Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

Dosen pengampu: M.IQral, M.Pd

Di susun oleh :

Siti Maryam.1238.22.1802

Sari bulan

Siti Wahyuni

Umar musyakkir

Yusnar yusuf.1238.22.1828

Pratiwisyah putri

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH

STIT AL – KIFAYAH RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat

tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari

pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah memenuhi syarat matakuliah “Aqidah Akhlak” dengan

judul makalah “STRATEGI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK ” Penulis sangat berharap

semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami

berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan
tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan
materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiyah Daradjat .. pada dasarnya ada tiga
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam
kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut
seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar
secara profesional dan efektif.
Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu
merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan
mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan
efektif.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu
pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih
metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan
kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak

A. Pengertian Metode
    

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


menglimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan
segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak
didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang
harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting
adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas
sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

B. Pengertian Pelajaran Akidah Akhlak


    

Pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
disekolah formal dan merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Secara etimologi (bahasa) kata aqidah akhlak, terdiri dari dua kata aqidah dan akhlak Kata
aqidah berasal dari bahasa Arab yang berarti kepercayaan atau keyakinan.
Sedangkan secara terminologi (istilah) aqidah berarti segala keyakinan yang
ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti. Hal-hal yang termasuk di
dalam pembahasan aqidah yaitu tentang Tuhan dan segala sifat-Nya serta hal-hal yang
berkaitan dengan alam semesta, seperti terjadinya alam.
Adapun pengertian akhlak secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu
bentuk jamak dari kata yang berasal dari kata dengan bentuk jamaknya yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakekat makna itu
ialah gambaran batin manusia yang tepat (jiwa dan sifatnya) sedangkan merupakan gambaran
bentuk luasnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya).
Secara terminologi ada beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya:
a.       Imam Ghozali
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b.      Ibnu Miskawaih
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan
tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.
c.       Abu Bakar Aceh
Akhlak adalah suatu sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia serta terhadap diri sendiri. 24
Melihat pengertian aqidah akhlak yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
formal dan merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya
mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang dapat mengembangkan kepribadian
peserta didik.

C. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak


    

Aqidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan agama Islam.
Maka tujuan umum pendidikan aqidah akhlak sesuai dengan tujuan umum pendidikan agama
Islam. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, tujuan umum pendidikan agama Islam adalah
membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau sekurang-kurangnya mempersiapkan
peserta didik ke jalan yang mengacu pada tujuan akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah
adalah beriman kepada Allah dan tunduk patuh secara total kepadaNya.  Hal ini sesuai dengan
firman Allah, yang Artinya : .Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supayamereka mengabdi kepada-Ku.. (Q.S. Adz-Dzariyat : 56).
Sedangkan tujuan khusus pelajaran aqidah akhlak menurut Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam adalah sebagai berikut:
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan
dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan
serta pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaanya
kepada Allah swt seta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pelajaran aqidah akhlak searah
dengan tujuan nasional yaitu: .Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung
jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

D. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak


   

Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak yang terdapat di madrasah aliyah memiliki isi
bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan peserta didik untuk
dapat memahami rukun iman secara ilmiah serta pengalaman dan pembiasaan berakhlak
Islami, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai
bekal untuk jenjang berikutnya.
Adapun ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak di dalam kurikulum 2004 untuk
madrasah aliyah ada tiga aspek, yaitu:
a.       Aspek Aqidah
Aspek aqidah ini meliputi sub-sub aspek: kebenaran aqidah Islam, hubungan aqidah,
akhlak, ke-Esaan Allah swt, Allah Maha Pemberi Rizki, Maha Pengasih dan Penyayang,
Maha Pengampun dan Penyantun, Maha Benar dan Maha Adil. Dari beberapa sub aqidah ini
tentu saja dengan menggunakan argumen dalil-dalil aqli dan naqli. Selain itu juga meyakini
bahwa, Muhammad saw adalah rosul terakhir, meyakini kebenaran Al-Qur.an dengan dalil
aqli dan naqli. Meyakini qodlo dan qodar, hubungan usaha dan do.a, hubungan prilaku
manusia dengan terjadinya bencana alam.

b.      Aspek Akhlak


Adapun yang menjadi aspek akhlak diantaranya: .Beradab secara Islam dalam
bemusyawarah untuk membangun demokrasi, berakhlak terpuji kepada orang tua, guru, ulil
amri, dan waliyullah. Hal ini memiliki tujuan untuk memperkokoh integrasi dan kredibilitas
pribadi, memperkokoh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bersedia
melanjutkan misi utama rosul dalam membawa perdamaian, terbiasa menghindari akhlak
tercela yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti
membunuh, merampok, mencuri, menyebar fitnah, membuat kekerasan, mengkonsumsi atau
mengedarkan narkoba dan malas bekerja.

c.       Aspek Kisah Keteladanan


Aspek kisah keteladanan diantaranya mengapresiasi dan meneladani sifat dan prilaku
sahabat utama Rosulullah saw dengan landasan agama yang kuat. Ketiga  aspek diatas
merupakan bagian dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam yang
bersumber dari Al-Qur.an dan Al-Hadits. Oleh karena itu diharapkan dapat membentuk
peserta didik menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan memiliki akhlak yang
mulia sebagaimana akhlak para nabi dan rosul.

E.      Macam-Macam Metode yang Sesuai dalam


Pembelajran Akidah Akhlak

1.     Metode Ceramah

a.       Pengertian Metode Ceramah


Yang dimaksud metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran
dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai. Adapun menurut M.
Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah adalah teknik penyampaian
pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah
diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan.
Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin bahwa metode ceramah
adalah suatucara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau
kelompok. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang dimaksud
dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yangmenekankan pada pemberitahuan
satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajaraktif, pelajar pasif).
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepadasiswa secara lisan.
Adapun gambaran penggunaan metode ini dikemukakan Zakiyah Daradjat dalam bukunya
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa dalam metode ceramah ini murid duduk,
melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah
benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa
ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.
Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang
dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat. Karakteristik yang
menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebihdominan. Sementara siswa
lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dalam sebuah hadits,
Nabi Muhammad saw bersabda: Yang Artinya: .Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat..
Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan guru dimuka kelas
apabila:
         Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi;
         Jumlah siswanya terlalu banyak;
         Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa.

b.      Kelebihan Metode Ceramah


         Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama,
sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
         Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat
murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
         Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan
bahan yang banyak.
         Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka
dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
         Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar.
         Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas
maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih
panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.

c.       Kelemahan Metode Ceramah


         Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
         Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan
ceramah.
         Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang
dimaksudkan guru.
         Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah
yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.
         Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah. Karena siswa
hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru.
         Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan
kesempatan mengeluarkan pendapat.
         Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.
         Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas,
menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan siswa.
         Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang
memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi
kabur.10

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus mengusahakan


hal-hal sebagai berikut:
a)      Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan, hendaknya
diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan contoh yang memadai dan
bila perlu hendaknya menggunakan media yang refresentatif.
b)      Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan kebosanan peserta
didik.
c)      Susunlah ceramah secara sistematis.
d)     Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang
kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
e)      Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
    

2.     Metode Diskusi

a.       Pengertian Metode Diskusi


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
metode diskusi adalah .Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara
murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua
kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti
U.S. diskusi pada dasarnyaadalah .Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik
dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian,
kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini
yang diaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajaribahan atau
menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehinggaberakibat menimbulkan
pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan
bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama
siswa.
Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau
mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak
dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu
pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik).
Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan jawaban
yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi,
metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan carauntuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

b.      Kelebihan Metode Diskusi


1)      Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi adalah
antara lain:
2)      Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan.
3)      Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir
kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
4)      Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir
sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
5)      Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam
suatu musyawarah.
6)      Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
7)      Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan
sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran
orang lain.

c.       Kelemahan Metode Diskusi


Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar disebutkan
bahwa kekuarangan penggunaan metode diskusi antara lain:
         Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang
dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan
waktu yang panjang.
         Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari faktafakta; dan tidak
merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
         Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
         Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah kadang-kadang ada siswa yang
memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang pasif dan tidak acuh. Dalam hal demikian
guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi kepada siswa supaya seluruh siswa
ikut serta dalam diskusi. Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
         Pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran.
         Pimpinan diskusi yang diberikan kepada murid, perlu bimbingan dari guru.
         Guru mengusahakan supaya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.
         Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa lain belajar
mendengarkan pendapat temannya.
         Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

3.     Metode Pemberian Tugas

a.       Pengertian Metode Pemberian Tugas


Metode Pemberian Tugas merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar dengan
cara memberikan tugas-tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan secara berkelompok atau
secara perorangan. Dengan pemberian tugas ini diharapkan anak dapat mengetahui secara
lebih pasti mengenai masalah atau soal yang akan dijawabnya. Metode ini dapat digunakan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak seperti mengenai kisah-kisah para Nabi.
b.      Kelebihan Metode Pemberian Tugas :
         Melatih perserta didik aktif dalam kegiatan belajar. Diharapakan bukan hanya guru saja yang
aktif siswa juga dapat mencari tahu tentang bahan pelajaran.
         Meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
         Mengembangkan kemandirian peserta didik.
         Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan
komunikasi.
         Membina rasa tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
         Mengembangkan kreatifitas peserta didik.

c.       Kekurangan Metode Pemberian Tugas :


         Sulit mengontrol apakah peserta didik belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.
         Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
         Tugas yang diberikan bersifat monoton sehingga bisa membosankan peserta didik.
         Tugas yang diberikan sering dalam jumlah yang banyak sehingga membuat peserta didik
merasa terbebani dan cenderung mengeluh.
         Tugas-tugas kelompok hanya dikerjakan oleh murid yang pintar.

4.     Metode Tanya Jawab

a.       Pengertian Metode Tanya Jawab


Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui interaksi dua arah
yaitu dari guru ke pesrta didik atau sebaliknya dari peserta didik ke guru. Metode Tanya
jawab ini bertujuan memperoleh kepastian jawaban materi pelajaran melalui jawaban lisan.
Siswa dan guru sama-sama belajar terlebih dahulu untuk menerima jawaban dan pertanyaan.
Siswa diharapkan belajar terlebih dahulu sehingga diharapkan dapat menjawab soal yang
diberikan. Di dalam pembelajaran akidah akhlak metode ini termasuk efektif, agar siswa aktif
dan berperan serta di dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pelajaran mengenai
Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid itu dalam kehidupan sehari-hari?.
dsb.
b.      Kelebihan Metode Tanya Jawab :
         Menarik dan dapat memusatkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran.
         Mengetahui aktivitas peserta didik dari Tanya jawab maupun jawaban serta tanggapan yang
dilontarkannya.
         Lebih merangsang pendayagunaan daya fikir dan daya nalar peserta didik.
         Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
         Pembuka jalan bagi proses belajar lainnya.

c.       Kekurangan Metode Tanya Jawab :


         Pada kelas besar, pertanyaan yang diajukan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa,
sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
         Siswa yang tidak aktif kurang memperhatikan bahkan tidak terlibat secara mental.
         Menimbulkan rasa gugup pada siswa yang tidak memiliki keberanian menjawab dan
bertanya (kemampuan lisan).
         Dapat membuang waktu bila siswa tidak responsive terhadap pertanyaan.
BAB III
PENUTUP

Dari hasil beberapa refresi dan penelitian yang dilakukan, mengenai perbandingan
metodologi ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak maka dapat
disimpulkan sebagi berikut:
1.      Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak umumnya adalah metode
ceramah dan metode diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi
tidak secara tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut
cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah
akhlak.
2.      Metode Pemberian Tugas memang tidak terlalu sering digunakan, adapun pengembangan
metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak seperti mengenai kisah-
kisah para Nabi.
3.      Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui interaksi dua arah. Di dalam
pembelajaran akidah akhlak metode ini termasuk efektif walaupun tidak sering digunakan,
dikatakan efektif agar siswa aktif dan berperan serta di dalam proses belajar mengajar.
Misalnya dalam pelajaran mengenai Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid
itu dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Abu Bakar. 1959. Mutiara Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang.


A.S, Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press.
Bahri, Syaiful, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiyah. 1995. Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mahrus. 2009. Aqidah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia.
Sholahuddin, Mahfuz, dkk. 1986. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: PT.
Bina Ilmu.
Zuhairini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Anda mungkin juga menyukai