Anda di halaman 1dari 4

A.

Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa


pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam
mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Pengertian
model pembelajaran juga dapat dipahami dengan menjelaskan dua kata yang
membentuknya, yaitu model dan pembelajaran. Model dapat diartikan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai:
a. Suatu tipe atau desain.
b. Suatu deskripsi atau analogi yang digunakan untuk membantu proses risualisasi sesuatu
yang tidak dapat langsung diamati.
c. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa.
d. Suatu desain yang disederhanakan.
e. Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner.
f. Penyajian yang diperkecil dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal 89.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 175.

Model yakni seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses seperti
penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Joyce dan Well yang dikutip Trianto
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menemukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain.
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran bisa dikatakan sebagai
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran.5Model pembelajaran berdasarkan uraian di atas merupakan pedoman bagi
guru dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi strategi, metode, dan pendekatan
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1. Pengertian Akidah Akhlak Menurut Zaki Mubarok Latif yang mengutip pendapat dari
Hasan Al-Banna mengatakan bahwa aka’id (bentuk jamak dari akidah) artinya beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati. Sedangkan kutipan pendapat Abu
Bakar Al Jazani yang mengatakan bahwa akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Akidah atau
keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil bagi manusia, sama halnya
dengan nilai dirinya sendiri, bahkan melebihinya. Hal ini terbukti bahwa orang rela mati
untuk mempertahankan keyakinannya.Mustofa dalam Zahruddin dkk, secara etimologi
kata “akhlak” berasala dari Bahasa Arab jamak dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang
artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Menurut imam Ghazali, akhlak
adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang atau boleh juga dikatakan perbuatan
yang sudah menjadi kebiasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Akidah Akhlak adalah
percaya akan sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mampu melahirkan
bermacam-macam perbuatan baik dan buruk secara gampang dan mudah maupun
memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Mata pelajaran Akidah
Akhlak di dalamnya terdapat banyak hikmah yang dapat diambil yaitu mempelajari pola
perilaku, norma, dan akhlak islami yang tentunya sesuai dengan Alquran dan Al Hadits.
2. Pembelajaran Akidah Akhlak
S. Nasution berpendapat bahwa pembelajaran merupakan proses interaktif yang
berlangsung antara guru dan siswa juga antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap serta menetapkan apa yang
dipelajari itu.E. Mulyasa juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik. Pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai peran yang sangat penting bagi
proses penyelamatan masa kritis yang dialami remaja, dan sekaligus berfungsi
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Akidah yang berisikan kepercayaan
terhadap eksistensi Allah dapat berfungsi sebagai pendorong dan pengarah agar semua
aktivitas dan ibadah yang dilakukannya hanya mencari keridhaan Allah semata.
Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan proses pembelajaran yang mempelajari nilai-
nilai akidah dan akhlak yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pembelajaran Akidah
Akhlak, dalam hal ini diharapkan sebagai bekal bagi peserta didik dalam penanaman
keimanan dan pembentukan pribadi yang bertakwa.

Zaki Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), hal. 29.
A. Syihab, Akhidah Ahlus Sunnah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hal. 152
Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi..., hal. 1
Ibid., hal. 37.
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Buna Aksara, 1984), hal. 102.
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya Offset,
2003), hal. 100.

B. Ruang lingkup pembelajaran Aqidah dan Akhlak


Secara garis besar pembahasan dalam Aqidah Akhlak ada dua hal pokok, yaitu
hubungan manusia dengan sang khalik yaitu Allah SWT dan hubungan manusia
dengan makhluk.
Ruang lingkup pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah meliputi:
 Aspek Aqidah terdiri atas: prinsip-prinsip Aqidah dan metode
peningkatannya, Al-as maul Husna, macam-macam tauhid ,syirik dan
implikasinya dalam kehidupan, pengertian dan fungsi ilmu kalam (Klasik dan
Modern).
 Aspek akhlak terdiri dari: masalah akhlak yang meliputi : pengertian akhlak,
induk-induk akhlak, terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak
dan macam-macam akhlak terpuji.
C. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlak Adapun fungsi mata pelajaran
Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut:
1. Penanaman nilai ajaran agama Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup didunia dan akhirat.
2. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam
lingkungan keluarga.
3. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
Aqidah dan akhlak.
4. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya asing
yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
6. Penyaluran peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
“Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan
pemahaman serta pengamalan peserta didik tentang Aqidah dan akhlak
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada AllahSWT.”

Pembelajaran Aqidah Akhlak begitu penting diajarkan kepada peserta didik


karena dengan belajar Aqidah dan akhlak peserta didik akan menjadi
seorang manusia yang baik, jujur, mempunyai sopan santun, hormat kepada
kedua orang tua, guru, menghargai orang lain dan yang paling utama
beriman dan berakhlak mulia kepada Allah SWT.
Jika kita lihat dari fungsi dan tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak di atas
intinya adalah membentuk siswa yang beriman, dan berakhlak mulia atau
akhlak terpuji. Ini sangat sesuai dengan tujuan Allah mengutus Rasulullah
SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana dalam hadits
nabi :
Ak bahwasanya: “Artinya untuk Allah oleh diutus u menyempurnakan
keluhuran akhlak (Budi pekerti)” (HR. Ahmad)

D. Aspek Pembelajaran Aqidah Akhlak


Aspek perkembangan hasil pembelajaran Aqidah Akhlak adalah:
1) Keimanan. Kemampuan peserta didik mengembangkan pemahaman dan
keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan.
2) Pengamalan. Kemampuan mengkondisikan untuk mempraktekkan dan merasakan
hasil pengamalan akhlak mulia dalam kehidupansehari-hari.
3) Pembiasaan. Melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan
perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan
Hadits.
4) Rasional. Usaha peserta didik meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dengan
pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik sehingga isi dan nilai yang
ditanamkan mudah dipahami.
5) Emosional. Upaya peserta didik mengunggah emosi dalam penghayatan Aqidah
dan akhlak mulia sehingga terkesan di dalam jiwa.
6) Fungsional. Menyatukan materi Aqidah dan akhlak yang memberikan manfaat
nyata bagi peserta didik dalam kehidupansehari-hari.
7) Keteladanan. Kemampuan meneladani guru dan komponen madrasah sebagai
teladan yang mencerminkan individu yang memiliki keimanan yang teguh dan
berakhlak mulia.

Dari penjelasan tentang pembelajaran Aqidah Akhlak, ruang lingkup, tujuan dan
aspek-aspeknya dapat diketahui bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan
bagian dari Pendidikan Agama Islam yang sangat dibutuhkan oleh setiap peserta
didik. Pendidikan Agama Islam akan pincang tanpa pembelajaran Aqidah Akhlak
yang merupakan dasar seseorang itu beriman kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai