Skripsi
Disusun Oleh:
i
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PEKERJAAN
UMUM (PU) KABUPATEN NIAS SELATAN
Skripsi
Disusun Oleh:
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuni-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh
Selama menyusun skripsi ini, peneliti tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi peneliti berkat adanya bantuan, bimbingan
dan dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan
1. Bapak Dr. Taosige Wau, SE., M.Si, sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
2. Bapak Samalua Waoma, SE., MM, sebagai Wakil Ketua Bidang Akademik
STIE Nias Selatan yang telah memberikan layanan akademik kepada vuntuk
STIE Nias Selatan yang telah telah memberikan layanan akademik kepada
iv
6. Ibu Anskaria S. Gohae, SE., MM, sebagai dosen pembimbing I peneliti yang
7. Bapak Drs. Amaano Fau, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II peneliti yang
9. Kedua orangtua peneliti, abang dan kakak serta adik-adik saya yang selalu
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Peneliti,
v
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................ v
Daftar Gambar................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
vi
2.2 Kerangka Teoritis................................................................................. 11
vii
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
viii
4.5 Pengujian Hipotesis....................................................................... 58
4.6 Analisis dan Pembahasan.............................................................. 61
BAB V PENUTUP............................................................................. 66
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 66
5.2 Saran.............................................................................................. 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X2).................. ................ .67
Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) .................... ................. 68
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) ................ ................. 69
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 9 Tabel T
xii
ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KABUPATEN NIAS SELATAN
Oleh:
Dosen Pembimbing:
Anskaria S. Gohae, S.E., M.M dan Drs. Amaano Fau, M.Si
xiii
ABSTRACT
By:
Sinta Berlian Laia
NPM: 13100121390
Counsellor Lecturer:
Anskaria S. Gohae, S.E., M.M and Drs. Amaano Fau, M.Si
This Scope Research to know influence of leadership style and motivation work to
officer performance On Duty Public Work Sub-Province of South Nias. This Type
Research represent research of kuantitaf have the character of asosiatif with unit
the checked officer exist in On Duty Public Work Sub-Province of South Nias.
This Research including research of population with amount of population
counted 37 officer people. Kuesioner validity test and of reliabilitas before doing
data collecting of research. Test appliance which is used in this research use
appliance test classic assumption. Method analyse data the used is analysis of
regresi doubled. Result of this research indicate that leadership style (X 1) have an
effect on positive and signifikan to officer performance posed at with value of
tcount 4,712 > ttable 1,69 and storey;level of signifikan 0,000 < 0,05. Job motivation
(X2) have an effect on positive and signifikan to officer performance posed at with
value of thitung 3,343 > ttabel 1,69 and storey;level of signifikan 0,002 < 0,05.
Leadership style and job work motivation have an effect on by together to officer
performance posed at with value of Fcount 16,931 > Ftable 3,27 and storey;level of
signifikan 0,000 < 0,05. Coefficient value of determinasi (R2) equal to 0,499 so
that can be indicated that 49,9% of varibel tied (officer performance) can be
explained by free variables (leadership style and job work motivation) while the
rest 50,1% influenced by other variable outside variable which is used in this
research.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
visi untuk kepentingan bersama, dan dalam pelaksanaan misinya dan diurus oleh
manusia. Tenaga kerja atau pegawai merupakan sumber yang paling berharga
didalam organisasi. Tanpa adanya tenaga kerja atau pegawai yang berkualitas
dalam suatu sistem yang terdiri dari pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara
bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebuah organisasi harus didukung oleh
sumber-sumber daya yang berkualitas baik dari berwujud material, modal maupun
manusia.
kepadanya perlu diberikan motivasi demi mencapai kinerja yang tinggi serta
merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup dan
1
teknologi, menggunakan modal, mengatur dana dan menghasilkan produk yang
menjalankan pekerjaan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang
mengoperasikannya.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang
bekerja. Oleh karena itu, organisasi perlu mengambil langkah agar dapat
pemimpin dan motivasi kerja. Sumber daya yang telah tersedia jika tidak dikelola
dengan baik maka tidak akan memperoleh tujuan yang telah direncanakan,
2
bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai dengan
perintahnya, dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin ini
yang akan digunakan untuk bisa mengarahkan sumber daya manusia dapat
Motivasi kerja adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu
organisasi bertujuan untuk mendorong semangat kerja para pegawai agar mau
pegawai memerlukan motivasi untuk bekerja lebih rajin. Dengan motivasi kerja
yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih giat dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sebaliknya jika motivasi kerja rendah maka pegawai tidak mempunyai semangat
kondisi dimana pegawai merasa mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Disinilah
secara kualitas maupun kuantitas. Masalahnya adalah pegawai kita sendiri yang
yang kemudian melahirkan citra birokrasi yang rendah tersebut antara lain
Kinerja adalah kondisi dari sebuah kelompok di mana ada tujuan yang
jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu. Syarat untuk
menimbulkan kinerja adalah bahwa tugas dan jabatan yang dipegangnya itu sesuai
3
dengan kemampuan dan minatnya. Tugas dan jabatan yang kurang sesuai dengan
sikap dan tingkah laku agresif, terlalu banyak kritik, memberontak atau perilaku
lainnya.
Selatan, bahwa setiap pegawai yang hadir segera menandatangani daftar hadir dan
tidak lama kemudian ada yang keluar meninggalkan kantor. Pimpinan masih
yang diberikan oleh pimpinan masih rendah dan perhatian yang diberikan
pimpinan kepada pegawai masih belum sesuai dengan harapan pegawai. Selain
itu, motivasi kerja para pegawai masih belum sesuai dengan harapan pegawai,
sebagian kecil pegawai sering bolos kerja, pegawai sering datang terlambat, masih
ada pegawai yang belum serius bekerja dan sebagian kinerja pegawai masih
dan Motivasi kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diindentifikasi masalah-
2. Pemberian motivasi kerja kepada pegawai masih belum sesuai dengan harapan
pegawai
4. Kinerja pegawai masih belum sesuai dengan harapan dan tujuan organisasi.
dalam hal biaya, tenaga, waktu dan pikiran maka penulis memberikan batasan
masalah. Batasan dalam penelitian ini adalah pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaaan Umum (PU)
masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
5
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias
Selatan.
berikut:
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang bersifat teoritis dan praktis
pegawai.
datang.
3. Bagi Pembaca
Dapat menjadi salah satu referensi untuk lebih mengetahui dan memahami
pegawai.
6
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi skripsi ini, maka
berikut akan diuraikan sistematika penelitian antara lain: dari bab I sampai dengan
bab V yaitu: Bab satu memuat pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang
literatur: kerangka konseptual dan kerangka teori (teori-teori yang relevan dengan
operasional variabel, data penelitian (jenis dan sumber data, teknik pengumpulan
data), metode analisis data, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Bab empat
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau
telah ditetapkan.
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
(2006:4) gaya kepemimpinan adalah “suatu cara dan proses kompleks dimana
seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau
suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara yang lebih masuk akal”.
“Gaya kepemimpinan bukan bakat, oleh karena itu gaya kepemimpinan dipelajari
dan dipraktekan dalam penerapannya harus sesuai dengan situasi yang dihadapi”.
8
Berdasarkan konsep di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
dapat menimbulkan tingkat persistensi yaitu kualitas pegawai yang terus baik dan
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar
individu.
Hasibuan (2006:141) “motivasi kerja berasal dari kata latin Movere yang artinya
mengarahkan daya potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif,
“hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu,
yang menimbulkan sikap antusias dan peresistensi untuk mengikuti arah tindakan-
tindakan tertentu”.
memberikan suatu imbalan atau barang dengan tujuan agar pegawai mampu lebih
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
Pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Amstrong dan Baro dalam
konstribusi ekonomi”.
diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah
bahwa “kinerja diartikan sebagai cara atau kemampuan individu dalam bekerja
10
untuk dapat memberikan hasil yang memuaskan ditempatnya bekerja dalam satu
paket atau bagian pekerjaan tertentu atau pada suatu periode waktu tertentu”.
tertentu. Dimana apabila suatu organisasi memiliki pegawai yang kinerjanya baik
hubungan yang sangat erat antara kinerja individu (pegawai) dengan kinerja
organisasi.
organisasi tentu memiliki tanggung jawab yang besar dalam seluruh proses yang
organisasi. Sehingga apabila ada gaya kepemimpinan yang baik dalam organisasi
memotivasi orang lain atau bawahannya agar mereka mau melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya dengan baik. Dalam konteks ini, motivasi menjelaskan
suatu aktifitas manajemen atau sesuatu yang dilakukan seorang manajer untuk
tujuan organisasi.
memberikan dampak yang lebih besar kepada pegawai tersebut. Dengan adanya
motivasi kerja yang diberikan maka pegawai akan bekerja dengan maksimal,
daya manusia merupakan hal yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik.
Bila sumber daya manusia diabaikan maka keberhasilan organisasi pasti tidak
tercapai dengan baik. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai hal yang diberikan
sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu yang dapat berguna bagi kepentingan dan
andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa kinerja
tinggi. Oleh karena itu untuk mencapai kinerja pegawai yang tinggi diperlukan
motivasi”.
meningkat.
13
1. Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi yang dapat
digunakan didalamnya. Efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi
oleh tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem
kewenangan dalam pengambilan keputusan. Teknologi yang
digunakan berkaitan erat dengan stuktur sehingga mempengaruhi
efektivitas sebuah organisasi yang dikembangkan seorang manajer.
2. Karakteristik lingkungan
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan, dipengaruhi
oleh kemampuan dalam berinteraksi dilingkungannya.
3. Karakteristik pekerja
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
terhadap efektivitas gaya kepemimpinan seorang manajer (penyelia)
di dalam sebuah organisasi. Tingkah laku manusia merupakan
dukungan yang sangat berarti, tetapi dapat pula merupakan hambatan
yang dapat menggagalkan efektiftas.
4. Karakteristik kebijakan dan pratek manjemen.
Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan. Dalam hal ini mencakup kebijaksanaan dan
praktek pimpinan dalam tanggung jawabnya terhadap para pekerja
dan manjemennya.
1. Diri pemimpin
Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan
pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan
disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
14
2. Ciri atasan
Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi
orientasi kepemimpinan manajer.
3. Ciri bawahan
Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas
kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat
menentukan pula cara manajer menentukan gaya kepemimpinannya.
4. Persyaratan tugas
Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi
gaya kepemimpinan manajer.
5. Iklim organisasi dan perilaku
Ini akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota kelompok
serta gaya kepemimpinan yang dipilih
cara menarik hati pegawainya untuk bekerja lebih produktif lagi. Motivasi kerja
timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan faktor dari luar
sebagai proses phisikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yakni:
1. Faktor internal
Faktor internal yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi
kepada seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup.
Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap
manusia yang hidup dimuka bumi ini.
b. Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong
seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan.
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk
diakui, dihormati oleh orang lain.
15
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Bila kita perinci, maka keinginan untuk memperoleh
pengakuan itu dapat meliputi hal-hal: adanya penghargaan
terhadap prestasi, adanya hubungan kerja yang harmonis dan
kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana dan perusahaan
tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
e. Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk
bekerja. Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi
dengan cara-cara tidak terpuji, namun cara-cara yang
dilakukannya itu masih termasuk bekerja juga.
2. Faktor eksternal
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan
motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern adalah:
a. Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan
prasarana kerja yang ada pada disekitar karyawan yang sedang
melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan. Lingkungan kerja ini, meliputi tempat bekerja,
fasilitas dan alat bantu pekerjaan , kebersihan, pencahayaan,
ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang
yang ada ditempat tersebut.
b. Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para
karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya.
Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang
paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para
karyawan bekerja dengan baik.
c. Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu bekerja adalah membersihkan
pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat
melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan.
d. Adanya jaminan pekerjaan
Setap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa
yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang
bersangkutan merasa ada jaminan karier yang jelas dalam
melakukan pekerjaan.
e. Status dan tanggungjawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan
dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Mereka
mengharapkan kompensasi semata, tetapi pada satu masa
mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki
jabatan dalam suatu perusahaan.
16
Sedangkan menurut Sule (2008:235), yang termasuk kedalam faktor
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor dari dalam dan luar
manusia.
17
“terdapat dua faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai yaitu faktor
belakang budaya, dan variabel personal lainnya. Faktor eksternal adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yang berasal dari lingkungan meliputi
mempengaruhi kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang telah dicapai pegawai
otoritas dan tanggungjawab, disiplin, inisiatif. Hal ini merupakan faktor yang
19
1. Partisipatif
Partisipatif, artinya pemimpin ikut serta dan sekaligus berperan
aktif dalam melakukan kegiatan suatu organisasi
2. Direktif
Direktif, memiliki kewajiban dalam hal membuat keputusan-
keputusan serta melaksanakan wewenangnya.
3. Supportif
Supportif, pemimpin melakukan cara-cara dalam hal
menimbulkan inisiatif para pegawai dengan memberi dukungan
dan semangat agar pegawai antusias dalam melakukan
pekerjaan
4. Berorientasi pada prestasi
Berorientasi pada prestasi, artinya pemimpin selalu melakukan
peninjauan-peninjauan dalam hal kecenderungan untuk
meningkatkan prestasi kerja pegawai.
1. Kecerdasan
dilihat pekerjaan yang dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan
beberapa indikator.
berikut:
20
1. Gaji
Gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun penghargaan
yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas
jasa dan hasil kerjanya.
2. Hubungan kerja
Hubungan kerja yaitu hubungan antara pekerja dan
pengusaha, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja
dengan pengusaha, di mana pekerja menyatakan
kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan
menerima upah dan di mana pengusaha menyatakan
kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan
membayar upah. Perjanjian yang sedemikian itu disebut
perjanjian kerja.
3. Pengakuan dan penghargaan
Pengakuan dan penghargaan adalah sebuah bentuk
apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan,
baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang
biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan.
4. Keberhasilan
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan
mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya
tanpa kehilangan semangat.
Sedangkan menurut Suwatno (2001:131) dalam mengukur tingkat
2. Tanggung jawab
21
3. Memenuhi kebutuhan partisipasi, yaitu diukur melalui
kebersamaan, kerjasama, rasa memiliki, dan bertanggung jawab.
4. Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai, dalam hal ini
diukur dengan seleksi sesuai kebutuhan, memperhatikan
kemampuan, memperhatikan pembagian kerja, memperhatikan
pengalaman, memberikan pekerjaan sesuai kemampuan.
5. Menimbulkan rasa aman di masa depan, seperti indikator
penyelenggaraan jaminan hari tua, pembayaran pensiun,
pemberian perumahan.
6. Memperhatikan lingkungan tempat kerja, yang diukur melalui
tempat kerja yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan
berbahaya.
7. Memperhatikan kesempatan untuk maju, yang diukur dengan
memberikan upaya pengembangan, kursus, diklat.
indikatornya. Tujuannya agar mengetahui dengan tepat apa yang menjadi tolak
ukur kinerja pegawai tersebut. Pengukuran dari kinerja pegawai adalah suatu
ukuran dari kinerja pegawai yaitu berupa kualitas, sifat, dan kemandirian pegawai
berikut:
pegawai, yaitu:
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang pegawai mengerjakan
apa yang seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja
dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari
kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.
3. Pelaksanaan tugas
Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu
melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan
kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang
diberikan perusahaan.
yaitu:
1. Sifat
Sifat-sifat karyawan/pegawai tertentu seperti sikap, penampilan
dan
inisiatif adalah dasar untuk beberapa evaluasi. Namun, banyak dari
kualitas yang umum digunakan bersifat subjektif dan bisa jadi tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Pada saat yang sama, sifat-sifat
tertentu bisa mempengaruhi kinerja pekerjaan dan jika hubungan
ini terbukti pemanfaatannya dalam penilaian bisa dianggap tepat.
2. Perilaku
Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, organisasi bisa
mengevaluasi perilaku atau kompetensi orang tersebut yang
berhubungan dengan tugas.
3. Kompetensi
Kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan,
sifat dan perilaku yang bisa bersifat teknis, dan berkaitan dengan
keterampilan.
4. Pencapaian tujuan
Jika organisasi-organisasi menganggap hasil akhir lebih penting
dari cara, hasil-hasil pencapaian tujuan menjadi faktor yang lebih
23
tepat. Hasil-hasil yang dicapai mengarah pada kesuksesan
organisasi.
tanggung jawab.
2. Made Gerry Dwi Handara (2009) pengaruh motivasi dan gaya kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang
0,760.
24
digunakan yaitu analisis regresi berganda dan koefesien determinasi.Dengan
0.0000< 0.05 dan koefesien determinasi sebesar 38.5%. Dalam penelitian ini
Cianjur”. Hasil uji hipotesis bahwa pelatihan (X1) terhadap prestasi kerja
pegawai (Y) dengan nilai thitung (3,859) > ttabel (1,701), maka Ha diterima dan
motivasi(X2) terhadap prestasi kerja pegawai (Y) dengan nilai thitung (2,365) >
ttabel (1,701) dan tingkat signifikansi 0,003< 0,05, maka Ha diterima dan H0
25
pegawai (Y) Administrasi Kependudukan Di Kecamatan Cianjur Kabupaten
Cianjurdengan nilai Fhitung (28,276) > nilai Ftabel (3,34) pada α = 5% (0,05).
5. Penelitian lain yang di lakukan oleh Fahmi (2009) dengan judul pengaruh
Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pada SPBU Pandang
diperoleh t hitung (7.077) > ttabel (2.012) berada pada daerah penerimaan Hi atau
terhadap kinerja (Y) thitung (8.045) >ttabel (2.012) berada pada daerah
kinerja. sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut yaitu gaya
mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau
tujuannya. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
memberikan motivasi yang tinggi kepada pegawai maka kinerja pegawai akan
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Gaya Kepemimpinan X1
Kinerja Pegawai Y
Motivasi Kerja X2
Keterangan:
2. Diduga ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas
3. Diduga ada pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja
27
BAB III
METODE PENELITIAN
(2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atau objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
adalah 37 orang pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Selatan,
sampel.
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu jumlah
populasi sebanyak 37 orang sekaligus menjadi sampel karena kurang dari 100
100, maka semua populasi menjadi sampel. Maka sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Selatan
28
3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Gaya Kepemimpinan (X1)
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien
Tabel 3.1
Indikator Instrumen Gaya Kepemimpinan (X1)
No Indikator Nomor Butir Jumlah
pertanyaan
1 Partisipatif 1,2,3 3
2 Direktif 4,5 2
3 Supportif 6,7 2
4 Berorientasi pada prestasi 8,9,10 3
Jumlah 10
Sumber: Thoha (2007:42)
pegawai mampu lebih produktif untuk mencapai suatu tujuan yang direncanakan.
Tabel 3.2
Indikator Motivasi Kerja (X2)
No Indikator Nomor Butir Jumlah
Pernyataan
1 Gaji 11, 12 2
2 Hubungan Kerja 13, 14, 15 3
3 Pengakuan dan Penghargaan 16, 17 2
4 Keberhasilan 18, 19, 20 3
Jumlah 10
Sumber : Sedarmayanti (2007:233-239)
29
3. Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
organisasi dalam periode waktu tertentu. Hal ini ditunjukkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Indikator Instrumen Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Nomor butir
No Indikator Jumlah
pertanyaan
1 Kualitas 21, 22, 23 3
2 Kuantitas 24, 25 2
3 Pelaksanaan tugas 26, 27, 28 3
4 Tanggung jawab 29, 30 2
Total 10
Sumber: Mangkunegara (2009:75)
data yang diperoleh secara langsung dari sumber utama melalui penyebaran
angket kepada seluruh pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten
Nias Selatan.
koesioner atau pertanyaan angket tertutup yang disusun berdasarkan skala Likert.
sebanyak 30 item soal (10 item soal untuk gaya kepemimpinan, 10 item soal
untuk motivasi kerja, dan 10 item soal untuk kinerja pegawai). Hasil
30
pengumpulan data primer dari responden berupa jawaban dari koesioner,
selanjutnya dilakukan penentuan nilai atau skor dari alternatif jawaban dengan
- Setuju (S) =4
- Ragu-ragu (RR) =3
Tujuan daftar pertanyaan ini adalah untuk menghasilkan pertanyaan yang valid
hipotesis.
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan
Y = ƒ(X1, X2)
Atau
= b0 + b1X1 +b2X2+ e
31
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
b0 = Koefisien konstanta
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Motivasi kerja
e = Error
Y=β +β X +β X
Keterangan:
b = Konstanta
b ,b = Koefisien regresi
Nilai koefisien regresi dan konstanta dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Supranto,2009:243):
β =Y−β X −β X
Keterangan:
β = Konstanta
Y = Rata-rata Y
X = Rata-rata X1
32
X = Rata-rata X2
Keterangan:
b = Konstanta
penelitian yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas memenuhi batasan yang
diisyaratkan. Suatu alat ukur atau instrumen pengumpul data harus memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas sehingga data yang diperoleh dari pengukuran jika
ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Maka pada penelitian ini digunakan cara
product moment (r). Jika rhitung > rtabel, maka akan ada korelasi yang nyata antara
kuesioner digunakan rumus statistika koefisien korelasi produk moment dari Umar
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah subyek
Pengujian reliabilitas ini hanya dilakukan terhadap butir-butir yang valid, yang
diperoleh melalui uji validitas. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah
dengan metode konsistensi internal (internal consistency), dalam hal ini digunakan
koefisien Cronbach Alpha (G) . Pengujian reliabilitas ini dilakukan terhadap butir-
butir yang valid yang diperoleh melalui uji validitas. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas, Menurut Nunnally dalam Ghozali (2001: 140) suatu
konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
34
0,60. Dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha dari Umar (2009:170) dengan
Σ
r = 1−
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
Kemudian jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian
tiap butir, selanjutnya dijumlahkan dengan rumus deviasi standar dari Umar
(2009:172) yakni:
(Σ )
Σ
s =
Keterangan:
s = deviasi standar
n = jumlah responden
memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbias Estimator). Uji asumsi klasik ini
35
3.7.1 Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2008:221) uji normalitas dimaksudkan untuk
tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual tersebut
Sminorv menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data residual terdistribusi
signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal. Metode
lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi
berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot
berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
linear yang mendekati sempurna antara lebih dari dua variabel bebas. Cara
36
mendeteksi dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan TOL
1
VIF = dan TOL = (1 − r²)
TOL
Keterangan:
TOL = Tolerance
r2 = Koefisien determinasi
multikolinearitas.
multikolinearitas.
residual kuadrat. Jika scater plot membentuk pola tertentu, maka hal tersebut
(Suliyanto, 2008:243).
37
3.8 Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh
positif dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dan seberapa besar
pengaruhnya. Maka bentuk pengujian yang digunakan adalah uji parsial, uji
pengaruh yang berarti terhadap variabel terikat atau tidak. Rumus yang digunakan
βi
thitung =
βi
Keterangan:
t = Nilai thitung
adalah:
b. Membandingkan thitung (t0) dengan ttabel (tα atau tα/2) yang diperoleh
Jika thitung < ttabel, maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika thitung > ttabel, maka variabel
38
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah:
(kinerja pegawai).
pegawai).
Fhitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini sering
di sebut sebagai uji simultan, yang digunakan untuk menguji apakah variabel
bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel
tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori
goodness of fit atau tidak, kita harus membandingkan nilai F_hitung dengan nilai
F_tabel dengan derajat bebas : df : (k-1), (n-k). Rumus yang digunakan untuk
²/( − )
=
− ²/( − )
Keterangan:
F = Nilai F_hitung
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel
39
Rumus hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah:
(kinerja pegawai).
pegawai).
2001:45). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika koefisien
KD= R2x100%
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
R2 = Koefesien Korelasi
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dipimpin oleh bapak Yusuf Nache, ST.,MM. Dinas Pekerjaan Umum
memiliki pegawai dan honorer sebanyak 37 orang yang terbagi di beberapa bagian
dan unit kerja. Dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari dan untuk memperlancar
tugas dan pekerjaan, kepala dinas dibantu beberapa kepala bagian dan kepala
seksi. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias Selatan memiliki visi dan
a. Visi
b. Misi
41
6. Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja
beriman.
c. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Selatan
Kepala Dinas
Yusuf Nache, ST.,MM
Kelompok Jabatan
Sekretaris
Fungsional
UPTD
Sumber: Dinas PU Kabupaten Nias Selatan 2017
42
4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian
Langkah awal untuk mendeskripsikan setiap indikator penelitian adalah
menghasilkan seluruh frekuensi data dengan nilai bobot. Selanjutnya dapat dibuat
menggunakan alat bantu SPSS 15.0 Windows Evaluation Version dengan hasilnya
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan
Statistics
Gaya Kepemimpinan
N Valid 37
Missing 0
Mean 44.38
Std. Error of Mean .728
Median 45.00
a
Mode 40
Std. Deviation 4.431
Variance 19.631
Skewness -.530
Std. Error of Skewness .388
Kurtosis -1.018
Std. Error of Kurtosis .759
Range 14
Minimum 36
Maximum 50
Sum 1642
Percentiles 25 40.00
50 45.00
75 48.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber: Data diolah dengan SPSS 15.0 Windows Evaluation Version
Dari hasil olahan skor total data variabel gaya kepemimpinan (X1) maka
43
a. Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar
44,38 dengan nilai median atau titik tengah diperoleh sebesar 45 berarti bahwa
50% data berada di atas 45 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya
distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar -0,530 dengan standar
error sebesar 0,388 maka distribusi data tersebut adalah menceng ke Kiri Sk<0.
hasil olahan diperoleh 4 sebesar -1,018 dengan standar error 0,759 maka data
dengan ekornya relative pendek (4 < 3). Untuk mengetahui gambaran hasil
olahan nilai skor total data variabel gaya kepemimpinan (X1) dapat dilihat pada
gambar 4.1.
44
Gambar 4.1
Statistics
Motivasi Kerja
N Valid 37
Missing 0
Mean 42.16
Std. Error of Mean .861
Median 43.00
Mode 44
Std. Deviation 5.236
Variance 27.417
Skewness -.274
Std. Error of Skewness .388
Kurtosis -.823
Std. Error of Kurtosis .759
Range 18
Minimum 32
Maximum 50
Sum 1560
Percentiles 25 38.00
50 43.00
75 46.00
45
Dari hasil olahan skor total data variabel motivasi kerja (X2) maka dapat
a. Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar
42,1622 dengan nilai median atau titik tengah diperoleh sebesar 43 berarti
bahwa 50% data berada di atas 43 dan sisanya berada di bawahnya dengan
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya
distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar -0,274 dengan standar
error sebesar 0,388 maka distribusi data tersebut adalah menceng ke kiri Sk>0.
hasil olahan diperoleh 4 sebesar -1,823 dengan standar error 0,759 maka data
dengan ekornya relative pendek (4 < 3). Untuk mengetahui gambaran hasil
olahan nilai skor total data variabel motivasi kerja (X2) dapat dilihat pada
gambar 4.2.
46
Gambar 4.2
Histogram Motivasi Kerja (X2)
Tabel 4.3
Statistics
Kinerja Pegawai
N Valid 37
Missing 0
Mean 45.16
Std. Error of Mean .650
Median 45.00
Mode 50
Std. Deviation 3.955
Variance 15.640
Skewness -.580
Std. Error of Skewness .388
Kurtosis .051
Std. Error of Kurtosis .759
Range 16
Minimum 34
Maximum 50
Sum 1671
Percentiles 25 42.00
50 45.00
75 49.00
47
Dari hasil olahan skor total data variabel kinerja pegawai (Y) maka dapat
a. Rata-Rata Hitung
Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar
45,1622 dengan nilai median atau titik tengah diperoleh sebesar 45 berarti
bahwa 50% data berada di atas 45 dan sisanya berada di bawahnya dengan
e. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah
kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya
distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar -0,580 dengan standar
error sebesar 0,388 maka distribusi data tersebut adalah menceng ke kekiri
Sk<0.
hasil olahan diperoleh 4 sebesar 0,051 dengan standar error 0,759 maka data
dengan ekornya relatif pendek (4 < 3). Untuk mengetahui gambaran hasil
olahan nilai skor total data variabel kinerja pegawai (Y) dapat dilihat pada
gambar 4.3.
48
Gambar 4.3
tergantung pada data yang akan dianalisis dan instrumen pernyataan yang
digunakan untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas
data. Suatu hasil pengolahan data yang baik akan diperoleh jika data yang
dikumpulkan valid dan terpercaya. Uji validitas, reliabilitas data akan dilakukan
Selatan dan dikumpulkan maka hasil data diolah untuk menguji validitas
menggunakan SPSS 15.0 Windows Evaluation Version. Untuk melihat secara rinci
maka dapat dilihat hasil uji coba validitas kuesioner variabel gaya kepemimpinan
49
Tabel 4.4
Uji Validitas Gaya Kepemimpinan (X1)
No.Item Keterangan
rxy rtabel
Pernyataan
1 0,657 0,325 Valid
2 0,779 0,325 Valid
3 0,729 0,325 Valid
4 0,738 0,325 Valid
5 0,823 0,325 Valid
6 0,734 0,325 Valid
7 0,798 0,325 Valid
8 0,754 0,325 Valid
9 0,884 0,325 Valid
10 0,624 0,325 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017.
statistics, maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 1 sampai 10
bernilai positif. Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel =
0,325 (Lampiran 11). Maka disimpulkan bahwa item nomor 1 sampai 10 dengan
alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Cronbach's N of
Alpha Items
0,776 37
Sumber: Data diolah dengan SPSS 15.0 Windows Evaluation Version
50
Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,776 >
reliabel.
Selatan dan dikumpulkan maka hasil data diolah untuk menguji validitas
menggunakan SPSS 15.0 Windows Evaluation Version. Untuk melihat secara rinci
maka dapat dilihat hasil uji coba validitas kuesioner variabel Motivasi Kerja (X2)
Tabel 4.6
Uji Validitas Deskripsi Motivasi Kerja (X2)
No.Item
rxy rtabel Keterangan
Pernyataan
1 0,666 0,325 Valid
2 0,734 0,325 Valid
3 0,683 0,325 Valid
4 0,784 0,325 Valid
5 0,793 0,325 Valid
6 0,727 0,325 Valid
7 0,819 0,325 Valid
8 0,727 0,325 Valid
9 0,729 0,325 Valid
10 0,359 0,325 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017.
maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 1 sampai 10 bernilai
positif. Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel = 0,325
(lampiran 11). Maka disimpulkan bahwa item nomor 1 sampai 10 dengan rhitung >
51
4.3.4 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
Uji relabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X2)
Reliability Statistics
Cronbach' N of
s Alpha Items
,770 37
Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,770 >
reliabel.
pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan bantuan perangkat
lunak SPSS. Untuk melihat secara rinci maka dapat dilihat hasil uji coba validitas
52
Tabel 4.8
Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y)
No.Item
rxy rtabel Keterangan
Pernyataan
1 0,619 0,325 Valid
2 0,613 0,325 Valid
3 0,727 0,325 Valid
4 0,696 0,325 Valid
5 0,539 0,325 Valid
6 0,856 0,325 Valid
7 0,630 0,325 Valid
8 0,549 0,325 Valid
9 0,775 0,325 Valid
10 0,784 0,325 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017.
statistics, maka diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 1 sampai 10
bernilai positif. Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel =
0,325 (lampiran 11). Maka disimpulkan bahwa item nomor 1 sampai 10 dengan
rhitung > rtabel, dinyatakan valid. Artinya, semua pernyataan mengenai variabel
kinerja pegawai (Y) yang terdapat dalam daftar pernyataan (kuesioner) dianggap
alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
53
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Reliability Statistics
Cronbach' N of
s Alpha Items
,765 37
reliabel.
itu sebelum dilakukan estimasi data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS
maka harus dilakukan terlebih dahulu beberapa pengujian asumsi klasik yang
digunakan dalam membuat regresi. Uji ini perlu dilakukan agar hasil persamaan
yang diperoleh nantinya akan baik dan tidak menyalahi aturan-aturan persamaan
regeresi berganda.
variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dapat
menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak
normal.
54
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Data
dan Asymp Sig. (2-tailed) 0.959 > 0,05, maka dapat disimpulkan data residul
mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi dengan normal atau tidak yakni
Gambar 4. 4.
korelasi yang erat dimana variabel bebas. Korelasi yang erat antara variabel bebas
akan menyebabkan hasil estimasi yang diperoleh akan jelek atau tidak dapat
yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) atau nilai tolerance.
(Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 atau nilai tolerance tidak kurang
dari 0,1. Adapun hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients Statistics
Karena nilai toleransi diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 maka data
56
pngamatan. Jika terjadi persaman varians maka akan terjadi heterokedastisitas dan
apabila terjadi varians dari residual yang tetap maka akan terjadi
heterokedastisitas.
pola tertentu maka akan terjadi heterokedastiitas dan apabila tidak ada pola
tertentu maka akan terjadi homokedastisitas. Hasil grafik yang dilakukan dengan
Gambar 4.5
Uji Heterokedastisitas
menunjukkan ada suatu pola tertentu atau teratur dari titik yang ada.
57
4.5 Pengujian Hipotesis
Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian ini yang menjadi sasaran
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias
Selatan.
variabel terikat dengan menggunakan uji t atau uji parsial. Hasil uji t ditunjukkan
Tabel 4.13
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,581 6,142 1,560 ,0128
sebesar 4,712 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Sedangkan nilai ttabel
pada α = 0,05 dengan df : (k-1), (n-k) atau (3-1), (37-2) = 35 adalah sebesar
H0 : β1≠ β2= Artinya secara parsial variabel bebas (gaya kepemimpinan dan
Karena nilai thitung (4,712) > ttabel (1,69) dan tingkat signifikansi 0,000 <
Pada Tabel 4.13 diatas, bahwa thitung variabel motivasi kerja (X2)
adalah sebesar 3,343 dan tingkat signifikan sebesar 0,002. Sedangkan nilai
ttabel pada α = 0,05 df : (k-1), (n-k) atau (3-1), (37-2) = 35 adalah sebesar
(kinerja pegawai).
H0 : β1≠ β2= Artinya secara parsial variabel bebas (gaya kepemimpinan dan
(kinerja pegawai).
Karena nilai thitung (3,343) > ttabel (1,69) dan tingkat signifikansi 0,002 <
0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel motivasi kerja (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Maka dapat
disimpulkan motivasi kerja (X2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Selatan.
Tabel 4.14
Hasil Uji Simultan (Uji f)
ANOVA b
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression a
280,942 2 140,471 16,931 ,000
Residual 282,086 34 8,287
Total 563,027 36
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA (X2), GAYA KEPEMIMPINAN (X1)
b. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI (Y))
Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017 Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 15.0
For Windows Evaluation Version.
Uji ini dilakukan untuk menjelaskan seberapa besar keseluruhan variabel
df : (k-1), (n-k) atau (3-1), (37-2) = 35 dengan α = 0,05 (lampiran 13). Artinya
bahwa semua variabel bebas (gaya kepemimpinan dan motivasi kerja) mampu
menjelaskan variabel terikatnya (kinerja pegawai) dengan kata lain variabel bebas
95%.
variabel lain diluar model. Hasil lengkap dari pengolahan data dapat dilihat pada
tabel 4.15.
Tabel 4.15
Hasil Uji Determinasi
Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 ,706(a) ,499 -,470 2,88039
a Predictors: (Constant), MOTIVASI KERJA (X2), GAYA KEPEMIMPINAN (X1)
b Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI (Y)
metode ordinary last square (OLS) yang berfungsi untuk mengetahui ada
61
mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e
(4,712) (3,343)
Keterangan :
Y = Variabel terikat
= 9,581
= 0,511
= 0,307
untuk (β ) konstan sebesar 9,581, artinya untuk variabel kinerja pegawai sebesar
sebesar 0,511 satuan, dengan asumsi variabel yang lain tetap. Selanjutnya,
koefisien regresi untuk (β ) sebesar 0.307 atau 37%, artinya setiap kenaikan
variabel motivasi kerja sebesar 1 satuan maka variabel kinerja pegawa mengalami
kenaikan sebesar 0,37 satuan dengan asumsi variabel yang lain tetap. Berdasarkan
62
variabel dependen (kinerja pegawai) yakni sebesar 49,9% sedangkan sisanya
51,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
Gambar 4.16
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.581 6.142 1.560 .128
Gaya Kepemimpinan .511 .108 .572 4.712 .000
Motivasi Kerja .307 .092 .406 3.343 .002
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2017 Dengan Menggunakan Alat Bantu
SPSS 15.0 For Windows Evaluation Version.
regresi untuk (β ) sebesar 0,511 setiap kenaikan sebesar 1 satuan pada gaya
kepemimpinan dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka kinerja pegawai akan
(β ) sebesar 0,307 artinya setiap kenaikan sebesar 1 satuan pada motivasi kerja
dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka kinerja pegawai akan mengalami
gaya kepemimpinan dipenuhi dengan baik maka kinerja pegawai pada Dinas
63
dan positif terhadap kinerja pegawai, jika motivasi kerja diperhatikan dengan baik
maka kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias Selatan
akan meningkat.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias Selatan. Artinya jika gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja ditingkatkan dengan baik maka hal ini akan
meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Nias
Selatan.
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Kabupaten Nias Selatan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja maka semakin tinggi juga kinerja pegawai.
dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap prestasi
kerja pegawai. Hasil uji hipotesis bahwa gaya kepemimpinan (X1) terhadap
prestasi kerja pegawai (Y) dengan nilai thitung (3,859) > ttabel (1,701), maka Ha
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai (Y). Selanjutnya untuk
variabel motivasi (X2) terhadap prestasi kerja pegawai (Y) dengan nilai thitung
(2,365) > ttabel (1,701) dan tingkat signifikansi 0,003< 0,05. Sedangkan pada
jauh lebih besar dengan nilai thitung (4,712) > ttabel (1,69). Selanjutnya, penelitian
64
terdahulu yang lain yang dilakukan oleh Fahmi (2009) dengan judul pengaruh
terhadap kinerja(Y) diperoleh t hitung (7.077) > ttabel (2.012) berada pada daerah
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini, antara lain sebagai
berikut:
Umum (PU) Kabupaten Nias Selatan. Hal ini dibuktikan dengan thitung
(4,712) > ttabel (1,69) dan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, sehingga Ha
2. Dari hasil estimasi yang dilakukan secara parsial variabel motivasi kerja
Kabupaten Nias Selatan. Hal ini dibuktikan thitung (3,343) > ttabel (1,69) dan
pegawai.
Kabupaten Nias Selatan dengan diperoleh Fhitung sebesar 16,91 > nilai Ftabel
sebesar 3,267 dengan α = 0,05. Artinya bahwa semua variabel bebas (gaya
66
(kinerja pegawai) dengan kata lain variabel bebas secara bersama-sama
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, saran yang dapat disampaikan
adalah:
2. Ada baiknya motivasi kerja kepada pegawai dapat ditingkatkan lagi agar
penelitian ini.
67
DAFTAR PUSTAKA
68
Mangkuprawira.2007.Motivasi dan Disiplin Kerja Karyawan untuk Meningkatkan
Produktivitas dan Produktivitas II, LSIUP.
Suliyanto, 2008. Teknik Proyeksi Bisnis Teori dan Aplikasi dengan Microsoft
Excel. Yogyakarta: Andi Offset
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenada Media
Group.
2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Prenada Media
Group.
69
2011. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Tim. 2017. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Skripsi dan Jurnal Ilmiah.
STIE Nias Selatan
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitan Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta.
PT.Gramedia Pustaka Umum
70
Lampiran 1
Kuesioner
Yth. Bpk/Ibu/Sdr/Sdri,
Pegawai Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Selatan”. Data isian
Hormat saya,
Skor_1 Skor_2 Skor_3 Skor_4 Skor_5 Skor_6 Skor_7 Skor_8 Skor_9 Skor_10 Skor_Total
Skor_1 Pearson Correlation 1 .676* 1.000** .676* .676* 1.000** .676* 1.000** .676* .676* .887**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .032 .000 .032 .000 .032 .032 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_2 Pearson Correlation .676* 1 .676* 1.000** 1.000** .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .940**
Sig. (2-tailed) .032 .032 .000 .000 .032 .000 .032 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_3 Pearson Correlation 1.000 ** .676* 1 .676* .676* 1.000** .676* 1.000** .676* .676* .887**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .032 .032 .000 .032 .000 .032 .032 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_4 Pearson Correlation .676* 1.000** .676* 1 1.000** .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .940**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .000 .032 .000 .032 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_5 Pearson Correlation .676* 1.000** .676* 1.000** 1 .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .940**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .000 .032 .000 .032 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_6 Pearson Correlation 1.000 ** .676* 1.000** .676* .676* 1 .676* 1.000** .676* .676* .887**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .032 .032 .032 .000 .032 .032 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_7 Pearson Correlation .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .676* 1 .676* 1.000** 1.000** .940**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .000 .000 .032 .032 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_8 Pearson Correlation 1.000 ** .676* 1.000** .676* .676* 1.000** .676* 1 .676* .676* .887**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .032 .032 .000 .032 .032 .032 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_9 Pearson Correlation .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .676* 1.000** .676* 1 1.000** .940**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .000 .000 .032 .000 .032 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_10 Pearson Correlation .676* 1.000** .676* 1.000** 1.000** .676* 1.000** .676* 1.000** 1 .940**
Sig. (2-tailed) .032 .000 .032 .000 .000 .032 .000 .032 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_Total Pearson Correlation .887** .940** .887** .940** .940** .887** .940** .887** .940** .940** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Skor_11 Skor_12 Skor_13 Skor_14 Skor_15 Skor_16 Skor_17 Skor_18 Skor_19 Skor_20 Skor_Total
Skor_11 Pearson Correlation 1 .725* 1.000 ** .725* 1.000** .725* .821** .676* .821** .821** .900**
Sig. (2-tailed) .018 .000 .018 .000 .018 .004 .032 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_12 Pearson Correlation .725* 1 .725* 1.000** .725* 1.000** .916** .877** .916** .916** .950**
Sig. (2-tailed) .018 .018 .000 .018 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_13 Pearson Correlation 1.000 ** .725* 1 .725* 1.000** .725* .821** .676* .821** .821** .900**
Sig. (2-tailed) .000 .018 .018 .000 .018 .004 .032 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_14 Pearson Correlation .725* 1.000 ** .725* 1 .725* 1.000** .916** .877** .916** .916** .950**
Sig. (2-tailed) .018 .000 .018 .018 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_15 Pearson Correlation 1.000 ** .725* 1.000 ** .725* 1 .725* .821** .676* .821** .821** .900**
Sig. (2-tailed) .000 .018 .000 .018 .018 .004 .032 .004 .004 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_16 Pearson Correlation .725* 1.000 ** .725* 1.000** .725* 1 .916** .877** .916** .916** .950**
Sig. (2-tailed) .018 .000 .018 .000 .018 .000 .001 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_17 Pearson Correlation .821** .916** .821** .916** .821** .916** 1 .676* 1.000** 1.000** .959**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .004 .000 .004 .000 .032 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_18 Pearson Correlation .676* .877** .676* .877** .676* .877** .676* 1 .676* .676* .832**
Sig. (2-tailed) .032 .001 .032 .001 .032 .001 .032 .032 .032 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_19 Pearson Correlation .821** .916** .821** .916** .821** .916** 1.000** .676* 1 1.000** .959**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .004 .000 .004 .000 .000 .032 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_20 Pearson Correlation .821** .916** .821** .916** .821** .916** 1.000** .676* 1.000** 1 .959**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .004 .000 .004 .000 .000 .032 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_Total Pearson Correlation .900** .950** .900** .950** .900** .950** .959** .832** .959** .959** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.981 10
Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.
Hasil Ujicoba Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Correlations
Skor_21 Skor_22 Skor_23 Skor_24 Skor_25 Skor_26 Skor_27 Skor_28 Skor_29 Skor_30 Skor_Total
Skor_21 Pearson Correlation 1 .667* 1.000 ** 1.000** .667* 1.000** 1.000** .667* 1.000** .667* .963**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_22 Pearson Correlation .667 * 1 .667 * .667* 1.000** .667* .667* 1.000** .667* 1.000** .843**
Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .035 .035 .000 .035 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_23 Pearson Correlation 1.000 ** .667* 1 1.000** .667* 1.000** 1.000** .667* 1.000** .667* .963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_24 Pearson Correlation 1.000 ** .667* 1.000 ** 1 .667* 1.000** 1.000** .667* 1.000** .667* .963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_25 Pearson Correlation .667 * 1.000** .667 * .667* 1 .667* .667* 1.000** .667* 1.000** .843**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .035 .035 .035 .035 .000 .035 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_26 Pearson Correlation 1.000 ** .667* 1.000 ** 1.000** .667* 1 1.000** .667* 1.000** .667* .963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_27 Pearson Correlation 1.000 ** .667* 1.000 ** 1.000** .667* 1.000** 1 .667* 1.000** .667* .963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_28 Pearson Correlation .667 * 1.000** .667 * .667* 1.000** .667* .667* 1 .667* 1.000** .843**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_29 Pearson Correlation 1.000 ** .667* 1.000 ** 1.000** .667* 1.000** 1.000** .667* 1 .667* .963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .000 .035 .000 .000 .035 .035 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_30 Pearson Correlation .667 * 1.000** .667 * .667* 1.000** .667* .667* 1.000** .667* 1 .843**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .000 .035 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Skor_TotalPearson Correlation .963 ** .843** .963 ** .963** .843** .963** .963** .843** .963** .843** 1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .002 .000 .000 .002 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Jenis Kelamin
No. Nama Jabatan
(L/P)
1 Firman Buulolo, S.Sos L Staf Bidang DUK
2 Indahri Wau, SE P Staf Bidang DUK
3 Mesaro Ndruru L Staf Sekretariat
4 Johfrind Fau L Staf Sekretariat
5 Erlina Manao, A.Ma.Pd P Staf CAPIL
6 Emanuel Fau L Staf PIAK
7 Mekarius Zagoto L Staf PIAK
8 Eben Haizer Laoli L Staf CAPIL
9 Suriani Telaumbanua P Staf DUK
10 Nurmasri Gulo P Staf DUK
Lampiran 5
e-mail : sintaberlianlaia@gmail.com
Pendidikan Formal