Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Bpk Syafarudin, M.Pd.I
i
Kata Pengantar
Syukur Al hamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehimgga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Metodologi pendidikan PAI, dengan judul:
“Pembelajaran Aqidah Akhlak”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan bhkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan .
Penulis
ii
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
Kesimpulan............................................................................................................................. 9
iii
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam kehidupan manusia yang paling penting adalah pendidikan, karena pendidikan
merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia. pendidikan juga sebagai proses upaya
meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi
suatu keadaan yang lebih baik,peranan dan fungsinya semakin dirasakan oleh sebagian besar
masyarakat. Bangsa yang maju adalah bangsa yang masyarakatnya sadar akan pentingnya
pendidikan sebagaimana dunia Islam dahulu pada masa Abbasiyah telah mencapai puncak
kejayaan karena para pemimpin dan masyarakatnya cinta akan ilmu pndidikan dan
pengetahuan. Dalam Islam, proses pendidikan dimulai sejak masa konsepsi atau kandungan.
dan sampai ke liang lahat.
Pendidikan adalah segala usaha untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan
berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya. Ada tiga unsur
utama yang terdapat dalam proses pendidikan yaitu yang pertama pendidik (orang tua, guru,
ustad, dosen, ulama dan pembimbing), yang kedua peserta didik (anak, santri, mahasiswa,
mustami), dan yang ketiga adalah ilmu atau pesan yang disampaikan (nasehat, materi
pelajaran, kuliah, ceramah, bimbingan) (Heri Jauhari Muchtar, 2005: 14).
Pembelajaran akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar peserta didik
memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus
diimani oleh orang Islam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik bersikap
dan bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Pembelajaran akidah akhlak
diharapkan dapat Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang akhlak, baik yang berkaitan dengan
hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya, dan manusia dengan alam
lingkungannya.
1
2. Rumusan masalah
a. Pengertian pembelajaran Aqidah akhlak
b. Tujuan pembelajaran Aqidah akhlak
c. Metode pembelajaran Aqidah akhlak
3. Tujuan masalah
a. Mengetahui pengertian pembelajaran aqidah akhlak
b. Mengetahui tujuan pembelajaran aqidah akhlak
c. Mengetahui metode pembelajaran aqidah akhlak
2
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian Aqidah
Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali dalam satu
buku sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut “ikatan” atau
kata aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan perjanjian.
Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang harus
dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam benak
jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah Islam berarti
berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan taat kepada
segala aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya).
Ada banyak keyakinan (agama) yang dianut manusia. Adapun hanya satu,
Islamlah agama yang pantas dijadikan pedoman/peraturan dasar kehidupan
kita, sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran: 19
Pada ayat ini (Ali Imran: 19) Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya di
sisi-Nya adalah Islam, yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah SWT.
Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan lafal-Nya (segala perbuatan-Nya).
Sebagaimana agama yang dibawa para nabi terdhulu intinya adalah satu ialah
“Islam” sedangkan syariat pada setiap nabi itu dapat berbeda-beda sesuai
dengan tuntunan mereka masing-masing. Agama Islam tinggi dan tidak asa
yang lebih tinggi dari pada-Nya. Aqidah Islamiyah selalu berkaitan dengan
Iman, seperti: Iman kepada Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-
Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir (Hari kiamat-Pembalasan).
3
2. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun, ٌ ٌ ُخلُقyang
menurut bahasa bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Kata
tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalqun ٌ َخ ْلقyang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan ٌ ٌ ٌ َخالِقyang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang
berarti yang diciptakan .Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai adanya
hubungan baik antara Khaliq dengan makhluq dan antara makhluq dengan
makhluq.
4
kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia sebagai anggota masyarakat dan sebagai
warga negara. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam yaitu untuk membentuk
manusia yang 8 bermoral, sopan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana,
sempurna, dan beradab. Dengan kata lain pendidikan akhlak memiliki tujuan
untuk menciptakan manusia yang memiliki nilai. Berdasarkan tujuan tersebut,
maka kapanpun dan dimanapun merupakan sarana pendidikan akhlak. Setiap
pendidik harus memiliki akhlak yang baik agar peserta didik juga memeiliki akhlak
yang baik. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menghubungkan antara
pengertian Aqidah Akhlak dengan tujuan pembelajaran kedua materi tersebut,
baik secara formal di sekolah dan lembaga pembelajaran ataupun di luar sekolah.
Menurut Barmawi Umary (1984) bahwa tujuan pengajaran akhlak secara umum
meliputi:
Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, teerpuji serta
menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.
Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu
terpelihara dengan baik dan harmonis.
Sedangkan menurut Prof, DR. Hamka (1976) mengungkapkan bahwa yang menjadi
tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin mencapai setinggi-tinggi budi pekerti
dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988 bahwa tujuan pokok akhlak agar setiap orang
berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat), berangai atau beristiadat yang baik/yang
sesuai dengan ajaran Islam.
Adapun secara spesifik pengajaran akhlak memiliki tujuan secara khusus:
a) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat
kebiasaan yang baik.
b) Memantapkan rasa keagamaan kepada siswa, membiasakan diri berpegang
pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah.
c) Membiasaka siswa bersikap rela, optimis percaya diri, menguasai emosi, tahan
menderita dan sabar.
5
d) Membimbing siwa kearah sikap yang sehat dan dapat membantu mereka
berinteraksi sosisal yang baik, mencintai kebaikan orang lain, suka menolong ,
saying kepada yang lemah dam menghargai orang lain.
e) Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik
disekolah maupun diluar sekolah.
6
sperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku.
Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilali yang baik dan
yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan
sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
d. Metode sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:
Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah
kubur.
Kisah siti Mashitoh, Abu bakar assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin
Rabbah dan lain sebagainya.
e. Metode demonstarasi, dipergunakan dalam pokok bahasan:
Sifat-sifat Allah, sifat-sifat Rasulullah.
Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.
f. Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
Berbakti kepada ayah dan ibu.
Adab makan dan minum.
Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.
7
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup berat,
namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu
kebiasaan. Mmetode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan
berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik
sehingga menjadi akhlak baginya,walaupun dengan usaha yang keras dan
melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu guru
harus memberikan bimbingan yan continu kepada anak didiknya, agar tujuan
pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan
program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
c. Metode teladan.
Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku
perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa: “alat
dakwah yang sangat utama adalah akhlaki” metode ini sangat efektif untuk
mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-
murid dalam segala hal. Jadi metode ini harus diterapkan seorang guru jika
tujuan pengajaran hendak dicapai.
8
BAB II
Penutup
A. Kesimpulan
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.
Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, teerpuji serta menghindari
yang buruk, jelek, hina, tercela.
Supaya perhubungan kita dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara
dengan baik dan harmonis.
Metode bercerita
Metode ceramah
Metode tanya jawab
Metode Sosiodrama
Metode Demonstarasi
Metode Bermain peran
Metode umum
Metode mujahadah dan riodoah
Metode teladan
9
Daftar Isi
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta : LPPI UMY, 1992. Yunus namsa, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Ternate : Pustaka Firdaus, 2000. Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan
Islam, Bumi Aksara, 2001.
https://core.ac.uk/download/pdf/147421617.pdf
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1445/2/Cover_Bab%20I_Bab%20V_Daftar%20Pustak
a.pdf
uhri Saifuddin, Syamsuddin Yahya “ Metode Pengajaran Agama”. Semarang : Pustaka Pelajar.
1999
http://harietzachmad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-tentang-pembelajaran-
akidah.html?m=1
10