PROPOSAL TESIS
OLEH
SYAMSUDDIN
NIM. 2043210086
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan.............................................................. 8
1
3.6 Definisi Operasional................................................................ 46
3.6.1 Definisi Variabel............................................................ 46
3.6.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian...................... 46
3.7 Instrumen Penelitian................................................................ 48
3.7.1 Uji Validitas................................................................... 48
3.7.2 Uji Reliabilitas............................................................... 48
3.7.3 Uji Asumsi Klasik.......................................................... 49
3.8 Teknik Analisa Data................................................................ 50
3.8.1 Analisis Deskriptif......................................................... 51
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda................................. 52
3.8.3 Uji Statistik t dan F........................................................ 52
3.8.4 Koefisien Determinasi Ganda........................................ 54
2
DAFTAR TABEL
Halaman
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual................................................................ 42
4
BAB I
PENDAHULUAN
tujuan organisasi atau suatu perusahan adalah sumber daya manusia. Karena
yang dapat mengingkatkan produktivitas kerja, terutama dari guru itu sendiri.
Saat ini rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) masih terlihat
jelas pada kinerja dari setiap guru/guru di negara ini, sehingga masalah sumber
daya manusia ini menjadi aspek pemecahan masalah baik di tingkatan individu
manusia ini, disebabkan pula dengan rendahnya kualitas pendidikan di negeri ini.
daya manusia. Dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia disertai dengan
rendahnya kualitas pendidikan tidak akan menciptakan suatu kinerja yang baik.
pemerintahan maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus
5
yang bekerja sama yang aktif berperan sebagai pelaku dalam menghasilkan
kinerja organisasi yang baik. Dengan kata lain, tercapainya tujuan organisasi
tersebut.
Kinerja merupakan salah satu kunci sukses dari seorang guru dalam
menentukan dalam mengarahkan sikap dan perilaku pribadi seseorang untuk dapat
bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam menunjang
kerja, tersedianya biaya serta prosedur kerja namun jika guru/guru berperilaku
tidak sesuai misi organisasi maka akan berakibat pada gagalnya pencapaian tujuan
organisasi.
Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur gurunya, karena itu dalam
mengukur kinerja organisasi biasanya diukur dari tampilan kerja gurunya. Kinerja
guru yang baik akan berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan, yang
pada akhirnya dapat terlihat dari pencapaian organisasi. Seperti pengertian kinerja
dikemukakan oleh Suntoro “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai
6
Pariaman. Madrasah/sekolah ini adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama
yang sudah lama berdiri di Kabupaten Padang Pariaman, yang sudah banyak
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Padang Laweh ini. Kinerja guru selama ini
dirasakan belum optimal, hal ini dapat dilihat dari banyaknya guru yang
menjawab tidak setuju pada survey yang dilakukan terhadap 20 orang guru
Misal pada indikator 1 pada kuantitas kerja menjawab tidak setuju 80 % dan yang
setuju hanya 20 %. Indikator terakhir pada kemandirian juga menjawab tidak stuju
Pariaman.
Tabel 1.1
Hasil Survey Awal Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Padang
Pariaman
Tidak
Setuju
No Dimensi Pernyataan Setuju
(%)
(%)
Kuantitas kerja saya melebihi
1 Kuantitas Kerja 20 80
dari yang diharapkan organisasi
Hasil pekerjaan saya
2 Kualitas Kerja 30 70
memuaskan pimpinan
Ketepatan Saya menyelesaikan pekerjaan
3 30 70
Waktu tepat waktu
waktu saya dalam
4 Efektifitas menyelesaikan tugas melebihi 35 65
rata-rata karyawan lain
Saya berusaha mengerjakan
5 Kemandirian 45 55
pekerjaan dengan mandiri
Rata-Rata 32 68
Sumber : Kuesioner pendahuluan yang telah diolah
7
Rendahnya kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Padang Pariaman
pimpinan kadang tidak peduli dengan kondisi potensi guru yang ada, terutama
masalah kompetensi dan kinerja yang dihasilkan guru, hal ini sudah barang tentu
dipengaruhi oleh nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang melekat pada individu
budaya organisasi itu sendiri merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi,
karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam perusahaan.
keyakinan, harapan, sikap dan norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat
organisasi yang mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota
organisasi.
aktivitas atau kegiatan yang dilakukan para guru dan staf dengan sikap bekerja
8
sama dalam menjalankan setiap tugas yang telah diberikan Madrasah Tsanawiyah
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan dalam organisasi tersebut.
dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir kode etik yang berbunyi “ guru
belajar-mengajar.
dilakukan baik antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan
guru/ karyawan TU maupun guru/karyawan TU. Suasana islami ini bisa dilihat
lewat perkataan sentuhan, sikap dan prilaku diantara peserta didik dan
guru/karyawan TU. Suasana islami ini juga diciptakan lewat pendengaran dan
penglihatan. Namun, hasil observasi di budaya organisasi yang aktif dan kondusif.
Itu terlihat dengan beberapa guru yang kurang menerapkan suasana islami atau
terkesan “ cuek “ dengan para peserta didik maupun dengan guru lain, semua
dilakukan hanya sebatas untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik tanpa
memahami bahwa ada hal lain yang perlu dilakukan demi keberhasilan sebuah
fungsi integrasi internal dan adaptasi eksternal. Secara internal, budaya organisasi
9
oleh sebagian besar anggota organisasi semakin tegas pula identitas organisasi,
organisasi tetapi juga agar orang luar mau melakukan hal yang sama.
dalam kepemimpinan efektif yang sekaligus menjadi prediktor terkuat atas hasil
mencapai hasil kerja yang optimal. Model kepemimpinan ini merupakan salah
terhadap kinerja pegawai BAPPEDA Propinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini
10
hipotesis, dengan kata lain gaya kepemimpinan transformasional akan
Salah satu hal penting lainnya yang harus menjadi perhatian utama
pimpinan instansi adalah kepuasan kerja para gurunya, karena guru yang dalam
mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka secara otomatis guru
Kepuasan kerja guru dapat dilihat bahwa pekerjaan tidak hanya sekedar
melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti melakukan
interaksi dengan teman sekerja, atasan, mengikuti aturan - aturan dan lingkungan
kerja tertentu yang seringkali tidak memadai atau kurang disukai, seperti guru
Disamping itu, kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup
penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja dapat
hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.
Kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil kesimpulan yang
didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh guru
dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya. Dari pengertian tersebut
dapat pula disimpulkan jika guru menerima hasil dari pekerjaannya sesuai dengan
yang diharapkannya maka akan diperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang
terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan motivasi yang kuat, sehingga dapat
11
Berdasarkan fenomena dan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk
Padang Pariaman.
12
3. Kepuasan kerja terhadap kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 5
Padang Pariaman.
sebagai berikut:
1. Secara akademis
dimasa yang akan datang, dan guna menambah referensi dan kajian
pustaka.
13
2. Secara peraktis
organisasi sejenis.
sebagai berikut:
I. Bab I Pendahuluan
penulisan.
data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang akan
14
Menyajikan gambaran umum objek penelitian, data-data yang
penelitian.
V. Bab V Penutup
penelitian baik bagi peneliti lain dan instansi serta institusi yang
15
BAB II
LANDASAN TEORI
kesempatan. Berdasarkan paparan diatas kinerja adalah suatu hasil yang dicapai
pengalaman dan kesungguhan serta waktu menurut standar dan kriteria yang telah
adalah prestasi aktual guru dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari
guru. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai
acuan sehingga dapat melihat kinerja guru sesuai dengan posisinya dibandingkan
dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari guru tersebut
Kinerja guru adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara berencana
pada waktu dan tempat dari guru serta organisasi bersangkutan (Sjafri, 2015).
Kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
Faustino (2003) sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering
untuk mencapai agar organisasi berfungsi secara efektif dan sesuai dengan sasaran
organisasi, maka organisasi harus memiliki kinerja yang baik yaitu dengan
16
Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam
kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk
perusahaan.
dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Menurut (Dessler, 2019), dia berpendapat bahwa
strategi perusahaan.
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh guru di tempat kerjanya dalam
17
mengambil berbagai kebijakan yang diperlukan, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan guru tediri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality
(knowledge dan skill). Sedangkan motivasi tediri dari dari sikap (attitude) seorang
Kemampuan atau Ability (A), Motivasi atau Motivation (M), dan Kesempatan
Kinerja = f (A, M, O)
kinerja yang objektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan
adanya ”like dan dislike” dari penilai, agar objektivitas penilaian dapat terjaga.
tentang kinerja mereka. Penilaian kinerja secara objektif merupakan keahlian yang
harus dimiliki oleh penilai kinerja. Penilaian yang dilebihkan atau dikurangi
karena berbagai faktor dapat merugikan perusahaan, guru dan penilai itu sendiri.
Penilai kinerja harus membiasakan diri dengan teknik dasar penilaian, memahami
18
dan menghindari masalah-masalah yang dapat mengacaukan penilaian dan dapat
guru saat ini dan atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Penilaian
kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik untuk guru yang
merupakan kunci pengembangan bagi mereka di masa yang datang. Di saat atasan
19
(Prawirosentono, 2018) menyatakan bahwa kinerja guru dapat dibagi
1. Penilaian umum
a. Jumlah pekerjaan
dengan kuantitas (jumlah) hasil pekerjaan yang mampu diselesaikan oleh seorang
guru. Semakin banyak jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan, tentunya kinerja
guru bersangkutan harus dinilai baik, selama mutu setiap pekerjaannya juga baik.
b. Kualitas Pekerjaan
Misalnya seorang pengetik yang berkinerja baik, dia akan dan harus mengecek
Pengecekan oleh dirinya sendiri atas hasil pekerjaan adalah bagian dari ketelitian
yang dimiliki oleh guru bersangkutan, hal ini mempengaruhi kinerja pengetik
bersangkutan.
jawabnya. Misalnya tugas seorang sekretaris antara lain, selain pengetikan surat
yang tidak boleh salah ketik juga melaksanakan sistem dokumentasi (filling
system) yang baik. Sistem dokumentasi yang andal untuk surat-surat keluar dan
20
bila sewaktu-waktu diperlukan. Hal ini perlu dinilai karena akan mempengaruhi
d. Kerjasama
guru yang tidak dapat bekerjasama secara kolektif dengan koleganya, umumnya
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab ialah sifat dari komunikasi atau perintah dalam suatu
organisasi formal yang dimiliki oleh seorang peserta organisasi kepada anggota
juga sebagai kepala laboratorium IPA, mereka mempunyai pekerjaan yang secara
simultan harus selesai dalam waktu bersamaan. Bagi guru laboratorium yang
optimal.
f. Sikap
21
g. Inisiatif
bentuk ide untuk suatu tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat
perhatian atau tanggapan positif dari atasan. Bila atasan selalu menjegal inisiatif
guru maka organisasi akan kehilangan energi atau daya dorong untuk maju.
a. Ketrampilan
Ketrampilan teknis atas pekerjaan yang menjadi tugas seorang guru harus
dinilai. Karena hal ini berkaitan dengan mutu pekerjaan dan kecepatan seorang
b. Kemampuan.
atau kebijakan yang besifat naluriah yang dimiliki seorang guru dapat
c. Kepemimpinan
22
d. Kreatifitas
melaksanakan pekerjaan.
maksimal.
23
3. Ketepatan waktu; Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok orang selagi mereka
yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi
24
sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.
atu norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para
sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan
besar para anggota organisasi. Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh
berikut :
1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu orgnisasi dan yang
lain.
25
4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
dilakukan.
manajemen, serta diperkenalkan kepada guru melalui proses sosialisasi agar nilai
guru dan nilai organisasi dapat bersatu. Budaya organisasi harus diwujudkan
sebaik mungkin. Bila dirasa ada budaya yang tidak baik, harus ada perbaikan
dengan dukungan segenap SDM organisasi. Termasuk pimpinan yang tegas agar
bukan saja membuat lebih baiknya kinerja guru, tetapi juga bisa mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Untuk perbaikan budaya organisasi, segala hal yang
tidak baik dalam organisasi, mulai dari sistem hingga proses pengembangan SDM
dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehingga kualitas kerja akan
perusahaan. Budaya kerja yang dimiliki akan sangat berharga bagi perusahaan
26
1. Kebijakan perusahaan (coporate wisdom)
dalam perusahaan.
perusahaan.
1. Inovasi dan pengambilan resiko, yaitu sejauh mana guru didukung untuk
bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
27
4. Orientasi orang, yaitu sejauh mana keputusan manajemen
1. Inisiatif individual
2. Pengarahan
3. Dukungan Manajemen
4. Kontrol
5. Pola Komunikasi
organisasional, yaitu:
28
1) Struktur organisasi sebagai keseluruhan,
3) Kultur organisasi.
bahwa strategi sangat menentukan apakah organisasi akan berhasil atau tidak.
perubahan dalam organisasinya yang sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam
dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah etis dan
29
Kepemimpinan transaksional dapat melibatkan nilai-nilai tetapi nilai
jawab dan timbal balik (Bangun, 2012). Sebagai contoh para pemimpin politis
dengan suara dan kontribusi kampanye. Para pemimpin perusahaan bertukar gaji
30
Para pemimpin transformasional membuat pengikut lebih menyadari
kepentingan dan nilai dari pekerjaan dan membujuk pengikut untuk tidak
halangan, kesulitan dan kelelahan. Hasil dari pengaruh ini para pengikut percaya
dan hormat kepada pimpinan dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari
3. Peningkatan kinerja;
tujuan bersama.
31
3. Inspirational motivation, yaitu penyampaian visi yang menarik, dengan
berikut:
nilai penting;
tersebut.
Kepuasan kerja atau dalam arti yang lebih khusus, kepuasan guru dalam
istilah paling sederhana sekalipun. Menurut (Adair, 2018) bahwa bagi guru sendiri
32
melampaui biaya marjinal yang dikeluarkan, yang oleh guru tersebut dianggap
cukup memadai.
Definisi lain menurut (Al Fajar, 2018) bahwa kepuasan kerja adalah
kumpulan perasaan baik dan tidak baik yang dilakukan guru dalam memandang
pekerjaan mereka, atau dengan kata lain kepuasan kerja adalah perasaan relatif
senang atau tidak senang dari individu terhadap pekerjaannya. Jadi kepuasan kerja
guru merupakan hasil persepsi guru terhadap bagaimana pekerjaan mereka dapat
memberikan sesuatu yang dianggap penting. Hal ini berarti kepuasan kerja akan
tercapai apabila guru merasa bahwa apa yang didapat dalam bekerja sudah
dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan kerena
kerja menurut (Handoko, 2014) bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah
emosional guru dimana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa
kerja guru dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang
aspek tertentu pekerjaan, serta sikap dan persepsi yang dipengaruhi oleh tingkat
33
kesesuaian antara individu dan organisasi. Lebih lanjut Menurut (Spector, 2019)
kepuasan kerja juga bukan hanya merupakan respon afektif maupun sikap
terhadap aspek-aspek pekerjaan, tetapi juga berasal dari proses kognitif guru
dalam membandingkan aspek pekerjaan yang ada dengan apa yang dia harapkan.
sikap guru terhadap pekerjaan, situasi kerja, kerjasama diantara pimpinan dan
sesama guru. Dan pendapat Blum (dalam Tika, 2016) mendefinisikan kepuasan
kerja adalah suatu sikap yang umum sebagai hasil dari berbagai sifat khusus
kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi
oleh:
34
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak
bekerja. Studi fisik mengatakan bahwa guru lebih suka lingkungan fisik
membutuhkan uang dan sesuatu yang dapat diukur. Pada dasarnya guru
utama untuk timbulnya kepuasan kerja. Sampai taraf tertentu hal ini memang bisa
35
diterima, terutama dalam suatu negara yang sedang berkembang di mana uang,
merupakan kebutuhan yang vital untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari. Akan tetapi kalau masyarakat sudah dapat memenuhi kebutuhan keluarganya
secara wajar maka gaji atau upah ini tidak atau bukan variabel yang utama.
pekerjaan.
mengerjakan tugas.
tindakan.
suatu tugas.
36
b) Kepuasan kerja ekstrinsik memperhatikan aspek kerja yang tidak
tugas (task identity), tugas yang penting (task significance), otonomi, dan
kepuasan kerja.
37
2.4.4 Indikator Kepuasan Kerja
d. Rekan Kerja
adalah:
1. Faktor Psikologis
minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan ketrampilan.
Keadaan yang aman akan mempengaruhi perasaan guru selama bekerja, (As’ad,
2018).
2. Faktor Sosial
sesama guru, dengan atasan maupun guru yang berbeda dengan jenis
pekerjaannya.
3. Faktor Fisik
kerja dan kondisi fisik guru meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
38
4. Fakor Finansial
faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan guru yang meliputi
sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam tunjangan, fasilitas yang
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Persamaan
No Nama Judul Hasil &
Perbedaan
1 (Pastian Nina, Pengaruh Gaya Gaya kepemimpinan Persamaan :
Chan Syafrizal, kepemimpinan transformasional Gaya
2013) transformasional, berpengaruh terhadap kepemimpina
budaya organisasi kinerja tetapi tidak n
e-Journal dan motivasi kerja berpengaruh terhadap transformasio
Universitas terhadap kinerja kepuasan kerja. Budaya nal
Bung Hatta Vol guru Sekretariat organisasi dan motivasi kepuasan
3, No 2 (2013) Daerah Kota kerja berpengaruh kerja
Sungai Penuh signifikan terhadap Budaya
Dengan Kepuasan kepuasan dan kinerja, organisasi
Kerja Sebagai serta kepuasan
Variabel berpengaruh terhadap Perbedaan :
Intervening kinerja motivasi kerja
39
Intervening Komitmen
Perbedaan :
kecerdasan
emosional
4 (Bemana S, The Relationship Hasil penelitian Persamaan :
Hamideh M, among menunjukkan ada gaya
Mohsen G, Transformasional hubungan positif yang kepemimpina
Sayed M.T, Leadership, signifikan antara gaya n
2016) Organizational kepemimpinan transformasio
Culture and Job transformasional, nal, budaya
Satisfaction in budaya organisasi dan organisasi dan
World Applied Municipality kepuasan kerja. kepuasan
Sciences Personnel in Iran. kerja.
Journal 22 (2): Perbedaan :
233-238 hubungan
40
7 (Nofendri, Gaya Terdapat Gaya Persamaan :
Nelmida, 2019) kepemimpinan kepemimpinan Gaya
transformasional, transformasional, kepemimpina
e-Journal Karakteristik Karakteristik Individu n
Universitas Individu Terhadap Terhadap Komitmen transformasio
Bung Hatta Komitmen Organisasi Dengan nal
Vol 3, No 2 Organisasi Dengan Kepuasan Kerja kepuasan
(2013) Kepuasan Kerja Sebagai Variabel kerja
Sebagai Variabel Intervening
Intervening
Perbedaan :
komitmen
organisasi
41
jurnal ilmah organisasi yang
teknologi signifikan ditinjau dari
terapan, ISSN: shift kerja pada guru. Perbedaan :
2301-8267 p=0,000 (p<0,05) Shift Kerja
Vol. 02, No.01,
Januari 2014
12 (Dwi Irzani, Pengaruh Gaya Hasil analisis pengaruh Persamaan :
2017) kepemimpinan langsung Gaya
transformasional menyimpulkan bahwa kepemimpina
Jurnal Ilmu dan Ambiguitas kepuasan kerja n
Manajemen| Peran Terhadap memediasi secara transformasio
Volume2Nomo Keinginan Keluar parsial antara gaya nal
r1 pp :266-281 Guru dengan kepemimpinan Kepuasan
Kepuasan Kerja transformasional Kerja
Sebagai Variabel dengan keinginan
Mediasi pada PT. keluar kerja guru. Perbedaan :
Asuransi Raksa Sementara pada Ambiguitas
Pratikara Di variabel ambiguitas Peran
Surabaya. peran mediasi kepuasan Keinginan
kerja menyeluruh Keluar
(fully).
13 (Heri Setiawan, Pengaruh Gaya Terdapat Pengaruh Persamaan :
2017) kepemimpinan Gaya kepemimpinan Gaya
transformasional transformasional Dan kepemimpina
Dan Budaya Budaya organisasi n
Jurnal Ilmu organisasi Terhadap Kinerja Guru transformasio
Manajemen, Terhadap Kinerja Di Sekretariat Daerah nal
REVITALISASI Guru Di Sekretariat Kabupaten Budaya
, Vol. 02, Daerah Kabupaten Tulungagung organisasi
Nomor 04, Tulungagung. Kinerja
pp :86-98 Des
201.
Perbedaan
14 (Jogi, 2019) Pengaruh Gaya Pengaruh Gaya Persamaan :
kepemimpinan kepemimpinan Pengaruh
transformasional, transformasional, Gaya
BUSINESS Ketidakjelasan Ketidakjelasan Peran kepemimpina
ACCOUNTIN Peran dan dan Komitmen n
G REVIEW Komitmen Organisasi terhadap transformasio
VOL 3 No 2 Organisasi terhadap Kinerja Auditor nal,
AGUSTUS Kinerja Auditor Kinerja
2015 (31-40) Auditor
Perbedaan :
Ketidakjelasa
n Peran
Komitmen
Organisasi
42
15 (Ain-ul-Quarat, Impact of Role Hasil penelitian Persamaan :
Khattak Arif Conflict on Job menjukan kepemimpina
Muhammad, Satisfaction, menunjukkan bahwa n
2019) Mediating Role of ada hubungan positif transformasio
Job Stress in yang signifikan antara nal
Interdisciplinar Private Banking gaya kepemimpinan kepuasan
y Journal Of Sector transformasional dan pekerjaan
Contemporary stress pekerjaan
Research In sementara gaya
Business Vol 4, kepemimpinan Perbedaan :
No 12, pp 711- transformasional stress
722 April memiliki hubungan pekerjaan
2013. yang positif dengan
kepuasan kerja dan
akhirnya stres
pekerjaan menengahi
antara gaya
kepemimpinan
transformasional dan
kepuasan pekerjaan.
Bab ini berisi konsep hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka dalam bab ini juga akan
43
Budaya
Organisasi
H2 (X1)
H1
Gaya Kinerja
Kepemimpinan Karyawan
H2
Transformasional (Y)
(X2)
H3
Kepuasan
Kerja
(X3)
H4
hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
RSUD dr. Rasidin Padang dalam melaksanakan tugas. Hal sejalan dilakukan oleh
dikelola hanya 50 persen dari hubungan antara budaya organisasi dan kinerja,
44
namun pola dominan hasil di kedua perbandingan yang signifikan dan tidak
yang tinggi tampaknya menjadi lebih baik terhadap konsekuensi yang merugikan
yang rendah.
signifikan terhadap kinerja guru, ketika budaya organisasi tinggi maka kinerja
guru marketing dan collection akan rendah, ketika budaya organisasi guru rendah
Hal ini didukung dengan penelitian (Pastian Nina, Chan Syafrizal, 2013)
45
positif signifikan terhadap kinerja guru Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh.
maka semakin naik tingkat kinerja guru Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh.
Tulungagung.
2013), hasil permodelan menunjukkan kinerja guru dapat dipengaruhi oleh lima
faktor kepuasan kerja dan beban kerja secara serentak. Berikutnya uji parsial
kinerja guru dapat dipengaruhi secara parsial oleh faktor sosial dan kepuasan
kerja. Sedangkan faktor sosial, penghargaan, aktualisasi diri dan beban kerja
kerja, maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja guru. Demikian pula
46
sebaliknya, jika semakin rendah kepuasan kerja maka akan mengakibatkan
berpengaruh terhadap kinerja guru juga dilakukan oleh (Pastian Nina, Chan
signifikan positif terhadap kinerja guru Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh.
Artinya, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja guru maka semakin tinggi kinerja
(Frengky, 2018), (Jogi, 2019), (Pastian Nina, Chan Syafrizal, 2013), (Harianto F.,
Putu A.W., 2018), dan (Dwi Irzani, 2017) menunjukkan bahwa budaya organisasi,
47
BAB III
METODE PENELITIAN
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang
perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmiahan, yaitu rasional,
empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
(Sugiyono, 2017).
Pariaman. Adapun penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni 2023 – Juli 2023
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian
yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara).
Menurut (Sugiyono, 2017), sumber primer adalah sumber data yang langsung
48
memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Selain itu, data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Data primer
Data yang merupakan jenis data utama yang mendukung penelitian. Sumber
data primer ini diperoleh secara langsung dari responen penelitian melalui
b. Data sekunder
Data yang merupakan jenis data kedua yang mendukung penelitian, data ini
diusahakan sendiri oleh peneliti. Sumber data sekunder adalah sumber data
dengan penelitian dan sumber data ini diperoleh dari Madrasah Tsanawiyah
Negeri 5 Padang Pariaman dengan kurun waktu periode yaitu tahun 2020-
2022.
Populasi dan sampel dalam suatu penelitian mempunyai peran sentral dan
menentukan (Muri, 2015). Populasi adalah keseluruhan dari objek kajian yang
populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek atau subjek yang dijadikan sebagai
49
sumber data dalam suatu penelitian yang memiliki sifat atau karaktersitiknya
sama. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru
Sampel penilitan adalah jumlah yang terbatas dan bagian dari populasi,
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili dari populasi tersebut (Muri,
2015). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2017) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karaktersitik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan apa yang dipelajari dari
dikarenakan sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi yaitu guru
ini adalah sama dengan populasi yaitu seluruh guru Madrasah Tsanawiyah Negeri
jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2017). Alasan mengambil total
sampling karena menurut (Sugiyono, 2017) jumlah populasi yang kurang dari 100
kuesioner. Setelah data diperoleh hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan
50
kuesioner tersebut berisikan pertanyaan tentang demografi responden seperti jenis
teknik skala Likert. (Erlina, 2017) mendefinisikan skala Likert didesain untuk
menilai sejauh mana subjek setuju dan tidak setuju dengan pernyataan yang
diajukan. Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala Likert yang berisi
5 (lima) preferensi jawaban dan dibuat dalam bentuk centang (√) atau silang (X)
dengan rincian sebagi berikut: Skor 1 (STB = Sangat Tidak Baik), Skor 2 (TB =
Tidak Baik, Skor 3 (CB = Cukup Baik), Skor 4 (B = Baik), dan Skor 5 (SB =
Sangat Baik).
Tabel 3.1
Skala Likert Pengukuran Variabel Penelitian
penelitian. Menurut (Sugiyono, 2017) instrumen penelitian adalah suata alat yang
51
Negeri 5 Padang Pariaman.
terhadap gejala-gejala yang diteliti ini dapat dilakukan secara langsung atau
Pariaman.
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
serta keadaan dan kondisi yang berkaitan dengan Budaya Organisasi, Gaya
52
5. Wawancara; Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
Variabel bebas (X), variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi (X1), dan Gaya Kepemimpinan
Kinerja (Y).
53
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen, variabel dependen dan
adalah variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel
dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Penelitian
(Dessler, 2019)
Budaya Organisasi(X1); 1. Inisiatif 1,2,3,4,5,6,
Budaya organisasi merupakan pola individual 7,8,9,10
kepercayaan, nilai-nilai, dan cara yang 2. Pengarahan
dipelajari menghadapi pengalaman yang telah 3. Dukungan
dikembangkan sepanjang sejarah organisasi Manajemen
yang memanifestasi dalam pengaturan material 4. Kontrol
dan perilaku anggota organisasi 5. Pola
Komunikasi
Andrew Brown dalam (Ariani, 2015)
(Robbins, 2016)
Gaya Kepemimpinan Transformasional 1. Idealized 1,2,3,4,5,6,
54
(X2); influence 7,8
Kepemimpinan transformasional dapat 2. Individualized
melibatkan nilai-nilai tetapi nilai consideration
tersebutrelevan dengan proses pertukaran, 3. Inspirational
seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan motivation
timbal balik. 4. Intellectual
stimulation
(Bangun, 2012)
(Bangun, 2012)
Kepuasan Kerja (X3); 1. Gaji dan 1,2,3,4,5,6,
Kepuasan kerja sebagai sikap yang reward 7,8
menggambarkan bagaimana perasaan system
seseorang terhadap pekerjaannya secara 2. Pekerjaan itu
keseluruhan maupun aspek-aspek tertentu sendiri
pekerjaan, serta sikap dan persepsi yang 3. Program
dipengaruhi oleh tingkat kesesuaian antara pengembang
individu dan organisasi. an SDM
4. Rekan Kerja
(Spector, 2019)
(Robbins,
2016)
Sumber: Data Sekunder, Diolah Oleh Penulis, 2023
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak valid sebuah
korelasi Pearson Product Moment yaitu dengan cara melakukan korelasi antar
valid bila skor pernyataan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor total
dimana pengujian menggunakan bantuan program IBM SPSS versi 21.0. Untuk
rhitung.
55
maka pernyataan tersebut valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel, maka pernyataan
ditunjukkan oleh suatu angka koefisien Cronbach Alpha (α) ≥ 0,60. Apabila
Cronbach Alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,60 maka variabel penelitian
dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila Cronbach Alpha lebih kecil dari 0,60
maka variabel penelitian dinyatakan tidak reliabel (Sekaran dan Bougie, 2010).
dalam analisis regresi linear yang terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji
3.7.3.1.Uji Normalitas
uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik. Analisis grafik ini dapat
normal.
56
3.7.3.2.Uji Multikoliniearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
dalam model regresi melalui nilai tolerence dan variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan
oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas
menjadi variabel terikat dan di-regres terhadap variabel bebas lainnya. Nilai cut-
off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
3.7.3.3.Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
dilakukan dengan melihat Garfik Plott (Scatter plot). Jika tidak terdapat pola yang
jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
57
3.8. Teknik Analisa Data
“Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
tekumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Analisis data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
menyajikan data primer ke dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung skor total,
skor rata-rata dan tingkat capaian responden (TCR). Tahap pertama dilakukan
perhitungan terhadap skor total dari jawaban responden untuk setiap item
pernyataan. Adapun rumus untuk menentukan besarnya skor total adalah sebagai
Setelah diperoleh nilai skor total, selanjutnya dapat dihitung rata-rata skor
2016):
58
Keterangan:
n = Jumlah Responden
(Arikunto, 2016):
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Capain Responden (TCR)
Variabel dan Kriteria
Gaya
TCR (%) Budaya Kepemimpinan Kepuasan
Kinerja
Organisasi Transformasio Kerja
nal
90 s/d 100 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
80 s/d 89,9 Baik Baik Baik Baik
65 s/d 79,9 Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
55 s/d 64,9 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik
Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Baik
0 s/d 54,9
Baik Baik Baik
Sumber: (Arikunto, 2016) dan disesuaikan oleh Penulis, 2020
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e .................................. (2)
Dimana:
Y = Kinerja
a = Konstanta Instersep
X1 = Budaya Organisasi
X2 = Gaya Kepemimpinan Transformasional
X3 = Kepuasan Kerja
59
b1, b2, …. = Koefisien Regresi
e = Error Term
digunakan maka perlu diakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik t,
yaitu membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel pada df = n-2. Rumus
Keterangan :
t hit = Koefisien Nilai Tes
bi = Koefisien Regresi
Sbi = Standar Kesalahan Koefisien Regresi
Kriteria pengujian hipotesis: Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka
hipotesisi nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, berarti terdapat
pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika
thitung lebih kecil dari pada ttabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel
bebas terhadap variabel terikat. Kriteria lainnya jika α = 0.05 lebih kecil atau sama
dengan nilai Sig (α = 0.05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak dan begitu
sebaliknya.
60
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang
F= ........................................................ (3)
Dimana:
F : Uji F
R2 : Koefisien determinasi
K : Jumlah variabel bebas
n : Jumlah sampel
Ftabel pada df = k, n-k-1, pada derjat signifikan tertentu. Jika F hitung lebih besar dari
Ftabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis altematif (Ha) diterima,
sedangkan jika Fhitung kurang dari Ftabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima, dan
digunakan adalah tepat dalam mempresentasikan data hasil penelitian. Uji statistik
F ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan Ftabel pada df = k, n-k-
1, pada derjat signifikan tertentu. Jika F hitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung ≥ Ftabel)
artinya signifikan, maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis altematif (Ha)
diterima, sedangkan jika Fhitung kurang dari Ftabel, maka hipotesis nol (Ho) diterima,
61
mengukur besarnya pengaruh independen variabel terhadap dependen variabel
(n) XY X Y
R2
n X 2
X n Y Y ............................. (5)
2 2 2
variabel secara simultan terhadap dependent adalah kecil. Sebaliknya jika nilai
62
DAFTAR PUSTAKA
63
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. E-Journal Program
Studi Magister Sains Manajemen Universitas Bung Hatta, 2(2), 1–11.
Harianto F., Putu A.W., D. R. (2018). Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja Dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Tenaga Kerja Pada Proyek Mall Yani
Gold Di Surabaya. Jurnal IPTEL, 11(3), 139–145.
Heri Setiawan, M. J. S. (2017). Pengaruh Konflik Peran Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Guru Di Sekretariat Daerah Kabupaten Tulungagung. Jurnal Ilmu
Manajemen, REVITALISASI, 2(4), 86–98.
Marchelia, V. (2016). Stres Kerja Di Tinjau Dari Shift Kerja Pada Karyawan.
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(1), 130–142.
Mariskha. (2018). Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Surat Kabar Harian Lokal Di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah
Orasi Bisnis, 4(1), 36–45.
Mathis & Jackson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.
64
Commitment in a Multinational Company: An Empirical Study in two
Countries. International Journal of Business and Social Science, 2(20), 20–
30.
Nabirye R.C., Kathleen C.B., Erica R.P., E. H. M. (2019). Occupational stress, job
satisfaction and job performance among hospital nurses in Kampala, Uganda.
Journal of Nursing Management, 19(2), 760–768.
65
Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenada
Media Group.
66