Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KURIKULUM

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan,


Semester VI)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. HARVIUS, S. Pd, MA

OLEH:

DESI NOFRIANI (NIM: 219. 013)

JENNI ASPIRA (NIM:219. 031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

YAYASAN DAKWAH ISLAMIYYAH (YDI)

LUBUK SIKAPING

1443 H / 2022 M

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manajemen Kurikulum”
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Harvius S. Pd. MA, M. Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pembinaan Kepribadian Guru.
2. Pustakawan STAI-YDI Lubuk Sikaping.
3. Teman-teman yang membantu dalam penulisan makalah ini.

Lubuk Sikaping, 2 Juni 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................1
3. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
a. Konsep dasar Manajemen Kurikulum ...........................................................2
b. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum ........................................................4
c. Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum .................................11
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ...................................................................................................14
2. Saran ............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan


adalah aspek kurikulum. Karena kurikulum merupakan salah satu komponen
dalam sistem pendidikan untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan. Oleh karena itu kurikulum memegang peranan yang sangat penting
dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.
Kurikulum adalah jantung dari pendidikan. Keberhasilan pendidikan sediki
banyaknya tergantung pada letak keberhasilan kurikulum. Dalam hal ini
kurikulum mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan dan penilaiannya yang
berperan dalam pengambilan keputusan mengenai kurikulum itu sendiri yang
tidak mungkin dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat dan
sistematis dalamrangka menjamin keberhasilan kurikulum.pengelolaan atau
manajemen kurikulum yang terkoordinasi dengan baik akan menunjang
keberhasialan pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu manajemen kurikulum
sangatlah penting dalam suatu lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah

4. Apa konsep dasar manajemen kurikulum?


5. Apa ruang lingkup manajemen kurikulum?
6. Bagaimana peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dasar manajemen kurikulum?


2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen kurikulum?
3. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen Kurikulum

Manajemen berasal dari kata Manage dan dalam bahasa latin berarti “manus”
yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. Manajemen
adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka
pencapaian tujuan tertentu melalui atau dengan cara menggerakkan orang lain.
Sedangkan menurut Made Pidarta manajemen adalah aktivitas yang saling
menunjang dan sebagian besar berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
George R Terry mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan, perecanaan, pengorganisasian, penggiatan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditetepkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
Dan Luther Gulick mengatakan bahwa manajemen adalah sebagai suatu
bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem kerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.1
Sedangkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar
dapat memehami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, jadi suatu
lembaga pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga dituntut mampu
1
Stoner, James A.F and Charles Wankel, Manajemen, jilid 1, terj. Wilhelmus bakowatun dan
Bosco carvallo, ( Jakarta: CV Intermedia, 1986) h. 34-37

2
mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum,
menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada
masyarakat maupun pemerintah.
Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang komperatif, komperehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian kurikulum. Serta manajemen kurikulum merupakan
subtansi manajemen yang utama disekolah. Prinsip dasar manajemen ini adalah
berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur
pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru ntuk menyusun dan terus
menyempurnakan strategi pembelajaran.
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di
sekolah. Sehingga prinsip dasar manajemen kurikulum adalah berusaha agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian
tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus-menerus
menyempurnakan strategi pembelajarannya. Dan Manajemen kurikulum
disekolah dilakukan dengan empat tahapan yakni: perencanaan, pengorganisasian
dan koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian.
Tujuan Manajemen Kurikulum Dalam prespektif kebijakan pendidikan
nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunkan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Jadi, berdasarkan uaraian di atas, manajemen kurikulum dan
pembelajaran bertujuan untuk,
1. Pencapaian pengajaran dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas
interaksi belajar mengajar
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada pendayagunaan
seoptimal mungkin

3
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional
4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.2

Fungsi dan Prinsip Manajemen Kurikulum


Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen
kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangakan dalam manajemen kurikulum.
Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar
dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen harus berasaskan pada demokrasi
yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan
hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi
dan tujuan kurikulum.3

2
Hisam Ahyani, Tugas Makalah Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian pada Bidang
Pendidikan Dasar dikelas, ( online) https://www.researchgate.net/publication/349074676, (2019),
diakses pada 3 juni 2022

3
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) h. 21

4
Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksanaan
pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No. 20
tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program,
kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang atau jenis sekolah yang
bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk
memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Ada beberapa
fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya:
1. Meningkatkan eesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan
sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya
melalui kegiatan instrakurukuler, tetapi juga perlu melaluikegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelol secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum
yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatakan efektivitas kinerja guru mauoun aktivitas siswa dalam
mencpai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang
profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru
maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pemebelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi anatar desain

5
yang telah direnacanakn dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian
ketidaksesuaian anatara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di
samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi
positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantuk mengembangkan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu
disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

Manfaat Manajemen Kurikulum


4. Membantu kita membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan
pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.
5. Kita dapat mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam
kegiatan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat mengatur rencana kegiatan
kita.
6. Mendorong pemikiran ke masa depan.
7. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas.4

Beberapa dasar yang menjadikan Manajemen kurikulum sebagai suatu disiplin


ilmu adalah

3. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


pada pasal 36 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan siswa”.
4. Peraturan menteri pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tantang standar
isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

4
Upi, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017) h. 19

6
5. Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang standar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Dalam manajemen kurikulum terdapat empat istilah yang sering digunakan


sebagai pendelegasian kurikulum dari kota ke desa, yaitu derivasi,
dekonsentralisasi, delegasi dan desentralisasi. Adapun maksud dari keempatnya
adalah :

1. Derivasi
Pengembangan kurikulum sepenuhnya berada di tangan pemerintah
pusat jadi segala kebijakan tergantung pada pemerintah dan daerah harus
mengikutinya.

2. Dekonsentralisasi
Pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubenur sebagai
Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. yakni kurikulum ada
pada wewenang dibawah pemerintah pusat seperti pemerintah tingkat kota
madya. Contohnya CBSA.

3. Delegasi
Yakni kurikulum sudah diserahkan kepada pihak sekolah atau masing-
masing daerah akan tetapi masih terikat dengan pemerintah. Jadi meskipun
kurikulum sudah menjadi wewenang bagi tingkatan daerah masing-masing
namun masih ada control dari pemerintah. Contohnya adalah KBK.

4. Desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok
sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum ini
didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta
kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat beragam,
tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar daripada

7
dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam
penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi did
alam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Di dini guru
juga bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir,
penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.
Jadi pada desentalisasi ini pusat hanya menetapkan kompetensi-
kompetensi kelulusan dan materi-materi yang minimal, dan daerah diberi
keluasaan untuk mengembangkan silabusnya sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan tuntutan daerah masing-masing.5
Proses manajemen kurikulum merupakan proses awal untuk mencapai sasaran
ideal. Sasaran ideal dimaksud disini adalah optimalisasai menformulasikan semua
tindakan edukatif tersebut dalam suasana dinamis dan demokratis. Sehingga
acuan yang dibuat harus fleksibel, terbuka serta merangsang dinamika fitra
peserta didik secara optimal. Eksistensinya setiap saat harus senantiasa di tinjau
kembali keabsahannya dan sifat korelatifnya yang dinamis harus berjalan secara
kesinambungan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu manajemen kurikulum merupakan pengelolaan dan pengaturan
pembelajaran yang diiringi dengan materi pembelajaran, sehingga para guru dan
murid akan mengikuti serangkaian proses manajemen kurikulum yang telah
ditetapkan.

B. Ruang lingkup Manajeman Kurikulum

1. Perencanaan
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar untuk membina siswa kea rah perubahan tingkah laku yang diinginkan
dan menilai samapai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada siswa.
Adapun menurut T. Hani Handoko Perencanaan adalah pemilihan atau
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek,
5
Ibid. h. 23

8
program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi
ini.
Sedangkan menurut Omar hamalik Perencanaan kurikulum adalah
suatu proses social yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat
pembuatan keputusan.[9] Adapun yang mempengaruhi perencanaan dan
pembuatan kurikulum adalah filosofis, konten/ materi, manajemen
pembelajaran, pelatihan guru dan sistem pembelajaran.
Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman atau alat manajeman yang berisi petunjuk tentang jenis
dan sumber individu yang diperlukan, media pembelajaran yang
digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga,
dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, untuk
mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.
b. Sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga
mencapai hasil yang optimal.
Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai
berikut: analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis,
menentukan desain kurikulum, dan membuat rencana induk seperti
pengembangan, pelaksanaan dan penelitian.

2. Pengorganisasian
Organisasi kurikulum adalah pola atau desain bahan kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta
mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Adapun Pengorganisasian adalah
tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan

9
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah


bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan,
dan apa targetnya. Beberapa factor yang mempengaruhi organisasi kurikulum
adalah ruang lingkup, urutan bahan, kontinuitas, keseimbangan dan
keterpaduan.
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : perumusan
rasional atau dasar pemikiran, perumusan visi,misi dan tujuan, penentuan
struktur dan isi program, pemilihan dan pengorganisasian materi,
pengorganisasian kegiatan pembelajaran, pemilihan sumber, alat, dan sarana
belajar dan yang terakhir penentuan cara mengukur hasil.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi mengemukakan


beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
a.Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang
sesuai dengan kebutuhan.
b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja
c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab.
d. Organisasi harus mencerminkan rentangan control
e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah
f. organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3. Pelaksanan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak
proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanan justru lebih menekankan

10
pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi.
Menurut George R. Terry pelaksanan merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-
sasaran tersebut.
Pelaksanaan kurikulum harus menempatkan pengembangan kreativitas
siswa lebih dari penguasaan materi. Jadi siswa ditempatkan sebagai subjek
dalam proses pembelajaran. Dan untuk melaksanakan kurikulum sesuai denga
rancanagan dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan dalam
pelaksanaan.

Pada tahap ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


a. Penyusunan rencana dan program pembelajaran ( Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran / RPP )
b. Penjabaran Materi ( kedalaman dan keluasan)
c. Penentuan strategi dan metode pembelajaran.
d. Penyedian sumber, alat dan sarana pembelajaran.
e. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar.
f. Setting lingkungan pembelajaran.

4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan,
analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi kurikulum mencakup enam
komponen yaitu: komponen analisis kebutuhan dan kelayakan, perencanaan
dan pengembangan, proses pembelajaran, revisi kurikulum, penilaian
kurikulum dan penelitian kurikulum.

11
Evaluasi kurikulum didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
d. Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu.
e. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif.
f. Evaluasi kurikulum bersifat komprehensif.
g. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif.
h. Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien.
i. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan.

Evaluasi kurikulum dilakukan untuk mengetahui kelemahan-


kelemahan pelaksanaan kurikulum yang telah ditetapkan. Tujuan utama
evaluasi kurikulum adalah member informasi terhadap pembuat keputusan,
atau untuk penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan
memberikan informasi yang berguna untuk membuat pertmbangan berbagai
alternatif keputusan.6 Jadi evaluasi kurikulum dilakukan untuk memeriksa
kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

C. Tugas dan Peran Kepala sekolah dalam Manajemen Kurikulum

secara umum tugas dan peran kepala sekolah memiliki lima dimensi
kompetensi sebagaimana termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
kompetensi sosial.
Adapun tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan
manajemen kurikulum yang terdapat pada kompetensi managerial, adalah
sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.


2. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
6
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta : Rajawali pers, 2009), h. 11-14

12
3. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah
secara optimal.
4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah manuju organisasi
pembelajaran yang efektif.
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal.
8. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pendirian
dukungan ide, surnber belajar, dan pembinaan sekolah.
9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta
penernpatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
12. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah.
13. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah.
14. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan.
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah.

13
16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjut.7

Selain itu tugas dan peran kepala sekolah yang harus dimiliki berkenaan
dengan manajemen kurikulum, yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala
sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan
dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan tentang manajemen itu
sendiri. Kemampuan dalam mengeloia nanti akan dijadikan sebagai pegangan
cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis sekolah dengan cara
berpikir seorang manajer. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu
memahami bahwa dirinya harus mampu menunjukkan upaya dalam
meningkatlcn output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan
inovasi).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

7
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) h. 17

14
Manajemen kurikulum adalah sebagian suatu sistem pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Adapun Lingkup manajemen kurikulum meliputi Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:
Produktivitas, Demokratisasi, Kooperatif, Efektivitas dan efisiensi, serta
Mengarahkan visi, misi dan tujuan.
Manajeman kurikulum berfungsi untuk: Meningkatkan efesiensi pemanfaatan
sumber daya kurikulum, Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa
untuk mencapai hasil yang maksimal, Meningkatkan relevansi dan efektivitas
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar
peserta didik, Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran, Meningkatkan efesiensi dan efektivitas
proses belajar mengajar, dan Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
membantu mengembangkan kurikulum.

B. Saran
Manajemen kurikulum memiliki peranan penting dalam proses pendidikan
yang diselenggarakan sekolah maupun pemerintah. oleh karena itu hendaknya
baik pihak sekolah maupun pemerintah memperhatikan rambu-rambu dalam
mengambil kebijakan dalam proses terjadinya pendidikan. Selain itu, manajemen
kurikulum hendaknya menjadi pegangan dan pemahaman dalam menerapkan
kurikulum.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2007). Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali pers.

Stoner, James A.F and Charles Wankel. (1986). Manajemen. terj. Wilhelmus w
bakowatun dan Bosco carvallo. Jakarta: CV Intermedia.

Mulyasa. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ahyani, Hisam. (2019). Tugas makalah manajemen kurikulum dan sistem penilaian
pada bidang pendidikan dasar dikdas (online)
https://www.researchgate.net/publication/349074676. diakses pada 3 juni 2022

Upi. (2017). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, Hisam. (2019). Tugas makalah manajemen kurikulum dan sistem penilaian
pada bidang pendidikan dasar dikdas (online)

16
https://www.researchgate.net/publication/349074676. diakses pada 3 juni
2022

Hamalik, Oemar. (2007). Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali pers.

Stoner, James A.F and Charles Wankel. (1986). Manajemen. terj. Wilhelmus w
bakowatun dan Bosco carvallo. Jakarta: CV Intermedia.

Upi. (2017). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

17

Anda mungkin juga menyukai