Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM PAI

DOSEN PENGAMPU :
Habib Zainuri, S.Pd.I.,M.Pd
KELOMPOK 3 :
Etin Dahlia Ningsih
NPM.200511644
Meilan Hermalinda
NMP.200511713
Elisa Purwanti
NPM.200511635
Risma Alya Sepviona Putri
NPM.200511712
Rizky Fauzan
NPM 200511695
Mochammad Ilhan Yahya
NPM 200511704

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
2022/2023
i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Tujuan Pembelajaran........................................................................................2
B. Isi pembelajran .................................................................................................4
C. Metode Pembelajaran.......................................................................................6
D. Evaluasi Pembelajaran......................................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................18
ii

KATA PENGANTAR

Bismillahrrahmanirrohim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadiratAllah SWT. Atas limpahan


rahmat dan karunia-Nya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan untuk
junjungan kita. Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah yang berjudul “Komponen-Komponen Kurikulum PAI”.

Dalam penyusunan makalah ini kami sangat menyadari dalam proses


penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI”. Bapak
Habib Zainuri,S.Pd.I.,M.Pd yang telah memberikan tugas dan materi perkuliahan
serta arahannya,sehingga makalah ini bisa selesai.

Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama untuk kami pembuat makalah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tenggarong, 29 september 2022

Kelompok 3
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada
kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan
pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi
yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri
dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga
pendidikan dapat di identifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum
lembaga pendidikan itu, Dengan kurikulum akan tergambar secara jelas secara
berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam pendidikan.
Kurikulum membentuk desain yang menggambarkan pola organisasi dari
komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan penunjangnya.
Kurikulum sebagai sebuah bangunan atau sistem, tidak bisa lepas dari
berbagai komponen yang saling mendukung satu dengan lainnya. Dengan
berbagai bagian tersebut akan menghasilkan sebuah bangunan dalam rangka
mencapai sebuah titik akhir berupa tujuan yang dalam hal ini adalah tujuan
pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Pembelajaran ?
2. Apa Isi Pembelajaran ?
3. Apa Saja Metode Pembelajaran ?
4. Bagaimana Evaluasi Pembelajarn ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Isi Pembelajaran
3. Untuk mengatahuin apa saja Metode Pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Evaluasi Pembelajarn.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen Kurikulum PAI
komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari
satu system kurikulum karena komponen itu mempunyai peranan dalam pembentukan
system kurikulum. Komponen-komponen kurikulum pada prinsipnya terdiri dari
empat komponen yaitu: Tujuan,Isi,Metode, dan Evaluasi.

1. Tujuan pembelajaran
Komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai
dari melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini sangat penting, karena
melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat dikendalikan untuk
kepentingan mencapai tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan kurikulum dapat
dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajaran umum yaitu berupa tujuan
yang dicapai untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus
yang menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam konteks kurikulum berbasis
kompetensi tujuan pembelajaran umum disebut dengan istilah standar
kompetensi dan tujuan pembelajaran khusus disebut dengan istilah
kompetensi dasar.
Secara konseptual pendidikan islam bertujuan membentuk pribadi muslim
yang utuh, mengembangkan seluruh potensi jasmaniah dan rohaniah manusia,
menyeimbangkan dan mengembangkan hubungan yang harmonis setiap
pribadi dengan allah, manusia dengan alam semesta.1
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan setiap program
pendidikan yang akan diberitakan kepada anak didik. Mengingat kurikulum
adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus
dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Berdasarkan hakikat tujuan tersebut,
diturunkan atau dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan

1
Salmah Noorhidayat, Perspektif pendidikan islam, (Jurnal Ilmiah Tarbiyah: STANTA,2001)< 51
3

kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran sampai kepada Tujuan-


tujuan pembelajaran.2
Tujuan pendidikan direkomendasikan sebagai pengembangan pertumbuhan
yang seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui latihan
spiritual, intelektual, rasional diri perasaan dan kepekaan fisik sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaanya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.3
Tujuan-tujuan mengajar dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan
perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemuka kan lima
kategori tujuan, yaitu intellectual skills, cognitive strategies, verbal in
formation, motor skills and attitudes (1974, hlm. 23-24). Bloom
mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai dengan domain-domain
perilaku individu, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain
kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan intelektual
atau berpikir. Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengemba
ngan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai. Domain psikomotor menyang kut
penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik.4
Para pakar pendidikan Islam telah sepakat bahwa tujuan dari pendidikan
bukanlah untuk mengisi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang
belum pernah mereka ketahui, akan tetapi:
 mendidik akhlak dan jiwa mereka,
 menanamkam rasa keutamaan (fadhilah).
 membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

2
Sadana, 1991.21
3
Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI,(Bandung: Cv.Alfabeta, 2011),
hlm.61
4
Nana Syaodah Sukmadinata, Perkembangan Kurikulum Teori dan Praktik,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017)
4

 mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci


seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran5
Dengan demikian kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidik
untuk didiknya ke arah tujuan pendidikan yang di inginkan, seperti
jasmaninya sehat serta kuat, akalnya cerdas serta pandai dalam
mengendalikan emosi untuk menumbuhkan ke arah yang positif, kemudian
hatinya dipenuhi iman kepada Allah. Pendidikan yang bermutu merupakan
wahana untuk membangun SDM yang bermuara iptek dan imtak, yakni SDM
yang mampu menerapkan, mengembangkan dan menguasai iptek dengan tetap
dilandasi nilai agama, moral dan budaya luhur bangsa.
2. Isi
Isi program atau materi pelajaran dalam suatu kurikulum
adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan
belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum
menurut Hamalik dijelaskan secara lebih dalam lagi yaitu bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.6
Untuk membentuk isi kurikulum tersebut harus disesuaikan
dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi
dalam masyarakat. perkembangan ilmu pengetahuan disamping juga
tidak terlepas dari kaitannya dengan anak didik (psikologis anak) pada
setiap jenjang pendidikan tersebut. Dalam kurikulum pendidikan
agama Islam, materi kurikulum yang berupa ilmu pengetahuan, secara
garis besar dikelompokkan menjadi duamacam menurut sumbernya
yaitu ilmu abadi (perennial) dan ilmu dicari (acquired) dengan akal.

5
Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip Prinsip Dasar Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia),
2003, 13
6
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta Bumi Aksara, 2003), 24
5

Isi kurikulum meliputi jenis-jenis mata pelajaran yang


diajarkan dan isi program masing-masing mata pelajaran. Isi program
suatu mata pelajaran yang diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum
itu sendiri, atau bisa disebut silabus. Silabus diajarkan ke dalam
bentuk pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan, serta uraian
bahan pelajaran itulah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam
setiap kegiatan belajar mengajar di kelas oleh guru.7
Selanjutnya Zakiyah Daradjat, menawarkan rincian secara
detail isi program kurikulum yang ada di sekolah/madrasah,8 sebagai
berikut:
 Jenis-jenis bidang studi yang diajarkan
Jenis-jenis tersebut dapat digolongkan ke dalam isi
kurikulum dan ditetapkan atas dasar tujuan yang ingin
dicapai oleh sekolah yang bersangkutan, yaitu
kompetensi standar bidang studi.
 Isi program setiap bidang studi
Bahan pembelajaran dari setiap bidang studi termasuk
ke dalam pengertian ini kurikulum yang biasanya
diuraikan dalam bentuk pokok bahasan (topic) yang
dilengkapi dengan sub pokok bahasan.
Sementara itu dalam menentukan isi kurikulum, Sudjana
mengajukan beberapa kriteria, antara lain:
 Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa.
 Isi kurikulum harus mencerminkan kejadian dan fakta
sosial. artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata
dalam masyarakat.
7
Safrudin Nurdin, Garu Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 52
8
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 123-124
6

 Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah


yang komprehensif.
 Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang
tahan uji.
 Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas,
teori, prinsip, konsep dan fakta yang terdapat di
dalamnya bukan sekedar informasi intelektual.
 Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya
tujuan pendidikan.9

3. Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilik
metode-metode yang tepat. Selanjutnya, akan diuraikan berbagai
metod pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas, dapat
disebutka sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan
pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan
atau penjelasan oleh guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa."
Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip
dan fakta atau dengan kata lain siswa mendengarkan
dengan teliti serta mencatat pokok penting yang
diajarkan oleh guru.
2. Metode Hiwar (Dialog)
Metode hiwar yaitu cara bercakap-cakap dalam bentuk
tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan
9
Nana Sudjana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung Sinar Baru
Algensindo, 1996). 21
7

guru. Metode ini merupakan suatu keharusan bagi guru


terhadap anak didiknya sebab dengan metode ini akan
terjadi percakapan yang dinamis, lebih mudah
dipahami, lebih berkesan. Oleh karena itu kemampuan
berdialog mutlak harus ada pada setiap guru.
3. Metode tanya Jawab
Metode tanya jawab suatu teknik penyampaian materi
atau bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan
sebagai stimulasi dan jawaban-jawabannya sebagai
pengarahan aktivitas belajar." Metode tanya jawab
dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila
pelaksanaannya ditujukan untuk:
 Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang
lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada
jenis dan jumlah kemajuan yang telah dicapai
sehingga dapat melanjutkan pelajarannya..
 Menyelingi pembicaraan agar tetap
mendapatkan perhatian siswa, atau dengan
perkataan lain untuk mengikut sertakan mereka.
 Mengarahkan pengamatan dan pemikiran
mereka.
4. Metode Kisah (Cerita)
Metode kisah yaitu cara bertutur dan menyampaikan
cerita atau memberikan penerangan secara lisan. Kisah
memiliki peranan penting dalam memper kokoh ingatan
anak dan berpikir. Kisah termasuk metode pendidikan
Islam yang paling efektif. karena kisah yang diberikan
8

kepada anak didik dapat mempengaruhi perasaannya


dengan kuat. Dalam pendidikan Islam kisah.
5. Metode Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan Islam adalah metode
yang paling efektif dan efisien dalam membentuk
kepribadian anak. Posisi pendidik sebagai teladan yang
baik pada anak-anaknya akan ditirunya dalam berbagai
ucapan dan perilaku.
6. Metode Praktikum
Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa
setelah guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk
untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk praktik
dengan mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini
guru melatih keterampilan siswa dalam penggunaan
alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil
dicapai mereka.
7. Metode Hafalan
Kata hafalan berasal dari kata "hafal" berarti "telah
masuk pada ingatan" (tentang pel ajaran), dapat
mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buka atau
catatan lain)". Kemudian mendapat akhiran "an"
sehingga membentuk kata "hafalan" berarti "yang
dihafalkan, hasil meng hafal". Adapun pengertian
istilah menurut Syaibani, metode hafalan adalah cara
untuk menguatkan ingatan dengan mengu langi berkali-
kali apa yang sudah dihafal dan dipelajari. Dengan
demikian, metode hafalan adalah cara belajar
9

mengulang-ulang suatu materi sampai materi itu hafal


dengan sendirinya.10
8. Metode Demonstrasi
Demonstrasi secara istilah, banyak ahli memberikan
pendapat. Ramayulis mengatakan bahwa metode
demonstrasi adalah upaya menggambarkan cara
pengajaran yang biasanya menjelaskan secara verbal
menjadi kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang
atau benda. Senada dikatakan Abuddin Nata bahwa
metode demonstrasi adalah "metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa ten tang suatu proses, situasi, atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan."
Lebih jauh, menurut Zakiah Da radjat bahwa metode
demonstrasi adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepa da anak didik.11
9. Metode Eksperimen
Pengertian secara istilah menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Azwan Zain bahwa metode eksperimen
(percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Sementara menurut Zuhairini dkk. bahwa metode
eksperimen adalah metode pengajaran di mana guru
dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai

10
Syukri, motode khusus pendidikan dan pembelajaran Agama Islam, Jakarta: kencana,2019, hlm. 144
11
Ibid, hlm. 153
10

latihan praktis dari apa yang diketa huinya. Dengan


demikian, metode eksperimen adalah metode
pembelajaran yang dipersiapkan guru/dosen untuk
diujicobakan oleh pebelajar dalam suatu ilmu atau
materi tertentu.12
10. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan
interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik
atau situasi. Metode ini dapat dipergunakan di dalam
mempraktikkan isi pelajaran yang baru, Metosle ini
menuntut guru untuk mencermati kekurangan dari
peran yang diperagakan siswa.
11. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan
petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru
sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan
melaksanakan secara tuntas. Tugas dapat diberikan
secara berkelompok atau individual.13

4. Evaluasi
Komponen utama selanjutnya setelah rumusan tujuan, bahan
ajar, strategi mengajar, dan media mengajar adalah evaluasi dan
penyempurnaan. Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-
12
Ibid, hlm.180
13
Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI,(Bandung: Cv.Alfabeta, 2011),
69-70
11

tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan


mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan
balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan
proses pelaksanaan mengajar.
Evaluasi secara bahasa berarti mengukur. Adapun pengertian
secara istilah menurut Purwanto dikutip Elis Retnowulan dan Rus
diana bahwa evaluasi adalah proses yang sengaja direncanakan untuk
memperoleh informasi atau data. Berkaitan dengan pengertian evaluasi
khusus PAI dapat dimaknai sebagai proses melak sanakan evaluasi
secara khusus dalam materi-materi PAI seperti evaluasi hafalan, lisan,
dan praktik. Menurut Ramayulis, ada beberapa prinsip umum sistem
evaluasi yaitu: valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan,
menyeluruh, bermakna, adil, objektif, terbuka, ikhlas, dan praktis.14
S. Nasution menyatakan bahwa, evaluasi kurikulum
merupakan hal yang kompleks karena banyaknya aspek yang harus
dievaluasi, banyaknya orang yang terlibat, dar luasnya kurikulum yang
harus diperhatikan. Di samping itu, evaluasi kurikulum juga
berhubungan dengan definisi kurikulum yang diberikan, apakah
berupa bahan pelajaran menurut disiplin ilmu ataukah dalam arti yang
luas meliputi pengalaman anak di dalam maupun di luar kelas.15
Tyler juga memberikan pengertian evaluasi kurikulum secara
lebih sempit Pengertian yang dikemukakan oleh Tyler (1949)
merupakan pengertian awal dari evaluasi kurikulum. Evaluasi
berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi
pada hasil belajar (behavior). Ruang lingkup evaluasi yang
dikemukakan Tyler memang sangat terbatas jika dilihat dari
perkembangan bidang kajian ini pada saat sekarang. Meskipun

14
Syukri, motode khusus pendidikan dan pembelajaran Agama Islam, Jakarta: kencana,2019, hlm. 207
15
Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung PT. Citra Aditya Bakti, 2001 hlm. 130
12

demikian pengaruh Tyler masih sangat kuat dan banyak usaha evaluasi
yang hanya memusatkan perhatian pada pencapaian hasil belajar
semata.16
Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu
tidaknya memperbaiki system pembelajaran sesuai dengan tujuan
yang akan ditetapkan.
Menurut Micheal Scriven dalam buku Nurgiantoro,
mengemukakan bahwa proses penilaian terdiri dari tigakomponen,
yaitu pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan, dan
pembuatan keputusan. Iamengartikan evaluasi sebagai “proses
memperoleh informasi, mempergunakannya sebagai bahan pembuatan
pertimbangan, dan selanjutnya sebagai dasar pembuatan keputusan”.
Tyler dalam buku Hamalik, berpendapat bahwa evaluasi kurikulum
pada dasarnya adalah suatu proses untuk mengecek keberlakuan
kurikulum yang harus diberlakukan kedalam empat tahap yaitu
sebagai berikut:
 Evaluasi terhadap tujuan pembelajaran.
 Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum atau proses
pembelajaranya meliputi metode, media dan evaluasi
pembelajaran.
 Evaluasi terhadap efektifitas, baik efektifitas waktu,
tenaga dan biaya.
 Evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai.17

16
Sukiman, pengembangan kurikulum perguruan tinggi,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015)
hlm.194
17
http://iainkediri.ac.id/prosiding/index.php/pascasarjana/article/view/49/39
13

Evaluasi adalah serangkaian usaha untuk mengetahui seberapa


jauh terealisasinya sebuah perencanaan pada akhirnya yang telah
ditentukan di awal. Evaluasi dilaksanakan terhadap pelaksanaan rencana
untuk mengetahui seberapajauh tingkat keberhasilan dari pelaksanaan itu
tercapai.18

Setiap keinginan evaluasi khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat


dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa
menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, tidak mungkin
menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Tujuan utama melakukan
evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi
yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. 19 M. Ngalim Purwanto
menyarankan ada dua aspek yang perlu khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:

 Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti


bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan
hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program
tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada
permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program
setelah program itu dianggap selesai.
 Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau
data yang menyangkut objek yang sedang di evaluasi. Dalam
kegiatan pengajaran. data yang dimaksud mungkin berupa perilaku
atau penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan
atau tugas-tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir caturwulan,
nilai midsemester, nilai ujian akhir semester, dan sebagainya.

18
Teguh Triwiyanto. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm 183.
19
Daryanto, Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014, hlm.11
14

Berdasarkan data itulah selanjutnya diambil suatu keputusan sesuai


dengan maksud dan tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan.20

Dalam pendidikan Islam. tujuan evaluasi telah ditekankan pada


penguasaan sikap (afektif dan psikomotor), ketimbang aspek kognitif.
Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik
yang garis besarnya meliputi 4 hal yaitu:

 Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan


Tuhannya.
 Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan
masyarakat.
 Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan alam
sekitarnya.
 Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah,
anggota masyarakat serta khalifah Allah SWT.21
Seluruh tujuan evaluasi tersebut dapat di capai melalui
pelaksanaan evaluasi yang mengacu pada prinsip-prinsip Al-
Qur'an dan As sunah, di samping menganut prinsip subyektifitas,
kontinuitas dan komprehensif Sedangkan operasionalisasinya di
lapangan dapat saja dilakukan melalui berbagai bentuk evaluasi,
test atau non test, lisan atau tulisan, pre test atau post test, dan
sebagainya.
Evaluasi mempunyai manfaat bagi berbagai pihak, yaitu bagi
siswa. bagi guru, bagi pembimbing/penyuluh, bagi sekolah bahkan
bagi orang tua siswa.
1) Manfaat bagi siswa

20
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 3-4
21
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat Pers. Jakarta:2002, hal 80
15

Hasil evaluasi, bagi siswa dapat memberikan informasi


tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan pelajaran
yang disajikan oleh guru.
2) Manfaat bagi guru
Hasil evaluasi, bagi guru dapat memberikan petunjuk
mengenai keadaan siswa, materi pengajaran dan metode
pengajarannya.
3) Manfaat bagi pembimbing /penyuluh
Adanya evaluasi bagi pembimbing dapat mengetahui
informasi yang akurat mengenai peningkatan daya serap
siswa serta penyesuaian siswa dengan lingkungannya.
4) Manfaat bagi sekolah
Adanya evaluasi, dapat dijadikan oleh sekolah untuk bahan
introspeksi diri, dengan melihat sejauh mana kondisi
belajar yang diciptakannya.
5) Manfaat bagi orang tua siswa
Adanya evaluasi. bagi orang tua, dapat mengetahui tentang
perkembangan anaknya, yang dapat diketahuinya dari
adanya pembagian rapor setiap semester.22

22
Ibid. 136-139
16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan direkomendasikan sebagai pengembangan pertumbuhan
yang seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui latihan
spiritual, intelektual, rasional diri perasaan dan kepekaan fisik sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaanya
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Isi program atau materi pelajaran dalam suatu kurikulum adalah segala
sesuatu yang diberikan kepada anak dalam kegiatan belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum menurut Hamalik dijelaskan secara lebih
dalam lagi yaitu bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Metode-metode pembelajaran diantaranya : metode ceramah, metode dialog,


metode Tanya jawab, metode kisah, metode demonstrasi, metode hafala, metode
keteladanan, praktikum, pembiasaan, bermain peran dan metode pemberian
tugas.

Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha
untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki
system pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan ditetapkan.
17

B. Saran
Demikianlah pemapran makalah komponen-komponen kurikulum, besar
harapan kami makalah ioni dapat bermanfaat untuk banyak kalangan. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun,
sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi
dimasa yang akan datang.
18

Daftar Pustaka
Daryanto, 2014, Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta

Haryati Nik, 2011, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


(PAI), Bandung: cv. Alfabeta

Sukiman, 2015 pengembangan kurikulum perguruan tinggi, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Sukmadinata Syaodiah Nana, 2017, Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syukri, 2019, motode khusus pendidikan dan pembelajaran Agama Islam,


Jakarta: kencana

http://iainkediri.ac.id/prosiding/index.php/pascasarjana/article/view/49/39 20:35

Anda mungkin juga menyukai