ULUMUL HADIS
Dosen Pengampu :
KELAS 1 A
MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makaah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah ULUMUL HADIS, dengan judul
“Tujuan Pendidikan Islam dalam Hadis Tarbawi”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu proses belajar anak untuk menjalani kehidupan yang
penuh tantangan ini pasti memiliki tujuan masing-masing. Jika kita ditanya apa tujuan
kita belajar, pelaku pendidikan pasti jawabannya berbeda-beda. Artinya setiap orang
memiliki tujuan yang berbeda dalam melakukan pendidikan atau dalam dia menuntut
ilmu.
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Secara terminologi,
tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan
selesai. Menurut H. M. Arifin bahwa tujuan proses pendidikan Islam adalah idealitas
(cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalaam proses
pendidikan yang berdasarkan ajaran islam secara bertahap.
Tujuan pendidikan islam yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang dirangkum
dan disimpulkan oleh Athiyyah al-Abrasyi dalam kitabnya al-Tarbiyah al-Islamiyyah wa
Falasifatuha merupakan tujuan pendidikan yang mengarah pada tujuan akhirat dan dunia,
tujuan akhirat bahwa tujuan pendidikan islam diarahkan dan diorientasikan pada
kehidupan untuk beramal dan mendekatkan pada Tuhan, jadi tujuan pendidikan bisa
dikatakan untuk jangka panjang, namun demikian juga pendidikan jangka pendek yang
ada di dunia ini juga diperhatikan. Jadi tujuan pendidikan yang ada di dunia ini bagaimana
manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik dengan mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak untuk memperoleh dan meraih tujuan jangka panjang yaitu yang
ada di akhirat kelak. Dengan begitu manusia mendapat dua kebahagiaan yang diperoleh
di dunia dengan menjalani kehidupan yang layak dan bahagia dan bisa beramal menurut
ajaran agama untuk bekal kehidupan yang abadi dan selama-lamanya.
Berikut ini adalah hadis-hadis yang berkenaan dengan tujuan penidikan islam. Di
antaranya adalah bertakwa kepada Allah, beriman, dan berakhlak mulia.
5
A. BERTAKWA KEPADA ALLAH
Sehubungan dengan takwa sebagai tujuan pendidikan, berikut ini hadis yang
sesuai
َاسَقالَأتْقا ُه ْم
ِ ََّللاَم ْنَأ ْكر ُمَالنه
ِ سول هُ ََّللاَع ْنهَُقالَقِيلَياَر
ُ ضي ه ِ عَ ْنَأ ِبيَ هُريْرةَر
Hadis ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling
tinggi tingkat ketakwaannya. Sikap takwa mengalahkan semua indikasi kemuliaan
martabat yang lain. Simbol-simbol kemodernan dan kesejahteraan yang dimiliki oleh
seseorang tidak dapat mengalahkan sikap takwa. Itu berarti bahwa walaupun seseorang
memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi apabila ia tidak bertakwa kepada Allah, maka
ia sesungguhnya belum dapat dimasukkan ke dalam kategori orang yang paling mulia.
6
Hadis ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah dan istiqamah dengan
pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi
seseorang muslim.
)ساَفت ْه ِلكَ(رواهَبيهقى
ً ام
ِ نَخ ُ ىََّللاَعل ْي ِهَوسلهمَ ُك ْنَعا ِل ًماَأ ْوَ ُمتع ِله ًماَأ ْوَ ُمسْت ِم ًعاَأ ْو
َْ َم ِحبًّاَوالَت ُك ُ يَص هل ه
ُّ قالَالنه ِب
Rasulullah saw bersabda “jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang
yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka,” (HR.Baihaqi)
Dalam hadis ini Rasulullah menganjurkan agar umat islam mau menjadi orang
yang:
● Berilmu (pandai), sehingga dengan ilmu yang dimiliki seorang muslim bisa
mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Dan
dengan demikian kebodohan yang ada dilingkungannya bisa terkikis habis dan berubah
menjadi masyarakat yang beradab dan memiliki wawasan yang luas.
● Jika tidak bisa menjadi orang pandai yang mengajarkan ilmunya kepada umat manusia,
jadilah sebagai orang yang mau belajar dari lingkungan sekitar dan dari orang-orang
pandai
● Jika tidak bisa menjadi orang yang belajar, jadilah sebagai orang yang mau
mendengarkan ilmu pengetahuan. Setidaknya jika kita mau mendengarkan ilmu
pengetahun kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita dengar.
● Jika menjadi pendengar juga masih tidak bisa, maka jadilah sebagai orang yang
menyukai ilmu pengetahun, diantaranya dengan cara membantu dan memuliakan orang-
orang yang berilmu, memfasilitasi aktivitas keilmuan seperti menyediakan tempat untuk
pelaksanaan pengajian dan lain-lain.
● Janganlah menjadi orang yang kelima, yaitu yang tidak berilmu, tidak belajar, tidak
mau mendengar, dan tidak menyukai ilmu. Jika diantara kita memilih yang kelima ini
akan menjadi orang yang celaka.
7
C. BERAKHLAK MULIA
Berkenaan dengan akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan, inilah salah satu
haditsnya.
Abdullah bin Amru berkata, “Nabi bukan seorang yang keji dan tidak bersikap
keji.” Beliau bersabda, “sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Al-Bukhari)
Hadist diatas menunjukan dengan tegas bahwa misi utama rasulullah adalah
memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara menghiasi
dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan menganjurkan agar umatnya senantiasa
menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau
menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang
ditampilkannya. Itu berarati bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang akan semakin
baik pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang buruk merupakan pertanda
bahwa imannya juga buruk.
A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum yaitu tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan,
Baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi aspek kemanusiaan
yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, dll.
●Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi menfaat atau yeng lebih terkenal
dengan nama tujuan vocasional dan profesional.
8
● Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal, dan pertukangan supaya dapat
menguasai profesi tertentu, dan keterampilan tertentu agar dapat ia mencari rizki dalam
hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
B. Tujuan Khusus
C. Tujuan Akhir
Tujuan Akhir yaitu bahwa pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka
tujuan hidup terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Mati dalam
keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses
pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan yang mati dan akan
menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
D. Tujuan Sementara
Tujuan Sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan
formal.
E. Tujuan Operasional
Tujuan Operasional yaitu tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Dalam tujuan operasional ini
lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu.
Misalnya, ia dapat berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan, mengerti,
memahami, meyakini, dan menghayati adalah soal kecil.
9
2.4 Pendapat Para Ahli Mengenai Tujuan Pendidikan Islam
Para ahli pendidikan islam telah merumuskan tujuan pendidikan yang merangkum
maksud-maksud hadis diatas. Rumusan tersebut yaitu sebagai berikut :
● Tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki
wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan dan
pewaris nabi
● Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan islam se- indonesia tanggal 7 s.d
11 mei 1960 di Cipayung, Bogor; tujuan pendidikan islam adalah menanamkan takwa,
akhlak, serta menegaskan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi
dan berbudi luhur menurut ajaran islam.
● Rumusan tujuan pendidikan islam yang dihasilkan dari seminar pendidikan islam
sedunia tahun 1980 di Islambad bahwa pendidikan seharusnya bertujuan mencapai
pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian menusia secara total melalui pelatihan
spiritual, kecerdasan, rasio, Perasaan dan pancaindra. oleh karena itu, pendidikan
seharusnya melayani pertumbuhan manusia dalam segala aspek yang meliputi aspek
spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, serta linguistic baik secara individu maupun
kolektif. Adapun tujuan akhir pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan
kepada Allah baik dalam tingkat individu, komunikasi, maupun manusia secara luas.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan pendidikan islam yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang dirangkum
dan disimpulkan oleh Athiyyah al-Abrasyi dalam kitabnya al-Tarbiyah al-Islamiyyah
wa Falasifatuha merupakan tujuan pendidikan yang mengarah pada tujuan akhirat dan
dunia, tujuan akhirat bahwa tujuan pendidikan islam diarahkan dan diorientasikan pada
kehidupan untuk beramal dan mendekatkan pada Tuhan, jadi tujuan pendidikan bisa
dikatakan untuk jangka panjang, namun demikian juga pendidikan jangka pendek yang
ada di dunia ini juga diperhatikan.
Jadi tujuan pendidikan yang ada di dunia ini bagaimana manusia dapat
menjalani hidupnya dengan baik dengan mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang
layak untuk memperoleh dan meraih tujuan jangka panjang yaitu yang ada di akhirat
kelak. Dengan begitu manusia mendapat dua kebahagiaan yang diperoleh di dunia
dengan menjalani kehidupan yang layak dan bahagia dan bisa beramal menurut ajaran
agama untuk bekal kehidupan yang abadi dan selama-lamanya.
3.2 Saran
Dari beberapa uraian diatas tentunya banyak sekali kesalahan dan kekurangan.
Semua itu dikarenakan keterbatasan penulis. Untuk itu, demi kemajuan bersama kami
mengharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk lebih sempurnanya
dalam pembuatan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12