Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

KUNJUNGAN INDUSTRI
DI KPP PRATAMA SURABAYA PABEAN CANTIKAN

JL.Indrapura No. 5, Krembangan Selatan,Kota Surabaya, Jawa Timur

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. Amanda Febriyanti (9457)

2. Deli Yana Legis Setiawan (9461)

3. Lisa Astria Safara (9471)

4. Ridha Hanifah Febriyanti (9478)

KELAS : XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 1

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

0
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
PURWODADI
Jalan Pangeran Diponegoro 24 Purwodadi, Grobogan Kode Pos 58113
Telepon 0292-421136
Faksimile 0292-421136 Surat Elektronik smkn1_purwodadi@yahoo.com

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar Pengesahan Laporan Kegiatan Kunjungan Industri


Di KPP PRATAMA PABEAN CANTIKAN
Tanggal 26 – 31 Agustus 2019
Di sahkan pada :
Hari :____________________
Tanggal :____________________
Di :____________________
Pembimbing Ketua Program Keahlian
Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Erlita Dyah Utami Endah Tri Wahyuni


NIP. NIP . 19770627 200801 2 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Purwodadi

Sukamto, S.Pd, M.M


NIP. 19720302 199512 1 001

1
PERSEMBAHAN

Atas tersusunya laporan Kunjungan Industri ini, saya panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat Allah SWT.
Karya kecil ini saya persembahkan untuk :
 Yang Terhormat Kepala SMK Negeri 1 Purwodadi, Bapak Sukamto, S.Pd, M.M
 Yang Terhormat Ketua Kompetensi Keahlian Akuntansidan Keuangan Lembaga,
Ibu Endah Tri Wahyuni
 Yang Terhormat Wali Kelas XI AKL 1, Ibu Erlita Diah Utami
 Yang Tercinta, dan yang paling utama kedua orang tua
 Yang terhormat kepada seluruh Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri
1 Purwodadi
 Dan seluruh teman serta semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan
Kunjungan Industri saya serta dalam pembuatan laporan ini.

Demikian persembahan yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan kali ini,
terimakasih sekali lagi kepada semua orang yang telah membantu saya dalam
menjalani Kunjungan Industri maupun dalam pembuatan laporan.

2
MOTTO

 Kebiasaan yang baik adalah awal dari kunci sukses.


 Sebagian orang mengatakan kesempatan hanya datang satu kali, itu tidak benar.
Kesempatan itu selalu datang, tetapi Anda harus siap menanggapinya.(Louis
L’amour)
 Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni orang yang berpikir tapi tidak
pernah bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. (W.A.
Nance)

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyusun Laporan Kunjungan Industri Tahun 2018
Kunjungan industri adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk memenuhi jam
kegiatan praktek industri di SMK Negeri 1 Purwodadi.
Semua pengetahuan yang saya dapatkan dengan mengikuti kunjungan industri
itu adalah saya bisa tahu peralatan dan sistem kerja alat-alat yang belum di
beritahukan dalam pembelajaran formal di sekolah.
Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini, masih banyak terdapat
kekeliruan dan kekurangan untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun dalam
perbaikan laporan dikemudian hari.

Purwodadi, September 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... 1
PERSEMBAHAN .............................................................................................................. 2
MOTTO ......................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 4
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Instansi/DUDI ............................................................................ 11
B. Visi dan Misi Instansi/DUDI .................................................................. 11
C. Susunan Organisasi ................................................................................. 12
D. Kegiatan Usaha yang dilaksanakan ........................................................ 13
BAB III LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
A. Pelaksanaan Kegiatan ............................................................................ 14
B. Hasil Kegiatan ........................................................................................ 15
C. Daftar Hadir Peserta ............................................................................... 17
D. Tata Tertib Peserta .................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 19
C. Daftar Pustaka ......................................................................................... 21
LAMPIRAN
1. Foto-foto Kegiatan
2. Biodata Peserta Kunjungan Industri

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara-negara umumnya memiliki wewenang untuk memberikan peraturan
tentang pajak kepada warga negaranya, namun untuk aturannya sendiri tergantung
kebijakan dari negara tersebut. Selain itu pajak juga merupakan salah satu sumber
penerimaan negara yang paling potensial karena digunakan sebagai sumber
pembangunan dan menyejahterahkan rakyat.

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2011:4). Fungsi pajak sendiri ada dua
yaitu fungsi penerimaan (budgeter) dan fungsi mengatur (regulerend). Fungsi
penerimaan adalah sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Misalnya, dimasukkaannya pajak dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai penerimaan dalam negeri.
Fungsi mengatur adalah pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan 2 ekonomi. Seperti dikenakannya pajak
yang lebih tinggi terhadap minuman keras ataupun barang mewah (Waluyo, 2011:6).

Sistem perpajakan di Indonesia mengalami penyederhanaan yang mencakup


tarif pajak, penghasilan tidak kena pajak dan sistem pemungutan pajak. Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dan
peraturan terbaru 122/PMK.010/2015 tentang tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

6
Cara Perpajakan, dan aturan lainnya. Selain itu, sistem perpajakan di indonesia
menganut Self Asessment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang Wajib Pajak (WP) untuk menentukan sendiri jumlah pajak terhutang
setiap tahunnya sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku (Resmi,
2003: 27).

Wajib Pajak dapat menghitung dan melaporkan seberapa besar beban pajak
yang harus dibayar setiap tahunnya, hal ini sudah ditentukan dalam UndangUndang
(UU) Perpajakan yang berlaku dan setiap wajib pajak harus mematuhi UU tersebut.
Direktorat Jendral Pajak selaku instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas
penerimaan pajak di negara terus berupaya melakukan sumber penerimaan negara
untuk pembangunan nasional dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang
pajak dan arti penting pajak bagi negara yang disebutkan dalam harian merdeka.com
(10 Oktober 2013). Selain itu, WP juga dapat melakukan pencarian yang ditulis
masyarakat luas di dalam media 3 cetak maupun internet. Secara tidak langsung akan
menumbuhkan kesadaran WP dalam membayar pajak bukanlah hal yang mudah,
karena itu bergantung dari motivasi dan kesadaran wajib pajak sendiri dalam
membayar pajaknya sendiri.

Pada umumnya masih banyak penunggakan WP yang masih terjadi, seperti


halnya yang diberitakan di Tempo.co (08 Desember 2014) yang memberitakan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I makin gencar menagih
piutang pajak. Dari total 630.000 wajib pajak di wilayah kantor tersebut, sekitar 5.000
di antaranya menunggak pembayaran. Nilai tunggakan mencapai Rp 900 miliar. WP
cenderung menghindar untuk membayar pajak. Hal ini bisa dikarenakan karena
kurangnya pengetahuan WP terhadap pajak yang akan diberlakukan di Indonesia
sendiri. Mereka kurang mendapat informasi tentang pajak sendiri. Dengan kata lain
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tetapi tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahuanan (SPT) atau melakukan kegiatan
perpajakan. Hal ini dianggap sebagai ketidakpatuhan wajib pajak terhadap

7
pembayaran pajak sendiri. Penelitian tentang motivasi WP telah dilakukan oleh
Istanto (2010), Sartika (2014), Caroko, Susilo, Zahroh (2014). Beberapa faktor yang
telah diteliti sebelumnya adalah pengetahuan tentang pajak, kualitas pelayanan pajak,
ketegasan sanksi perpajakan dan tingkat pendidikan terhadap motivasi membayar
pajak. Tidak hanya bergantung dari motivasi dan kesadaran WP sendiri dalam hal
membayar pajak untuk menambah penerimaan negara. Namun 4 kesadaran
masyarakat untuk membayar pajak terutama tergantung pada pengetahuan
masyarakat mengenai perpajakan (Qomaria, 2008).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak dan


kualitas pelayanan pajak, sedangkan variabel dependennya adalah motivasi WP orang
pribadi dalam membayar pajak. Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat
digunakan WP sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk
menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya di bidang perpajakan (Carolina, 2009:7, dalam Khasanah, 2014).
Pengetahuan pajak dapat berasal dari penyuluhan-penyuluhan tentang pengertian
pajak yang diberikan oleh aparat untuk meningkatkan kepatuhan WP. Serta dapat
dilakukan dengan cara mensosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui penyuluhan
maupun spanduk-spanduk tentang pengertian pajak. Selain itu pesan-pesan dari iklan
bisa memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kepatuhan WP.

Pengetahuan WP sendiri juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan WP,


dengan semakin tinggi tingkat pendidikan WP maka semakin besar pula pengetahuan
WP untuk mengerti pentingnya membayar pajak. Upaya keberhasilan untuk
penerimaan pajak yang sebesar-besarnya juga dapat dikaitkan oleh kualitas pelayanan
pajak yang dilakukan aparat di lapangan serta sistem perpajakan yang kondusif, serta
masukan-masukan yang dapat diperoleh dari masyarakat luas yang diperuntukan
untuk penerimaan pajak di Indonesia. Kualitas pelayanan pajak merupakan salah satu
hal yang meningkatkan minat 5 WP dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan
diharapkan petugas pelayanan pajak harus memiliki kompetensi yang baik terkait

8
segala hal yang berhubungan dengan perpajakan di Indonesia (Pranadata,2014)
Kualitas pelayanan pajak sendiri juga menjadi salah hal penting terhadap motivasi
wajib pajak untuk membayar pajak. Karena dengan ramahnya kualitas pelayanan
pajak yang diberikan oleh aparat serta kemudahan dalam membayar pajak sendiri,
akan membuat WP semakin termotivasi membayar pajak.

Pengetahuan dan kualitas pelayanan pajak dapat menimbulkan motivasi


wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi adalah keinginan yang dimiliki oleh
WP untuk melakukan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Berdasarkan hal
tersebut, penelitian ini meneliti dengan studi kasus WP yang dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pabean Cantian Pratama Pabean Cantian agar dapat
mengetahui apakah jika WP memiliki pengetahuan tentang membayar pajak serta
mendapat kualitas pelayanan yang baik dari petugas pajak akan meningkatkan upaya
dan motivasi WP untuk membayar pajak sesuai dengan UU yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini menjawab perumusan masalah yang dinyatakan dalam pertanyaan
sebagai berikut: 6 1. Apakah pengetahuan tentang pajak berpengaruh terhadap
motivasi WP dalam membayar pajak? 2. Apakah kualitas pelayanan pajak
berpengaruh terhadap motivasi WP dalam membayar pajak?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memberikan bukti empiris apakah pengaruh pengetahuan tentang pajak


berpengaruh terhadap motivasi WP dalam membayar pajak.
2. Untuk memberikan bukti empiris apakah pengaruh kualitas pelayanan pajak
berpengaruh terhadap motivasi WP dalam membayar pajak.

9
1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya adalah :

1. Manfaat Akademik Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh


pengetahuan dan kualitas pelayanan pajak terhadap motivasi pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakan serta dapat menjadi acuan untuk penelitian
dalam bidang perpajakan di masa mendatang.
2. Manfaat Praktik 7 Dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam
pengetahuan perpajakan, serta bagi KPP yang diteliti, diharapkan menjadi
evaluasi dalam pelaksanaan peraturan perpajakan.

10
BAB II

GAMBARAN UMUM

A.Sejarah KPP Pratama

Sejak tahun 2002, secara bertahap KPP telah mengalami modernisasi sistem
dan struktur organisasi menuju sebuah instansi yang berorientasi pada fungsi. Kantor
Pelayanan Pajak yang telah mengalami modernisasi ini merupakan penggabungan
dari Kantor Pelayanan Pajak Konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak. Kemudian di tahun yang sama, dibentuklah dua KPP Wajib Pajak Besar atau
yang dikenal juga sebagai LTO (Large Tax Office). Satu tahun setelahnya yaitu pada
tahun 2003, dibentuklah sebanyak sepuluh KPP khusus.

DJP kemudian membentuk KPP Madya atau MTO (Medium Tax Office) di
tahun 2004 . Selanjutnya, dua tahun kemudian KPP Modern yang lebih dikenal
dengan KPP Pratama atau STO (Small Tax Office) mulai dibuka untuk melayani
Wajib Pajak. KPP Pratama mulai terbentuk pada tahun 2006 hingga tahun 2008.
KPP Pratama ini merupakan KPP terbanyak yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Selain itu, KPP Pratama juga menangani Wajib Pajak yang terbanyak.

B.Visi dan Misi KPP Pratama

1.Visi Perusahaan
Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di
wilayah Asia Tenggara.
2.Misi Perusahaan
1).Menyelenggarakan fungsi administrasi
2).perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang
3).Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai
4).penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat.

11
C.Susunan Organisasi KPP Pratama
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
206.2/PMK.01/2014 tanggal 17 Oktober 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Struktur Kantor Pelayanan Pajak Pratama
meliputi:

1. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal, mempunyai tugas melakukan


urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, pengelolaan kinerja
pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan pengelolaan risiko,
pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil
pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pencarian. dan pengolahan data. pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan,
urusan tata usaha penerimaan perpajakan. pengalokasian Pajak Bumi dan
Bangunan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT
dan e-Filing. pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja
organisasi.
3. Seksi Pelayanan, mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan
produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan
surat lainnya, dan pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak.
4. .Seksi Penagihan, mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang
pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak. penagihan aktif, usulan
penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan.

12
5. .Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, Penerbitan,
penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, dan administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa
pajak yang ditunjuk kepala kantor.
6. .Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, mempunyai tugas melakukan
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak.
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang
ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, dan penyuluhan
perpajakan.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, mempunyai tugas melakukan proses
penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak,
bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak, serta usulan
pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III,
serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV masing-masing mempunyai tugas
melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak,
penyusunan profil Wajib Pajak. analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data
Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada
Wajib Pajak.
D.Kegiatan Usaha yang dilaksanakan KPP Pratama

Kegiatan yang dilakukan oleh KPP Pratama yaitu melaksanakan


penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak dibidang:
 Pajak Penghasilan (PPh).
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Dan Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
 Serta Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13
BAB III

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Pelaksanaan Kegiatan

HARI/
NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
TANGGAL

Semua peserta
Senin, 26
1 20: 00 berkumpul untuk
Agustus 2016
melakukan breafing

21: 00 Menuju ke Surabaya

Selasa, 27
2 04: 00 ISOMA
Agustus 2019

Menuju KPP Pratama


07: 30 Surabaya Pabean
Cantikan

Sampai di tempat
09: 30
kunjungan industri

Meninggalkan tempat
12: 00 kunjungan industri dan
menuju ke Bali

14
B. Hasil Kegiatan

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan
digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang
membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena
pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak
merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.

 Ciri-ciri Pajak via dentalcpas.com

Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian


Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pajak
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara

Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif
dan syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) lebih dari Rp2.050.000 per bulan.

2. Pajak Bersifat Memaksa Untuk Setiap Warga Negara

Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif, maka
wajib untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika
seseorang dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka
ada ancaman sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.

15
3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung

Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat


parkir, maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak
tidak seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga
negara. Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung
menerima manfaat pajak yang dibayar, yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan
jalan raya di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa
pendidikan bagi anak Anda, dan lain-lainnya.

4. Berdasarkan Undang-undang

Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-


undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan
pajak.

Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara, khususnya


pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara dalam membiayai
seluruh pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan.
Sehingga pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara


mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai
pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak
merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan
pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara


dalam lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:

16
a) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
b) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti:
pajak ekspor barang.
c) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi
dari dalam negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
d) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu
perekonomian agar semakin produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara


pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,


seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atas

C. Daftar Hadir Peserta

Daftar peserta yang hadir dalam kunjungan industri yang bertempat di KPP
Pratama Pabean Cantikan Surabaya ialah siswa-siswi dari SMK N 1 Purwodadi
khususnya jurusan AKL (Akuntansi Keuangan dan Lembaga) yang berjumlah 106
siswa-siswi beserta beberapa guru pendamping serta Kepala Sekolah.

17
D. Tata Tertib Peserta
1. Siswa-siswi memakai pakaian yang telah ditentukan yaitu seragam OSI
lengkap tanpa topi
2. Memakai sepatu hitam
3. Saat kunjungan industri peserta didik berperilaku yang baik dan aktif
bertanya
4. Menggunakan budaya 5S

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Dengan diadakan Kunjungan Industri seperti ini siswa siswi diharapkan dapat
berfikir maju, kreatif, dan efisien sehingga dapat mengurangi perilaku yang
bersifat negatif misalnya kenakalan remaja karena bakat dan kemampuannya
lebih tersalur kepada hal-hal yang positif yang akan berguna bagi
kehidupannya baik sekarang maupun yang akan datang.
b) Penjelasan yang diberikan oleh pihak"KPP Pratama Surabaya Pabean
Cantikan"yang menjelaskan tentang pajak sangatlah membantu..
c) Semangat dan kegigihan dalam mempelajari pajak dan dunia industri
menumbuhkan semangat anak-anak bangsa untuk terus belajar.
B. Kesan dan Saran
Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya, kami
mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat.

Kesan :

a) Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik.


b) Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa mengerti tentang
pajak luas lagi.
c) Banyak pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut.
d) Kami mendapatkan banyak ilmu seputar bidang kami,yang bisa kami jadikan
referensi.
Saran :

a) Sebaiknya pimpinan lebih jelas dalam menerangkan atau menjelaskan tentang


bagian-bagian atau tugas-tugas karyawanya.

19
b) Sebaiknya kita diajak berkeliling gedung agar kita lebih banyak mendapat
referensi ,tidak hanya dalam bentuk slide,agar kita pun lebih faham dan
banyak mengerti proses kerja dalam perusahaan tersebut.
c) Diharapkan agenda program Kunjungan Industri ini tetap berjalan setiap
tahun.

20
C. Daftar Pustaka.
http//www.galerkoiteh.com/profil-pt.gunungsubur.html
http//www.galerkoiteh.com/profil-pt.gunungsubur.html
http://www.galeriteh.com/2011/12/perusahaan-teh-gunung-subur.html

21
22

Anda mungkin juga menyukai