Disusun oleh :
i
2024/2025
ii
KATA PENGANTAR
Pertama tama kami panjatkan puja dan puji Syukur atas kehadirat Allah
kita bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman teman kami yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “Manajemen
Kurikulum”
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli, Pengertian Manajemen
Kurikulum............................................................................................................3
B. Tujuan Manajemen Kurikulum.....................................................................6
C. Langkah-langkah Manajemen Kurikulum....................................................8
D. Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum.......................................................11
E. Proses Manajemen Kurikulum....................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan sebuah organisasi adalah tentang mencapai tujuan
tertentu. Hal yang sama juga berlaku untuk organisasi yang sangat besar
seperti komunitas sekolah nasional. Untuk mencapai pendidikan harus
dibuat suatu rencana untuk mencapai tujuan, dan pelaksanaannya harus
terorganisir dan terkendali. Itu sebabnya kita perlu tahu tentang apa yang
disebut kurikulum. Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam segala
aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum
dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka tidak
mungkin tercipta suatu kurikulum tanpa memahami konsep-konsep dasar
kurikulum. Pada dasarnya kurikulum adalah suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga
dapat diketahui dengan mengkaji kurikulum lembaga tersebut.
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan
kurikulum. yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya, manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara
mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran
dalam visi dan misi lembaga pendidikan. tidak mengabaikan
kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk
memudahkan mengelola pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi program agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan
efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kurikulum menurut para ahli, pengertian manajemen
kurikulum
2. Tujuan manajemen kurikulum
3. Langkah-langkah manajemen kurikulum
4. Prinsip-prinsip manajemen kurikulum
5. Proses manajemen kurikulum
1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum menurut para ahli, pengertian
manajemen kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen kurikulum
3. Untuk mengetahui langkah-langkah manajemen kurikulum
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen kurikulum
5. Untuk mengetahui proses manajemen kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan
dengan bantuan manusia dan sumber-sumber lainnya.5
2. Pengertian Kurikulum
Pengertian kurikulum dalam bahasa Yunani “curir” yang
berarti pelari atau “curere” yang berarti berpacu.6 Dalam bahasa Arab,
istilah Kurikulum diartikan sebagai Manhaj yang berarti jalan suci atau
jalan segar jalan terang yang telah dilalui manusia dalam medan
kehidupan. Dalam konteks pendidikan, Kurikulum mengacu pada jalan
terang yang dilalui oleh pendidik/guru dan peserta didiknya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. 7
Dasar kurikulum adalah seperangkat rencana mengenai isi, bahan
pelajarn, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar untuk mendidik generasi muda dengan baik
dalam mewujudkan tujuan pendidik yakni mengembangkan potensi
mereka serta menyiapkan mereka dengan baik untuk menjalankan hak,
kewajiban serta tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara8
Menurut Crow, “kurikulum adalah rancangan pengajaran yang
isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis yang
diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program
pendidikan tertentu.”
Menurut Glatthorn, “kurikulum adalah perencanaan yang
disiapkan sebagai pedoman belajar dalam sekolah yang pada umumnya
dimunculkan dalam dokumen dan diterapkan dalam kelas.”9
3. Pengertian Manajemen Kurikulum
5
Muhammad Firdaus, Manajemen Agribisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), halaman 24.
6
Haitami Salim & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2012), halaman 198.
7
Rahmat Hidayat, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru dalam Peningkatan Mutu
Lembaga Pendidikan Islam, (Medan, LPPPI, 2016), halaman 54.
8
Syamsul Maarif, dkk, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press, 2013), halaman 37.
9
Eko supriyanto, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), halaman 48.
4
Istilah manajemen kurikulum berasal dari dua kata, yaitu
manajemen dan kurikulum. Kurikulum memuat segala kegiatan,
pengalaman dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak, baik yang berlangsung di sekolah, di
lingkungan sekolah, maupun di luar sekolah, merupakan tanggung
sekolah agar siswa dapat menguasai keterampilan tersebut. telah
ditentukan.10 Manajemen kurikulum adalah sistem pengelolaan
kurikulum yang disusun secara komprehensif, kooperatif dan sistemik
sebagai salah satu cara agar bisa mencapai tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya dikenal dengan istilah Manajemen Berbasis Sekolah
dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Landasan yang kokoh dan
kuat untuk memperkuat bangunan kurikulum yaitu landasan
manajerial. Oleh karena itu menajemen kurikulum perlu
dikembangkan dalam mengembangkan kurikulum yang telah
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu atau bahkan dalam
penyusunan kurikulum baru.
Menurut George R. Terry & Leslie W. Rue manajemen secara
bahasa adalah pengelolaan atau pengaturan, sedangkan menurut istilah
yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan orang lain
untuk melaksanakan demi mencapai suatu tujuan. 11 Mulyasa
menegaskan, pengelolaan program yang dapat memprediksi citra dan
status masyarakat 10 hingga 20 tahun mendatang dapat meningkatkan
relevansinya dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.12 Dalam
teori manajemen Islam, siapa yang berbuat baik akan mendapat pahala
di dunia dan akhirat. Pahala di dunia antara lain keuntungan materi,
pengakuan sosial, kesehatan psikis, dan di akhirat, kebahagiaan dan
10
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), halaman 24.
11
George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, terj. G.A. Tico Alu, (Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. 8, 2003), halaman 1.
12
Mulyasa, Manajemen, halaman 9.
5
kesejahteraan dari Allah. Kita juga akan diberi imbalan atas niat baik
kita.13
6
pengembangan program selanjutnya. Contohnya di Indonesia, Menteri
Pendidikan sebagai penentu kebijakan kurikulum yang berlaku secara
nasional memiliki ide atau konsep kurikulum yang akan menjadi acuan
tim pengembang kurikulum yang selanjutnya ide-ide tersebut
dituangkan ke dalam kebijakan umum hingga menjadi sebuah dimensi
kurikulum.16
2. Kurikulum sebagai rencana tertulis adalah representasi kurikulum
sebagai gagasan yang diwujudkan dalam bentuk dokumen yang
memuat tujuan, materi, kegiatan, alat, dan jangka waktu. Bermula dari
ide, penyusunan program dalam bentuk rencana akan mengikuti tata
letak dan model ide tersebut. Misalnya saja dikatakan bahwa
pembelajaran melalui metode saintifik lebih efektif dibandingkan
pembelajaran melalui ceramah. Oleh karena itu, dalam kurikulum saat
ini sangat perlu diterapkan metode ini pada pembelajaran semua mata
pelajaran di sekolah.
3. Kurikulum sebagai kegiatan merupakan pelaksanaan kurikulum dalam
bentuk rencana tertulis dan dilaksanakan dalam bentuk pemberian
pembelajaran langsung. Kurikulum yang disusun tidak hanya bernilai
di lingkungan sekolah tetapi juga berpotensi mengembangkan siswa
ketika berada di luar sekolah. Misalnya kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum.
4. Kurikulum sebagai hasil, Terkadang, orang tua sering kali
menggunakan nilai sebagai tolak ukur prestasi akademik siswanya di
sekolah. Namun dalam suatu kurikulum sekolah, hasil merupakan
tujuan utama pendidikan nasional, tidak hanya nilai angka tetapi juga
karakter, sikap, etika dan keterampilan. Contohnya adalah hasil
program dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat 19 bahwa “kurikulum adalah
seperangkat dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
16
Novi Azizah, kurikulum sebagai sebuah ide (Universitas Negeri Yogyakarta, 2021)
7
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
17
Oermar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2010), halaman 171.
18
Kompri, Manajemen Sekolah (Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah), halaman 138.
8
tidak direncanakan sebelumnya, maka penataan pengalaman belajar
yang berbeda tidak akan berjalan lancar dan tidak memberikan hasil
yang diharapkan.16
Perencanaan kurikulum merupakan langkah awal dalam
pengembangan kurikulum ketika pemimpin kurikulum mengambil
keputusan dan melakukan tindakan untuk menghasilkan suatu rencana
yang akan digunakan oleh guru dan siswa. Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 ayat (3),
mengatur bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
menitikberatkan pada karakter menyeluruh. pengembangan
kemahasiswaan dan pembangunan masyarakat dan nasional, ilmu
pengetahuan, kehidupan keagamaan, ekonomi, budaya, seni, teknologi
serta tantangan kehidupan global. Oleh karena itu, kurikulum sekolah
harus memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini dan
menyikapinya dengan menyesuaikan dengan kualitas manusia yang
seharusnya terbentuk pada setiap jenjang pendidikan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Karena menentukan isi materi pembelajaran, cara pengajaran,
jenis pengalaman yang akan diberikan kepada siswa, dan peran
pendidik dan siswa dalam melaksanakan program, maka
pengorganisasian program sangat penting dan ketat. dikaitkan dengan
tujuan pembelajaran. Hal ini karena hal ini menentukan jenis
pengalaman yang akan diterima siswa dan peran pendidik dalam
mengajarkan program tersebut. Tujuan dari organisasi kokurikuler
adalah untuk menanamkan budaya atau sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan kepada siswa. Organisasi
kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan baik secara abstrak
maupun material. Implementasi program tergantung pada guru, kepala
9
sekolah, fasilitas pembelajaran dan orang tua. 19 Pengorganisasian pada
hakikatnya adalah upaya melengkapi rencana yang telah disusun
dengan struktur organisasi pelaksanaannya. Hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pengorganisasian adalah setiap kegiatan harus
menyebutkan dengan jelas siapa yang akan melaksanakannya, kapan
akan dilaksanakan, dan apa tujuannya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah
sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah dapat mencapai
kurikulumnya atau tidak. Proses belajar mengajar akan berlangsung
efektif apabila guru dan kepala sekolah mempunyai rasa tanggung
jawab yang tinggi dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Cara pelaksanaan program merupakan salah satu faktor yang
akan mempengaruhi berhasil tidaknya program bila digunakan sebagai
rencana tertulis. Kegiatan yang disebut implementasi kurikulum adalah
kegiatan yang dimaksudkan untuk mempraktikkan kurikulum (rencana
tertulis) di kelas dan mencapai keberhasilan. Lebih khusus lagi,
implementasi kurikulum adalah proses menyebarkan dan mengubah
pengalaman pendidikan siswa secara keseluruhan.20
4. Evaluasi (controlling)
Evaluasi ini penting dilakukan dengan benar karena bertujuan
untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran tercapai secara efektif
atau tidak. Guru hendaknya menentukan jenis evakuasi apa yang
digunakan dan bagaimana hasil penilaian akan mempengaruhi dan
berdampak pada perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran
selanjutnya.21 Tujuan mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi pentingnya suatu
program dalam konteks tertentu merupakan salah satu fungsi utama
19
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi, (Yogyakarta:
Teras, 2009), halaman 61.
20
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), halaman 24.
21
Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 2, halaman 179-180.
10
evaluasi program. Objektivitas, keadilan, keberlanjutan, dan tanggung
jawab kolektif dan individu merupakan konsep kunci dalam evaluasi
kurikulum.22
Guru merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan dalam merevisi kurikulum dan melaksanakannya dalam
pembelajaran, karena sebaik apapun kurikulum tersebut, jika tidak
didukung oleh pemahaman dan usaha guru maka pelaksanaan program
itu di sekolah akan gagal. dan program akan gagal. bahkan tidak akan
bisa berkembang. Oleh karena itu, keberhasilan implementasi program
memerlukan dukungan guru berkualitas yang mampu menganalisis,
menafsirkan dan memperbarui pesan program untuk setiap siswa.
Selain itu, juga harus ada dukungan kepala sekolah yang profesional,
demokratis, dan transparan.23
22
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), halaman 24
23
Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 2, halaman 181-182
11
pelaksanaannya, sekolah juga harus menunjukkan tanggung jawab
untuk dapat mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, supaya hasil yang diharapkan bisa diperoleh maka dalam
kegiatan manajemen kurikulum semua pihak yang terlibat harus
bekerja sama untuk hal-hal yang positif.
4. Efektivitas dan Efisiensi, manajemen kurikulum dalam rangkaian
kegiatannya harus bisa mempertimbangkan Efisiensi dan efektivitas
untuk mencapai sebuah tujuan kurikulum sehingga kegiatan tersebut
bisa memberikan hasil yang berguna dalam waktu yang relatif singkat.
5. Dengan mengarahkan visi, misi, dan tujuan, manajemen kurikulum
harus mampu mempertegas dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan
kurikulum. Dalam proses pendidikan, pengelolaan program sangatlah
penting agar hasil program dapat lebih efektif, efisien dan optimal
dalam pemanfaatan berbagai sumber dan komponen program.
12
1. Meningkatkan efisien pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat tercapai siswa
tidak hanya melalui kegiatan intra tetapi juga melalui kegiatan ekstra
yang dikelola dengan integritas untuk mencapai tujuan kurikulum
3. Manajemen relevan dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa, kegiatan ini memberi kesempatan dan hasil yang
relevan dengan kebutuhan siswa maupun lingkungan sekitar
4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun siswa dalam pencapai
tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional
dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
saat kegiatan belajar mengajar.
5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas program belajar mengajar,
proses pembelajaran ini dipantau untuk melihat konsistensi antara
program yang direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Peserta
didik serta guru termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif dan efisien, karena adanya dukungan kondisi positif yang
diciptakan dalam pengeloaan kukrikulum
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu
mengembangkan kurikulum, pengelolaan kurikulum secara profesional
dan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar
disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pengembangan daerah
setempat.26
26
Asep Sudarsyah dan Diding Nurdin, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), 192-
193
13
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru
dan peserta didik.27Tahapan proses manajemen kurikulum melalui konteks
Kurikulum Tingkat Satu Pendidikan (KTSP) ada empat tahapan yaitu:
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai:
a) Analisis kebutuhan
b) Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c) Menentukan disain kurikulum
d) Membuat rencana induk (master plan) pengembangan,pelaksanaan,
dan penilaian
2. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah sebagai:
a) Perumusan rasional atau dasar pemikiran
b) Perumusan visi, misi, dan tujuan
c) Penentuan struktur dan isi program
d) Pemilihan dan pengorganisasian materi
e) Pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f) Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar
g) Penentuan cara mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah:
a) Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:
Rencana PelaksanaanPembelajaran)
b) Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
c) Penentuan strategi dan metode pembelajaran
d) Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
e) Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar
f) Petting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian; meliputi langkah-langkah:
terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan
dari kurikulum yangdikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif.
27
Ismail, Manajemen Kurikulum (IAIN Kudus) halaman 16
14
Penilaian program lainnya dapat mencakup konteks, masukan,
proses, produk (CIPP). Penilaian konteks: berfokus pada pendekatan dan
tujuan sistem, kondisi aktual, permasalahan dan peluang. Evaluasi
masukan: Fokus pada kemampuan sistem, strategi untuk mencapai
tujuan, implementasi desain, dan manfaat finansial dari desain. Evaluasi
formatif secara khusus dimaksudkan untuk menginformasikan
pengambilan keputusan pada saat pelaksanaan program. Evaluasi produk
berfokus pada pengukuran pencapaian proses dan akhir program (mirip
dengan evaluasi sumatif).28
28
Regy Prasetya, Aertikel Manajemen Pendidikan Kurikulum.(Universitas Negeri Semarang,
2019) halaman 6-7 1
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembentukan sebuah organisasi adalah tentang mencapai tujuan
tertentu. Hal yang sama juga berlaku untuk organisasi yang sangat besar
seperti komunitas sekolah nasional. Untuk mencapai pendidikan harus
dibuat suatu rencana untuk mencapai tujuan, dan pelaksanaannya harus
terorganisir dan terkendali. Itu sebabnya kita perlu tahu tentang apa yang
disebut kurikulum. Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam segala
aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum
dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka tidak
mungkin tercipta suatu kurikulum tanpa memahami konsep-konsep dasar
kurikulum. Pada dasarnya kurikulum adalah suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga
dapat diketahui dengan mengkaji kurikulum lembaga tersebut.
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum.
yang kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya,
manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan
pendidikan. (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada
lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
lembaga pendidikan. tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.
Prinsip manajemen kurikulum mencakup lima prinsip yaitu 1)
efisiensi, dikaitkan dengan hasil yang dicapai dalam kegiatan kurikulum,
2) demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus didasarkan
pada demokrasi dengan akuntabilitas penuh, 3) kerjasama, yaitu bekerja
sama, dan 4) efektifitas dan efisiensi khususnya dalam kegiatan
pengelolaan kegiatan, program harus membuahkan hasil yang bermanfaat
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang cenderung singkat, dan 5)
mendorong visi, misi, dan tujuan organisasi kurikulum.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk
memudahkan mengelola pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang diawali dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi program agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan
efektif.
16
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
17
DAFTAR RUJUKAN
18
Prasetya, R. (2019). Artikel Manajemen Pendidikan Kurikulum. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Rue, G. R. (2003). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Solihin, I. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Sufyarma. (2004). Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: CV
Alfabeta.
Sulistyorini. (2009). Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras.
Supriyanto, E. (2014). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syafiie, I. K. (2000). Al-Quran dan Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyudin, D. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zaini, M. (2009). Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi.
Yogyakarta: Teras.
19