Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN ATAS

PENGGAJIAN PEGAWAI PADA PT HILON SUMATERA


UTARA

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NAMA : MELYNDA BR BANGUN


NPM : 217420186
JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................


1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................
4
1.3 Pembatasan Masalah..................................................................................
4
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................
5
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................
5
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................


7

2.1 Pengertian Sistem ......................................................................................


7
2.1.1 Pengertian Sistem.............................................................................
7
2.1.2 Pengertian Penerapan........................................................................
9
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ...........................................
10
2.1.4 Tinjauan Sistem Pengendalian Intern ..............................................
13
2.1.5 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern .......................................
16

i
2.1.6 Prinsip Pengendalian Intern .............................................................
18.....................................................................................................................................
2.2 Pengertian Gaji..........................................................................................
20
2.2.1 Peranan dan Tujuan Gaji..................................................................
21
2.3 Sistem Akuntansi Penggajian ...................................................................
23
2.3.1 Dokumen yang Digunakan ..............................................................23

2.4 Flowchart Prosedur Penggajian .................................................................


26
2.5 Kerangka Berfikir.......................................................................................
29
2.6 Hipotesis..................................................................................................... 30
2.7 Gambaran Umum Perusahaan .................................................................. 33
2.7.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT.Hilon ............................................. 33
2.7.2 Ruang Lingkup Usaha ..................................................................... 33
2.7.3 Lokasi Perusahaan ........................................................................... 34
2.7.4 Daerah Pemasaran ...........................................................................
35
2.7.5 Visi Misi Perusahaan Pt Hilon .........................................................
35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................


44
3.1 Lokasi Penelitian .....................................................................................
44
3.2 Sumber Data ............................................................................................
44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
45
3.4 Teknik Analisa Data ................................................................................
46

DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ....................................................................31

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alir Prosedur Penggajian ........................................................


28
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ...............................................................................
30
Gambar 2.3 Struktur Organisasi .............................................................................
36

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, semakin pesat

pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia usaha di Indonesia, banyak

perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, dan jasa yang

berkembang menjadi perusahaan yang lebih maju. Sehubungan dengan

perkembangan perusahaan tersebut, maka kegiatan yang ada di dalam suatu

perusahaan membutuhkan suatu sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan,

serta dapat membantu memberikan informasi dan mempermudah transaksi

khususnya produk maupun jasa di dalam suatu perusahaan tersebut.

Pengendalian Intern atau Intern control merupakan suatu proses, yang

dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi, yang dirancang

untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengendalian Intern

adalah cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu

organisasi. Pengendalian Intern dilakukan untuk memantau apakah kegiatan

operasional maupun finasial perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan

kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pengendalian Intern berperan

penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi

sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak berwujud.PT HILON

perlu menggunakan sistem pengendalian intern untuk menunjang keberhasilan PT

Hilon, hal ini dapat dilihat dalam sistem penggajian karena penggajian merupakan

1
2

suatu perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis,

untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan

memperoleh imbalan.

Pengertian pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi

kerja,berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun

tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan

tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode

tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi

kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri.

Perusahaan akan memiliki kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju

apabila memiliki tenaga kerja yang tepat dan berkompeten. Sebaliknya, karyawan

juga membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk bekerja dan mencari nafkah.

Karyawan berhak untuk mendapatkan gaji dan upah yang sesuai dengan kinerja

mereka, maka kemungkinan untuk terjadi penyelewengan maupun perlawanan

terhadap perusahaan akan semakin kecil. Sebagai contoh ketika terjadi demo

karyawan pabrik, apa yang terjadi, aktivitas produksi terganggu, perusahaan

menjadi rugi dan disatu sisi kredibilitas perusahaan dimata public mejadi turun,

hal tersebut banyak terjadi karena dilatarbelakangi oleh penghargaan atau balas

jasa perusahaan terhadap karyawan dinilai masih kurang.

Untuk menghindari itu maka manajemen membutuhkan suatu sistem yang

efektif dalam menentukan balas jasa yang bisa diterima oleh semua pihak disatu

sisi perusahaan tidak dirugikan. Dan pada umumnya disuatu perusahaan pasti
3

terdapat prosedur penggajian didalamnya. Para pegawai atau karyawan yang

bekerja pada suatu perusahaan setiap bulannya menerima imbalan atas jasa

mereka yang telah menyelesaikan pekerjaan dalam menunjang keberhasilan suatu

perusahaan. Tidak jarang, perusahaan menerapkan sistem penggajian sesuai

dengan kemampuan atau pun masa jabatan para pegawai atau karyawannya.

Selain gaji, perusahaan pun terkadang memberikan bonus kepada pegawai atau

karyawannya agar pegawai atau karyawannya lebih giat dan ulet dalam

menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan oleh perusahaan. Dengan kata

lain, kemampuan untuk mengelola pengendalian intern atas penggajian pegawai

pada suatu perusahaan dengan baik merupkan salah satu faktor penentu dalam

memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan baik dalam rangka mencapai

tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk

melakukan pengecekan terhadap sistem penggajian. Suatu keharusan perusahaan

untuk menerapkan sistem pengendalian itern untuk mecegah terjadinya

manipulasi, penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.

Dengan adanya penerapan sistem pengendalian intern yang baik diterapkan dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

PT.Hilon Sumatera Utara adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi bantal. Yang dimana pada saat sekarang ini terjadi penurunan

produksi barang ke luar kota karena adanya Dampak dari virus Covid 19. Diduga

bahwa penurunan produksi tersebut berhubungan dengan penggajian karyawan

yang akan menurun. Serta peningkatan penjualan bantal juga akan berkurang.

Dengan demikian penulis tertarik membahasnya lebih lanjut dalam bentuk tulisan
4

skirpsi dengan judul: ”Analisis Penerapan Pengendalian Intern Atas

Penggajian Pegawai Pada PT.Hilon Sumatera Utara”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di identifikasikan masalah-

masalah yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern penggajian pegawai

sebagai berikut:

1. Adanya gaji yang diterima tidak memadai menyebabkan menurunya

prestasi kerja, semangat, motivasi dan mempengaruhi kepuasan pegawai.

2. Keberadaan sistem manajemen yang kurang memadai akan menyebabkan

fungsi pengendalian Intern berjalan tidak maksimal.

3. Ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur pengajian dengan prosedur yang

telah ditetapkan menyebabkan terjadinya kesalahan dan kekecewaan pada

karyawan.

4. Penerapan sistem pengendalian intern yang tidak memadai menyebabkan

timbulnya kesalahan dan kekeliruan dalam pengelolaan gaji pegawai.

1.3 Batasan Masalah

Terkait dengan luasnya ruang lingkup, permasalahan dan waktu serta

keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem penggajian,

maka penelitian dibatasi pada: “Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Penggajian Pegawai Pada PT.Hilon Sumatera”.


5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah berisi sejumlah masalah yang berhasil

ditarik dari uraian pada latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang

akan di teliti. Dalam hal ini, penulis mencoba untuk meneliti penerapan

pengendalian intern atas penggajian pegawai pada PT Hilon Sumatera Utara

sebagai berikut : Apakah Pengendalian Intern Atas Penggajian Pada PT. Hilon

Sumatera Utara berjalan secara efektif ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui apakah prosedur penggajian pada PT.Hilon

Sumatera Utara sudah sesuai dengan sistem Akuntansi penggajian.

2. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern yang diterapkan

oleh PT.Hilon Sumatera Utara sudah lebih efektif.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sumber informasi dan perbandingan bagi perusahaan

untuk membantu manajemen dalam mengawasi sistem penggajian agar

tujuan perusahaan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang dapat

tercapai, dan memberikan sumbangan pemikiran yang berguna sehingga

dapat bermanfaat atau memberikan masukan yang positif bagi PT.Hilon


6

Sumatera Utara untuk meningkatkan penerapan pengendalian intern atas

penggajian pegawai.

2. Bagi Universitas Methodist Indonesia

Dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan juga dapat

dipakai sebagai bacaan ilmiah. Dan diharapkan dapat menjadi referensi

tambahan, menambah pengetahuan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penalaran dalam mengamati

dunia praktek kerja yang nyata dengan teori yang telah didapat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem


2.1.1 Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari kata Yunani yaitu ”system” yang dalam bahasa inggris dikenal

dengan “sistem”. Menurut Mulyadi (2013) sistem adalah suatu jaringan yang dibuat menurut

pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Sementara Jogianto (2010) mengemukakan bahwa, “system” adalah kumpulan dari

elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata,

seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Terdapat 2 (dua) kelompok dasar pendekatan dalam mendefenisikan sistem yaitu

berdasarkan pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan komponennya

yaitu:

1. Pendekatan Sistem Pada Prosedurnya Satu sistem adalah suatu jaringan dan

prosedur yang saling berkaitan, dan bekerjasama untuk melakukan suatu

pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah tertentu.

2. Pendekatan sistem pada komponennya suatu system dalam sekumpulan dari

beberapa komponen yang saling berinteraksi dengan teratur sehingga

membentuk suatu totalitas untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen

yang terdiri dari manusia dan bukan yang diorganisir dan di atur sedemikian rupa sehingga
komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan, sasaran

bersama atau hasil akhir.

Menurut Mustakini (2010) sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu :

1. Mempunyai Komponen Sistem (Components System)


Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi sebuah sistem
berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi sistem lainnya. Suatu
sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu dari
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem,
sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan lainnya.
3. Mempunyai Lingkungan (Enviroment)
Lingkungan luar adalah apapun diluar batas dari sistem yang dapat
mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun
yang merugikan. Pengaruh yang menguntungkan ini tentunya harus dijaga
sehingga akan mendukung kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan
lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak
mengganggu kelangsungan sebuah sistem.
Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2015):
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih, komponen-komponen yang saling
berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaian besar sistem terdiri
dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Sistem yang
digunakan adalah untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk
menghasilkan suatu informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem ini meliputi orang,
prosedur dan instruksi data perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi serta
pengendalian internal dan ukuran keamanan.
Pengertian Sistem Menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011) sistem merupakan
“Serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2016), Pengertian sistem adalah “Suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari

komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan

dalam melaksanakan suatu kegiatan pokok perusahaan.

2.1.2 Pengertian Penerapan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah
perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu perbuatan
mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana
dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas,


aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Sedangkan
Menurut Setiawan (2004) penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta
memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengertian sistem pengendalian intern adalah suatu sistem usaha atau sosial yang

diterapkan oleh perusahaan yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran

untuk menjaga dan mengarahkan perusahaan agar melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan

dan program perusahaan sehingga efisiensi dan kebijakan manajemen terpenuhi. Sistem

pengendalian intern sebagai bentuk perencanaan yang meliputi struktur organisasi, metode,

dan alat-alat yang dikoordinasikan di dalam perusahaan dalam ruang lingkup akuntansi untuk

menjaga keamanan harta milik perusahaan memeriksa ketelitian dan kebenaran data

akuntansi, mendorong efisiensi, serta memotivasi penerapan kebijakan manajemen.

Sistem Pengendalian Intern adalah suatu sistem usaha atau sosial yang diterapkan

oleh perusahaan yang meliputi struktur :

1. Organisasi

2. Metode

3. Ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan perusahaan agar melakukan

kegiatan sesuai dengan tujuan dan program perusahaan sehingga efisiensi dan

kebijakan manajemen terpenuhi.


Pengertian sistem pengendalian intern merupakan suatu sistem yang dibuat untuk

ikut membantu pimpinan perusahaan dalam mengendalikan kelancaran jalannya kegiatan-

kegiatan perusahaan, sistem pengendalian intern ini meliputi:

1. Struktur organisasi perusahaan serta segala cara dan tindakan-tindakan yang

dilakukan dalam perusahaan.

2. Semua saling dikoordinasikan dengan maksud untuk mengamankan harta-harta

perusahaan, menguji kebenaran serta ketelitian dalam pencatatan-pencatatan

3. Mendorong ketaatan atas segala kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan

perusahaan. Sehingga suatu perusahaan yang baik akan memiliki sistem pengendalian

intern yang baik juga.

Sistem Pengendalian Intenal meliputi seluruh aturan, kebijakan dan prosedur kegiatan

perusahaan, untuk memberikan arahan yang jelas dan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan

perusahaan. Supaya setiap anggota perusahaan bisa lebih patuh terhadap kebijakan

perusahaan. Setiap Perusahaan harus meggunakan sistem untuk mengatur kegiatan

operasional perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang baik, maka perusahaan bisa

mencegah kecurangan-kecurangan yang akan terjadi. Salah satu sistem yang baik bagi

perusahaan adalah sistem pengendalian internal.

Menurut Mulyadi (2017) Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,


metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga asset organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Sedangkan menurut, Jason Scott (2014), Pengertian sistem
Pengendalian Internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan yang
memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian telah dicapai.
Sistem pengendalian internal menurut IAPI (2011), sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan entitas lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan mamadai tentang pencapaian dalam keandalan pelaporan keuangan,
efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Berdasarkan pengertian sistem pengendalian internal menurut para ahli diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang dibuat untuk

memberikan jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada di dalam perusahaan.

Pengertian sistem Pengendalian intern menurut AICPA (American institute of certifield

public accountant) yang dikutip Mardi (2011) adalah sebagai berikut. Sistem pengendalian

intern meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan

yang saling terkoordinasikan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,

memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi, meningkatan efisiensi operasional

perusahaan serta membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

Selain itu pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute of

Certifield Public Accountant) yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar (2001) diartikan

sebagai berikut. Meliputi struktur organisasi dan segala cara serta tindakan dalam suatu

perusahaan yang saling terkoordinasi dengan tujuan mengamankan harta kekayaan

perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi

serta mendorong ketaatan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemimpin

perusahaan.

Sistem pengendalian inten menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh
Jusuf (2003) adalah sistem pengendalian intern yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa,
tujuan dan sasaran yang penting bagi suatu usaha dapat dicapai. Sedangkan, Menurut
Mulyadi (2010) sistem pengendalian intern itu sendiri adalah :
1. sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
2. metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi,mengecek ketelitian dan keadaan data akuntansi,
3. mendorong efisiensi dan
4. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Berdasarkan definisi diatas terdapat beberapa konsep dasar tentang sistem pengendalian

intern. Sistem pengendalian merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu,

dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi perusahaan yang diharapkan dapat

menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.1.4 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Seiring dengan kemajuan perusahaan permasalahan yang dihadapi juga semakin

kompleks. Semakin banyaknya jumlah karyawan perusahaan semakin mengurangi peran

seorang pimpinan dalam memberikan pengawasan terhadap segala kegiatan para karyawan.

Dilain pihak, perusahaan harus bisa melaksanakan segala aktifitas dengan sebaik-baiknya

agar tercapai efisiensi dan efektivitas didalam usaha pencapaian tujuan. Seluruh kegiatan

yang dirancang harus dilaksanakan dan pelaksanaannya harus senantiasa diawasi serta

sumber daya ekonomi yang dimiliki harus digunakan secara efisien.Maka itulah diperlukan

suatu pengendalian intern.

Dari uraian diatas, secara garis besar dirumuskan ada 4 tujuan sistem pengendalian

intern yaitu:

1. Menjaga keamanan harta perusahaan/menjaga kekayaan organisasi perusahaan,

menciptakan suatu sistem pengendalian intern yang baik, yang pertama tujuannya

adalah untuk mencegah adanya tindakan penyelewengan menyangkut harta/kekayaan

perusahaan baik yang disengaja maupun tidak. Kekayaan dari para investor dan

kreditur yang tertanam di perusahaan juga dapat terjamin keamanannya.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Penciptaan suatu sistem

pengendalian intern didalam perusahaan diharapkan mampu menjamin keandalan atau

dapat dipercayainya seluruh data akuntansi yang dihasilkan seperti laporan keuangan
perusahan. Keandalan data akuntansi akan sangat mempengaruhi informasi yang

nantinya dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan, dimana akan

sangat membantu didalam proses pengambilan keputusan yang tepat.

3. Memajukan/mendorong efisiensi dalam operasi. Efisiensi senantiasa berusaha untuk

dicapai oleh setiap organisasi. Karena hal ini juga menyangkut prestsi kerja

organisasi, maka suatu sistem pengendalian intern yang baik dimaksudkan agar dapat

mendorong tercapainya efisiensi dalam kegiatan operasi perusahaan.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen kebijaksanaan yang telah ditetapkan

oleh pihak manajemen harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua anggota organisasi

tanpa kecuali. Untuk menjamin agar tindakan ada anggota organisasi yang melakukan

tindakan menyimpang dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan,maka diperlukan

suatu sistem pengendalian intern (Mulyadi 2001).

Suatu Pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan

perusahaan tersebut dapat tercapai,yaitu dengan kondisi:

1. Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah targer perusahaan, termasuk

kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.

2. Laporan keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang

meliputi laporan segmen maupun interim.

3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan di

patuhi dengan semestinya.

Pengendalian intern merupakan kunci terlaksananya sistem akuntansi gaji. Mulyadi

menyatakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secar tegas.


2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang

cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

2.1.5 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern yang ditetapkan didalam suatu perusahaan dikatakan

berhasil dan memuaskan apabila didalam organisasi itu tidak ada lagi yang melakukan

penyelewengan dan kesalahan secara bebas, baik itu menyangkut kesalahan sistem, prosedur

penyelesaian pekerjaan dan kesalahan-kesalahan lainnya.

Untuk dapat menyelenggarakan suatu sistem pengendalian intern yang berhasil dan

memuaskan, ada beberapa unsure pokok yang harus dipatuhi. Unsur-unsur pengendalian

intern tersebut meliputi :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional

kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya

adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok

tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen

keuangan dan umum. Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih

lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini

didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk


melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian). Setiap kegiatan

dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang

memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi

penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan

asset perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan,utang pendapatan dan biaya. Dalam organisasi,

setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki

wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk

otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas fungsi setiap organisasi.

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenanang dan prosedur

pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak

diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

4. Karyawan yang mulutnya sesuai dengan tanggung jawabnya. (Mulyadi 2001).

Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang

sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya.

Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO)

mengeluarkan definisi tentang pengertian pengendalian intern (Krismiaji 2005), pengendalian


intern memiliki lima unsur antara lain: Lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian,

perhitungan resiko, informasi dan komunikasi, pemantauan.

2.1.6 Prinsip Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang baik bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan

lain, sehingga pengendalian intern haruslah dibentuk seefesien dan seefektif mungkin dan

kemudian diterapkan dengan sebaik-baiknya dalam setiap perusahaan, maka perlu

diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut ini :

1. Karyawan yang bekerja pada perusahaan harus diseleksi secara objektif serta memiliki

kualifikasi yang sesuai dengan bidangnya.

2. Fungsi yang terdapat pada perusahaan yang dipisahkan untuk menjaga kemungkinan

akibat penggabungan fungsi pada satu orang.

3. Transaksi hanya dapat dilakukan apabila didasarkan pada otoritas pejabat yang

berwenang sesuai dengan struktur organisasi.

4. Transaksi harus dicatat dan dikualifikasikan secara benar sesuai dengan bukti-bukti

pendukungya kemudian dibukukan pada perkiraan dan periode yang benar.

Prinsip-prinip Pengendalian internal meliputi: Pembentukan tanggung jawab, pemisahan

tugas, prosedur dokumentasi, pengendalian fisik, mekanik dan elektronik, dan verifikasi

internal independen dan pengendalian lainnya.

Menurut Weygant dkk (2011). Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Internal adalah

sebagai berikut :

1. Karakteristik penting dalam pengendalian internal adalah penyerahan tanggung jawab


kepada karyawan tertentu. Pengendalian akan paling efektif jika hanya seseorang
yang bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan tertentu.
2. Pemisahan tugas merupakan hal yang tak terhindari dalam sistem pengendalian
internal. Ada dua penerapan yang umum dari prinsip ini yaitu aktivitas-aktivitas
terkait seharusnya ditugaskan ke orang yang berbeda-beda dan penciptaan
akuntabilitas (dengan pencatatan) atas asset yang seharusnya terpisah dari penjagaan
fisik asset tersebut.
3. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa sudah terjadi. Beberapa
prosedur seharusnya ditetapkan untuk dokumen yaitu dokumen seharusnya diberi
nomor terlebih dahulu (Prenumbered), seluruh dokumen dihitung dan penyerahan
dokumen ke departemen yang benar sehingga membantu penjaminan pencatatan
transaksi tepat waktu.
4. Penggunanan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik adalah penting,
pengendalian fisik sangat terkait dengan perlindungan asset dan sebagian
mempertinggi keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi.
5. Verifikasi internal independen sebagian besar pengendalian internal memberikan
verifikasi internal independen, prinsip ini melibatkan tinjauan, perbandingan,
rekonsiliasi data yang dibuat oleh karyawan lain.
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari verifikasi internal independen perlu
dilakukan:
1) Verifikasi seharusnya dilakukan setiap periodic dan mendadak.
2) Verifikasi seharusnya dilakukan oleh seseorang yang independen atas karyawan
yang bertanggung jawab atas informasi yang terkait.
3) Perselisihan dan pengencualian seharusnya dilaporkan di tingkat manajemen
yang dapat memberikan tindakan korektif.

Di perusahaan besar, verifikasi independen sering ditugaskan kepada auditor internal.

Auditor internal adalah karyawan yang mengevaluasi secara berkesinambungan tingkat

efektivitas sistem pengendalian perusahaan.

Melindungi asset perusahaan dan mempertinggi keakuratan dan kebenaran pencatatan

akuntansinya, maka perusahaan harus mengikuti prinsip-prinsip pengendalian yang khusus.

2.2 Pengertian Gaji

Dari sudut pandang pelaksanaan bisnis, gaji dapat dianggap sebagai biaya dibutuhkan

untuk mendapatkan sumber daya manusia untuk menjalankan operasi, dan karenanya disebut

biaya gaji.

Menurut Soemarso (2014), Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran kepada
pegawai yang digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas
administratif dan pimpinan. Pada umumnya jumlah gaji ditetapkan secara bulanan atau
tahunan. Imbalan yang diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan
lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik biasanya disebut upah. Pada umumnya jumlah
upah ditetapkan secara harian berdasarkan unitpekerjaan yang diselesaikan. Perusahaan harus
mentaati pembayaran upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Soemarso (2014), gaji adalah “imbalan kepada pegawai yang diberi tugas-
tugas administratif dan pimpinan yang jumlahnya, biasanya, tetap secara bulanan atau
tahunan”. Sedangkan menurut sujarweni (2015), gaji adalah “pembayaran atas jasa-jasa yang
dilakukan oleh karyawan yang dilakukan perusahaan setiap bulan”. Dan menurut Mardi
(2011), Gaji adalah, “sebuah bentuk pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji
adalah bentuk pembayaran atas jasajasa yang telah dilakukan oleh karyawannya.
2.2.1 Peranan Dan Tujuan Gaji

Peranan Gaji Penggajian diterima seorang manajer atau karyawan administrasi (clerical

workers) atas sumbangan jasanya, terutama balas jasa bagi para profesional yang menerima

uang dalam jumlah yang tetap berdasarkan tarif mingguan, bulanan atau tahunan.

Gaji mempunyai peranan penting bagi seorang karyawan (Gomes, Faustino Cardoso

(2011). Dengan gaji yang cukup, karyawan akan bekerja dengan baik. Gaji yang cukup dapat

mendorong karyawan untuk menyumbangkan jasa dan tenaganya semaksimal. Mungkin

sesuai dengan kemampuannya, Dengan gaji yang cukup, karyawan dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan hidup karyawan sendiri maupun keluarganya. Gaji yang

cukup dapat memberikan status sosial seseorang dalam masyarakat. Dengan gaji yang cukup

dapat diharapkan loyalitas atau kesetiaan karyawan terhadap organisasi tempat karyawan

tersebut mengabdikan diri dan Gaji yang cukup dapat memberikan dapat memberikan

ketenangan, ketentraman, dan kesenangan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Hasibuan (2005) menyatakan bahwa sistem penggajian yang umum

diterapkan adalah :

1. Sistem waktu, yaitu besarnya gaji atau upah dalam sistem ini diterapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, mingguan, ataupun bulanan.
2. Sistem hasil (output), yaitu besarnya gaji atau upah dalam sistem ini
ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan karyawan. Besarnya gaji yang
dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan
kepada lamanya waktu mengerjakan. Sistem ini tidak dapat diterapkan pada
karyawan tetap atau sistem waktu dan jenis pekerjaan yang tidak mempunyai
standar fisik.
3. Sistem borongan, yaitu suatu cara penggajian yang menetapkan besarnya jasa
didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan
besarnya balas jasa didasarkan sistem borongan cukup rumit, lama
mengerjakannya serta banyaknya alat yang diperlukan untuk
menyelesaikannya.
Dengan pemberian gaji terjalinlah kerja sama formal antara pemilik/ pengusaha

dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan

pemilik/pengusaha wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Dengan

pemberian gaji, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan

egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. Jika program gaji

ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih

mudah. Dengan demikian program gaji sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Tujuan Penggajian menurut Hasibuan (2010), antara lain:

a. Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama secara formal antara majikan
dengan karyawan.Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik,sedangkan perusahaan tau majikan wajib membayar gaji sesuai dengan
perjanjian yang disepakati
b. Keputusan Kerja
Dengan balas jasa,karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik,status sosial,dan egoistiknya sehingga memperoleh keputusan kerja dari
jabatannya.

c. Pengadaan Efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar,pengadaan karyawan yang qualified
untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar,manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.

e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta konsistensi yang
kompen tatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn over relative
kecil.

2.3 Sistem Akuntansi Penggajian


2.3.1 Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan menurut Mulyadi (2016) dalam sistem akuntansi penggajian
dan pengupahan adalah:
1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah Dokumen-dokumen ini
umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan
yang terkait dengan karyawan, seperti misalnya surat keputusan pengangkatan
karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat,
pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan, dan lain
sebagainya. Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat
daftar gaji dan upah untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan upah.
2. Kartu Jam Hadir Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatatan waktu untuk
mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir
karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir
yang diisi dengan mesin pencatat waktu.
3. Kartu Jam Kerja Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang
digunakan oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan
tertentu. Dokumen ini diisi oleh penyedia pabrik dan diserahkan ke fungsi
pembuat daftar gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam
hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap
jenis produk atau pesanan.
4. Daftar Gaji dan Daftar Upah Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto
setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa pph pasal 21, utang
karyawan, iuran untuk organisasi karyawan dan lain sebagainya.
5. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah Dokumen ini merupakan ringkasan
gajidan upah per departemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah
yang dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan
produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini
dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan upah.
6. Surat Pernyataan Gaji & Upah Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar
gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam
kegiatan ynag terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini
dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah
yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban
setiap karyawan.
7. Amplop Gaji dan Upah Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada
setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Di halaman muka amplop gaji
dan upah setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan,
nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan
dalam bulan tertentu.
8. Bukti Kas Keluar Dokumen ini merupakan perintah uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar
gaji dan upah yang diterima dan fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
Hal serupa juga disampaikan oleh Diana dan Setiawati (2011) dokumen yang dipakai

dalam pembayaran gaji antara lain meliputi:


1. Kartu Waktu. Kartu Waktu berguna untuk merekam presensi setiap hari, jam
berapa karyawan hadi di kantor dan jam berapa berapa pulang dari kantor.
Bagi karyawan yang digaji bulanan, kartu waktu ini berguna untuk melihat
kedisiplinan karyawan.
2. Daftar Gaji. Daftar gaji memuat gaji seluruh karyawan. Daftar gaji ini berguna
untuk mengetahui gaji setiap karyawan, termasuk potongan dan pajak
penghasilan pasal 21. Selain itu, daftar gaji berguna untuk mengetahui total
kas yang harus dikeluarkan perusahan untuk membayar gaji karyawan.
3. Slip Gaji. Slip gaji memuat rincian komponen gaji. Slip gaji diberikan kepada
karyawan agar karyawan dapat mengetahui bagaimana mereka digaji.
Informasi masih detail ini juga berguna apabila ada karyawan yang salah
digaji.
4. Daftar Transfer. Daftar transfer berfungsi sebagai surat perintah Bank untuk
mentransfer sejumlah tertentu ke setiap karyawan yang akan menerima gaji.
Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan menurut

Mulyadi (2016) dalam pencatatan gaji dan upah adalah:

1. Jurnal Umum Dalam pencatatan gaji dan upah, jurnal umum digunakan untuk
mencatat distribusi biaya tenaga kerja setiap departemen di dalam perusahaan.
2. Kartu Harga Pokok Produk Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga
kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut.
3. Kartu Biaya Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak
langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam
perusahaan.sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah
bukti memorial.
4. Kartu Penghasilan Karyawan Catatan ini digunakan untuk mencatat
penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan.
Informasi dalam kartu penghasilan ini dipakai sebagai dasar penghitungan PPh
Pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan. Selain itu, kartu penghasilan
karyawan ini digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dengan
ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan. Dengan
tanda tangan pada kartu penghasilan karyawan ini, setiap karyawan hanya
mengetahui gaji dan upahnya sendiri, sehingga rahasia penghasilan tertentu
tidak diketahui oleh karyawan yang lain.
Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem penggajian menurut Mulyadi (2016)

adalah:

1. Fungsi Kepegawaian Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan


baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru,
dan sebagainya.
2. Fungsi Pencatat Waktu Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan
catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan.
3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji danUpah Fungsi ini bertanggungjawab untuk
membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak
dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka
waktu pembayaran gaji dan upah.
4. Fungsi Akuntansi Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi
akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam
hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan.
5. Fungsi Keuangan Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna
pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank.

2.4 Flowchart Prosedur Penggajian

Sistem penggajian yang merupakan sistem pembayaran atas jasa yang diserahkan oleh

karyawan yang bekerja sebagai manajer, atau kepada karyawan yang gajinya dibayarkan

bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja atau jumlah produk yang

dihasilakan. Oleh karena itu, dalam sistem penggajian ini tidak diperlukan pencatatan waktu

kerja karena, biaya tenaga kerja yang dikeluarkan perusahaan tidak perlu dibebankan

langsung kepada produk. Dalam sistem penggajian berikut ini, tanda terima gaji oleh

karyawan dibuktikan dengan penandatanganan oleh karyawan atas kartu penghasilan

karyawan, sehingga setiap karyawan dapat melihat gajinya masing-masing. Informasi gaji

merupakan informasi pribadi, yang bersifat rahasia bagi karyawan lain. Flowchart sistem

penggajian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Gambar 2.1

Flowchart Prosedur Penggajian

Bagian Pencatat Waktu Bagian Gaji

Mulai 1 8
Kartu Penghasil
pegawai
Mencatat KJH 2
jam hadir
karyawan Daftar Hadir 1
Karyawan
DG 2

Kartu jam hadir


Bukti Kas 3
T Keluar
Membuat T
Daftar gaji

Membuat T
daftar Membuat
Rekap Gaji
hadir

SPG
KJH
2
Daftar Hadir RDG
Karyawan
2
Daftar Gaji 1

Sumber: Mulyadi

Kartu 2 (2010:397-399)
Penghasilan
Karyawan

2.5 Kerangka Berpikir


Sistem pengendalian intern adalah salah satu cara yang paling penting dalam

pengendalian yang dikembangkan diatas perusahaan. Salah satu pengendalian intern yang

paling penting dalam suatu perusahaan adalah pengendalian intern penggajian dan

pengupahan. Karena gaji dan upah merupakan unsure pengeluaran yang cukup besar dalam

perusahaan dan memiliki risiko besar kemungkinan terjadinya penyelewengan dan

manipulasi. Sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan apabila dirancang

dengan baik, maka akan sangat membantu di dalam mencegah dan mengatasi masalah-

masalah yang mungkin terjadi terutama dalam proses pembayaran gaji dan upah terhadap

pegawai.

Sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan memiliki beberapa macam

yang terkait didalamnya, antara lain seperti fungsi-fungsi, dokumen, catatan akuntansi, dan

prosedur. Dalam sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan, fungsi-fungsi yang

terkait didalamnya adalah fungsi kepegawaian, fugsi penctatan waktu, fungsi pembuat daftar

gaji, fungsi akuntansi, dan fungsi keuangan. Dalam sistem pengendalian intern penggajian

dan pengupahan, terdapat juga dokumen-dokumen yang digunakan didalamnya. Dokumen

yang digunakan adalah dokumen pendukung perubahan gaji, kartu jam hadir, kartu jam kerja,

daftar gaji dan upah, rekap daftar gaji dan upah, surat pernyataan gaji dan upah, amplop gaji

dan upah serta bukti kas keluar. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

penggajian dan pengupahan adalah jurnal umum, kartu harga produksi, kartu biaya dan kartu

penghasilan pegawai. Prosedur-prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian

adalah prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur pencatatan waktu kerja,prosedur

pempuatan daftar upah, prosedur distribusi biaya upah, prosedur pembuatan bukti kas keluar,

serta prosedur pembayaran upah terhadap karyawan.


Apabila semua alur penentuan gaji dan upah sudah dilaksanakan sampai ke

penyerahan gaji dan upah, maka penerapan sistem pengendalian intern penggajian dan

pengupahan pada perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan atas uraian yang telah ada sebelumnya dapat digambarkan kerangka berpikir

seagai berikut:

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

Pengendalian
Prosedur Penggajian Penggajian Yang
Intern
Pegawai Efektif

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan rumusan

masalah dan teori-teori pendukung,maka penulis merumuskan hipotesis yaitu ‘Penerapan

Pengendalian Intern atas Penggajian Pegawai yang diterapkan sudah didukung pengendalian

intern yang akurat pada PT.Hilon Sumatera.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Judul PenelitianTahun Nama Peneliti Hasil Penelitian


Penelitian
1 Analisis Sistem 2015 Nita Wahyuni Kelebihan nya Struktur
Pengendalian organisasi yang ada pada
Intern PT.Hilon Sumatera masih
penggajian dan kurang,hal ini dilihat dari
Pengupahan fungsi operasi yang dalam
pada kegiatannya melakukan
PT.Perdana pencatatan jam hadir dan jam
Perkasa pulang karyawan.
Elastindo Kekurangan nya Manajemen
Palembang sumber daya manusia di
bidang penggajian masih perlu
meningkatkan pengawasan
pelaksanaan penggajian
karyawan perusahaan.
2 Analisis Sistem 2014 Exsi Risna Pada PT.Sri Andal lestari
Pengendalian Yulita struktur organisasi dan
intern atas pembagian tugas belum
sistem terlaksana dengan baik,karena
penggajian dan masih ada perangkapan tugas
pengupahan yang dilakukan oleh bagian
pada PT.Sri keuangan yaitu melakukan
andal lestari pembuatan daftar gaji dan upah
dan melakukan pembayaran
gaji dan upah yang seharusnya
dipisahkan dan belum adanya
dokumen berupa slip gaji dan
upah yang seharusnya diterima
oleh karyawan pada saat
menerima gaji dan upah,hal ini
jelas merugikan
karyawan,dengan tidak adanya
slip gaji dan upah maka
karyawan tidak dapat melihat
potongan-potongan dan
tambahan yang mereka dapat
dari gaji dan upah
mereka,perusahaan belum
memenuhi unsure sistem
otorisasi dan pencatatan yang
seharusnya diberlakukan pada
sistem pengendalian intern
penggajian dan pengupahan
pada perusahaan.Sehingga
dengan tidak adanya slip gaji
dan upah tersebut perusahaan
terkesan kurang transparan
dalam pembayaran gaji dan
upah pada karyawannya.
3. Analisis 2018 Evan Deo Berdasarkan data dan hasil
Pengendalian Gratias analisis yang telah
Intern sistem dilakukan,maka dapat ditarik
Penggajian kesimpulan bahwa sistem
penggajian yang dilakukan
oleh instansi Badan
Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD)
kabupaten landak,Kalimantan
barat telah sesuai dengan
kelima unsur pengendalian
internal yang tercantum dalam
peraturan pemerintah no 60
tentang sistem pengendalian
intern pemerintah.
4. Analisis Sistem 2017 Komang Juni Kelebihan Prosedur Penggajian
Pengendalian Indrawan,Ni PT.PLN(Persero) area bali
Intern pada Kadek utara dilakukan dengan
Penggajian Sinarwati,Edy komputerisasi.Data-data
Karyawan Sujana mengenai penggajian
PT.PLN tersimpan dengan baik pada
(Persero) Area SAP,karyawan hanya
Bali Utara menginput data-data mengenai
karyawan,catatan jam kerja
karyawan dan potongan-
potongan karyawan.
Kelemahan Analisis sistem
pengendalian intern penggajian
karyawan pada PT.PLN
(persero) area bali utara :
1.Pengawasan pencatatan
daftar hadir tidak dilakukan
dengan maksimal
2.Tidak ada pemeriksaan
kembali terhadap dokumen-
dokumen yang akan
dimasukkan kedalam sistem.
3.Tidak dicadangkannya
dokumen secara manual untk
menghindari hilangnya data
saat sistem eror.

2.7 Sejarah Perusahaan

2.7.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hilon

PT. Hilon Sumatera terletak di Jalan Jamin Ginting Km.11 No. 64A Kecamatan

Medan-Tuntungan, dan didirikan pada tanggal 1 Maret 2002. PT. Hilon Sumatera merupakan

salah satu grup PT. Hilon yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia sejak tahun 1989

ditandai dengan berdirinya PT. Hilon Indonesia di Jakarta. Grup perusahaan PT. Hilon di

Indonesia merupakan anak perusahaan dari Daeyang Industrial, Co.Ltd, yang berdiri sejak

tahun 1970 di Korea. Bergerak dalam bidang tekstil dan bedding goods memproduksi bantal,
guling, carded fiber (bahan pengisi bantal), padding, quilting (selimut kapas), high density

padding (bahan kasur), hard pad (bantalan keras) dan geo textile. Bahan baku yang digunakan

adalah serat fiber.

PT. Hilon Sumatera mulai aktif berproduksi serta sekaligus memasarkan hasil produksi

berupa padding dan carded fiber dimulai pada pertengahan Juni tahun 2002. Kemudian pada

awal Agustus 2002, 5 unit mesin quilting dan 20 unit mesin jahit dinamo didatangkan dari

PT. Hilon Indonesia di Jakarta dengan tujuan menambah jenis atau keragaman produksi di

samping padding dan carded fiber, sehingga pabrik semakin aktif berproduksi.

PT. Hilon Sumatera dalam menjalankan aktifitasnya dipimpin langsung oleh Mr. Ahn

Sang Wook yang berasal dari Korea Selatan sebagai Presiden Direktur. Dalam memimpin

perusahan Mr. Ahn didukung oleh 10 orang staf dan 100 lebih orang karyawan pabrik. Grup

Hilon dalam memasarkan hasil-hasil produknya dengan memakai merk “Hilon” yang

merupakan merk yang telah dikenal tidak hanya di Indonesia namun juga di luar negeri, yaitu

Korea, Amerika, Australia, Inggris, India, Bangladesh dan negara lainnya, juga di dalam

negeri seperti Jakarta, Surabaya, Aceh, Padang, Pekanbaru, Batam dan kota lainnya di

Indonesia. Pada bulan April 2014 Grup Hilon mengembangkan usahannya dengan membuka

cabang perusahaan di Palembang. Kontumer PT. Hilon Sumatera di pasar lokal (Medan)

terdiri dari hotel-hotel berbintang, pabrik furniture, toko-toko bedding goods, rumah sakit dan

sebagainya. PT. Hilon Sumatera juga membuka toko khusus (facrory outlet) PT. Hilon

Sumatera Jl. Jamin Ginting Km. 11 No. 64 A Medan-Tuntungan

2.7.2 Ruang Lingkup Usaha

Ruang lingkup perusahaan ini adalah memproduksi bantal, guling, carded fiber, HDP

(High Density Padding), Hard Pad (bantalan keras), lembaran serat fiber (padding) dan
selimut kapas (quilting) yang bermutu tinggi dan mampu bersaing di pasar nasional maupun

internasional. Bahan baku yang digunakan perusahaan ini berasal dari serat fiber.

2.7.3 Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Hilon Sumatera berada di jalan Jamin Ginting Km.11 No. 64A

Kecamatan Medan-Tuntungan, Propinsi Sumatera Utara. Penjualan produk langsung juga

dilakukan di PT. Hilon Sumatera (factory outlet) dan berlokasi di bagian depan pabriknya.

2.7.4 Daerah Pemasaran

Produk yang dihasilkan PT. Hilon Sumatera dipasarkan ke beberapa daerah mulai dari

pasar lokal hingga ke pasar internasional. Produknya telah diekspor ke berbagai negara,

diantaranya Malaysia, Singapura, Australia, Bangladesh dan ke beberapa negara lainnya.

Pasar lokal dari perusahaan ini adalah berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Aceh,

Padang, Pekan Baru, Batam dan beberapa daerah lain di Indonesia. Kebanyakan konsumen

PT. Hilon Sumatera terdiri dari hotel-hotel berbintang, perusahaan yang bergerak di bidang

furniture, toko-toko bedding goods, rumah sakit dan sebagainya. PT. Hilon Sumatera juga

membuka toko khusus (factory outlet) dengan harga pabrik di lokasi PT. Hilon Sumatera Jl.

Jamin Ginting Km.11 No. 64 A Medan-Tuntungan.

2.7.5 Visi Dan Misi Perusahaan PT.Hilon

Visi : Untuk menjadi produsen non-woven nomor satu di wilayah Asia.

Misi :Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, pertambangan, hingga

konstruksi, pertanian, manufaktur, dan infrastruktur.


Gambar 2.3
Struktur Organisasi PT.HILON SUMATERA

Presiden Direktur

Top Manager HRD

Bedding Goods/Cf Warehouse Driver Accounting Marketing& Information


Teknisi
Team AR control &
Chief Productin Tax &
Teknologi
Acc Marketing
Luar Kota
Security Cashier
Team Telemarketing IT Staff
Purchasing
Factory
Outlet

Spm
Medan AR Control
Team
Sumber : PT Hilon Sumatera

Struktur Organisasi Perusahaan Untuk setiap badan usaha dalam rangka mencapai tujuan
maka diperlukan struktur organisasi yang teratur. Dengan adanya struktur organisasi yang
baik dan teratur akan memudahkan melakukan kontrol secara langsung kepada setiap bagian
oleh pimpinan perusahaan. Untuk menciptakan dan menjamin kesatuan arah dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut
merupakan suatu gambaran skematis tentang hubungan kerja sama antara orang- orang yang
berada pada suatu badan usaha yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Penyusunan struktur organisasi harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan.
Hal ini sangat berkaitan dengan besar perusahaan dan cakupan aktifitasnya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penulis melalukan penelitian secara langsung ke PT.Hilon Sumatera Utara

yang berkedudukan di jalan Ginting Km.11 No. 64A Kecamatan Medan-

Tuntungan, Propinsi Sumatera Utara,Medan.

3.2 Jenis Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Data Sekunder adalah data yang diperoleh penulis secara langsung

dari perusahaan yang diteliti Sumber data diperoleh penulis berupa

sejarah perusahaan,struktur organisasi,dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan penggajian,serta sumber-sumber lain diluar

perusahaan baik yang berasal dari buku,referensi,makalah dan lain-

lain.

2. Data Primer adalah data yang mengacu pada informasi yang

diperoleh dari tangan pertama oleh penelitian yang berkaitan dengan

variable minat untuk tujuan spesifik studi.Sumber data primer adalah

dari wawancara kepada HRD perusahaan dan Pegawai lainnya.

44
45

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian digunakan penulis,yaitu :

1. Penulisan Kepustakaan,yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

informasi-informasi dengan cara mengkaji dan menelaah sumber bacaan

yang relevan,sumber internet,dan artikel-artikel,serta jurnal-jurnal yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan yang merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti

mengamati dan berpartisipasi secara langsung pada objek yang diteliti.

Peneliti ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keefektifitasan dan

keefisienan ‘Analisis Penerapan Pengendalian Intern atas Penggajian

Pegawai pada PT Hilon Sumatera Utara.Dalam teknik penelitian lapangan

dapat dilakukan dengan 3 cara,yaitu :

a. Wawancara. Proses yang dilakukan dengan cara bertatap muka yaitu.

Tanya jawab antara penaya dengan penjawab atau narasumber untuk

tujuan penelitian,dimana pertanyaan disusun sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Observasi. Merupakan metode yang dilakukan dengan cara

menganalisis dan melakukan pencatatan sistematis,mengenai

bagaimana tingkahlaku tau proses yang terjadi secara langsung.

c. Dokumentasi. Metode yang dilakukan dengan menganalisis dokumen-

dokumen atau data-data mengenai objek yang diteliti,baik yang dibuat

oleh objek yang diteliti,baik yang dibuat oleh subjek atau oleh orang

lain.
46

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan uraian langkah-langkah yang digunakan

untuk menjawab pokok permasalahan.Data-data yang telah dikumpulkan dapat

dianalisa dengan berbagai metode.Teknik pengumpulan data yng digunakan oleh

penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif.Teknik analisis data

deskriptif adalah teknik analisis dengan mengumpulkan data yang

diperoleh,kemudian diinterprestasikan dan dianalisis sehingga memberikan

keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang di hadapi.


47

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Nashir Budiman. 2001. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta
Anastasia Diana & Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan, Proses
dan Penerapan. Edisi I. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
Arens, et al. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Indeks. Jakarta.
Gomes & Faustino Cardoso. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Hasibuan, M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketujuh Belas. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
Husniyah, dkk. 2015. Analisis Pengendalian Internal pada Sistem Penggajian Karyawan
(Studi pada RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 28
No.2 Universitas Brawijaya. repositori.bakrie.ac.id. Malang
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.
Salemba Empat. Jakarta.
J. Weygandt, dkk.2009. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. UPP AMP YPKN. Jogyakarta
Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi. 2017. Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Salemba Empat. Jakarta
Romney, et al. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. JakartaSelatan
Achmad Nashir Budiman. 2001. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Soemarso S.R. 2014. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Buku 2. Salemba Empat.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai