PROPOSAL
DIAJUKAN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
DISETUJUI OLEH :
Pembimbing I Pembimbing II
Bismillahirrahmanirahhim
Dengan mengucapkan alhamdulillahi robbil ‘alamin, penulis
menghadiratkan kebesaran Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan,
keselamatan, kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan proposal ini. Penelitian ini merupakan tugas akhir guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan. Adapun judul penelitian yang
dilakukan penulis adalah: “Pengaruh Stres Kerja dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Balai Pengelolaan Hutan Lestari
Medan”
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................. 10
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 10
1.3.1. Batasan Masalah....................................................... 10
1.3.2. Rumusan Masalah..................................................... 10
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................. 11
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................ 13
2.1. Uraian Teoretis..................................................................... 13
2.1.1. Kinerja...................................................................... 13
a. Pengertian Kinerja............................................. 13
b. Tujuan dan Manfaat Kinerja.............................. 17
c. Metode Penilaian Kinerja.................................. 18
d. Indikator Kinerja............................................... 21
2.1.2. Stres kerja ................................................................ 25
a. Pengertian stres kerja......................................... 25
b. Penyebab stres kerja ........................................ 27
c. Pendekatan stres kerja ...................................... 29
d. Cara mengatasi stres kerja ................................ 29
e. Indikator Stres Kerja.......................................... 30
2.1.3. Kepemimpinan.......................................................... 31
a. Pengertian kepemimpinan ................................ 31
b. Aspek kepemimpinan ....................................... 33
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
kepemimpinan................................................... 37
d. Indikator Kepemimpinan .................................. 38
2.1. Penelitian Terdahulu............................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 54
LAMPIRAN.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2. : populasi berdasarkan unit kerja pada kantor balai hutan
Halaman
PENDAHULUAN
Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
manusia (pegawai) yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan
Kinerja seseorang terhadap instansi sering kali menjadi isu yang sangat
penting dalam dunia kerja. Setiap instansi ingin pegawainya memilki kinerja yang
tinggi dalam bekerja. Agar terciptanya kinerja yang tinggi dikalangan pegawai,
1
2
dalam manjemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan
harus diutamakan sebagai aset utama perusahaan proses belajar harus menjadi
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia
senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada agar kinerja
dapat tercapai dengan baik. Meningkatkan kualitas juga salah satu cara untuk
sehingga dapat menghadapi persaingan perkembangan zaman, maka dari itu, agar
3
tujuan organisasi tercapai dengan baik sumber daya manusia (karyawan) yang
tinggi, maka semakin baik juga kinerja karyawan tersebut. Tetapi, kinerja
karyawan dalam suatu organisasi dikatakan baik jika sejalan dengan adanya
kompetensi yang cukup dari karyawan tersebut dan budaya organisasi yang
Kinerja memiliki 3 (tiga) dimensi yaitu perilaku tugas, perilaku moral dan
pelayanan atau produksi organisasi. Perilaku tugas meliputi tugas rutin dan tugas
dari pegawai ada reward atau tidak ada reward akan tetapi tetap memberikan
tempat kerja.
kinerja atas empat dimensi yaitu perilaku berorientasi tugas, perilaku beorientasi
moral.
dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Seorang pegawai dapat
4
organisasi ditempat bekerjanya dengan tujuan agar semua sasaran kerja dapat
dicapai. Bila tugas kerja dapat dicapai dengan optimal, pegawai tersebut berarti
hal ini sesuai dengan penelitian Alfattama (2021) yang berjudul Pengaruh
Jaya Sakti Surabaya dan berksimpulan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan dan stress kerja terhadap kinerja karyawan PT Gardha Jaya Sakti
Surabaya. Demikian juga penelitian Ilahi (2021) yang berjudul Pengaruh Gaya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Abadi Lestari
Mandiri Palembang.
bekerjasama dan bekerja secara efektif sesuai dengan perintahnya, dengan gaya
kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin ini yang akan digunakan
kemampuannya dan semangat dalam bekerja sehingga dapat tercapai kinerja yang
baik.
5
Sumber Daya Manusia mungkin menjadi tidak searah. Keadaan ini menimbulkan
sasarannya.
dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak
Stres kerja sebagai rasa tertekan yang dialami pegawai dalam menghadapi
pekerjannya. Arti penting stres kerja dapat terjadi pada setiap jajaran, baik
pimpinan (manajer) maupun yang dipimpin, staf dan para tenaga ahli/ profesional
Stres dapat terjadi pada setiap individu pada setiap waktu, karena stres
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pegawai
keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada di dalam maupun
di luar dirinya. Segala mancam bentuk stres pada dasarnya disebabkan oleh
inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, dan gelisah yang merupakan tipe-
tipe dasar stres. Stres kerja yang dialami oleh pegawai tentunya akan merugikan
Stres adalah situasi di mana kondisi tertentu dapat menimbulkan hal yang
negatif baik bagi pegawai maupun perusahaan. (Robbins, 2009, hal. 304). Dalam
dampak positif bagi pegawai maupun perusahaan. Di mana pegawai yang merasa
tertekan dengan beban kerja yang banyak, limit waktu yang terbatas, target kerja
yang tinggi dalam waktu yang sama akan melahirkan dan menimbulkan sikap
kritis, kreatif, inovatif serta motivasi positif untuk dapat menyelesaikan tugas dan
Hubungan stres dan kinerja sangat erat. Dengan kata lain, semakin baik
penanganan stres, maka semakin baik kinerja (Ragil Permanasari, 2013, hal. 19).
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang membentuk dan
membantu orang lain untuk berkerja dan antusias mencapai tujuan yang
karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika
seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang
dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
tersebut.
penelitian yang telah dilakukan oleh Fazira (2020) dengan judul Pengaruh
Kearsipan Kota Dumai. Demikian juga penelitian Muizu (2019) dengan judul
memperhatikan stress kerja. stress kerja dapat ditinjau dari beberapa sudut yaitu:
dalam tugas dan dukungan organisasi. Kedua stress terjadi karena faktor workload
dan juga faktor kemampuan melakukan tugas. Ketiga akibat dari waktu kerja yang
fasilitasi penyusunan rencana pengelolaan dan rencana hutan produksi dan hutan
8
menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan dan stres kerja maka semakin
erat kinerja. (Herianus, 2014, hal. 12) Dalam mencapai tujuan yang telah
(controlling),
menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan dan stres kerja maka semakin
erat kinerja. (Herianus, 2014, hal. 12) Dalam mencapai tujuan yang telah
(controlling),
kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
diberikan kepadanya dan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan dalam
bekerja
mempengaruhi tingkat kinerja pegawai yaitu stres kerja yang ditimbulkan oleh
organisasi terkait dengan adanya indikasi dimana adanya konflik peran dan
ambiguitas peran tertentu akan pekerjaanya akan menimbulkan tingkat stres kerja
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kinerja, yaitu kualitas kerja yang
kurang, kuantitas kerja yang menurun, pegawai tidak dapat diandalkan, dan sikap
Selain itu, hasil riset pendahuluan yang penulis lakukan ditemukan beberapa
prestasi.
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Stres kerja dan
A. 1.2.Identifikasi Masalah
3. Kinerja sebagian pegawai masih kurang baik, dapat dilihat dari kegiatan
1.3.1.Batasan Masalah
kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja pegawai pada penelitian ini,
peneliti ini hanya membatasi pegawai Kantor Balai Pengelolan Hutan Lestari
1.3.2Rumusan Masalah
2. Apakah stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balai
1.4.Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Balai
Adapun yang menjadi harapan dari hasil penelitian ini nantinya dapat
sumber daya manusia khususnya mengenai stres kerja dan kepemimpinan dan
2. Bagi kantor balai pengelolaan hutan lestari medan sebagai bahan masukan
3. Bagi peneliti lain sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya dan
informasi bagi pihak yang berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama
dimasa mendatang.
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1.1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
kemandirian.
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika
“Kinerja adalah suatu yang dihasilkan atau yang diberikan seseorang atau
sekelompok orang. Dalam pengertian ini kinerja merupakan hasil yang dicapai
Dengan demikian kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
13
14
bahwa kinerja merupakan gabungan dari kemampuan dan minat pekerja, peran
serta motivasi seorang pekerja juga menentukan kinerjanya. Semakin tinggi ketiga
(knowledge), ketrampilan (skill), dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai
1. Pengetahuan (knowledge)
pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki
2. Ketrampilan (skill)
Skill).
3. Kemampuan (ability)
jawab.
mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan
demografi.
motivasi.
pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan. Kinerja pegawai akan tercapai apabila didukung oleh atribut
individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan perusahaan. Dengan kata lain
sesuatu.
mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan
jika pegawai mempunyai kinerja yang buruk disebabkan karena orang tersebut
yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan
kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Sedangkan
secara maksimal.
tujuan dan kemampuan dari perusahaan tersebut. Di samping itu ada baiknya
jangan sampai pegawai melakukan tuntutan karena hak mereka tidak dipenuhi,
yang mana jika hal ini terjadi akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
saja karena ada kaitannya dengan penghasilan yang diterima oleh pegawai untuk
jangka waktu tertentu. Upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia bukan
dan pegawai. Jika pimpinan dan pegawai tidak melaksanakan pekerjaan dengan
baik, maka organisansi atau perusahaan tidak dapat mencapai tujuan. Terikatnya
kemampuan kerja manusia dengan pribadi pekerja, dengan kata lain keadaan
mencapai kinerja yang maksimal syarat pertama yang harus dipenuhi adalah
kesesuaian antara syarat-syarat (baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti
dimasa yang akan datang akan lebih mungkin dilakukan apabila para pimpinan
18
yang semakin tinggi pula. Salah satu fungsi organik pimpinan kiranya
utama yaitu :
jawab.
ditetepkan sebelumnya.
perusahaan.
tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan kerja
seperti : pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi
dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, moneter, fiskal, dan harga
distribusi.
seseorang.
seseorang.
layak dan menghadapi resiko yang telah diperhitungkan. Salah satu alasan
objective (MBO) adalah karena adanya korelasi positif antara penetapan tujuan
3. Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya.
kemampuan-kemampuan organisasi.
yang berasal dari dalam dirinya. Motivasi dalam diri diperoleh dari dalam diri
sendiri. Dorongan dari luar dapat berupa motivasi yang diberikan keluarga,
(ability) melekat pada diri seseorang dan terlihat dari hasil kerjanya.
4. Sarana kerja adalah peralatan, media atau alat yang dipakai untuk bekerja
bekerja”.
21
d. Indikator Kinerja
1. Efektif
2. Efisien
3. Kualitas
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa
4. Ketepatan Waktu
Indikator ini mengukur tingkat produktivitas suatu organisasi. Untuk itu, perlu
ditentukan kriteria yang dapat mengukur berapa lama waktu yang seharusnya
5. Produktivitas
yang ilmiah, indikator ini mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu
proses dibandingkan dengan nilai yang dikonsumsi untuk biaya modal dan
tenaga kerja.
22
6. Keselamatan
1. Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
2. Standar
diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu
bawahan.
3. Umpan Balik
Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas
23
pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan
sebagaimana seharusnya.
5. Kompetensi
lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus dapat melakukan
mencapai tujuan.
6. Motif
mengakibatkan disintesif.
7. Peluang
1. Kualitas Kerja.
2. Kuantitas kerja
waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
organisasi.
3. Tanggung jawab
4. Kerjasama
5. Inisiatif
Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2006: 441) yang mendefinisikan mengenai
stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari interaksi manusia dengan
yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka. Bisa
dikatakan bahwa stress kerja adalah umpan balik atas atas diri karyawan secara
yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari
Simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri,
sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup,
setiap orang beraneka ragam dalam mengatasi jumlah, intensitas, jenis dan
lamanya stres.
berlebihan pada seseorang. Stres bukanlah sesuatu yang aneh atau yanag tidak
26
berkaitan dengan keadaan normal yang terjadi pada orang yang normal atau tidak
permintaan akan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti dan
penting. Stres kerja dapat disebabkan oleh empat faktor utama, yaitu konflik,
ketidakpastian, tekanan dari tugas serta hubungan dengan pihak manajemen. Jadi
stres kerja merupakan umpan balik atas diri karyawan secara fisiologis maupun
menekan diri dan jiwa seseorang diluar batas kemampuannya, sehingga jika terus
dibiarkan tanpa ada solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya. Nasution
(2017:38) menyatakan bahwa stres kerja yaitu sebagai suatu tanggapan dalam
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
menghadapi pekerjaan, selain itu lingkungan kerja yang kurang baik juga dapat
Berikut ini adalah penyebab stres kerja menurut Sunyoto (2018:44) yaitu
sebagai berikut :
1. Penyebab fisik
Penyebab fisik yaitu kebisingan yang terus menerus dapat menjadi sumber
stres bagi banyak orang. Namun perlu diketahui terlalu tegang juga
menyebabkan hal yang sama. Kelelehan juga dapat menyebabkan stres kerja
menurun dan tanpa disadari menimbulkan stres. Penggeseran kerja yang terus
menerus juga dapat menimbulkan stres. Hal ini disebabkan karena seorang
karyawan sudah terbiasa dengan pola kerja yang lama sudah terbiasa dengan
kebiasaan kebiasaan lama. Selain itu jetlag juga dapat menyebabkan stres,
jetlag adalah jenis kelelahan khusus yang disebabkan oleh perubahan waktu
Bagaimana tidak, bekerja dalam suatu ruangan yang suhunya terlalu tinggi
dapat mempengaruhi tingkat prestasi karyawan. Suhu yang tinggi harus dapat
2. Beban kerja
Beban kerja yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri
seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat
28
keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi,
3. Sifat Pekerjaan
Situasi baru dan asing dalam suatu pekerjaan atau organisasi, seseorang akan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Umpan balik, standar kerja tidak jelas
dapat membuat karyawan tidak puas karena mereka tidak pernah tahu prestasi
mereka. Disamping itu, standar kerja yang tidak jelas juga dapat dipergunakan
4. Kebebasan
Kebebasan yang diberikan kepada karyawan belum tentu merupakan hal yang
5. Kesulitan
a) Pendekatan keimanan.
d) Melakukan relaksasi
kerja yaitu :
30
mengambil tindakan yang dipandang paling tepat dan sebagainya. Lalu yang
kedua menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh stres dan yang ketiga
1. Beban kerja.
dalam waktu tertentu. Beban kerja yang berlebihan akan mengakibatkan stres
kerja.
2. Sikap Pimpinan
31
3. Peralatan Kerja
Benda yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan kerja. Seperti alat tulis
perusahaan.
2.1.3 Kepemimpinan
A. Pengertian Kepemimpinan
pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha
terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan.pimpinan perlu
terjadi.
yang terdiri dari fase generasi ide yang mengacu pada perilaku kerja yang
perilaku yang meliputi eksplorasi peluang dan ide-ide baru, juga dapat mencakup
sering dikaitkan dengan kreativitas. Kedua hal tersebut memang berkaitan tetapi
menghasilkan sebuah ide, gagasan, atau pemikiran baru yang berkaitan dengan
produk, servis, proses dan prosedur kerja. Sedangkan perilaku inovatif kerja tidak
hanya sekedar menghasilkan ide baru tetapi juga melibatkan proses implementasi
kerja fisik dan kognitif yang dilakukan oleh karyawan dalam konteks pekerjaan
33
mereka, baik sendiri maupun berkelompok untuk mencapai satu rangkaian tugas
inovatif kerja merupakan perilaku kerja individu yang melalui proses pemunculan
ide baru untuk menghasilkan, memperkenalkan dan menerapkan ide baru yang
B. Aspek Kepemimpinan
1. Idea generation
Inovasi individu dimulai dengan adanya kesadaran dari individu untuk melihat
dan mengenali akan adanya peluang baru dari suatu permasalahan yang
mulai untuk memproduksi atau membuat suatu ide baru yang bermanfaat
langkah alternatif dalam proses kerja, produk atau layanan. Inovasi dipacu
34
oleh adanya pengakuan atas suatu peluang baru. Ketika peluang tersebut
2. Idea promotion
Dalam tahapan ini, individu mencari dukungan untuk ide yang ia bawa serta
mengajukan gagasan inovasi kepada aliansi yang berpotensi. Hal ini penting
dilakukan karena sebagian besar gagasan bersifat tidak pasti, bisa saja
keberhasilan dari suatu inovasi sangat bergantung pada jumlah dan jenis dari
kegagalan dari inovasi biasanya disebabkan oleh dukungan yang tidak pasti
dan sumber daya yang tidak memadai selama tahapan awal pembangunan ide.
3. Idea realization. Pada tahapan terakhir dari proses inovasi ini, yaitu idea
prototype atau model dari ide inovasi tersebut yang dapat dialami langsung
pada proses inovasi ini melibatkan kerja sama kelompok untuk menyelesaikan
ide tersebut dengan mengubahnya menjadi objek konkret dan nyata (secara
fisik atau intelektual) yang dapat di transfer kepada orang lain. Inovasi yang
5 aspek, yaitu :
tujuan pengembangan.
ada untuk meningkatkan performansi. Individu yang tinggi dalam level ini
akan dapat melihat solusi dari sebuah masalah dengan cara pikir yang berbeda.
4. Application, individu tidak hanya memikirkan ide-ide kreatif terhadap suatu hal
nyata
individu yang memiliki perilaku inovatif adalah adanya kesadaran dari individu
untuk melihat dan mengenali akan adanya peluang baru dari suatu permasalahan
yang muncul, individu mencari dukungan untuk ide yang ia bawa serta berusaha
untuk membangun sebuah koalisi untuk mendukung ide inovasi tersebut, serta
individu yang mampu melengkapi idenya dengan membuat suatu produk atau
prototype atau model dari ide inovasi tersebut yang dapat dialami langsung dan
1. Faktor Eksternal :
mampu mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik dan memiliki efek
pemerintah harus terus memberi hasil kerja yang memuaskan jika tetap
memuncul perilaku inovasi agar tetap memberi hasil kerja yang terus
2. Faktor Internal
b) Interaksi dengan grup rekan kerja (team work), karyawan yang memiliki
generation di dalam sebuah grup rekan kerja mereka dan hal ini
D. Indikator Kepemimpinan
berikut:
masalah).
berikut :
39
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi
kerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk
tingkat stres, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja atau
kinerja cenderung rendah. Apabila stres menjadi terlalu besar maka kinerja akan
mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadia Antonita Christy (2021) dengan
judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Catur Kartika Jaya
yang berkesimpulan bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Natalya Massie (2018) yang berjudul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kantor
sebagai hasil interaksi sosial antar anggota organisasi dan stakeholders yang
41
diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa depan yang harus diraih atau
diwujudkan melalui komitmen semua personil. Hal ini didukung oleh penelitian
Dumai. Demikian juga penelitian Wa Ode Zusnita Muizu (2019) dengan judul
manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi pada kinerja yang
dan membantu orang lain untuk bekerja dan antusias mencapai tujuan yang
langsung dengan kinerja karyawan. Hal ini bisa dikatakan apabila seorang
karyawan memiliki stres kerja yang baik, maka pada umumnya karyawan juga
memiliki kinerja yang baik juga, dengan adanya kedua hal tersebut, maka kinerja
karyawan kemungkinan besar akan semakin baik pula yang dihasilkan saat
bekerja. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Lona Chinsia Alfattama (2021)
42
Karyawan Pada PT Gardha Jaya Sakti Surabaya dan berksimpulan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan dan stress kerja terhadap kinerja
karyawan PT Gardha Jaya Sakti Surabaya. Demikian juga penelitian Rizki Ilahi
(2021) yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Stres Kerja Terhadap
bahwa kepemimpinan dan stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Stres Kerja ( X1 )
Kinerja ( Y )
kepemimpinan ( X2 )
Gambar 2.1.
Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis
penelitian (Sugiyono, 2014:93). Dalam kaitannya dengan pengaruh stres kerja dan
kinerja karyawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini penulis rencanakan mulai dari bulan Desember 2022 sampai
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Bulan
Desember Januari Pebruari Maret
No Kegiatan 2022 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Riset
3 Pembuatan proposal
4 Perbaikan proposal
5 Seminar proposal
6 Pengambilan data ke
lapangan/penyebaran
kuisioner
7 Penyusunan skripsi
8 Bimbingan skripsi
Sidang meja hijau
44
45
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unsur atau objek yang akan
dilakukan penelitian (Juliandi et al., 2014). Pada penelitian ini populasi yang
digunakan adalah seluruh pegawai Kantor kehutanan Balai lestari Medan Provinsi
Tabel 3.2.
Populasi Berdasarkan Unit Kerja Pada Kantor
kehutanan balai lestari medan
4 Staff 32
Jumlah 35
Sumber : Kantor balai kehutanan lestari medan, 2022.
3.2.1 Sampel
Sampel penelitian adalah wakil – wakil atau sebagian dari populasi yang
yang sama untuk dapat menjadi bagian dari sampel sedangkan nonprobability
digunakan adalah probability sampling yaitu seluruh populasi memiliki hak yang
sama untuk menjadi sampel penelitian dan pada penelitian ini sampel penelitian
Room, Data base, laporan statistic), Jurnal, majalah, University micro film
a. Laporan departemen
b. Laporan keuangan.
2. Data Sekunder yaitu yaitu dengan cara melakukan studi dokumen dengan
pada objek penelitian, dalam hal ini adalah pegawai Kantor Balai
1. Uji Validitas
hitung yang merupakan nilai corrected item-total corporation lebih besar dari r
= jumlah sampel, k = jumlah variabel, maka butir pertanyaan dianggap valid atau
(α > 0,30).
48
2. Uji reliabilitas
pertanyaan yang disusun dalam suatu bentuk kuisioner maka diperlukan Uji
diteliti mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut
(Sugiyono, 2015:48). Adapun dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah
kinerja (Y), sedangkan variabel bebas adalah stres kerja (X1) dan kepemimpinan
(X2)
Table 3.3
Operasional Variabel
Operasional VariabelVariabel Indikator Skala
Stres Keja (X1) 1. Tuntutan tugas
Robbins (2008:368) Stres kerja 2. Tuntutan Peran
merupakan suatu kondisi keadaan 3. Tuntutan antar pribadi
seseorang mengalami ketegangan Likert
4. Struktur organisasi
karena adanya kondisi yang
mempengaruhi dirinya. 5. Kepemimpinan
Organisasi
Lawas dapat dihitung dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistic Product
Y = a + b1x1 + b2x2 +
Dimana :
a : Konstanta.
: error
ketentuan maka akan dilanjutkan pada pengujian hipotesis asumsi klasik tersebut
yaitu :
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur
berasal dari distribusi normal atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah
nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistic non
Kolmogorof-Smirnov dimana :
a. Jika nilai One Sampel Kolmogorof-Smirnov > 0,05, maka data dinyatakan
berdistribusi normal.
b. Jika nilai One Sampel Kolmogorof-Smirnov < 0,05, maka data dinyatakan
2. Uji Multikolinearitas
yang baik adalah apabila tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Apabila
berikut : jika nilai Varuante Inflation Factor (VIF) lebih dari 5, maka terjadi
masalah multikolinearitas.
51
3. Uji Heteroskedastisitas
Delete Residual nilai tersebut, dimana model regresi yang baik adalah model
4. Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan
Ho : β1 = β2 = 0
H1 : Minimal satu β1 ≠ 0
Terima Ho (Tolak Hi) apabila Fhitung < Ftabel atau sig. F > α 5%
Terima Ho (Terima Hi) apabila Fhitung > Ftabel atau sig. F < α 5%
Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
Hipotesisnya :
Terima Ho (Tolak Hi) apabila thitung < ttabel atau sig. t > α 5%
Terima Ho (Terima Hi) apabila thitung > ttabel atau sig. t < α 5
Hipotesanya :
ketepatan yang paling baik dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan
dengan 1 (satu).
DAFTAR PUSTAKA
54
55
Robbins, S., & Judge, T. (2016). Perilaku Organisasi. (A. Suslia, Ed.), Salemba
Empat, Jakarta.
Septiana, A., Harini, S., & Sudarijati, S. (2018). Pengaruh Stres Kerja
Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Sosial Humaniora.
Lampiran 1.
1. Identitas Responden :
Daftar Pertanyaan
Variabel Stres Kerja (X1)
NO Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Beban pekerjaan saya terlalu berat bagi
saya
2 Waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan pekerjaan dinilai kurang
memadai
3 Jumlah Pegawai tidak sesuai dengan
jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan
4 Adanya tugas-tugas pekerjaan yang
berbeda dan tidak sesuai sehingga sulit
untuk memfokuskan pada satu pekerjaan
5 Seringkali munculnya perbedaan
komitmen dengan atasan dalam
melakukan pekerjaan
6 Seringkali mengalami kebingungan dan
tidak mengetahui dengan pasti apa yang
harus dikerjakan
7 Kurangnya arahan dari atasan mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan
8 Saya merasa pekerjaan saya terlalu padat
9 Saya merasa fasilitas yang disediakan
Perusahaan belum memadai
10 Saya merasa fasilitas yang disediakan
Perusahaan belum memadai
Daftar Pertanyaan
Variabel Kepemimpinan (X2)
NO Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Saya sangat menghormati pimpinan saya
2 Sebagai karyawan saya merasa percaya
dengan pimpinan saya
3 Pimpinan merupakan panutan setiap
karyawan
4 Pimpinan selalu memotivasi bawahan
untuk bekerja maksimal
5 Pimpinan melibatkan bawahan dalam
membuat keputusan
6 Pimpinan selalu dapat menghasilkan ide
59
Daftar Pertanyaan
Variabel Kinerja(Y)
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya mampu mengerjakan tugas
spesifik yang diberikan
2 Saya mampu mengerjakan tugas lain
yang bukan merupakan tugas khusus
namun tetap diperlukan dalam
organisasi
3 Saya mampu melakukan komunikasi
lisan maupun tulisan dengan pihak-
pihak didalam organisasi
4 Saya menunjukan komitmen,
ketekunan, dan keintensifan dalam
melakukan pekerjaan yang telah
diberikan
5 Saya disiplin dalam melakukan
pekerjaannya
6 Sebagai karyawan saya dan rekan kerja
saling mendukung dan membantu dalam
melakukan pekerjaan
7 Saya mampu mengarahkan,
memperbaiki kesalahan, dan memberi
solusi secara langsung
8 Saya memiliki fungsi pelaksana dan
penyusun yang baik
9 Saya mempu meminimalkan kesalahan
dalam menyelesaikan pekerjaan
10 Saya pulang sesuai dengan jam kantor,
kecuali karena lembur.