Anda di halaman 1dari 25

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari akuntansi perusahaan dagang diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian perusahaan dagang
2. Menyebutkan ciri-ciri perusahaan dagang
3. Menyebutkan jenis-jenis perusahaan dagang
4. Memahami syarat penyerahan
5. Membedkan antara potongan cash discount dengan trade discount.
6. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum.

1. Pengertian
Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli,
menyimpan, dan menjual kembali barang dagang tanpa memberikan nilai
tambah terhadapnya.
Nilai tambah berupa mengolah atau mengubah bentuk atau sifat barang
sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.
2. Ciri-ciri
2.1.Usaha yang dilakukan
2.1.1. Kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual barang
2.1.2. Tidak mengadakan perubahan baik bentuk, kegunaan ataupun sifat
barang
2.1.3. Produk yang diperjualbelikan adalah barang yang berujud (tangible)
sehingga dapat diindera.
2.1.4. Sebagai perantara antara produsen dengan konsumen
2.1.5. Tujuan utamanya mencari laba dengan cara menjual barang dengan
harga yang lebih tinggi dibandingkan harga belinya.
2.2.Kegiatan Akuntansi
2.2.1. Pendapatan diperoleh dari menjual barang dagangan
2.2.2. Ada akun Persediaan Barang Dagang
2.2.3. Ada perhitungan Harga Pokok Penjualan
2.2.4. Laporan Laba Rugi dapat menggunakan bentuk Single Step dan
Multiple Step

Page 1 of 25
3. Jenis-jenis
3.1. Berdasarkan produk yang diberdayakan
3.1.1. Perusahaan Dagang Produk Barang Produksi : memperdagangkan
produk bahan-bahan baku (row material) sebagai bahan dasar
pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk
lain.
3.1.2. Perusahaan Dagang Barang Jadi : memperdagangkan produk dalam
bentuk final/akhir yang siap untuk dikonsumsi manusia.
3.2. Berdasarkan macam konsumen yang terlibat
3.2.1. Perusahaan Dagang Besar (wholesaler)
Pedagang yang membeli barang dalam skala besar dan kemudian
menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil untuk
mendapatkan keuntungan.
3.2.2. Perusahaan Dagang Perantara (middleman)
Pedagang yang membeli barang dagangan dalam skala yang lebih
kecil dari pedagang besar.
3.2.3. Perusahaan Dagang Pengecer (retailer)
Pedagang yang membeli barang dagangan dalam skala yang kecil dan
langsung menjual ke konsumen.
4. Transaksi-transaksi yang sering terjadi dalam Perusahaan Dagang :
4.1. Pembelian barang dagang
4.2. Pengembalian barang yang dibeli (retur pembelian)
4.3. Pembayaran biaya angkut pembelian
4.4. Potongan harga pembelian
4.5. Penjualan barang dagang
4.6. Penerimaan kembali barang yang dijual (retur penjualan)
4.7. Pembayaran biaya angkut penjualan
4.8. Potongan harga penjualan
5. Syarat Penyerahan
Dalam transaksi jual beli harus jelas dan tegas dicantumkan kapan dan dimana
barang akan diserahkan serta bagaimana syarat penyerahaanya ( siapa yang
harus membayar biaya angkutnya).
Syarat penyerahan barang yang biasa digunakan antara lain :
5.1. F.O.B. Shipping Point (Free On Board Shipping Point) atau Perangko
Gudang Penjual
Artinya barang diserahkan di gudang penjual, sehingga biaya dan resiko
yang mungkin timbul dari gudang penjual sampai gudang pembeli
ditanggung oleh pembeli.

Page 2 of 25
5.2. F.O.B. Destination Point (Free On Board Destination Point) atau Perangko
Gudang Pembeli
Artinya barang diserahkan di gudang pembeli, sehingga biaya dan resiko
yang mungkin timbul dari gudang penjual sampai gudang pembeli
ditanggung oleh penjual.
5.3. Cost Insurance and Freight
Artinya penjual menanggung semua beban pengangkutan dan asuransi
barang tersebut selama di perjalanan. Biasanya terjadi dalam transaksi
ekspor dan impor.
6. Potongan Harga
Potongan harga yang masuk dalam pencatatan pembukuan hanyalah potongan
yang memenuhi syarat pembayaran. Syarat pembayaran harus dicantumkan
dengan jelas kapan haus dibayar, bagaimana cara pembayarannya, serta
berapa % potongan yang diberikan kalau ada.
Syarat pembayaran yang umum digunakan antara lain:
6.1. C.O.D (Cash On Delivery) yakni barang akan dibayar bila sudah dikirim
dan sampai ke tangan pembeli
6.2. E.O.M (End Of Month) yaitu pembayaran paling lambat akhir bulan
6.3. n/30 yakni pembayaran paling lambat tiga puluh hari dari sejak tanggal
terjadinya transaksi.
6.4. n/10, E.O.M artinya pembayaran harus dilunasi paling lambat sepuluh
hari setelah akhir bulan.
6.5. 2/10 yaitu jika pembayaran dilakukan paling lama sepuluh hari dari sejak
tanggal terjadinya transaksi, maka pembali akan mendapat potongan
harga sebesar dua persen dari harga beli.
6.6. 2/10, n/30 artinya jika pembayaran dilakukan paling lama sepuluh hari
dari sejak tanggal terjadinya transaksi, maka pembali akan mendapat
potongan harga sebesar dua persen dari harga beli dan pelunasan paling
lambat tiga puluh hari dari sejak tanggal terjadinya transaksi.
6.7. 2/10, 1/15, n/30 artinya jika pembayaran dilakukan 10 hari atau kurang
akan mendapat potongan 2%. Namun jika pembayaran dilakukan setelah
10 hari sampai 15 hari dari sejak terjadinya transaksi akan mendapat
potongan 1%, dan pembayaran faktur paling lambat 30 hari sejak
terjadinya transaksi.
Disamping potongan tunai atas pembayaran yang dipercepat tersebut, kadang-
kadang pedagang/perusahaan memberikan potongan harga kepada para
langganannya atau pembeli yang membeli dalam jumlah besar. Potongan yang
diberikan itu disebut potongan perdagangan/rabat atau trade discount.

Page 3 of 25
Jika dalam jual beli terdapat rabat/trade discount, yang dicatat sebesar harga
kontrak/contract price, yaitu harga menurut daftar/price list setelah dikurangi
rabat.
Rabat dapat ditetapkan dalam bentuk tarif tunggal atau tariff berganda. Rabat
dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang sebenarnya.\

Contoh 1 :
Suatu barang dagang dengan harga Rp 1.000.000; rabat 10%
Rabat = 10% x Rp 1.000.000; = Rp 100.000;
Maka jumlah yang dicatat adalah Rp 900.000; (Rp 1.000.000; - Rp 100.000;)
Rabat/trade discount bisa dicatat dengan satu, dua, atau tiga decimal.

Contoh 2 :
Barang dagang dengan harga Rp 1.000.000; rabat 10%, 5%
Perhitungannya sebagai berikut :
Harga menurut daftar Rp 1.000.000,00;
Rabat 10% x Rp 1.000.000; Rp 100.000,00;
Rp 900.000,00;
Rabat 5% x Rp 900.000; Rp 45.000,00;
Harga kontrak Rp 855.000,00;

Rabat diberikan penjual kepada pembeli dengan tujuan sebagai berikut :


a. Untuk menghindarkan biaya pembuatan dan pengedaran katalog karena
adanya perubahan harga. Dengan kebijakan rabat , maka perubahan harga
dapat dilakukan dengan mengubah kebijakan rabat, tanpa harus membuat
dan mengedarkan katalog yang baru.
b. Untuk memberikan pengurangan harga bagi konsumen yang melakukan
pembelian dalam jumlah besar.
c. Untuk memberikan harga yang berbeda bagi golongan konsumen yang
berbeda. Misalnya produsen barang bisa memberikan harga yang berbeda
untuk pengecer, dealer, dan grosir.

Page 4 of 25
7. Barang Dagang
Ada dua system untuk mencatat transaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai
persediaan barang dagang, yaitu :
a. System Periodik /fisik (Phisycal System) yakni untuk menentukan nilai atau
harga pokok persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi harus
dilakukan penghitungan secara fisik (stock opname) di gudang tempat
menyimpan barang yang bersangkutan untuk mengetahui besarnya
persediaan barang dagangan pada akhir periode.
b. System Perpetual atau Terus Menerus (Continue) yakni aliran barang
dagangan dapat diikuti secara terus menerus setiap saat. Di dalam sistem
ini, setiap saat dapat diketahui besarnya nilai atau harga pokok barang yang
terjual serta jumlah persediaan barang dagangan di akhir periode akuntansi
Metode Perpetual yaitu mencatat persediaan secara berkelanjutan. Jadi,
setiap ada transaksi pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat
secara langsung di rekening persediaan pada saat terjadinya transaksi. Dari
catatan ini pula persediaan bisa diketahui secara real-time.

Karakter pencatatan dengan sistem perpetual sebagai berikut:


1. Pembelian barang dagangan untuk dijual akan dicatat dalam rekening
persediaan barang dagangan bukan rekening pembelian.
2. Biaya angkut pembelian, retur, dan pengurangan harga pembelian, serta
potongan tunai pembelian dicatat dalam rekening persediaan, bukan
dalam rekening terpisah (rekening tersendiri retur dan pengurangan
harga pembelian).
3. Harga pokok penjualan diakui pada saat penjualan dengan mendebit
rekening harga pokok penjualan dan mengkredit rekening persediaan
barang dagangan.
4. Persediaan merupakan rekening pengendali yang didukung oleh buku
besar pembantu. Buku pembantu berisi catatan persediaan secara
individual (tiap-tiap jenis barang dibuatkan suatu buku pembantu).
Dalam buku pembantu ini memperlihatkan tentang kualitas dan harga
tiap-tiap persediaan.
Dalam melakukan pencatatan persediaan barang dengan metode
perpetual, setiap transaksi pembelian barang dicatat dalam persediaan
barang. Apabila barang tersebut dijual, dicatat dalam penjualan, serta
mencatat pula harga pokok barang yang dijual.
Untuk mendapatkan akurasi perhitungan persediaan memang lebih baik
menggunakan metode perpetual karena persediaan bisa diketahui
setiap waktu. Sementara, menggunakan metode fisik bisa dijadikan
perhitungan persediaan akhir sebagai perbandingan perhitungan untuk
mendapatkan jumlah persediaan barang yang lebih akurat.

Page 5 of 25
8. Akun-akun Perusahaan Dagang
Akun-akun yang merupakan ciri khas perusahaan dagang selain seperti yang
terdapat di perusahaan jasa adalah sebagai berikut :
1. Akun pembelian di sisi debit (D)
2. Akun penjualan dicatat di sisi kredit (K)
3. Akun potongan pembelian dicatat di sisi kredit (K)
4. Akun potongan penjualan dicatat di sisi kredit (D)
5. Akun retur pembelian dicatat di sisi kredit (K)
6. Akun retur penjualan dicatat di sisi kredit (D)
7. Akun biaya angkut pembelian dicatat di sisi kredit (D)
8. Akun biaya angkut pengiriman dicatat di sisi kredit (D)
9. Akun persediaan barang dagang dicatat di sisi kredit (D)
10.Akun utang dagang dicatat di sisi kredit (K)
11.Akun piutang dagang dicatat di sisi kredit (D)
12.Harga pokok penjualan dicatat di sisi kredit (D)

Penjelasan akun-akun tersebut sebagai berikut :


Akun Pembelian
Akun pembelian terjadi karena perusahaan membeli barang dagang
dengan tujuan untuk dijual kembali. Pembelian barang dagang ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembelian tunai, pembelian kredit,
pembelian sebagian tunai dan sebagian kredit.
Untuk pembelian barang yang tidak untuk dijual kembali (selain barang
dagang) dicatat dalam akun yang berbeda. Misalnya pembelian peralatan
dicatat pada akun peralatan dan jika yang dibeli perlengkapan maka dicatat
pada akun perlengkapan.
Dokumen sumber yang diperoleh dari kegiatan pembelian tersebut adalah
faktur atau kuitansi.

Akun Penjualan
Akun penjualan terjadi karena perusahaan menjual barang dagang
baik dengan tunai, kredit, dan dengan system uang muka yang sisanya
dapat diangsur, dengan diikuti syarat pembayaran dan syarat penyerahan.
Dasar pencatatannya adalah faktur bila kredit dan bukti penerimaan kas bila
tunai.

Page 6 of 25
Akun Potongan Pembelian
Akun ini terjadi karena penjual memberikan potongan harga kepada
pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh
tempo atau tepat pada waktu yang telah disepakati. Potongan ini akan
mengurangi jumlah yang dibayar oleh pembeli, dan diberikan selama masih
dalam masa potongan atau memenuhi syarat pembayaran. Dasar
pencatatannya adalah faktur atau kuitansi yang telah distempel lunas.

Akun Potongan Penjualan


Akun ini adalah untuk mencatat potongan harga yang diberikan oleh
penjual dengan harapan tagihannya dapat segera dilunasi. Potonganini akan
mengurangi tagihan yang diterima oleh penjual. Potongan ini diberikan bila
memenuhi syarat pembayaran. Dasar pencatatannya adalah bukti kas
masuk dari pelunasan piutang yang di dalamnya dijelaskan besarnya
potongan.

Akun Retur Pembelian


Akun ini terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang
yang dibeli karena ada sebagian barang yang rusak, cacat, atau tidak sesuai
dengan pesanan. Jika pengambalian barang yang dibeli ini dulunya dibeli
secara tunai, maka penjual akan mengmbalikan besarnya retur secara tunai
juga. Tetapi bila pada waktu membeli barang dulu secara kredit, maka
besarnya retur akan mengurangi fakturnya. Dasar pencatatannya berupa
nota debit.

Akun Retur Penjualan


Akun retur penjualan terjadi karena penjual menerima kembali
sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai dengan
pesanan. Pengembalian barang ini oleh penjual akan mengurangi
tagihannya kepada pembeli. Dasar pencatatannya berupa nota kredit.

Akun Biaya Angkut Pembelian


Akun biaya angkut ini terjadi ketika pembeli membayar ongkos agar barang
yang dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian harga
perolehannya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya.
Dasar pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuitansi.

Page 7 of 25
Akun Biaya Angkut Pengiriman/Penjualan
Akun biaya pengiriman atau beban ini terjadi karena penjual bersedia
mengirim barang dari took (penjual) sampai di tempat pembeli. Hal ini
terjadi karena pada waktu transaksi jual beli telah dicantumkan dalam
syarat penyerahan, bahwa penjual menanggung ongkos kirim . bukti
pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuitansi.

Akun Persediaan
Akun persediaan ini merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum
terjual akhir periode akuntansi., yang dicatat dengan nilai realisasi bersih
(menurut SAK). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam
kegiatan normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya
yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

9. Pendapatan Perusahaan dagang


Pendapatan perusahaan dagang adalah selisih antara harga jual dengan
harga beli. Karena kegiatan perusahaan dagang adalah memperjualbelikan
barang dagangan, maka pendapatan yang diperoleh umumnya berasal dari
hasil penjualan barang dagangan tersebut. untuk menentukan pendapatan
perusahaan dagang kita tinggal membandingkan antara harga jual dengan
harga pokok (harga beli) dimana hasilnya disebut laba kotor.
Apabila kita ingin mengetahui laba bersih, maka laba kotor harus dikurangi
dengan beban-beban yang dikeluarkan dalam kegiatan perdagangan selama
satu periode akuntansi. Beban-beban ini dinamakan beban usaha, yang
terdiri dari beban administrasi dan umum serta beban penjualan.
Beban administrasi dan umum adalah beban yang dikeluarkan untuk
melaksanakan kegiatan dagang. Misalnya, beban gaji, telepon, listrik, air
dan gas, perlengkapan dan sebagainya.
Beban penjualan adalah beban yang dikeluarkan guna
memperkenalkan barang kepada masyarakat atau beban lain yang
menunjang terselenggaranya penjualan. Beban ini antara lain adalah beban
iklan, beban gudang, beban pembungkus, beban angkut, dan sebagainya.

Contoh :

Page 8 of 25
Transaksi yang terdapat pada Toko Maju, selama bulan Februari 1998 adalah
sebagai berikut :
1 Feb Pembelian dari PT. Perkasa 15 sepeda balap Rp 7.500.000,00; dengan
syarat 2/10, n/30 (faktur no.715)
3 Feb Pembayaran tunai biaya pengangkutan pembelian sepeda Rp
150.000,00;
4 Feb Penjualan kepada Toko Cahaya 8 sepeda balap Rp 4.800.000,00;
dengan syarat 2/10, n/30 (faktur no. 02)
8 Feb Pemebelian dari PT. Merdeka 40 sepeda BMX Rp 6.000.000,00;
dengan syarat 3/10, n/30 (faktur no. 422)
9 Feb Pengiriman kembali kepada PT. Merdeka 5 sepeda BMX karena ada
kerusakan.
10 Feb Pembayaran kepada PT. Perkasa faktur no. 715 tanggal 1 Februari.
12 Feb Penjualan kepada took Bahagia 10 sepeda BMX Rp 2.000.000,00;
dengan syarat syarat 2/10, n/30 (faktur no. 022)
14 Feb Penerimaan kembali dari took Bahagia 2 sepeda BMX karena ada
kerusakan.
15 Feb Penjualan kepada Fa. Famili 5 sepeda BMX dengan harga Rp
1.000.000,00; trade discount 10% (faktur no. 023)
17 Feb Penerimaan dari took Cahaya elunasan faktur no. 21 tanggal 4
Feburuari.
18 Feb Pembayaran kepada PT. Merdeka untuk pelunaan faktur no. 422
tanggal 8 Februari 1998.
20 Feb Pembelian tunai 10 sepeda balap senilai Rp 5.600.000,00; dari PT.
Merdeka, Rabat 10%.
22 Feb Penerimaan dari toko Bahagia pelunasan faktur no. 022 tanggal 12
Februari 1998.
25 Feb Penerimaan dari Fa. Famili peluasan faktur no. 023 tanggal 15
Februari 1998
28 Feb Pembayaran gaji bagian penjualan sebesar Rp 1.300.000,00; dan gaji
bagian kantor Rp 600.000,00;

Berdasarkan transaksi di atas, susunlah jurnalnya!

Jawab :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Feb 1 Pembelian Rp 7.500.000,00;
Utang dagang Rp 7.500.000,00;
Feb 3 Biaya angkut pembelian Rp 150.000,00:
Kas Rp 150.000,00;
Feb 5 Piutang Rp 4.800.000,00;
Penjualan Rp 4.800.000,00;
Feb 8 Pembelian Rp 6.000.000,00;

Page 9 of 25
Hutang dagang Rp 6.000.000,00;
Feb 9 Hutang dagang Rp 750.000,00;
Retur pembelian Rp 750.000,00;
Feb 10 Hutang dagang Rp 7.500.000,00;
Potongan Rp 150.000,00;
pembelian
Kas Rp 7.350000,00;
Feb 12 Piutang dagang Rp 2.000.000,00;
Penjualan Rp 2.000.000,00;
Feb 14 Retur penjualan Rp 400.000,00;
Piutang dagang Rp 400.000,00;
Feb 15 Piutang dagang Rp 900.000,00;
Penjualan Rp 900.000,00;
Feb 17 Kas Rp 4.800.000,00;
Piutang dagang Rp 4.800.000,00;
Feb 18 Hutang dagang Rp 5.250.000,00;
Potongan Rp 157.500,00;
pembelian
Kas Rp 5.092.500,00;
Feb 20 Pembelian Rp 4.760.000,00;
Kas Rp 4.760.000,00;
Feb 22 Kas Rp 1.568.000,00;
Potongan penjualan Rp 32.000,00;
Piutang dagang Rp 1.600.000,00;
Feb 25 Kas Rp 900.000,00;
Piutang dagang Rp 900.000,00;
Feb 28 Biaya gaji penjaluan Rp 1.300.000,00;
Biaya gaji bagian kantor Rp 600.000,00;
Kas Rp 1.900.000,00;

Penjelasan :
- Transaksi tanggal :1, 5, 8 dan 12 dicatat sebesar harga faktur. Potongan
belum dipehitungkan (baru akan diperhitungkan pada saat dilakukan
pelunasan).
- Februari 3 dan 28 cukup jelas.
- Februari 9 :
Pengiriman kembali 5 sepeda BMX.
Harga 40 sepeda BMX = Rp 6.000.000,00; berarti harga 5 BMX adalah :
5/40 x Rp 6.000.000,00; = Rp 750.000,00;
- Februari 10 :
Harga faktur tanggal 1 Feb 1998 = Rp 7.500.000,00;

Page 10 of 25
Potongan 2% x Rp 7.500.000,00; = Rp 150.000,00;
Dibayar tunai (Kas K) = Rp 7.350.000,00;
- Februari 14 :
Harga 10 sepeda BMX (faktur tgl 12 Februari) = Rp 2.000.000,00;
Harga 2 sepeda BMX : 2/10 x Rp 2.000.000,00; = Rp 400.000,00;
- Februari 15 :
Harga jual menurut daftar harga = Rp 1.000.000,00;
Rabat 10% x Rp 1.000.000,00; = Rp 100.000,00;
Harga kontrak (yang dicatat) = Rp 900.000,00;

- Februari 17 :
Harga faktur 5 Februari 1998 Rp 4.800.000,00;
Syarat pembayaran 2/10, n/30. Batas masa potongan (sampai dengan tgl 15
Februari) sehingga pelunasan tanggal 17 Februari tidak diberikan potongan.
- Februari 18 :
Harga faktur tgl 8 Februari 1998 = Rp 6.000.000,00;
Dikembalikan tgl 9 Feb = Rp 750.000,00;
Sisa hutang = Rp 5.250.000,00;
Potongan 3% x Rp 5.250.000,00; = Rp 157.500,00;
Dibayar tunai (Kas K) = Rp 5.092.500,00;
- Februari 20 :
Harga beli menurut daftar = Rp 5.600.000,00;
Rabat 15% x Rp 5.600.000,00; = Rp 840.000,00;
Dibayar tunai (Kas K) = Rp 4.760.000,00;
- Februari 22 :
Harga faktur tanggal 12 Februari 1998 = Rp 2.000.000,00;
Diterima kembali tgl 14 = Rp 400.000,00;
Sisa piutang = Rp 1.600.000,00;
Potongan 2% x Rp 1.600.000,00; = Rp 32.000,00;
Diterima tunai (Kas D) = Rp1.568.000,00;

Page 11 of 25
- Februari 25 :
Harga kontrak 15 Februari 1998 = Rp 540.000,00pada
waktu pelunasan tidak ada lagi potongan yang diperhitungkan.

SOAL-SOAL
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas :
a. Apakah yang dimaksud dengan FOB Destination Point?
b. Jelaskan pengertian perusahaan dagang!
c. Sebutkan jenis-jenis perusahaan dagang!
d. Jelaskan perbedaan antara trade discount dengan cash discount!
e. Sebutkan ciri-ciri perusahaan dagang!

2. Berikut ini adalah transaksi yang terjadi perusahaan Fa. Setia Kawan pada bulan
Mei 2010 :
Mei 1 Pembelian barang dagang secara tunai Rp 4.500.000,00; dari CV.
Marajaya.
Mei 3 Pembelian barang dagang dari PT. Batanghari senilai Rp
2.000.000,00; dengan syarat 2/10, n/30 (faktur no. 141)
Mei 4 Pembayaran biaya angkut pembelian barang dagang Rp
100.000,00;
Mei 7 Penjualan kepada toko Sejahtera barang dagang Rp
3.000.000,00;dengan syarat 3/10, n/30 (faktur no. 071)
Mei 8 Pembelian dari PT. Ampera barang dagang Rp 2.500.000,00;
dengan syarat 2/10, n/30 (faktur no. 292)
Mei 10 Pengembalian ke PT. Ampera sebagian barang yang dibeli tanggal
8 Mei 2010 Rp 500.000,00;
Mei 11 Penjualan toko Bhakti barang dagang Rp 4.000.000,00; dengan
syarat 3/10, n/30 (faktur no. 072)
Mei 13 Pembayaran kepada PT. Batanghari pelunasan faktur no. 141
tanggal 3 Mei 1998.
Mei 14 Penjualan kepada toko Ceria barang dagang Rp 3.000.000,00;
dengan syarat 3/10, n/30 (faktur no. 073)
Mei 16 Penerimaan kembali sebagian barang dagang dari toko Ceria
sebesar Rp 600.000,00;
Mei 17 Penerimaan pelunasan dari toko Sejahtera atas pembelian
tanggal 7 Mei 1998.
Mei 18 Pembayaran kepada PT. Ampera pelunasan faktur no. 292
tanggal 8 Mei 1998.

Page 12 of 25
Mei 20 Pembelian tunai laptop untuk keperluan kantor Rp 3.500.000,00;
Mei 22 Pembelian tunai dari PT. Batanghari baran dagang Rp
2.000.000,00; rabat 15%.
Mei 24 Penerimaan dari toko Ceria pelunasan faktur no. 073 tanggal 14
Mei 1998.
Mei 27 Penerimaan dari toko Bhakti pelunasan faktur no. 072 tanggal 11
Mei 1998.
Mei 30 Pembayaran gaji karyawan sebesar Rp 1.400.000,00;

Diminta :
Catatlah transaksi-transaksi tersebut dalam jurnal umum!
Sumber :
1. WWW.artikelsiar.com
2. WWW.blogspot.com
3. WWW.gurupendidikan.com
4. http://adykenzie.blogspot.co.id/2016/08/metode-pencatatan-dagang-
dalam.html
5. Sumardi, Drs. dkk, 2000, Siklus Akuntansi, Bandung: Penerbit Angkasa.

Page 13 of 25
JURNAL KHUSUS , BUKU BESAR SERTA BUKU BESAR
PEMBANTU

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari jurnal khusus ini diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan kegunaan jurnal khusus.
2. Menyebutkan jenis-jenis jurnal khusus.
3. Memahami bentuk-bentuk jurnal khusus
4. Menjelaskan pengertian buku besar dan buku besar pembantu
5. Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus dan buku besar pembantu.
6. Membuat daftar saldo buku pembantu
7. Memposting dari jurnal khusus ke buku besar
8. Memahami bagan siklus akuntansi dengan jurnal khusus.

1. Pengertian Jurnal Khusus


Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
terjadi secara berulang-ulang dan sejenis. Dalam jurnal khusus, setiap
transaksi dikelompokkan berdasarkan jenis transaksinya sehingga
pencatatannya lebih mudah.
Tujuan Jurnal Khusus :
1. untuk mempermudah proses pencatatan transaksi
2. mengurangi/menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk mencatat
transaksi tersebut.
3. transaksi yang sejenis dikelompokkan berdasarkan jenis transaksinya
4. dapat diadakan pembagian tugas/kerja , missal pencatatan pembelian,
penjualan dikerjakan satu orang, demikian pula untuk pencatatan dan
penerimaan uang tunai.
5. Meringankan pekerjaan karena mudah ketika di Posting ke Buku Besar,
6. Pengendalian Internal bisa dilaksanaknakan dengan baik.
7. Mudah diperiksa kembali secara berkala.

Tabel Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus


No. Jurnal Umum Jurnal Khusus
1. Bentuk jurnal umum terdiri atas Bentuk jurnal khusus disesuaikan
kolom tanggal, keterangan, ref, dengan kolom-kolom yang
Page 14 of 25
dan jumlah debet dan kredit. dibutuhkan dan didasarkan pada
kelompok transaksi yang sejenis.
2. Semua trnasaksi dicatat dalam Transaksi dicatat sesuai dengan jenis
jurnal umum. transaksi
3. Posting ke buku besar dilakukan Posting ke buku besar dilakukan
setiap ada transaksi. secara berkala, misalnya setiap akhir
bulan.
4. Jurnal umum cocok digunakan Jurnal khusus cocok untuk
untuk perusahaan dagang yang perusahaan dagang yang berskala
kecil (transaksinya tidak begitu besar dimana transaksi sejenis sering
banyaK) terjadi

2. Jenis-jenis Jurnal Khusus


1. Jurnal Pembelian (purchases journal) : jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi pembelian secara kredit.
2. Jurnal Penjualan (sales journal) : jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan secara kredit.
3. Jurnal Penerimaan Kas (cash receipt journal ) : jurnal yang digunakan untuk
mencatat setiap terjadi penerimaan uang.
4. Jurnal Pengeluaran Kas (cash payment journal ) : jurnal yang digunakan
untuk mencatat setiap terjadi transaksi pengeluaran uang.

3. Bentuk Jurnal Khusus


1. Jurnal Pembelian
a. Khusus mencatat pembelian barang dagang secara kredit
No. Syarat Pembelian (D)
Tanggal Faktu Keterangan pembay Ref Hutang
r aran Dagang (K)

b. Untuk mencatat pembelian barang secara kredit


Debet Kredit
Syara
Keter Serba-serbi Hutan
Tangg No. t
anga Ref Pemb g
al Fkt Pem juml
n elian Akun Ref dagan
by. ah
g

Page 15 of 25
2. Jurnal Penjualan
a. Hanya untuk mencatat penjualan barang dagang secara kredit
No. Syarat Piutan dagang
Tanggal Faktu Keterangan pembay Ref (D)
r aran Penjualan (K)

b. Untuk mencatat penjualan barang secara kredit


Kredi
Syara Debet
Keter t
Tangg No. t
anga Ref Serba-serbi Penj
al Fkt Pem Piutang
n Re ualan
by. Dagang Akun jumlah
f

3. Jurnal Penerimaan Kas


Debet Kredit
No
Piuta Serba-serbi
Tangg . Keteran R Pot.
Ka ng Penju Ak R Juml
al Bu gan ef Penju
s Daga alan un ef ah
kti alan
ng

4. Jurnal Pengeluaran Kas


Debet Kredit
No
Utan Serba-serbi
Tangg . Ketera R Pot.
g Pembe Ak R Juml Ka
al Bu ngan ef Pembe
Daga lian un ef ah s
kti lian
ng

Page 16 of 25
Selain jurnal khusus seperti tersebut di atas, jurnal umum juga masih tetap
digunakan pada perusahaan dagang, yakni untuk mencatat transaksi-
transaksi yang tidak bisa masuk ke jurnal khusus.
Bentuk jurnal umum
No. Ref
Tanggal keterangan Debet Kredit
Bukti

4. Pengertian Buku Besar dan Buku Besar Pembantu Piutang dan Hutang
1. Buku Besar
a. Pengertian Buku Besar
Buku Besar/Ledger adalah merupakan kumpulan dari akun-
akun /Accounts sebagai tempat pencatatan dan pengklasifikasian
transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan.
Akun/Account adalah suatu alat/wadah yang digunakan untuk
mencatat secara rinci transaksi keuangan sejenis yang terjadi dalam
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
b. Fungsi Buku Besar
1. Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat di
dalam jurnal.
2. Untuk menggolongkan transaksi ke dalam akun yang sejenis.
3. Sebagai bahan/informasi untuk menyususun Laporan Keuangan
4. memberikan informasi keuangan yang lebih rinci sehinga
meminimalkan kesalahan dalam mengitepretasikan informasi
keuangan
5. Mengumpulkan data transaksi.
6. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.
7. Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.
8. Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.
9. Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.
10. Mempersiapkan laporan keuangan.
c. Tujuan Buku Besar
1. mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
2. memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.
3. menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.
4. mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
5. menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat
waktu untuk setiap periode akuntansi

d. Penggolongan Buku Besar dan Akun


Page 17 of 25
Pada praktiknya buku besar digolongkan menjadi :
 Buku Besar Utama atau umum
Buku besar utama merupakan buku besar dari seluruh akun-akun
yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
 Buku Besar pembantu
Buku besar pembantu adalah buku besar yang menguraikan buku
besar utama dengan tujuan agar memberikan kejelasan dan
ketepatan dalam pencatatan.
Sedangkan akun dapat digolongkan sebagai berikut :
 Akun Riil (Real Account) adalah akun-akun yang masuk dalam
Neraca.
 Akun Nominal (Nominal Account) adalah akun-akun yang masuk
dalam Laporan Laba/Rugi.
e. Bentuk Buku Besar
1. Bentuk T (scontro)
a. Bentuk T Sederhana
Nama Akun : No. Akun :
Debet Kredit

b. Bentuk T Lengkap
Nama Akun : No. Akun :
Debet Kredit
Tangga Keterang Re Jumla Tangga Keterang re Jumla
l an f h l an f h

2. Bentuk Saldo Tunggal


Nama Akun : No. Akun :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo

Page 18 of 25
3. Bentuk Saldo Ganda/Rangkap
Nama Akun : No. Akun :
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Debet KREDIT

2. Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu
yang ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya
dicatat dalam Buku Besar Pembantu disebut Akun Pengawas (Controlling
Account). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut
Akun Pembantu (Subsidiary Account). 
Fungsi Buku Besar Pembantu
a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar
umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga
akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.
b. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan
saldo dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo
dalam buku pembantu.
c. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengerjaan akuntansi.
d. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung
transaksi kedalam buku pembantu.
e. Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen.
untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti
Hutang, Piutang, dan Persediaan.
Bentuk-bentuk Buku Besar Pembantu
Bentuk buku besar pembantu pada prinsipnya sama dengan buku besar
umum, yaitu bentuk T, bentuk saldo tunggal, dan bentuk saldo rangkap.
Hanya saja untuk nama akun diisi dengan nama relasi, dan nomor akun
diisi dengan nomor akun bantu.
5. Mencatat transaksi ke dalam Jurnal Khusus dan Buku Besar Pembantu Piutang
dan Hutang
Contoh :
Perusahaan dagang Subur Makmur mempunyai data berupa neraca per 31
Desember 2014 dan transaksi yang dilakukan selama bulan Januari 2015.
NERACA

Page 19 of 25
Per 31 Desember 2014
Nama Akun Debet Kredit
AKTIVA
Kas Rp 1.300.00,00;
Piutang Rp 3.800.000,00;
Persediaan Barang Rp 4.700.000,00;
Dagang
Peralatan Toko Rp
1.500.000,00;
Akum. Penyst. Perlt. Rp 300.000,00;
Toko
Rp 1.200.000,00;
JUMLAH AKTIVA Rp11.000.000,00;
PASIVA
Hutang Dagang Rp 4.000.000,00;
Modal M. Subur Rp 7.000.000,00;
JUMLAH PASIVA Rp11.000.000,00;

Keterangan Pelanggan dan Pemasok :


Pelanggan Pemasok
Toko Kenanga Rp 2.000.000,00; PT. Jatayu Rp
2.400.000,00;
Toko Melati Rp 1.800.000,00; CV. Garuda Rp
1.600.000,00;

Transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2015 sebagai berikut :


Jan 2 Penjualan kepada Toko Anggrek, barang dagang Rp
1.500.000,00; dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 (faktur no.
19).
Jan 3 Penerimaan pelunasan dari Toko Melati Rp 1.800.000,00;
potongan 2%.
Jan 4 Pembelian dari Fa. Merpati, barang dagang Rp 3.000.000,00;
dengan syarat pembayaran 3/10, n/30 (faktur no. 05).
Jan 5 Pengiriman kembali sebagian barang dagang kepada Fa.
Merpati seharga Rp 600.000,00; karena tidak sesuai pesanan.
Jan 6 Penjualan tunnai menurut mesin kas tanggal 1/1 sampai
dengan 6/1 adalah Rp 1.400.00,00;
Jan 7 Pembayaran hutang kepada PT. Jatayu 2.400.000,00; dengan
potongan 2%.
Jan 8 Pembelian tunai barang dagang dari PT. Garuda Rp
2.500.000,00; rabat 8%, 5%.
Jan 9 Pembelian dari Toko Jatayu bahan habis pakai toko Rp
500.00,00; peralatan toko Rp 800.000,00;
Jan 10 Penerimaan Rp 2.000.000,00; dari Toko Kenanga sebagai
pelunasan faktur bulan yang lalu.
Jan 11 Penjualan kepada Toko Melati, barang dagang Rp 2.500.000,00;

Page 20 of 25
dengan syarat pembayaran 3/10, n/30 (faktur no. 20).
Jan 12 Pelunasan dari Toko Anggrek pelunasan faktur no. 19.
Jan 13 Pembayaran sewa untuk 1 tahun sebesar Rp 1.800.000,00;
Jan 14 Pembayaran kepada Fa. Merpati pelunasan faktur no. 05.
Jan 15 Penjualan kepada Toko Kenanga barang dagang Rp
3.500.000,00; dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 (faktur no.
21).
Jan 16 Penjualan tunai menurut mesin kas tanggal 7/1 sampai dengan
16/1 sebesar Rp 2.700.000,00;
Jan 17 Pembayaran pepada CV. Garuda sebesar Rp 1.600.000,00;
untuk pelunasan faktur bulan yang lalu.
Jan 18 Pembelian dari Fa. Merpati barang dagang Rp 4.000.000,00;
dengan syarat pembayaran 3/10, n/30 (faktur no. 09).
Jan 19 Penjualan kepada Toko Anggrek, barang dagang Rp
2.000.000,00; dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 (faktur no.
22).
Jan 20 Penerimaan kembali dari Toko Anggrek, sebagian barang
dagang yang rusak seharga Rp 100.000,00;
Jan 21 Penerimaan dari Toko Melati sebuah promes per 30 hari Rp
2.500.000,00; dengan bunga 3% sebagai pembayaran faktur no.
20.
Jan 22 Pembelian dan dibayar dengan sebuah promes per 1 bulan,
barang dagang Rp 2.600.000,00; dari PT. Kutilang.
Jan 23 Penjualan tunai menurut mesin kas tanggal 17/1 sampai
dengan 23/1 sebesar Rp 2.300.000,00;
Jan 24 Pembelian dari CV. Garuda, barang dagang Rp 2.800.000,00;
dengan syarat pembayaran 3/10, n/30 (faktur no. 74).
Jan 25 Penerimaan dari Toko Kenanga faktur no. 21.
Jan 26 Pembayaran biaya pemasangan iklan sebesar Rp 300.000,00;
Jan 27 Pembelian dan dibayar dengan cek no. 0125 barang dagang
seharga Rp 1.500.000,00; trade discount 10%.
Jan 28 Pembayaran kepada PT. Jatayu sebesar Rp 500.000,00;
Jan 29 Penjualan kepada Toko Kenanga, barang dagang Rp
4.000.000,00; rabat 5% syarat pembayaran 3/10, n/30 faktur
no. 23.
Jan 30 Pembelian dari PT. Jatayu bahan habi pakai toko Rp
400.000,00; syarat pembayaran 3/10, n/30.
Jan 31 Pembayaran gaji pegawai sebesar Rp 1.350.000,00;
Diminta :
1. Buatlah jurnal khusus berikut ini :
a. Jurnal Penrimaan Kas dengan pembagian lajur : Tanggal, No. Bukti,
Keterangan, Ref, Kas (D), Potongan Penjualan (D), Piutang Dagang (K),
Penjualan (K), Serba-serbi (K).

Page 21 of 25
b. Jurnal Pengeluaran Kas : Tanggal, No. Bukti, Keterangan, Ref, Pembelian
(D), Hutang dagang (D), Serba-serbi (D), Potongan Pembelian (K), Kas
(K).
c. Jurnal Pembelian : Tanggal, No. Faktur, Keterangan, Syarat pembayaran,
Ref, Pembelian (D), BHP Toko (D), Serba-serbi (D) dengan lajur Akun,
Ref, Jumlah, Hutang Dagang (K).
d. Jurnal Penjualan : Tanggal, No. Faktur, Keterangan, syarat pembayaran,
Ref, Jumlah.
e. Jurnal Umum : Tanggal, Akun, Keterangan, Ref, Debet, Kredit.
2. Catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal tersebut.
3. Bukalah akun-akun buku besar berikut :
101 Kas 301 Modal M. subur
102 Piutang Dagang 401 Penjualan
103 Piutang Wesel 402 Retur Penjualan
104 Persediaan Barang Dagang 403 Potongan Penjualan
105 Bahan Habis Pakai Toko 501 Pembelian
106 Sewa Dibayar Di Muka 502 Retur Pembelian
151 Peralatan Toko 503 Potongan Pembelian
152 Akum. Penyst. Perlt. Toko 601 Beban Gaji
201 Hutang Dagang 602 Beban Iklan
202 Hutang Wesel
4. Masukkan neraca di atas ke dalam akun-akun buku besar tersebut dengan
memakai tanggal 1 Januari 2015, sesudah itu postinglah jurnal khusus di
atas kea kun-akun buku besar.
5. Buatlah neraca salso per 31 Januari 2015
6. Bukalah buku besar pembantu berikut :
102.1 Toko Kenanga 201.1 PT. Jatayu
102.2 Toko Melati 201.2 CV. Garuda
102.3 Toko Anggrek 201.3 Fa. Mepati
7. Masukkan saldo piutang dan utang di neraca ke dalam buku besar
pembantu piutang dan buku besar pembantu hutang dengan memakai
tanggal 1 Januari 2015. Sesudah itu catatlah transaksi yang relevan ke dalam
buku besar pembantu tersebut.
8. Buatlah daftar saldo pitang dan hutang.

Jawab :
PD. SUBUR MAKMUR
Jurnal Penerimaan Kas
Tahun 2015

Page 22 of 25
Angka dalam ribuan rupiah
Debet Kredit
No.
Tanggal Keterangan Ref Pot. Piutang Serba-
Bkt Kas Penjualan
Penj. dagang serbi
Jan 3 Toko Melati 1.764 36 1.800
6 Penjualan 1.400 1.400
tunai
10 Toko 2.000 2.000
Kenanga
12 Toko 1.470 30 1.500
Anggrek
16 Penjualan 2.700 2.700
tunai
23 Penjualan 2.300 2.300
tunai
25 Piutang 2.575 2.500
wesel
Pendapatan 75
bunga
Jumlah 14.209 66 5.300 6.400 2.575

PD. SUBUR MAKMUR


Jurnal Pengeluaran Kas
Tahun 2015
Angka dalam ribuan rupiah
Debet Kredit
No.
Tanggal Keterangan Ref Hutang Serba- Pot.
Bkt Pembelian Kas
Dagang serbi Pemb.
Jan 7 PT. Jatayu 2.400 48 2.352
8 PT. 2.185 2.185
Jan
Garuda
13 Sewa 1.800 1.800
Jan
DDM
14 Fa. 3.000 90 2.910
Jan
Merpati
17 CV. 1.600 1.600
Jan
Garuda
26 Beban 300 300
Jan
Iklan
27 Cek Barang 1.350 1.350
Jan
0215 Dagang
Jan 28 PT. Jatayu 500 500
Jan 31 Beban Gaji 1.350 1.350
Jumlah 7.500 3.535 3.450 138 14.347

PD. SUBUR MAKMUR

Page 23 of 25
Jurnal Pembelian
Tahun 2015
Angka dalam ribuan rupiah
Debet Kredit
No. Keteranga Syarat BHP Serba-serbi Hutang
Tanggal Ref Pembe
Fkt n Pemby. Tok R Jumla Dagan
lian Akun
o ef h g
Jan 05 Fa. 3/10, 3.000 3.000
4
Merpati n/30
Jan 9
Toko 500 Perlt. 800 1.300
Jatayu Toko
Jan 18
09 Fa. 3/10, 4.000 4.000
Merpati n/30
Jan 24
74 CV. 3/10, 2.800 2.800
Garuda n/30
Jan 30
Toko 3/10, 400 400
Jatayu n/30
Jumlah 9.800 900 800 11.500

PD. SUBUR MAKMUR


Jurnal Penjualan
Tahun 2015
Angka dalam ribuan rupiah
Tanggal No. Fkt Keterangan Syarat Pemby. Ref Jumlah
Jan 2 19 Toko Anggrek 2/10, n/30 1.500
Jan 11 20 Toko Melati 3/10, n/30 2.500
Jan 15 21 Toko 2/10, n/30 3.500
Kenanga
Jan 19 22 Toko Anggrek 2/10, n/30 2.000
Jan 29 23 Toko 3/10, n/30 3.800
Kenanga
Jumlah 13.300

PD. SUBUR MAKMUR


Jurnal Umum
Tahun 2015
Angka dalam ribuan rupiah
Tanggal Akun Keterangan Ref Debet Kredit
Jan 5 Hutang Dagang Fa. Merpati 600
Retur Pembelian 600
20 Retur Penjualan Toko Anggrek 100
Piutang Dagang 100
21 Piutang Wesel Toko Melati 2.500
Piutang Dagang 2.500
22 Pembelian PT. Kutilang 2.600
Hutang Wesel 2.600
Jumlah 5.800 5.800
Page 24 of 25
6. Membuat Daftar Saldo Piutang dan Hutang
7. Memposting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar
8. Bagan Siklus Akuntanasi Perusahaan Dagang

Sumber :
1. http://www.ssbelajar.net/2012/09/jurnal-khusus-perusahaan-dagang_7.html
2. http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/contoh-jurnal-khusus-perusahaan-dagang/
3. http://materiku86.blogspot.co.id/2016/03/pencatatan-transaksi-ke-dalam-jurnal-khusus.html
4. http://akuntansis.blogspot.co.id/2015/01/jurnal-khusus-perusahaan-dagang.html
5. http://www.jasakonsultankeuangan.co.id/2016/02/02/jurnal-khusus-akuntansi-untuk-perusahaan-
dagang/
6. Sumardi, Drs. dkk, 2000, Siklus Akuntansi, Bandung: Penerbit Angkasa.
7. http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/inilah-pengertian-fungsi-bentuk-dan-contoh-buku-
besar-akuntansi/
8. http://jurnal-akuntansi.blogspot.co.id/2012/07/buku-besar-akuntansi.html
9. http://perhitunganakuntansitkjzakaria.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-buku-besar-akuntansi-
dan.html
10. http://rocketmanajemen.com/buku-besar-akuntansi/
11. https://patrick0216.wordpress.com/2015/12/06/akuntansimemposting-jurnal-ke-buku-besar/
12.Suryanto Deden, M.Pd 2017, Akuntansi Dasar, Jakarta Timur, CV. Pustaka Mulia
13.

Page 25 of 25

Anda mungkin juga menyukai