Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Qiyadah Rabbaniyyah, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Alviana Salsabila Sya’bani 211.371.008

Khansa Jamil 211.371.049

Tyan Rahayu 211.371.020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MADANI

YOGYAKARTA

2022

1
DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Ta’ala yang dengan
seluruh nikmat dan rahmat penulis dapat menyelesaikan makalah yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam dengan judul
“Manajemen Kurikulum Pada Lembaga Pendidikan Islam” dalam tepat waktu.

Makalah ini akan membahas Pengertian dari manajemen kurikulum pada


lembaga pendidikan Islam, peran manajemen pendidikan Islam dalam lembaga
pendidikan, serta ruang lingkup, prinsip dan fungsi manajemen kurikulum pada
pendidikan lembaga Islam.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pembaca yang bersifat
membangun sangat di harapkan guna memperbaiki penulisan selanjutnya.

Penulis ucapkan bagi semua pembaca, semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.

Yogyakarta, 25 September 2022

Penyusun

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum ialah alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sebagai
pedoman di dalam pelaksanaan pembelajaran. Mengingat pentingnya peranan
dan komponen kurikulum dalam pendidikan, maka dalam penyusunannya
harus melalui tahapan-tahapan manajemen kurikulum seperti halnya
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Oleh karena itu seorang pengelola
lembaga pendidikan diharapkan mampu menguasai ilmu manajemen dan
melaksanakannya dengan baik
Kurikulum pendidikan Islam berbeda dengan kurikulum pendidikan pada
umumnya. Yang membedakan antara dua macam kurikulum pendidikan itu
adalah, kurikulum pendidikan Islam meiliki ciri umum yaitu agama dan akhlak
merupakan tujuan utama serta Alqur’an dan hadits sebagai pijakan utama
dalam pelaksanaan pendidikan. Selain dua sumber ajaran Islam itu, kreasi atau
ijtihad para ilmuwan muslim (ulama) juga menjadi pijakan di dalam
pelaksanaan pendidikan Islam.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa
untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Allah atau terhadap
diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ketetapan Alqur’an, hadits, serta
ijtihad ulama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Kurikulum pada Pendidikan Lembaga
Islam?
2. Apa Peran Manajemen Pendidikan Islam Dalam Lembaga Pendidikan?
3. Apa Ruang Lingkup, Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum pada
Pendidikan Lembaga Islam?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Kurikulum pada Pendidikan
Lembaga Islam.
2. Mengetahui Peran Manajemen Pendidikan Islam Dalam Lembaga
Pendidikan.
3. Mengetahui Ruang Lingkup, Prinsip dan Fungsi Manajemen
Kurikulum pada Pendidikan Lembaga Islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kurikulum pada Pendidikan Lembaga Islam


1. Pengertian Manajemen
Manejemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran (Arfandi & Shaleh, 2018)
2. Pengertian Kurikulum
James A. Beane dalam karyanya Curriculum Planning and
Development, menyimpulkan adanya empat kategori pengertian kurikulum,
yaitu:
a. Kurikulum sebagai produk (curriculum as product)
b. Kurikulum sebagai program (curriculum as a program)
c. Kurikulum sebagai materi pembelajaran yang diperlukan (curriculum as
intented learnings)
d. Kurikulum sebagai pengalaman peserta didik (curriculum as the
expriences of the learner) (Arfandi & Shaleh, 2018)
3. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem yang mana mengelola
kurikulum sehingga menjadi kurikulum yang kooperatif, komperensif,
sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Ketika melaksanakan kurikulum, manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu,
otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam
mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan
dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau
sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif
agar masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik
antara sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkan program-program
sekolah.

6
Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam manajemen
kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol
implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain
dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan
kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan
serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum kepada masyarakat maupun
pada pemerintah.
Manajemen kurikulum mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum. Dalam manajemen kurikulum kegiatan di titik
beratkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar di sekolah agar selalu
terjamin kelancarannya.
Kegiatan manajemen kurikulum diantaranya sebagai berikut:
a. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan
tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-
perubahan telah terjadi pada diri siswa. Di dalam perencanaan kurikulum
minimal ada lima hal yang memperngaruhi perencanaan dan pembuat
keputusan. Yaitu filosopis, materi, manajemen pembelajaran, pelatihan
guru, dan sistem pembelajaran.
b. Pelaksanaan Kurikulum
Pembelajaran di kelas merupakan tempat melaksanakan kurikulum
dan menguji kurikulum. Dalam kaitan pembelajaran semua konsep,
prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji
dalam bentuk perbuatan. Yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang
nyata. Oleh karena itu, guru adalah kunci pemegang pelaksanaan dan
keberhasilan kurikulum. Guru bertindak sebagai perencanaan,
pelaksanaan dan penilai serta pengembang kurikulum yang sebenarnya.
c. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum yang efektif lebih bersifat kompherensif yang di
dalamnya meliputi pengukuran. Di samping itu evaluasi pada hakekatnya
merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.

7
Keputusan evaluasi tidak hanya didasarkan pada hasil pengamatan.
(MANAJEMEN_KURIKULUM_PADA_LEMBAGA_PENDIDI, n.d.)
4. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu upaya pembinaan, pembentukan,
pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua peserta
didik secara formal, in formal maupun non formal. Didalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada ketentuan umum, disebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Penyusun, 2003) (Literatur et al.,
2022)

5. Pengertian Pendidikan Islam


Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan pendidikan
Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan
pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai
suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam
masyarakat (Nurjali & Rosadi, 2021).

Pendidikan Islam seperti yang dijelaskan di atas mengandung arti


menekankan kepada perubahan tingkah laku, dari yang buruk kepada yang
baik, melalui proses pengajaran. Perubahan sebuah tingkah laku itu bukan
saja meliputi kesalehan individu, tetapi juga kesalehan sosial. Kesalehan ini
harus terwujud secara baik secara nyata dalam kehidupan manusia. Dalam
Islam pendidikan memiliki tujuan yang mengacu kepada salah satu falsafah
hidup dalam Islam. Sebab antara tujuan dan falsafah hidup sangat berkaitan
erat kaitannya. Sudah jelas bahwa falsafah hidup kita sebagai manusia
berakal di dalam ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.

B. Peran Manajemen Pendidikan Islam Dalam Lembaga Pendidikan

8
Manajemen pendidikan Islam memiliki arti sebagai salah satu model studi
mengatur lembaga kependidikan yang berlandaskan pada nilai filosofi agama
Islam yaitu AlQur’an dan Sunnah menjadi referensi utamanya. Suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan terhadap pekerjaan
yang dilakukan anggota dalam suatu organisasi serta stakeholder agar dapat
mencapai suatu tujuan organisasi merupakan definisi manajemen yang
dikemukakan oleh James A. F Stoner. Sedangkan manajemen secara bahasa
dapat diartikan sebagai “to manage” yaitu mengatur atau mengelola, dengan
sumber daya manusia yang berkualitas serta menggunakan sumber daya
lainnya sebagai penunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen tersebut.
Out-put dari manajemen pendidikan Islam adalah melahirkan seorang leader
yang mampu memimpin dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Proses
pengelolaan suatu organisasi bahkan lembaga pendidikan sangat membutuhkan
ilmu dasar manajemen sebagai alur untuk mencapai tujuan lembaga tersebut,
ilmu manajemen ini berperan sangat penting bagi seseorang untuk mengatur
kehidupannya secara personalia begitu pula lembaga pendidikan yang sudah
selayaknya memiliki proses manajemen didalamnya agar seluruh komponen
yang ada dapat dilaksanakan secara profesional dan mendapatkan hasil yang
maksimal. (Syahrul Fauzi & Fajrin, 2022)

C. Ruang Lingkup, Prinsip, dan Fungsi Manajemen Kurikulum pada


Pendidikan Lembaga Islam
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi diantaranya perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan
pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevensikan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan daerah dan
kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum yang dijalankan
mampu menjadi kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun
dengan linkungan dimana sekolah tersebut berada.

Adapun prinsip, terdiri dari lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:

9
1) Produktivitas, yakni hasil yang akan diproleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan mengenai tentang bagaimana peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen yang dilakukan harus berdasarkan
demokrasi.
3) Kooperatif, yakni pentingnya sifat kerja sama yang positif dari setiap
pihak yang ikut terlibat dalam melaksanakan manajemen kurikulum.
4) Efektivitas dan Efisiensi
5) Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi
dan tujuan kurikulum (Rusman,2009: 4) (Riswanto & Amin, n.d.)

Maka dari itu, tentang prinsip yang menjadi dasar kurikulum dalam
pendidikan islam yang terpenting adalah pertautan yang sempurna dengan
agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya. Prinsip ini wajib dipelihara
bukan hanya ilmu-ilmu syari’at dan pengajian islam, tetapi pada segala
terkandung oleh kurikulum termasuk ilmu-ilmu akal, fisik, professional dan
segala macam kegiatan dan pengalaman, sebab semuanya harus berjalan
dalam rangka agama dan akhlak serta berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan
spiritual dan akhlak. (Syahrul Fauzi & Fajrin, 2022)

Dilaksanakannya manajemen kurikulum dalam proses pendidikan ialah


agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulumdapat berjalan dengan
efektif, efisien dan optimal. Ada beberapa fungsi menajemen kurikulum,
diantaranya:

a) Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,


pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b) Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal yang dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan instrakurikuler, tetapi

10
juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.
c) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relavan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d) Meningkatkan evektifitas guru kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
e) Meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantauvdalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.
f) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar
perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan
daerah setempat (Rusman, 2009: 4) (Riswanto & Amin, n.d.)

Selain memiliki persamaan dengan berbagai fungsi sebagaimana tersebut


di atas, kurikulum dalam pendidikan Islam memiliki fungsi yang berbeda atau
yang lebih khusus, yaitu sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan
baik dan mendorong mereka mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat-
bakat, kekuatan-kekuatan dan keterampilan mereka yang bermacam-macam
dan menyiapkan mereka dengan baik untuk melaksanakan fungsinya sebagai
khalifah di muka bumi. Dengan kata lain, bahwa orientasi kurikulum dalam
pendidikan Islam tidak hanya diarahkan untuk mencapai kebahagiaan hidup
di dunia, juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat; tidak hanya
mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan keterampilan jasmani,
melainkan juga pencerahan keimanan, spiritual, moral, dan akhlak mulia yang
seimbang. (Syahrul Fauzi & Fajrin, 2022)

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran. James A. Beane dalam karyanya Curriculum
Planning and Development, menyimpulkan adanya empat kategori
pengertian kurikulum, yaitu: Kurikulum sebagai produk, program, materi
pembelajaran yang diperlukan, dan pengalaman peserta didik.
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem yang mana mengelola
kurikulum sehingga menjadi kurikulum yang kooperatif, komperensif,
sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum
Dan kegiatan/ruang lingkup pada manajemen kurikulum diantaranya
adalah perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi
kurikulum. Dengan demikian manajemen kurikulum dimaksudkan supaya
dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum,
sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga
mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum,
melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta
melaporkan sumber dan hasil kurikulum kepada masyarakat maupun pada
pemerintah.
Maka dari itu kurikulum dalam pendidikan Islam memiliki fungsi
yang berbeda atau yang lebih khusus, yaitu sebagai alat untuk mendidik
generasi muda dengan baik dan mendorong mereka untuk mengembangkan
kesediaan-kesediaan, bakat-bakat, kekuatan-kekuatan dan keterampilan
mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan mereka dengan baik untuk
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan kata lain,
bahwa orientasi kurikulum dalam pendidikan Islam tidak hanya diarahkan
untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia, juga untuk kebahagiaan hidup
di akhirat; tidak hanya mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan
keterampilan jasmani, melainkan juga pencerahan keimanan, spiritual,
moral, dan akhlak mulia yang seimbang.

12
B. Saran
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien, maka
diperlukan manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam. Oleh
karena itu, hendaknya setiap lembaga memiliki fungsi untuk mendidik
generasi muda dengan baik dan mendorong mereka untuk
mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan keterampilan jasmani,
melainkan juga pencerahan keimanan, spiritual, moral, dan akhlak mulia
yang seimbang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arfandi, A., & Shaleh, M. (2018). TAHAPAN-TAHAPAN DALAM


MANAJEMEN KURIKULUM PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.
Edupedia, 2(2). https://doi.org/10.35316/edupedia.v2i2.332

Literatur, P., Pendidikan, M., Nurhayati, N., & Rosadi, K. I. (2022). 1047-Article
Text-2127-2-10-20220627. 3(1), 451–464.

MANAJEMEN_KURIKULUM_PADA_LEMBAGA_PENDIDI. (n.d.).
https://www.academia.edu/35688887/MANAJEMEN_KURIKULUM_PAD
A_LEMBAGA_PENDIDIKAN_ISLAM_doc

Riswanto, A. Y., & Amin, A. B. (n.d.). Template Artikel. In 150.107.142.43.


http://150.107.142.43/index.php/manajemen/article/view/1128

Syahrul Fauzi, & Fajrin, N. (2022). Peran Manajemen Pendidikan Islam dalam
Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat. HEUTAGOGIA:
Journal of Islamic Education, 2(1), 17–32.
https://doi.org/10.14421/hjie.2022.21-02

14

Anda mungkin juga menyukai