sikap dan keadaan emosional pribadi saat bekerja, gaji meliputi peningkatan kebutuhan
pribadi, lingkungan kerja meliputi adanya rekan kerja yang mendukung dalam pekerjaan.
Dimensi kepuasan kerja terdiri dari empat aspek (Robbins dalam hamali, 2018:97) yaitu,
pekerjaan itu sendiri meliputi beban kerja yang diterima sesuai dengan tugas masing-masing
karyawan, gaji meliputi jumlah bayaran yang diterima sesuai atas hasil dari pekerjaan, promosi
meliputi adanya peningkatan status karyawan, pengawasan meliputi pengawasan saat melakukan
pekerjaan, rekan kerja meliputi adanya rasa toleransi dan tanggung jawab bekerja sama.
Dimensi yang digunakan dalam mengukur kepuasan kerja terdiri dari empat aspek (Jex
dalam Sinambela, 2017:324) yaitu, tantangan pekerjaan meliputi dalam pelaksanaan pekerjaan
terdapat tantangan yang membuat karyawan merasa terpacu untuk bekerja, penghargaan yang
memadai cenderung karyawan akan semakin semangat bekerja ketika mendapat penghargaan
dari yang dikerjakan, kondisi yang memadai meliputi lingkungan kerja yang nyaman serta
dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan karyawan melakukan pekerjaan secara baik,
kolega yang mendukung meliputi dukungan rekan kerja yang dapat membantu meningkatkjan
Adapun dimensi kepuasan kerja terdiri dari lima aspek (Afandi, 2018:82) yaitu, pekerjaan
meliputi isi pekerjaan yang dilakukan karyawan apakah memiliki elemen yang memuaskan,
promosi meliputi kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan, upah
meliputi jumlah bayaran yang diterima karyawan sebagai akibat dari pelaksanaan kerja yang
sesuai dengan kebutuhan, pengawas meliputi seseorang yang memberikan perintah ataupun
petunjuk dalam pelaksanaan kerja, rekan kerja meliputi seseorang yang senantiasa berinteraksi
22
Dimensi kepuasan kerja terdiri dari lima aspek (Badeni, 2017:50) yaitu, pekerjaan itu
sendiri meliputi seberapa banyak pekerjaan yang diberikan, gaji meliputi kesesuaian gaji dengan
pekerjaan, rekan kerja adanya seseorang yang memberikan dukungan dalam bekerja, atasan
meliputi adanya pimpinan yang mengerti keinginan karyawan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, lingkungan kerja meliputi suasana kerja yang nyaman dan memberikan kesan yang
Berdasarkan beberapa macam dimensi menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
dimensi yang terdapat dalam kepuasan kerja ada lima aspek yaitu: pekerjaan itu sendiri meliputi
seberapa banyak pekerjaan yang diberikan, gaji meliputi kesesuaian gaji dengan pekerjaan, rekan
kerja adanya seseorang yang memberikan dukungan dalam bekerja, atasan meliputi adanya
pimpinan yang mengerti keinginan karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, lingkungan
kerja meliputi suasana kerja yang nyaman dan memberikan kesan yang baik bagi karyawan
(Badeni, 2017:50)
2.2.3 Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan tujuan memberi tahu dan mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung
maupun tidak langsung (Effendy, 2017:46). Komunikasi merupakan proses beripindahnya pesan
serta pemahaman atas pesan yang disampaikan (Robbins & Timothy A. Judge, 2017:96).
Komunikasi merupakan hubungan yang dilakukan antara pihak organisasi dengan pihak
luar maupun dalam organisasi (Khomsahrial & Romli, 2019:131). Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
23
Komunikasi tindakan satu orang atau lebih yang mengirism dan menerima pesan dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik yang dipengaruhi oleh lingkungan dimana
komunikasi itu terjadi (Poppy Ruliana, 2017:56). Berdasarkan uraian teori menurut ahli diatas,
komunikasi merupakan proses berpindahnya pesan serta pemahaman terhadap pesan yang
internal dan komunikasi eksternal. Dimensi komunikasi ada tiga (Robbins & Timothy A. Judge,
2017:112) yaitu: komunikasi ke arah bawah, komunikasi ke arah atas, komunikasi horizontal
atau lateral. Dimensi komunikasi terdiri dari dua (Khomsahrial & Romli, 2019:136) yaitu:
or Lateral Communication).
Dimensi komunikasi ada lima aspek (Lasswell, 2017:134) yaitu: dimensi strategi
komunikator, dimensi pesan, dimensi media, dimensi komunikan, dimensi efek. Dimensi
komunikasi terdiri atas dua aspek (Poppy Ruliana, 2017:63) yaitu: dimensi komunikasi internal
dan dimensi komunikasi eksternal. Berdasarkan uraian dimensi menurut para ahli diatas,
komunikasi memiliki tiga dimensi yaitu komunikasi ke arah bawah, komunikasi kea rah atas dan
2.2.4 Pengawasan
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi (Robbin,
24
2018:156). Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan dan manajemen
Pengawasan adalah kegiatan pemimpin atau manajer yang mengusahakan agar pekerjaan
pada perusahaan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan hasil yang
penyimpangan (Winardi, 2017:199). Berdasarkan uraian teori menurut para ahli diatas,
pengawasan merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar sehingga membutuhkan
seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan dari suatu organisasi (Robbin,
2018:156).
Dimensi pengawasan terdiri dari empat aspek (Robbin, 2018:167) yaitu: menetapkan
Tindakan (Action). Dimensi pengawasan terdiri dari sembilan aspek (Handoko, 2017:373) yaitu:
akurat informasi, tepat waktu, objektif, terpusat pada titik pengawasan, realistis, adanya
Dimensi pengawasan terdiri dari empat aspek (Satriadi, 2017:222) yaitu: menetapkan
standar, membandingkan, pengukuran, mentapkan target. Dimensi pengawasan terdiri atas lima
aspek (Siagian, 2017:107) yaitu: kontrol masukan, kontrol perilaku, kontrol pengeluaran,
25
Dimensi pengawasan terdiri dari empat aspek (Winardi, 2017:206) yaitu: menetapkan
melaksanakan tindakan-tindakan korektif. Berdasarkan uraian dimensi menurut para ahli diatas
pengawasan memiliki empat aspek yaitu: standar, pengukuran, membandingkan, dan melakukan
Motivasi kerja keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang atau individu karena
terinspirasi, tersemangati, dan terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang
hati, dan sunguh-sungguh sehinga hasil dari aktifitas yang dilakukan mendapat hasil yang baik
dan berkualitas (Afandi, 2018:23). Motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang
menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
Motivasi kerja adalah seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun
dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja sesuai dengan format,
arah, intensitas, dan jangka waktu tertentu (McClelland, 2020:161). Motivasi kerja merupakan
dorongan terhadap serangan proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan kerja (Wibowo,
2017:379).
Motivasi kerja adalah dorongan dari kebutuhan yang ada dan membentuk suatu hirarki
yang akan aktif jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi (Risky Nur Adha, 2019:57).
Berdasarkan uraian teori menurut para ahli diatas motivasi kerja merupakan suatu energi yang
26
menggerakan diri karyawan dengan terarah untuk mencapai tujuan perusahaan (Prabu
Mangkunegara, 2017:81).
Dimensi motivasi kerja terbagi menjadi dua aspek (Afandi, 2018:33) yaitu: dimensi
ketentraman dan dimensi dorongan untuk dapat bekerja dengan sebaik mungkin. Dimensi
motivasi kerja terbagi menjadi lima aspek (Prabu Mangkunegara, 2017:95) yaitu: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan pengakuan, kebutuhan
aktualisasi diri.
Dimensi motivasi kerja terbagi atas lima aspek (Wibowo, 2017:383) yaitu:
adanya tujuan. Dimensi motivasi kerja terbagi atas tiga aspek (McClelland, 2020:170) yaitu:
kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan akan afiliasi.
Dimensi motivasi kerja terdiri atas lima aspek (Risky Nur Adha, 2019:63) yaitu:
kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, ego, perwujudan diri. Berdasarkan uraian dimensi
menurut para ahli diatas motivasi kerja memiliki lima aspek yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan hubungan sosial, kebutuhan pengakuan, kebutuhan aktualisasi
yang disampaikan antar dua orang ataupun lebih sehingga pesan tersebut dapat dipahami dan
27
Komunikasi yang tepat dalam sebuah perusahaan dapat memberikan peningkatan kepada
kepuasan kerja hal ini didukung oleh penelitian terdahulu dengan hasil komunikasi berpengaruh
H1 = Komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kepuasan
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan dari suatu organisasi
(Robbin, 2018:156)
Pengawasan yang berjalan sesuai dengan prosedur akan sangat membantu karyawan
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan aturan dan kesepakatan perusahaan yang
tentunya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan hal ini didukung oleh penelitian
terdahulu dengan hasil pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
H2 = Pengawasan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
Motivasi kerja merupakan suatu energi yang menggerakan diri karyawan dengan
Motivasi kerja menjadi penting karena dengan motivasi yang tinggi maka karyawan
memiliki semangat kerja yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaanya. Hal ini didukung
dengan penelitian terdahulu dengan hasil motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
28
terhadap kepuasan kerja karyawan (Erfin Ardianti, Nurul Qomariah, & Yohanes Gunawan
Wibowo, 2018)
H3 = Motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada
Kerja
“Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Industri Jasa Keuangan Bandung”
mendapatkan hasil bahwa komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Intan Permata Sari, Reina
Damayanti, Tri Sinarti (2020) dengan judul “Pengaruh Pengawasan Dan Jaminan Sosial terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai Pada Kantor Sentral Pengolahan Pos Palembang” mendapatkan hasil
bahwa pengawasan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Febry Erfin Ardianty, Nurul Qomariah,
Yohanes Gunawan Wibowo (2018) dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Sumber Alam Santoso Pratama
Karangsari Banyuwangi” mendapatkan hasil bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan
29
2.4 Kerangka Pemikiran
variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat
(Iskandar, 2017). Pada kerangka pemikiran ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu
komunikasi, pengawasan, dan motivasi kerja sebagai variabel bebas dan kepuasan kerja sebagai
variable terikat.
pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. Maka model pemikiran dapat dilihat
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Komunikasi (X1)
H1 (+)
H2 (+)
Pengawasan(X2) Kepuasan Kerja
(Y)
Motivasi Kerja
H3 (+)
(X3)
H4
Keterangan Gambar:
30
Variabel Dependen (terikat)
Definisi konsepsional variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:38). Didalam penelitian ini memuat
variabel independen (bebas) yaitu komunikasi, pengawasan, motivasi kerja. Sedangkan variabel
dependen (terikat) yang diteliti yaitu kepuasan kerja. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjan.
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, loyal dan prestasi. Kepuasan kerja
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan,
2017:202). Kepuasan kerja merupakan sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang
menunjukan antaran jumlah penghargaan yang diterima pekerjaan dan jumlah yang diyakini oleh
2. Komunikasi
Motivasi kerja keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang atau individu karena
terinspirasi, tersemangati, dan terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang
31
hati, dan sunguh-sungguh sehinga hasil dari aktifitas yang dilakukan mendapat hasil yang baik
dan berkualitas (Afandi, 2018:23). Motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang
menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
3. Pengawasan
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi (Robbin,
2018:156). Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan dan manajemen
4. Motivasi Kerja
Motivasi kerja keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang atau individu karena
terinspirasi, tersemangati, dan terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang
hati, dan sunguh-sungguh sehinga hasil dari aktifitas yang dilakukan mendapat hasil yang baik
dan berkualitas (Afandi, 2018:23). Motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang
menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
32
BAB III
METODE PENELITIAN
kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Dalam penelitian deskriptif fenomena ada yang berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya
(Arikunto, 2017:77).
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek
penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan
dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya. Objek penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:85).
Dalam penelitian ini dilakukan dengan objek PT. Bank Negara Indonesia cabang
Balikpapan yang memiliki jumlah karyawan frontliner sebanyak 75 (tujuh puluh lima) orang
33
pada bagian teller dan customer service. Peneltian ini menggunakan variabel komunikasi,
pengawasan, motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia
Cabang Balikpapan.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
variabel dalam penelitian akan memudahkan dalam menentukan alat pengumpul data dan teknik
Penelitian ini melibatkan variabel terikat dan variabel bebas sewbagai berikut:
a. Variabel terikat:
b. Variabel bebas:
1. Komunikasi (X1)
2. Pengawasan (X2)
Definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:114). Definisi
34
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Dimensi Indikator Rujukan Skala
Pekerjaan itu
Banyak pekerjaan yang diberikan
sendiri
Gaji Kesesuaian gaji dengan pekerjaan
Kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap
Kepuasan Kerja Adanya rekan kerja yang mendukung Badeni (2017)
pekerjaannya dapat berupak sikap positif atau negatif Rekan kerja Likert
(Y) pekerjaan
ataupun puas atau tidak puas.
Adanya pimpinan yang mengerti
Atasan
karyawannya
Lingkungan kerja Suasana kerja yang nyaman
Digunakan pimpinan untuk
mendapatkan tujuan
Memberikan perintah mengenai tugas
Komunikasi arah
dan pekerjaan
bawah
Memberikan informasi kepada
karyawan mengenai kebijakan dan
prosedur
Robbins &
Komunikasi Komunikasi merupakan proses berpindahnya pesan Digunakan karyawan untuk Timothy A. Judge Likert
(X1) serta pemahaman terhadap pesan yang disampaikan menyampaikan perkembangan
Komunikasi arah (2017)
pekerjaan
atas
Menyampaikan permasalahan yang
sedang dialami
Dilakukan antar karyawan untuk
Komunikasi
menghemat waktu dan saling
horizontal atau
memfasilitasi untuk saling
lateral
berkoordinasi
Menetapkan patokan target atau hasil
Standar yang diinginkan
(Standards) Sebagai perbandingan hasil Ketika
berlangsungnya kegiatan perusahaan
Proses yang dilakukan berulang-ulang
Pengukuran Intensitasnya dalam bentuk hari-
Pengawasan merupakan suatu proses yang sangat (Measurement) bulanan
Pengawasan mendasar sehingga membutuhkan seorang manajer Diukur antara mutu dan jumlah hasil
Robbin (2018) Likert
(X2) untuk menjalankan tugas dan pekerjaan suatu Membandingkan hasil dengan target
organisasi Membandingkan
yang sudah ditetapkan
(Compare)
Keputusan mengambil tindakan
berupa perbaikan atau
Tindakan
koreksi
(Action)
Melakukan follow up terhadap hasil
yang ada
35
3.5 Penyusunan Instrumen Penelitian
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia yang bisa
Metode analisis untuk menjawab hipotesis nomor 1 peneliti menggunakan alat analisis
deskriptif dengan teknik skoring minimum adalah 1 (satu) dan maksimal 5 (lima). Skor 1-5 ini
disebut dengan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk
setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung
3.6.1 Pouplasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2019:117). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh teller dan
customer service pada PT. Bank Negara Indonesia cabang Balikpapan yang berjumlah 75 orang.
36
3.6.2 Sampel
Unit analisis dari penelitian ini adalah karyawan teller dan customer service PT. Bank
Negara Indonesia cabang Balikpapan dengan jumlah keseluruhan adalah sebanyak 75 (tujuh
puluh lima) orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan
besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian (Sugiyono, 2019:118).
Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 (seratus), maka sebaiknya sampel diambil
secara keseluruhan (Arikunto, 2017:55). Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah
3.7.1 Data
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2017:32). Terdapat dua teknik dalam
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti baik dari data
pribadi (responden) maupun dari suatu yang mengolah data untuk keperluan penelitian seperti
dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian kuisioner
(Supranto, 2017:35). Dalam Penelitian ini data diperoleh langsung dari responden objek
37
penelitian yaitu karyawan teller dan customer service PT. Bank Negara Indonesia cabang
Merupakan data yang berfungsi sebagai perlengkap data primer. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua yang mengolah
data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari
dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur dan buku-buku perpustakaan
atau data–data dari instansi yang berkaitan dengan yang diteliti (Supranto, 2017:39).
Didalam penelitian ini agar dapat memperoleh data, penulis melakukan metode
Studi pustaka adalah studi yang berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang
terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti
(Sugiyono, 2019:189). Dengan ini peneliti menggunakan studi pustaka berupa buku-buku dan
Studi lapangan adalah suatu metode yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan (Danang Sunyoto,
2018:27). Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian
38
ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data-
Adapun studi lapangan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Proses pencatatan pola perilaku objek atau kejadian yang sistematik tanpa adanya
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari pengamatan langsung terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini, penulis melakukan pengumpulan data
komunikasi, pengawasan, dan motivasi kerja pada bagian teller dan customer service PT. Bank
2. Kuisioner
Data yang didapat dalam penelitain ini dengan menyebarkan kuesioner, yakni peneliti
terjun langsung untuk mendapatkan data dari pihak responden secara langsung. Penelitian ini
dibuat dengan nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) dengan menggunakan metode Likert
Tabel 3.2
Bobot Kuesioner Berdasarkan Pada Metode LSR
Skala lima (likert)
Pilihan Jawaban Singkatan Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Kurang Setuju KS 3
Tidak Setuju TS 2
39
Sangat Tidak Setuju STS 1
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat
validitasnya rendah, maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu untuk mengukur apa yang hendak diukur atau diinginkan. Sebuah instrumen
dikatakan valid jika instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
Uji validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Ghozali, 2017:74). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah
ada pertanyaan–pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak
relevan (Umar, 2017:52). Uji kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut:
Suatu alat pengukuran dikatakan reliabel apabila mendapatkan hasil yang tetap sama dari
gejala pengukuran yang tidak berubah yang dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas
adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2017:130). Instrumen dikatakan reliabel apabila
menggunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama.
40
Teknik yang digunakan untuk melakukan uji reliabilitas adalah menggunakan skala alfa
(Alpha Cronbach) yaitu mengelompokkan item–item menjadi dua atau beberapa belahan.
Apabila r alpha positif, dan r alpha > r tabel, maka skor butir reliabel.
Apabila r alpha negatif, dan r alpha < r tabel, maka skor butir tidak reliabel.
Analisis deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah berkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2019:123).
Regresi linier berganda adalah semua metode statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan terikat (Algifari, 2018:72). Oleh karena itu untuk
menganalisa data penulis menggunakan metode regresi linier berganda yang dibantu dengan
menggunakan program SPSS. Analisis ini memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
41
e = Standard Error
Interpretasi data merupakan suatu tahapan yang dilakukan dengan tujuan mengaitkan
hubungan antara berbagai variabel penelitian dengan hipotesis penelitian, antara diterima atau
ditolak. Sehingga dalam hal ini mampu menjelaskan terkait dengan fenomena penelitian secara
mendalam berdasarkan data dan informasi yang tersedia (Abror Khozim, 2017:80) .
terhadap hasil dari analisis dengan berbagai macam pertanyaan dan kriteria pada sebuah standar
tertentu untuk menciptakan sebuah arti atau makna dari berbagai data yang telah dikumpulkan
oleh peneliti untuk mencari jawaban terhadap berbagai permasalahan yang ada di penelitian
tersebut.
Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan linier variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2018:211). Koefisien korelasi (R)
memiliki nilai antara -1.00 hingga +1.00 . Semakin R mendekati angka 1.00 maka dapat
diartikan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat semakin kuat dan bersifat negatif
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel
42
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi, suatu variabel
independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak
normal. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistik akan
mengalami penurunan. Pada uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji One
Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai signifikansi diatas 5% atau
0,05 maka data memiliki distribusi normal. Sedangkan jika hasil uji One Sample Kolmogorov
Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah 5% atau 0,05 maka data tidak memiliki
distribusi normal.
2. Uji Hesteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melakukan uji apakah pada sebuah model regresi terjadi
ketidaknyamanan varian dari residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila
varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model regresi linier berganda, yaitu dengan melihat grafik
scatterplot atau dari nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu
ZPRED. Apabila tidak terdapat pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun dibawah angka
nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk model
43
3. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel independent atau variable bebas. Efek dari
multikolinearitas ini adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut berarti
standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel. Hal
ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara variabel independen yang dipengaruhi
Untuk menemukan terdapat atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dapat
diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai Tolerance mengukur
variabilitas dari variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi, dikarenakan VIF = 1/tolerance,
dan menunjukkan terdapat kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang digunakan adalah untuk
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji durbin watson dengan membandingkan nilai
durbin watson hitung (d) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas (dU) dan batas bawah
44
2. Jika dL < d < du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.
4. Jika 4-dU < d < 4 – dL, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.
5. Jika dU < d < 4 – dU , maka tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.
Gambar 3.1
Daerah Uji Durbin Watson
F), hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sumbangan masing – masing variabel bebas secara
parsial terhadap variabel tidak bebas. Menggunakan uji masing – masing koefisien regresi
variabel independen apakah mempunyai pengaruh bermakna atau tidak terhadap variabel
dependen.
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
45
hitung dengan t tabel pada derajat kesalahan 5%, jika nilai t hitung > t tabel, maka variabel
Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependent, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak (Priyatno, 2017:57). Untuk menguji
digunakan ketentuan :
1. Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari seluruh
2. Hi : b1 = 0, artinya terdapat pengaruh yang signifkan secara parsial dari seluruh variabel
terhadap variabel Y.
4. Kriteria pengujian
Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya variabel-variabel independen
Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya variabel-variabel independen
Gambar 3.2
Uji t
46
3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)
Pada penelitian ini uji f digunakan untuk mengetahui tinglkat signifikansi variabel –
variabel independen secara bersama – sama (simultan) terhadap varianel dependen (Sugiyono,
Ho : Variabel bebas yaitu komunikasi, pengawasan, dan motivasi kerja tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kepuasan kerja.
Hi : Variabel bebas yaitu komunikasi, pengawasan, dan motivasi kerja mempunyai pengaruh
yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kepuasan kerja.
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap kepuasan kerja
1. H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel
2. Hi : b1 = 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel bebas
b. Kriteria Pengujian
a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya variabel - variabel
b. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima Hi ditolak. Artinya variabel-variabel independent
47
Gambar 3.2
Uji f
48
DAFTAR RUJUKAN
Abror Khozim. (2017). Persepsi Pemustaka tentang kinerja pustakawan pada layanan sirkulasi
di perpustakawan daerah sragen.
Afandi. (2018a). manajemen sdm. suska.
Afandi. (2018b). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Afandi. (2018c). motivasi kerja msdm dimensi.
Afandi. (2018d). motivasi msdm.
Algifari. (2018). Teknik Analisis Data.
Anwar Prabu Mangkunegara. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Remaja
Rosdakarya Bandung.
Ardianti, F. E., Qomariah, N., & Wibowo, Y. G. (2018). PENGARUH MOTIVASI KERJA,
KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Sumber Alam Santoso Pratama Karangsari
Banyuwangi). Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 8(1), 13–31.
https://doi.org/10.32528/smbi.v8i1.1764
Arif Yusuf Hamali. (2018). Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia. CAPS (Center for
Academic Publishing Service).
Arikunto. (2017a). Ketentuan populasi dan sampel penelitian.
Arikunto. (2017b). Penelitian Deskriptif.
Badeni. (2017a). Manajemen SDM.
Badeni. (2017b). Manajemen SDM.
Bahri, S., & Nisa, Y. C. (2017). Pengaruh Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan (BPJS Ketenagakerjaan Cabang Belawan). Jurnal Ilmiah
Manajemen & Bisnis, 18(1), 9–15.
Danang Sunyoto. (2018). Metode Pengumpulan Data.
Effendy. (2017a). Dimensi Komunikasi.
Effendy. (2017b). Komunikasi SDM.
Ghozali. (2017). Uji Validitas dan Realibilitas.
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Universitas
Diponegoro.
Handoko. (2017a). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Mengelola Karyawan (2nd ed.).
49
BPFE-Yogyakarta.
Handoko. (2017b). pengawasan SDM.
Hasibuan. (2017a). manajemen sdm kepuasan kerja.
Hasibuan. (2017b). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Hasibuan. (2017c). Manajemen Sumber Daya Manusia Kepuasan Kerja.
Irawan, B. (2017). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai
Pada Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Kutai Timur. Jurnal
Administrative Reform, 2(1), 14–25.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif. GP
Press.
Jex dalam Sinambela. (2017a). manajemen SDM.
Jex dalam Sinambela. (2017b). Manajemen SDM kepuasan kerja sinambela.
Khomsahrial & Romli. (2019). Komunikasi Sdm.
Kuncoro. (2018). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Empat).
Lasswell. (2017a). Komunikasi msdm.
Lasswell. (2017b). Komunikasi msdm dimensi.
Mangkunegara. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (jakarta). Rosdakarya.
McClelland. (2020a). Motivasi kerja msdm (suwanto (ed.)).
McClelland. (2020b). motivasi kerja msdm dimensi.
Muslim Halil, & Mistar. (2020). Pengaruh Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bima. Economy
Deposit Journal , 2(1), 57–65.
Nawawi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Nurrachmah, S. (2021). Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Industri Jasa
Keuangan di Bandung. Komunikasi, 7(1), 1–15.
https://doi.org/10.38204/komversal.v7i1.498
Poppy Ruliana. (2017a). Komunikasi Manajemen SDM. PT Rajagrafindo Perkasa.
Poppy Ruliana. (2017b). Komunikasi Manajemen SDM dimensi. PT Rajagrafindo Perkasa.
Prabu Mangkunegara. (2017a). Motivasi kerja sdm.
Prabu Mangkunegara. (2017b). Motivasi msdm dimensi.
Priyatno. (2017). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahnnya Dengan SPSS Praktis dan
Mudah Dipahami untuk Tingkat Pemula dan Menengah. Gava Media.
Risky Nur Adha. (2019a). Manajemen sumber daya manusia motivasi kerja.
50
Risky Nur Adha. (2019b). Manajemen sumber daya manusia motivasi kerja.
Robbin. (2018a). pengawasan msdm.
Robbin. (2018b). pengertian pengawasan.
Robbins & Timothy A. Judge. (2017a). Dimensi Komunikasi.
Robbins & Timothy A. Judge. (2017b). kepuasan sdm.
Robbins dalam hamali. (2018). MANAJEMEN SDM.
Robbins dalam Hamali. (2018). Manajemen SDM kepuasan kerja.
Romli, K. &. (2019). dimensi komunikasi.
Sari, I. P., Damayanti, R., & Sinarti, T. (n.d.). Pengaruh Pengawasan Dan Jaminan Sosial
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Kantor Sentral Pengolahan Pos Palembang
Latar Belakang Kepuasan kerja merupakan suatu hal yang sifatnya individual , setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berb. 139–162.
Satriadi. (2017a). Pengawasan msdm.
Satriadi. (2017b). Pengawasan MSDM.
Siagian. (2017a). Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta.
Siagian. (2017b). pengawasan msdm.
Siagian. (2017c). pengawasan sdm (Susanti (ed.)).
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2019a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.
Sugiyono. (2019b). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.
Sugiyono. (2019c). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Sugiyono. (2019d). Metode Pengumpulan Data.
Sugiyono. (2019e). Pengukuran skala Likert.
Sugiyono. (2019f). Populasi dan Sampel Penelitian.
Sukmadinata. (2017). Metode Penelitian Pendidikan.
Supranto. (2017). Data dan Metode pengumpulan data pada penelitian.
Umar, H. (2017). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo. (2017a). Manajemen SDM motivasi kerja.
Wibowo. (2017b). Manajemen SDM motivasi kerja.
51
Widjaja. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan (Ketiga). PT
Rajagrafindo Perkasa.
Winardi. (2017a). Pengawasan msdm.
Winardi. (2017b). Pengawasan msdm.
52