Anda di halaman 1dari 34

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN STRES KERJA TERHADAP

PRODUKTIFITAS KERJA

Studi Pada “ CV. PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK “

PROPOSAL SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Oleh:

Afianto Fakhri

1510110048

Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu
Komputer ESQ

STIMIK ESQ

Jakarta

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................. 5
1.4. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
1.6. Manfaat penelitian.............................................................................................. 6
BAB II TELAAH PUSTAKA ..................................................................................................... 8
2.1. Landasan Teori .................................................................................................... 8
2.1.1. Produktifitas Kerja....................................................................................... 8
2.1.2. Stres .......................................................................................................... 10
2.1.3. Pengendalian Internal ............................................................................... 11
2.1.4. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 14
2.1.5. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 15
2.1.6. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 17
1.1. Metode Penelitian ............................................................................................ 17
3.1.1. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 17
3.1.2. Populasi, Sampel dan Teknis Sampling ..................................................... 18
3.1.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 20
3.2. Definisi Variabel dan Operasional ..................................................................... 21
3.3. Instrumen Penelitian......................................................................................... 25
3.4. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 26

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 14


Tabel 2 Skala Likert ........................................................................................................... 21
Tabel 3 Operasional Variabel ............................................................................................ 23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 - Diagram Keterkaitan Masalah.......................................................................... 5


Gambar 2 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman yang modern ini, perusahaan dipengaruhi oleh sebuah elemen

terpenting yakni sumber daya manusia (SDM). Karena bagaimanapun tingkat

kecanggihan teknologi di era yang modern ini, tanpa didukung oleh manusia

sebagai pelaksana, kegiatan operasional sebuah Perusahaan tidak akan mampu

menghasilkan output yang diharapkan. Manusia sebagai makhluk sosial juga

mempunyai pemikiran dan keinginan yang berbeda-beda, sedangkan perusahaan

mengharapkan karyawannya dapat bekerja dengan baik dan memiliki

produktivitas tinggi yang dipengaruhi oleh pengendalian internal, budaya kerja,

stres kerja dan fasilitas kerja, serta mampu menjabarkan Visi dan Misi yang telah

disepakati bersama dalam rangka mencapai tujuan sebuah Perusahaan.

Menurut Nawawi dalam Gaol (2014:44), Sumber Daya Manusia adalah

orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat

dihitung jumlahnya (kuantitatif), dan SDM merupakan potensi yang menjadi

penggerak organisasi. Sumber daya manusia memiliki pengaruh besar pada

sebuah perusahaan dimana sekarang berada pada perubahan lingkungan bisnis

yang sulit untuk diprediksi dan tidak lagi berada pada lingkungan bisnis yang

stabil. Perusahaan harus fleksibel tidak lagi bersikap kaku (organizational

rigidity). Kegiatan bisnis tidak lagi di jalankan berdasarkan aturan saja, melainkan

juga dikendalikan oleh visi dan nilai. Oleh karena itu, memerlukan kemampuan

sumber daya manusia yang dapat diandalkan, yang memiliki wawasan, kreatifitas,

pengetahuan, dan visi yang sama dengan visi perusahaan.

1
Dalam menjaga produktifitas karyawan tentu diharuskan adanya

manajemen yang tepat dan baik dalam melakukan pengelolaannya. Manajemen

sumber daya manusia juga harus menjaga dalam pendayagunaan sumber daya

manusia, karena sumber daya manusia sangat penting artinya dalam menentukan

kelangsungan hidup suatu organisasi. Langkah langkah perencanaan, penarikan,

seleksi, pelatihan, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya

manusia merupakan hal pokok yang terus dilakukan untuk mencapai tujuan

individu maupun organisasi.

Peran sumber daya manusia yang semula hanya sebagai penunjang perlu

diubah menjadi strategik, dimana pengelolaan sumber daya manusia ditujukan

agar organisasi dapat beroperasi dengan efisien sehingga dapat mencapai sasaran

kerjanya. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan oleh

organisasi agar memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan,

setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga

nantinya akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Menurut Mathis

dalam (Butar, 2015) mendefinisikan produktifitas kerja merupakan pengukuran

dan kuantitas dari pekerjaan yang mempertimbangkan dari seluruh biaya dan hal

yang terkait dan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Guna memaksimalkan

atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau karyawan, maka

diperlukannya pengendalian internal yang harus diterapkan.

Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang

dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau

organisasi tertentu. Perusahaan umumnya menggunakan Sistem Pengendalian

Internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya

2
penyalahgunaan sistem. Pengendalian Internal merupakan bagian dari masing-

masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional

perusahaan atau organisasi tertentu. (COSO 2013).

Aktivitas pengendalian internal adalah tindakan yang dilakukan oleh

pimpinan dalam lingkup stuktur organisasi untuk mengarahkan dan

menyelaraskan kegiatan sehingga dapat berjalan sehingga dapat berjalan sesuai

dengan aturan dan rencana yang ditetapkan. Pengendalian internal sebagai wahana

pemantauan pimpinan secara internal alam lingkungan organisasi dimaksudkan

untuk menilai kinerja bawahan apakah telah sesuai dengan instruksi, atauran dan

mekanisme kerja yang ditetapkan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja adalah stres kerja

karyawan. Stres merupakan hal yang lumrah dialami oleh setiap individu yang

diakibatkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri manusia itu sendiri. Stres

bersifat fluktuasi kadang naik kadang turun tergantung dengan kondisi kerja yang

dialami. Badeni (2013) stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang

dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar atau

kesempatan melakukan sebuah kegiatan penting, yang dalam pemenuhannya

terdapat hambatan-hambatan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi emosi,

pikiran dan kondisi fisik seseorang.

Stres merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang

dialaminya dan apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress.

Sedangkan depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya.

Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental

terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan

3
mengakibatkan dirinya terancam. Produktifitas kerja karyawan pada CV.

PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK sangat menarik untuk diteliti

karena mempunyai kurang lebih 150 karyawan dimana dicabang tersebut banyak

proses pelayanan service serta suku cadang yang sediakan dan tahap operasional

yang cukup banyak, lebih lagi karyawan yang terlibat dalam operasional tersebut

apakah mempengaruhi produktifitas kerja.

Menurut uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian perihal

produktifitas kerja apakah dipengaruhi oleh pengendalian dan stres kerja.

Penelitian yang akan dilakukan ditujukan pada CV. PANDAWA COPY DIGITAL

PRINTING DEPOK dengan judul penelitian “Pengaruh Pengendalian Internal dan

Stres Kerja terhadap Produktifitas Kerja Karyawan.

4
1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian, maka identifikasi

masalah pada peneletian ini adalah:

Pengendalian Internal Stress Kerja


Internal `
- Ketegasan
Target Kerja -
Pengarahan Kerja -
- Job Desk Kerja
- Pemeriksaan

Pemantauan -
Produktifitas
Kerja

- Kepemimpinan
Transportasi -
Rekan Kerja -

- Lingkungan

Fasilitas Budaya
Kerja Kerja
Gambar 1 - Diagram Keterkaitan Masalah

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL

PRINTING DEPOK Dan dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi

produktifitas karyawan maka penelitian dibatasi dengan variabel pengendalian

internal, stres kerja dan produktifitas kerja karyawan.

5
1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Pengendalian Internal terhadap Produktifitas

Kerja Karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK ?

2. Apakah terdapat pengaruh Stres Kerja terhadap Produktifitas Kerja

Karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK ?

3. Apakah terdapat pengaruh Pengendalian Internal dan Stres Kerja terhadap

Produktifitas Kerja Karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING

DEPOK ?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan

dan menganalisis:

1. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Produktifitas Karyawan CV.

PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK Pengaruh Stres Kerja

terhadap Produktifitas Karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL

PRINTING DEPOK

2. Pengaruh Pengendalian Internal dan Stres Kerja terhadap Produktifitas

Karyawan CV. PANDAWA COPY DIGITAL PRINTING DEPOK

1.6. Manfaat penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, antara lain pengaruh pengendalian internal dan stres kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut :

6
 Bagi Perusahaan

Perusahaan akan mengetahui mengenai Pengaruh Pengendalian Internal

dan Stres Kerja yang ditujukan untuk produktivitas karyawan. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan salah suatu

pertimbangan Perusahaan dalam pemecahan masalah baik sekarang

maupun dimasa yang akan datang.

 Bagi Akademis

Dapat memberikan pengetahuan tentang Pengendalian Internal dan Stres

Kerja sehingga dapat berguna di masa yang akan datang.

 Bagi Peneliti Lain

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi yang dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya dan sekaligus menambah wawasan

pembaca..

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Produktifitas Kerja

Secara filosofi produktifitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha

dan mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari

kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis produktivitas

merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya

yang dipergunakan.

2.1.1.1. Pengertian Produktifitas Kerja

Menurut Mathis dalam (Butar, 2015) mendefinisikan produktivitas kerja

merupakan pengukuran dan kuantitas dari pekerjaan dengan mempertimbangkan

dari seluruh biaya dan hal yang terkait dan yang diperlukan untuk pekerjaan

tersebut. Produktivitas kerja karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting

sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin

tinggi produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan

dan produktivitas akan meningkat.

Produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu merupakan

perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan

efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas, kualitas

dalam waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil

kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output

sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja karyawan dalam

8
menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam

suatu organisasi.

2.1.1.2.Dimensi dan Indikator Produktifitas kerja

Dalam mengukur Produktifitas kerja karyawan diperlukan satuan - satuan

yang dapat dijadikan sebagai ukuran atau indikator dalam menilai produktifitas

kerja karyawan.

a. Motivasi kerja

Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi maka produktivitas akan

mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena adanya dorongan untuk

menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik.

b. Efisiensi dan efektivitas kerja

Efisiensi dan efektivitas kerja adalah modal menunjang produktivitas.

Sebab dengan adanya efisiensi dan efektivitas dalam bekerja akan

menimbulkan produktivitas yang tinggi

c. Kemampuan kerja

Kemampuan kerja seseorang karyawan sangat menentukan hasil produksi.

Apalagi kemampuan karyawan tinggi maka akan menghasilkan produk

yang tinggi, sebaliknya kemampuan karyawan rendah maka akan

menghasilkan produk yang rendah.

d. Pengalaman dan pengetahuan

Pengalaman dan pengetahuan seseorang karyawan sangat berpengaruh

terhadap produksi yang dihasilkan akan tetapi akan lebih tinggi apabila

9
seseorang karyawan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang

tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek produktivitas terdiri dari perbaikan terus

menerus, tugas pekerjaan yang menantang, kondisi fisik tempat bekerja, motivasi

kerja, efisiensi dan efektivitas kerja, kemampuan

2.1.2. Stres

Badeni (2013) stres adalah ketegangan atau tekanan emosional yang

dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar atau

kesempatan melakukan sebuah kegiatan penting, yang dalam pemenuhannya

terdapat hambatan-hambatan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi emosi,

pikirandankondisi fisik seseorang.

2.1.2.1.Pengertian Stres Kerja

Menurut Greenberg (dalam Setiyana, V. Y. 2013: 384) stres kerja adalah

konstruk yang sangat sulit didefinisikan, stres dalam pekerjaan terjadi pada

seseorang, dimana seseorang berlari dari masalah, sejak beberapa pekerja

membawa tingkat pekerjaan pada kecenderungan stres, stress kerja sebagai

kombinasi antara sumber sumber stress pada pekerjaan, karakteristik individual,

dan stresor di luar organisasi. Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi

emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.

Dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah kondisi ketegangan yang

menyebabkan menciptakan adanya ketidakseimbangan kondisi fisik, dan psikis

10
pada karyawan yang bersumber dari Individu maupun Organisasi sehingga

berpengaruh pada fisik, psikologis, perilaku karyawan.

2.1.2.2. Dimensi dan Indikator Stres Kerja

Menurut Luthans (dalam Setiyana, V.Y., 2013 : 385) seseorang yang

mengalami stres pada pekerjaan akna menimbulkan gejala gejala yang meliputi 3

dimensir, yaitu: Physiology, Psychology dan Behavior :

(1) Physiology (fisiologi), masalah kesehatan fisik mencakup: masalah sistem

kekebalan tubuh seperti terdapat pengurangan kemampuan untuk melawan rasa

sakit dan infeksi, masalah sistem kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan

penyakit jantung, masalah sistem muskulosketal (otot dan rangka) seperti sakit

kepala dan sakit punggung, masalah sistem gastrointestinal (perut) seperti diare

dan sembelit.

(2) Psychology (psikologikal), ditandai dengan: ketidakpuasan hubungan kerja,

tegang, gelisah, cemas, depresi, kebosanan, mudah marah, hingga sampai pada

tindakan agresif seperti sabotase, agresi antar pribadi, permusuhan dan keluhan.

(3) Behavior (tingkah laku) memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada

produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan,

meningkatnya konsumsi rokok, alkohol dan obat-obatan, dan susah tidur.

2.1.3. Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan

perusahaan dapat tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan perusahaan

tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin

penting pula arti dari pengendalian internal dalam perusahaan tersebut. Guna

11
memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai pengendalian internal, maka

penulis secara berurutan akan mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan

pengendalian internal tersebut (Pratiwi, 2014:12).

2.1.3.1.Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Romney & Steinbart (2015:216) pengendalian internal (internal

control) adalah sebuah proses yang diimplementasikan untuk memberikan

jaminan yang memenuhi beberapa objektif dari pengendalian internal, diantaranya

yaitu menjaga aset, menjaga catatan dalam detail yang cukup untuk pelaporan aset

perusahaan yang tepat dan akurat, menyediakan informasi yang akurat dan dapat

dipercaya, menyiapkan laporan keuangan dengan kriteria yang ditentukan,

mendorong dan meningkatkan efisiensi operasional, mendorong ketaatan dalam

hal manajerial, dan memenuhi persyaratan dari regulasi dan peraturan yang ada.

Sedangkan pengendalian internal menurut The Commitee of Sponsoring

Organizations of The Treadway Commission (COSO) dalam Executive Summary

(2013:3) mendefinisikan pengendalian internal adalah suatu proses, dipengaruhi

oleh dewan entitas dari direksi, manajemen, dan personil lainnya yang dirancang

untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan

dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.

2.1.3.2. Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian meliputi sikap para manajemen & karyawan

terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi (Valery G. Kumaat,

2011:16). Menurut Susanto (2013:96) pengertian lingkungan

12
pengendalian adalah pembentukan suasana organisasi serta memberi

kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian resiko merupakan komponen kedua dari pengendalian internal.

Penilaian resiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen

dalam mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir

Abadi Jusuf (2011:326) pengertian aktivitas pengendalian adalah aktivitas

pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur selain yang telah

dimasukan dalam keempat komponen lainnya, yang membantu untuk

meyakinkan bahwa tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk

mengatasi risiko-risiko dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)

Komponen keempat dari pengendalian internal adalah informasi dan

komunikasi. Informasi diperlukan oleh semua tingkatan manajemen

organisasi untuk mengambil keputusan dan mengetahui kepatuhan

terhadap kebijakan yang telah ditentukan. Infomasi yang berkualitas

diidentifikasi, diambil/diterima, diproses dan dilaporkan oleh sistem

informasi. Komunikasi sudah tercakup daam sistem informasi.

Komunikasi terjadi pula dalam bentuk tindakan manajemen. Komunikasi

harus dapat menyampaikan pesan dengan jelas dari manajemen bahwa

13
karyawan harus melakukan pengendalian internal dengan serius (Susanto,

2013:105)

2.1.4. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan sebagai pendukung dalam penelitian terdahulu.

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Publikasi Hasil Penelitian

1 DWI PENGARUH STRES Politeknik Hasil penelitian

KARTIKASARI KERJA DAN Negeri menunjukkan adanya

(2017) MOTIVASI Batam pengaruh yang positif dan

TERHADAP tidak signifikan antara stres

PRODUKTIVITAS terhadap produktivitas

KERJA karyawan yang ada pada PT

KARYAWAN PADA Epson Batam. Hal ini

PT EPSON BATAM menunjukkan bahwa tidak

adanya pengaruh yang positif

dan signifikan antara

variabel stress terhadapa

produktivitas karyawan. Dan

hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa adanya

pengaruh stres terhadap

produktivitas kerja ternyata

14
tidak memilik pengaruh di

PT Epson Batam

2 SUWARTO ANALISIS Fakultas Berdasarkan dari hasil

(2014) KEMAMPUAN Ekonomi analisis data antara

PENGGERAKAN UM kemampuan penggerakan

PIMPINAN DAN Metro pimpinan dengan

PENGENDALIAN produktivitas kerja pegawai

INTERNAL mempunyai pengaruh,

DENGAN karena penggerakkan dari

PENINGKATAN pimpinan sangat dibutuhkan

PRODUKTIVITAS sekali oleh pegawai agar

KERJA PEGAWAI pelaksanaan kegiatan dapat

PADA KANTOR selesai sesuai dengan jadwal

DINAS TATA KOTA yang ditentukan.

DAN PARIWISATA

KOTA METRO.

2.1.5. Kerangka Penelitian

Pengendalian H
Internal
Produktifitas
Kerja
Stres Kerja Karyawan
H2

H3

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

15
2.1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah kesimpulan sementara yang belum final atau suatu jawaban

yang sifatnya sementara dan merupakan konstruk peneliti terhadap masalah

penelitian, yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran

dugaan tersebut harus dibuktikan dengan cara penyelidikan ilmiah.

(H 1) = Terdapat pengaruh antara pengendalian internal terhadap produktifitas

kerja karyawan.

(H 2) = Terdapat pengaruh antara stres kerja terhadap produktifitas kerja

karyawan.

(H 3) = Terdapat pengaruh antara pengendalian internal dan stres kerja terhadap


produktifitas kerja karyawan.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) yang dimaksud dengan metode

penelitian adalah sebagai berikut, Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif

dengan pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2017)

penelitian kuantitatif adalah, Metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2017) adalah, Metode

penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri

sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu

sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain.

3.1.1. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016) Sumber primer adalah sumber data yang

langsung. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan

17
kuesioner secara langsung. Dengan data yang berisi data responden yang

berhubungan dengan identitas responden dan keadaan sosial seperti : usia,

jabatan, pendidikan terakhir, dan masa kerja dari karyawan yang berkaitan

dengan keterikatan karyawan, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan.

1. Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2016) adalah Sumber yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data

sekunder apabila peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah

diolah oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini meliputidata

jumlah karyawan dan program pelatihan yang diberikan.

3.1.2. Populasi, Sampel dan Teknis Sampling

Menurut Sugiyono (2017), Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini adalah PT. AUTO 2000 Bekasi

Barat. Jumlah populasi kurang lebih sebanyak 150 dan tidak semua populasi

ini akan menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan

sampel lebih lanjut.

Menurut Sugiyono (2017), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam pemilihan

18
sampel terdapat teknik sampling untuk menentukan sampel mana yang akan

digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan, Teknik sampling adalah

merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunkanan. Menurut Sugiyono (2017) Probability Sampling dapat

didefinisikan sebagai teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi angota

sampel. Kemudian pada jumlah sampel didapatkan dengan melakukan

perhitungan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Ket :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)

19
3.1.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini melakukakn pengumpulan data dengan menggunakan

cara sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)


Studi Kepustakaan Menurut Sugiyono (2016:291), studi

kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang

berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi

sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam

melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari

literatur-literatur ilmiah. Data diperoleh dari data yang relevan terhadap

permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka lainnya

seperti buku, jurnal, artikel, peneliti terdahulu

2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2016) Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Instrumen

penelitian dalam metode kuesioner hendaknya disusun berdasarkan

indikator-indikator yang telah dijabarkan dalam tabel operasionalisasi

variabel sehingga masing-masing pertanyaan yang akan diajukan kepada

setiap responden terukur. Data yang telah dijabarkan dalam tabel

operasionalisasi variabel yang bersifat kualitatif akan diubah menjadi

bentuk kuantitatif dengan pendekatan analisis statistik.

20
Adapun teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam

kuesioner penelitian ini adalah teknik Skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2016). Teknik

pemberian skor dalam skala Likert ini mengacu pada pernyataan

Sugiyono (2016), yaitu: “Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu

dapat diberi skor, yaitu:

Tabel 2 Skala Likert

Jawaban Deskripsi Skor

SS Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

S Setuju/sering/positif 4

CS Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3

TS Tidak setuju/hampir tidak 2

pernah/negatif

SS Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat 1

negatif

Sumber: Sugiyono (2016)

3.2. Definisi Variabel dan Operasional

Variablel Menurut Sugiyono (2016) definisi variabel penelitian adalah :

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

21
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka definisi dari setiap

variabel dan pengukurannya adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen/Variabel Bebas (X)


Menurut Sugiyono (2016), Variabel Independen/Variabel bebas

adalah: “Variabel bebas (X) variabel ini sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) Variabel independen atau

bebas”. Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel independen

yang diteliti, yaitu:

a. Pengendalian Internal (X1)

b. Stres Kerja (X2)

3. Variabel Terikat/Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2016), Variabel Intervening adalah: “Variabel

yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel

independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung

dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel

penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan

dependen, sehingga variabel independen tidak langsung

mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen”.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktifitas Karywan

(Y).

22
Operasional Variabel
Tabel 3 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Sumber

Lingkungan  Sikap Manajemen & karyawan

Pengendalian  Suasana Organisasi

 Pembentukan kebiasaan &

suasana

 Mengidentifikasi risiko

Penilaian  Menganalisis risiko terhadap Valery G.


Pengendalian
Risiko pekerjaan Kumaat,
Internal

 Menemukan penghambat (2011:16)

pekerjaan

 Kebijakan dan prosedur pekerjaan


Aktifitas

Pengendalian

23
Physiology  Kesehatan tubuh

(fisiologi)  Kekebalan tubuh

 Tingkat kebugaran

 Ketidakpuasan hubungan kerja Setiyana,


Stres Kerja
Psychology (2013 :385)
 Tingkat kebosanan kerja
(psikologi)

 Tingkat depresi kerja

 Tingkat ketidakhadiran
Behavior
 Selera makan
(tingkah
 Meningkatnya konsumsi rokok &
laku)
alkohol

Produktifitas Motivasi  Semangat karyawan


Kerja Kerja  Dorongan karyawan

 Mengejar target pekerjaan

 Ketepatan karyawan

Butar,

Efesiensi &  Pengelolaan waktu (2015)

efektivitas  Manajemen pekerjaan


kerja
 Hasil yang dicapai

24
 Kemampuan yang dimiliki

Kemampuan karyawan

Kerja
 Pengalaman karyawan

 Kepribadian karyawan

3.3. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016) Instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Cara pengujian data instrumen penelitian dengan menggunakan pengujian

validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.

2.1.7. Uji Validitas

Setelah data yang diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada

responden, kemudian dilakukan pengujian terhadap angket untuk

mengukur tingkat kebaikan angket, maka dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

Menurut Sugiyono (2016) Valid berarti alat ukur yang digunakan

mendapat data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

alat ukur diuji dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh

dari setiap butir pernyataan dengan keseluruhan yang diperoleh pada alat

ukur tersebut. Metode yang digunakan adalah Product Moment. Untuk

25
menemukan valid atau tidaknya dilakukan dengan menggunakan program

pengolah data SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution), yaitu:

Jika ** korelasinya signifikan dengan tingkat 0,01

Jika * korelasinya signifikan dengan tingkat 0,05

2.1.8. Uji Reabilitas

Menurut Sugiyono (2016) bahwa reliabilitas adalah hasil penelitian

dimana terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Penafsiran Uji Reliabilitas

1 Alpha >0,90 maka reliabilitas sempurna

2 Alpha antara 0,70-0,90 maka realiabilias tinggi

3 Alpha antara 0,50-0,70 maka reliabilitas moderat

4 Alpha antara <0,50 maka realibilitas rendah

Sumber : Sugiyono (2013)

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program pengolah data

SPSS 21(Statistical Product and Service Solution)

3.4. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011) : “SEM dapat dideskripsikan sebagai suatu

analisis yang menggabungkan pendekatan analisis factor (factor analysis), model

structural (structural model), dan analisis jalur (path analysis).” Tahapan analisis

SEM sendiri setidaknya harus melalui lima tahapan (Latan,2013) yaitu:

26
a. Spesifikasi model
Kegiatan pada langkah ini adalah mengembangkan suatu model

berdasarkan kajian-kajian teoritik untuk mendukung penelitian terhadap masalah

yang dikaji. Selanjutnya mendefinisikan model tersebut secara konseptual

konstruk yang akan diteliti serta menentukan dimensionalitasnya. Arah hubungan

yang dihipotesiskan pun haruslah jelas dan memiliki landasan teori.

b. Identifikasi model

Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam SEM, karena model yang

tidak dapat diidentifikasi, akan menjadi tidak dapat diestimasi atau dihitung.

Penting bagi peneliti melakukan tahap ini guna mengetahui apakah model tersebut

memiliki nilai unik atau tidak. Identifikasi ini dengan menghitung derajat

kebebasan, dan nilai derajat kebebasan harus positif.Idealnya, setelah spesifikasi

dan identifikasi model, tahap selanjutnya adalah penetuan jumlah sampel.

c. Estimasi model

Setelah data terkumpul, model diestimasi, setelah sebelumnya ditentukan

metode estimasinya. Umumnya metode estimasi yang dipakai adalah maximum

likelihood (ML).

d. Evaluasi model

Kegiatan pada langkah ini adalah mengevaluasi dan interpretasi hasil

analisis. Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi model secara keseluruhan.

Proses ini diawali dengan uji normalitas data selanjutnya dilanjutkan dengan

menguji model pengukuran (measurement model) dengan menganalisis faktor

konfirmasi untuk menguji validitas serta reliabilitas variabel laten, dilanjutkan

27
dengan menguji struktural model serta terakhir menilai overall fit model dengan

mengacu pada goodness of fit (GoF).

e. Modifikasi model

Kegiatan ini berkenaan dengan hasil evaluasi dan interpretasi model. Jika dari

nilai GoF model tersebut tidak atau belum fit, maka perlu dilakukan modifikasi

atau respesifikasi model.

28
DIAGRAM ALUR PENELITIAN

Mulai

Pengolahan Data Output

Melihat
Permasalahan

Pengumpulan Hasil dan


Data Kesimpulan

Menentukan
Topik

Menentukan Selesai
Objek Penelitian

X1 = Pengendalian
Internal
X2 = Stres Kerja
Metode
Y = Produktifitas Penelitian
Kerja

Latarbelakang Studi Literatur

Jurnal Buku
29
DAFTAR PUSTAKA

Kartikasari, Dwi. (2017). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Produktifitas Kerja Karyawan pada PT EPSON BATAM. Batam : Kintan Benvia
Cherny.
Suwarto. (2014). Analisis Kemampuan Penggerakan Pimpinan Dan Pengendalian
Internal Dengan Peningkatan Produktifitas Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas
Tata Kota Dan Pariwisata Kota Metro. Fakultas Ekonomi UM Metro.
Gaol, L. Jimmy. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Luthans, Fred. (2013). Stres Kerja. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Pt Alfabet.
Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Afabeta.

30

Anda mungkin juga menyukai