Anda di halaman 1dari 18

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT

PROF. Dr. H. HAMKA

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna


Memperoleh gelar sarjana pendidikan agama islam (S,Pd)
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :
DINA AYU ANGGRAINI MARPAUNG
NPM: 71190211023

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan karya

ilmiah berupa proposal yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

MENURUT PROF. DR. H. HAMKA”. Proposal ini diajukan untuk

memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1).

Shalawat serta salam tak lupa kita hadiahkan kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW semoga kita mendapatkan Syafaatnya di

Yaumil Mahsyar kelak Aamiin ya rabbal ‘alamin. Penulis menyadari bahwa

penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, hal itu disadari karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Dalam penyususnan ini penulis banyak mendapatkan pelajaran,

dukungan, motivasi, dan bantuan berupa bimbingan yang sangat berharga

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berharap atas saran dan kritik

yang bersifat membangun dari pembaca.

Tidak disangka bahwasannya selesai sudah penyususnan proposal

ini, penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi, bantuan berupa

bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, untuk itu saya

mengucapkan terima kasih kepada:

penulis hanya mampu mendoakan agar semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyusun proposal ini semoga senantiasa

i
diberkahi dan dirahmati Allah SWT. Semoga proposal ini dapat

memberikan faedah kepada kita semua, Aamiin.

Medan, 20 September 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................10

C. Tujuan Penelitian.........................................................................10

D. Kegunaan Penelitian....................................................................10

E. Batasan Istilah..............................................................................10

F. Telaah Pustaka.............................................................................11

G. Sistematika Penulisan..................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................15

A. Jenis Penelitian.............................................................................15

B. Sumber Data.................................................................................16

C. Teknik Pengumpulan Data...........................................................17

D. Teknik Analisis Data....................................................................18

E. Pedoman Penulisan......................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti mendambakan yang namanya kebahagiaan,

ketentraman dan kesejahteraan lahir batin di dunia dan di akhirat. Cita-cita

ini dapat diraih hanya dengan menguasai ilmu pengetahuan sesuai dengan

kemampuannya. Ingin bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

Di dalam ajaran agama islam manusia di didik supaya mampu

merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah di gariskan oleh

Allah SWT. Tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah SWT,

hal ini telah di jelaskan di dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56 :

َ ‫ت ْال ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬


‫س ِااَّل لِ َيعْ ُب ُد ْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
Artinya :“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat : 56)1

Ayat diatas menjelaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah

beribadah kepada Allah SWT. Dan Juga tugas manusia adalah sebagai

seorang pemimpin di muka bumi, selama hidup manusia harus

mengimplementasikan dirinya sebagai mahluk yang bermoral. Oleh karena

itu dalam proses beribadah dan melaksanakan kepemimpinan hendaknya di

dasari ilmu pengetahuan dan juga harus memilki etika/akhlak yang di

peroleh dengan melalui Pendidikan.2


1
DEPAG RI, Al-Majid:Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid Warna. Jakarta: Beras.
2014, hlm. 523
2
Kadun, “Pendidikan Akhlak Anak Bagi Keluarga Muslim Menrut Perspektif
Abuddin Natta”. Skripsi pada Sarjana IAI Bungan Bangsa Cirebon,
(Cirebon:_,2012,),hlm.1

1
2

Pendidikan adalah suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh

pendidik dalam perkembangan jasmani dan ruhani menuju terbentuknya

kepribadian yang utama. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran secara aktif dan dapat mengembangkan potensi yang baik

serta dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Pendidikan sangatlah penting untuk kehidupan dunia ini, guna untuk

membentuk manusia yang berakhlakul karimah. karena Hakikatnya

pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia. Secara umum Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana dalam diri yang dilakukan dengan menanamkan,

mengembangkan, dan membentuk karakteristik manusia yang mempunyai

potensi terdidik dalam ilmu pengetahuan (intelektualitas) dan berakhlak

mulia.

Dapat dipahami bahwa Pendidikan itu harus membentuk manusia

yang memiliki akhlak yang mulia, sebab krisis yang menonjol dari dunia

Pendidikan Indonesia adalah krisis Pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak

diyakini mampu menjadi aspek penting dalam peningkatan sumber daya

manusia (SDM), karena sangat penting menentukan kemajuan suatu bangsa.

Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha
3
Dede Rosyada, Madrasah dan Profesionalisme Guru Dalam Arus Dinamika
Pendidikan Islam di Era Otonomi Daerah, (Depok: KENCANA, 2017), hlm. 94
3

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Pendidikan akhlak merupakan sarana yang memberikan kepada

manusia aturan atau petunjuk yang kongkrit tentang bagaimana ia harus

hidup dan bertindak dalam kehidupan manusia yang baik, dan bagaimana

menghindari perilaku-perilaku yang tercela. Akhlak merupakan hal yang

paling utama dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pergaulan antar

sesama.5

Pendidikan akhlak adalah proses mendidik, memelihara,

membentuk, memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir

baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran-

ajaran Islam. Pendidikan akhlak bertujuan untuk menumbuhkan

pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat mulia kebiasaan yang

baik. Memantapkan rasa keagamaan dan membiasakan diri berpegang pada

akhlak mulia. Membiasakan bersikap rela, optimis, percaya diri dan sabar.

Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu al-khulq yang berarti tabiat,

perangai, tingkah laku, kekuasaan, adat, kelakuan. Menurut istilah, akhlak

adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang yang bisa mengeluarkan

sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya pemikiran dan paksaan.

Akhlak dalam ajaran agama Islam merupakan sesuatu yang sangat istimewa

dan menempati tempat yang penting dalam diri pemeluknya, baik sebagai

hamba Allah dalam bentuk penyembahan kepadanya, maupun sebagai


4
Muhibbin Syah, psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru,(Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya,2010), hlm.12
5
Muslim, “Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak”, (Jambi: IAIN Sultan Thaha
Saifuddin), No. 2 April 2011, hlm. 215.
4

makhluk sosial yang senantiasa hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebab

nilai seseorang tergantung dari akhlaknya.6

Selain itu, Rasulullah saw telah menjelaskan tentang muslim yang

terbaik dilihat dari akhlaknya. Dalam keseluruhan ajaran agama Islam,

akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Dalam

Alquran saja ditemui kurang lebih 1500 ayat yang membahas tentang

akhlak, dua setengah kali lebih banyak daripada ayat-ayat tentang hukum,

baik yang teoritis maupun yang praktis. Belum terhitung lagi hadits-hadits

Nabi, baik perkataan maupun perbuatan yang memberikan pedoman akhlak

yang mulia dalam seluruh aspek kehidupan.

Sebab, akhlak terpuji merupakan barometer terhadap kebahagiaan,

keamanan, ketertiban dalam kehidupan manusia dan dapat dikatakan bahwa

akhlak merupakan tiang berdirinya umat, sebagaimana shalat merupakan

tiang agama islam. Dengan kata lain apabila rusak akhlak suatu umat maka

rusaklah bangsanya. Manusia pasti kehilangan jati diri, kendali dan salah

arah bila nilai-nilai akhlak ditinggalkan, menyebabkan manusia mudah

terjerumus ke berbagaipenyelewengan dan kerusakan akhlak.

kesadaran berakhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya,

dimana manusia dapat melihat dan merasakan diri berhadapan dengan hal-

hal yang baik dan yang buruk. Dengan begitu Ketika manusia sudah

memiliki kesadaran akan dirinya maka dia dapat membedakan mana yang

halal dan haram, hak dan bathil.7

6
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997),hlm. 15
7
A. Mustofa, Akhlak tasawuf (Bandung:Pustaka Setia, 2014),hlm.14
5

Pada dasarnya nilai-nilai akhlak mulia yang dibawa islam jika

diamalkan secara konsisten dan penuh dengan rasa tanggung jawab akan

mampu menjawab problematika yang sedang di derita umat islam pada saat

ini, baik masalah sosial, politik, maupun ekonomi. Dengan kata lain nilai-

nilai akhlak yang dimaksud dalam islam adalah ajaran agama yang

berwujud perintah, larangan serta anjuran yang harus dilakukan dengan

penuh rasa tanggung jawab untuk membina kepribadian manusia.8

Buya Hamka berpendapat bahwa akhlak adalah suatu persediaan

yang telah ada di dalam batin, telah terhujam, telah rasikh (kokoh) dialah

yang menimbulkan perangai dengan mudahnya sehingga tak berhajat

kepada berpikir lama lagi. Kalau persediaan itu dapat menimbulkan

perangai yang terpuji, perangai yang mulia (mulia menurut akal dan syara’

itulah yang dinamai budi pekerti yang baik. Tetapi, kalau yang tumbuh

perangai yang tercela menurut akal dan syara’ dinamai pula budi pekerti

yang jahat.

Di katakan bahwa budi pekerti itu ialah perangai yang terhunjam

dalam batin, karena ada pula orang yang sudi menafkahkan hartanya dengan

ringan saja, tetapi tidak bersumber dari budinya yang terhunjam, hanya

semata-mata lantaran ada Maksud yang terselip di dalamnya. 9 Buya Hamka

juga berpendapat selain al-Qur’an dan Sunnah, ada hal lain yang digunakan

dalam pendidikan akhlak. Pertama, Akal: manusia harus menggunakan

akalnya untuk memahami akhlak yang baik menurut tuntunan syari’at. Akal

8
Mustofa, op.cit, hlm. 17
9
Hamka. (2017). Akhlaqul Karimah, Jakarta: Gema Insani
6

menyuruh manusia menjaga dirinya dan mengatur kehidupannya,

melakukan tindakan yang baik dan pantas.

Lebih dari pada itu akal digunakan untuk mengukur bayang-bayang

diri, mengenal diri dan memperbaiki mana yang telah rusak, orang yang

berakal merupakan orang yang telah mendapatkan inayah (perlindungan)

dari Allah SWT. Yang kedua, Ilmu pengetahuan: berilmu meninggikan

derajat orang alim, sehingga orang yang berilmulah yang akan dipandang

dan dihargai masyarakat.

Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk

berbuat baik, di antaranya :

1. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain.

2. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela.

3. mengharapkan kebaikan diri (dorongan hati nurani).

4. Mengharapkan pahala dan surga

5. Mengharap pujian dan takut azab tuhan

6. Mengharap keridhoaan Allah semata.10

Dari pengertian tentang akhlak tersebut diatas dapat difahami bahwa

akhlak merupakan dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan untuk

melakukan sesuatu secara otomatis sehingga menjadi tabiat. Kalau dorongan

jiwanya baik, maka melahirkan prilaku baik, disebut akhlak terpuji (Akhlaq

10
Dr Asmaran As.Ma,pengantar studi akhlak, Jakarta,hlm. 148.
7

al mahmudah/ al kariimah), jika dorongan jiwanya buruk, maka melahirkan

prilaku buruk, disebut akhlak tercela (Akhlaq al madzmumah).

Akhlak yang terpuji merupakaan sumber dari jiwa yang bersih

karena baik dan buruknya seseorang tidak dinilai Zhohirnya saja melainkan

batinnya. Akan tetapi yang harus kita pahami jika seseorang hatinya bersi

maka akan Nampak pada kebagusan perilaku dan raganya. Karakteristik

paling penting dari Pendidikan akhlak adalah digariskannya aturan-aturan

moral penggunaan pengetahuan. Teoritis maupun praktis, ibarat pisau

bermata dua yang dapat digunakan pemiliknya kapan saja dan dimana saja

bahwa akhlak juga merupakan bagian dari senjata hidup bagi manusia untuk

meraih sukses, ilmu pengetahuan yang tinggi.

keterampilan yang mutakhir tanpa dibarengi dengan akhlak yang

mulia maka tidak menutup kemungkinan justru akan menelanjangi manusia

dari hal-hal etika dan kesopanan. Oleh karena itu, tugas dunia Pendidikan

semakin berat untuk ikut membentuk bukan saja insan yang siap

berkompetisi tetapi juga mempunyai akhlak yang mulia dalam segala

tindakannya sebagai salah satu modal sosial dalam kehidupan. Menuntut

proses Pendidikan yang dijalankan mampu mengantarkan manusia menjadi

pribadi yang utuh. Peran Pendidikan tersebut menunjukkan bahwa masalah

akhlak adalah tidak dapat ditinggalkan bahkan menjadi tujuan utama dalam

Pendidikan.11

11
Cak Nur, Indinesia Kita. Dalam Azaki Khoirudin, (ed) Pendidikan Akhlak
Tasawuf Menyelami Nalar Spiritual Cak Nur, (Kapas: nun Pustaka, 2013), hlm. 3-4
8

Dalam hal ini manusia membutuhkan bimbingan tentang konsep

etika/akhlak yang baik guna diterapkan kepada segala aspek kehidupan

manusia. Maka dari itu salah satu pemikir besar mengenai etika/akhlak yaitu

Buya Hamka. Dialah tokoh sentral yang sangat di segani pada masanya

hingga sekarang. Buya Hamka memiliki konsep yang utuh tentang

etika/akhlak. Beliau tidak hanya melihat etika atau masalah tingkah laku

manusia dari segi nilai baik dan buruk, yang hanya di bahas dari segi agama,

filsafat dan tasawuf saja. Tetapi beliau membahas etika dengan

menggabungkan perspektif agama dan filsafat.

Menurut pandangan filsuf secara epistemologis, manusia adalah

makhluk yang berakal dapat menggunakan pikirannya dengan bebas untuk

mencari kebenaran dalam pengetahuan. Secara etis, manusia adalah

makhluk yang mempunyai hati Nurani yang memungkinkannya mencapai

kebenaran dalam sikap. Keputusan dan Tindakan-tindakan. Dengan

demikian kedudukan akal secara epistemologis sejajar dengan kedudukan

hati Nurani secara etis. Maka pemikiran Buya Hamka tidak cukup sampai di

situ, beliau menggunakan pemikiran filsafat untuk memperkuat argument

religiusnya yang di bangun di atas pondasi tauhid, sehingga konsep

etika/akhlak yang di hasilkan adalah etika religius.12

Beberapa alasan yang menjadi tolak ukur untuk meneliti pemikiran

Prof. Dr. Hamka adalah beliau bukan hanya seorang ilmuan maupun

sastrawan melainkan sesosok ulama di era modern yang banyak

memberikan kontribusi bagi pengembangan peradaban dan munculnya


12
Ahmad Sirayudin, “Konsep Etika Sosial Hamka” Skripsi pada sarjana UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta, 2015), hlm. 4
9

dinamika intelektualitas masyarakat (islam), ia merupakan sosok ulama

yang dengan gigih berupaya mengubah pola hidup tradisional kepada pola

hidup dinamis dan rasional, beliau juga merupakan sosok pendidik umat.13

Keistimewaan buku-buku yang di karang beliau adalah

pemikirannya tidak hanya berlaku di zamannnya, namun masih sangat

kontekstual di masa kini. Produktifitas gagasannya di masa lalu sering

menjadi inspirasi dan rujukan gagasan-gagasan kehidupan di masa kini.

Keutamaan budi, itulah yang akhir, menyingkirkan diri dari kebinatangan,

itulah cta-cita yang mulia. Bukit itulah yang di daki orang Budiman,

setengah jatuh dan setengah bangun, ada yang tidak tahan, ada yang lemah

kakinya, lalu terjatuh dan tidak bangun lagi. Hidup berbudi itu tujuan

utama.14

Berdasarkan hal tersebut merupakan alasan yang mendasar bagi

penulis ingin membahas permasalahan tersebut dalam penelitian yang

berjudul “KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT PROF. DR. H.

HAMKA” meskipun secara factual, Buya Hamka belum merumuskan suatu

karya komperehensif mengenai Pendidikan akhlak, namun secara tidak

langsung dari karya-karyanya berbicara tentang akhlak dan Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana landasan akhlak menurut Buya Hamka ?

2. Bagaimana konsep Pendidikan akhlak menurut Buya Hamka ?

13
Nur Hidayat, “Konsep Pendidikan Akhlak Bagi Peserta Didik Menurut
Pemikiran Prof. Dr. Hamka” Skripsi pada sarjana UIN Raden Intan Lampung, (Lampung,
2017), hlm. 9
14
Ibid, hlm. 6
10

3. Bagaimana relevansinya Pendidikan akhlak menurut Buya Hamka

dengan Pendidikan agama islam ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi atau

gambaran pemikiran Buya Hamka mengenai konsep Pendidikan akhlak

yang telah dikemukakan oleh Buya Hamka.

2. Untuk mengetahui landasan Pendidikan akhlak menurut Buya Hamka.

3. Untuk mengetahui sejarah bangsa Indonesia pada era kehidupan Buya

Hamka.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara ilmiah/teoritis penelitian ini di harapkan memberikan tambahan

informasi akademik mengenai pembinaan akhlak kepada manusia.

2. Secara praktis, di harapkan dapat menjadi pelengkap referensi sehingga

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menjelaskan permasalahan

dibidang pembinaan akhlak.

E. Batasan Istilah

1. Konsep adalah pengertian, ide, pendapat (paham), atau rancangan(cita-

cita) yang telah ada dalam pikiran.

2. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik

terhadap perkembangan secara jasmana maupun rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

3. Akhlak secara etimologi istilah yang diambil dari Bahasa arab dalam

bentuk jamak, Al Khuluq merupakan bentuk mufrod (tunggal) dari

akhlak yang memiliki arti kebiasaan, perangai, tabiat, budi pekerti.


11

Tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan dan timbul dari diri manusia

dengan sengaja.

4. Prof. Dr. H. HAMKA adalah tokoh intelektual muslim Indonesia yang

lahir di maninjau, sumatera barat pada 17 februari 1908 (14 muharram

1326 H) nama lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah.

Beliau adalah sosok ulama aktifis, politisi, jurnalis, editor dan sastrawan.

Beliau juga seorang pendidik yang otodidak. Beliau belajar

memperdalam sendiri berbagai ilmu pengetahuan, sastra, budaya,

tasawuf, secara sosiologi dan politik, baik keilmuan islam maupun barat.

Pada tahun 1959 Buya Hamka mendapatkan penghargaan gelar

Ustaziyah fakhiriyah (doctor honoris causa) dari majelis tinggi

universitas Al-Azhar Cairo.

F. Telaah Pustaka

Pendidikan islam sudah terjadi sejak Nabi Muhammad SAW

diangkat menjadi Rasul di Mekkah dan beliau sendirilah sebagai gurunya.

Pendidikan islam mempunyai sejarah yang sangat Panjang. Jadi, Pendidikan

islam ini berkembang seiring dengan kemunculan dari islam itu sendiri.

Rasulullah SAW hadir di tengah-tengah kerusakan akhlak masyarakat

jahiliyah pada saat itu berorientassi untuk memperbaiki akhlak mereka.

Akhlak sering dikaitkan dengan etika dan moral. etika dan moral

berasal dari Bahasa Yunani yang memiliki arti sama, kebiasaan. Sedang

budi pekerti dalam Bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata

budi dan pekerti. Budi berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti sadar,

pekerti berasal dari Bahasa Indonesia yang berarti kelakuan. Sedangkan


12

moral berasal dari Bahasa latin moras yaitu jamak dari mos yang berarti

adat kebiasaan. Di dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa

moral adalah penentuan baik buruk suatu perbuatan. 15 Pendidikan akhlak

dianggap sangatlah penting, hal ini dikarenakan Pendidikan akhlak yang

akan mencetak tingkah laku manusia yang baik, serta berakhlakul karimah

sehingga manusia mampu berprilaku terpuji dan pada akhirnya dapat

mengangkat derajat dari derajat yang rendah menuju ke derajat manusia

yang lebih baik.

Membahas mengenai akhlak, Buya Hamka memberikan gagasan

bahwa seseorang yang berakhlak mulia yaitu seseorang yang senantiasa

melakukan perbuatan yang baik tentu akan membawa kita pada kebaikan

dunia dan akhirat. Akhlak menurut Buya Hamka adalah suat sifat di mana

sifat itu timbul dalam diri manusia sehingga mendorong untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pertimbangn serta pemikiran hingga dengan

mudah dilakukan tanpa ada dorongan dari luar.

Dasar Pendidikan akhlak bagi Buya Hamka adalah kepercayaan

(tauhid). Tauhid adalah menyatukan kepercayaan bahwa Allah yang

mengatur segala urusan dan segala sesuatu yang ada di alam ini. Setiap

manusia itu sama dengan manusia lainnya. Sama-sama makhluk yang Allah

berikan akal dan pikiran. Dan yang menjadi pembeda antara manusia yang

satu dengan yang lain adalah tingkat ketaqwaan dan kepercayaan kepada

Allah yang Maha Esa. Jadi tauhid dan taqwalah yang menjadi pembeda

15
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 92
13

tingkatan manusia di hadapan Allah, karena manusia yang mulia di sisi

Allah adalah yang kuat iman dan taqwanya.16

G. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan : Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal

seperti; Latar belakang masalah, Perumusan

masalah, Tujuan dan Kegunaan penelitian,

Batasan istilah, Telaah Pustaka dan

Sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori : Merupakan landasan teoritis yang yang

berisikan kerangka teori dan kerangka berfikir

Bab III Metode Penelitian : Merupakan metode penelitian yang

menjelaskan tentang lokasi penelitian,jenis

penelitian, populasi dan sampel, variable dan

indicator, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data dan pengelolaan data.

Bab IV Hasil Penelitian : Merupakan hasil penelitian menyajikan dan

memaparkan hasil penelitian yang telah

didapatkan.

Bab V Penutup: Merupakan Penutup, mengemukakan kesimpulan, saran-

saran dan daftar Pusta

16
Hamka, Lembaga Hidup, hlm. 257
19

Anda mungkin juga menyukai