Anda di halaman 1dari 59

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan .............................................. 2

1.2.1 Maksud Praktik Kerja Lapangan........................................................ 2

1.2.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ......................................................... 3

1.3 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan .............................................................. 3

1.3.1 Kegunaan Bagi Praktikan .................................................................. 3

1.3.2 Kegunaan Bagi FE UNIMAS ............................................................ 4

1.3.3 Kegunaan Bagi Perusahaan ............................................................... 4

1.4 Tempat Praktik Kerja Lapangan ................................................................. 4

1.5 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 5

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 6

2.1 Omah Oblong Jogja T-shirt......................................................................... 6

2.1.1 Sejarah Omah Oblong Jogja T-shirt ................................................... 6

2.1.2 Struktur Organisasi............................................................................. 9

2.1.3 Uraian tugas perusahaan .................................................................. 10

2.1.4 Kegiatan perusahaan ........................................................................ 14

2.2 HS SILVER 800 – 925 ............................................................................. 17

2.2.1 Sejarah HS Silver 800 – 925............................................................. 17

2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 18

iv
2.2.3 Uraian Tugas Perusahaan ................................................................. 19

2.2.4 Kegiatan Perusahaan ....................................................................... 21

2.3 Tugu Chocolate Yogyakarta ..................................................................... 26

2.3.1 Sejarah Tugu Chocolate Yogyakarta................................................. 26

2.3.2 Struktur Organisasi........................................................................... 27

2.3.3 Uraian Tugas Perusahaan ................................................................ 27

2.3.4 Kegiatan Perusahaan ........................................................................ 29

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ...................... 31

3.1 Landasan Teori ......................................................................................... 31

3.1.1 Manajemen Sumber Daya ................................................................ 31

3.1.2 Manajemen Strategi.......................................................................... 33

3.1.3 Manajemen Produksi dan Operasi .................................................... 33

3.1.4 Manajemen Pemasaran ..................................................................... 35

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 44

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 44

4.1.1 Omah Oblong Jogja T-Shirt............................................................. 44

4.1.2 HS. Silver ........................................................................................ 44

4.1.3 Tugu Coklat ..................................................................................... 45

4.2 Saran ........................................................................................................ 45

4.2.1 Omah Oblong Jogja T-Shirt.............................................................. 45

4.2.2 HS Silver.......................................................................................... 46

4.2.1 Tugu Coklat ..................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47

LAMPIRAN ..................................................................................................... 50

v
DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi Omah Oblong Jogja T-shirt ....................................... 9

2.2 Struktur Organisasi HS Silver 800 - 925 ................................................ 21

2.3 Struktur Organisasi Tugu Chocolate ...................................................... 27

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di Omah Oblong Jogja T-shirt .. 50

Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di HS Silver 800 - 925 .............. 52

Lampiran 3 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di Tugu Chocolate .................... 54

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang yang menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
pasti mempunyai keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan
menyejahterakan kehidupannya. Berbagai cara ditempuh oleh setiap orang
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik dengan tujuan
mendapatkan penghasilan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam hal ini mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah.
Terlebih untuk seseorang yang tidak mengenyam pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Bahkan untuk yang telah menempuh pendidikan lebih tinggi pun
tidak jarang mereka mendapatkan pekerjaan yang kurang sesuai dengan minat
dan bakat serta kemampuan mereka. Terdapat banyak faktor yang
menyebabkan pekerjaan yang didapat kurang sesuai dengan latar belakang
pendidikan seseorang. Oleh karena itu, perencanaan dan persiapan pun harus
dilakukan dengan baik untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai
dengan minat dan bakat mereka.
Dalam mengetahui minat dan bakat serta kemampuan bukan hanya
melalui belajar di dalam ruang kelas saja, tetapi juga dengan praktek langsung
atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) guna mengidentifikasi kemampuan apa
yang dibutuhkan dalam sebuah perusahaan.
Praktik kerja lapangan adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk beradaptasi dengan
tugas langsung di lembaga BUMN, BUMD, perusahaan swasta dan instansi
Pemerintah di tempat dan sekaligus mengabdikan ilmu-ilmu yang telah
diperoleh. Praktik kerja lapangan merupakan relevansi antara teori yang
didapat selama perkuliahan dengan praktik yang ditemui baik dalam dunia
usaha swasta maupun pemerintah. Melihat pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi yang cepat berubah, sehingga dipandang perlu kiranya mahasiswa
menambah kemampuan mengamati, mengkaji serta menilai antara teori yang
diperoleh dengan kenyataan yang terjadi di lapangan yang pada akhirnya

1
2

dapat meningkatkan kualitas manajerial mahasiswa dalam memahami


persoalan baik dalam bentuk aplikasi teori dan kenyataan yang sebenarnya.
Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam
pendidikan perguruan tinggi adalah melalui Program Praktek Kerja Lapangan
yang merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dalam dunia kerja
yang nyata. Jadi kegiatan PKL ini dapat memberikan kontribusi yang berarti
bagi perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum memasuki dunia kerja dan perkembangan kompetensi di Universitas
Mayjen Sungkono Mojokerto. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan
salah satu syarat kelulusan program sarjana di Universitas Mayjen Sungkono
Mojokerto. Hal ini ditujukan bagi mahasiswa dalam rangka memperluas
wawasan dunia kerja yang akan dihadapi nantinya juga sebagai bekal
pengalaman dalam memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan yang diprogramkan oleh Universitas Mayjen
Sungkono Mojokerto memiliki maksud dan tujuan yang berguna bagi
mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan, Universitas, maupun
pihak perusahaan tempat mahasiswa melakukan Praktik Kerja Lapangan.
Maksud dan tujuan diadakannya Praktik Kerja Lapangan di antaranya yaitu :

1.2.1 Maksud Praktik Kerja Lapangan


a. Mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki sebelum memasuki dunia kerja.
b. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis
berupa
teori dan praktek yang telah didapatkan tentang aktivitas di
dalam bidang pekerjaan yang sesuai dengan program studi
yang dipelajari yaitu Pendidikan Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.
c. Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman,
kemampuan, dan keterampilan Praktikan.
3

d. Mengarahkan praktikan untuk menemukan permasalahan


maupun data yang berguna dalam penulisan laporan PKL.

1.2.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


a. Meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan dan keterampilan di dunia kerja.
b. Mengetahui secara langsung gambaran kegiatan perusahaan
yang berhubungan dengan bidang manajemen pemasaran dan
niaga.
c. Mengaplikasikan teori serta bidang ilmu yang sudah didapat
dari bangku perkuliahan.
d. Melatih mahasiswa untuk menyosialisasikan diri pada suasana
lingkungan kerja yang sesungguhnya berkenaan dengan
disiplin ilmu dan tangggung jawab pekerjaan
e. Membangun hubungan yang baik antara instansi tempat PKL
dengan Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.
f. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi S1
Pendidikan Manajemen, Jurusan Ekonomi dan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

1.3 Kegunaan Praktik Kerja Lapangan


Adapun kegunaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama praktikan
melaksanakan kegiatan di Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto
diharapkan antara lain:
1.3.1 Kegunaan Bagi Praktikan
a. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
tentang dunia kerja sehingga mendapatkan pengalaman kerja
secara nyata di perusahaan/instansi dan bekerja sama dengan
orang lain dengan latar belakang serta disiplin ilmu yang
berbeda-beda.
b. Mencoba menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama perkuliahan.
4

c. Membandingkan penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh


di bangku kuliah dengan penerapannya di dalam dunia kerja.
d. Memberikan gambaran tentang kondisi lapangan pekerjaan yang
sebenarnya.
e. Memperoleh pengalaman praktik secara langsung dan nyata di
dunia kerja.
f. Mengajarkan mahasiswa tentang cara bertanggung jawab
terhadap suatu tugas yang diberikan.
1.3.2 Kegunaan Bagi FE UNIMAS
a. Menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara FE
UNIMAS dengan perusahaan dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan pada waktu yang akan datang.
b. FE UNIMAS mendapatkan standarisasi calon tenaga kerja yang
sempurna untuk menyiapkan wisudawan baru.
1.3.3 Kegunaan Bagi Perusahaan
a. Mewujudkan Coorporate Sosial Responsibility (CSR) yang
sebenar-benarnya dalam bidang edukasi.
b. Mendukung pendidikan tinggi dalam melakukan program-
program pendidikan yang telah direncanakan.
c. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan antara
perusahaan dengan Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen
Sungkono Mojokerto.
d. Membantu instansi/lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari
-hari selama Praktek Kerja Lapangan.

1.4 Tempat Praktik Kerja Lapangan


Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) diambil ditempat:
a. Tugu Chocolate terletak di Jl. Tegal Gendu No.31 Prenggan, Kec.
Kotagede kota Yogyakarta.
b. HS Silver 800 – 925 terletak di Jl. Mondorakan No.1 Prenggan, Kec.
Kotagede Yogyakarta.
c. Omah Oblong Jl. Jambon Biru Trihangga, Kec Gamping, Kab.
Sleman Yogyakarta.
5

1.5 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan


Praktik kerja lapangan (PKL) yang dilakukan oleh praktikan berlangsung
selama 2 hari yakni terhitung mulai 27 februari 2021 sampai dengan 28
februari 2021. Dalam rangka pelaksanaan PKL ada beberapa tahap yang harus
dilakukan :
1. Tahap persiapan
Praktikan mencari informasi mengenai perusahaan. Setelah
praktikan mengurus berkas yang dibutuhkan oleh perusahaan terkait
tempat dan peraturan yang diterapkan. Tahap terakhir, pihak
perusahaan menginformasikan bahwa praktikan telah disetujui untuk
melakukan kegiatan PKL di tugu coklat,HS silver dan omah oblong.
2. Tahap pelaksanaan
Praktikan melakukan kegiatan PKL berlangsung selama 2 hari
yakni terhitung mulai dari tanggal 27 februari 2021 sampai dengan 28
februari 2021. Waktu tersebut merupakan waktu yang efektif bagi
praktikan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan karena pada saat
itu praktikan telah menyelesaikan program pembelajaran semester V.
praktikan melakukan kegiatan PKL di hari sabtu mulai pukul 08.00-
15.00 WIB
3. Tahap laporan
Setelah melaksanakan praktik kerja selama 2 hari praktikan
memiliki kewajiban untuk membuat laporan tertulis sebagai bukti telah
melaksanakan PKL. Pembuatan laporan ini juga merupakan syarat
untuk kelulusan bagi praktikan sebagai mahasiswa manajemen untuk
mendapatkan gelar sarjana ekonomi manajemen Universitas Mayjen
Sungkono Mojokerto. Laporan ini berisi hasil pengamatan dan
pengalaman praktikan selama masa PKL di Tugu Chocolate, HS Silver
dan Omah Oblong. Data - data yang diambil praktikan diperoleh
langsung dari Omah Oblong, HS Silver dan Tugu Chocolate.
BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Omah Oblong Jogja T-shirt


2.1.1 Sejarah Omah Oblong Jogja T-shirt
Yogyakarta adalah salah satu tempat tujuan wisata pilihan,
baik wisatawan domestik maupun wisatawan lokal. Dengan semua
kekayaan yang disuguhkan, seperti wisata budaya, wisata belanja
yang menggiurkan dan wisata - wisata lainnya. Sangatlah lengkap
pesona daya tarik Yogyakarta yang menjadi magnet kuat datangnya
wisatawan dari berbagai penjuru.
Jogja T-Shirt atau biasa juga disingkat Jethe, didirikan oleh
Sugiyanto pada tahun 2009. Tahun 2014, Jogja T-Shirt kembali
memberikan inovasi yang cemerlang dalam pemasarannya. Salah
satunya adalah dengan konsep edukasi. Menyambangi Kota Jogja
tentu tak afdhol rasanya bila belum menjejaki Jogja T-Shirt. Di
sinilah kita akan diajak untuk menyelami ruh budaya Jogja dalam
bentuk souvenir kaos. Lebih tepatnya kaos keren berkualitas
unggulan yang menghadirkan berbagai macam konten landmark Jogja
dari mulai bangunan bersejarah, kesenian, sampai simbol-simbol
kerajaan. Awalnya ia ingin menciptakan sebuah produk unggulan
yang bisa dikenal masyarakat banyak dengan konsep sederhana,
luwes, best quality, tapi murah harganya. Dari ide tersebut, Sugiyanto
sang owner kemudian membuat sebuah kaos yang menghadirkan
berbagai macam landmark kota Yogyakarta dengan merek Jogja T-
Shirt.
Dalam pemasarannya, Jogja T-Shirt awalnya menggunakan
konsep angkringan. Sebab, angkringan dinilai identik dengan murah,
senang, menyenangkan, dan enak dirasakan. Angkringan Jogja T-
Shirt ini kemudian dipasarkan di pusat kota Jogja. Akan tetapi pangsa
persaingan kaos yang begitu tinggi memaksa Sugiyanto untuk
berinovasi lebih. Maka di tahun yang sama, Sugiyanto pun membuat

6
7

sebuah kaos raksasa. Seorang seniman lulusan Institut Seni Indonesia


(ISI), Febrianto Tri Kurniawan, didapuk sebagai desainer konten kaos
tersebut.
Pada saat itu Febri menghadirkan konsep gambar yang dapat
merekam ruh kehidupan Jogja. Konsep tersebut menampilkan
bangunan bersejarah, transportasi tradisional seperti andong dan
becak, prajurit kraton, tugu, Dono Pertopo (gapura keraton) dan
Gunung Merapi, serta kesenian tari-temari. Kaos raksasa berukuran
36 x 46 meter yang dipajang di Galeria Mall tersebut bahkan sampai
mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
kategori kaos terbesar. Namun dengan inovasi pemasaran tersebut,
bukan berarti perjalanan kesuksesan Jethe selesai. Pada tahun 2010,
bencana erupsi Merapi yang dahsyat telah menyeret sendi
perekonomian Jogja dalam kemerosotan. Jogja T-Shirt pun
mengalami keadaan demikian. Selain itu, pangsa persaingan yang
cukup tinggi di pusat kota juga pada akhirnya memaksa Sugiyanto
untuk membuka Jethe di sekitar rumahnya yang berada di Dusun
Banturan, Sleman. Dalam keadaan demikian, pada tahun 2011-2012,
Jogja T-Shirt banyak berbenah dengan melakukan perbaikan
manajemen dan pemasaran. Keputusan untuk memindahkan lokasi
pemasaran Jogja T-Shirt ini rupanya menjadi titik terang bagi
Sugiyanto. Karena pada tahun 2012, pemerintah memberi akses pada
Jethe agar dapat mengemas produknya dalam bentuk toko oleh-oleh
berbasis destinasi wisata. Dengan konsep demikian, Jethe pun makin
memantapkan diri menjadi lebih baik. Pada awalnya, Jogja T-Shirt
dikelola dengan berbagai keterbatasan, mulai dari tenaga SDM
sampai tempat. Meski begitu, Sugiyanto tetap optimis. Pada tahun
2013, Jogja T-Shirt semakin berkembang dengan membuka akses
jalur wisata. Selain itu, sistem pengelolaan dan pemasarannya pun
semakin diperkuat dengan merekrut tenaga SDM yang mumpuni di
bidang produksi serta pemasaran. Membuka tempatnya untuk
kunjungan pelajar maupun industri yang kemudian memberikan
8

pengetahuan seputar kaos. Seperti bagaimana cara membuat kaos dan


seperti apa kaos yang berkualitas bagus.
Saat ini, Jogja T-Shirt telah menjadi salah satu destinasi
wisata di Jogja yang ramai dikunjungi. Tidak hanya dari wisatawan
lokal saja, melainkan juga wisatawan mancanegara. Pada hari-hari
tertentu, Jethe bahkan bisa dipenuhi puluhan bus. Teknologi yang
semakin canggih sekarang memudahkan produk untuk dipasarkan
secara langsung dan luas yaitu dengan memanfaatkan fasilitas dunia
Maya yang makin marak digunakan yaitu melalui email
(Jogjatshirt.art@gmail.com, bedjo_gembil@yahoo.com ), Facebook
(Jogja T-shirt ) dan Webnya (www.jogjatshirt.com). Usaha T-shirt
Omah Oblong dalam membentuk, menguatkan dan mengenal karakter
produknya kepada masyarakat menandakan perusahaan telah
memikirkan panjang pengaruh kekuatan brand pada perusahaanya.
Ketika suatu merek memiliki tempat khusus dibenak pelanggan, tentu
akan terbentuk keunggulan tersendiri. Seiring dengan pesatnya
wisatawan yang masuk kedaerah istimewa Yogyakarta, T-shirt Omah
Oblong berfikir akan perluasan usaha dan area parkir, terhitung dari
2013 pindah ke alamat ke Dusun Baturan RT 01 RW 19, Trihanggo,
Gampin, Sleman. Sejak tahun 2013 manajemen mulai berbenah
dengan menggunakan konsep prinsip ekonomi dasar, guna
mendongkrak omset. Adapun konsep tersebut meliputi POAC
(Planning, Organizing, Actuacting, dan Controlling) kemudian
perusahaan juga meningkatkan strategi melalui
a. Promosi dengan media cetak ( surat kabar, majalah dll ).
b. Promosi dengan media elektronik ( media sosial : Facebook,
Instagram, Line, iklan radio).
c. Mengikuti ajang pameran.
d. Mengikuti event travel mart.
e. Bekerja sama dengan pihak akademis.
f. Membuat training bagi siswa SMK ,atau mahasiswa dan
mahasiswi.
9

2.1.2 Struktur Organisasi


1. Owner : Sugianto dan Nani Sulistiyo Susanto
2. Desainer : Febrianto Tri Kurniawan dan Faisal Aditiya
3. Bagian Administrasi : Basnah
4. Bagian Produksi : Sukandar
5. Bagian Penjualan : Rahman Surahman
6. Bagian Humas : Muhammad Fariz Prabowo
7. KA. Gudang & Penataan : Andrianingsih
8. KA. SPG : Yuliani
9. Marketing : Tania dan Evi
10. Penerima Tamu : Walid dan Elly
11. Penerima Crew : Arifin dan Margianto

Direktur Utama
Sugiyanto

Direktur Keuangan
Nani Sulistiyo S

Bag. Administrasi Bag. Produksi Bag. Gudang Bag. Humas Bag. Pemasaran
Basnah Sukandar Andrianingsih M. Fariz Rahman S
Prabowo
Keuangan / Desainer SPG
Laporan 1. Febrianto Tri K Yuliani
2. Faisal Aditya
Kasir
1. Pemotongan Kain
2. Penyabunan Marketing
3. Penjahitan 1. Tania
4. Penyetrikaan 2. Evi
5. Packing
Penerima Tamu
1. Walid
2. Elly
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Omah Oblong Jogja T-shirt
10

2.1.3 Uraian tugas perusahaan


2.1.3.1 Owner
Owner adalah orang yang memiliki suatu perusahaan,
maka sudah sewajarnya owner memiliki rasa tanggung jawab
paling besar terhadap perusahaannya sendiri. Namun, bukan
berarti owner selalu memiliki tugas yang paling banyak, karena
owner bisa melimpahkan tugas-tugas lain kepada jajaran
eksekutif perusahaan atau pegawai lain. Dan di perusahaan
Omah Oblong Yogyakarta ini bapak Sugianto juga menjabat
menjadi Owner Sekaligus Direktur Utama dan ibu Nani
Sulistiyo Susanto Owner sekaligus wakil keuangan .
Berikut adalah beberapa tugas owner perusahaan:
a. Menyediakan atau mencarikan dana untuk Anggaran
Biaya perusahaan.
b. Mengawasi jalannya perusahaan.
c. Mereview action plan, RAB, dan strategi perusahaan.
d. Mengevaluasi laporan akhir cashflow perusahaan.
e. Hadir atau ikut andil dalam rapat evaluasi tahunan.

2.1.3.2 Desainer produk industri


Desainer produk industri adalah profesi yang berkaitan
dengan tampilan visual sebuah produk sehingga produk tersebut
menarik perhatian konsumen Selain itu, desainer produk juga
terlibat dalam pengembangan produk yang benar-benar baru.
Dalam melakukan tugasnya, terdapat beberapa hal yang harus
menjadi pertimbangan desainer produk industri di antaranya
adalah konsumen, membuat produk yang menarik secara visual
dan berbiaya murah, dan bahan yang digunakan. Keterampilan
lain yang harus dikuasai oleh desainer produk industri adalah
keterampilan berkomunikasi agar dapat menjelaskan ide dan
gagasannya kepada orang lain yang bekerja bersamanya serta
klien.
11

2.1.3.3 Desainer fashion atau perancang fashion


Desainer fashion atau perancang fashion adalah profesi
yang berhubungan dengan bahan, warna, dan pola baju.
Seorang desainer fashion biasanya menciptakan rancangan
fashion yang orisinil dan benar-benar baru berdasarkan tren
fashion yang sedang berkembang, prediksi tren fashion di masa
datang, dan inspirasi dari lingkungan sekitar. Selain itu, seorang
desainer fashion juga memilih warna, pola, serta bahan yang
digunakan sebagai bagian dari rancangan yang dibuat. Ketika
membuat rancangan fashion, seorang desainer fashion bekerja
berdasarkan brief yang telah ada dan merupakan milik sendiri
atau memberikan brief kepada rekan lainnya dengan tetap
memperhatikan warna, bahan dan anggaran.

2.1.3.4 Administrasi
Administrasi adalah kegiatan perencanaan, mengarahkan,
menyelenggarakan, mengorganisir, serta mengawasi pekerjaan-
pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan yang ada di kantor
atau instansi. Staff administrasi memiliki tugas untuk
melakukan merekap data, mengelola dokumen dan menyimpan
hal tersebut dengan terorganisir.

2.1.3.5 Produksi
Produksi artinya, kegiatan menambah nilai guna suatu
barang atau jasa untuk keperluan orang banyak. Fungsi
produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan
yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang
diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan
mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan
berjalanlancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi
sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Tugas
utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian
tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai
12

biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi,


tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk
membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan
spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) .

2.1.3.6 Penjualan
Tugas bagian Penjualan yaitu :
a. Menawarkan barang atau jasa produksi perusahaan
kepada konsumen.
b. Menjelaskan spesifikasi produk yang dijual kepada
konsumen.
c. Memberikan simulasi hitungan biaya yang harus
dikeluarkan dan menjelaskan manfaat yang akan
diperoleh.
d. Melakukan komunikasi dengan pelanggan.
e. Memberi konsultasi barang dan jasa yang akan dijual
kepada calon pembeli.

2.1.3.7 Humas ( Hubungan Masyarakat)


Oxley (dalam Iriantara, 2010: 6) menjelaskan tugas-tugas yang
dijalankan humas terdiri atas:
a. Memberi saran kepada manajemen tentang semua
perkembangan internal dan ekternal.
b. Meneliti, menafsirkan dan mengantisipasi sikap publik
terhadap organisasi.
c. Menjadi penghubung antara manajemen dengan
publiknya.
d. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang
semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik
dengan organisasi.
Jadi, keberadaan humas dalam sebuah perusahaan atau
organisasi memiliki peran dan tugas yang strategis, yaitu
sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan semua
13

publik. Aktivitas yang dilakukan humas dengan menggunakan


dan memilih media komunikasi yang tepat. Media akan menjadi
alat tersampaikannya suatu pesan dengan mudah dan dapat
dipahami.

2.1.3.8 Staff (Leader) gudang


Tugas dan tanggung jawab Staff (Leader) gudang, yaitu sebagai
berikut:
a. Menjadi Pemimpin bagi operator gudang.
b. Membantu Supervisor gudang dalam menjalankan
operasional gudang agar berjalan dengan lancar.
c. Melakukan pembagian tugas dan kegiatan operator
gudang.
d. Melakukan monitoring dan mengontrol tugas - tugas
dari operator gudang, checker gudang, dan operator
forklift agar operasional gudang berjalan dengan lancar.
e. Mengatur proses bongkar muat barang berjalan dengan
baik dan sesuai SOP yang berlaku.
f. Membuat laporan aktifitas gudang kepada Supervisor
atau Kepala gudang.
g. Bertanggung jawab terhadap penerimaan, penyimpanan
stock barang agar aman dari pencurian, kerusakan dan
kebakaran.

2.1.3.9 Sales Promotion Girl (SPG)


Tugas Sales Promotion Girl (SPG), yaitu :
a. Mempromosikan produk.
b. Menarik pengunjung untuk mengunjungi stan.
c. Mendukung koordinator dan supervisor dalam
mengelola barang di konter / kios (area penjualan).
d. Menawarkan produk.
e. Mencatat penjualan.
f. Sampling produk.
14

2.1.3.10 Marketing
Tugas Marketing, yaitu :
a. Bertugas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
b. Merencanakan produk dan menetapkan harga.
c. Merencanakan Promosi.
d. Melayani konsumen.

2.1.3.11 Penerima Tamu


Tugas Penerima Tamu di Perusahaan, yaitu :
a. Menjembatani informasi antara manajemen perusahaan
dan tamu.
b. Melayani tamu perusahaan yang berkunjung.
c. Bersiap dan menunggu tamu di meja lobi perusahaan.
d. Mencatat data tamu yang berkunjung setiap hari.
e. Menentukan strategi dan sikap ketika tamu yang datang
melakukan hal tak terduga.

2.1.3.12 Penerima Crew


Tugas Penerima Crew, yaitu :
a. Bekerja sama dengan team leader dan tour guide.
b. Melayani tamu perusahaan yang berkunjung.
c. Mencatat jadwal kunjungan dan menghitung jumlah
pengunjung.

2.1.4 Kegiatan perusahaan


Pada saat ini perusahaan T-shirt Omah Oblong Jogja melakukan
kegiatan jual beli di satu tempat saja yaitu di showroom tersebut dengan
ide bisnis berbalut edukasi untuk pelajar, mahasiswa, maupun umum.
Selain itu dalam setiap kunjungan akan ada tour guide untuk
menjelaskan tentang apa saja yang ada yang ada di perusahaan tersebut ,
seperti tentang sejarah berdirinya, proses pembuatan, pemasaran dan
lain sebagainya. Dalam kegiatan produksi perusahaan T-shirt Omah
15

Oblong Jogja yang memproduksi kaos melalui beberapa tahapan


sebelum sampai ke tangan pembeli, ada beberapa tahapan yang harus
dilalui untuk pembuatan produk berupa kaos, berikut tahapannya :
1. Pemilihan bahan
Pada umumnya ada beberapa jenis bahan yang digunakan pada
produksi kaos, yakni cotton combed untuk kualitas distro, polyester
dan beberapa jenis bahan lain yang dipilih sesuai pesanan.
Nantinya, pemilihan bahan ini akan berpengaruh pada harga serta
kenyamanan kaos itu sendiri.
2. Pembuatan desain
Pembuatan desain dalam tahapan produksi kaos Jogja biasanya
akan disesuaikan dengan kebutuhan serta tren di pasar saat ini.
Namun, ada juga pelanggan yang sudah memiliki desain sendiri.
Desain ini akan melalui proses penyablonan agar bisa disematkan di
permukaan kaos.
3. Pemilihan ukuran
Pemilihan ukuran biasanya disesuaikan dengan dengan
permintaan juga, dari mulai S, M, L, dan XL. Namun, untuk
mengakomodasi kebutuhan wisatawan dari luar negeri yang
memiliki ukuran tubuh besar, produsen biasanya juga membuat
ukuran khusus XXL hingga XXXL, namun dalam jumlah terbatas .
Ukuran juga biasanya dipesan dari pihak penjual tergantung target
penjualan mereka masing-masing. Inilah alasan mengapa terkadang
ada toko yang hanya menjual pakaian all size (satu ukuran) dan
adapula yang menjualnya dalam rentang size yang lengkap.
4. Pemotongan dan penyablonan
Pemotongan sesuai ukuran dan penyablonan merupakan
tahapan yang cukup penting dari rangkaian proses produksi kaos
Jogja. Oleh karena itu, kedua tahapan ini biasanya dikerjakan oleh
dua orang pekerja yang berbeda.
16

5. Penyablonan
Penyablonan sendiri dilakukan dengan memperhatikan banyak
faktor. Salah satu faktor terpenting yang menentukan kualitas kaos
adalah ketahanan gambar yang disablon. Biasanya, kaos dengan
kualitas jelek akan kehilangan gambarnya setelah beberapa kali
proses pencucian.
6. Penjahitan
Penjahitan merupakan tahap yang membuat kaos terlihat
seperti kaos pada umumnya. Jadi, kain yang sudah dipotong sesuai
ukuran dan disablon sesuai pesanan akan dijahit berbentuk kaos.
Proses penjahitan ini melewati beberapa tahap antara lain mesin
jahit, mesin obras, mesin overdeck, tergantung dari bagian kaos
yang dijahit (penjahitan krah dalam, berbeda dengan penjahitan
lengan, misalnya) dan jenis jahitan yang diingankan. Di sinilah
biasanya kualitas kaos akan terlihat. Proses produksi kaos jogja
yang satu ini cukup penting karena jahitan yang mudah lepas akan
membuat produk dicap jelek. Oleh karenanya, penjahitan dilakukan
oleh orang yang sudah ahli di dunia jahit-menjahit.
7. Finishing
Finishing sebenarnya ada di setiap proses produksi. Tahap
finishing di produksi kaos jogja sendiri merupakan tahap
pemeriksaan seperti membersihkan kaos, memotong dan merapikan
benang, serta tahap pengecekan kualitas atau quality control.
Setelah dinyatakan lolos, barulah kaos masuk ke tahap packaging
untuk disebarkan ke berbagai penjual.
17

2.2 HS SILVER 800 – 925


2.2.1 Sejarah HS Silver 800 – 925
Perusahaan HS SILVER 800-925 ini berdiri sejak tahun 1953
dengan nama pendiri HS Silver adalah Bapak dan Ibu H. Harto
Suharjo. Yang semula bergerak dalam bidang perhiasaan imitasi
dengan nama “Terang Bulan”, sejak berdirinya perusahaan ini sudah
menjadi anggota KP3Y (Koperasi Produksi Pengusaha Perak
Yogyakarta). Perusahaan ini memiliki sumber permodalan yaitu :
1. Modal Sendiri : 75%
2. Modal Pinjaman Bank : 25%
Awal tahun 1954 menjadi perusahaan perak dengan nama
“HS SILVER”. Pada tahun 1965 membuka Toko / Art shop untuk
pemasaran produk perak di Jl. Mandarokan No.1 Kotagede
Yogyakarta sampai sekarang. Dari tahun 1965 perusahaan
mempersiapkan dengan sangat matang untuk membuka cabang di
Bali dengan nama “ALAM BALI” yang telah di dirikan pada tahun
1975.
Untuk itu nama “HS SILVER 800-925” sudah dibakukan oleh
perusahaan sejak tahun 1990, dengan memiliki arti nama perusahaan.
HS merupakan kependekan dari nama pemilik yaitu Harto Suharjo.
Sedangkan 800-925 menunjukkan kadar perak terendah dan tertinggi
yang dapat dibentuk.
Sejak berdiri sampai tahun 1990 perusahaan di pimpin dan
dikelola langsung oleh Bapak / Ibu H. Harto Suharjo dengan sistem
manajemen sederhana. Mulai tahun 1990 manajemen dipimpin oleh
putranya dengan penerapan manajemen baru. Sistem Administrasi
dan Akuntansi berkembang dari manual ke komputerisasi sejak awal
191, hingga sekarang sudah mengaktifkan puluhan komputer untuk
sistem Administasi dan Akunting.
Perkembangan manajemen terutama manajemen mutu terlihat
dengan medapat sertifikat ISO 9000 seri B pada bulan Maret 1998
18

dengan penguji PT. SUCOFINDO Jakarta, dengan Sertifikst ISO


2000 Versi 9001 pada bulan Agustus 2002 dengan penguji RW TUV.
HS Silver menggunakan strategi pemasaran dan baru pada tahun
2008 ini menggunakan strategi promosi yaitu dengan memanfaatkan
elemen-elemen bauran promosi seperti advertising (Periklanan),
personal selling (penjualan perseorangan), direct marketing
(pemasaran langsung), internet, dan public relations and publicity
(hubungan masyarakat dan publisitas).
Desain-desain HS Silver sekarang ini dapat dibedakan dengan
melihat motif Jawanya, yang bertekstur sangat padat, dan teknik
menguntai benang perak yang disebut filigree. Produksi perak UKM
HS Silver terdiri dari dua macam kerajinan perak, yaitu perak
karawang dan perak padat. Perak karawang merupakan benang perak
tipis, yang dengan kesabaran, ketelitian, dan ketekunan kemudian
digunakan untuk membuat miniatur-miniatur atau pola perhiasan
yang rumit. Perak padat terbuat dari batangan perak yang ditempa
dan dibuat sedemikian rupa untuk menciptaan alat perangkat makan
perak, miniatur dan perhiasan. Pada saat ini HS Silver telah
mencapai lebih dari 2000 desain, dan produk produkya telah tersebar
luas di Eropa, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Australia.

2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


Suatu organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Dengan adanya struktur
organisasi, dapat diketahui alur wewenang dan tanggung jawab yang
ada dalam perusahaan. Ditinjau dari wewenang dan hubungan kerja
organisasi, maka perusahaan perak HS Silver mempunyai struktur
organisasi garis atau lini yaitu wewenang mengalir dari atas ke bawah
yang mengalir langsung dari atasan ke bawahan. Sedangkan tanggung
jawab bergerak dari bawah ke atas hanya bawahan hanya mendapat
perintah dan tanggung jawab dari atasan.
19

Berikut struktur organisasi HS Silver 800 – 925 :


1. Direktur Utama
2. Direktur Keuangan, Produksi, Pemasaran, HRD dan Operasional
3. Manajer Keuangan, Produksi, Pemasaran, HRD dan Operasional
4. Supervisor akuntansi dan keuangan
5. Supervisor produksi

6. Supervisor ritel dan wholesale


7. Supervisor Operasional
8. Bagian packing

2.2.3 Uraian Tugas Perusahaan


Uraian tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian adalah sebagai
berikut:
a. Direktur Utama
1) Menetapkan visi, misi, dan strategi perusahaan.
2) Merumuskan kebijakan umum dan pengendalian perusahaan
serta pengawasan internal.
3) Mengadakan pengawasan dan melakukan tindakan preventif
untuk kepentingan pengamanan misi dan tujuan perusahaan.
4) Bertanggung jawab kepada presiden komisaris.
b.Direktur Keuangan, Produksi, Pemasaran, HRD dan Operasional
1) Mengadakan pengawasan serta memberikan evaluasi terhadap
manajer.
2) Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Direktur
Utama.
c. Manajer Keuangan, Produksi, Pemasaran, HRD dan Operasional
1) Memberikan laporan yang dibutuhkan dan bertanggung jawab
kepada masing-masing direktur.

2) Menyusun rencana program dan pedoman kerja di depertemen


masing-masing.
3) Memberikan pengarahan kepada supervisor.
20

d. Supervisor akuntansi dan keuangan


1) Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada manajer
keuangan.
2) Mengadakan koordinasi dan pengarahan teknis serta
pengawasan dengan staf keuangan dan akuntansi.
e. Supervisor produksi
1) Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Manajer
Produksi.
2) Mengadakan koordinasi dan pengarahan teknis serta
pengawasan dengan staf produksi.
3) Mengajukan pembelian produk dan alat-alat penunjang
produksi.
4) Mengkoordinasi pelaksanaan test uji kadar perak dan peleburan.
5) Bertanggung jawab atas kelancaran produksi dan pembelian
barang jadi.
f. Supervisor ritel dan wholesale
1) Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Manajer
Pemasaran.
2) Mengadakan koordinasi dan pengarahan teknis serta
pengawasan dengan staf ritel (yaitu marketing relations) dan
whole sale.
3) Mengajukan pembelian media display produk.
4) Membangun citra positif perusahaan terhadap mitra kerja.
5) Meningkatkan penjualan seoptimal mungkin sesuai target yang
telah ditetapkan.
g. Supervisor Operasional
1) Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Manajer
Operasional.
2) Mengadakan koordinasi dan pengarahan teknis serta
pengawasan dengan staf operasional perusahaan.
3) Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang-barang
keperluan atau belanja untuk operasional perusahaan.
21

h. Bagian packing
1) Menerima barang hasil produksi yang akan dikemas.
2) Mengemas dan menjaga kualitas packing dengan baik.
3) Memastikan target produksi tercapai dengan baik.
4) Memastikan laporan kerja dibuat sesuai dengan fakta.
5) Menjaga peralatan dan kebersihan lingkungan kerja.

Direktur
Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur


Keuangan Produksi Pemasaran HRD Operasional

Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer


Keuangan Produksi Pemasaran HRD Operasional

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor ritel & Supervisor


Akuntansi Keuangan Produksi wholesale Operasional

Bagian
Packing

Gambar 2.2 Struktur Organisasi HS Silver 800 - 925

2.2.4 Kegiatan Perusahaan


a. Pembentukan Logam Aloy
Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya
terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu)
murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau
lebih jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam
atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai
pengganti logam murni karena pada logam paduan memiliki sifat
yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan sebagai
material pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat
ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat
diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur dapat
22

diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Sifat-


sifat tersebut itulah yang tidak dimiliki logam murni sehingga
dapat tambahkan unsur logam lainnya untuk mengeluarkan
kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat tersebut.
b. Pengolahan Logam Perak
Pengolahan Logam Perak yang dibahas adalah pengolahan yang
berdasarkan dari pengamatan kami pada saat observasi di Pabrik
HS Silver Kota Gede Yogyakarta. Berikut adalah deskripsi
singkat cara pengolahan logam perak :
1. Alat dan Bahan yang digunakan
Deskripsi alat dan bahan yang digunakan pada
pengolahan perak sebagai perhiasan. Sebelum perak atau
tembaga diolah, terlebih dahulu mengetahui alat dan bahan
yang digunakan. Alat dan bahan yang digunakan hanya
gunting, pinset dan pilinan perak serta keramik. Gunting
berfungsi untuk memotong pilinan perak tersebut, pinset
berfungsi sebagai pengatur kerapihan perak yang akan
dimasukkan ke dalam design perak misalnya cincin, serta
keramik yang berfungsi sebagai alas untuk pembuatan
perhiasan perak.
Tawas, karena pembentuk koloid, maka sifat yang
sangat penting pada tawas adalah adsorpsi. Tawas dapat
mengadsorpsi kotoran, racun dan lainnya. Tawas (Alum)
adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal
dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut
dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada
jenis logam dan suhu. Tawas (Alum) merupakan salah satu
senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua
jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum
kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai
rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum
kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum
23

kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan


mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika
kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam.
Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin
alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia,
dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.
Larutan tawas tersebut akan mengadsorpsi kotoran hasil
pembakaran pada proses pematrian kerajinan perak, air
panas membuat proses pembersihan lebih cepat karena
suhu berpengaruh untuk mempercepat reaksi kimia.
Buah lerak, Buah lerak digunakan sebagai
pengganti sabun untuk mencuci perak karena mengandung
zat saponin untuk proses penyadahan air dan membasuh
kotoran yang melekat pada perhiasan perak. Lerak juga
memiliki pH basa lemah sehingga meminimalisir tejadinya
kontak reaksi yang mengakibatkan korosinya logam yang
dicuci menggunakan buah lerak.
Boraks, Boraks digunakan sebagai pembersih logam
dari kotoran yang menempel di permukaan logam perak
(dalam bentuk senyawa hidrokarbon dan juga sulfur), selain
hal itu boraks adalah katalis pembentukan logam dengan
proses malting.
2. Tahapan-tahapan pembuatan
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan
perhiasan dari logam perak berdasarkan jenis
pembuatannya secara pembakaran dan penyolderan,
meskipun dari secara prosedural inti dari pembuatan
perhiasan dari logam perak adalah proses malting
pembentukan logam perak dengan pengaloyan sehingga
logam perak tidak terlalu lunak. Kemudian selanjutnya
teknik pembentukan desain awal (rangka) sesuai perhiasan
24

yang diinginkan contohnya saja bentuk cincin dan juga


hati. Setelah rangka perhiasan jadi tahap berikutnya adalah
pengaitan benang-benang tembaga satu persatu yang
dilakukan secara manual oleh pengrajin membentuk desain
dalam sesuai yang diinginkan.
c. Pewarnaan logam
Anodizing adalah salah satu teknik pewarnaan logam,
Anodizing pada perak adalah proses pelapisan dengan zat
pewarna. Pengertian secara kimia adalah proses elektrolisa
menggunakan larutan elektrolit sebagai penghubung antara katoda
dan anoda. Perak dipasang pada kutub positif (anoda) sehingga
permukaannya mengalami reaksi oksidasi dan terbentuk suatu
lapisan oksida dalam bentuk argenit pada permukaan benda
tersebut, sehingga akan menjadi lapisan pelindung yang sekaligus
berfungsi sebagai dekoratif. Proses penganodaan ini tidak hanya
dapat dilakukan pada logam Aluminium, tetapi juga pada logam
lain seperti Magnesium, Tembaga, Cadmium, Perak, Titanium dan
sebagainya. Secara alami, anodizing akan mengubah permukaan
perak menjadi perak oksida yang akan menjadi sebuah selaput
tipis yang disebut pori-pori. Anodizing dapat dilakukan berulang-
ulang. Hal ini menyebabkan perak menjadi lapisan oksida kokoh
dan dapat meningkatkan daya tahan abrasi. Proses Anodizing juga
dapat mengubah dan memperbaiki tampilan perak. Dengan
menggunakan bahan pewarna dan prosedur khusus, anodizing
akan meningkatkan daya tahan korosi.
Proses Anodizing perak berbeda dengan proses pelapisan
logam (electroplating). Pada proses Anodizing benda dipasang
pada kutub positif (anoda), sedangkan pada proses electroplating
benda dipasang pada kutub negatif (katoda). Sehingga proses yang
terjadi pun akan berbeda. Pada anodizing terjadi proses oksidasi,
benda dioksidasikan dengan aliran listrik sehingga benda akan
terkikis dan terbentuk oksida logam yang dimasuki oleh zat
25

warna. Sedangkan pada proses electroplating proses yang terjadi


adalah proses reduksi. Garam – garam pada larutan elektrolit
tereduksi di katode menjadi logam bebas yang melapisi benda
tersebut. Biasanya oksidasi anodik menggunakan elektrolit asam
sulfat, karena selain murah mudah untuk dikontrol, dan hasil
pelapisannya mempunyai sifat astetik dan fungsional yang luas.
Proses anodisasi dilakukan pada suhu 21°C, rapat arus 130 – 260
A/m2 dan tegangan antara 12 – 22 V. Larutan elektrolit lain yang
digunakan dalam oksida anoda (Asam kromat, Asam fosfat, Asam
oksalat, Asam sulfonat, Asam borak). Dalam anodizing ini terjadi
proses – proses utama yaitu proses pratreatment, anodizing,
pencelupan ada zat warna dan sealing (penutupan pori-pori).
Proses pratreatment pada proses ini terjadi proses
penghilangan kotoran dan debu kemudian proses pengkilatan
logam dengan chemical polish dan yang terakhir adalah proses
penghilangan lemak yang menempel pada logam. Proses
Anodizing pada proses ini terjadi reaksi oksidasi logam pada
katoda dengan larutan elektrolit dan aliran listrik yang
menghasilkan oksida logm yang memiliki pori – pori yang lebih
besar.
Proses Pencelupan zat warna pada proses ini logam hasil
anodizing di celupkan dalam larutan zat warna. Dan terakhir
proses sealing pada proses ini pori – pori yang terbentuk pada
proses anoding di tutup kembali agar zat warna tersekap dalam
pori – pori. Istilah sealing secara umum sebagai penjaga agar
bahan atau pengaruh fisis tidak masuk untuk mempengaruhi
lapisan anodik. Sealing dilakukan dengan menggunakan air yang
panas yang menyebabkan hidrasi dari lapisan anodik. Diharapkan
sealant terserap oleh lapisan anodik. Jika lapisan anodik
dimasukkan dalam air murni pada suhu tinggi. Air bereaksi
dengan Argentum oksida membentuk boehmite :
Ag2O3 + H2O → 2AgOOH
26

Sealnat yang luas digunakan ada1ah air murni atau air


distilasi yang rendah kandungan padatan dan bebas dari fosfat,
rilikat, fluorit, dan klorit. Suhu yang digunakan untuk sealing 90°-
100°C. Anodisasi keras pada umumnya dilakukan pada
temperature rendah (<5C) dengan tujuan menumbuhkan oksida
pada permukaan perak dengan sifat yang lebih padat, lebih tebal
dan lebih seragam, sehingga permukaan yang dihasilkan lebih
keras. Asam oksalat dipergunakan sebagai elektrolit karena tidak
mengoksidasi benda kerja seagresif asam sulfat, sehingga
pelarutan kembali oksida yang sudah terbentuk dapat dijaga
sesedikit mungkin.

2.3 Tugu Chocolate Yogyakarta


2.3.1 Sejarah Tugu Chocolate Yogyakarta
Tugu Chocolate merupakan industri rumah tangga yang bergerak
di bidang produksi berbagai produk coklat khas Indonesia yang berdiri
pada tanggal 11 Februari 2015. Nama "Tugu Chocolate" terinspirasi
dari salah satu ikon kota Jogja yaitu Tugu Jogja. Selain itu, beberapa
hal yang menjadi inspirasi berdirinya Tugu Chocolate adalah
Indonesia sebagai penghasil coklat terbesar ke 3 di dunia, Coklat
sudah dikonsumsi dan diterima pasar dunia serta tingginya permintaan
coklat pada tamu domestik dan mancanegara.
Lokasi Tugu Chocolate berada di Jl. Tegalgendu No.31
Kotagede, Yogyakarta Telp. 0274-4340921. Tugu Chocolate
merupakan salah satu anak cabang dari CV. Ansor’s Group. Sesuai
dengan tema One Stop Shopping yang diusung, lokasi Tugu Chocolate
berdekatan dengan cabang Ansor’s Group yang lain seperti Ansor’s
Silver, Sekar Kedhaton Restaurant, Batik dan Lurik Badjoe Djogdja,
Nusantara Coffee and Tea. One Stop Shopping berarti menyediakan
segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan pelanggan di satu tempat.
27

2.3.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi memiliki pengertian garis hierarki yang
berisi komponen-komponen penyusun perusahaan. Struktur ini akan
memperjelas fungsi dan kedudukan setiap posisi pekerjaan secara
jelas. Termasuk juga di dalamnya pembagian hak dan kewajiban.
Uraian jabatan atau gambaran tugas atau Job description adalah suatu
pernyataan tertulis yang berisi tujuan dari dibentuknya suatu
jabatan/tugas.
Berikut struktur organisasi Tugu Chocolate :
1. Koordinator Head Office
2. Koordinator Akunting
3. Koordinator Bagian Purchasing
4. Koordinator Bagian Gudang
5. Koordinator Bagian Pengiriman
6. Koordinator Bagian Produksi
7. Koordinator Counter (Marketing and Sales)

Head Office

Bagian Bagian Bagian Bagian Koordinator


Akunting
Purchasing Gudang Pengiriman Produksi Counter

Marketing Sales

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Tugu Chocolate

2.3.3 Uraian Tugas Perusahaan


a) Koordinator Head Office : Merencanakan strategi perusahaan,
memimpin aktivitas - aktivitas pembelian, pemasaran,
administrasi, serta pengkoordiniran tugas - tugas tersebut.
b) Koordinator Akunting : Merumuskan dan mengawasi
pelaksanaan rencana keuangan dan anggaran belanja, pelaporan
28

akuntasi keuangan, pengolahan dana dan perkasiran, serta pajak


dan asuransi
c) Koordinator Bagian Purchasing : Menyusun list pembelian
barang/jasa yang dibutuhkan seluruh anggota perusahaan,
Mencari dan menganalisa calon supplier yang sesuai dengan
material yang dibutuhkan.
d) Koordinator Bagian Gudang : Memastikan dan mengawasi serta
mengendalikan arus keluar masuk barang di lengkapi dengan
dokumen pendukung secara lengkap serta Memastikan semua
SOP ( Prosedur ) kerja gudang di laksanakan dengan baik.
e) Koordinator Bagian Pengiriman : Mampu mengatur pengiriman
barang, terbiasa membuat laporan monitoring pengiriman
barang, memastikan barang yang dikirim sesuai dengan pesanan
dan aman sampai tujuan.
f) Koordinator Bagian Produksi Mengawasi jalannya
perencanaan dan proses produksi, mengatur dan mengarahkan
kerja operasi operator produksi, membantu mengawasi kualitas
dan kuantitas hasil produksi. Produksi coklat bar di Tugu
Chocolate meliputi proses sortir biji kakao, proses pengolahan
bahan baku, proses pemberian rasa, proses packaging dan
proses packaging untuk ekspedisi. Dimana setiap proses
dilakukan divisi divisi yang berbeda.
Koordinator Counter
a) Marketing : Memaksimalkan keuntungan melalui
pengembangan strategi penjualan yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan dan dengan mempromosikan produk,
layanan atau gagasan.
b) Sales : Memasarkan produk atau jasa Perusahaan secara aktif
mencari target pasar yang sesuai dengan produk yang dijual.
29

2.3.4 Kegiatan Perusahaan


a. Proses Sortir
Proses sortir merupakan proses awal yang dilakukan dalam
membuat coklat, proses ini dilakukan pada divisi sortir. Pada proses
ini yang dilakukan adalah memilih kakao yang sudah matang,
memilih kakao yang tidak rusak terkena hama, dan memilih kakao
yang besar-besar saja karena dapat dipastikan terdapat banyak
bijinya. Pada proses ini yang harus sangat diperhatikan adalah
memilih kakao yang sudah matang, karena terkadang ada kakao
yang sudah matang tapi warna buahnya belum menguning.
b. Proses Pengolahan Bahan Baku
Pada proses ini kakao dikupas untuk diambil biji nya,
kemudian untuk memisahkan daging dengan bijinya dilakukan
fermentasi. Proses fermentasi ini adalah dengan menyimpan biji
kakao di ember lalu ditutup rapat selama 6-7 hari. Fermentasi ini
dilakukan dengan alami tanpa menggunakan bahan kimia. Setelah
6-7 hari biji kakao akan berubah menjadi lunak, kemudian langsung
masuk pada proses penjemuran. Proses penjemuran ini masih
manual sehingga memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu tergantung
pada panas matahari. Setelah kering biji kakao dibersihkan, dibuang
bagian-bagian yang kurang baik. Proses selanjutnya di oven sampai
biji kakao mengeras yaitu selama 1-3 hari. Kemudian didinginkan
selama 5-6 jam, setelah itu diayak untuk memisahkan kulit dan
daging bijinya ngelupas. Proses selanjutnya daging biji yang sudah
terpisah dari kulitnya kemudian digiling halus. Setelah digiling
halus kemudian press untuk memisahkan lemak kakao dengan
kakao yang masih pahit atau natural. Kemudian akan didapatkan
dua jenis coklat yaitu coklat kafertur dan coklat kompon. Coklat
kafertur adalah coklat yang murni (Dark Chocolate) sedangkan
coklat kompon adalah coklat yang masih sedikit mengandung
lemak. Setelah itu untuk coklat kafertur akan langsung dibuat ke
blok-blok coklat yang masih belum beraturan, fungsinya untuk
30

memudahkan dalam proses penyimpanan. Sedangkan coklat


kompon akan dicampur dengan powder, fungsi powder disini
adalah untuk melunakan. Kemudian dibuat blok-blok coklat yang
masih belum beraturan, biasanya dalam kisaran bera 1-3 kg.
c. Proses Pemberian Rasa
Pada proses pemberian rasa ini, yang pertama dilakukan
adalah dengan quality control terhadap coklat blok-blok tadi.
Quality control disini meliputi daya tahan coklat, tekstur coklat, dan
coklat nya layak tidak untuk dicampur dengan isian. Sebelumnya
isian ini juga masuk ke quality control untuk mengetahui
ketahanannya sampai berapa bulan. Disini penambahan rasa atau
isian coklat tidak dengan bahan pengawet, jadi hanya mampu
bertahan 6-8 bulan.
Proses selanjutnya yaitu masuk pada dapur produksi, coklat
dipanaskan dengan mesin molding sampai menjadi lelehan-lelehan
cair. Diaduk sampai benar-benar encer dan halus. Setelah sudah
benar-benar halus ditambahkan rasa atau isian. Dicetak kembali,
namun cetakan ini sesuai dengan bentuk yang sudah ditetapkan, lalu
kemudian dimasukan kedalam freezer. Proses pembekuan coklat
didalam freezer selama 15 menit tidak boleh lebih, karena jika
terlalu lama coklat akan menjadi es. Proses yang terakhir adalah
tempering yang fungsinya mengatur suhu, agar kualitas coklat
semakin baik serta mendapatkan coklat yang lebih tahan lama.
d. Proses Packaging
Pada proses packaging yang pertama dilakukan adalah
membungkus coklat dengan aluminium foil. Aluminium foil ini
berfungsi untuk menjaga bentuk coklat, ketahan coklat sehingga
tidak mudah meleleh. Setelah itu masuk ke packaging
menggunakan kertas sesuai dengan varian rasa dan beratnya.
Kemudian masuk ke quality control lagi, untuk menentukan apakah
layak untuk dijual atau tidak.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Landasan Teori


Perusahaan didirikan tentu mempunyai tujuan yang telah ditentukan, sebab
tujuan merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam perusahaan dan
tujuan juga memberikan arah bagi kegiatan dan untuk mengukur efektivitas
kegiatan perusahaan. Untuk dapat mencapai beberapa tujuan yang telah
diuraikan di muka, maka perusahaan harus pandai dalam mengelola faktor-
faktor produksi atau sumber daya yang ada di dalam perusahaan. Faktor-faktor
produksi tersebut yaitu 5M atau tenaga kerja, bahan baku, mesin, metode dan
uang modal. Kelima faktor itu harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh
pengelola perusahaan (manajer) dengan menggunakan fungsi atau aspek-
aspek manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian.
Secara etimologi kata manajemen diambil dari bahasa Perancis kuno,yaitu
“management”, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan melaksanakan.
Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efisien dan efektif.
Menurut Firmansyah (2018:4) manajemen adalah seni dan ilmu
perencanan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu.
Menurut Sarinah & Mardalena (2017:7) manajemen adalah suatu proses
dalam rangka mencapai tujun dengan bekerja bersama melalui orang-orang
dan sumber daya organisasi lainnya.

3.1.1 Manajemen Sumber Daya


Menurut Bintoro dan Daryanto (2017 : 15) menyatakan
bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia, disingkat MSDM,
adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan

31
32

peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu


secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal.
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu
bidang dari manajemen umum, seperti manajemen keuangan,
manajemen pemasaran, dan manajemen operasi. Manajemen
sumber daya manusia menjadi bidang kajian penting dalam
organisasi karena permasalahan yang dihadapi organisasi (baca:
perusahaan) bukan hanya persoalan bahan mentah, alat-alat kerja
dan produksi, atau modal kerja saja, tetapi juga masalah tenaga
kerja atau sumber daya manusia yang nota bene adalah pihak yang
menjalankan dan mengelola faktor-faktor produksi sekaligus
merupakan tujuan dari kegiatan produksi itu sendiri.
Dimensi dan Indikator Perencanaan Manajemen Sumber
Daya Manusia menurut Nawawi (2017:189) perencanaan sumber
daya manusia di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan terdiri
dari:
a) Perencanaan kuantitatif
Yaitu prediksi mengenai jumlah SDM yang dibutuhkan
(demand). Indikatornya yaitu:
1. Jumlah karyawan
2. Penerimaan karyawan
3. Sumber yang dapat digunakan
b) Perencanaan kualitatif
Prediksi kualifikasi (persyaratan) SDM yang relevan
dengan jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya pada masa
depan. Indikatornya yaitu:
1. Standar kerja
2. Peningkatan kualitas
3. Pekerjaan sesuai kualifikasi
33

3.1.2 Manajemen Strategi


Manajemen strategi adalah pengelolaan, implementasian
serta evaluasi kebijakan terkait trategi yang mengarahkan
organisasi kepada tujuannya tercapai. Seara umum, manajmen
strategi memiliki tiga proses manajemen, yaitu (Kurniawan, 2016) :
a. Tahap formulasi strategi; meliputi pembuatan visi, misi tujuan
dan sasaran, pengindentifikasian factor internal dan eksternal
organisasi pembuatan rencana menengah dan panjang, dan
pembuatan strategi untuk diterapkan.
b. Tahap implementasi strategi ; meliputi menentukan strategi,
memotivasi sumber daya manusia dan organisasi
mengalokasikan sumber daya supaya perumusan strategi
tersebut bisa diselenggarakan.
c. Tahap evaluasi strategi, meluputi seluruh hasil dari perumusan
dan implementasi, dan pengukuran kinerja, dan pengambilan
perbaikan.
Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategi
Manajemen strategi mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan organisasi, yang berkaitan dengan sumber-sumber yang
terbatas dalam lingkungan dianamika organisasi dalam rangka
mencapai tujuan. Menurut Purnomo dan Zulkifliemansyah,
formalitas manajemen strategi banyak dipengaruhi berbagai faktor,
diantaranya :
1) Besarnya organisasi
2) Gaya manajemen
3) Kompleksitas lingkungan bisnis
4) Proses produksi
5) Karakteristik persoalan yang dihadapi dan tujuan
penyusunan perencanaan
3.1.3 Manajemen Produksi dan Operasi
Pengertian manajemen produksi dan operasi menurut
Assauri (2008) adalah kegiatan yang mengatur dan
34

mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa


sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana
serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Ruang
Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi berkaitan dengan
konversi input dan output yaitu menggunakan sumber daya input)
secara efisien dan efektif untuk memperoleh barang/jasa yang
bermanfaat dan dibutuhkan pelanggan (output). Dalam proses
konversi tersebut, dibutuhkan berbagai kegiatan yang merupakan
ruang lingkup kerja manajemen produksi dan operasi, diantaranya:
a) Facility Location (Lokasi Fasilitas) yaitu kegiatan dalam
memilih lokasi yang tepat untuk produksi.
b) Plant Layout and Material Handling (Tata Letak Pabrik dan
Penanganan Material) yaitu merencanakan dan memutuskan
tata letak atau konfigurasi peralatan, mesin dan
perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan produksi.
Persiapan Layout juga harus memperhatikan cara
penanganan material sehingga dapat menghindari
pemborosan dalam transportasi material.
c) Product Design (Perancangan Produk) yaitu perancangan
produk yang juga harus memperhatikan kemudahan dan
efisiensi dalam berproduksi.
d) Process Design (Perancangan Proses) yaitu perancangan
dan penentuan proses produksi dengan efisien.
e) Production and Planning Control yaitu perencanaan
produksi beserta aspek-aspeknya seperti jadwal produksi,
tempat produksi dan jumlah yang akan diproduksi.
f) Quality Control (Pengendalian Kualitas) yaitu pengawasan
dan pengendalian kualitas agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
ditentukan.
35

g) Material Management (Manajemen Material) yaitu


manajemen pengelolaan persediaan bahan baku, barang
setengah jadi dan barang jadi.
h) Maintenance Management (Manajemen Perawatan)
Merumuskan dan melaksanakan perawatan terhadap semua
fasilitas produksi seperti gedung, perlengkapan, peralatan
dan mesin produksi serta memastikan fasilitas-fasilitas
produksi tersebut bekerja dengan optimal.

3.1.4 Manajemen Pemasaran


Manajemen pemasaran memiliki peran yang sangat penting
dalam perusahaan. Diantaranya, merencanakan suatu produk baru
dan memilih pangsa pasar yang sesuai serta memperkenalkan
produk baru kepada masyarakat luas. Pengertian manajemen
pemasaran menurut Kotler dan Keller (2016: 27) marketing
management as the art and science of choosing target markets and
getting, keeping, and growing customers through delivering and
communicating superior customers value. Manajemen pemasaran
sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
Sedangkan Menurut Djaslim Saladim (2016: 3) manajemen
Pemasaran sebagai suatu analisis, perencanaan, penerapan, dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan sasaran degan maksud untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Bauran pemasaran merupakan konsep utama dalam
pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari apa yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumennya.
Dengan kata lain, bauran pemasaran menjadi sebuah alat atau
36

konsep bagi aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan


perusahaan.
Bauran pemasaran didalanya terdapat interaksi empat
variabel utama dalam sistem pemasaran produk ataupun jasa,
harga, lokasi dan promosi. Menurut McChary yang dikutip oleh
Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2012:17) mengklasifikasikan empat unsur dari alat-alat bauran
pemasarn, yaitu 4P dalam pemasarn barang diantaranya adalah :
Produk, Harga, Tempat, dan Promosi. Tetapi untuk bidang jasa, 4P
tersebut masih dirasakan kurang. Kemudian dikemukakan juga oleh
Zeithaml dan Bitner (dalam Ratih 2010:19) mengungkapkan bahwa
bauran pemasaran juga memiliki tiga unsur lain, yaitu Orang
(People), Bukti fisik (Physical evident), Proses (Process). Dan
secara rinsi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Product (Produk) Produk merupakan unsur terpenting dalam
bauran pemasaran yang memiliki berbagai macam arti dan
makna, namun secara umum produk adalah segala sesuatu
yang dapat diutarakan kepada pasar untuk diperhatikan,
dibeli, digunakan, dan dikonsumsi. Istilah produk mencakup
benda fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, atau ide.
Keputusan-keputusan mengenai produk mencakup kualitas,
keistimewaan, jenis merek, kemasan, pengembangan,
berdasarkan penelitian pasar, pengujian, dan pelayanan pra
dan purna jual.
b) Price (Harga) Harga merupakan unsur terpenting kedua
dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan
satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapat penjual, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan
pengeluaran biaya. Keputusan-keputusan mengenai harga
mencakup tingkat harga, potongan harga, keringanan
periode pemasaran dan rencana iklan yang dibuat oleh
produsen.
37

c) Place (Tempat) Tempat menunjukkan berbagai kegiatan


yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu
produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan 26 tersedia bagi
konsumen pada waaktu dan tempat yang tepat dimanapun
konsumen berada.
d) Promotion (Promosi) Promosi merupakan berbagai kegiatan
yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk
menginformasikan, membujuk, mempengaruhi, dan
mengingatkan konsumen agar membeli prouk dari
perusahaan. Dalam hal ini keputsan-keputusan yang diambil
mencakup iklan, penjualn, personal, promosi penjualan, dan
publikasi.
e) People (Orang) Semua pelaku memainkan peranan dalam
penyajian jada sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pelanggan. Elemen dari people adalah pegawai perusahaan,
konsumen, dan konsumen lain. Dalam lingkungan jasa,
semua tindakan karyawan bahkan cara berpakaian dan
penampilan karyawan mempengaruhi terhadap persepsi
konsumen atau keberhasilan dalam menyampaikan jasa. 6.
Physical Evidence (Bukti Fisik) Bukti fisik adalah
lingkungan tempat jasa disampaikan dan tempat penyedia
jasa dengan konsumen berinteraksi beserta dengan semua
komponen lainnya yang mendukung terwujudnya atau
terkomunikasinya jasa. Bukti fisik juga merupakan suatu hal
yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli dan meningkatkan produk jasa yang
ditawarkan. Unsr-unsur yang termasuk dalam sarana fisik
antara lain lingkungan fisik, peralatan, perlengkapan, logo
warna, 27 dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan
pelayanan yan diberikan. 7. Poroces (Proses) Semua
prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitasnya yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
38

konsumen untuk eperusahaan jasa, krja sama antara


pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen
proses ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan
keinginan konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang
konsumen maka kualitas pelayanan yang diantaranya dilihat
dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya.

3.1 Hasil Pelaksanaaan dan Pembahasan Praktek Kerja Lapangan


3.1.1 Omah Oblong Jogja T-shirt
Pada saat kami ke Omah Oblong Jogja T-shirt kami belajar
tentang sejarah berdirinya perusaahaan ini. Omah Oblong Jogja T-
shirt atau Omah Oblong ini berkembang berkat ketelatenan owner
omah oblong, yang dapat membuat omah oblong terknal dan bisa
menjadi usaha besar seperti saat ini. Di rumah oblong kami juga
belajar mengeali jenis – jenis bahan kaos, dan cara pembuatan
kaos. Mungkin catton sudah terkenal sebagi bahan pembuatan kaos.
Tapi tidak hanya catton, di oblong juga ada bahan Soft Polyester
Fiber, Soft Premium Catton, dan Catton Bamboo Premium. Ukuran
yang di buat disana mulai dari ukuran S,M,L dan XL. Uniknya
disana setiap varian produknya memiliki nama layaknya sebuah
keluarga yaitu ada bapak Bedjo (untuk orang dewasa), istrinya
Gembil (lebih ke wanita) dan anaknya Thole (desainya lebih ke
anak-anak). Nama varian itu sengaja dibentuk sebagai langkah
omah oblong dalam pendekatan kepada konsumen.
Dalam pembuatan kaos di omah oblong tidak jauh berbeda
dengan tahapan pembuatan kaos pada umumnya, ada 7 tahapan
diantaranya ada tahap pemilihan bahan, tahap pembuatan desain,
pemilihan ukuran, pemotongan, penyablonan, tahap penjahitan,
tahap finishing dan yang terakhir packing. Proses produksi yang
dilakukan di omah oblong memerlukan keterampilan khusus, oleh
karena itu pemilihan karyawan di omah oblong sangat di dasarkan
39

pada keahlian masing-masing bidang produksi supaya bisa


dikerjakan dengan maksimal.
Omah Oblong memiliki visi yaitu pelestarian nilai budaya dan
kebudayaan Yogyakarta. Serta memiliki misi yang selaras yaitu :
a) Meyediakan berbagai souvenir nilai budaya Yogyakarta
melalui kaos ikonik Yogyakarta
b) Menumbuhkan dan menciptakan minat terhadap budaya
Yogyakarta
c) Menumbuhkan dan menciptakan kesadaran akan pentingnya
pelestarian budaya Yogyakarta
d) Membangun kembali masyarakat dengan karakter budaya
Yogyakarta.
Untuk mewujudkan visi dan misi pasti banyak hambatan-
hambatan yang dialami, terutama pada saat pandemi seperti ini.
Pada saat ini hambatan yang di alami oleh Omah Oblong adalah :
a) Berkurangnya jumlah pengunjung akibat pandemi
Jumlah pengunjung yang semakin hari turun akibat
pandemi dan beberapa waktu yang lalu wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta masuk zona merah sehingga
masyarakat enggan melakukan perjalanan ke sana sehingga
membuat perusahaan mengalami penurunan jumlah
pengunjung dan berimbas pada karyawan di perusahaan
juga
b) Karyawan yang di rumahkan akibat pandemi
Pada saat ini banyak masyarakat mengalami perubahan
hidup akibat dari virus covid 19 dan dampaknya sangat
berpengaruh dalam perusahaan. Akibat pandemi ini banyak
karyawan yang diliburkan dan tidak digaji karena jumlah
pembeli yang berkurang.
Upaya- upaya yang dilakukan rumah oblong untuk
menyelesaikan hambatan yang saat ini dihadapi yaitu :
40

a) Membagi para pekerja untuk masuk sebagian dimasa


pandemi.
b) Menerima tamu dalam jumlah tertentu dan harus mengikuti
protokol kesehatan.

3.1.2 HS Silver
HS sendiri memiliki kepanjangan Harto Suharjo. Harto Suharjo
adalah pemilik dan pemimpin dari HS Silver. Awal berdirinya HS
Silver masih menggunakan system manajemen sederhana, dengan 5
sampai 10 karyawan yang dimilikinya saat itu. Kini usahanya
diturunkan ke anaknya dengan penerapan manajemen baru. Disana
kami juga mendapat ilmu tentang bagaimana mengolah perak
menjadi perhiasan yang bernilai seni tinggi.
Disana ada 2 macam perak yang diproduksi di HS Silver,
perak kerawang dan perak padat. Perak kerawang merupakan
produk perak dengan bahan benang perak tipis, sedangkan perak
padat dibuat dari batangan perak. Untuk tingkat kerumitan, perak
kerawanglah yang paling rumit, pengerjaanya pun harus sabar agar
menjadi miniature atau pola-pola. Bahan yang di gunakan di HS
Silver sendiri adalah perak murine 99,9% biji perak, serbuk perak,
alumunium sulfat, buah perak, jabung bubukan batu merah, malam
lilin dan minyak kelapa. Tahap produksi perak adalah mencampur
logam perak dengan tembaga. Kemudian dituangkan logam-logam
kedalam kowi atau mangkok peleburan dan diletakkan pada
kompor peleburan sampai mendidih dan mencampur. Setelah
tercampur barulah dimasukan ke cetakan untuk membuat batangan
perak, lalu perak dapat di buat sesuai yang diinginkan.
HS Silver mengusung visi melestarikan dan mengembangkan
bisnis yang telah dirintis Keluarga Harto Suhardjo menjadi bisnis
yang bertaraf Internasional sehingga memberikan kemanfaatan
yang sebesar-besarnya bagi keluarga besar HS dan masyarakat
pada umumnya.
41

Adapun misinya yakni mengelola bisnis utama perusahaan (core


business) yaitu silver dan bisnis lain secara profesional dan
inovatif. Selain itu, juga untum mendirikan unit-unit usaha di
bidang lain (diversifikasi) sebagai bagian dari perusahaan
korporasi.
Selama dalam mewujudkan visi misi perusahaan pastinya ada
hambatan. Hambatan yang dihadapi oleh HS Silver yaitu :
a) Harga Bahan Baku Mahal
Karena dalam proses pembuatan HS Silver menggunakan
perak murni kadar 99,9% yang semakin lama semakin
mahal harganya dan juga agak langkah sehingga mau tidak
mau perusahaan harus membelinya di tambah lagi banyak
penambang yang mencari perak murni karena harganya
yang mengiurkan sehingga banyak dicari.
b) Tenaga Kerja Perajin Terdidik dan Terlatih Semakin Sedikit
Seiring berjalannya waktu dari waktu ke waktu dan semakin
canggihnya teknologi, anak muda lebih suka belajar tentang
teknologi serta kurangnya rasa ketertarikan terhadap seni
kerajinan perak.
Upaya- upaya yang dilakukan HS Silver untuk menyelesaikan
hambatan yang saat ini dihadapi adalah :
a) Membuka kursus bagi orang atau pengunjung serta pelajar
untuk membuat hasil kerajinan perak.
b) Mengenalkan kepada pengunjung serta mengadakan
kompetensi kepada remaja bagaimana membuat kerajinan
perak mulai dari pemilihan bahan sampai cara merangkai
kerajinan tersebut secara gratis.
42

3.1.3 Tugu Chocolate


Dalam Tugu Chocolate, kami diajarkan bagaimana memilih
buah coklat yang sudah matang. Buah cokelat yang matang akan
berwarna kuning atau kadang ada juga yang orange kemerahan.
Buah cokelat bisa dimakan langsung, tetapi akan lebih enak lagi
kalau sudah diolah menjadi aneka macam cokelat. Untuk
menghasilkan olahan cokelat, hanya bijinya saja yang dapat diolah.
Biji cokelat yang sudah di keluarkan dari buahnya akan
difermentasi untuk menghilangkan rasa pahit, memberi warna serta
menghilangkan getah. Di samping itu fermentasi biji cokelat
berguna untuk mempertajam wangi khas cokelat. Setelah proses
fermentasi, ada proses pengeringan dengan sinar matahari. Setelah
itu biji cokelat dibersihkan, dipilah yang kurang baik dibuang.
Setelah proses pembersihan, dilanjutkan dengan proses
pemanggangan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan cita rasa
cokelat yang maksimal. Lalu biji cokelat didinginkan, proses
pendinginan ini bertujuan untuk menetralkan suhu pada biji
cokelat. Selanjutnya kulit biji cokelat di kelupas untuk digiling
menjadi serbuk atau pasta. Kemudian dilakukan penambahan rasa,
dengan mnambahakan gula, susu, cocoa butter sesuai cokelat yang
akan di produksi. Selanjutnya ada tahap coaching dimana tahap ini
merupakan tahapan untuk menghilangkan keasaman pada cokelat.
Dan yang terakhir adalah tempering atau proses pengaturan suhu
yang memiliki tujuan agar kualitas cokelat semakin baik dan tahan
lama.
Visi dari industri Tugu Chocolate yaitu menjadi tujuan wisata
yang menjawab dan memenuhi kebutuhan konsumen atau
masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata.
Adapun misinya yaitu memberi pelayanan terbaik dan
profesional dengan memperhatikan kepuasan konsumen sebagai
dasarnya Tugu Chocolate memiliki tenaga profesional yang
43

berpengalaman dan kami siapkan bersaing dalam memberikan


layanan yang terbaik.
Disamping itu terdapat hambatan yang di hadapi oleh industri
Tugu Chocolate yaitu sebagai berikut:
a) Kekurangan potesial dari bahan baku
Cokelat yang digunakan adalah cokelat yang berasal dari
wilayah lain sehingga mengakibatkan ketambahan bahan
produksi karena mengambil
b) Tidak tahu proses pembuatan cokelatnya secara langsung
Tidak diketahui bagaimana cara pembuatan cokelatnya
secara langsung hanya dalam proses kemasannya saja yang
ditunjukkan pada saat pengamatan ke lapangan Tugu
Chocolate.
Upaya- upaya yang dilakukan Tugu Chocolate untuk
menyelesaikan hambatan yang saat ini dihadapi adalah :
a) Menyediakan bahan baku dari wilayah sendiri
Cara yang lebih efektif yaitu bagaimana caranya
perusahaan tersebut mengambil bahan baku dari wilayah
tertentu yang relatif lebih dekat.
b) Seharusnya diketahui bagaimana cara proses pembuatan
cokelat agar kita bisa mengetahui proses pembuatannya
serta bagaimana cara membedakan cokelat yang berkualitas
baik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Omah Oblong Jogja T-Shirt


Omah Oblong Jogja T-Shirt menciptakan produk unggulan
dengan berbagai macam konten landmark Jogja dari mulai bangunan
bersejarah, kesenian, sampai simbol-simbol kerajaan. Saat ini, Omah
Oblong Jogja T-Shirt telah menjadi salah satu destinasi wisata di
Jogja yang ramai dikunjungi. Teknologi yang semakin canggih
sekarang memudahkan produk untuk dipasarkan secara langsung dan
luas yaitu dengan memanfaatkan fasilitas dunia maya yang makin
marak digunakan kemudian perusahaan juga meningkatkan strategi
melalui promosi dengan media cetak ( surat kabar, majalah, dll ),
mengikuti ajang pameran, mengikuti event travel mart, dll. Seiring
dengan pesatnya wisatawan, Omah Oblong Jogja T-Shirt
memperluas usahanya dan mulai tahun 2013 pindah tempat ke Dusun
Baturan Ds. Trihanggo ,Gamping, Sleman. Manajemen mulai
menggunakan konsep prinsip ekonomi dasar, guna mendongkrak
omset yang meliputi POAC ( Planning, Organizing, Actuacting, dan
Controlling ).

4.1.2 HS. Silver


Perusahaan HS. Silver merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang imitasi perhiasan dengan nama terang bulan. Selain itu HS
Silver juga menawarkan wisata budaya yang membuat HS Silver
mempunyai daya tarik tersendiri. Mereka menyebut wisata budaya
dengan ”Workshop HS Silver” yang membuatnya berbeda dengan
toko lain. Di mana setiap wisatawan yang datang bisa melihat secara
langsung empat cara membuat rangkaian perak satu persatunya yang
dikerjakan secara manual. HS Silver menggunakan strategi
pemasaran baru, pada tahun 2008 ini menggunakan strategi promosi
yaitu dengan memanfaatkan elemen-elemen bauran promosi seperti

44
45

Advertising (Periklanan), Personal selling (Penjualan perseorangan),


Direct marketing (pemasaran langsung), Internet, dan Public
relations and publicity (hubungan masyarakat dan publisitas). Untuk
lebih mendukung Yogyakarta menjadi daerah tujuan wisata bagi para
wisatawan, HS Silver mendirikan sebuah artshop kerajinan perak di
Kotagede. Kerajinan perak yang diproduksi HS Silver ada 2 jenis
yaitu Filigree dan Solid silver. Bahan baku yang di pakai adalah
Perak Cair yang diperoleh dari Logam mulia (PT Aneka Tambang),
Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y), Pasar
Bebas (Yogyakarta, Jakarta, dan Bali)

4.1.3 Tugu Coklat


Berdasarkan praktek kerja lapangan yang telah
dilakukan,penulis dapat menyimpulkan Tugu Chocolate merupakan
industri rumah tangga yang bergerak di bidang produksi berbagai
produk cokelat khas Indonesia yang berdiri pada tanggal 11 Februari
2015. Tugu Chocolate merupakan salah satu anak cabang dari CV.
Ansor’s Group yang menjadi tujuan wisata yang mampu menjawab
dan memenuhi kebutuhan konsumen / masyarakat dalam melakukan
perjalanan wisata dengan memberikan pelayanan terbaik dan
professional dengan memperhatikan kepuasan konsumen sebagai
dasarnya. Tugu Chocolate sendiri menggunakan cokelat asli
indonesia yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI dan P-
IRT serta memiliki banyak varian rasa. Tugu Chocolate menerapkan
open kitchen sehingga pengunjung bisa langsung melihat proses
produksi cokelat.

4.2 Saran

4.2.1 Omah Oblong Jogja T-Shirt


Seharusnya Omah Oblong Jogja T-shirt membangun tempat
perusahaan yang lebih strategis untuk dikunjungi wisatawan dan lebih
meningkatkan kebersihan lingkungan. Kemudian untuk pembuatan
konten landmark harus lebih di tingkatkan kualitas dan model dengan
46

mengikuti perkembangan yang ada agar bisa terlihat modern. Perlunya


memperluas wilayah penjualan, sehingga produk lebih banyak dikenal
konsumen.
Kepada tenaga kerja dapat terus meningkatkan produksi dan
meningkatkan kualitas hasil karyanya. Dan tenaga kerja harus tetap
terus bekerja dengan baik demi kebutuhan pribadi, maupun tempat
bekerja.

4.2.2 HS Silver
Perusahaan harus lebih banyak menciptakan berbagai desain
model baru agar terkesan lebih unik dan membuat konsumen tertarik
untuk membeli produk yang diciptakan dan meningkatkan kualitas
produk agar terkesan lebih mewah .Perlunya pembinaan, perhatian
dan bantuan dari instansi terkait untuk usaha perak , sehingga dapat
mempertahankan dan mengembangkan usaha.
Usaha perak di Kota Yogyakarta harus meningkatkan
produktivitasnya dengan menambah inovasi-inovasi produk yang
dihasilkan, selain itu pemilik usaha juga harus update mengenai
teknologi atau mesin-mesin modern yang dapat menunjang
produktivitas.

4.2.1 Tugu Coklat


Dalam melaksanakan open kitchen, harus meningkatkan
kebersihan pengunjung agar tidak terjadi kontaminasi saat pembuatan
cokelat dan mempertahankan inovasi nilai yang dimiliki untuk tetap
mendapatkan laba yang maksimal melalui penciptaan ruang pasar
baru, namun dengan tetap melihat perkembangan zaman yang ada.
Perlunya pengembangan dan variasi produk untuk lebih menarik
minat pembeli seperti pemberian rasa cokelat yang beda (rasa cokelat
putih, choco mix, dll) dan memperbaiki kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Pearce, John Ii, Richard B.Robinson, Jr. 2014. Manajemen Strategi. Jakarta:
Salemba Empat.

Adalah.co.id. (2020). SPG Adalah : Pengertian, Syarat, Tugas, Fungsi dan


Larangan. [online] Available at: https://adalah.co.id/spg/ [Accessed 6 Mar.
2021].

Admin LinovHR (2020). LinovHR. [online] Payroll, ESS, and Talent


Management. Available at: https://www.linovhr.com/resepsionis/
[Accessed 6 Mar. 2021].

Afandi, M. (n.d.). BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian


Manajemen. [online] . Available at: http://repository.uin-
suska.ac.id/15781/7/7.%20BAB%20II_2018876MEN.pdf [Accessed 6
Mar. 2021].

Afifah (2019). ✓ Apa Itu Staff Administrasi? Apa Tugas dan Fungsinya Dalam
Perusahaan? [online] Jadi Karyawan. Available at:
https://jadikaryawan.com/apa-itu-staff-administrasi-tugas-fungsinya
[Accessed 6 Mar. 2021].

Amanto, Hari, dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan Cetakan Kedua. PT. Bumi
Aksara. Jakarta.

Amstead, dkk. 1993. Teknologi Mekanik Jilid II. Erlangga. Jakarta.

Anang Firmansyah, Dan Budi W. 2018 Mahardika, Pengantar Manajemen,


Yogyakarta: Deepublish.

Anonim.1993. ASM Handbook Volume 1: Properties and Selection: Irons, Steels,


and High-Performance Alloys. ASM International.

Assauri, Sofyan, 2008, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan


Kedelapan,

47
Ayu Ratnaningtias (2018). Tugas Marketing yang Wajib Diketahui - Uprint.id.
[online] uprint.id. Available at: https://uprint.id/blog/tugas-marketing/
[Accessed 6 Mar. 2021].

BAB II LANDASAN TEORI. [online].Available at:


https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/254737/File_10-BAB-II
Landasan-Teori.pdf.

Bintoro Dan Daryanto. 2017. Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Cetakan 1.


Yogyakarta : Gava Media.

H. Kurniawan, H. Soesanto, And A. Yuniawan, "Pengaruh Kualitas Produk,


Kualitas Layanan, Dan Persepsi Harga Terhadap Nilai Pelanggan Dalam
Meningkatkan Minat Beli (Studi Pada Konsumen Produk Batu Potong
Besi 4 Inch Merek Wd Di Jawa Tengah)," Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia (Indonesian Journal Of Marketing Science), Vol. 15, No. 01, Pp.
46 - 61, May. 2016.

Hadari Nawawi. 2017. Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit Yang


Kompetitif. Yogyakarta: Ugm Press.

Ismail Nawawi. (2010). Manajemen Strategi Sektor Publik. Jakarta : CV.


Dwiputra Pustaka. Hal 12.
Jogjatshirt.com. (2020). Jogja T-Shirt – Kaos Khas Jogja. [online] Available at:
http://jogjatshirt.com/?fbclid=IwAR0KEF0
x1bt9xbthn_wJ1rHDCTKLKZRQIaPtfQv6SoRwTxRz1pDX3kShuk
[Accessed 6 Mar. 2021].

Jurnal. (2020). Struktur Organisasi: Definisi, Jenis, dan Fungsinya - Jurnal.


[online] Available at: https://www.jurnal.id/id/blog/struktur-organisasi-
definisi-jenis-dan-fungsinya/ [Accessed 7 Mar. 2021].

Kurniawan, Dhadhang W., dan Sulaiman, Teuku N.S., 2012, Teknologi Sediaan
Farmasi, Laboratorium Farmasetika UNSOED, Purwokerto.

48
Mesut oziil (2012). Produksi Dan Fungsi Nya. [online] Blogspot.com. Available
at: http://bahrul71.blogspot.com/2012/04/produksi-dan-fungsi-nya.html
[Accessed 6 Mar. 2021].

Pujakesuma (2019). Tugas Dan Tanggung Jawab Staff Gudang. [online] Media
SCM. Available at: https://www.mediascm.xyz/2019/10/tugas-dan-
tanggung-jawab-staff-gudang.html [Accessed 6 Mar. 2021].

Putut Wijaya, S.T (2021). Owner Adalah; Arti, Tugas, dan Beragam Biografi
Owner. [online] Materi Sekolah & Ide Bisnis. Available at:
https://www.ukulele.co.nz/owner-adalah/ [Accessed 6 Mar. 2021].

sandihasanudin. (2021). Peran dan Tugas Strategis Humas dalam Perusahaan atau
Organisasi. [online] Available at:
http://sandihasanudin.blogspot.com/2017/04/peran-dan-tugas-strategis-
humas-dalam.html [Accessed 6 Mar. 2021].

Sarinah., Mardalena. (2017). Pengantar Manajemen.Yogyakarta: Cv Budi Utama.

Sarjana Komputer (2020). Pengertian Desainer : Macam Jenis Pekerjaan dan


Contohnya - Jagad.id. [online] Jagad.id. Available at:
https://jagad.id/pengertian-desainer/ [Accessed 6 Mar. 2021].

Tugu Chocolate (2019). Tugu Chocolate Kotagede Yogyakarta. [online]


Blogspot.com. Available at:
https://tuguchocolate.blogspot.com/2019/10/tugu-chocolate-kotagede-
yogyakarta.html [Accessed 7 Mar. 2021].

49
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di Omah Oblong Jogja T-shirt

 Edukasi tentang sejarah dan proses pembuatan kaos di Omah Oblong Jogja T-shirt
beserta pemberian kenang kenangan

 Penerapan protokol kesehatan di Omah Oblong Jogja T-shirt

50
 Pencetak rekor MURI pembuatan “Kaos Raksasa” dengan ukuran 36 m x 44 m
bergambar budaya Jogja terbesar di Indonesia

 Proses penyablonan kaos di Omah Oblong Jogja T-shirt

 Tempat penjahitan kaos di Omah Oblong Jogja T-shirt

 Hasil Produksi

51
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di HS Silver 800 – 925 Jogja

 Edukasi tentang sejarah dan proses pembuatan kerajinan perak di HS Silver 800-925

 Proses pembuatan kerajinan perak di HS Silver 800-925

52
 Proses pembentukan kerajinan perak di HS Silver 800-925

 Bahan pembuatan kerajinan perak

 Hasil Produksi

53
Lampiran 3 : Dokumentasi Kegiatan Observasi di Tugu Chocolate

 Edukasi tentang sejarah dan proses pembuatan cokelat di Tugu Chocolate

 Proses pengemasan cokelat di Tugu Chocolate

54
 Macam macam cokelat di Tugu

 Hasil produksi

55

Anda mungkin juga menyukai